Anda di halaman 1dari 14

ASKEP DIABETES MELITUS

DIABETES MELITUS
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian

Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis
termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat
(Silvia. Anderson Price, 1995)

Diabetes melitus adalah gangguan metabolik kronik yang tidak dapat disembuhkan,
tetapi dapat dikontrol yang dikarakteristikan dengan ketidak ade kuatan penggunaan
insulin (Barbara Engram; 1999, 532)

Diabetes melitus adalah suatu penyakit kronik yang komplek yang melibatkan
kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dan berkembangnya komplikasi
makro vaskuler, mikro vaskuler dan neurologis (Barbara C. Long, 1996).

2. Etiologi
Penyebab Diabetes Melitus berdasarkan klasifikasi menurut WHO tahun 1995 adalah :
a. DM Tipe I (IDDM : DM tergantung insulin)
Faktor genetik / herediter
Faktor herediter menyebabkan timbulnya DM melalui kerentanan sel-sel beta terhadap
penghancuran oleh virus atau mempermudah perkembangan antibodi autoimun melawan selsel beta, jadi mengarah pada penghancuran sel-sel beta.
Faktor infeksi virus
Berupa infeksi virus coxakie dan Gondogen yang merupakan pemicu yang menentukan
proses autoimun pada individu yang peka secara genetik
b. DM Tipe II (DM tidak tergantung insulin = NIDDM)
Terjadi paling sering pada orang dewasa, dimana terjadi obesitas pada individu obesitas
dapat menurunkan jumlah resoptor insulin dari dalam sel target insulin diseluruh tubuh. Jadi
membuat insulin yang tersedia kurang efektif dalam meningkatkan efek metabolik yang
biasa.
c. DM Malnutrisi
Fibro Calculous Pancreatic DM (FCPD)
Terjadi karena mengkonsumsi makanan rendah kalori dan rendah protein sehingga klasifikasi
pangkreas melalui proses mekanik (Fibrosis) atau toksik (Cyanide) yang menyebabkan sel-sel
beta menjadi rusak.
Protein Defisiensi Pancreatic Diabetes Melitus (PDPD)
Karena kekurangan protein yang kronik menyebabkan hipofungsi sel Beta pancreas
d. DM Tipe Lain
Penyakit pankreas seperti : pancreatitis, Ca Pancreas dll
Penyakit hormonal

Seperti : Acromegali yang meningkat GH (growth hormon) yang merangsang sel-sel beta
pankeras yang menyebabkan sel-sel ini hiperaktif dan rusak
Obat-obatan
Bersifat sitotoksin terhadap sel-sel seperti aloxan dan streptozerin
Yang mengurangi produksi insulin seperti derifat thiazide, phenothiazine dll.
3. Manifestasi klinis
1. Poliuria
2. Polidipsi
3. Polipagia
4. Penurunan berat badan
5. Kelemahan, keletihan dan mengantuk
6. Malaise
7. Kesemutan pada ekstremitas
8. Infeksi kulit dan pruritus
9. Timbul gejala ketoasidosis & samnolen bila berat
4. Patofisiologi WOC (terlampir)
5. Penatalaksanaan
Tujuannya :
a. Jangka panjang : mencegah komplikasi
b. Jangka pendek : menghilangkan keluhan/gejala DM
Penatalaksanaan DM
a. Diet
Perhimpunan Diabetes Amerika dan Persatuan Dietetik Amerika Merekomendasikan = 50
60% kalori yang berasal dari :
Karbohidrat 60 70%
Protein 12 20 %
Lemak 20 30 %
b. Latihan
Latihan dengan cara melawan tahanan dapat menambah laju metablisme istirahat, dapat
menurunkan BB, stres dan menyegarkan tubuh.
Latihan menghindari kemungkinan trauma pada ekstremitas bawah, dan hindari latihan dalam
udara yang sangat panas/dingin, serta pada saat pengendalian metabolik buruk.
Gunakan alas kaki yang tepat dan periksa kaki setiap hari sesudah melakukan latihan.
c. Pemantauan
Pemantauan kadar Glukosa darah secara mandiri.
d. Terapi (jika diperlukan)
e. Pendidikan
(Brunner & Suddarth, 2002)
6. Pemeriksaan Diagnostik
Gula darah meningkat
Kriteria diagnostik WHO untuk DM pada dewasa yang tidak hamil :
Pada sedikitnya 2 x pemeriksaan :
a. Glukosa plasma sewaktu/random > 200 mg/dl (11,1 mmol/L)
b. Glukosa plasma puasa/nuchter > 140 mg/dl (7,8 mmol/L)
c. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr
karbohidrat (2 jam post prandial) > 200 mg/dl.
Tes Toleransi Glukosa
Tes toleransi glukosa oral : pasien mengkonsumsi makanan tinggi kabohidrat (150 300 gr)

selama 3 hari sebelum tes dilakukan, sesudah berpuasa pada malam hari keesokan harinya
sampel darah diambil, kemudian karbohidrat sebanyak 75 gr diberikan pada pasien
(Brunner & Suddarth, 2003)
Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok
Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat
Osmolaritas serum : meningkat, < 330 mosm/dl
Elektrolit :
Natrium : meningkat atau menurun
Kalium : (normal) atau meningkat semu (pemindahan seluler) selanjutnya menurun.
Fosfor : lebih sering meningkat
Gas darah arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan Po menurun pada HCO3
(asidosis metabolik) dengan kompensasi alkolosis resperatorik.
Trombosit darah : H+ mungkin meningkat (dehidrasi) ; leukositosis; hemokonsentrasi
merupakan resnion terhadap sitosis atau infeksi.
Ureum/kreatinin : meningkat atau normal (dehidrasi/menurun fungsi ginjal).
Urine : gula dan aseton (+), berat jenis dan osmolaritas mungkin meningkat.
(Doengoes, 2000)
7. Komplikasi
a. Komplikasi metabolik
Ketoasidosis diabetik
HHNK (Hiperglikemik Hiperosmolar Non Ketotik)
b. Komplikasi
Mikrovaskular kronis (penyakit ginjal dan mata) dan Neuropati
Makrovaskular (MCl, Stroke, penyakit vaskular perifer).
(Brunner & Suddarth, 2002)
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke RS dengan keluhan utama gatal-gatal pada kulit yang disertai
bisul/lalu tidak sembuh-sembuh, kesemutan/rasa berat, mata kabur, kelemahan tubuh.
Disamping itu klien juga mengeluh poli urea, polidipsi, anorexia, mual dan muntah, BB
menurun, diare kadang-kadang disertai nyeri perut, kramotot, gangguan tidur/istirahat, haushaus, pusing-pusing/sakit kepala, kesulitan orgasme pada wanita dan masalah impoten pada
pria.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
o Riwayat hipertensi/infark miocard akut dan diabetes gestasional
o Riwayat ISK berulang
o Penggunaan obat-obat seperti steroid, dimetik (tiazid), dilantin dan penoborbital.
o Riwayat mengkonsumsi glukosa/karbohidrat berlebihan
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya riwayat anggota keluarga yang menderita DM.
d. Pemeriksaan Fisik
o Neuro sensori
Disorientasi, mengantuk, stupor/koma, gangguan memori, kekacauan mental, reflek tendon
menurun, aktifitas kejang.

o Kardiovaskuler
Takikardia / nadi menurun atau tidak ada, perubahan TD postural, hipertensi dysritmia,
krekel, DVJ (GJK)
o Pernafasan
Takipnoe pada keadaan istirahat/dengan aktifitas, sesak nafas, batuk dengan tanpa sputum
purulent dan tergantung ada/tidaknya infeksi, panastesia/paralise otot pernafasan (jika kadar
kalium menurun tajam), RR > 24 x/menit, nafas berbau aseton.
o Gastro intestinal
Muntah, penurunan BB, kekakuan/distensi abdomen, aseitas, wajah meringis pada palpitasi,
bising usus lemah/menurun.
o Eliminasi
Urine encer, pucat, kuning, poliuria, urine berkabut, bau busuk, diare (bising usus hiper
aktif).
o Reproduksi/sexualitas
Rabbas vagina (jika terjadi infeksi), keputihan, impotensi pada pria, dan sulit orgasme pada
wanita
o Muskulo skeletal
Tonus otot menurun, penurunan kekuatan otot, ulkus pada kaki, reflek tendon menurun
kesemuatan/rasa berat pada tungkai.
o Integumen
Kulit panas, kering dan kemerahan, bola mata cekung, turgor jelek, pembesaran tiroid,
demam, diaforesis (keringat banyak), kulit rusak, lesi/ulserasi/ulkus.
e. Aspek psikososial
o Stress, anxientas, depresi
o Peka rangsangan
o Tergantung pada orang lain
f. Pemeriksaan diagnostik
o Gula darah meningkat > 200 mg/dl
o Aseton plasma (aseton) : positif secara mencolok
o Osmolaritas serum : meningkat tapi < 330 m osm/lt
o Gas darah arteri pH rendah dan penurunan HCO3 (asidosis metabolik)
o Alkalosis respiratorik
o Trombosit darah : mungkin meningkat (dehidrasi), leukositosis, hemokonsentrasi,
menunjukkan respon terhadap stress/infeksi.
o Ureum/kreatinin : mungkin meningkat/normal lochidrasi/penurunan fungsi ginjal.
o Amilase darah : mungkin meningkat > pankacatitis akut.
o Insulin darah : mungkin menurun sampai tidak ada (pada tipe I), normal sampai
meningkat pada tipe II yang mengindikasikan insufisiensi insulin.
o Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas hormon tiroid dapat meningkatkan
glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
o Urine : gula dan aseton positif, BJ dan osmolaritas mungkin meningkat.
o Kultur dan sensitivitas : kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi pada
luka.
2. Diagnosa keperawatan
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan osmotik, kehilangan gastrik berlebihan,
masukan yang terbatas.
b. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak cukupan
insulin penurunan masukan oral, status hipermetabolisme.

c. Resti infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi, penurunan fungsi leukosit,
perubahan sirkulasi.
d. Resti perubahan sensori perseptual berhubungan dengan perubahan kimia endogen
(ketidak seimbangan glukosa/insulin dan elektrolit.
e. Ketidakberdayaan berhubungan dengan ketergantungan pada orang lain, penyakit jangka
panjang.
f. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi. (Doengoes, 2000)
C. Intervensi
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik, kehilangan gastrik
berlebihan, masukan yang terbatas.
Data yang mungkin muncul :
Peningkatan haluaran urin, urine encer, haus, lemah, BB, kulit kering, turgor buruk.
Hasil yang diharapkan :
Tanda vital stabil, turgor kulit baik, haluaran urin normal, kadar elektrolit dalam batas
normal.
Intervensi Rasional
Mandiri
1. Pantau tanda vital Hipovolemia dapat ditandai dengan hipotensi dan takikardi.
2. Kaij suhu, warna kulit dan kelembaban. Demam, kulit kemerahan, kering sebagai
cerminan dari dehidrasi.
3. Pantau masukan dan pengeluaran, catat bj urin Memberikan perkiraan kebutuhan akan
cairanpengganti, fungsi ginjal dan keefektifan terapi.
4. Ukur BB setiap hari Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dan status cairan yang
sedang berlangsung dan selanjutnya dalam memberikan cairan pengganti.
5. Pertahankan cairan 2500 cc/hari jika pemasukan secara oral sudah dapat diberikan.
Mempertahankan hidrasi/volume sirkulasi
6. Tingkatkan lingkungan yang nyaman selimuti dengan selimut tipis Menghindari
pemanasan yang berlebihan pada pasien yang akan menimbulkan kehilangan cairan.
7. Catat hal-hal yang dilaporkan seperti mual, nyeri abdomen, muntah, distensi lambung.
Kekurangan cairan dan elektrolit mengubah motilitas lambung, yang sering menimbulkan
muntah sehingga terjadi kekurangan cairan atau elektrolit.
Kolaborasi
8. Berikan terapi cairan sesuai indikasi
Tipe dan jumlah cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan respons pasien secara
individual.
9. Pasang selang NGT dan lakukan penghisapan sesuai dengan indikasi. Mendekompresi
lambung dan dapat menghilangkan muntah.
2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak cukupan
insulin, penurunan masukan oral, hipermetabolisme
Data : Masukan makanan tidak adekuat, anorexia, BB, kelemahan, kelelahan, tonus otot
buruk, diare.
Kriteria Hasil : Mencerna jumlah nutrien yang tepat, menunjukkan tingkat energi biasanya,
BB stabil/.
Intervensi Rasional

Mandiri
1. Timbang BB setiap hari Mengkaji pemasukan makananyang adekuat (termasuk
absorpsi).
2. Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang
dihabiskan pasien. Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan.
3. Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri, abdomen, mual, muntah. Hiperglikemi
dapat menurunkan motilitas/ fungsi lambung (distensi atau ileus paralitik) yang akan
mempengaruhi pilihan intervensi.
4. Identifikasi makanan yang disukai. Jika makanan yang disukai dapat dimasukkan
dalam pencernaan makanan, kerjasama ini dapat diupayakan setelah pulang.
5. Libatkan keluarga pada perencanaan makan sesuai indikasi. Memberikan informasi
pada keluarga untuk memahami kebutuhan nutrisi pasien.
6. Kolaborasi dengan ahli diet Sangat bermanfaat dalam perhitungan dan penyesuaian diet
untuk memenuhi kebutuhan pasien.
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi, penurunan fungsi
lekosit/perubahan sirkulasi.
Data :
Kriteria hasil : Infeksi tidak terjadi
Intervensi Rasional
Mandiri
1. Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan. Pasien mungkin masuk dengan infeksi
yang biasanya telah mencetuskan keadaan ketuasidosis atau infeksi nasokomial.
2. Tingkatkan upaya pencegahan dengan mencuci tangan bagi semua orang yang
berhubungan dengan pasien, meskipun pasien itu sendiri. Mencegah timbulnya infeksi
nasokomial.
3. Pertahankan teknik aseptik prosedur invasif. Kadar glukosa tinggi akan menjadi media
terbaik bagi pertumbuhan kuman.
4. Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sugguh, massage daerah yang
tertekan. Jaga kulit tetap kering, linen tetap kering dan kencang. Sirkulasi perifer bisa
terganggu yang menempatkan pasien pada peningkatan resiko terjadinya iritasi kulit dan
infeksi.
5. Bantu pasien melakukan oral higiene. Menurunkan resiko terjadinya penyakit mulut.
6. Anjurkan untuk makan dan minum adekuat. Menurunkan kemungkinan terjadinya
infeksi.
7. Kolaborasi tentang pemberian antibiotik yang sesuai Penanganan awal dapat
membantu mencegah timbulnya sepsis.

Insulin adalah hormon yang dibuat oleh organ yang terletak di belakang perut yang disebut
pankreas. Di sini, insulin dilepaskan ke dalam aliran darah oleh sel-sel khusus yang disebut
beta-sel ditemukan di daerah pankreas disebut pulau Langerhans (istilahinsulin berasal dari
bahasa Latin insula berarti pulau).
Insulin juga dapat diberikan sebagai obat untuk pasien dengan diabetes karena mereka tidak
membuat cukup dari mereka sendiri. Hal ini biasanya diberikan dalam bentuk suntikan.

Insulin dilepaskan dari pankreas ke dalam aliran darah. Ini adalah hormon yang penting bagi
kita untuk hidup dan memiliki banyak efek pada seluruh tubuh, terutama dalam
mengendalikan bagaimana tubuh menggunakan karbohidrat dan lemak yang ditemukan
dalam makanan. Insulin memungkinkan sel-sel otot, hati dan lemak (jaringan adiposa) untuk
mengambil gula (glukosa) yang telah diserap ke dalam aliran darah dari makanan. Ini
memberikan energi untuk sel. Glukosa ini juga dapat dikonversi menjadi lemak untuk
menyediakan energi ketika kadar glukosa terlalu rendah. Selain itu, insulin memiliki beberapa
efek metabolik lain (seperti menghentikan pemecahan protein dan lemak).

Bagaimana insulin dikendalikan?


Ketika kita makan makanan, glukosa diserap dari usus kita ke dalam aliran darah. Kenaikan
glukosa darah menyebabkan insulin akan dirilis dari pankreas. Protein dalam makanan dan
hormon lainnya yang dihasilkan oleh usus dalam menanggapi makanan juga merangsang
pelepasan insulin. Namun, setelah kadar glukosa darah kembali normal, pelepasan insulin
melambat. Selain itu, hormon yang dilepaskan pada saat stres akut, seperti adrenalin,
menghentikan pelepasan insulin menyebabkan kadar glukosa darah yang lebih tinggi.
Pelepasan insulin diatur secara ketat pada orang sehat untuk menyeimbangkan asupan
makanan dan kebutuhan metabolisme tubuh.
Insulin bekerja bersama-sama dengan glukagon, hormon lain yang diproduksi oleh pankreas.
Sementara peran insulin adalah untuk menurunkan kadar gula darah jika diperlukan, peran
glukagon adalah untuk meningkatkan kadar gula darah jika mereka jatuh terlalu rendah.
Dengan sistem ini, tubuh memastikan bahwa kadar glukosa darah tetap dalam batas-batas
pengaturan, yang memungkinkan tubuh untuk berfungsi dengan baik.

Apa yang terjadi jika saya memiliki terlalu banyak insulin?


Pasien diabetes diberikan obat-obatan termasuk pengobatan insulin untuk menurunkan kadar
glukosa tinggi. Namun, jika seseorang sengaja menyuntikkan terlalu banyak insulin, sel-sel
akan mengambil terlalu banyak glukosa dari darah. Hal ini menyebabkan kadar glukosa darah
normal rendah (hipoglikemia). Tubuh bereaksi terhadap hipoglikemia dengan melepaskan
glukosa yang disimpan dari hati dalam upaya untuk membawa tingkat kembali normal.
Namun, kadar glukosa masih rendah dalam darah bisa membuat seseorang merasa sakit.

Tidak seperti sel-sel lain dalam tubuh, sel-sel saraf bergantung hampir sepenuhnya pada
glukosa sebagai sumber energi. Ketika kadar glukosa terlalu rendah, sebagian besar gejala
hasil dari saraf tersebut tidak berfungsi dengan baik. Otak sangat dipengaruhi oleh kadar
glukosa rendah. Gejala termasuk pusing, kebingungan dan bahkan koma pada kasus yang
berat. Selain itu, tubuh memount respon fight-back melalui serangkaian khusus saraf yang
disebut sistem saraf simpatik. Hal ini menyebabkan jantung berdebar, berkeringat, lapar,
kecemasan, gemetar dan kulit pucat.

Apa yang terjadi jika saya memiliki terlalu sedikit insulin?


Pada beberapa orang, pankreas tidak dapat membuat cukup insulin, misalnya, dalam suatu
kondisi yang disebut diabetes tipe 1. Kondisi ini terjadi ketika sel-sel beta yang memproduksi
insulin telah hancur. Dengan terlalu sedikit insulin, tubuh tidak bisa lagi memindahkan
glukosa dari darah ke dalam sel, menyebabkan kadar glukosa darah tinggi. Jika kadar glukosa
cukup tinggi, kelebihan glukosa tumpahan ke dalam urin. Ini menyeret air ekstra ke dalam
urin menyebabkan lebih sering buang air kecil dan haus. Hal ini menyebabkan dehidrasi yang
dapat menyebabkan kebingungan. Selain itu, dengan terlalu sedikit insulin, sel-sel tidak dapat
mengambil glukosa untuk energi. Sumber energi lainnya (seperti lemak dan otot) yang
diperlukan untuk menyediakan energi ini. Hal ini membuat tubuh lelah dan dapat
menyebabkan penurunan berat badan. Jika ini terus berlanjut, pasien dapat menjadi sangat
sakit. Hal ini karena tubuh berusaha untuk membuat energi baru dari lemak dan
menyebabkan asam yang akan diproduksi sebagai produk limbah. Pada akhirnya, hal ini
dapat menyebabkan koma dan kematian jika perhatian medis tidak dicari.
Diabetes tipe 2 dapat disebabkan oleh dua faktor. Pertama, sel beta pasien mungkin memiliki
gangguan kemampuan untuk memproduksi insulin. Ini berarti bahwa sementara beberapa
insulin diproduksi, tidak cukup untuk kebutuhan tubuh. Kedua, reseptor insulin, yang
memungkinkan insulin untuk memberi efek pada sel-sel individual, menjadi tidak peka dan
berhenti bereaksi terhadap insulin dalam aliran darah. Kombinasi faktor-faktor ini
menyebabkan gejala yang sama seperti yang terlihat pada diabetes tipe 1.

Diperbaharui: 8 December, 2015

Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas dan yang mengatur tingkat glukosa
gula sederhana yang memberikan energi dalam darah. Tubuh manusia memerlukan jumlah
mantap glukosa sepanjang hari, dan glukosa yang berasal dari makanan yang orang makan.
Orang tidak menghabiskan seluruh glukosa yang ia makan dari makanan sekaligus, tetapi
harus membuat persediaan ketika sedikit makanan untuk menjaga aliran tetap glukosa. Di
sinilah insulin datang masuk kedalam permainan, memungkinkan tubuh manusia untuk
menyimpan glukosa sehingga dapat digunakan sesuai kebutuhan.

Peran insulin di dalam tubuh


Insulin adalah hormon yang memainkan sejumlah peran dalam metabolisme tubuh. Insulin
mengatur bagaimana tubuh menggunakan dan menyimpan glukosa dan lemak. Banyak dari
sel-sel tubuh bergantung pada insulin untuk mengambil glukosa dari darah untuk energi.

Insulin dan tingkat glukosa darah


[ ]Insulin membantu mengontrol kadar glukosa darah dengan memberi sinyal pada hati dan
sel-sel otot dan lemak untuk mengambil glukosa dari darah. Oleh karena itu Insulin
membantu sel-sel untuk mengambil glukosa yang akan digunakan untuk energi.
Jika tubuh memiliki energi yang cukup, insulin memberi sinyal hati untuk mengambil
glukosa dan menyimpannya sebagai glikogen. Hati dapat menyimpan hingga sekitar 5% dari
massa sebagai glikogen. Beberapa sel dalam tubuh dapat mengambil glukosa dari darah tanpa
insulin, tetapi kebanyakan sel akan membutuhkan insulin untuk hadir.

Regulasi Glukosa

Insulin dan glukagon bekerja sama untuk mengontrol kadar glukosa darah tubuh, atau tingkat
gula darah.
Ketika seseorang memiliki lebih banyak glukosa dalam darah nya daripada yang dibutuhkan
pada saat itu, insulin merangsang sel-sel di hati, otot dan lemak. Hati dan otot sel
menggabungkan glukosa menjadi senyawa yang disebut glikogen, pada dasarnya menyimpan
energi untuk digunakan nanti. Insulin juga menghilangkan produk sampingan lainnya dari
makanan dari tubuh dengan merangsang sel-sel lemak untuk membentuk lemak dari asam
lemak dan dengan merangsang sel-sel hati dan ginjal untuk mengubah asam amino menjadi
protein. Hormon ini juga mencegah hati dan ginjal dari memproduksi glukosa dari bahan
dimetabolisme sebagian, sebuah proses yang dapat merusak organ-organ ini dari waktu ke
waktu.

Glukagon
Insulin, yang terdiri dari 51 asam amino, berkaitan erat dengan glukagon , hormon lain yang
disekresikan oleh pankreas. Glukagon mulai beraksi ketika tidak ada cukup glukosa dalam
darah. Ini merangsang hati dan otot sehingga mereka akan memecah glikogen yang
diciptakan melalui intervensi insulin. Insulin dan glukagon bekerja sama untuk mengontrol
kadar glukosa darah tubuh, atau tingkat gula darah.

Diabetes
Ketika tubuh seseorang tidak memproduksi insulin, ia memiliki diabetes tipe 1. Seseorang
yang telah diabetes tipe 1 harus menerima suntikan insulin untuk dapat mengatur kadar gula
darah nya. Ketika tubuh seseorang memproduksi insulin tetapi tidak menggunakannya
dengan benar, ia memiliki diabetes tipe 2, yang jauh lebih umum daripada Jenis Tipe 1.
Orang yang memiliki diabetes tipe 2 biasanya memiliki kadar gula darah tinggi sehingga
mereka harus mengaturnya melalui diet dan latihan. Insulin atau obat tertentu lainnya juga
dapat digunakan untuk mengobati diabetes tipe 2 jika diet yang tepat dan olahraga tidak dapat
mengatur kadar gula darah pasien.

Peran dalam Otak


Insulin juga memainkan peran penting dalam otak. Penelitian telah menunjukkan bahwa
insulin otak membantu meningkatkan daya ingat dan kemampuan untuk belajar seseorang.
Ada juga studi yang menunjukkan bahwa insulin mungkin membantu melawan penyakit
Alzheimer dengan menghalangi protein yang menyerang sel-sel otak korban, yang akan
mengurangi atau mencegah kehilangan memori. Studi telah dilakukan di mana pasien
Alzheimer menyemprotkan insulin melalui lubang hidung mereka, dan hasilnya telah
mendorong para peneliti.

Adipositas adalah kelebihan timbunan lemak pada tubuh.[1] Grafik pertumbuhan yang
biasanya dijadikan sebuah ukuran dapat memperkuat kesan kegemukan jika berat menurut
tinggi melebihi 120% standar (median) berat badan menurut tinggi badan.[2] Indeks masa
tubuh (IMT) dapat dihitung sebagai berat badan per tinggi badan2 buka berat badan dalam kg
dan tinggi badan dalam meter.[2] Rujukan standar juga telah dipublikasi untuk memungkinkan
penaksiran adipositas dari pengukuran kapiler (jangka) ketebalan lipatan kulit triseps dan
subskapula.[2] Pengukuran berat dan panjang badan yang tepat memang sangat penting.[2]
Skala yang harus ditera secara teratur dan juga panjang badan telentang harus diukur di atas
papan, pengukuran panjang dengan menggunakan pit adalah tidak akurat.[2] Tinggi badan
paling baik diukur dengan menggunakan stadiometer yaitu pengukuran dengan batang yang
terikait lengan-ayun untuk skala kantor tidak akurat.[2] Dalam proporsi tubuh mengikuti
perubahan perkembangan secara teratur.[2] Kesesuaian berat badan biasanya bisa ditaksir
sejak lahir dan tumbuh, akan tetapi hal semacam itu tidak bisa dijadikan patokan, karena
setiap anak memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda.[2] Adipositas bisa
membuat penyakit dalam tubuh, penyakit diantaranya adalah obesitas, hiperinsulinemia,
displidemia, hipertensi, dan intoleransi glukosa.[3]

Insulin
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Model struktur insulin


Merah: karbon; hijau: oksigen; biru: nitrogen; merah muda: sulfur. Pita biru/ungu
merupakan kerangka [-N-C-C-]n dalam sekuens asam amino H-[-NH-CHR-CO-]nOH protein tersebut, dengan R merupakan bagian yang menonjol dari kerangka
tersebut pada setiap asam amino.

Insulin (bahasa Latin insula, "pulau", karena diproduksi di Pulau-pulau Langerhans di


pankreas) adalah sebuah hormon polipeptida yang mengatur metabolisme karbohidrat. Selain
merupakan "efektor" utama dalam homeostasis karbohidrat, hormon ini juga ambil bagian
dalam metabolisme lemak (trigliserida) dan protein hormon ini bersifat anabolik yang
artinya meningkatkan penggunaan protein. Hormon tersebut juga memengaruhi jaringan
tubuh lainnya.
Insulin menyebabkan sel (biologi) pada otot dan adiposit menyerap glukosa dari sirkulasi
darah melalui transporter glukosa GLUT1 dan GLUT4[1] dan menyimpannya sebagai
glikogen di dalam hati dan otot sebagai sumber energi.
Kadar insulin yang rendah akan mengurangi penyerapan glukosa dan tubuh akan mulai
menggunakan lemak sebagai sumber energi.
Insulin digunakan dalam pengobatan beberapa jenis diabetes mellitus. Pasien dengan diabetes
mellitus tipe 1 bergantung pada insulin eksogen (disuntikkan ke bawah kulit/subkutan) untuk
keselamatannya karena kekurangan absolut hormon tersebut; pasien dengan diabetes mellitus
tipe 2 memiliki tingkat produksi insulin rendah atau kebal insulin, dan kadang kala
membutuhkan pengaturan insulin bila pengobatan lain tidak cukup untuk mengatur kadar
glukosa darah.

Pulau Langerhans pankreas yang memproduksi hormon insulin dan glukagon Anda. Dalam
artikel ini, Anda akan belajar bagaimana hormon ini mengatur kadar gula darah Anda dengan
cara yang saling berlawanan.

Pankreas
Terselip di dalam perut Anda adalah organ yang penting untuk regulasi gula darah, yang
disebut pankreas. Meskipun Anda tidak selalu mendengar tentang pankreas, kecuali juka ada
masalah yang timbul, Anda akan melihat dalam artikel ini yang memainkan peran penting
dalam menjaga homeostasis tubuh Anda. Bahkan, baik sistem pencernaan dan sistem
endokrin Anda, pankreas melaksanakan sejumlah fungsi-fungsi vital.
Pankreas adalah memiliki ukuran panjang sekitar enam inci dan duduk jauh di dalam perut
Anda, sebagian di belakang perut Anda. Pankreas agak berbentuk segitiga, dan bagian ujung
yang luasnya muncul didepan bagian pertama dari usus kecil yang sebelumnya kita pelajari
disebut duodenum. Ini adalah kelenjar unik karena pankreas baik sebagai kelenjar endokrin
dan kelenjar eksokrin.
Seperti sebelumnya kita pelajari, apa yang membuat sebagai kelenjar endokrin atau eksokrin
tergantung pada bagaimana mengeluarkan produk yang dihasilkannya. Misalnya, kelenjar
endokrin mengeluarkan hormon langsung ke dalam darah. Sebaliknya, kelenjar eksokrin
mengeluarkan zat melalui suatu saluran.

Dalam kasus pankreas, kita melihat bahwa pankreas dapat dianggap sebagai kelenjar eksokrin
karena mengeluarkan cairan pencernaan ke dalam duodenum melalui saluran pankreas,
seperti yang terlihat dalam gambar ini. Sekarang, ketika kita mempelajari sistem pencernaan,
kita melihat bahwa pankreas adalah organ pencernaan vital. Namun, untuk artikel ini, kita
akan berfokus pada fungsi endokrin pankreas.
Jadi, jika organ endokrin mengeluarkan hormon langsung ke dalam darah, Anda mungkin
bertanya-tanya dimana apakah hormon yang dikeluarkan dari pankreas? Jawabannya adalah
insulin dan glukagon, dan seperti yang kita akan lihat segera, keduanya membantu mengatur
jumlah gula dalam darah Anda, tetapi dengan cara yang berlawanan.

Insulin
Insulin adalah hormon yang menurunkan kadar gula darah. Adalah baik untuk dicatat bahwa
itu akan benar sama-sama dengan mengatakan bahwa itu adalah hormon yang menurunkan

kadar glukosa darah. Karena glukosa adalah gula utama dalam darah, istilah ini digunakan
secara bergantian. Ia tampaknya hampir terlalu sederhana untuk mengatakan bahwa insulin
menurunkan gula darah, atau glukosa darah, karena pada kenyataannya, terserah insulin
untuk memindahkan kelebihan gula dari darah Anda. Ini adalah insulin yang memungkinkan
sel-sel Anda untuk menggunakan glukosa, yang merupakan sumber energi utama untuk
semua sel Anda. Hal ini hampir seperti insulin memiliki ketukan rahasia yang membuka
pintu sel dan memungkinkan glukosa lolos dari darah ke dalam sel. Tanpa insulin ketukan
rahasia, glukosa tidak bisa masuk.

Pulau Langerhans
Insulin diproduksi di pankreas dalam pulau Langerhans. Mereka mendapatkan nama mereka
dari Paul Langerhans, ahli patologi Jerman yang menemukan mereka. Pulau Langerhans
kadang-kadang lebih sederhana disebut pulau pankreas. Dalam kedua istilah yang ingin Anda
gunakan, kita melihat bahwa kata pulau selalu disertakan. Kata pulau berarti ini, dan pada
kenyataannya, pulau Langerhans adalah kelompok pulau sel endokrin dalam pankreas. Pulau
Langerhans sebenarnya mengandung berbagai jenis sel endokrin. Kita melihat bahwa sel-sel
beta adalah sel-sel pulau Langerhans yang memproduksi insulin. Sel beta baik menyimpan
dan melepaskan insulin, dan ini memungkinkan sel-sel beta untuk bereaksi dengan cepat
ketika tingkat gula darah Anda meningkat misalnya, setelah makan tiga donat isi krim.

Glukagon
Glukagon adalah antagonis dari insulin dan memiliki efek sebaliknya terhadap kadar glukosa
darah. Oleh karena itu, kita dapat mendefinisikan glukagon sebagai hormon yang
meningkatkan kadar gula darah. Jika Anda telah berpuasa dan tidak makan sepanjang hari,
kadar glukosa darah Anda turun. Pada saat ini, glukagon yang datang untuk menyelamatkan.
Hal ini dilakukan dengan memberitahu hati untuk memecah bentuk glukosa yang disimpan,
kita sebut sebagai glikogen, dan melepaskannya ke dalam darah. Seperti insulin, glukagon
adalah hormon yang diproduksi di dalam pankreas, tapi tidak seperti insulin itu adalah sel-sel
alfa yang merupakan sel-sel pulau Langerhans yang memproduksi glukagon.
Jadi, kita melihat bahwa insulin dan glukagon langsung beraksi ketika darah Anda mengalami
perubahan kadar glukosa. Kita juga tahu bahwa berapa banyak gula dalam darah Anda
tergantung pada seberapa banyak atau sedikit Anda makan baru-baru ini. Jika Anda dengan
cepat makan makanan dari tiga donat isi krim, sistem pencernaan Anda dengan cepat akan
menyerap makanan tinggi gula ini dan mentransportasi gula darah Anda. Hal ini
menyebabkan kadar glukosa darah meningkat memberikan sel-sel beta dari pulau Langerhans
pankreas Anda memberi sinyal bahaya untuk segera mengirimkan insulin! Insulin
memberikan ketukan rahasia untuk sel-sel tubuh Anda, dan mereka membuka pintu mereka
dan membiarkan glukosa masuk. Hal ini secara efektif menghilangkan kelebihan gula dari
donat isi krim yang dibuang ke dalam aliran darah Anda dan mengembalikan kembali ke
tingkat normal sebelum makan dinat.
Jika Anda sekarang merasa sakit karena makan begitu banyak donat dan memutuskan untuk
melewatkan makan siang, kadar glukosa darah Anda akan turun. Sel-sel alfa pulau
Langerhans sekarang akan mendapatkan panggilan untuk melepaskan glukagon. Pada saat

ini, sekresi insulin berhenti, dan glukagon memberitahu hati untuk melepaskan lebih banyak
glukosa ke dalam darah.

Ringkasan
Mari kita meninjau ulang. Pankreas duduk jauh di perut Anda. Pankreas berisi kelompok sel
endokrin yang disebut pulau Langerhans. Sel yang berbeda dalam pulau Langerhans
memproduksi dua hormon yang mengatur jumlah gula atau glukosa dalam darah Anda. Selsel beta memproduksi insulin. Insulin adalah hormon yang menurunkan kadar gula darah.
Sel-sel alfa memproduksi glukagon. Glukagon adalah hormon yang meningkatkan kadar gula
darah. Jika Anda makan makanan gula tinggi, kadar glukosa darah meningkat, yang akan
memicu pelepasan insulin. Jika Anda melewatkan waktu makan, tingkat glukosa darah Anda
akan turun, yang memicu pelepasan glukagon.
Pengertian Kelenjar Langerhans (Pankreas)
Pulau-pulau langerhans adalah sekelompok kecil sel-sel yang tersebar di seluruh
pankreas dan kaya akan pembuluh darah. Kelenjar langerhans menghasilkan
hormon insulin dan glucagon. Insulin berfungsi mengubah gula darah (glukosa)
menjadi gula otot (glikogen) di hati sehingga mengurangi kadar gula dalam
darah. Glucagon berfungsi mengubah glikogen menjadi glukosa.

Kekurangan hormon insulin dapat mengakibatkan diabetes mellitus (kencing


manis) akibat kadar gula dalam darah naik.

Anda mungkin juga menyukai