Anda di halaman 1dari 8

Perdagangan Luar Negeri dan Kesejahteraan

Pengertiaan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2014 Tentang
Perdagangan. Perdagangan Luar Negeri adalah Perdagangan yang mencakup kegiatan Ekspor
dan/atau Impor atas Barang dan/atau Perdagangan Jasa yang melampaui batas wilayah negara.
Pemerintah mengatur kegiatan Perdagangan Luar Negeri melalui kebijakan dan pengendalian di
bidang Ekspor dan Impor.
Perdagangan luar negeri bisa diartikan juga sebagai kesepakatan perdagangan yang
dilakukan antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain. Bisa individu dengan
individu , individu dengan pemerintah maupun pemerintah dengan pemerintah.
Arti lainnya lagi, Perdagangan luar negeri adalah perdagangan yang terjadi di luar negeri,
kegiatan perdagangan luar negeri tergantung pada kondisi pasar hasil produksi maupun pasar
faktor produksi, Setiap pasar yang saling berhubungan satu dengan lain yang dapat
mempengaruhi pendapatan ataupun kesempatan kerja
Selain itu, permintaan akan sesuatu barang ditentukan oleh pendapatan dapat menduga
bahwa ada hubungan antara pendapatan satu negara dengan pembelian barang luar negeri
(impor). Jika pendapatan naik, maka pembelian barang-barang dan jasa (dari dalam Negeri
maupun impor) dapat mengalami kenaikan
Adam Smith mengemukakan teori yang disebut Theory of Absolute Advantage (teori
keunggulan mutlak). Menurut teori ini suatu negara disebut memiliki keunggulan mutlak
dibandingkan negara lain apabila negara tersebut dapat memproduksi barang atau jasa yang tidak
dapat diproduksi negara lain.
Hubungan Perdagangan Internasional dengan Kesejahteraan
Melaksanakan perdagangan luar negeri dapat mempercepat perkembangan suatu Negara.
Dengan adanya perdagangan luar negeri suatu Negara dapat memenuhi kebutuhannya, dapat
memperoleh barang yang tidak di hasilkan dalam negeri, dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, dan dapat juga memperluas pasar.
Masih ada penghambat dalam berjalannya perdagangan luar negeri, seperti kecurangankecurangan dalam penurusan administrasi bea cuka, korupsi dana oleh pihak-pihak terkait.

Memberikan sanksi yang tegas pada pelaku kecurangan dalam perdagangan luar negeri adalah
solusi terbaik.
Manfaat yang di bawa oleh perdagangan luar negeri terbagi dalam beberapa bidang.
Bidang politik, bidang ekonomi, dan juga bidang pertahanan.
Kebijakan dan Masalah Perdagangan Luar Negeri (Promosi Ekspor dan Subsitusi Impor)
Kebijakan Perdagngan Luar Negeri
1. Kebijakan perdagangan bebas
Kebijakan ini menghendaki perdagangan internasional berlangsung tanpa adanya hambatan
apapun dari pemerintah, baik hambatan tariff maupun hambatan kuota.
2. Kebijakan proteksi
Alasan kuat yang mendorong lahirnya kebijakan proteksionisme adalah :
a) Melindungi perekonomian domestik dari tindakan negara atau perusahaan asing yang
tidak adil.
b) Melindungi industri-industri domestik yang baru berdiri (infant industry). Industriindustri domestik yang baru berdiri biasanya memiliki struktur biaya yang masih tinggi,
sehingga sulit bersaing dengan industri asing yang memiliki struktur biaya rendah
(karena sudah memiliki skala ekonomi yang besar). Proteksi bertujuan untuk melindungi
industri domestik yang sedang berada dalam tahap perkembangan. Proteksi ini memberi
kesempatan kepada industri domestik untuk belajar lebih efisien dan memberi
kesempatan kepada tenaga kerjanya utnuk memperoleh keterampilan. Kebijakan proteksi
biasanya bersifat sementara. Jika suatu saat industri domestik dirasakan sudah cukup
besar dan mampu bersaing dengan industri asing, maka proteksi akan dicabut.
Bentuk kebijakan proteksi sebagai berikut :
1. Tarif
Tarif adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang diperdagangkan. Efek kebijakan
ini terlihat langsung pada kenaikan harga barang. Tarif yang paling umum adalah tarif atas
barang-barang impor atau yang biasa disebut bea impor. Tujuan dari bea impor adalah membatasi
permintaan konsumen terhadap produk-produk impor dan mendorong konsumen menggunakan

produk domestik. Semakin tinggi tingkat proteksi suatu negara terhadap produk domestiknya,
semakin tinggi pula tarif pajak yang dikenakan. Perbedaan utama antara tarif dan proteksi
lainnya adalah bahwa tarif memberikan pemasuka kepada pemerintah sedangkan kuota tidak.
2. Kuota
Kuota adalah pembatasan dalam jumlah barang yang diperdagangkan. Ada tiga macam :
a) Kuota impor adalah pembatasan dalam jumlah barang yang diimpor,
b) kuota produksi adalah pembatasan dalam jumlah barang yang diproduksi, bertujuan
untuk mengurangi jumlah ekspor
c) kuota ekspor adalah pembatasan jumlah barang yang diekspor,agar negara pengekspor
dapat memperoleh harga yang lebih tinggi.
Tujuan utama pelaksanaan kuota adalah untuk melindungi produksi dalam negeri dari
serbuan-serbuan luar negeri.
3. Dumping dan Diskriminasi harga
Praktik diskriminasi harga secara internasional disebut dumping, yaitu menjual barang di
luar negeri dengan harga yang lebih rendah dari dalam negeri atau bahkan di bawah biaya
produksi. Kebijakan dumping dapat meningkatkan volume perdagangan dan menguntungkan
negara pengimpor, terutama menguntungkan konsumen mereka. Namun, negara pengimpor
kadang mempunyai industri yang sejenis sehingga persaingan dari luar negeri ini dapat
mendorong pemerintah negara pengimpor memberlakukan kebijakan anti dumping (dengan tarif
impor yang lebih tinggi), atau sering disebut counterveiling duties. Hal ini dilakukan untuk
menetralisir dampak subsidi ekspor yang diberikan oleh negara lain.
Kebijakan ini hanya berlaku sementara, harga produk akan dinaikkan sesuai dengan
harga pasar setelah berhasil merebut dan menguasai pasar internasional. Predatory dumping
dilakukan dengan tujuan untuk mematikan persaingan di luar negeri.
4. Subsidi
Kebijakan subsidi biasanya diberikan untuk menurunkan biaya produksi barang
domestik, sehingga diharapkan harga jual produk dapat lebih murah dan bersaing di pasar
internasional. Tujuan dari subsidi ekspor adalah untuk mendorong jumlah ekspor, karena
eksportir dapat menawarkan harga yang lebih rendah. Harga jual dapat diturunkan sebesar
subsidi tadi. Namun tindakan ini dianggap sebagai persaingan yang tidak jujur dan dapat
menjurus kearah perang subsidi. Hal ini karena semua negara ingin mendorong ekspornya
dengan cara memberikan subsidi.

5. Larangan impor
Kebijakan ini dimaksudkan untuk melarang masuknya produk-produk asing ke dalam pasar
domestik. Kebijakan ini biasanya dilakukan karena alasan politik dan ekonomi.
Kecenderungan Perdagangan Luar Negeri
Lingkungan Global
Kecenderungan globalisasi dan liberalisasi perdagangan dan investasi dengan adanya
World Trade Organisation-WTO dan General Agreement on Trade in Services-GATS, akan dapat
meningkatkan kebutuhan jasa angkutan laut ekspor-impor dan kebutuhan jasa penunjang
angkutan laut. Pergeseran sentra kegiatan perekonomian dunia dari kawasan Atlantik ke kawasan
Pasifik. Pergeseran ini diikuti dengan kecenderungan berkembangnya pola pelayaran antara
pelabuhan-pelabuhan di Pantai Barat Amerika (American West Coast) dan pelabuhan-pelabuhan
di Pasifik Barat (Jepang, Korsel, Taiwan, Hongkong dan Cina) serta di Pasifik Barat Daya
(khususnya negara-negara anggota ASEAN). Perkembangan Manajemen Pengusahaan di Bidang
Angkutan Laut dan Kepelabuhanan. Perkembangan pengaturan dalam International Maritime
Organization (IMO).
Hutang Luar Negeri
Pengertian Utang Luar Negeri
Utang luar negeri atau pinjaman luar negeri, adalah sebagian dari total utang suatu negara
yang diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut. Penerima utang luar negeri dapat
berupa pemerintah, perusahaan, atau perorangan. Bentuk utang dapat berupa uang yang
diperoleh dari bank swasta, pemerintah negara lain, atau lembaga keuangan internasional seperti
IMF dan Bank Dunia.

Pembayaran utang

Utang luar negeri pemerintah memakan porsi anggaran negara (APBN) yang terbesar
dalam satu dekade terakhir. Jumlah pembayaran pokok dan bunga utang hampir dua kali lipat
anggaran pembangunan, dan memakan lebih dari separuh penerimaan pajak. Pembayaran cicilan
utang sudah mengambil porsi 52% dari total penerimaan pajak yang dibayarkan rakyat sebesar
Rp 219,4 triliun. Jumlah utang negara Indonesia kepada sejumlah negara asing (negara donor) di
luar negeri pada posisi finansial 2006, mengalami penurunan sejak 2004 lalu sehingga utang luar
negeri Indonesia kini 'tinggal' USD 125.258 juta atau sekitar Rp1250 triliun lebih.
Pada tahun 2006, pemerintah Indonesia melakukan pelunasan utang kepada IMF.
Pelunasan sebesar 3,181,742,918 dolar AS merupakan sisa pinjaman yang seharusnya jatuh
tempo pada akhir 2010. Ada tiga alasan yang dikemukakan atas pembayaran utang tersebut,
adalah meningkatnya suku bunga pinjaman IMF sejak kuartal ketiga 2005 dari 4,3 persen
menjadi 4,58 persen; kemampuan Bank Indonesia (BI) membayar cicilan utang kepada IMF; dan
masalah cadangan devisa dan kemampuan kita (Indonesia) untuk menciptakan ketahanan.

Neraca Pembayaran Indonesia


Pada dasarnya neraca pembayaran adalah sebuah catatan sistematis dari semua transaksi
ekonomi internasional (perdagangan, investasi, dan pinjaman) yang terjadi antara penduduk
dalam negeri pada suatu negara dengan penduduk luar negeri selama jangka waktu tertentu
biasanya satu tahun dan dinyatakan dalam dolar AS.Neraca pembayaran mencakup pembelian
dan penjualan barang dan jasa, hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial.
Umumnya neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca modal
dan finansial, dan item-item financial. Selain itu, neraca pembayaran luar negeri atau balance of
payment juga diidentifikasikan sebagai suatu ringkasan pernyataan atau laporan yang pada
intinya menyebutkan semua transaksi yang dilakukan oleh penduduk negara lain, dan
kesemuanya dicatat dengan menggunakan metode dan dalam waktu tertentu. Neraca pembayaran
ini sangat berguna karena dapat menunjukan struktur dan komposisi transaksi ekonomi dan
posisi keuangan internasional dari suatu negara dengan mengetahui secara terperinci. Lembaga

keuangan seperti IMF, bank dunia dan negara-negara donor juga menggunakan pemberi bantuan
keuangan kepada suatu negara.
Rekening neraca pembayaran luar negeri umumnya digunakan dalam upaya mengetahui
apa yang sedang berlangsung pada perdagangan internasional. Dengan mengunakan rekening
pembayaran tersebut, maka pemerintah dapat mengawasi transaksi antar negara yang telah
disusun didalamnya. Pencatatan transaksi pembayaran tersebut muncul dari perdagangan barang
dan jasa serta dari pendapatan berupa bunga, keuntungan, dan deviden dari modal yang dimiliki
di satu negara dan di investasikan di negara lain.

Daftar Pustaka:
Arsyad, Lincoln. 1999. Ekonomi Pembangunan. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN

Drs. Irawan M.B.A. 2002. Pengantar Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: BPEE-Yogjakarta

PERDAGANGAN LUAR NEGERI

Oleh :
I.B. GEDE AGASTYA MAHARDIKA (1515351172)

JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM EKSTENSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2016

Anda mungkin juga menyukai