A.PENDAHULUAN
adalah infeksi dan menjadi resiko kematian tertinggi di seluruh dunia. Meskipun
di Amerika Serikat angka kejadian TB menurun, tetapi penyakit ini menjadi lebih
bahwa 2 milyar orang memiliki TB laten dan global, pada tahun 2009, penyakit
standar hidup (kondisi perumahan, gizi, dan sebagainya) dan kurangnya kemajuan
dalam cara pengobatan. Hasil penelitian FKUI pada tahun tujuh puluhan terhadap
ribuan buruh perusahaan, pegawai kantor, mahasiswa dan pelajar, yang menjalani
cukup tinggi, yaitu sekitar 3% ditemui adanya kelainan yang didiagnosis sebagai
Sequelae Tuberkulosis
pada proses penyembuhan TB. Disebut sebagai sequelae karena terjadi setelah
tersebut berupa chronic respiratory failure (CRF), kor pulmonale dan inflamasi
paru, CRF, hipertensi pulmonal dan dapat terjadi infeksi sekunder paru karena
1
Sequelae TB dapat terjadi pada penderita yang mendapat terapi OAT
maupun tidak. Penderita TB yang diterapi OAT secara DOTS memiliki peluang
5,2 kali lebih besar mengalami kelainan paru dibandingkan dengan penderita laten
timbul pada penderita yang susceptible OAT maupun resisten OAT (MDR-TB).3
sequelae dengan distribusi laki-laki dua kali lebih banyak dibandingkan wanita.
Pasipanodya melaporkan presentase yang lebih banyak yaitu 59% dari 121
TB diantaranya berapa kali terkena TB, rokok, smear, durasi terapi, dan gambaran
parunya. Seorang yang pertama kali terkena TB akan mengalami kelainan paru
sebesar 18% dan akan makin meningkat kelainannya pada episode kedua (27%)
Smear yang positif menunjukkan adanya kuman TB. Makin banyak kuman TB
maka reaksi inflamasi makin hebat dan kerusakan parenkim makin berat.15
Penyakit paru yang luas sebelum mendapatkan terapi OAT, pemanjangan masa
2
terapi, dan sedikitnya perbaikan radiologis setelah terapi OAT merupakan faktor
potent dari IFN memicu terjadinya fibrosis. Pada kondisi penyakit TB yang
patologis.3
kaskade sitokin dan menarik makrofag lain serta sel T menuju tempat infeksi.
Terbentuk eksudasi plasma dan bekuan fibrin. Respons Th2 dapat memperburuk
kaseosa, reaksi sel limfosit, histiosit dan Giant cel yang biasanya diikuti fibrosis
mural. Pada TB post primer penyakit akan terus berkembang, fokus peradangan
dan nekrosis makin meluas dan dapat mencapai saluran napas. Proses terus
berjalan hingga terjadi erosi saluran napas sampai terjadinya robekan pleura yang
3
menyebabkan perubahan patologi dan anatomi yang permanen pada struktur
berbagai protease. Sequelae TB dapat terjadi pada toraks maupun diluar toraks
aneurisma rasmunsen.
mediastinitis fibrotik.
berdahak dan sesak. Sementara yang resisten OAT menyisakan gejala sesak, batuk
berdahak, batuk darah, nyeri dada, gangguan pendengaran, tinnitus, dan badan
4
obstruksi (15%) dan campuran (13%).9 Chung melaporkan kelainan obstruksi
Singla melaporkan kelainan campuran (66%) diikuti restriksi (19%) dan obstruksi
(11%). Naso melaporkan pada penderita MDR-TB mengalami gangguan faal paru
dinding dada (seperti TB kosta, spondilitis TB)4 dan kavitas. Kelainan obstruksi
bronkolitiasis.3
gangguan faal paru berat tampak pada penderita dengan gambaran radiologis yang
berat pula. Ramos membagi foto rontgen toraks menjadi enam zona, yaitu apeks
paru, basal paru dan diantara keduanya masing-masing kanan dan kiri. Gangguan
faal berat tampak pada penderita dengan kelainan radiologis pada tiga zona atau
lebih dengan atau tanpa kavitas. Sebaliknya gambaran radiologis kurang dari itu
menunjukkan hasil faal paru normal. Faktor lain terkait outcome radiologis yaitu
jelek yaitu usia tua, wanita, durasi gejala yang lama, diagnosa yang terlambat,
B. EPIDEMIOLOGI
5
Organisasi Kesehatan memperkirakan bahwa pada tahun 2011, ada 8,7 juta kasus
substansial di seluruh dunia. Tingkat tertinggi (100 / 100.000 atau lebih tinggi)
yang diamati pada sub-Sahara Afrika, India, China, dan pulau-pulau di Asia
Berdasarkan laporan WHO dalam Global Report 2009, pada tahun 2008
China, Afrika Selatan dan Nigeria. Peringkat ini turun dibandingkan tahun 2007
yang menempatkan Indonesia pada posisi ke-3 kasus TB terbanyak setelah India
dan China. 6
C. ETIOLOGI
oleh Mycobacterium tuberculosis (MTB). Kuman batang aerobik dan tahan asam
patogen , tettapi hanya strain bovin dan human yang patogenik terhadap manusia.
Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4 m, ukuran ini lebih kecil dari satu
D. PATOGENESIS
dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara sekitar kita. Partikel
infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada ada
tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalam suasana
lembab dan gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila
6
partikel infeksi ini terisap oleh orang sehat, ia akan menempel pada saluran napas
atau jaringan paru. Partikel dapat masuk ke alveolar bila ukuran partikel <5
mikrometer. Kuman akan dihadapi pertama kali oleh neutrofil, kemudian baru
oleh makrofag. Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag
makrofag. Di sini ia dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Kuman yang
dan disebut sarang primer atau afek primer atau sarang (fokus) Ghon. Sarang
primer ini dapat terjadi di setiap bagian jaringan paru. Bila menjalar sampai ke
pleura, maka terjadilah efusi pleura. Kuman dapat juga masuk melalui saluran
kemudian bakteri masuk ke dalam vena dan menjalar ke seluruh organ seperti
paru, otak, ginjal, tulang. Bila masuk ke arteri pulmonalis maka terjadi penjalaran
E. ANATOMI
Pada minggu ke-4 jaringan epitel pada laring, trachea dan paru mulai
7
Gambar.2 perkembangan traktus respiratorius bagian atas minggu 32
Selama minggu ke-4 dan ke-5, lipatan mesenkim berkembang pada kedua
udara.
2. Periode kanalikular (minggu ke-13-26)
Perkembngan awal bagia respiratorius (pertukaran gas) pada traktus
respiratorius.
3. Periode alveolar (minggu ke-23-8 tahun kehidupan)
Perkembangan alveoli. 9
8
Gambar.4 Tahap perkembangan paru
Apex paru menonjol ke leher. Apex ini dapat di petakan pada permukaan
anterior tubuh dengan membuat garis melengkung dan konveks ke atas, dari
sama, tetapi setinggi cartilago costalis IV margo ini berbelok kelateral dan
berjalan menjauhi pinggir lateral sternum dengan jarak yang berbeda beda untuk
membentuk incisura cardiaca pulmonis sinistri. Incisura ini dibentuk oleh jantung
yang menggeser paru kekiri. Margo anterior kemudian berbelok kebawah dengan
pada linea axilaris media, dan di posterior mencapai costa X pada columna
9
vertebralis. Perlu diketahui bahwa ketinggian margo inferior pulmo berubah
cervicalis VII sampai setinggi vertebra thoracica X dan ter letak sekitar1,5 inci ( 4
menggambar garis dari pangkal spina scapula miring kebawah, lateral , dan
Pada paru kiri, lobus superior terletak diatas dan anterior garis ini, lobus inferior
sampai berpotongan dengan fissura obliqua pada linea axilaris media. Diatas
fissura horizontalis terletak lobus superior dan di bawah garis ini terletak lobus
medius, di bawah dan posterior terhadap fissura obliqua terdapat lobus inferior.
dan pembedahan. Setiap brochus lobaris ( sekunder ) yang berjalan ke lobus paru
masuk ke unit paru yang ssecara struktur dan fungsi adalah indefendent dan
10
Setelah masuk segmenta bronchopulmonalis, bronchus segmentalis segera
membelah. Pada saat bronchi menjadi lebih kecil cartilago berbentuk U yang
ditemui mulai dari trachea perlahan lahan diganti dengan cartilago ireguler yang
lebih kecil dan sedikit jumlahnya, bronchi yang paling kecil membelah dua
memiliki cartilago didalam dindingnya dan dibatasi oleh epitel silindris bersilia.
Jaringan submucosa mempunyai lapisan serabut otot polos melingkar yang utuh.
mempunyai kantong kantong lembut pada dindingnya. Pertukaran gas dan udara
terjadi pada dinding kantong kantong tersebut, oleh karena itu kantong kantong
dengan dinding yang tipis disebut saccus alveolaris. Saccus alveolaris terdiri atas
beberapa alveoli yang terbuka kesuatu ruang. Masing masing alveolus dikelilingi
oleh jaringan kapiler yang padat . pertukaran gas terjadi antara udara yang
terdapat di dalam lumen alveoli , melalui dinding alveoli kedalam darah melalui
sebagai berikut:
Pulmo dextre
2. segmentum posterius
3. segmentum anterius
11
Lobus medius 4. Segmentum laterale
5 . Segmentum mediale
8. . Segmentum basale
Pulmo sinister
2. segmentum anterius
5 . Segmentum superius
F. HISTOLOGI
1. Paru
12
rawan trakea bentuk-c diganti dengan lempeng tulang rawan. Semuantulang
2. Bronkus Intrapulmonar
3. Bronkiolus Terminalis
13
Gambar. 2 bronkiolus terminalis,bronkus intrapulmonar, dinding alveolus.
G. FISIOLOGI
digunakan oleh sel tubuh dan untuk mengeluarkan CO2 yang diproduksi oleh sel.
Respirasi mencakup dua proses yang terpisah tetapi berkaitan : Respirasi Internal
a. Respirasi Internal
molekul nutrien
b. Respirasi Eksternal
pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel tubuh. Respirasi
14
1. Udara secara bergantian dimasukan ke dan dikeluarkan dari paru sehingga udara
(alveolus) paru.
2. Oksigen dan CO2 dipertukarkan antara udara dialveolus dan darah didalam
malah banyak pasien ditemukan TB paru tanpa keluhan sama sekali dalam
1. Demam
mencapai 40-41C. Keluhan ini sangat dipengaruhi berat atau ringannnya infeksi
kuman yang masuk. Serangan demam pertama dapat sembuh sebentar, tetapi
2. Batuk/Batuk Darah
Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus.batuk ini diperlukan untuk
sesak napas. Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang
4. Nyeri Dada
15
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah
5. Malaise
ditemukan berupa anoreksia (tidak ada nafsu makan), badan makin kurus (berat
badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, dan keringat pada malam hari
tanpa aktivitas. Gejala malaise ini makin lama makin berat dan terjadi hilang
6. Wheezing
tuberkulosis lanjut).
7. Dispneu
Dispneu merupakan late symptom dari proses lanjut tuberkulosis paru akibat
I. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan pertama terhadap keadasan umum pasien mungkin
ditemukan konjungtiva mata atau kulit yang pucat karena anemia, suhu demam,
badan kurus atau berat badan menurun. Tempat kelainan lesi TB yang perlu
dicurigai adalah apens paru. Bila dicurigai infiltral yang agak luas, maka yang
akan didapatkan perkusi yang redup dan auskultasi nafas bronkial. Akan
16
didapatkan juga suara nafas tambahan berupa ronchi basah, kasar dan nyaring.
Tetapi bila infeksi ini diliputi oleh penebalan pleura, suara nafasnya menjadi
vesikular melemah. 8
J. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium
Darah
kadang meragukan, hasilnya tidak sensitif dan juga tidak spesifik. Pada saat
tuberkulosis baru mulai (aktif) akan didapatkan jumlah leukosit yang sedikit
meninggi dengan hitung jenis pergeseran ke kiri. Jumlah limfosit masih di bawah
normal. Laju endap darah mulai meningkat. Bila penyakit mulai sembuh, jumlah
leukosit kembali normal dan jumlah limfosit masih tinggi. Laju endap darah mulai
ini dapat menunjukkan proses tuberkulosis masih aktif atau tidak. Kriteria positif
yang dipakai di Indonesia adalah titer 1/128. Pemeriksaan ini juga kurang
mendapat perhatian karena angka-angka positif palsu dan negatif palsunya masih
besar. 8
17
Sputum
sputum, terutama pasien yang tidak batuk atau batuk yang non produktif Dalam
hal ini dianjurkan satu hari sebelum pemeriksaan sputum, pasien dianjurkan
minum air sebanyak + 2 liter dan diajarkan melakukan refleks batuk. Dapat juga
inhalasi larutan garam hipertonik selama 20-30 menit. Bila masih sulit, sputum
dapat diperoieh dengan cara bronkos kopi diambil dengan brushing atau bronchial
washing atau BAL (bronchn alveolar lavage). BTA dari sputum bisa juga didapat
dengan cara bilasan lambung. Hal ini sering dikerjakan pada anak-anak karena
sesegar mungkin.
ditemukan. Kuman bant dapat dkcmukan bila bronkus yang terlibat proses
penyakit ini terbuka ke luar, sehingga sputum yang mengandung kuman BTA
mudah ke luar. Diperkirakan di Indonesia terdapat 50% pasien BTA positif tetapi
kuman tersebut tidak ditemukan dalam sputum mereka. Kritewia sputum BTA
positif adalah bila sekurang-kurangnya ditetnukan 3 batang kuman BTA pada satu
sediaan. Dengan kata lain diperlukan 5.000 kuntan dalam 1 mil sputum. 8
b.Pemeriksaan Radiologi
18
Pemeriksaan Roentgen adalah sangat penting untuk diagnosis tuberkulosis paru.
pada fosto Roentgen tidak terlihat kelainan, maka ini merupakan tanda
gejala.
tuberkulosis yang terpenting adalah bila ada kelainan pada foto Roentgen.
Roentgen).
dan sarang kapur merupakan tanda tenang) memang dapat diperoleh kesan
19
7. Pemeriksaan Roentgen penting untuk dokumentasi, penentuan lokalisasi
9. Pemeriksaan Roentgen tuberkulosis paru saja tidak cukup dan dewasa ini
keharusan, yaitu foto posterior anterior (PA), bila perlu disertai proyeksi-
proyeksi tambahan seperti foto lateral, foto khusus puncak AP-lordotik dan
sebagainya. 2
Pada saat ini pemeriksaan radiologis dada merupakan cara yang praktis
apeks paru (segmen apikal lobus atas atau segmen apikal lobus bawah), tetapi
dapat juga mengenai lobus bawah (bagian inferior) ataau di daerah hilus
yang tidak tegas. Bila lesi sudah diliputi jaringan ikat maka bayangan terlihat
berupa bulatan dengan bafas yang tegas. Lesi ini dikenal sebagai tuberkuloma. 7
20
memainkan gambar sebuah integral yang baik mampu menegakkan
scan. 14
Gambar.2 parenkim TB primer pada orang dewasa. Radiografi dari kiri paru
21
Gambar 3 limfadenopati pada pasien dengan TB primer.rontgen dada
menunjukkan hilus kiri besar dan massa limfadenopati biasanya khas pada pasien
anak. 15
22
Gambar 5 virus Human immunodeficiency (HIV) pasien-seronegative dengan
kiri. 1
23
b
atas (a).Kekeruhan dengan daerah pusat redama tanah kaca yang dikelilingi oleh
a b
Gambar Sebuah tindak lanjut resolusi tinggi CT scan diperoleh tiga bulan setelah
24
Pemeriksaan pertama dengan scan dari tingkat yang sama. Gambar 1b (a) dan
25
Gambar. Pria 28 tahun dengan TB paru, menunjukkan penyebaran
peribronchial
padat.19
K. DIAGNOSIS
diagnosisnya. Menurut American Thoracic Society dan WHO 1964 diagnosis pasti
dalam sputum atau jaringan paru secara biakan. Tidak semua pasien memberikan
sediaan atau biakan sputum yang positif karena kelainan paru yang belum
26
Dalam diagnosis tuberculosis paru sebaiknya dicantumkan status klinis,
yang sesuai dengan gambaran TB aktif, atau 3. Satu sediaan sputumnya positif di
atau pasien dengan satu sediaan dari organ ekstra parunya menunjukkan
27
Pasien yang menghentikan pengobatannya setelah mendapat
Hal lain yang agak jarang ditemukan adalah cryptic tuberculosis. Di sini
kelainan klinisnya sangat minimal (biasanya demam saja dan dianggap sebagai
L. DIAGNOSIS BANDING
proses infeksi dan penyakit lainnya. kondisi yang bisa menyerupai TB paru
satu atau lebih endemik atau oportunistik jamur. infeksi jamur terjadi
28
M. PENATALAKSANAAN
Terapi obat
Pada tahun 1994 CDC (Centers For Disease dan ATS) mempublikasikan
terhadap pengobatan.
2. INH dan rifampisin regimen 9 bulan sensitif pada orang yang
utama.
4. TB resisten banyak obat yang resisten terhadap INH dan
N. KOMPLIKASI
lanjut.
29
1. Komplikasi Dini: Pleuritis, efusi pleura, empiema
2. Komplikasi Lanjut: Obstruksi/sumbatan jalan nafas, Kerusakan
O. PROGNOSIS
pengobatan ideal perlu dilakukan tes kerentanan obat TB. Tuberkulosis adalah
didiagnosis dini dan penatalaksanaan yang sesuai. Namun Jika mycobacteria tetap
30