OLEH
Kelompok
II
1. I Gst Ngr Bagus Widana
2. Ni Putu Yuni Widiastuti
3. Ida Ayu Swanita Trinayani
1506325007
1506325008
1506325009
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
diserahkan. Perlu diperhatikan bahwa pertukaran barang atau jasa dengan sifat
yang serupa tidak dapat dianggap sebagai sumber pendapatan.
8.2
Pengakuan Pendapatan
8.2.1
Penjualan Barang
diakui selama penjual dapat mengetimasi retur dan mengakui liabilitas terkait
dengan andal berdasarkan pengalaman di masa lalu dan faktor-faktor relevan
lainnya.
Ketidakpastian arus masuk manfaaat ekonomi dari transaksi penjualan dapat
terjadi sebelum atau sesudah pendapatan diakui. Jika ketidakpastian diketahui
sebelum pendapatan diakui, misalnya karena belum adanya kepastian bahwa
pemerintah negara lain mengijinkan pembayaran atas ekspor, maka pendapatan
diakui jika terdapat kepastian pembayaran. Namun jika ketidakpastian muncul
seteleh pendapatan diakui, maka jumlah yang tidak tertagih atau jumlah yang
kemungkinan pemulihannya kecil diakui sebagai beban.
Ilustrsi 8.1
Dalam suatu transaksi penjualan yang dilakukan secara kredit dengan lima kali
pembayaran cicilan, barang dikirim kepada pembeli setelah pembayaran cicilan
ke-lima. Kapan pendapatan dapat diakui oleh penjualan?
Jawab:
Pendapatan diakui oleh penjual saat barang dikirimkan. Tetapi jika berdasarkan
pengalaman sebagian besar cicilan akan dibayar, maka pendapatan dapat diakui
pada saat cicilan yang jumlahnya signifikan telah diterima oleh penjual, dan
barang berada ditangan penjual, dapat diidentifikasi dan siap untuk dikirimkan ke
pembeli.
Terkait matching concept, pendapatan dan beban yang terkait dengan perolehan
pendapatan tersebut harus diakui pada periode yang sama. Jika beban terkait tidak
dapat diukur dengan andal, maka pendapatan tidak dapat diakui dan imbalan yang
diterima diakui sebagai liabilitas.
8.2.2 Penjualan Jasa
Penjualan jasa biasanya terkait dengan kinerja entitas atas pekerjaan yang telah
disepakati dalam kontrak, untuk dilaksanakan dalam satu atau lebih dari satu
periode. Jika hasil transaksi dari penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal,
maka pendapatan dari transaksi tersebut diakui dengan metode persentase
penyelesainnya, dimana pendapatan diakui dalam periode akuntansi pada saat jasa
ditunaikan. Hasil transaksi dapat diestimasi dengan andal jika semua kondisi
berikut terpenuhi:
1. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal,
2. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang terkait transaksi akan mengalir
ke entitas pemberi jasa,
3. Tingkat penyelesainnya transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan
andal, dan
4. Biaya yang telah atau akan terjadi (biaya penyelesaian) terkait transaksi
penjualan dapat diukur dengan andal.
Seperti halnya pengaturan pada penjualan barang, jika terdapat ketidakpastian atas
kolektabilitas jumlah yang diakui sebagai pendapatan, maka jumlah yang tidak
tertagih atau jumlah yang kemungkinan pemulihannya kecil diakui sebagai beban.
Estimasi yang andal biasanya dapat dibuat oleh entitas jika dalam transaksi
dengan pihak lain telah tercapai persetujuan sebagai berikut:
1. Hak yang dapat dipaksakan bagi masing-masing pihak atas jasa terkait
2. Imbalan yang dipertukarkan, dan
3. Cara dan persyaratan penyelesaian
Jika hasil transaksi terkait dengan penjualan jasa tidak dapat diestimasi dengan
andal, maka pendapatan yang dapat diakui hanya yang berkaitan dengan beban
yang dapata dipulihkan.
Metode untuk mengukur tingkat penyelesaian transaksi dapat meliputi: survey
pekerjaan yang telah dilaksanakan, perbandingan jasa yang dilakukan samapi
tanggal tertentu dengan total jasa, dan perbandingan biaya yang timbul samapi
tangal tertentu dengan estimasi total biaya. Pembayaran berkala dan uang muka
yang diterima biasanya tidak mencerminkan besarnya jasa yang telah dilakukan.
PSAK juga mengatur bahwa pendapat yang melibatkan sejumlah kegiatan selama
suatu periode dapat diakui secara garis lurus demimalasan praktis, kecuali ada
metde lain yang lebih relevan. Jika suatu kegiatan jauh lebih signifikan
dibandingkan kegiatan lain, maka pendapatan baru diakui saat kegiatan signifikan
tersebut dilakukan.
Ilustrasi 8.2
PT. Secure mengembangkan sistem pengamanan untuk hotel Z. Proses
pengembangan memakan waktu delapan bulan ditambah waktu pendampingan
selama enam bulan. Kapan pendapatan dapat diakui oleh PT Secure?
Jawab:
Biaya pengembangan sistem tersebut diakui sebagai pendapatan sesuai tahap
penyelesaian pengembangan termasuk penyelesaian jasa yang diberikan selama
masa pendampingan.
Kontrak Kontruksi
Menurut PSAK 34, konrak kontruksi adalah suatu kontrak yang di negosiasikan
secara khusus untuk kontruksi suatu aset atau suatu kombinasi aset yang
berhubungan erat satu sama lain atau saling bergantung dalam hal rancangan,
teknologi, dan fungsi atau tujuan pokok penggunaan. Kontrak dapat dibagi
menjadi dua sebagai berikut:
1. Kontrak biaya-plus, yaitu kontrak dimana kontraktor mendapatkan
penggantian untuk biaya-biaya yang telah diizinkan atau telah fitentukan,
ditambah imbalan sebesar persentase tertentu dari biaya atau imbalan
tetap.
2. Kontrak harga tetap, yaitu kontrak dimana kontraktor telah menyetujui
nilai kontrak yang telah ditentukan, atau tarif tetap per unit output yang
dalam beberapa hal tunduk pada ketentua-ketentuan kenaikan biaya.
Metode persentase penyelesaian digunakan dalam mengakui pendapatan dan
beban jika hasil kontrak kontruksi dapat diestimasi dengan andal. Dalam metode
ini, pendapatan dan beban diakui dengan memperhatikan tahap penyelesaian
aktivitas kontrak pada akhir periode pelaporan. Hasil kontrak kontruksi dapat
diestimasi dengan andal dalam kontrak harga tetap, jika semua hal berikut
terpenuhi:
1. Total pendapatan kontrak dapat diukur dengan andal
2. Besar kemungkina manfaat ekonomi terkait kontrak akan mengalir ke
entitas
biaya kontrak sampai periode berjalan dengan estimasi biaya kontrak terakhir.
Tagihan disampaikan sebesar Rp2.000, Rp2.000, dan Rp1.300 pada tahun 1,2, dan
3. Pelanggan membayar jumlah terhutang pada tahun berjalan.
Tentukan laba yang diakui setiap tahunnya dan buatlah jurnal yang diperlukan!
Jawab
Penjualan ticket penumpang dan jasa cargo awalnya diakui sebagai pendapatan
diterima dimuka transportasi. Pendapatan operasional diakui pada saat
penerbangan telah dilakukan. Penjualan didalamnya termasuk juga atas pemulihan
surcharges selama periode berjalan.
Pendapatan jasa perbaikan dan pemeliharaan pesawat atas kontrak jangka pendek
diakui pada saat jasa diserahkan kepada langganan. Pendapatan jasa perbaikan dan
pemeliharaan pesawat atas kontrak jangka panjang diakui dengan menggunakan
mentode persentase penyelesaian.
Pendapatan atas jasa perhotelan, jasa boga, biro perjalanan dan jasa reservasi serta
jasa lain berhubungan dengan penerbangan diakui sebagai pendapatan pada saat
jasa diserahkan.
Pendapatan bungan diakui berdasarkan waktu terjadinya dengan acuan jumlah
pokok terutang dan tingkat bungan yang berlaku.
Penghasilan dividen dari investasi saham diakui pada saat hak menerima dividen
telah ditetapkan. Beban diakui pada saat terjadinya.
8.3
Pengungkapan
poin
dalam
program
tersebut
sebagai
komponem
yang
diidentifikasikan secara terpisah atas nilai penjualan pada saat penjualan awal
sebagai pendapatam yang ditangguhkan yang dicatat dalam liabilitas jangka
pendek lainnya, yang diakui sejalan dengan berlangsungnya masa program
sebagai pendapatan.
Pendapatan dari penjualan kartu pra-bayar (dikenal dengan nama Power card)
oleh pusat hiburan keluarga pada awalnya dicatat sebagai pendapatan diterima
dimuka dan diakui secara proporsional sebagai pendapatan berdasarkan
penggunaan power card sesungguhnya oleh pelanggan. Pendapatan dari penjualan
koin diakui pada saat koin dibeli oleh pelanggan.
Beban diakui pada saat terjadinya
PENJUALAN BERSIH
8.5
Pendahuluan
Perubahan, baik dalam hal kebijakan, estimasi, dan kesalahan mungkin terjadi
pada praktik akuntansi, perubahan atau kesalahan tersebut dapat mempengaruhi
keandalan, relevansi, dan daya banding laporan keuangan entitas. PSAK 25:
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan merupakan
standar akuntansi yang mengatur mengenai hal tersebut.
Kebijakan akuntansi yang diambil perusahan dapat berubah seiring waktu
sehingga memerlukan penyesuaian dalam laporan keuangan. Kesalahan juga dapat
terjadi dalam penerapan kebijakan akuntansi sehingga diperlukan penyesuaian
atas kesalahan periode lalu dalam laporan keuangan. Selain itu kesalahan periode
lalu juga dapat timbul dari kesalahan perhitungan matetatis, kekeliruan (oversight)
atau kesalahan interpretasi fakta, dan perubahan estimasi merupakan penyesuaian
jumlah tercatat aset atau liabilitas, atau jumlah pemakaian periodik aset, yang
dihasilkan dari informasi baru atau perkembangan baru.
Kebijakan Akuntansi
8.5.1 Pemilihan dan Penerapan Kebijakan Akuntansi
Sesuai PSAK 25, kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, peraturan
dan praktik tertentu yang ditetapkan entitas dalam penyusunan dan penyajian
laporan keuangan. Pemilihan kebijakan akuntansi menurut PSAK mengikuti
aturan sebagai berikut:
1. Jika terdapat standar akuntansi keuangan (SAK) yang spesifik untuk
transaksi, peristiwa, atau kondisi tertentu , maka SAK tersebut digunakan
dalam penerapan kebijakan akuntansi dengan mempertimbangkan paduan
aplikasi terkait.
2. Jika tidak ada SAK yang spesifik, maka manajemen menggunakan dalam
pertimbangannya untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan
akuntansi yang menghasilkan informasi yang:
1) Relevan dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh pengguna, dan
2) Andal, dimana laporan keuangan
i.
Menyajikan secara jujur posisi keuangan, kinerja keuangan,
dan arus kas
ii.
iii.
iv.
v.
awal PSAK
Judul PSAK
dilakukan
sesuai
diterapkan.
Sifat dari perubahan kebijakan
akuntansi
Penjelasan ketentuan transisi,
akuntansi
Alasan
yang
kebijakan
memberikan
menjadikan
akuntansi
informasi
baru
yang
yang
jika
dapat
diterpkan.
Untuk periode berjalan dari setiap periode lalu sajian, sepanjang praktis,
jumlah penyesuain untuk setiap item laporan keuangan yang terkena
dampak dan yang terkait laba per saham dasar dan dilusian (jika
praktis.
jika penerapan rerospektif tidak praktis, keadaan yang menyebabkan
ketidakpraktisan serta penjelasan bagaimana dan mulai kapan perubahan
akuntansi diterapkan.
diakui dengan menyesuaikan jumlah tercatat aset, liabilitas, atau ekuitas terkait
pada periode perubahan.
Pengungkapan yang diperlukan atas perubahan estimasi akuntansi tidak
sekompleks perubahan kebijakan. Jika entitas melakukan perubahan estimasi
akuntansi, maka entitas mengungkapkan:
1. Sifat dan jumlah perubahan estimasi akuntansi yang berpengaruh pada
periode berjalan, atau diperkirakan akan berdampak pada periode
mendatang jika praktis untuk mengestimasi dampak di periode mendatang.
2. Ketidakpraktisan dalam mengungkapkan dampak pada periode mendatang
sehingga tidak diungkapkan.
Ilustrasi 8.10
Suatu entitas memiliki mesin yang dibeli pada tanggal 1 Januari 20X0 seharga
Rp100.000.000. mesin tersebut diperkirakan memiliki umur manfaat 10 tahun
dengan nilai sisa Rp10.000.000. pada tanggal 1 Januari 20X3, terjadi perubahan
estimasi, dimana umur manfaat mesin diperkirakan masih tersisa 8 tahun lagi dan
tanpa nilai sisa. Tentukan perlakuan akuntansi yang tepat untuk perubahan ini.
Jawab:
Dengan menggunakan metode garis lurus, jumlah tercatat mesin sebelum
penyusutan tanggal 1 Januari 20X3:
= Rp8.111.111
Tidak diperlukan penyesuaian untuk pencatatan tahun sebelumnya, karena
perubahan estimasi diperlukan prospektif. Namun jika dampak perubahan tersebut
dianggap signifikan, entitas dapat mengungkapkan efek dari perubahan beban
depresiasi atas laba bersih terhadap periode-periode yang terpengaruh.
8.7 Kesalahan
Kesalahan dapat terjadi dalam pengakuan, pengukuran, penyajian, atau
pengungkapan
unsur-unsur
laporan
keuangan
karena
adanya
kesalahan
interpretasi fakta dan keadaan yang ditemui pada tanggal pelaporan. Jika
kesalahan terjadi adalah material, maka laporan keuangan tidak lagi sesuai dengan
PSAK. Kesalahan yang ditemui pada periode berjalan, sebelum laporan keuangan
diterbitkan, harus diperbaiki pada periode tersebut. Namun jika kesalahan material
terjadi pada periode sebelumnya, maka entitas harus mengoreksi kesalahan
tersebut secara retrospektif pada laporan keuangan lengkap pertama yang
diterbitkan setelah kesalahan tersebut ditemukan, dengan cara:
1. Menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode lalu dimana
kesalahan terjadi, atau
2. Jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu yang paling awal, menyajikan
kembali saldo awal aset, liabilitas, dan ekuitas untuk periode lalu yang
paling awal.
Aturan ketidakpraktisan penerapan retrospektif untuk kesalahan serupa dengan
perubahan kebijakan akuntansi. Jika tidak praktis untuk menentukandampak
kesalahan pada periode tertentu dalam informasi komparatif, maka entitas dapat
menyajikan kembali saldo awal aset, liabilitas, dan ekuitas untuk periode paling
awal yang praktis untuk penyajian kembali retrospektif, yang mana bisa jadi
merupakan periode berjalan. Jika tidak praktis, maka entitas dapat menyajikan
informasi komparatif untuk mengoreksi kesalahan secara prospektif dari tanggal
paling praktis.
Jika terjadi kesalahan, selain membuat koreksi pada penyajian, entitas juga harus
mengungkapkan hal-hal berikut:
Laporan keuangan 20X2 perlu disajikan kembali, dan draf 20X3 perlu diperbaiki
sebagai berikut:
Pajak penghasilan
8.9 Pendahukuan
Pajak penghasilan diatur dalam PSAK 46: Pajak Penghasilan. Dalam akuntasi
pajak dikenal istilah pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak kini adalah jumlah
pajak penghasilan terutang atau dilunasi atas laba kena pajak atau rubi pajak untuk
satu periode. Pajak tangguhan dapat berupa aset atau liabilitas pajak tangguhan.
Aset pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan yang dapat dipulihkan di
masa depankarena adanya perbedaan temporer yang dapat dikurangkan,
akumulasi rugi pajak yang belum dikompensasi, dan akumulasi kredit pajak yang
belum dimanfaatkan. Sementara liabilitas pajak tangguhan adalah jumlah pajak
penghasilan yang terutang di masa depan akibat adanya perbedaan temporer kena
pajak.
Perbedaan temporer adalah perbedaan antara jumlah tercatat aset atau liabilitas
pada posisi keuangan dengan dasar pengenaan pajak, merupakan nilai yang terkait
dengan aset atu liabilitas untuk tujuan pajak. Dengan demikian, aset dan liabilitas
menurut pencatatan akuntansi dapat berbeda dengan aset dan liabilitas untuk
tujuan pajak. Laba pun demikian, dimana ada laba akuntasi yang berupakan laba
rugi selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak, dan ada laba kena pajak
atau laba fiskal yang merupakan laba rugi selama satu periode yang dihitung
berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh Otoritas Pajak. Laba fiskal dan/atau
aset dan liabilitas untuk tujuan pajak akan menjadi patokan penghitungan pajak
penghasilan terutang.
Sesuai aturan pajak, pajak penghasilan (pph) ada yangbersifat final. Pph final
adalah pajak setelah pelunasannya, kewajiban pajak telah selesai dan penghasilan
yang dikenakan pph final tidak digabungkan dengan jenis penghasilan lain yang
terkena pajak penghasilan yang bersifat tidak final.
8.9.1 Dasar Pengenaan Pajak
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) secara sederhana merupakan nilai aset dan liabilitas
menurut pajak. DPP aset adalah jumlah yang dapat dikurangkan terhadap setiap
manfaat ekonomi kena pajak yang akan diterima entitas saat pemulihan jumlah
tercatat aset tersebut. Jka manfaat ekonomi tidak dikenakan pajak, maka DPP
sama dengan jumlah tercatat. Contoh:
1. Piutang usaha dengan jumlah tercatat 10. Saat pendapatan usaha terkait
sudah diperhitungkan dalam laba kena pajak, maka DPP piutang usaha
adalah 10.
2. Piutang bunga dengan jumlah tercatat 10. Penghiutngan pajak atas
penerimaan bunga terkait dikenakan atas dasar kas, maka DPP piutang
bunga adalah nihil.
Sementara itu DPP liabilitas adalah jumlah tercatat liabilitas dikurangi setiap
jumlah yang dapat dikurangkan untuk tujuan pajak dikurangi setiap jumlah yang
dapat dikurangkan untuk tujuan pajak terkait liabilitas tersebut dimasa depan.
Contoh, jumlah tercatat suatu liabilitas jangka pendek mencangkup beban yang
masih harus dibayar sebesar 10:
1. Jika beban tersebut akan dikurangkan untuk tujuan pajak atas dasr kas,
maka DPP beban yang masih harus dibayar adalah nihil (jumlah tercatat
10 jumlah yang dapat dikurangkan 10)
2. Jika beban tersebut telah dikurangkan untuk tujuan pajak, maka DPP
beban yang masih harus dibayar adalah 10 (jumlah tercatat 10-julah yang
dapat dikurangkan 0).
8.10 Pengakuan
8.10.1 Pengakuan Pajak Kini dan Pajak Tangguhan
Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai penghasilan atau beban pada
laporan laba-rugi untuk periode berjalan, kecuali jika pajak penghasilan berasal
dari
Transaksi atau kejadian yang diakui diluar laba rugi (yaitu di penghasilan
komprehensif lain atau langsung ke ekuitas) atau (b) kombinasi bisnis. Jika pajak
kini dan pajak tangguhan terkait dengan transaksi yang diakui di penghasilan
komprehensif lain (atau ekuitas), maka pajak tersebut diakui di penghasilan
komprehensif lain (atau ekuitas)
Karena penyusutan akuntansi lebih lambat dari pada penyusutan pajak, maka akan
timbul liabilitas pajak tangguhan, dengan asumsi tarif pajak sebesar 30%, sebagai
berikut
31 Desember 20X1 = 30% X 5 = 1,5
Ilustrasi 8.14
PT. ABC mengakuisisi PT XYZ pada tahun 20X1 dengan membayar kas sejumlah
400. Pada saat akuisisi, posisi keuangan PT XYZ terdiri atas:
a. Persediaan
150
b. Piutang usaha 100
c. Modal saham 250
Nilai wajar persediaan pada saat akuisisi disepakati sebesar 200, tetapi peraturan
pajak tidak mengakui perbedaan nilai wajar dengan jumlah tercatat tersebut,
sehingga hal ini menimbulkan liabilitas pajak tangguhan yang akan meningkatkan
nilai goowill.
Dengan asumsi pajak 30%, maka liabilitas pajak tangguhan yang muncul adalah
sebesar 30% (200-150), dan jurnal untuk mencatat transaksi akuisisi tersebut
adalah sebagai berikut:
Db. Persediaan
200
DB. Piutang Usaha
100
DB. Goodwill
115
Kr. Kas
400
Kr. Liabilitas pajak tangguhan 15
Terkait penilaian kembali aset, revaluasi aset menurut pajak dapat berbeda dengan
revaluasi menurut PSAK. Menurut perpajakan Indonesia, revaluasi aset tetap
dapat dilakukan setiap lima tahun dan tidak merupakan revaluasi menurun. Hal ini
berbeda dengan PSAK 16. Saat merevaluasi aset tetap, entitas di Indonesia perlu
melaporkan ke Direktorat Jenderal Pajak (DJP) agar nilai revaluasi diakui oleh
DJP, jika tidak maka DPP aset akan tetap menggunakan harga perolehan.
Ilustrasi 8.15
PT DEF membeli tanah senilai 2.000 pada tahun 20X1. Tanah tersebut direvaluasi
menjadi 2.100 pada tanggal 31 Desember 20X2, tetapi kenaikan yang sama tidak
dikenakan pada DPP. Hal ini menimbulkan liabilitas pajak tangguhan yang akan
mengurangi surplus revaluasi. Tanah tersebut kemudian dijual pada tahun 20X4
dengan niali 2.250.
Dengan asumsu tarif pajak, jurnal yang diperlukan pada saat revaluasi 20X2 dan
penjualan adalah sebagai berikut:
Pajak terhutang dihitung atas laba berdasarkan DPP, yaitu 250 (2.250 2.000 ).
Sementara itu beban pajak dihitung berdasarkan laba akuntansi, yaitu 150.
Rugi Pajak yang Belum Dikompensasi
Aset pajak tangguhan diakui untuk akumulasi rugi pajak yang belum
dikompensasikan jika besar kemungkinan laba kena pajak dimasa depan akan
memadai untuk dimanfaatkan dengan rugi pajak yang belum dikompensasikan
tersebut. Aturan yang sama berlaku untuk kredit pajak yang belum dimanfaatkan
(unused tax credit). Di Indonesia, jangka waktu kompensasi rugi (tax loss carryforward period) yang timbul dalam satu periode adalah lima tahun.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan apakah laba kena pajak di
masa depan akan memadai untuk dimanfaatkan dengan rugi yang belum
dikompensasikan antara lain adalah sebagai berikut:
1. Apakah entitas memiliki perbedaan temporer yang cukup, yang akan
menghasilkan jumlah kena pajak sebelum kompensasi rugi pajak
kadaluarsa.
perencanaan
pajak
untuk
Beban pajak tangguhan dan beban pajak kini disatukan dalam laporan laba rugi
dan penghasilan komprehensif lain sebagai beban pajak sebesa 3.000
Investasi pada Entitas Anak, Cabang, Entitas Asosiasi, dan Ventura Bersama
Perbedaan temporer mungkin muncul dalam investasi, misalnya dalam kondisikondisi sebagai berikut:
1. Ada laba entitas anak yang tidak didistribusikan.
2. Perubahan nilai tukar mata uang asing, jika entitas anak berada di Negara
yang berbeda.
3. Pengurangan jumlah tercatat investasi menjadi jumlah yang dapat
dipulihkan.
Entitas mengakui liabilitas pajak tangguhan untuk semua perbedaan temporer
kena pajak terkait dengan investasi pada entitas anak, cabang, entitas asosiasi, dan
ventura bersama, kecuali jika )a) entitas induk mampu mengendalikan waktu
pemulihan perbedaan temporer, dan (b) kemungkinan besar perbedaan temporer
diperkirakan tidak akan terpulihkan di masa depan. Sementara itu, entitas harus
mengakui aset pajak tangguhan untuk semua perbedaan temporer yang dapat
dikurangkan yang timbul dari investasi tersebut hanya jika besar kemungkinan
terjadi (a) perbedaan temporer diperkirakan akan terpulihkan di masa depan dan
(b) laba kena pajak akan tersedia dalam k=jumlah memadai sehingga perbedaan
temporer dapat dimanfaatkan.
8.11 Pengukuran
Sesuai PSAK 46, aset atau liabilitas pajak kini, untuk periode kini dan periode
sebelumnya, diukur sebesar jumlah yang diharapkan akan dibayar (direstitusi)
kepada otoritas pajak, yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset
dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang akan
berlaku pada saat aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan. Tarif pajak yang
digunakan dalam penghitungan keduanya dapat merupakan tarif yang telah
berlaku atau yang secara substantif telah berlaku pada periode pelaporan.
Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan harus mencerminkan konsekuensi
pajak sesuai dengan cara yang diharapkan entitas, untuk memulihkan jumlah
tercatat aset atau menyelesaikan jumlah tercatat liabilitas. Aset dan liabilitas pajak
tangguhan tidak boleh didiskontokan. Jumlah tercatat aset pajak tangguhan harus
ditinjau kembali pada akhir periode pelaporan. Jumlah tersebut harus dikurangi
jika besar kemungkinan laba kena pajak tidak lagi memadai untuk
mengkompensasikan aset pajak tangguhan tersebut. Pengurangan tersebut dapat
dibalik jika kemungkinan besar laba kena pajak kembali memadai.
Ilustrasi 8.17
Pada bulan Desember 20X1, tarif pajak diumumkan akan mengalami penurunan,
dari 30% yang berlaku saat ini, menjadi 25% yang akan mulai berlaku tanggal 1
Januari 20X2. PT X membukukan penghasilan kena pajak sebesar 1.000 pada
tahub 20X1. Perbedaan temporer kena pajaknya meningkat sebesar 100 selama
20X1, dimana pada akhir tahun 20X0 jumlahnya adalah 300.
Utang pajak 20X1 dihitung dengan menggunakan tarif 30%, sementara liabilitas
pajak tangguhan yang muncul ditahun 20X1 dihitung dengan tarif 25%. Jurnal
yang diperlukan adalah sebagai berikut:
Db. Beban Pajak
325
Kr. Utang Pajak
300
Kr. Liabilitas Pajak tangguhan
25
Total liabilitas pajak tangguhan pada tanggal 31 Desember 20X1 adalah 115 (30%
X 300 ) + ( 25% X 100 )
8.12 Penyajian
Saling Hapus
Saling hapus antara aset dan liabilitas pajak kini dapat dilakukan hanya jika
entitas
a) Memiliki hak secara hukum untuk melakukan saling hapus,
b) Berniat untuk menyelesaikan dengan dasar neto atau merealisasikan aset
dan menyelesaikan liabilitas bersamaan.
Saling hapus antara aset dan liabilitas pajak tangguhan dapat dilakukan hanya
jika:
a) Entitas memiliki hak secara hukum untuk saling hapus aset dan liabilitas
pajak kini,
b) Aset dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang
dikenakan oleh otoritas pajak atas entitas kena pajak yang sama, atau
entitas kena pajak berbeda, dengan syarat entitas tersebut bermaksud untuk
memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dasar neto atau merealisasikan
8.13 Pengungkapan
Secara umum, pengungkapan yang disyaratkan dalam PSAk 46 adalah sebagai
berikut:
1. Komponem utama beban atau penghasilan pajak diungkapkan secara
terpisah
2. Agregat pajak kini dan pajak tangguhan terkait dengan transaksi-transaksi
yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
3. Jumlah pajak penghasilan yang terkait dengan setiap komponem
penghasilan komprehensif lain.
4. Penjelasan hubungan antara beban atau penghasilan pajak dengan salah
satu atau kedua bentuk berikut:
a) Rekonsilis]asi angka beban (penghasilan) pajak dengan hasil
perkalian laba akuntansi dan tarif pajak yang berlaku
b) Rekonsiliasi angka tarif pajak efektif rata-rata dengan tarif pajak
yang berlaku.
5. Penjelasan mengenai
perubahan
tarif
pajak
yang
berlaku,
dan