DASAR
Oleh : Drs. Sriyadi Purwoko
TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK
SMK NEGERI 7 (STM PEMBANGUNAN) SEMARANG
Disusun oleh : Andika Jaka Saputra (1111468)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya dapat terselesaikan Rangkuman Pembahasan Pelajaran
Rangkaian Listrik Dasar Arus Searah.
Rangkuman ini merupakan kumpulan catatan pelajaran Rangkaian Listrik
Dasar yang disampaikan kepada para siswa Program Keahlian Teknik Instalasi
Tenaga Listrik SMK Negeri 7 Semarang dari tahun ke tahun. Mengingat
pentingnya Ilmu Listrik tentang Rangkaian Listrik Dasar, kami menggunakan
metode penugasan setiap uraian pokok bahasan beserta soal-soal pendukung
agar siswa dapat dan mampu aktif memahaminya.
Pembahasan rangkuman ini akan dilengkapi dengan uraian-uraian
perumusan secara khusus sebagai pemahaman awal sebelum pokok bahasan
baru, misalnya asal mula tahanan seri dan pararel, penandaan rugi tegangan
dan lain-lain. Harapan kami, agar siapa saja yang akan mempelajari ini akan
mendapat kemudahan pemahaman.
Sudah barang tentu masih banyak kekurangan disana-sini, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun kami terima dengan senang hati demi
kesempurnaan selanjutnya. Semoga bermanfaat, terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
c. Kesimpulan ................................................................................... 50
iii
BAB I
PENDAHULUAN
sama besarnya, maka bahan tersebut dikatakan netral. Akan tetapi ada
kemungkinan bagi kita untuk memindahkan elektron-elektron yang dimiliki oleh
suatu bahanketempat lain bisa juga kita menambahkan jumlah muatan elektron
kedalam bahan tersebut. Akibatnya jumlah elektron menjadi tidak sama. Kondisi
ini dikatakan bahan tersebut bermuatan listrik. Selain itu setiap bahan
mempunyai jumlah elektron dari setiap atomnya yang berbeda.
3. Potensial Listrik
Sebuah elemen Volta mempunyai 2 plat (tembaga dan seng) dicelupkan
dalam suatu larutan asalm sulfat (H2SO4) akibat dari reaksi kimia, muatanmuatan elektron yang dimiliki oleh tembaga akan berpindah dan mengendap
pada batang zinc, sehingga batang zinc berkelebihan muatan elektron atau
menjadi bermuatan negatif sedang plat tembaga kekurangan elektron dan
bermuatan positif. Kedua plat tembaga dan zinc itu dikatakan berbeda
muatan/beda potensial (bertegangan).
Potensial pada suatu titik dinyatakan sebagai besarnya kerja (usaha) yang
dilakukan untuk membawa satu satuan muatan positif satu coulomb dari tempat
tak terhingga menuju titik tersebut.
Tegangan listrik dengan satuan volt (V) diambil dari nama Alexander Volta
(1748-1827). 1 volt adalah perubahan energi sebesar 1 joule yang dialami oleh
muatan listrik sebesar 1 coulomb
1 Volt =
4. Tahanan Penghantar
Tahanan listrik dari suatu bahan adalah merupakan angka ketetapan yang
menunjukkan kemampuan menghantarkannya arus elektron. Tahanan atau
sering disebut hambatan / resistor / werstand diberi lambang R dengan satuan
ohm (), diambil dari nama George Simon Ohm (1787-1945)
Contoh :
1) Sebatang penghantar mempunyai panjang 100 m, penampang 4mm2
dengan tahanan jenis 50. Berapa tahanan penghantar dari batang
tersebut?
penyelesaiannya seperti berikut :
Diketahui : l
= 100 m
= 4mm2 = 4.10-6m2
= 50 = 50.10-6. 10-2m
= 50.10-6. 10-2. m
= 50.10-8m
SMK N 7 Semarang | TITL | Rangkaian Listrik Dasar |
Hitung
: Tahanan R!
Jawab
: R
.
.
= 50.102 . 25
= 1250 . 10-2
= 125.10-2
R
= 12,5
= 4mm2 = 4.10-6m2
= 50 = 50.10-6. 10-2m
= 50.10-8m
= 7,5
Hitung : l
Jawab : R
7,5 =
7,5 =
.
.
7,5 = 12,5.102 . l
,
= 60 m
, .
, .
,
,
Tahanan seri
Beberapa buah tahanan dikatakan tersambung seri adalah jika tahanan
dapat
dianalisa
dengan
memperhatikan
perumusan
tahanan
RAB =
Jika penghantar tersebut dari A-B sepanjang l, kita bagi menjadi 3 bagian
masing sepanjang l1 l2 l3, berarti l = l1+l2+l3, maka :
R A-B =
R A-B =
l1+l2+l3
A
.
R A-B = R1 + R2 + R3
b. Tahanan pararel
Tahanan tersambung pararel adalah suatu rangkaian(sambungan) dari
tahanan tahanan yang diletakkan sejajar kemudian setiap ujung dari 2 tahanan
digabungkan. 2 buah tahanan yang tersampung pararel mempunyai tahanan
pengganti (RP)
RP =
RP =
=
.
RP
+
.
.
contoh :
1)
Diketahui : R1 = 4
R2 = 4
R3 = 6
R4 = 6
Hitung
: Tahanan R keseluruhan!
Jawab
:
R
= Rp1 + Rp2
=(
=(
=(
= 2+3
= 5
.
.
)+(
)+(
)+(
d) 13
b) 7
e) 14
c) 9
f ) 17
Jawaban :
a) R = 3
Rp
=
=
=1
Rs
= Rp + R1
= 1+3
Gambar 10
=3
b) R = 7
Gambar 11
10
Rs1 = R1 + R1
Rp =
.
=2+2
=4
=3
Rs2 = Rs1 + Rp
=4+3
=7
c) R = 9
Gambar 12
Rs1 = R2 + R2
Rp =
.
=4+4
=8
=1
Rs2 = Rs1 + Rp
=8+1
=9
d) R = 13
Gambar 13
Rs1 = R3 + R3
Rp =
.
=5+5
= 10
=3
Rs2 = Rs1 + Rp
= 10 + 3
= 13
11
e) R = 14
Gambar 14
Rs1 = R4 + R4
Rp =
Rs2 = Rs1 + Rp
=6+6
= 12
=2
= 12 + 2
= 14
f) R = 17
Gambar 15
Rs1 = R3 + R3 + R3
Rp =
.
=5+5+5
= 15
=2
Rs2 = Rs1 + Rp
= 15 + 2
= 17
12
R1 =
A
l
l1
R
l2
Gambar 16. Perubahan panjang pnghantar akibat perubahan suhu
RP =
RP =
RP =
RP =
R2
R = R2 R1
R =
)
l2
= l1 + l
= l1 + l2
= R1 + R
13
R = R1 . 1 . (t2-t1)
t2 R2
R2
= R1 + R
= R1 + R1 . 1 . (t2-t1)
R2 = R1 { 1 + 1 . (t2-t1)}
t1 R1
R0 = R1 { 1 + 1 . (t0-t1)}
0
R0 = R2 { 1 + 2 . (t0-t2)}
t0 R0
Keterangan :
R0
R1
t0
t1
= R2 R1
14
\
R0
= R0 (1 + 0 . t1) (1 - 1. t1)
=
(1 + 0t1) (1 - 1t1)
= 1 + 0t1
- 1t1
- 1t1
- 1t1
(
1 - 1t1 =
- 1t1
= -1 +
=
1
15
Contoh soal :
Sebuah penghantar pada suhu 00C mempunyai nilai tahanan 20 , jika
koefisien temperetur tahanan pada 00C adalah 0,005. Hitung besarnya tahanan
jika suhu berubah menjadi 300C!
Diketahui
: t0 = 00C
0 = 0,005
R0 = 20
t1 = 300C
Hitung
: R1!
Jawab
: R1 = R0 { 1 + 0 . (t1 t0)}
R1 = 20 { 1 + 0,005 . (30 0)}
R1 = 20 ( 1 + 0,005 . 30)
R1 = 20 ( 1 + 0,15)
R1 = 20 + 3
R1 = 23
16
BAB II
ANALISA RANGKAIAN
1. Hukum Ohm
Hukum Ohm menyatakan bahwa
Perbandingan beda potensial (v) antara 2 titik pada penghantar dengan arus (I)
yang mengalir pada pengantar adalah tetap selama penghantar tidak mengalami
perubahan suhu. Ternyata nilai yang tetap tersebut adalah tahanan (R).
Perhatikan gambar dibawah ini :
a.
17
Perumusan
= .
= .
= .
=
=
=
=
= (
: a) nilai V1!
b) nilai V2!
Jawab
: a)
= I . R1
b)
V1
V2
c) nilai E!
c)
E = I (R1.R2)
=1.3
= 1(3+6)
=3V
=9V
= I . R1
=1.6
=6V
SMK N 7 Semarang | TITL | Rangkaian Listrik Dasar |
18
Contoh Soal :
1)
Gambar 19.
Jawab
: Rs = R1 + R2 + R3 + R4
= 4+3+9+2
= 18
Gambar 20. Penyederhanaan soal diatas
I=
V1 = I . R1
=
=
V2 = I . R2
.4
.3
V3 = I . R3
V4 = I . R4
.9
.2
=1 V
2)
Gambar 21
19
V1 = I . R2
V2 = I . R3
.9
1
= 42 A
.3
1
= 12 A
= I (R1 + R2 + R3)
=
(6 + 9 + 3)
. 18
=9V
b.
Contoh :
Gambar 23.
20
= .
=
=
=
.
=
.
: R1 = 3
R2 = 6
I=1A
Hitung
: a) nilai Rp!
Jawab
: a)
V1
b) nilai I1!
c) nilai I2!
= I . R1
=1.3
=3V
b)
V2
= I . R1
=1.6
=6V
c)
= I (R1+R2)
= 1(3+6)
=9V
21
c.
Penyederhanaan Rangkaian
Beberapa buah tahanan yang terangkai menjadi satu memungkinkan
tersambung seri semua, pararel semua atau gabungan dari sambungan seri dan
pararel. Dari sekian jumlah tahanan yang tersambung dalam saru tangkaian
dapat disederhanakan menjadi sebuah tahanan pengganti.
Langkah penyederhanaan rangkaian, dilaksanakan dengan menghitung
tahanan-tahanan yang tersambung seri atau pararel secara langsung, kemudian
secara bertahap diselesaikan hingga diperoleh sebuah tahanan pengganti.
Rs1
= R1 + R2
Rp1
R AD
= Rs1 + Rp1
Contoh Soal :
1)
2)
Gambar 25
Diketahui : R1 = 9
R2 = 4
R3 = 12
R4 = 6
E =9V
Hitung
22
Jawab
Rp1
=
.
=3
Rs
= R1 + R2
=9+3
= 12
Rp1
=4
Gambar 26. Penyederhanaan Rangkaian
I1 =
.2
=1
=2
I2 =
=
=
. I1
.
A
.I
I4
I3 =
.I
.2
A
. I1
23
2)
Diketahui : R1 = 6
R2 = 12
R3 = 6
1
I1 = 1 2 A
Jawab
Rp =
=
=
=4
Rs = R1 +Rp
=4+6
= 10
I2 =
=
=
xI
1
x 12
I3 =
xI
1
x 12
=1 A
E = Rs x I1
1
=10 x 1 2
= 15 V
24
3)
Diketahui
Diketahui :
R1 = 6
R2 = 2
R3 = 12
R4 = 3
R5 = 6
`````
E = 18 V
Gambar 29
Rp1 =
=
=2
Rs1 = R2 + Rp1
=2+2
=4
Rp2 =
=
=
=3
Rs2 = R1 + Rp2
=6+3
Gambar 30. Penyederhanaan soal rangkaian
=9
25
I1
I2 =
=2 A
1
= 12
I4 =
=
. I1
.2
. I2
1
. 12
=1A
d.
I3
=
=
=
I5 =
. I1
.2
A
. I2
1
. 12
Penandaan rugi tegangan yaitu pemberian tanda (+) atau (-) pada ujungujung tahanan yang dialiri arus dalam suatu rangkaian. Jika dua buah tahanan
tersambung seri dan kemudian dihubungkan dengan sumber tegangan (E) maka
akan mengalirkan arus (I) pada setiap tahanan. Apabilakita kehendaki untuk
mengukur rugi tegangan pada setiap tahanan dengan menggunakan sebuah
Voltmeter maka polaritas voltmeter harus sesuai dengan polaritas ujung-ujung
tahanan. (polaritas = tanda (+) atau (-) pada rangkaian)
Beberapa ketentuan untuk mengetahui polaritas ujung-ujung tahanan atau
pemberian tanda (+) dan (-) terhadap ujung-jung tahanan adalah dengan
pedoman :
26
Dari gambar diatas dapat kita lihat titik A (ujung R1) kedatangan arus (I)
kita beri tanda (+). Sedangkan titik B (ujung R1 lainnya) ditinggalkan arus kita beri
tanda (-). Artinya potensial di titik A lebih positif dari pada potensial di titik B.
sehingga jika harga terukur oleh voltmeter adalah V1 maka VAB = +V1 tetapi VBA
= -V1, jika V1 = 6V maka VAB = +6V tetapi VBA = -6V.
Penandaan rugi tegangan ini akan dapat dipakai sebagai pedoman dalam
penyelesaian soal rangkaian pada teori Loop (rangkaian Tertutup) dan juga pada
penggunaan Hukum Kirchoff. Dari Gambar 31 diatas dapat kita analisa
LOOP ABCDEA
+ IR1 + IR2 E = 0
2. Hukum Kirchoff
Hukum Kirchoff adalah suatu kepastian dalam rangkaian yang dapat
digunakan sebagai pedoman untuk menganalisa suatu rangkaian dalam
menghitung arus cabang rangkaian yang mempunyai lebih dari 2 sumber
tegangan atau lebih dari 2 buah rangkaian tertutup. Hukum Kirchoff
terdapat 2
macam yaitu :
27
a.
aljabar
dari
arus-arus
yang
+I1 + I2 I3 I4 + I5 = 0
b.
Diketahui : R1 = 6
R2 = 3
E = 9V
Dihitung : I?
Dijawab :
Loop ABCDEA = +IR1 + IR2 E = 0
c.
28
Contoh :
1)
Diketahui
: R1 = 6
R2 = 3
R3 = 4
E =6V
Hitung
: I1 , I2 , I3!
Jawab
-I1R1 R3I + E = 0
-6I1 (I1+I2)4 + 6 = 0
-6I1 4I1 - 4I2 + 6 = 0
29
Eliminasi
20I1 + 35I2 - 30 = 0
27I2 18 = 0
I2 =
I2 =
Substitusi I2 ke persamaan 1
-10I1 4I2 + 6 = 0
-10I1 4
-10I1
I = I1 + I2
2
+6=0
3
=0
-10I1 +
=0
I=
I=1A
-10I1 = I1 =
I1 =
Jadi dari rangkaian diatas dapat diperoleh Hasil :
I=1A
I1 =
I2 =
2)
Gambar 34
30
Diketahui : R1 = 6 , R2 = 6 , R3 = 12
E1 = 6 V, E2 = 3 V, E3 = 9 V
Hitung
Jawab
+I1R1 + R2I2 + E2 - E1 = 0
I1.6 + (I1 I3) 6 + 3 - 6 = 0
6I1+ 6I1 6I3 - 3 = 0
12I1 6I3 - 3 = 0 - - - - - - - - - - 1
Eliminasi
30I3 + 18 = 0
30 I3 = -9
9
I3 = 30
3
I3 = 10 A
Substitusi I3 ke persamaan 1
12I1 6I3 - 3 = 0
3
12I1 6 ( 10) - 3 = 0
9
12I1 + 5 - 3 = 0
9
12I1 = 3 - 5
15 9
12I1 = 5 - 5
SMK N 7 Semarang | TITL | Rangkaian Listrik Dasar |
31
12I1 = 5
I2 = I1 - I3
6
5
I1 = 12
I1 =
x
1
I1 = 10 A
I2 =
- (
I1 = 10 A
I2 =
I3 = 10 A
1)
Diketahui : R1 = 6
R2 = 3
E1 = 6 V
E2 = 3 V
Hitung
: I, dengan cara T.
Super Posisi
Gambar 35
32
Jawab :
a. Arus cabang yang dikeluarkan dari E1 adalah I
1
I =
1+ 2
6
= 6+3
6
=9
Gambar 36. Arus I'
2
=3A
3
6+3
=3
9
Gambar 37. Arus I"
=1
A
3
= I + I
=
=
= 1A
2)
Diketahui :
R1= 6 , R2 = 12
R3 = 6 , E1 = 6 V
E2 = 12 V, E3 = 3 V
Gambar 38
33
Hitung :
a) I1, I2, I3 dengan Hukum Kirchoff!
b) I1, I2, I3 dengan Teori Super Posisi!
Jawab:
a) Dengan Hukum Kirchoff
Hukum Kirchoff arus I = 0
Dititik B : +I1 +I2 I3 = 0
I2 = I3 I1
Loop ABEFA =>
+I1R1 - R2I2 + E2 - E1 = 0
I1.6 + (I1 I3) 12 + 9 - 6 = 0
6I1+ 12I1 - 12I3 + 3 = 0
18I1 - 12I3 + 3 = 0 - - - - - - - -1-
- I2R2 + E2 E3 + I3R3 = 0
- 12 (I1 I3) + 9 -3 + 6I3 = 0
-12I1 + 12I3 3 + 6I3 = 0
-12I1 + 18I3 + 6 = 0 - - - - - - -2-
Eliminasi
34
Substitusi I3 ke persamaan 1
12I1 6I3 - 3 = 0
3
12I1 6 ( 10) - 3 = 0
9
12I1 + 5 - 3 = 0
9
12I1 = 3 - 5
15 9
12I1 = 5 - 5
6
12I1 = 5
I2 = I1 - I3
6
5
I1 = 12
I1 =
x
1
I1 = 10 A
- (
I2 =
I1 = 10 A
I2 =
I3 = 10 A
Gambar 39.
Rp
=
=
Rs
= Rp + R1
= 4+6
=4
= 10
I1 =
I2 =
. I1
I3 =
. I1
.
A
35
o E2
Sumber E1 mengeluarkan arus I1, I2, I3
Gambar 40.
Rp
=
=
Rs
= Rp + R2
= 3+12
=3
I2 =
I1 =
= 15
. I1
.
I3 =
=
. I1
.
o E3
Sumber E1 mengeluarkan arus I1, I2, I3
Gambar 41.
36
Rp
=
=
Rs
= Rp + R3
= 4+6
=4
I3 =
=
= 10
I2 =
A
. I1
I1 = I1- I1- I1
I1 =
I1 =
=
. I1
.
I2 = I2- I2- I2
I2 =
- +
=-
I3 = I3- I3- I3
I3 =
=
=
37
Gambar 42. Contoh rangkaian yang harus diselesaikan dengan cara star delta
R2 dan R4
R1, R3, R5
R1, R2, R3
Tersambung Delta ()
R3, R4, R5
Tersambung Delta ()
R2, R3, R4
38
a.
Transformasi - Y
Jika kita mempunyai 3 buah tahanan R1 R2 R3 tersambung dengan titik
sambung 1 2 3, akan kita cari 3 buah pengganti Ra Rb Rc dengan ujung ujung
titik 1 2 3.
TAHANAN
SAMBUNGAN
SAMBUNGAN
PENGGANTI
DELTA
BINTANG
R1-2
R1-2 =
R2-3
R2-3 =
R3-1
R3-1 =
(
(
(
(
(
(
KESIMPULAN
)
)
R1-2 = Ra + Rb
Ra + Rb =
)
)
R2-3 = Rb + Rc
Rb + Rc =
)
)
R3-1 = Ra + Rc
Ra + Rc =
)
)
)
)
)
)
(
(
_ _ _ _ _ _ Persamaan 1
)
_ _ _ _ _ _ Persamaan 2
)
)
_ _ _ _ _ _ Persamaan 3
)
(
(
39
Mencari Ra
Persamaan 1 + Persamaan 3 Persamaan 2
(Ra + Rb) + (Ra + Rc) - (Rb + Rc) =
)
(
)
)
)
1 2+ 2 3+ 1 2+ 1 3 1 3 2 3
1+ 2+ 3
Ra + Rb + Ra + Rc - Rb Rc =
2 Ra =
Ra =
.(
Ra =
_ _ _ _ Persamaan 4
Mencari Rb
Persamaan 1 + Persamaan 2 Persamaan 3
(Ra + Rb) + (Rb + Rc) - (Ra + Rc) =
(
(
(
(
)
)
)
1 2+ 2 3+ 1 3+ 2 3 1 2 1 3
1+ 2+ 3
Ra + Rb + Rb + Rc - Ra Rc =
2 Rb =
Rb =
Rb =
)
(
.
.(
_ _ _ _ Persamaan 5
40
Mencari Rc
Persamaan 2 + Persamaan 3 Persamaan 1
(Rb + Rc) + (Rc + Ra) - (Ra + Rb) =
(
(
)
1 3+ 2 3+ 1 2+ 1 3 1 2 2 3
1+ 2+ 3
Ra + Rb + Rb + Rc - Ra Rc =
2 Rc =
Rc =
Rc
)
(
.
.(
_ _ _ _ Persamaan 6
b.
Transformasi Y -
Jika kita ketahui harga-harga Ra , Rb , Rc yang tersambung star (Y),
kemudian akan kita cari perumusan R1 , R2 , R3 yang tersambung Delta .
Ra =
_ _ _ _ _ _ Persamaan 1
Rb =
_ _ _ _ _ _ Persamaan 2
_ _ _ _ _ _ Persamaan 3
Rc
41
Ra =
R1R2 = Ra( 1 + 2 + 3) _ _ _ _ _ Persamaan 7
Rb =
R2R3 = Rb( 1 + 2 + 3) _ _ _ _ _ Persamaan 8
Rc =
R1R3 = Rc( 1 + 2 + 3) _ _ _ _ _ Persamaan 9
Mencari R1
Persamaan 7 : Persamaan 8
=
R3
Persamaan 9 : Persamaan 8
=
R2
R1
R1
R1Rb
Rc
= Ra(R1 + R2 + R3)
R1Rb R1Rb
1 + Rc + Ra
Rb Rb
= RaR1 1 + Rc + Ra
RaRb RaRb
= R1 Ra + Rc + Ra
= Ra
RaRb RaRb
= Ra + Rc + Ra
RaRb RaRb
= Ra + Rc + Ra
42
=
R1Rb
R1
R
1
=
=
Mencari R2
Persamaan 7 : Persamaan 9
=
=
R3
Persamaan 8 : Persamaan 9
=
=
R1
R2
R2
R2Rc
R2
Rb
= Ra(R1 + R2 + R3)
R2Rc
R2Rc
+ 2 + Ra
Rb
Rc
Rc
= RaR2 Rb + 1 + Ra
= Ra
= R2
RaRc
RaRc
+ Ra + Ra
Rb
+ Ra +
43
R2Rc
R2
MENCARI R3
Persamaan 8 : Persamaan 7
=
=
R1
Persamaan 9 : Persamaan 7
=
=
R2
R3
R3
R3Ra
Rc
R3Ra R3Ra
+ Rc + R3
Rb
Ra Ra
= RbR3 Rb + Rc + 1
= Rb
R3 = R3
R3Ra
R3
= Rb(R1 + R2 + R3)
RaRb RaRb
+ Ra + Rb
Rb
+ Rb
44
Diketahui
R3 = 4 , R4 = 12
R5 = 8 , R6 = 12
R7 = 16 , E = 30 V
Hitung
:I
Jawab
:
.
Ra =
.
Rb =
.
=
2
= 1 22
= 2 22
= 1 11
= 2 11
.
Rc =
=
=
6
= 3 22
3
= 3 11
Rs1
= R1 + Ra
Rs2
= 9 11
Rs3
= 8 + 1 11
Rs1
= R5 + Rb
= 8 + 2 11
Rs2
= 10 11
= R6 + Rc
= 6 + 3 11
Rs3
= 9 11
45
Rp1
=
.
=
Gambar 46
=
=
= 4
= 4
= 9 11 + 4
107
= 9 1177 + 4
+ 16
+ 16
= 29
= 29,9
Gambar 47
=
=
(pembulatan)
= 1,00334
=1A
46
Diketahui
R3 = 4 , R4 = 12
R5 = 8 , R6 = 6
R7 = 16 , E = 30 V
Hitung
:I
Jawab
Ra
R3R4+R3R5+R4R5
R5
4.12+4.8+12.8
R5
48+32+96
8
176
= 8
= 22
Gambar 48. Penyederhanaan rangkaian dari Star
ke Delta
Rb
R3R4+R3R5+R4R5
R3
Rc
R3R4+R3R5+R4R5
R4
4.12+4.8+12.8
4
4.12+4.8+12.8
12
48+32+96
4
48+32+96
12
176
176
= 4
= 12
= 44
= 14 3
= 14,6
Rp1
R2 .Ra
= R2+Ra
=
Gambar 49
Rp2
R6 .Rb
= R6+Rb
=
=4
=5
=4
=5
47
Rs1
= Rp1 + Rp2
=4
+5
=4
+5
=9
= 10 (pembulatan)
Rp3
=
.
,
,
=5
= 6 (pembulatan)
R total
= R1 + Rp3 + R7
= 8 + 6 + 16
= 30
I =
=
=1A
Gambar 50. Penyederhanaan rangkaian
Dari soal soal diatas kita dapat melihat bagaimana kita menyelesaikan
suatu rangkaian dengan menggunakan Delta ke star ( - Y) ataupun
menggunakan Star ke Delta (Y - ).
48
5. Teori Thevenin
Teori Thevenin adalah salah satu cara dalam penyelesaian rangkaian, jika
kita ingin menghitung arus yang mengalir disalah satu tahanan (beban). Teori ini
ditemukan oleh seseorang dengan panggilan Thevenin.
Thevenin menyatakan bahwa, Rangkaian selain beban dapat diganti
engan sebuah tahanan yang disambung seri dengan sebuah sumber tegangan.
Keterangan
: RL
= Tahanan beban
IL
= Arus Beban
Rth
= Tahanan Thevenin
Vth
= Tegangan Thevenin
IL =
Dari gambar diatas kita dapat mencari Rth, Vth dan IL dengan cara
sebagai berikut :
a.
RAB = R4 + Rp1 + R5
49
b.
c.
Kesimpulan
IL =
50
Contoh soal :
Diketahui
: R1 = 6
R3 = 4
R2 = 6
R4 = 3
R5 = 3
RL = 6
E = 12 V
Dihitung
: IL ?
Gambar 52
Jawab
a. Mencari Rth
Rs1
= R1 + R2
=6+6
= 12
Rp1
=
=
=
=3
Rth
= R4 + Rp1 + R5
=3+3+3
=9
51
b. Mencari Vth
Rs1
= R1 + R2 + R3
=6+4+6
= 16
12
= 16
3
=4 A
Vth
= I . R3
=
x4
=3V
Gambar 54. Penyederhanaan rangkaian mencari Vth
c. Kesimpulan
R total = Rth + RL
=9+6
= 15
IL
=
=
=
A
A
52
BAB III
TEORI PELENGKAP
1. Daya Listrik
Daya listrik pada rangkaian arus searah khususnya da gaya listrik pada
umumnya diberi lambang P yang berasal dari kata Power dengan satuan
Watt (w). Dirumuskan sebagai perkalian antara tegangan yang terpasang
pada beban dengan arus yang mengalir pada beban.
P = V. I
Jika kita mempunyai suatu beban (R) dalam suatu rangkaian yang dialiri
arus I pada tegangan v maka :
P = V. I
P = V. I
P = (I.R) I
P=V.
P = I2 R
P=
Gambar 56.
Jadi
dari
penguraian
diatas,
untuk
mencari
Daya
kita
dapat
menggunakan rumus :
P = I2 R
P = V. I
P=
Jika kita perhatikan pada sebuah lampu pijar akan tertulis data tentang
lampu, daya dan tegangannya. Misalkan :
Dalam bohlam apabila dipasang pada teangan yang berbeda maka daya
akn berbeda. Tetapi R (tahanan) tetap. Sebenarnya Daya lampu tergantung
dari harga tegangan (V) dan arusnya (I) dari sebuah lampu yang mempunyai
harga tetap adalah R. Jadi untuk lampu pijar dengan daya 40 watt / 220 V
53
apabila terpasang pada tegangan 110V dan 440V kita harus mencari nilai R
terlebih dahulu, setelah itu menentukan nilai Daya pada tegangan tersebut.
Diketahui
Dihitung
Jawab
R =
=
.
.
x 40
= x 40
= 10 Watt
Nilai P ada tegangan 440V
P =V.I
= V.
= 440.
=
.
.
x 40
= 4 x 40
= 160 Watt
Q=I.t
SMK N 7 Semarang | TITL | Rangkaian Listrik Dasar |
54
A=P.t
Dapat Dijabarkan =>
A = (I.R) I . t
P = I2 R
Energi (A) disini memiliki satuan Joule (Watt Detik). Pada skala yang
lebih besar seringkali dinyatakan dalam satuan Watt Jam/Watt Hours (Wh)
atau Kilo Watt Hours (KWH)
Kerja ini akan diubah menjadi panas dan merupakan kerugian listrik.
Jumlah panas yang dihasilkan adalah :
Dengan
H=
J = 4,186 J/kal
= 4186 J/ Kkal
H=
H=
H=
H=
H=
( . ).
. .
.
,
dan nilai
= 0,24
H= ,
. .
55
Contoh soal :
Sebuah lampu pijar tertulis 100W/220V, dipasang pada tegangan 110V
selama 1 Jam. Hitung jumpah panas yang ditimbulkan serta hitung dayanya!
Diketahui
Lp = 100W/200V
V = 110 V
t = 3600 s
Hitung
: P dan H!
Gambar 57
Jawab :
P =
R =
=
= 484
=
= 25 watt
H = 0,24 . P.t
= 0,24 . 25 . 3600
= 21600 kal
= 21,6 Kkal
mengukur
arus
dan
sebagainya.
Sebuah
alat
ukur
dapat
56
Sebuah kumparan putar dipasang diantara dua kutub magnit utara dan
selatan,
sehingga
jika
keda
ujung
kumpara
dipasag
pada
sumber
tegangan/kumparan dialiri arus listrik maka akan terjadi gaya tolak/gaya tarik
antara kutub magnet dengan kumparan yang akan menyebabkan kumparan
berputar. Putaran kumparan ini dibatasi oleh sebuah pegas, kumparan yang
tersambung langsung
Rd
= 200
Imax = 100A
Hitung
Vmax?
Jawab
Vmax = Imax . Rd
Vmax = 100.10-6 x 200
Vmax = 20.10-3
Vmax = 20 mV
SMK N 7 Semarang | TITL | Rangkaian Listrik Dasar |
57
Kesimpulan :
Kumparan putar ini tidak boleh dialiri arus lebih besar dari Imax. Tetapi
dapat dipakai untuk mengukur arus yang lebih besar.
Jika batas ukur yang kita kehendaki 1mA artinya jarum penunjuk
berhenti pada skala max, arus yang terukur 1mA sedangkan cara
penyambungan Ampermeter adalah tersambung seri dengan beban.
Imax = 100A
= 1 mA
= Rsh. Ish
200.100
= Rsh. 900
20.000
= 900Rsh
= Rsh
22
= Rsh
Rsh
=
=
Rsh =
Rsh =
Jika
=n
n = kelipatan Im terhadap
batas ukur
58
Contoh soal :
Sebuah kumparan putar mempunyai
tahanan dalam Rd = 200. Jarum akan
menyimpang pada skala penuh jika
kumparan dialiri arus max Im = 100A.
Gambar 59
Rancanglah
kumparan
membentuk
sebuah
putar
amperemeter
a. Ish1 = I1 Im
= 500mA 100 A
= 500.000A 100 A
= 499.900A
Rsh1 =
(pendekatan)
Rsh1 =
.
200
Rsh1 = 4999
Rsh1 = 0,04
b. Ish2 = I2 Im
= 1A 100 A
= 1.00.000A 100 A
= 999.900A
Rsh2 =
=
ini
(pendekatan)
Rsh2 =
.
200
Rsh2 = 9999
Rsh2 = 0,02
59
c. Ish3 = I3 Im
= 2,5A 100 A
= 2.500.000A 100 A
= 2.499.900A
Rsh3 =
=
(pendekatan)
Rsh3 =
.
200
Rsh3 = 24999
Rsh3 = 0,008
Kesimpulan gambar :
60
Diketahui :
Rd
= 200
Imax = 100A
V BU = 10V (V BU = V Batas Ukur)
Hitung
Rs?
Jawab
V BU = Im.Rs + Im.Rd
V BU - Im.Rd = Im.Rs
= Rs
Rs =
(
Rs =
Im . Rd = Vmax
Rs =
Rs =
=n
Rs = (n 1) . Rd
Contoh soal :
Sebuah kumparan putar mempunyai tahanan dalam Rd = 200. Jarum
akan menyimpang pada skala penuh jika kumparan dialiri arus max Im =
100A. Rancanglah kumparan putar ini membentuk sebuah Voltmeter
dengan batas ukur a. 30V b.50V c.150V!
61
a. Rs1 = (
=(
- 1) . Rd
=(
Vmax = Im.Rd
= 200. 100.10-6
- 1) . 200
= 2.10-2 V
- 1) . 200
= 1499 x 200
= 299.800
b. Rs2 = (
=(
=(
- 1) . Rd
c. Rs3 = (
- 1) . 200
- 1) . 200
=(
=(
- 1) . Rd
- 1) . 200
- 1) . 200
= 2499 x 200
= 7499 x 200
= 499.800
= 1499.800
Kesimpulan gambar :
62
4. Sambungan Battery
Batrai merupakan sumber tegangan arus searah dengan proses
kimiawi. Ada 2 macam batrai :
o Elemen Kering (Batu Batrai)
o Elemen Basah (Accumulator)
Sebenarnya, batrai merupakan suatu gabungan dari beberapa sumber
pembangkit DC yang kecil yang biasa disebut dengan cell (sel). Besar
kecilnya tegangan batrai bisa diatur dengan menyusun beberapa buah sel
sehingga diperoleh harga tegangan yang dikehendaki. Sebuah batrai
mempunyai kekuatan untuk membangkitkan tegangan yang sering disebut
dengan gaya gerak listrik (E) atau (GGL) dan sebuah tahanan dalam (Rd)
yang tersambung seri.
Beda potensial antara kutub positif dan kutub negatif dari sebuah batrai
disebut dengan Tegangan Jepit (V). Sebuah batrai sebelum dihubungkan
dengan beban tahanan luar (RL) maka besarnya tegangan jepit (V) sama
dengan E (V=E).
63
I (nRd+RL) = n.E
I nRd + IRL= n.E
I RL = nE I nRd
V
= nE n.V
Contoh Soal:
1) 3 buah batrai masing-masing mempunyai E = 2 V, tahanan Rd = 1
dihubungkan seri disambungkan dengan tahanan luar RL= 9 berapa
tegangan jepit V?
64
=
=
V = I . RL
=4
.9
V
Gambar 67.
=
=
=
V = I . RL
=
=1
.8
V
65
Contoh Soal :
3 buah batrai amsing-masing mempunyai GGL (E) = 2 V, Rd = 1 dan
disambung pararel dengan tahanan luar RL, sehingga tegangan jepit yang
terukur V = 1 V. Berapa nilai RL?
SMK N 7 Semarang | TITL | Rangkaian Listrik Dasar |
66
Gambar 69.
V = I. RL
1 =
.RL
1 =
.RL
1 ( + RL) = 2RL
+RL
= 2RL
= 2RL RL
RL
5. Rangkaian Kapasitor
Kapasitor adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi
untuk menyimpan muatan listrik. Secara kontruksinya kapasitor terdiri dari dua
plat logam yang terletak sejajar, antara kedua plat dipisahkan oleh suatu
isolasi yang disebut Dielektrik. Dielektrik ini bisa berupa udara, hampa udara,
kertas, minyak dan lain sebagainya.
67
Simbol dari kapasitor adalah dua garis sejajar pendek yang diberi garus
datar yang diberi lambang C. Jika antara kedua plat dihubungkan dengan
sumber tegangan DC, maka plat yang dihubungkan dengan kutub negatif
sumber tegangan menyimpan muatan negatif atau muatan elektrin pada
seluruh permukaannya. Sedangkan plat yang dihubungkan dengan sumber
tegangan positif akan menyimpan muatan positif pada seluruh permukaannya.
Macam-macam bentuk kapasitor dibuat sesuai dengan kebutuhannya.
Kemampuan kapasitor dalam menyimpan muatan disebut dengan Kapasitas
Kapasitor. Hubungan antara kapasitas kapasitor, jumlah muatan yang
tersimpan oleh kapasitro serta tegangan yang terpasang antara kedua plat
kapasitor yaitu :
Kapasitas kapasitor merupakan perbandingan antara jumlah muatan yang
tersimpan dengan tegangan yang terpasang.
Apabila jumlah muatan yang tersimpan pada kapasitor diberi lambang
Q dengan satuan Coulomb, dan tegangan diberi lambang V dengan
satuan Volt, serta kapasitas kapasitor diberi lambang C dengan satuan
Farad. Maka dapat kita peroleh persamaan :
Keterangan :
C=
Dalam prakteknya, ukuran kapasitor dalam mode yang kecil yaitu micro farad
(F), nano farad (nF), dan pico farad (pF).
68
1.
V = V1 + V2 + V3
2.
Q = Q1 = Q2 = Q3
3.
Cp =
=
C1 =
=>
V1 =
C2 =
=>
V2 =
C3 =
=>
V3 =
Q(
)=Q(
Contoh :
3 buah kapasitor masing masing memiliki nilai C1= 0,5 F , C2= 0,4 F ,
C3= 0,8 F. Disambung seri dan dihubungkan dengan sumber tegangan V
yang menyebabkan V3= 24V. Hitunglah :
a. Kapasitor Pengganti
b. V1, V2, dan V3
Diketahui :
Hitung
: a) Kapasitor Pengganti
b) V1, V2, dan V3
69
Jawab :
a. Kapasitor pengganti
0,5 x 106
+
+
0,4 x 106
0,8 x 106
4x 106F
Cp =
4x 106F
Cp = 0,173 x 10-6F
Cp = 0,173 F
V1 =
=
V1 =
19,2 x 106
0,5 x 106
= 38,4 V
V = V1 + V2 + V3
19,2 x 106
0,4 x 106
= 48 V
= 38,4 + 48 + 24
= 110,4 V
70
tegangan
V,
maka
setiap
kapasitor
Q1
= C1 . V
Q2
= C2 . V
Q3
= C3 . V
Q1 + Q2 + Q3= C1 . V + C2 . V + C3 . V
Q
= C1 . V + C2 . V + C3 . V
Ct. V = C1 . V + C2 . V + C3 . V
Ct. V = ( C1 + C2 + C3 ) V
Ct
= C1 + C2 + C3
: Q1, Q2, Qt
Jawab
: C1=
Q2= C2 x V
Q2= C2 x V
71
V=
V=
15x 10 6
6
2,5 x 10
V=6V
= 3x 10-6 x 6
= 4x 10-6 x 6
= 18x 10-6 C
= 24x 10-6 C
= 18 C
= 24 C
Qt = Q1 + Q2 + Q3
= 15 x 10-6C + 18 x 10-6C + 24 x 10-6 C
= 57 x 10-6 C
= 57C
6. Magnet
Magnet adalah suatu benda yang mempunyai unsur besi/baja yang
dapat menarik besi dengan besar dan jarak tertentu. Menurut asalnya magnet
dibedakan sebagai magnet alam dan magnet buatan.
Menurut kekuatan magnetnya dibedakan sebagai magnet permanen
dan megnet remanen (sementara). Sifat magnet yang paling utama dapat
terpengaruh oleh garis gaya magnet bumi, yaitu jika sebatang magnet
diletakkan dalam posisi lepas bebas mendatar dipermukaan bumi, maka salah
satu dari ujung magnet mengarah ke utara bumi dan ujung yang lainnya
mengarah ke kutub selatan bumi sehingga bagian ujung magnet yang
mengarah ke kutub utara bumi disebut dengan kutub utara dan yang satu
lagi disebut kutub selatan.
Sifat yang lain dari magnet adalah memiliki kekuatan gaya tolak atu
gaya tarik terhadap kutub magnet yang lain, oleh karena kutub utara
dibayangkan mengeluarkan garis gaya magnet dan kutub selatan di tuju garis
gaya magnet.
Gaya tolak atau gaya tarik antara kedua kutub sangat tergantung dari
medium (zat antara) yang ada di antara kedua kutub yang bersangkutan.
Angka ketetapan yang menunjukkan pengaruh kekuatan gaya tolak atau gaya
tarik dari kedua kutub magnet yang dipengaruhi oleh medium disebut
Permeabilitas. Setiap permeabilitas absolut dengan lambang
dibaca
72
adalah
orang
yang
pertama
kali
mengadakan
= 0 x r
.
.
.
F=
H=
.
.
.
.
H=F
Satuan
(N/wb)
73
Contoh:
Sebuah kutub utara mempunyai kuat kutub m = 2
-6
m=2
wb = 2 x 10 wb
r = 1
x 10-7
0 = 4
Jawab
H=
H=
. .( .
.
H=
H=
.
.
.
. .
. .
H=
H=
H= 1000
H=
H= 318
N/wb
74
TAMBAHAN
KUMPULAN SOAL
1. Sebatang peghantar panjang 100m mempunyai tahanan 20 . Erapa
tahanan penghantar sepanjang 20m?
2. Menurut soal nomor 1, jika diketahui sebuah penghantar mempunyai
tahanan 12,5 . Berapa panjang penghantar tersebut?
3. Menurut soal nomor 1, berapa nilai tahanan penghantar setiap 5 meter?
4. Berapa meter panjang penghantar yang diperlukan untuk mendapatkan
tahanan penghantar 14 dari data soal nomor 1?
5. Dua buah tahanan R1 = 6 disambung seri dengan R2 = 3. Kemudian
dipasang pada tegangan 12V DC. Berapa volt beda potensial pada ujungujung R1?
6. Dari data soal nomor 5, berapa rugi tegangan para R2?
7. Berapa arus listrik yang mengalir pada R1 dari data soal nomor 5 diatas?
8. Jika R1 = 6 dan R2 = 12 disambung pararel, kemudian dipasang
pada tegangan E = 12 V, berapa arus yang mengalir di R1?
9. Berapa tahanan pengganti dari kedua tahanan R1 dan R2 dari soal nomor
8 diatas?
10. Berapa arus yang mengalir di R2 dari soal nomor 8 diatas?
11. Jika sebuah penghantar dipanaskan (mengalami perubahan suhu),
apakah akan merubah nilai tahanan penghantar tersebut? Mengapa?
12. Dari soal nomor 11, jika penghantar didinginkan akankah merubah nlai
tahanan penghantar tersebut? Mengapa?
13. Dua buah lampu pijar L1 = 40W/220V, dan L2 = 60W/220V disambung
pararel, kemudian dipasang pada teganga 220V, berapa daya totalnya?
14. Jika kedua lampu soal nomor 13 diatas dipasang pada tegangan 110V,
berapa daya totalnya?
15. Jika sebuah lampu pijar 100W/220V dipasang pada tegangan 110V,
berapa daya totalnya?
16. Dari soal nomor 15. Jika lampu pijar diatas dipasang pada tegagan 440V
berapa daya totalnya?
17. Apa nama alat ukur yang dipakai untuk menguku arus listrik?
SMK N 7 Semarang | TITL | Rangkaian Listrik Dasar |
75
76
: R1 = 6
R2 = 3
R3 = 6
E =9V
77
Hitung
47.
Diketahui : R1 = 6 , R2 = 6 , R3 = 12
E1 = 6 V, E2 = 3 V, E3 = 9 V
Hitung
48.
Diketahui
: R1 = 8 , R2 = 6
R3 = 4 , R4 = 12
R5 = 8 , R6 = 6
R7 = 16 , E = 30 V
49.
50. Dari soal nomor 49, berapa nilai RL jika diketahui ketiga batrai disambung
pararel dengan V = 1?
78