Anda di halaman 1dari 33

TUGAS MAKALAH

TATALAKSANA PENYAKIT AKIBAT KERJA (TPAK)

CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA I.T. DI


KANTOR PT. SILO

PEMBIMBING :
Dr. dr. Dewi S. Soemarko, MS, Sp.Ok

Oleh:
Aisa Tios
NPM : 1506805811
Program Pendidikan Dokter Magister Kedokteran Kerja
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
JAKARTA

DAFTAR ISI

BAB I: PENDAHULUAN....................................................................................................................2
BAB II: STATUS OKUPASI.................................................................................................................4
BAB III: TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................................16
BAB IV: PEMBAHASAN.................................................................................................................. 20
BAB V: KESIMPULAN & SARAN.................................................................................................. 24
BAB VI: DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 25

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) atau Sindroma Terowongan Karpal merupakan sindrom
neuropati tekanan/jebakan (entrapment neuropathy), yang dialami kurang lebih 2.7 5.8% dari
populasi orang dewasa. Sindroma ini terjadi akibat adanya tekanan terhadap nervus medianus
pada saat melalui terowongan karpal (carpal tunnel) di pergelangan tangan sehingga dapat
menyebabkan sensasi nyeri, baal, dan seperti tersengat listrik / tingling.1
Selama tahun 1998, dapat diperkirakan bahwa 3 dari setiap 10.000 pekerja kehilangan
waktu kerjanya yang disebabkan oleh CarpalTunnelSyndrome (CTS).Dari masing-masing
pekerja tersebut, kehilangan lebih dari 10 hari kerja. Rata-rata biaya yang harus dikeluarkan
untuk pengobatan dan hilangnya hari kerja adalah sekitar $30.000 untuk setiap pekerja yang
mengalami CarpalTunnelSyndrome (CTS).
CTS akibat kerja hingga saat ini merupakan salah satu penyakit akibat kerja yang
patogenesisnya belum jelas dan bersifat multifaktorial. Menurut hasil penelitian meta analisis
yang dilakukan pada tahun 2012 dari 37 penelitian antara Januari 1980 sampai dengan
Desember 2009, dengan menggunakan definisi dan kriteria penyakit berdasarkan National
Institute for Occupational Health and Safety didapatkan keterkaitan positif antara Carpal
Tunnel Syndrome (CTS) dengan kekuatan tangan (hand force), repetisi / kegiatan berulang,
penggunaan alat dengan vibrasi, dan postur pergelangan tangan di mana terjadi peningkatan
resiko Carpal Tunnel Syndrome (CTS) kira-kira dua kali lipat.3,4
Penegakan diagnosis okupasi harus dilengkapi dengan anamnesis yang teliti terhadap
keluhan klinis dan riwayat pekerjaan serta detail pekerjaan yang dikerjakan pasien, pemeriksaan
fisik dan inspeksi tempat kerja serta pemetaan potensial bahan berbahaya yang dapat memajan
pekerja. Penatalaksanaan harus dilaksanakan secara menyeluruh dari segi klinis dan okupasi.
3

B. Permasalahan

1. Tujuan Umum
Diketahuinya dan dipahaminya kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) yang
berhubungan dengan pekerjaan serta penatalaksanaannya pada pekerja I.T
(Information Technology) di sebuah perusahaan.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya
penatalaksanaan

dan

dipahaminya

definisi,

etiologi,

patofisiologi,

dan

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) yang berhubungan dengan

pekerjaan.
b. Diketahui dan dipahami pajanan yang dapat mengakibatkan Carpal Tunnel
Syndrome (CTS) yang berhubungan dengan pekerjaan sebagai pekerja I.T
(Information Technology).
c. Diketahui dan dipahami cara menegakkan diagnosis okupasi.
d. Diketahuinya dan dipahaminya penatalaksanaan terhadap Carpal Tunnel
Syndrome (CTS) yang berhubungan dengan pekerjaan pada pekerja I.T
(Information Technology).
3. Manfaat
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat kepada pembaca dalam mengetahui tindakan
preventif terhadap Carpal Tunnel Syndrome (CTS) dalam kegiatan bekerja terutama yang
berkaitan dengan kegiatan pekerja I.T dengan menggunakan komputer.
4

BAB II
STATUS OKUPASI
Berkas Okupasi
Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan : KLINIK PT. SILO
No Berkas
:1
No Rekam Medis
: (-)
Data Administrasi
Tanggal:

15 Februari 2016

Nama
Alamat
No. Telp
Kedudukan dalam Keluarga
Jenis Kelamin
Agama
Pendidikan
Pekerjaan

Status Perkawinan
Kedatangan yang ke
Telah Diobati Sebelumnya
Alergi Obat
Sistem Pembayaran

diisi oleh Nama:

Aisa Tios

NPM/NIP: 1506805811

Tn. OA
Greenbay Apartemen, Pluit
021-6613858
Anak
Laki-laki
Buddha
S1
IT Programmer
Nama Perusahaan : PT. SILO
Jenis : Pertambangan
Lajang
Kunjungan Pertama
Tidak
Tidak
Dibiayai Perusahaan

Data Pelayanan
I. ANAMNESIS (subyektif)
(dilakukan secara autoanamnesis dengan pasien )
A. Alasan kedatangan/keluhan utama :
Nyeri dan kesemutan di tangan kanan dan kiri sejak 1 minggu yang lalu.
B. Keluhan lain /tambahan
Tidak ada
C. Riwayat perjalanan penyakit sekarang:
5

Pasien mengeluh telapak tangan dan jari-jari kanan dan kiri terasa nyeri dan kesemutan
selama 1 minggu. Nyeri dan baal dirasakan terus menerus terutama sebagian telapak tangan dan
di jari-jari jempol sampai jari ke-empat. Dirasakan semakin tidak nyaman terutama ketika
bekerja lama dengan komputer. Tangan kanan dirasa lebih berat daripada tangan kiri. Nyeri
atau baal tidak terasa menyebar sampai lengan atas. Riwayat pengobatan mandiri: Panadol,
tidak teratur, tidak dirasakan membaik. Riwayat trauma sebelumnya tidak ada. Riwayat keluhan
yang sama sebelumnya tidak ada.
Pasien bekerja di PT. SILO sejak 5 bulan yang lalu sebagai IT Programmer yang
tugasnya adalah berpartisipasi dalam pengembangan software di perusahaan. Semenjak bekerja
di PT. SILO, pasien bekerja di kantor rata-rata mencapai 10 jam sehari selama hari kerja Senin
Jumat. Kemudian di hari Sabtu dan Minggu terkadang harus mengejar deadline pekerjaan
sehingga sering kali harus mengambil waktu 3-4 jam per hari di rumah. Dalam bekerja, pasien
menggunakan modalitas komputer (Personal Computer) pada saat di kantor; dan laptop pada
saat di rumah.
Sebelumnya, pasien bekerja di PT. INTECH sebagai IT Staff yang tugasnya adalah
berpartisipasi dalam maintenance hardware dan pengembangan software di perusahaan dengan
porsi pekerjaan 50:50. Bila maintenance hardware, maka pasien akan lebih banyak bergerak
antara satu ruang ke ruang yang lain karena memenuhi panggilan staf kantor yang bermasalah
dengan komputernya atau melakukan setting laptop baru. Bila bekerja dengan komputer, ratarata menggunakan laptop dan jarang menggunakan PC (Personal Computer). Rata-rata di
perusahaan sebelumnya, waktu kerjanya 8 jam sehari di hari kerja. Jarang lembur di akhir
minggu. Pada saat bekerja di perusahaan dulu, tidak pernah mengalami keluhan seperti
sekarang.
Pasien setelah pulang ke rumah biasanya juga mengisi waktu luangnya dengan main
games (game console) selama 2 3 jam dan tidur sekitar jam 12 atau 1 pagi.
D. Riwayat penyakit keluarga:
Riwayat DM/Hipertensi/Jantung/Asma (-)
E. Riwayat penyakit dahulu:
Riwayat maag (+)
Riwayat DM/Hipertensi/Jantung/Asma (-)
Riwayat alergi (-)
Riwayat trauma sebelumnya (-)
F. Riwayat Sosioekonomi dan Kebiasaan
Riwayat merokok (-)
6

Riwayat minum alkohol (-)


Riwayat minum kopi (+) setiap hari 4- 6 cangkir
Riwayat kebiasaan berolahraga : 1-2 kali/bulan. Olahraga lari.
G. Anamnesis Okupasi
1

Tuliskan jenis pekerjaan

Jenis Pekerjaan

Bahan / Material
yang Digunakan

Tempat Kerja
(Perusahaan)

Masa Kerja
(Dalam Bulan/Tahun)

IT Programmer

Komputer / Laptop,
Mousepad, Mouse

PT. SILO

2015 2016
(5 Bulan)

IT Staff

Komputer / Laptop,
Mousepad, Mouse

PT. INTECH

2013 2015
(2 Tahun)

Uraian Tugas

atasan
Briefing dengan
Urutan
kegiatan
(tuliskan urutan
sesuai bagan
alur di no 2)
3

Fisik

Kimi
a

Biol
ogi

Ergonomi
(sesuai Brief
survey)

Gangguan
kesehatan
yang mungkin

Risiko
kecelakaa
n kerja

Psikososi
al

Bahaya Potensial

Bahaya Potensial
20.30 06.00

Mandi, makan buah & sayur, istirahat tidur, main games.

19.30 20.30

Pulang kerja naik motor ke rumah.


Coding, melakukan pekerjaan dengan PC untuk membuat program,
website, dll.

17.30 19.30

17.00 17.30

Istirahat dan makan malam


Coding, melakukan pekerjaan dengan PC untuk membuat program,
website, dll.
Brainstorming dengan team internal.

13.00 17.00

12.00 13.00

ISHOMA
Briefng dengan atasan.
Melakukan pemeriksaan rutin di ruang server. ( termasuk membetulkan/maintenance kabel,
mengangkat perangkat, dan maintenance software)
Coding, melakukan pekerjaan dengan PC untuk membuat program, website, dan lain-lain.

08.00 12.00

07.00 07.40

Berangkat bekerja menggunakan motor

06.00 07.00

Bangun tidur, mandi, sarapan

Urutan
kegiatan
(tuliskan urutan
sesuai bagan
alur di no 2)

Bahaya Potensial

Kimi
a

Risiko
kecelakaa
n kerja

Biol
ogi

Ergonomi
(sesuai Brief
survey)

Melakukan
Bising
pemeriksaan rutin (mesin
di ruang server server),
(termasuk
suhu
membetulkan/mai dingin,
ntenance kabel, (suhu
mengangkat
ruang
perangkat, dan server),
maintenance
radiasi
software)
(monitor
komputer)

Ekstensi wrist
(pergelangan
tangan), duduk
lama
membungkuk,
Angkat barang

Stress kerja Musculoskeletal Tersandung,


Disorder (MSD), kestrum,
Repetitive Strain terpleset,
Injury (RSI),
tertimpa
Gangguan
Pendengaran,
Gangguan
Penglihatan

Coding,
Radiasi melakukan
(Monitor
pekerjaan dengan komputer)
PC untuk
membuat
program, website,
dan lain-lain

Ekstensi wrist
(pergelangan
tangan), duduk
lama
membungkuk.

Stress kerja Musculoskeletal Tersandung,


Disorder (MSD), kesetrum
Repetitive Strain
Injury (RSI),
Gangguan
Penglihatan

4.

Fisik

Gangguan
kesehatan
yang mungkin
Psikososi
al

Hubungan pekerjaan dengan penyakit yang dialami (gejala / keluhan yang ada)

Pasien mengeluh telapak tangan dan jari-jari kanan dan kiri terasa nyeri dan kesemutan selama 1
minggu. Tangan kanan dirasa lebih berat daripada tangan kiri. Pasien bekerja sebagai IT Programmer
terutama bekerja dengan komputer termasuk kegiatan mengetik selama + 9 10 jam per hari atau + 45
50 jam per minggu. Sebelumnya tidak ada riwayat keluhan ini.

5.

Body Discomfort Map:

Keterangan : 1. Tanyakan kepada pekerja atau pekerja dapat mengisi sendiri


2. Isilah : keluhan yang sering dirasakan oleh pekerja dengan memberti
tanda/mengarsir
bagian- bagian sesuai dengan gangguan muskulo skeletal yang dirasakan
pekerja
Tanda pada gambar area yang dirasakan :
Kesemutan = x x x
Pegal-pegal = / / / / /
Baal
= vvv
Nyeri
= ////////

10

6.

BRIEF

SURVEY

11

Berikan tanda pada bagian kanan atau kiri sesuai dengan hasil anamsesis / observasi

Catatan : Nilai High Risk, bila masing-masing bagian tubuh total skore > 2
Cara melakukan penilaian Brief Survey:
1.
Amati gerakan atau tanyakanlah gerakan yang biasa dilakukan pada saat pasien
bekerja.
2.
Cocokan gerakan yang dilakukan sesuai dengan kolom bagian tubuh: tangan dan
pergelangan; siku; bahu; leher; punggung dan tungkai.
3.
Berikan tanda v pada baris sikap, disesuaikan dengan gerakan pada apa (gerakan
yang ditulis sesuai pada no 2.
4.
Mulailah menilai dari tangan dan pergelangan sampai tungkai : tanya atau lihatlah !!
Lihat contoh di bawah ini:
a. Sikap .... berikan tanda v sesuai sikap yang cocok dan yang ada saja. Jangan
lupa, untuk tangan kanan, tanda dituliskan di bagian kanan gambar. Untuk tangan kiri, tanda
diberikan di bagian kiri gambar.
b. Kekuatan, beri tanda : ada tangan menjepit >= 1 kg ? , bila ada, pada tangan
apa ? Beri tanda v pada bagian kanan kalimat tsb, bila ada di tangan kanan
12

c. Lama ,
apa jepitan .=10 detik? , bila ada, pada tangan apa? Beri tanda v
pada bagian kanan kalimat, bila ada di tangan kanan
d. Frekuensi , apa gerakan dilakukan >= 30 kali per menit nya?? Bila ada pada
tangan apa ?? Beri tanda v pada bagian kanan kalimat tsb, bila ada pada tangan kanan
5. Hitunglah : untuk tangan kanan : sikap apa ada tanda v ? , bila ada, maka beri nilai 1 (tak
peduli jumlah gambar yg ditandai)
kekuatan bila ditandai, beri nilai 1
Lama
bila ditandai, beri nilai 1
Frekuensi bila ditandai, beri nilai 1
6. Tulislah pada baris TOTAL, di kolom tangan kanan : nilainya = sikap + kekuatan+ lama +
frekuensi = 1+1+1+1= 4
7. Kesimpulan: Tangan Kanan skorenya = 4 high risk ( karena total score lebih dari 2)
Kesimpulan:
Penilaian untuk pasien
Hand and wrist
: right/left (4/4) high/high
Elbow
: right/left (0/0)
Shoulder
: right/left (2/2) medium
Neck
: high (3)
Back
: medium (2)
Legs
:0

I. PEMERIKSAAN FISIK

13

1. Tanda Vital
a. Nadi
b. Pernafasan

: 82 kali/menit
: 18 kali/menit

2. Status Gizi
a. Tinggi Badan
Lingkar perut

: 171 cm
: 91 cm

c. Tekanan Darah (duduk)


d. Suhu Badan

4. Kelenjar Getah Bening


a.
Leher
b.
Submandibula
c.
Ketiak
d.
Inguinal

Kesadaran menurun
Tidak
Ya
Ya

Tidak Normal
Tidak Normal
Tidak Normal
Tidak Normal

Baik
Baik
Baik
Baik

Tidak baik
Tidak baik
Tidak baik
Tidak baik
mata kanan

a.

Persepsi Warna

Normal

b.

Kelopak Mata

Normal

c.

Konjungtiva

Normal

d. Kesegarisan / gerak bola


mata
e.
Sklera
f.
Lensa mata
g.
Kornea
Bulu Mata
Tekanan bola mata
(tidak diperiksa)
Penglihatan 3
dimensi
(tdk diperiksa)

k.

Visus mata :
tanpa koreksi
20/20

Piknikus

Keterangan

Normal
Normal
Normal
Normal

6. Mata
Ket

j.

Atletikus

jumlah, Ukuran, Perlekatan, Konsistensi

5.
Kepala
a. Tulang
b. Kulit kepala
c. Rambut
d. Bentuk wajah

h.
i.

IMT = 29.1 kg/m2


c. Bentuk badan :
Astenikus

Berat Badan 85 kg

3. Tingkat Kesadaran dan keadaan umum


a. Kesadaran
:
Compos Mentis
b. Kualitas kontak
:
Baik
c. Tampak kesakitan
:
Tidak
d. Gangguan saat berjalan
:
Tidak

: 110/80 mmHg
: 36.5 C

Buta Warna Parsial


Buta Warna Total

mata-kiri

Normal

Buta Warna Parsial


Buta Warna Total
Tidak Normal (odema)

Tidak Normal
(odema)
Hiperemis
Sekret(-)
Pucat
Pterigium
Strabismus

Normal

Normal
tidak
keruh
Normal
Normal
Normal

Ikterik
Keruh
Tidak Normal

Ikterik
Keruh
Tidak Normal

Tidak Normal
Tidak Normal

Normal
tidak
keruh
Normal
Normal
Normal

Normal

Tidak Normal

Normal

Tidak Normal

Normal

Normal

Hiperemis
Pucat

Normal

Strabismus

Sekret (-)
Pterigium

Tidak Normal
Tidak Normal

Dengan koreksi :
20/20
7.Telinga
a. Daun Telinga
b. Liang Telinga

Telinga kanan
Normal
Normal

Tidak Normal
Tidak Normal

Telinga kiri
Normal
Normal

Tidak Normal
Tidak Normal

14

- Serumen

tidak ada

c.

Membrana Timpani

Intak

d.
e.
f.
g.
h.

Test berbisik
Test Garpu tala Rinne
Weber
Swabach
Bing

Normal
Normal
Normal
Normal
Normal

i.

Lain lain .

ada serumen
Menyumbat (prop)
Tidak intak
lainnya
Tidak Normal
Tidak Normal

tidak ada
Intak
Normal
Normal
Normal
Normal

ada serumen
Menyumbat (prop)
Tidak intak
lainnya
Tidak Normal
Tidak Normal

8. Hidung
a. Meatus Nasi
b. Septum Nasi
c. Konka Nasal
d. Nyeri Ketok Sinus
maksilar
e. Penciuman

Normal
Normal
Normal
Normal

Tidak Normal
deviasi ke
Udem lubang hidung ........
Nyeri tekan positif di ..

Normal

9. Mulut dan Bibir


a. Bibir
b. Lidah
c. Gusi
d. Lain-lain

Normal
Normal
Normal
Normal

Tidak Normal
Tidak Normal
Tidak Normal
Tidak Normal
Tidak Normal

10. Gigi dan Gusi


87654321 12345678
87654321 12345678
11. Tenggorokan
a.
Pharynx

Normal

Hiperemis

b.

Tonsil :
Ukuran

Kanan : To T1 T2 T3
Normal Hiperemis

c.

Palatum

Normal
Normal

d.

Lain- lain

12. Leher
a. Gerakan leher
b. Otot leher
c.
d.
e.
f.
g.

Kelenjar Thyroid
Pulsasi Carotis
Tekanan Vena Jugularis
Trachea
Lain-lain : ..

13. Dada
a. Bentuk
b. Mammae
c.

Granulasi
Kiri : To T1 T2 T3
Normal Hiperemi

Tidak

Keterangan
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal

Terbatas
spasme/kontraksi
Tidak Normal
Bruit
Tidak Normal
Deviasi
keterangan

Simetris
Normal

Asimetris
Tidak Normal

Tumor : Ukuran
Letak
Konsistensi

Lain lain

15

14. Paru- Paru dan Jantung


a. Palpasi
b.

Perkusi

Keterangan
Normal
Kanan
Sonor

Tidak Normal
Kiri
Redup

Iktus Kordis
Batas Jantung
c. Auskultasi :
- Bunyi napas
- Bunyi Napas tambahan
Bunyi Jantung

15. Abdomen
a. Inspeksi
b. Perkusi
c. Auskultasi:
d. Hati
e. Limpa
f.

Bising Usus

Ginjal

:
:

Vesikular
tak ada
Wheezing
Normal

Ballotement

h.

Nyeri costo vertebrae

Normal
Normal

Normal
Timpani
Normal
Normal
Normal
Kanan ;
Normal
Tidak
Normal

17. Vertebra

Hipersonor

Brc.vesikular
Ronkhi

Keterangan
Tidak Normal
Redup
Tidak Normal
Tidak normal
Teraba shoeffne ..
Normal
Tidak Normal

Normal
Tidak

Kiri :

Normal
Tidak Normal

Normal
Tidak

Kiri :

Normal
Tidak Normal

Normal

Normal

Tidak Normal

Normal

Tidak Normal Tidak dilakukan

Normal

Tidak Normal Tidak dilakukan

Normal

Tidak Normal Tidak dilakukan

Normal

skoliosis

Lordosis
Kanan
18.Tulang / sendi Ekstremitas atas
Simetri kanan dan kiri
Gerakan
Range of motion:
Abduksi - Neers Test
Adduksi - Hawkins Test
Drop arm test
Yergason Test
Speed test

Vesikular
tak ada
Wheezing
Sebutkan ....

Kiri :

Normal

c Genitalia Eksternal
d. Prostat (khusus Pria)

Redup

Tidak Normal , sebutkan .............


Tidak Normal , sebutkan

Tidak Normal

Kanan ;

16. Genitourinaria
a. Kandung Kemih
b. Anus/Rektum/Perianal

Sonor

Brc.vesikular
Ronkhi

Kanan ;
g.

Hipersonor

Ya
Normal
Normal
Normal
Normal
tidak ada
tidak ada
tidak ada

Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ada
Ada
Ada

lainnya
kiposis
Kiri

Tidak
Normal
Normal
Normal
Normal
tidak ada
tidak ada
tidak ada

Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
ada
ada
ada

16

Tulang
Sensibilitas
Oedema
Varises
Kekuatan otot
Pin Prick Test
Phallen test
Tinnel test
Finskelstein test

Normal
normal
baik
tidak ada
tidak ada
5 / 5./ 5./ 5
tidak ada
tidak ada
tidak ada
tidak ada

Vaskularisasi
kelainan kuku / jari

19.Tulang / sendi Ekstremitas bawah


Simetri kanan dan kiri
Gerakan
Test Laseque
Test Kernique
Test Patrick
Test contrapatrick
Nyeri tekan
Kekuatan otot

tidak
tidak baik
ada
ada
Ada
Ada
Ada
Ada

Normal
normal
baik
tidak ada
tidak ada
5/ 5 / 5./ 5
tidak ada
tidak ada
tidak ada
tidak ada

tidak
tidak baik
ada
ada
Ada
Ada
Ada
Ada

baik
tidak ada

tidak baik
ada

baik
tidak ada

tidak baik
ada

Ya
Normal
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada

Tidak
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada

Tidak
Normal
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada

Tidak
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada

Normal

tidak normal

baik
tidak ada
tidak ada
baik
tidak ada

tidak baik
ada
ada
tidak baik
ada

5 / 5./ 5./ 5
Tulang
Sensibilitas
Oedema
Varises
Vaskularisasi
kelainan kuku / jari

20. Otot motorik (secara keseluruhan)


Trofi
Tonus
Gerakan abnormal

21. Fungsi sensorik dan autonom


Fungsi sensorik
Fungsi autonom

Normal
normal
baik
tidak ada
tidak ada
baik
tidak ada

tidak
tidak baik
ada
ada
tidak baik
ada

Kanan
Normal
Normal
Tidak ada

Normal
Normal

22. Saraf dan Fungsi Luhur


Daya ingat
Segera
Jangka menengah
Jangka pendek
Jangka Panjang
Orientasi
Waktu
Orang
Tempat
Kesan saraf otak:
N I (penciuman)
baik
tidak baik
N II (penglihatan)
baik
tidak baik
N III
baik
tidak baik

baik
baik
baik
baik
baik
baik
baik

tidak normal
tidak normal

tidak normal
tidak normal

Kiri
Normal
normal
Normal
normal
tic
Normal
Normal

tidak
tidak
ataxia
tidak normal
tidak normal

tidak baik
tidak baik
tidak baik
tidak baik
tidak baik
tidak baik
tidak baik
N VII (fascialis)
N VIII
N IX

baik
baik
baik

tidak baik
tidak baik
tidak baik

17

N IV
N V (trigeminus)
N VI

baik
baik
baik

tidak baik
tidak baik
tidak baik

21. Refleks
a. Refleks Fisiologis patella,
lainnya .........
b Refleks Patologis: Babinsky
lainnya

a.

NX
N XI
N XII

baik
baik
baik

kanan

kiri

Normal
Tidak Normal
Negatif
Positif

22. Kulit
Kulit

Normal

b.

Selaput Lendir

Normal

c.
d.

Kuku
Lain lain

Normal

tidak baik
tidak baik
tidak baik

Normal

Tidak Normal
Negatif
Positif

Tidak
Normal
Tidak
Normal
Tidak Normal

23. Status Lokalis:


Tidak ada

Efloresensi dan Lokasi nya

24. Pemeriksaan Fisik Khusus


Tidak ada
25. Resume Kelainan yang Didapat
Phallen Test (+) dan Tinnel Test (+).
IV. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
V. Hasil Body Map
Kesemutan dan nyeri di telapak tangan kanan dan kiri sekitar jari 1 4.
VI. Hasil Brief Survey
Resiko tinggi di tangan dan pergelangan tangan kanan dan kiri dengan gerakan ekstensi dan deviasi
radial dengan durasi > 10 detik dan frekuensi > 30 menit. Resiko sedang di bahu untuk gerakan
18

mengangkat bahu dengan durasi > 10 detik. Resiko sedang di punggung dengan gerakan fleksi
dengan durasi > 10 detik. Dan resiko tinggi di leher untuk gerakan fleksi dengan durasi > 10 detik
dan frekuensi > 2 menit.
VII. Diagnosis Kerja
Carpal Tunnel Syndrome (Klasifikasi Ringan) Manus Dextra dan Sinistra
VIII. Diagnosis Diferensial
Overuse Injury
Median nerve compression at elbow
Flexor carpi radialis tenosynovitis

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) atau Sindroma Terowongan Karpal merupakan sindrom
neuropati tekanan/jebakan (entrapment neuropathy), yang dialami kurang lebih 2.7 5.8% dari
populasi orang dewasa. Sindroma ini terjadi akibat adanya tekanan terhadap nervus medianus pada
saat melalui terowongan karpal (carpal tunnel) di pergelangan tangan sehingga dapat menyebabkan
sensasi nyeri, baal, dan seperti tersengat listrik / tingling.1
Proses patofisiologi Carpal Tunnel Syndrome (CTS) yaitu di mana nervus medianus rusak di
terowongan karpal, dimulai dengan adanya proses demyelinasi diikuti dengan degenerasi aksonal.
Ujung-ujung saraf sensorik pada umumnya yang terkena dampak terlebih dahulu, baru diikuti
dengan ujung-ujung saraf motorik. Penyebab kerusakan masih belum diketahui secara pasti namun
pada umumnya, diperkirakan adanya tekanan terowongan karpal abnormal yang terjadi pada pasien
dengan Carpal Tunnel Syndrome (CTS). Tekanan ini mengakibatkan obstruksi di aliran keluar vena,
tekanan, pembentukan (formasi) udem, dan pada akhirnya kondisi iskemia di saraf. Belum ada
penyebab yang pasti. Sifat dari resiko atau kemungkinan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) dapat
berkembang adalah multifaktorial secara epidemiologis dari kondisi genetik, kesehatan, sosial,
vokasional, avokasional, dan demografik.
Menurut hasil penelitian meta analisis yang dilakukan pada tahun 2012 dari 37 penelitian
antara Januari 1980 sampai dengan Desember 2009, ddengan menggunakan definisi dan kriteria
penyakit berdasarkan National Institute for Occupational Health and Safety didapatkan keterkaitan
positif antara Carpal Tunnel Syndrome (CTS) dengan kekuatan tangan (hand force), repetisi /
19

kegiatan berulang, penggunaan alat dengan vibrasi, dan postur pergelangan tangan di mana terjadi
peningkatan resiko Carpal Tunnel Syndrome (CTS) kira-kira dua kali lipat.3,4
Dalam hal pekerja kantor, menurut penelitian yang dilakukan oleh Mayo Clinic di Amerika,
ditemukan bahwa pengguna komputer lebih dari 7 jam per hari berisiko untuk terkena CarpalTunnel
Syndrome (CTS) atau lebih dari 20 jam per minggu. Disinyalir bahwa semakin tinggi durasi
penggunaan keyboard, semakin rentan seseorang terkena CarpalTunnelSyndrome (CTS).2
Insiden Carpal Tunnel Syndrome (CTS) diperkirakan sebanyak 1 3 kasus per 1000 orang
per tahun. Di Indonesia pada saat ini belum ada data yang cukup jelas untuk insiden Carpal Tunnel
Syndrome (CTS). Pada umumnya, perbandingan populasi wanita dan pria adalah 3 10:1 dan usia
puncak terjadinya Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah 45 60 tahun di mana 10% dari pasien
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) biasanya kurang dari 31 tahun. Obesitas dan kondisi kebugaran
seseorang (fitness) diperkirakan juga ada pengaruh ke meningkatnya insiden Carpal Tunnel
Syndrome (CTS). 5,7
Dalam melakukan diagnosis Carpal Tunnel Syndrome (CTS), penting untuk mengetahui
riwayat pasien. Gejala yang sering muncul adalah rasa baal dan kesemutan di mana gejala tersebut
terjadi secara tidak terus menerus (intermittent) dan berkaitan dengan aktivitas tertentu seperti
menyetir, membaca surat kabar, melukis, merajut. Ada pula gejala kurang kuat nya genggaman,
cenderung untuk menjatuhkan barang dari genggaman tangannya. Keluhan biasanya dirasakan di
permukaan tangan (palmar) dari jari kesatu dan keempat (dalam hal ini adalah distribusi sensorik
nervus medianus). Selain keluhan sensorik, pasien juga sering merasakan nyeri yang dapat menjalar
ke lengah bawah.1,5
Pemeriksaan fisik dapat dengan melakukan pemeriksaan sensorik dengan menggunakan 2
points discrimination test ataupun pinprick sensation. Pemeriksaan motorik untuk melihat apakah
adanya wasting dan kelemahan di otot LOAF (L = First and second lubricals, O = Opponens
policis, A = Abductor pollicis brevis, F = Flexor pollicis brevis). Beberapa pemeriksaan khusus
walaupun disinyalir memiliki sensitivitas dan spesifitas yang rendah seperti Hoffman-Tinel Sign,
Phalen Sign yang memiliki 80% spesifisitas tetapi sensitivitas rendah, Carpal Compression Test di
mana sensitivitas sampai dengan 89% dan 96% spesifisitas, Square Wrist Sign dengan 70%
sensitivitas dan spesifisitas.1,5
Untuk pemeriksaan penunjang, tidak ada pemeriksan darah khusus maupun pemeriksaan
radiologis yang dapat dilakukan secara rutin. Namun, pemeriksaan dengan modalitas
electromyography (EMG) dan nerve conduction studies (NCS) dianggap sebagai cara yang lebih
20

disarankan untuk mendiagnosis Carpal Tunnel Syndrome (CTS). 1,5


Klasifikasi penyakit di Carpal Tunnel Syndrome:1
Klasifikasi

Ringan

Sedang

Berat

Durasi

<1 tahun

Two-point

Kelemahan

discrimination

(weakness)

test
Normal

Absen

<1 tahun - >1

Kemungkinan

tahun

abnormalitas

> 1 tahun

Abnormalitas

Minimal

Ada

Atrofi

Absen

Minimal

Ada

Electromyograph

Nerve Conduction

y (EMG)

Studies (NCS)

Tidak ada

Tidak ada

denervasi

penurunan kecepatan

Tidak ada

ringan
Tidak ada

denervasi ringan

penurunan kecepatan

Ada denervasi

ringan
Ada penurunan
kecepatan signifikan

Penatalaksanaan untuk Carpal Tunnel Syndrome (CTS) dibagi menjadi:


1.
a.
i.

1,5

Program rehabilitasi fisik


Terapi fisik
Program olahraga aerobik (fitness) dan penurunan berat
badan namun dengan ketentuan beberapa olahraga tertentu seperti bersepeda

dan jenis lain yang membebani pergelangan tangan sebaiknya dihindari.


ii.
Program fisioterapi seperti dengan menggunakan shortwave diathermy (SWD) untuk Carpal Tunnel Syndrome ringan dan sedang
b.

dapat memiliki manfaat jangka pendek.


Terapi okupasi
i.
Splinting pergelangan tangan yang digunakan selama
minimal 3 4 minggu untuk penatalaksanaan awal. Penggunaan setiap hari
dinilai memiliki outcome yang lebih baik dibandingkan hanya penggunaan
pada malam hari.

21

Figure 1 Wrist Splinting1

ii.

Penatalaksanaan ergnomi yang secara tradisional


disarankan tidak memiliki bukti ilmiah yang cukup bahwa manfaatnya

signifikan.
2.
Penatalaksanaan medikamentosa
Kortikosteroid oral dapat memberikan manfaat jangka pendek. Pemberian nonsteroidal anti inflammatory (NSAID) atau Cyclooxygenase-2 inhibitors (COX-2)
sebagai analgesik dan untuk mengurangi peradangan dapat disarankan. Sedangkan
untuk penggunaan vitamin B6 (Pyridoxine) tidak bermanfaat. Diuretik dapat diberikan
bila ada penampakan udem di sekitar terowongan karpal (karena meningkatkan
3.

tekanan dalam terowongan karpal).


Penatalaksanaan Bedah
Pada pasien yang tidak membaik dengan penanganan konservatif atau yang klasifikasi
nya adalah Carpal Tunnel Syndrome (CTS) berat maka dapat disarankan untuk
penanganan bedah.
Pada dasarnya, Carpal Tunnel Syndrome (CTS) berkembang dari waktu ke waktu dan

bila dibiarkan dapat berkembang menjadi kerusakan saraf permanen. Pada umumnya, 90% Carpal
Tunnel Syndrome (CTS) memiliki respon baik terhadap penatalaksanaan konservatif. Bila ada pasien
dengan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) yang memiliki penyakit lain seperti diabetes, fraktur tulang
pergelangan tangan, maka prognosisnya biasanya lebih buruk dibaningkan yang tidak1

22

BAB IV
PEMBAHASAN
1.Diagnosis klinis
Dasar diagnosis klinis:
Anamnesa, Pemeriksaan Fisik,
Pemeriksaan Penunjang, Body
Map Discomfort, dan Brief
Survey.

Carpal Tunnel
Syndrome -Manus Dextra
dan Sinistra
Anamnesis:
Pasien mengeluh
telapak tangan dan jarijari kanan dan kiri terasa
nyeri dan kesemutan

Obesitas Grade I

Sebelum masuk kerja, pasien


mengaku juga sudah berlebih
berat badannya. IMT sekitar 25
kg/m2.

selama 1 minggu. Nyeri


dan baal dirasakan terus
menerus terutama
sebagian telapak tangan
dan di jari-jari jempol
sampai jari ke-empat.
Dirasakan semakin tidak
nyaman terutama ketika
bekerja lama dengan
komputer. Tangan kanan
dirasa lebih berat
daripada tangan kiri.
23

Nyeri atau baal tidak


terasa menyebar sampai
lengan atas. Riwayat
pengobatan mandiri:
Panadol, tidak teratur,
tidak dirasakan
membaik. Riwayat
trauma sebelumnya
tidak ada. Riwayat
keluhan yang sama
sebelumnya tidak ada.
Pasien bekerja di
PT. SILO sejak 5 bulan
yang lalu sebagai IT
Programmer yang
tugasnya adalah
berpartisipasi dalam
pengembangan software
di perusahaan.
Semenjak bekerja di PT.
SILO, pasien bekerja di
kantor rata-rata
mencapai 10 jam sehari
selama hari kerja Senin
Jumat. Kemudian di
hari Sabtu dan Minggu
terkadang harus
mengejar deadline
pekerjaan sehingga
sering kali harus
mengambil waktu 3-4
jam per hari di rumah.
Dalam bekerja, pasien
menggunakan modalitas
24

komputer (Personal
Computer) pada saat di
kantor; dan laptop pada
saat di rumah.
Sebelumnya,
pasien bekerja di PT.
INTECH sebagai IT
Staff yang tugasnya
adalah berpartisipasi
dalam maintenance
hardware dan
pengembangan software
di perusahaan dengan
porsi pekerjaan 50:50.
Bila maintenance
hardware, maka pasien
akan lebih banyak
bergerak antara satu
ruang ke ruang yang
lain karena memenuhi
panggilan staf kantor
yang bermasalah dengan
komputernya atau
melakukan setting
laptop baru. Bila
bekerja dengan
komputer, rata-rata
menggunakan laptop
dan jarang
menggunakan PC
(Personal Computer).
Rata-rata di perusahaan
sebelumnya, waktu
kerjanya 8 jam sehari di
25

hari kerja. Jarang


lembur di akhir minggu.
Pada saat bekerja di
perusahaan dulu, tidak
pernah mengalami
keluhan seperti
sekarang.
Pasien setelah
pulang ke rumah
biasanya juga mengisi
waktu luangnya dengan
main games (game
console) selama 2 3
jam dan tidur sekitar
jam 12 atau 1 pagi.
Pemeriksaan Fisik:
Tanda vital dalam batas
normal, Berat Badan 85 kg,
Tinggi Badan 171 cm, BMI
29.1 kg/m2
Pemeriksaan
tulang/sendi ekstremitas atas:
Phallen Test (+) dan Tinnel Test
(+)
Hasil Body Discomfort
Map:
Kesemutan dan nyeri di
telapak tangan kanan dan kiri
sekitar jari 1 4.
Hasil Skor Brief Survey:
26

Resiko tinggi di tangan


dan pergelangan tangan kanan
dan kiri dengan gerakan
ekstensi dan deviasi radial
dengan durasi > 10 detik dan
frekuensi > 30 menit. Resiko
sedang di bahu untuk gerakan
mengangkat bahu dengan durasi
> 10 detik. Resiko sedang di
punggung dengan gerakan
fleksi dengan durasi > 10 detik.
Dan resiko tinggi di leher untuk
gerakan fleksi dengan durasi >
10 detik dan frekuensi > 2
menit.
2.Pajanan di tempat kerja
termasuk faktor fisik, kimia,
biologi, dan ergonomi.

3.Evidence Based pajanan


dengan diagnosis klinis

Faktor fisik: bising, radiasi,


suhu dingin.

Faktor fisik: bising, radiasi,


suhu dingin.

Faktor kimia: tidak ada

Faktor kimia: tidak ada

Faktor biologi: tidak ada

Faktor biologi: tidak ada

Faktor ergonomi: ekstensi wrist


(pergelangan tangan), duduk
lama membungkuk, angkat
barang

Faktor ergonomi: ekstensi wrist


(pergelangan tangan), duduk
lama membungkuk, angkat
barang

Faktor psikososial: stress kerja


Pajanan yang terjadi di pasien
ini adalah: wrist posture yang
tidak baik dengan berdasarkan
hasil skor dari brief survey;
durasi yang dialami selama 5
bulan terakhir dengan konsisten
bekerja di depan komputer
selama >20 jam per minggu.

Faktor psikososial: stress kerja


Publikasi sebuah penelitian
yang mencakup 9.1 juta
partisipan dari 199 negara
dalam durasi 28 tahun)
menegaskan bahwa terjadinya
peningkatan penyakit obesitas.
Pada umumnya, obesitas bukan

Menurut hasil penelitian meta


analisis yang dilakukan pada
tahun 2012 dari 37 penelitian
antara Januari 1980 sampai

penyakit okupasi tetapi


ditemukan beberapa hal bahwa
1) Obesitas menyebabkan
27

dengan Desember 2009,


ddengan menggunakan definisi
dan kriteria penyakit
berdasarkan National Institute
for Occupational Health and
Safety didapatkan keterkaitan
positif antara Carpal Tunnel
Syndrome (CTS) dengan
kekuatan tangan (hand force),
repetisi / kegiatan berulang,
penggunaan alat dengan vibrasi,
dan postur pergelangan tangan
di mana terjadi peningkatan
resiko Carpal Tunnel Syndrome
(CTS) kira-kira dua kali lipat.3,4

turunnya kesejahteraan dan

Dalam hal pekerja kantor,


menurut penelitian yang
dilakukan oleh Mayo Clinic di
Amerika, ditemukan bahwa
pengguna komputer lebih dari 7
jam per hari berisiko untuk
terkena CarpalTunnel
Syndrome (CTS) atau lebih dari
20 jam per minggu. Disinyalir
bahwa semakin tinggi durasi
penggunaan keyboard, semakin
rentan seseorang terkena
CarpalTunnelSyndrome
(CTS).2

meningkatnya berat badan dan

Berat badan (obesitas) dan


sedentary life style juga dikenal
sebagai salah satu faktor resiko
untuk Carpal Tunnel Syndrome
(CTS).1,5,7

kematian. 2) Obesitas
menyebabkan pembiayaan yang
besar akibat penyakit yang
terkait dengan obesitas 3)
Obesitas dapat menurunkan
tingkat produktivitas pekerja
dan meningkatkan perlunya
untuk manajemen disabilitas
dan pendukung lain 4)
Lingkungan kerja mungkin
dapat berkontribusi kepada
obesitas. Dalam meta analisis
ini, dugaan bahwa berat badan
berlebih dan obesitas berkaitan
dengan stress di pekerjaan,
bekerja dengan shift, dan jam
kerja panjang.8 Penelitian tahun
2014 untuk pekerja di Amerika
Serikat menunjukkan 27.7% di
kategori obesitas terutama
untuk mereka yang bekerja >40
jam per minggu dan paparan ke
lingkungan kerja yang hostil.
Yang paling banyak terjadi di
industri kesehatan, administrasi
publik seperti arsitektur dan
engineering, pelayanan
komunitas, administrasi kantor.
Pasien bekerja dengan
komputer, duduk lama dengan
durasi kerja 10 12 jam per
28

hari, dan tidak melakukan


exercise/olahraga (sedentary
lifestyle) serta dibebani dengan
stress kerja. Kesemuanya ini
berpengaruh ke berat badan
yang bersangkutan.

4.Jumlah/Durasi Pajanan
Masa kerja
Jumlah jam
terpajan/hari
Konsentrasi pajanan

5 bulan

5 bulan

10 jam/hari, 5 hari kerja; 2-3


jam/hari di akhir minggu.

10 jam/hari, 5 hari kerja; 2-3


jam/hari di akhir minggu.

6. Faktor lain di luar pekerjaan

Ada kebiasaan main games


(console) untuk mengisi waktu
luang selama 2-3 jam per hari;
mengendarai motor + 80 menit
setiap hari.

Ada kebiasaan main games

7.Diagnosis okupasi

a
b
c
d
1.

Carpal Tunnel Syndrome


(Klasifikasi Ringan) Manus
Dextra dan Sinistra Penyakit
Akibat Kerja

(console) untuk mengisi waktu


luang selama 2-3 jam per hari;
mengendarai motor + 80 menit
setiap hari.
Obesitas Grade I Penyakit
Diperberat Pekerjaan

VIII. KATEGORI KESEHATAN (pilih salah satu)


Kesehatan baik (sehat untuk bekerja = physical fitness),
Kesehatan cukup baik dengan kelainan yang dapat dipulihkan (sehat untuk bekerja dengan catatan)
Kemampuan fisik terbatas untuk pekerjaan tertentu
Tidak fit dan tidak aman untuk semua pekerjaan
IX. PROGNOSIS
Klinik : ad vitam
ad sanasionam
ad fungsionam

: bonam
: bonam
: bonam

2.Okupasi (bila ada d/ okupasi) : bonam


X. PERMASALAHAN PASIEN & RENCANA PENATALAKSANAAN

29

No

.1.

Jenis
permasalahan
Medis & non
medis dll)

Rencana Tindakan (materi & metoda)


Tatalaksana medikamentosa,
non medika mentosa(nutrisi, olahraga,
konseling dan OKUPASI)

Target
waktu

Carpal Tunnel Tatalaksana medikamentosa:


4-8
Syndrome Manus
1.
Asam Mefenamat 3x1 (setelah minggu
Dextra dan
makan)
Sinistra
2.
Dexamethasone 0.5 mg 3x1
(setelah makan)
Dengan observasi gejala dan kontrol
mingguan untuk level nyeri pasien serta
tapering untuk dosis kortikosteroid. (Selama
1 -2 minggu)

Hasil yang diharapkan

Gejala pasien dapat


berkurang dan diharapkan
dapat melakukan
aktivitasnya dengan baik
tanpa menggunakan wrist
support.
Mencegah kejadian CTS
berulang.

Tatalaksana non-medikamentosa:
1.
Menggunakan
wrist splinting selama bekerja.
2.
Konseling:
a.
Berusaha untuk
mempertahankan posisi netral
pergelangan tangan.
b. Modifikasi bentuk keyboard
dengan menggunakan yang lebih datar.
c.
Istirahat berkala dan latihan
stretching dan strengthening.
3.
Terapi Rehabilitasi:
a.
Konsul fisioterapi dengan
menggunakan Short-wave diathermy.
b.
Konsul gizi ataupun dokter
spesialis olahraga untuk program
penurunan berat badan / exercise.

30

2.

Obesitas Grade I Tatalaksana medikamentosa: tidak ada


Tatalaksana non-medikamentosa:
1. Konseling ke individu untuk
pentingnya menjaga berat badan,
penyakit obesitas dan hubungannya
dengan meningkatnya resiko untuk
penyakit lain terutama penyakit
kardiovaskular dan metabolik.
2. Rujukan ke spesialis gizi dan spesialis
kedokteran olahraga bila diperlukan
untuk mengatur pola gizi dan
pengarahan pola exercise yang baik.
3. Rujukan lebih lanjut untuk melakukan
Medical Check Up berkaitan dengan
kesehatan kardiovaskular dan
metabolik dan anamnesis lebih lengkap
untuk riwayat yang berkaitan.

3 bulan
1. Munculnya kesadaran
untuk menjaga berat
badan demi kesehatan.
2. Penurunan berat badan
0.5 1 kg/minggu sampai
mencapai berat ideal yaitu
antara 54 69 kg.
3. Tercapainya kebiasaan
berolahraga / exercise
sebanyak 4 -5
kali/minggu.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan:

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) atau Sindroma Terowongan Karpal merupakan sindrom
neuropati tekanan/jebakan (entrapment neuropathy), yang dialami kurang lebih 2.7 5.8%
dari populasi orang dewasa. Sindroma ini terjadi akibat adanya tekanan terhadap nervus
medianus pada saat melalui terowongan karpal (carpal tunnel) di pergelangan tangan

sehingga dapat menyebabkan sensasi nyeri, baal, dan seperti tersengat listrik / tingling.
Patofisiologi dari Carpal Tunnel Syndrome (CTS) masih belum diketahui dengan pasti.
Didapatkan keterkaitan positif antara Carpal Tunnel Syndrome (CTS) dengan kekuatan
tangan (hand force), repetisi / kegiatan berulang, penggunaan alat dengan vibrasi, dan postur
pergelangan tangan di mana terjadi peningkatan resiko Carpal Tunnel Syndrome (CTS) kira-

kira dua kali lipat.


Diagnosis okupasi Carpal Tunnel Syndrome (CTS) ditegakkan melalui 7 langkah diagnosis.
Penatalaksanaan diagnosis okupasi adalah dengan penatalaksanaan diagnosis klinis dan
penatalaksanaan okupasi. Penatalaksanaan diagnosis klinis menggunakan sarana diagnostik

dan/atau terapeutik medikamentosa/non-medikamentosa.


Penatalaksanaan okupasi dengan melakukan intervensi pada lingkungan kerja.
31

Saran kepada pekerja:

Memeriksakan sedini mungkin keluhan yang terjadi berulang sebelum terjadinya

komplikasi/gangguan fungsi.
Mengenali potensi bahaya pada bidang pekerjaannya.
Berusaha untuk meminimalisasi pajanan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Cestia K. Carpal Tunnel Syndrome - American Family Physician [Internet]. Aafp.org. 2016 [cited
30 March 2016]. Available from: http://www.aafp.org/afp/2011/0415/p952.html#
2. Rempel D, Keir P, Bach J. Effect of wrist posture on carpal tunnel pressure while typing. Journal
of Orthopaedic Research. 2008;26(9):1269-1273.
3. Barcennila A, March L, Jian S, Sambrook P. Carpal Tunnel Syndrome and its Relationship to
Occupation [Internet]. Medscape. 2016 [cited 30 March 2016]. Available from:
http://www.medscape.com/viewarticle/757841
4. You D, Smith A, Rempel D. Meta-Analysis: Association Between Wrist Posture and Carpal Tunnel
Syndrome Among Workers. Safety and Health at Work. 2014;5(1):27-31.
5. Carpal Tunnel Syndrome: Background, Pathophysiology, Epidemiology [Internet].
Emedicine.medscape.com. 2016 [cited 30 March 2016]. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/327330-overview
6. Levy B. Occupational and environmental health. New York: Oxford University Press; 2011.
7.KurtSe.Obesityandcarpaltunnelsyndrome:isthereacausalrelationship?PubMedNCBI
[Internet].Ncbi.nlm.nih.gov.2016[cited30March2016].Availablefrom:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18264014
8.BorakJ.Obesityandtheworkplace.OccupationalMedicine.2011;61(4):220222.

32

9.LuckhauptSEe.PrevalenceofobesityamongU.S.workersandassociationswithoccupational
factors.PubMedNCBI[Internet].Ncbi.nlm.nih.gov.2016[cited12April2016].Availablefrom:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24512862

33

Anda mungkin juga menyukai