Anda di halaman 1dari 22

Evolusi & Revolusi Teori Manajemen

A. Evolusi & Revolusi Teori Manajemen


Teori tentang Manajemen dan banyak teori - teori lain berkembang seiring
dengan berjalannya waktu dan terikat oleh kondisi interaksi masyarakat pada
waktu tertentu pula.
Perkembangan teori manajamen secara umum dapat dikatakan sebagai sebuah
Evolusi, karena perkembangannya berlangsung secara turun temurun, dan
berlangsung selama ribuan tahun, baik itu dari kehidupan jaman prasejarah
hingga kehidupan modern saat ini.
Sebagai contoh :
Proses berburu manusia jaman purba yang terorganisir dimana setiap anggota
memiliki tugas untuk menyerang mangsanya dari posisi masing masing, dan
proses ini dipimpin oleh seseorang kepala suku, untuk mencapai tujuannya yaitu
daging buruannya.

Adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000
orang selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada
seseorangtanpa mempedulikan apa sebutan untuk manajer ketika ituyang
merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan
bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan
pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan
sesuai rencana.

Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan


melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini.
Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang
kanal dan pada tiap -tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke
kapal tersebut. Hal ini mirip dengan model lini perakitan (assembly line) yang
dikembangkan oleh Hanry Ford untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini
perakitan tersebut, orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan
pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk
mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan
biaya.

Namun perkembangan Teori Manajemen dapat juga dikatakan sebuah Revolusi


karena berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok
kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat
direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan
tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran kecepatan suatu perubahan
sebenarnya relatif karena revolusi pun dapat memakan waktu lama. Misalnya

revolusi industri di Inggris yang terjadi pada akhir abad ke-18 hingga awal abad
ke-19 yang memakan waktu puluhan tahun, namun dianggap 'cepat' karena
mampu mengubah sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat, seperti sistem
kekeluargaan dan hubungan antara buruh dan majikan yang telah berlangsung
selama ratusan tahun.
Revolusi menghendaki suatu upaya untuk merobohkan, menjebol, dan
membangun dari sistem lama kepada suatu sistem yang sama sekali baru.
Revolusi senantiasa berkaitan dengan dialektika, logika, romantika, menjebol
dan membangun.
Tokoh tokoh yang berperan penting ketika itu antara lain Robert Owen, Charles
Babbage, Frederick Winslow Taylor, Frank Bunker Gilberth dan Lilian Gilberth,
Henry Laurance Gantt, Harrington Emerson, Henry Fayol, James D. mooney,dst.
Mempelajari sejarah manajemen sangat penting bagi kita untuk dapat
memperoleh gambaran tentang bagaimana manajemen itu telah berlangsung
pada masa lalu, bagaimana kemudian manajemen tersebut berkembang, prisipprinsip apa yang dikembangkan pada masa lalu dan bagaimana manajemen
tersebut berlangsung dewasa ini. Akhirnya kita harus pula mempelajari dan
mengantisipasi perkembangan dimasa mendatang yang tentu saja juga akan
menentukan arah pertumbuhan manajemen itu sendiri. Dengan mengetahui
arah perkembangan manajemen tersebutmaka kita juga akan dapat
mempersiapkan dirikita untuk membekali diri kita masing masing dengan
keterampilan keterampilan manajerial yang diperlukan di masa mendatang.
Untuk memperjelas gambaran yang diuraikan tgadi, gambar 2.1 berikut ini
menunjukan sejarah perkembangan manajemen dari zaman dahulu samapai
dengan perkembangan sekarang ini.

Gambar 2.1 Sejarah Perkembangan Manajemen

B. Teori Manajemen Ilmiah


Teori manajemen ilmiah
Gerakan manajemen ilmiah sebenarnya telah dimulai sekitar akhir abad lalu,
dimana para insinyur Amerika Serikat dan Eropa mencari dan mengembangkan
cara cara baru untuk mengelola suatu perusahaan. Beberapa variable yang
diperhatikan dalam manajemen ilmiah adalah sebagai berikut :
a. Pentingnya peranan manajer dalam menggerakkan dan meningkatkan
produktivitas perusahann.
b. Pengangkatan dan pemanfaatan tenaga kerja dengan persyaratan
persyaratannya.
c. Tanggung jawab kesejahteraan pegawai/ karyawan.
d. Kondisi yang cukup untuk meningkatkan produktivitas kerja.

Peran manajer (pimpinan) dalam menentukan pilihan kebijaksanaaan


perusahaan adalah sangat penting. Selain itu, manajer harus dianggap sebagai
reformis dalam memperbaharui persyaratan persyaratan kerja, kondisi kerja,
hari standar kerja, tanggung jawab terhadap kesejahteraan karyawan dan lain
lain. Dari perbaikan/pembaharuan dalam manajemen, aspek aspek manajemen
ilmiah mempunyai tujuan agar tingkat produktivitas perusahaan, efisien dan
efektivitas perusahaan dapat ditingkatkan. Selain itu dalam manajemen ilmiah
juga memperhatikan prinsip prinsip pembagian kerja di antara para pegawai
dalam suatu perusahaan.
Dengan pembagian kerja (suatu pekerjaan dapat dipecah pecah menjadi
bagian bagian disiplin kerja yang terspesialisasi) selain akan
mengkonsentrasikan tenaga kerja yang terspesialisasi itu sehingga waktu dan
biaya pendidikan yang mahal dapat diminimalisir dan proses pengulangan
kembali secara terus menerus akan dapat meningkatkan keterampilan kerja
tenaga yang bersangkutan dan dapat menambah efisiensi kerjanya.

Dalam hal perbaikan kesejahteraan karyawan, antara lain diperhatikan pada


metode pemikiran upah (gaji) pada karyawan. Metode apa yang digunakan
dalam pemberian upah harus dikaitkan dengan produktivitas kerja. Pendekatan
ini disebut sebagai metode pemberian insentif.

Untuk lebih jelasnya marilah kita ikuti beberapa teori ilmiah menurut perintis dan
pencetusnya secara kronologis berikut :

a. Robert Owen (1771 1858)

Ia adalah seorang manajer beberapa pabrik pemintal kapas di New Lanark


Scotlandia semenjak tahun 1800 an. Dalam teorinya ia menekankan tentang
peranan sumber daya manusia sebagai kunci keberhasilan perusahaan.
Khususnya peranan jabatan dalam manajemen sumber daya manusia ini. Robert
Owen merintis manajemen ilmiah, karena beliau digerakkan oleh kenyataan
kondisi dan persyaratan kerja yang tidak memadai; di saat itu sangat buruk.
Memperkejakan anak anak dibawah usia 5 tahun pada saat itu sudah umum
berlaku. Standar waktu hari kerja sehari selama 13 jam sudah biasa terjadi. Oleh
karena itu, perbaikan kondisi dan persyaratan kerja seperti pengurangan standar
hari kerja menjadi 10,5 jam.

Pembatasan usia tenaga kerja yang dipekerjakan menolak pekerja yang usianya
kurang dari 10 tahun dan mengadakan toko toko perusahaan guna
memberikan pelayanan kepada para karyawan akan kebutuhan manusia sehari
hari dengan memberikan harga yang lebih murah. Selain itu, ia menentukan
prosedur prosedur kerja yang dapat meningkatkan produktivitas kerja. Dengan
perbaikan perbaikan kondisi kerja, pelayanan kesejahteraan bagi karyawannya,
maupu prosedur kerja yang dibuat, ia berharap agar produktivitas tenaga kerja
dapat lebih ditingkatkan lagi.

b. Charles Babbage (1792 1971)

Ia adalah seorang rofesor matematika yang telah banyak mencurahkan


perhatiannya bagi cara cara kerja di pabrik supaya lebih efisien. Ia percaya
bahwa penerapan prinsip prinsip ilmiah dalam proses kerja akan dapat
menigkatkan produktivitas kerja da dapat menekan biaya biaya. Babbage
mengajurkan untuk mengadakan pembagian tenaga kerja dalam kaitannya
dengan pembagian pekerjaan.

Setiap pekerjaan dalam pabrik dapat dibagi bagi menjadi bermacam macam
keterampilan. Akibatnya setiap pekerja (karyawan) dapat dididik dalam suatu
keterampilan khusus. Stiap pekerja hanya dituntuk tanggung jawab khusus
( sebagian atau tertentu) sesuai sdengan spesialisasinya dari semua bagian
keseluruhan pabrik (perusahaan). Dengan demikian, waktu dan biaya yang

mahal dalam pelatihan (pendidikan) dapat ditekan dan proses pengulangan


pekerjaan secara terus menerus dapat mengakibatkan peningkatan keterampilan
pekerja yang bersangkutan dan efisiensi dapat dicapai.

c. Frederick W. Taylor

Mula mula yang menjadi titik tolak penerapan manajemen secara ilmiah
berasal dari hasil penelitian F.W Taylor tentang studi waktu kerja (time and
motion studies) pada bagian produksi dimana dia bekerja, di perusahaan
Midvales Stell. Dengan penelitian waktu sebagai dasarnya ia dapat memecahkan
setiap pekerjaan ke dalam komponen komponennya dan merancang cara
pengerjaannya yang tercepat dan terbaik untuk setiap pekerjaan. Ini juga berarti
bahwa ketentuannya adalah menentukan seberap pekerja dapat menyelesaikan
dengan bahan dan peralatan yang tersedia di perusahaan.

Taylor menekankan bahwa antar waktu penyelesain pekerjaan dapat


dikorelasikan dengan upah yang diterimakan; yaitu semakin cepat atau tinggi
prestasi kerja dalam menyelesaikan pekerjaannya, akan semakin tinggi upah
yang diterimanya. Metode pendekatan ini disebut sebagai sistem upah
defferensial(defferensial rate system), peningkatan produktivitas kualias,
semangat kerja, dan upah yang diterimakan dapat dilakukan dengan
melaksanakan pendidikan keterampilan, mengadakan time and motion study,
mengutamakan tukar menukar (transfer)antara pejabat/ karyawan tertentu
dengan karyawan yang lain, memberikan waktu istirahat dalam bekerja, dan
memberikan system pengupahan deferensial dan perbaikan perbaikan lainnya.

Tabel 2.1 Empat Prinsip Manajemen Menurut Taylor

1. kembangkanlah sebuah ilmu bagi setiap unsur pekerjaan seseorang, yang


akan menggantikan metode kaidah ibu jari yang lama.
2. secara ilmiah pilihlah dan kemudian latihlah, ajarilah atau kembangkanlah
pekeja tersebut. (sebelumnya, para pekerja memilh sendiri ekerjaan mereka dan
melatih diri mereka sendiri semampu mereka)
3. bekerjasamalah secara sungguh sungguh dengan para pekerja untuk
menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prinsip prinsip
ilmu yang dikembangkan tadi.

4. bagilah pekerjaan dan tanggung jawab secara hamper merata antara


pimpinan dengan para pekerja. Manajemen mengambil alih semua pekerjaan
yang lebih sesuai baginya ketimbang bagi para pekerja.

d. Henry L. Gantt (1861 1919)

Henry L. Gantt yang dalam pengalamannya pernah bekerja bersama sama


dengan Taylor mengemukakan teorinya, juga bertitik tolak pada usah
meningkatkan produktivitas, efisiensi dan efektivitas;. Kerja dengan rangsangan
upah atau insentif. Gagasan Henry L. Gantt mempunyai kesamaan dengan
gagasan Taylor, antara lain :
a. kerja sama yang saling menguntungkan antar manajer dan karyawan
b. mengenai metaode seleksi yang ilmiah untuk menentukan tenaga kerja yang
benar benar tepat.
c. System bonus dan penggunaan instruksi dalam pengaturan kerja.

Tetapi dalam penentuan bonus tidak seperti yang dikemukakan oleh Taylor
dengan system upah differensial. Henry L. Gantt justru menolak system upah
differensial. Hal ini menurutnya justru akan berdampak terlamapu kecil motivasi
kerja bagi tenaga kerja. Oleh kareana itu, dia mengemukakan gagasan bahwa
bagi tiap tiap pekerja yang dapat menyelesaikan tugas yang dibebankan
kepadanya untuk suatu hari, maka ia berhak menerima bonus sebesar 50 sen
dollar untuk hari itu.

Sistem bonus yang diterapkan Gantt ini juga berlaku bagi para mandor manakala
yang menjadi tanggung jawabnya (anak buah) itu dapat menyelesaikan
pekerjaannya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Selai itu , Henry
mengembangkan gagasan Owen dalam metode penilaian atas pekerjaan
karyawan, yakni dengan mengadakan metode pencatatan atas hasil pekerjaan
karyawan memenuhi standar, maka dia beri warna hitam, jika tidak memenuhi
standar maka kode warna merah. Lebih lanjut dia mengemukakan gagasannya
dalam membuat system baru tentang penggambaran jadwal produksi sebagai
alat untuk instruksi dan pengawasan bagi manajer perusahaan.

e. Frank B (1868 1924) dan Lilian M. Gilbreth (1878 1972)

Kedua pelopor manajemen ilmiah ini mendasarkan gagasannya pada hasil


penelitian tentang hubungan gerakan dan kelelahan dalam pekerjaan. Menurut
Frank B. Gilbreth, bahwa antara gerakan dan kelelahan saling berkaitan, setiap
gerakan yang dihilangkan juga menimbulkan kelelahan. Sementar itu menurut M.
Gilbreth dalam pengaturan untuk mencapai gerakan yang efektif dapat
mengurangi kelelahan, maka akan mempunyai pengaruh terhadap upaya untuk
mengoptimalkan kemampuan pekerja sebagai manusia.

Jadi menurut kedua tokoh ini bahwa penelitian gerakan akan meningkatkan
semangat kerja bagi pekerja; hal ini dikarenakan adanya keuntungan
keuntungan fisik terhadap pekerja itu sendiri yang harus dapat memanfaatkan
kemampuan secara optimal. Gagasan program pengembangan karyawan lebih
ditekankan pada karyawan itu sendiri untuk menerima jabatan yang lebih tinggi,
penyelesaian pelatihan terhadap pengganti penggantinya. Jadi setipa pekerja
harus bias berfungsi sebagai pelaku, pelajar dan guru dan berharap akan
kesempatan baru.

f. Herrington Emerson (1853 1931)

Herrington Emerson melihat bahwa penyakit yang mengganggu sistem


manajemen di dalam industri ialah adanya masalah pemborosan dan in
efisiensi. Oleh karena itu dia mencetuskan ide ide yang terformulasikan dalam
12 prinsip sebagai berikut :

a. Perumusan tujuan dengan jelas


b. Kegiatan yang dilaksanakan masuk akal
c. Tersedianya staf yan cakap
d. Terciptanya disiplin kerja
e. Pemberian basa jasa yang adil
f. Laporan terpercaya, cepat, tepat, dan kontinyu
g. Pemberian instruksi perencanaan dari urutan urutan kerja
h. Adanya standar standar dan skedul, metode dan waktu setiap kegiatan
i. Kondisi yang standar
j. Operasi yang standar
k. Instruksi instruksi praktis tertulis standar

l. Balas jasa efisien rencana insentif.

SUMBANGAN DAN KETERBATASAN MANAJEMEN ILMIAH


Sumbangan manajemen ilmiah telah di akui dan dapat memberikan kontribusi
yang cukup baik bagi peningkatan produktivitas dan efisiensi kerja. Peningkatan
produktivitas telah sangat didukung dengan sistem pembagian kerja sesuai
bagian bagian dari suatu proses pekerjaaan, adanya spesialisasi spesialisasi
tertentu. Sementara teknik teknik efisiensi manajemen ilmiah seperti yang
ditunjukan dalam studi gerak dan waktu telah membuktikan bahwa kegiatan
yang dilaksanakan dapat lebih efisien.

Dengan demikan seleksi dan pengembangan ilmiah para pekerja justru


menimbulkan kesadaran tentang pentingnya latihan latihan untuk
meningkatkan efektivitas serta efisiensi kerja. Sumbangan lain dari manajemen
ilmiah ialah adanya desain kerja yang telah mendorong para manajer dapat
menetapkan suatu cara terbaik dalam melaksakan suatu pekerjaan. Namun
demikian, meski cukup besar sumbangan yang diberikan oleh manajemen ilmiah
bagi kemajuan manajemen. Tapi pada umumnya manajemen ilmiah memiliki
keterbatasan keterbatasan, terutama dalam aplikasinya.

Ajaran manajemen ilmiah mengenai upaya peningkatan produktivitas justru


dalam aplikasinya menimbulkan beberapa pengaruh yang tidak menguntungkan
bagi kepentingan system manajemen itu sendiri. Sebagai contoh dapat
dikemukakan bahwa konsep produktivitas dengan dukungan penerimaan
teknologi justru bannyak mengurangkan (menciutkan) skala penggunaan tenaga
kerja. Kelemahan lain adalah tenaga kerja sebagai salah satu factor produksi
tidak atau kurang mendapatkan perhatian atas kebutuhan sosialnya,
personalitinya, yang justru hal ini sangat dibutuhkan. Arti kepuasan tenaga kerja
kurang diperhatikan secara utuh. Upah yang tinggi saja tanpa memperhatikan
kondisi kerja yang cukup memuaskan dengan makin berjalannya wkatu, tujuan
produktivitas dalam manajemen ilmiah tidaklah mendapatkan tempat
sebagaimana mestinya.

C. Teori Manajemen Klasik

1. Henry Fayol ( 1841- 1925)

Henry Fayol adalah seorang industriawan Perancis yang kemudian terkenal


sebagai bapak manajemen operasional mngembangkan manajemen
sebagaimana yang diemukakannya dalam bukunya yang terkenal yang berjudul
Administration Industrielle et generale : Fayol berpendapat bahwa dalam
perusahaan industri kegiata kegiatan yang dilaksanakan manajemen dapat
dibagi ke dalam beberapa kelompok tugas, yaitu :

- Technical. Merupakan kegiatan memproduksi dan membuat produk.


Kegiatannya meliputi merencanakan dan mengorganisir produk.
- Commercial. Meliputi kegiatan membeli bahan bahan yang dibutuhkan dan
menjual barang (hasil produksi).
- Financial. Kegiatan pembelanjaan, yakni meliputi kegiatan mencari modal da
bagaimana menggunakan modal tersebut.
- Security. Yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menjaga keamanan (keselamatan
kerja dan harata benda yang dimiliki perusahaan).
- Akuntansi. Meliputi kegiatan yang terdiri dari mencatrat, menghitung,
mengkalkulasi biaya yang dilaksanakan, menghitung dan menentukan
keuntungan yang diperoleh, mengetahui hutang hutang yang menjadi
kewajiban perusahaan menyajikan neraca, laporan rugi laba,dan mengumpulkan
data data dalam bentuk statistic.
- Tugas Manajerial. Melaksanakan fungsi fungsi yang ada dalam manajemen.

2. James D. Mooney

Menurut James D. Mooney; kaidah kaidah yang diperlukan untuk menetapkan


orgainsasi manajemen adalah sebagai berikut:
- Koordinasi, merupakan kaidah yang menghendaki aadaynya wewenang, saling
melayani, perumusan tujuan dan kedisiplinan yang tinggi.
- Prinsip skalar, yaitu suatu prinsip yang mendefinisikan tentang hubungan
kepemimpinan, pendelegasian dan antar fungsi fungsi tertentu yang
dibutuhkan.
- Prinsip Fungsional, merupakan suatu prinsip yang mendefinisikan berbagai
macam tugas yang harus diselesaikan serta dalam usaha mencapai tujuan
bersama.
- Prinsip Staf, merupakan prinsip yang membedakannya sebagai manajer staf
dan lini lainnya.

3. Mary Parker Follet (1868 1933)

Tokoh lain yang memberikan sumbangan terhadap pandangan prinsip prinsip


administrasi adalah Mary Parker Follet, yang pada saat kematiannya pada tahun
1933 dianggap sebagai salah satu dari wanita terpenting yang dihasilkan oleh
Amerika Serikat di bidang sosiologi dan kewarganegaraan. Dalam tulisannya
tentang perusahaan dan organisasi organisasi yang lain, Follet mengulas
pemahaman tentang kelompok dan tentang komitmen yang tinggi terhadap
kerja sama antar manusia. Menurutnya, kelompok merupakan suatu mekanisme
dimana individu yang beraneka ragam dapat menggabungkan bakat bakat
yang dimiliki untuk mencapai sesuatu yang lebih baik. Organisasi dianggapnya
sebagai sesuatu komuniytas tempat manajer dan karyawan bekerja secara
harmonis, tanpa salah satu pihak menguasai pihak yang lain, serta mampu
menyelesaikan segala perbedaan dan pertentangan yang ada melalui diskusi.
Dia juga menganggap bahwa tugas manajer adalah membantu karyawan dalam
organisasi untuk saling bekerja bersama mencapai kepentingan kepentingan
yang terintegrasi.

Arti penting yang lebih jauh dari pandangan Follet terlihat dalam Dynamic
Administration : The Collected Papers of Mary Parker Follet. Follet berpendapat
bahwa dengan membuat karyawan merasa memiliki perusahaan akan tercipta
rasa tanggung jawab koliktif. Dewasa ini, kita memunculkan isu serupa dengan
istilah employee ownership profit sharing, dan gain sharing plans. Follet juga
berpendapat bahwa permasalahan dalam bisnis melibatkan berbagai macam
factor yang harus dipertimbangkan dalam kaitannya dengan hubungan antara
masing masing factor. Sekarang ini kita sering berbicara tentang system pada
saat menggambarkan fenomena yang serupa. Follet yakin bhwa perusahaan
seharusnya memberikan pelayan dan keuntungan yang diperoleh perusahaan
harus dikaitkan dengan kesejahteraan umum. Saat ini, kta sering membicarakan
hal semacam itu dengan istilah etika manajerial dan tanggung jawab social
perusahaan.

4. Chaster L. Barnard (1886 1961)

Chaster memandang organisasi sebagai suatu system kegiaatan yang diarahkan


pada tujuan. Fungsi fungsi utama manajemen, menurut pandanga Bernard
adalah perumusan tujuan dan pengadaan sumber daya sumber daya yang

dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Barnard menekankan pentingya peralatan


komunikasi untuk pencapaian tujuan kelomok. Dia juga mengemukakan teori
penerimaan pada wewenang. Menurut teorinya, bawahan akan menerima
perintah hanya bila mereka memahami dan mampu serta berkeinginan untuk
menuruti atasan. Barnard adalah seorang pelopor dalam penggungaan
pendekatan system untuk pengelolaan organisasi.
D. Pendekatan Hubungan Manusiawi
Perkembangan berikutnya dalam manajemen dimulai sejak 1930 dan menjadi
popular pada tahun 1950-an, aitu manajemen yang banyak memberikan
perhatian terhadap hubungan kemanusiaan kepada para karyawan. Pandangan
ini muncul sebagai akibata dari kelemahan kelemahan pada manajemen yang
berorientasi tugas (klasik) yang kemudian menimbulkan banyak kritik
terhadapnya. Dengan gaya ortodoks dan otokratis itu, maka pekerjaan menjadi
monoton dan membosankan sehingga menimbulkan stress serta produktivitas
berhenti atau bahkan menurun.
Theori X dan Y
Souglas McGregor
Beberapa cabang utama dalam pendekatan hubungan manusia ini dapat dilihat
dalam gambar 2.2. dalam cabang cabang tersebut termasuk studi Hawthorne
yang terkenal dan teori kebutuhan manusia dari Maslow, serta beberapa teori
yang dibangun oleh Douglas McGregror, Chris Argyris, dan lainnya. Pendekatan
sumber daya manusia menyatakan bahwa manusia pada dasarnya bersifat sosial
dan ingin mengaktualisasikan dirinya. Menurut pendekatan ini, di tempat kerja
orang berusaha untuk memuaskan kebutuhan sosialnya, memberikan reaksi atas
tekanan dari keompok serta berusaha memenuhi kebutuhan pribadi.
Hawthorne Studies
Elton Mayo
Human Resource Approuach

Asumsi manusia adalah mahkulk sosial dan mempunyai keinginan untuk


aktualisasi

Teori Kebutuhan Manusia


Abraham Malow
Kepribadian dan Organisasi
Chris Argyris

Gambar 2.2 Pendekatan Hubungan Manusiawi

Studi Hawthorne
Salah satu hasil nyata dari penelitian ini adalah beralihnya perhatian manajer
dan peneliti bidang manajemen dari hal hal yang berkaitan dengan teknis dan
structural seperti dalam pendekatan klasik menjadi lebih ke hal hal yang
berkaitan dengan sosial dan kemanusiaan sebagai kunci bagi produktivitas.

E. Pendekatan Manajemen Modern


Manajemen modern pada dasarnya dibangun atas dua konsep utama, yaitu Teori
tentang perilaku organisasi (organizational behavior) dan Manajemen Kuantitatif
(management science).
1. Teori Perilaku
Pandangan pandangan umum dalam teori perilaku ini ditandai oleh tiga
tingkatan kelompok perilaku, yaitu :
1) Perilaku individu per individu
2) Perilaku antar kelompok kelompok sosial
3) Perilaku antar kelompok sosial
Beberapa nama yang menganut teori ini antara lain :
a. Douglas McGregor melalui teori X dan Y nya
b. Abraham Maslow yang mengembangkan adanya hierarki kebutuhan dalm
penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika proses motivasi.

c. Frederich Herzberg yang menguraikan teori motivasi hiegenis atau teori dua
faktor.
d. Robert Blake dan Jane Mouton yangmenjelaskan lima gaya kepemimpinan
dengan kondisi manajerial (managerial grid)
e. Chris Argyris yang memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem
antar hubungan budaya.
f. Edgar Schein yang banyak meneliti dinamika kelompok dalam organisasi dan
sebagainya.
g. Rensis Likert yang telah mengidentifikasikan dan melakukan penelitiannya
secara intensif mengenai empat sistem manajemen.
h. Fred Fiedler yang menyarankan pendekatan contingency pada studi
kepemimpinan.
Adapun pokok - pokok pikiran yang dikemukakan oleh para penganut teori
perilaku tersebut dapat dirangkum sebagai berikut :
(1) Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual
untuk pengawasan harus sesuai dengan situasi.
(2) Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmen pekerja terhadap
tujuan organisasi sangat dibutuhkan.
(3) Manajemen harus sistematik,dan pendekatan yang digunakan harus dengan
pertimbangan secara hati hati.
(4) Manajemen teknik dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat
9peranan prosedur dan prinsi).

2. Teori Kuantitatif (management science)


Teori kuantitatif memfokuskan perhitungan manajemen didasarkan atas
perhitungan perhitungan yang dapat dipertanggung jawabkan keilmiahannya.
Dalam setiap pemecahan harus terlebih dahulu diketahui masalahnya dengan
melakukan kegiatan kegiatan riset ilmiah, riset operasional, teknik teknik
ilmiah seperti kegiatan penganggaran modal, manajemen aliran kas,
pengembangan strategi produk, perencanaan program, pengembangan sumber
daya manusia dan sebagainya.
Pendekatan pendekatan semacam ini dikenal sebagai pendekatan manajemen
science atau ilmu manajemen yang biasanya dengan prosedur dan langkah
langkah sebagai berikut :
(1) Merumuskan masalah.
(2) Menyusun model matematik.

(3) Mendapatkan penyelesaian dari model.


(4) Menganalisi modeldan hasil yang diperoleh dari model.
(5) Menetapkan pengawasan atas hasil hasil.
(6) Mengadakan implementasi kegiatan.
Pemecahan masalah manajemen dan pengambilan keputusan manajemen yang
didasarkan atas pendekatan kuantitatif ini harus memberikan dasar kepada
manajer menyangkut dasar dasar pendekatan yang rasional.
F. Pendekatan Sistem Manajemen
Sistem dapat diartikan sebagai kumpulan dari bagian bagian yang saling
berhubungan antar satu dengan yang lainnya yang secara bersama sama
mencapai tujuan tertentu. Sedangkan subsistem itu sendiri adalah bagian kecil
dari suatu sistem yang lebih besar.
Manajemen dapat dipandang sebagai suatu sistem terbuka yang beriteraksi
dengan lingkungannya dalam proses mengubah input atau masukan sumber
daya menjadi outuput atau keluaran produk ( barang dan jasa).
G. Pendekatan Kontingensi
Pendekatan kontingensi berusaha untuk menyesuaikan antara tanggapan
manajerial dengan peluang dan permasalahan yang ada dalam berbagai macam
situasi. Dalam pendekatan ini yang dicari bukanlah cara cara terbaik untuk
mengatasi stuasi tersebtu melainkan berusaha membantu manajer untuk dapat
memahami perbedaan perbedaan situasional tersebut dan menanggapinya
dengan cara - cara yang tepat.

Sumber :
Haris Budiyono, Amirullah; pengantar manajemen; graha ilmu; Jakarta, 2008
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen
http://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi
http://id.wikipedia.org/wiki/Evolusi
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/sisteminformasimanajemen/bab2_teo
ri_manajemen_dan_organisasi.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Industri
http://www.pdamkotamalang.co.id/index.php/profil-manajer

https://apus2scott.wikispaces.com/Character+Sketches,
+Age+of+Jackson+and+Reform
http://www.onlinemathtutor.org/help/mathematicians/charles-babbage-famousmathematicians-2/
http://totalqualitymanagement.wordpress.com/2009/08/25/a-brief-history-ofqualtiy-control/
http://www.brighthub.com/engineering/mechanical/articles/36393.aspx
http://www.ed4web.collegeem.qc.ca/prof/asaumier/auteurs/fayol.html

Management by Objectives (MBO)

Management by Objectives (MBO) atau Manajemen Berdasarkan Tujuan adalah


proses menentukan tujuan-tujuan strategik dalam sebuah organisasi sehingga
manajemen dan karyawan setuju dengan tujuan-tujuan itu dan memahami apa
yang perlu dilakukan dalam organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan strategik
yang telah ditetapkan dan disetujui itu. Istilah Management By Objectives (MBO)
pertama kali dipopulerkan oleh Peter Drucker pada tahun 1954 melalui bukunya
yang berjudul: The Practice of Management .
Management by Process atau lebih populer dengan nama manajemen proses
(Process Management) adalah aktivitas-aktivitas perencanaan, pemantauan, dan
pengendalian kinerja proses. Istilah ini biasanya mengacu pada manajemen
proses bisnis dan proses manufaktur.
Manajemen proses merupakan aplikasi pengetahuan, keterampilan, alat, teknik
dan sistem untuk mendefinisikan, memvisualisasikan, mengukur,
mengendalikan, melaporkan dan memperbaiki proses dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan dan meningkatkan kepuasan terus-menerus.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka manajemen berdasarkan tujuan (MBO)
dan manajemen proses dapat digunakan secara saling melengkapi satu sama
lain.
Pertama kali kita menetapkan tujuan-tujuan strategik organisasi menggunakan
konsep-konsep perencanaan strategik dan penyebarluasan tujuan-tujuan
strategik itu ke seluruh organisasi. Dalam konteks ini pendekatan manajemen
berdasarkan tujuan-tujuan (MBO) dapat diterapkan.
Selanjutnya kita menerapkan manajemen proses (Process Management) untuk
mengelola proses agar kinerja dari proses itu dapat mencapai target-target
sesuai yang telah ditetapkan dalam tujuan-tujuan strategik organisasi itu.
Demikian informasi, mudah-mudahan menjadi jelas

2 / Pembangunan ekonomi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ini adalah versi yang telah diperiksa dari halaman initampilkan/sembunyikan
detail

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan


pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan
penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi
suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.

Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic


growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan
sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan
ekonomi.
Ekonomi
GDP PPP Per Capita IMF 2008.svg
Ekonomi menurut kawasan [tampilkan]
Kategori umum

Ekonomi mikro Ekonomi makro


Sejarah pemikiran ekonomi
Metodologi Pendekatan heterodoks
Bidang dan subbidang

Behavioral Budaya Evolusi


Pertumbuhan Pengembangan Sejarah
Internasional Sistem ekonomi
Keuangan dan Ekonomi keuangan
Masyarakat dan Ekonomi kesejahteraan

Kesehatan Buruh Manajerial


Bisnis Informasi Informasi Game theory
Organisasi Industri Hukum
Pertanian Sumber daya alam
Lingkungan Ekologis
Kota Pedesaan Kawasan
Peta ekonomi
Teknik

Matematika Ekonometrika
Eksperimental Neraca nasional
Daftar

Jurnal Publikasi
Kategori Topik Ekonom
Ideologi ekonomi [tampilkan]
Perekonomian: Konsep dan Sejarah
Portal.svg Portal Bisnis dan ekonomi
Kotak ini:

lihat
bicara
sunting

Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas


produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
pendapatan nasional [1]. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan
ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya
pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.

Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih


bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan
tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih
bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat
perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai
sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik.

Selanjutnya pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang


menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka
panjang. Di sini terdapat tiga elemen penting yang berkaitan dengan
pembangunan ekonomi.

Pembangunan sebagai suatu proses

Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwapembangunan merupakan


suatu tahap yang harus dijalani olehsetiap masyarakat atau bangsa. Sebagai
contoh, manusia mulai lahir, tidak langsung menjadi dewasa, tetapi untuk
menjadi dewasa harus melalui tahapan-tahapan pertumbuhan. Demikian pula,
setiap bangsa harus menjalani tahap-tahap perkembangan untuk menuju kondisi
yang adil, makmur, dan sejahtera.

Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan


perkapita

Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus


dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita.
Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan
semua elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk berpartisipasiaktif
dalam proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena kenaikan pendapatan
perkapita mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat.

Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang

Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila


pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung meningkat. Hal ini tidak
berarti bahwa pendapatan perkapita harus mengalami kenaikanterus menerus.
Misalnya, suatu negara terjadi musibah bencana alam ataupunkekacauan politik,
maka mengakibatkan perekonomian negara tersebut mengalami kemunduran.

Namun, kondisi tersebut hanyalah bersifat sementara yang terpenting bagi


negara tersebut kegiatan ekonominya secara rata-rata meningkat dari tahun ke
tahun.

Daftar isi

1 Faktor
2 Perbedaan Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi
2.1 Pertumbuhan ekonomi
2.2 Pembangunan ekonomi
3 Dampak Positif dan Negatif Pembangunan Ekonomi
3.1 Dampak Positif Pembangunan Ekonomi
3.2 Dampak Negatif Pembangunan Ekonomi
4 Referensi

Faktor
Sumber daya alam yang dimiliki memengaruhi pembangunan ekonomi.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan


ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan
menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekonomi.

Faktor ekonomi yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi


diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya
modal, dan keahlian atau kewirausahaan.

Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan
tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat
memengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal
penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan
dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang
memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).

Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional


melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan
pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas
penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.

Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan
mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali
dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal
sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi
karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.

Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat,


keadaan politik, kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.
Perbedaan Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi

Merupakan proses naiknya produk per kapita dalam jangka panjang.


Tidak memperhatikan pemerataan pendapatan.
Tidak memperhatikan pertambahan penduduk
Belum tentu dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi belum tentu disertai dengan pembangunan ekonomi
Setiap input dapat menghasilkan output yang lebih banyak

Pembangunan ekonomi

Merupakan proses perubahan yang terus menerus menuju perbaikan


termasuk usaha meningkatkan produk per kapita.
Memperhatikan pemerataan pendapatan termasuk pemerataan pembangunan
dan hasil-hasilnya.
Memperhatikan pertambahan penduduk.
Meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Pembangunan ekonomi selalu dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi.

Setiap input selain menghasilkan output yang lebih banyak juga terjadi
perubahan perubahan kelembagaan dan pengetahuan teknik.

Dampak Positif dan Negatif Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi yang berlangsung di suatu negara membawa dampak,


baik positif maupun negatif.
Dampak Positif Pembangunan Ekonomi

Melalui pembangunan ekonomi, pelaksanaan kegiatan perekonomian akan


berjalan lebih lancar dan mampu mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.
Adanya pembangunan ekonomi dimungkinkan terciptanya lapangan pekerjaan
yang dibutuhkan oleh masyarakat, dengan demikian akan mengurangi
pengangguran.
Terciptanya lapangan pekerjaan akibat adanya pembangunan ekonomi secara
langsung bisa memperbaiki tingkat pendapatan nasional.
Melalui pembangunan ekonomi dimungkinkan adanya perubahan struktur
perekonomian dari struktur ekonomi agraris menjadi struktur ekonomi industri,
sehingga kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh negara akan semakin
beragam dan dinamis.
Pembangunan ekonomi menuntut peningkatan kualitas SDM sehingga dalam
hal ini, dimungkinkan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berkembang dengan
pesat. Dengan demikian, akan makin meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dampak Negatif Pembangunan Ekonomi

Adanya pembangunan ekonomi yang tidak terencana dengan baik


mengakibatkan adanya kerusakan lingkungan hidup.
Industrialisasi mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian.
hilangnya habitat alam baik hayati atau hewani

Referensi

^ Bannock, Graham, R. E. Baxter dan Evan Davis. 2004. A Dictionary of


Economics. Inggris: Penguin Books Ltd

Anda mungkin juga menyukai