Anda di halaman 1dari 2

HILANGNYA KESANTUNAN BERTUTUR KATA ANAK MUDA

Bahasa termasuk dalam salah satu cara untuk mengetahui pemikiran antar
manusia lewat percakapan yang dilakukan. Di Indonesia, berbicara antar
seseorang dengan umur dan status yang berbeda juga memiliki kesantunan yang
berbeda. Kesantunan berbahasa dapat diartikan sebagai kesopanan atau kehalusan
dalam menggunakan bahasa ketika berkomunikasi melalui lisan ataupun tulisan.
Contohnya yaitu ketika seorang anak berbicara pada orang tuanya, seharusnya
bahasa yang diucapkan pastilah penuh dengan rasa hormat , adab tertib, sopan
santun dan kehalusan, begitu pula dengan seorang adik yang berkomunikasi
dengan kakaknya.
Berbeda dengan remaja pada jaman sekarang ini. Banyak anak muda yang
tidak menghiraukan tentang tata cara berkomunikasi. Salah satu contohnya yaitu
pada sebagian besar mahasiswa baru yang berbicara pada kakak tingkatnya sudah
tidak dengan kesantunan lagi. Mereka berkata sesuai dengan apa yang dia
pikirkan dan seakan-akan berbicara kepada teman sepermaninannya. Perkataan
itulah yang sering membuat hati seseorang yang lebih tua merasa terluka. Menurut
Brown dan Levinson (ahli bahasa) mengartikan bahwa kesantunan dianggap
sebagai tindakan mempertimbangkan perasaan orang lain yang didalamnya
memperhatikan (positif face) yaitu keinginan untuk diakui dan negative face
sebagai keinginan untuk tidak diganggu dan terbebas dari beban.
Adab berbica sebenarnya telah diajarkan mulai dari kecil oleh orang tua
masing-masing dan dilanjutkan di pembelajaran sekolah dasar. Namun berbeda
ketika seseorang anak sudah memasuki jenjang SMP, kesantunan bahasa pada
jenjang ini tidak dipelajari secara langsung. Hal itulah yang memulai seorang anak
secara perlahan tidak melakukan dan bertutur kata yang sesuai adab dan
kesantunan. Jika hal ini berlanjut, maka akan menjadi semakin parah ketika
seorang anak beranjak ke SMA ataupun perguruan tinggi.

Kesantunan berbahasa termasuk dalam budaya baik yang diajarkan oleh


bangsa Indonesia. Ketika kesantunanpun menghilang secara perlahan, maka dapat
diartikan bahwa budaya berbicarapun telah memudar. Untuk menanggulangi hal
itu, dapat dilakukan berbagai cara. Salah satunya yaitu memunculkan mata
pelajaran ataupun mata kuliah tentang kemahiran bersosial dalam ilmu bahasa,
sastra dan subjek lain tentang kemanusiaan. Generasi Muda seharusnya dapat
mememilah mana yang baik dan buruk. Jangan terlalu mengejar arus
kemoderenan dan kemajuan teknologi saja, tetapi pegang juga adab berbicara dan
budaya Indonesia yang telah diajarkan kepada kita.

Anda mungkin juga menyukai