Anda di halaman 1dari 120

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAK PADA

SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU INSAN PERMATA


KOTA MALANG
SKRIPSI
Oleh:
ULYA LATIFAH
NIM : 07140088

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH


JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
PEBRUARI, 2010

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAK PADA


SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU INSAN PERMATA
KOTA MALANG
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Negeri Malang untuk
Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu
Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI)

Oleh :
ULYA LATIFAH
NIM : 07140088

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH


JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
PEBRUARI, 2010

ii

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAK PADA


SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU INSAN PERMATA
KOTA MALANG

Oleh :

ULYA LATIFAH
NIM : 07140088

Telah Disetujui Pada tanggal 30 Januari 2010


Oleh Dosen Pembimbing

Muhammad Walid, M.A


NIP: 197308232000031 002

Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Guru MI

Dr. Hj. Sulalah, M.Ag


NIP: 196511121994032 002

iii

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAK PADA


SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU INSAN PERMATA
KOTA MALANG
SKRIPSI
Dipersiapkan dan disusun oleh
Ulya Latifah (07140088)
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal
11 Pebruari 2010 dengan nilai B+
dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Guru MI (S.Pd.I)
Pada tanggal: 17 Pebruari 2010
Panitia Ujian

Tanda Tangan

Ketua Sidang
Hj. Rahmawati.B, M.A
NIP. 197207152001122 001

Sekretaris
Muhammad Walid, M.A
NIP. 197308232000031 002

Pembimbing,
Muhammad Walid, M.A
NIP. 197308232000031 002

Penguji Utama
Dr. H. M. Zainuddin, M.A
NIP. 196205071995031 001

Mengesahkan
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang

Dr. H. M. Zainuddin, M.A


NIP.196205071995031 001

iv

Muhammad Walid M.A


Dosen Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri Malang
___________________________
NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal : Skripsi Ulya Latifah
Lamp : 6 (Enam) Eksemplar

Malang, 1 Pebruari 2010

Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang
Di
Malang
Assalaamu alaikum Wr.Wb.
Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi,
bahasa, maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa
tersebut di bawah ini:
Nama
NIM
Jurusan
Judul Skripsi

: Ulya Latifah
: 07140088
: PGMI
: Implementasi Pendidikan Akhlak Pada Sekolah Dasar
Islam Terpadu Insan Permata Kota Malang
maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah
layak diajukan untuk diujikan.
Demikian, mohon dimaklumi adanya.
Wassalaamu alaikum Wr.Wb.
Pembimbing

Muhammad Walid, M.A


NIP. 197308232000031 002

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, 30 Januari 2010

Ulya Latifah

vi

LEMBAR PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Untuk:
Perjuangan dan Jihad Islam. Ibunda dan ayahanda tercinta yang tidak pernah
berhenti mendoakan kesuksesanku. Suami tersayang Jafar Tri Kuswahyono,
S.T yang selalu memotivasi secara materiel dan inmateriel. Ananda Wafiuddin
Akbar yang selalu menjadi motivator dan inspirator. Sahabat-sahabat dan
saudara-saudara yang terus-menerus memberi support. Kepada semuanya
kuucapkan Jazaakumullah khoiron jaza atas Motivasi, Dukungan dan Doa
kalian semua. Semoga karya ini menjadi saksi bagi suksesnya perjuangan kita,
Allahu Akbar.

vii

MOTTO:




Sesungguhnya aku ini diutus untuk menyempurnakan akhlak yang
mulya.(HR. Ahmad)




Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling
baik akhlaknya (HR. Tirmidzi dan Ahmad).






Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah
wanita sholihah(HR. Bukhari Muslim)

viii

ABSTRAK
Latifah, Ulya. Implementasi Pendidikan Akhlak Pada Sekolah Dasar Islam
Terpadu Insan Permata Kota Malang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang. Muhammad Walid, M.A
Pendidikan Akhlak adalah pendidikan mengenai dasar-dasar moral
(akhlak) dan keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan
kebiasaan oleh anak sejak masa analisa hingga ia menjadi mukallaf yang
mengarungi lautan kehidupan. Pengajaran akhlak di sekolah-sekolah pada saat ini
belum diberikan secara mandiri, dalam arti masih terintegrasi dengan mata
pelajaran Agama ataupun Pendidikan Pancasila, namun pada umumnya para
pendidik jarang sekali menyentuh mengenai pendidikan akhlak, karena
pendidikan akhlak dianggap sebagai pemberian ceramah-ceramah saja.
Usia Sekolah Dasar adalah masa yang sangat menentukan untuk masa
depannya dan pendidikan akhlak sangat dibutuhkan. Dalam hal ini harus ada
pendidikan akhlak yang mampu memadukan antara pendidikan sekolah , keluarga,
dan lingkungan secara kontineu, dengan mengkomunikasikan perkembangan anak
kepada pihak sekolah atas apa yang menjadi kebiasaan anak di rumah dan di
lingkungan agar terjalin komunikasi yang baik antara orang tua dan guru untuk
perbaikan pendidikan khususnya akhlak anak, berangkat dari latar belakang itulah
penulis kemudian ingin membahasnya dalam skripsi dan mengambil judul
Implementasi Pendidikan Akhlak Pada Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan
Permata Kota Malang
Sedangkan rumusan masalah yang menjadi pembahasan ini meliputi; apa
saja bentuk-bentuk pendidikan akhlak, bagaimana implementasi bentuk-bentuk
kegiatan pendidikan akhlak, dan aspek-aspek apa yang mendukung implementasi
pendidikan akhlak di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Permata Kota Malang
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja
bentuk-bentuk pendidikan akhlak, untuk mengetahui bagaimana implementasi
bentuk-bentuk kegiatan pendidikan akhlak, dan untuk mengetahui aspek-aspek
apa yang mendukung implementasi pendidikan akhlak di Sekolah Dasar Islam
Terpadu Kota Malang.
Penelitian yang penulis lakukan ini adalah termasuk dalam penelitian
deskriptif kualitatif. Dalam perjalanan mengumpulkan data, penulis menggunakan
metode observasi, interview dan dokumentasi. Sedangkan untuk analisisnya,
penulis menggunakan reduksi data, penyajian data, verifikasi dan kesimpulan,
serta triangulasi data, dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu
berupa data-data yang tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang diamati
sehingga dalam hal ini penulis berupaya mengadakan penelitian yang bersifat
menggambarkan secara utuh tentang keadaan yang sebenarnya. Selain itu, untuk
mendukung uraian dari keadaan yang sebenarnya ada di sekolah, disini penulis
sertakan gambar dan lampiran sebagai pelengkap data.
Hasil dari penelitian yang dilakukan penulis dapat disampaikan di sini
bahwasannya bentuk-bentuk pendidikan akhlak, dan implementasinya serta aspek
pendukungnya dimasukkan dalam program kurikuler, non kurikuler dan ekstra

ix

kurikuler berupa akhlak kepada Allah, akhlak kepada sesama manusia, dan akhlak
terhadap lingkungan serta pembinaan kepribadian Lingkar Quran, yang dijadikan
program untuk mencapai quality assurance sekolah. Kalaupun masih ada program
lain yang belum disebutkan dalam skripsi ini, maka hal itu dapat dijadikan
masukan atau tambahan agar skripsi ini terus berkembang dan tidak berhenti
sampai di sni.
Kata Kunci

: Sekolah, Akhlak.

DAFTAR GAMBAR
1. Suasana istirahat para siswa bermain di depan kelas
2. Saat istirahat siang para siswa bermain didalam kelas
3. Suasana di kelas saat istirahat
4. Santai dengan menikmati bekalnya
5. Suasana santai di dalam kelas, ada yang membaca buku dan makan bekal
yang di bawa dari rumah
6. Sebagian siswa bermain sepak bola saat istirahat
7. Para siswi sedang berwudhu untuk persiapan sholat dhuhur berjamaah
8. Mereka bergantian untuk berwudhu dan tak lupa berdoa
9. Bergantian untuk berwudhu
10. Saat istirahat siang sebagian siswa bermain catur
11. Suasana keakraban saat istirahat
12. Mereka menikmati istirahat di dalam kelas dengan akrab
13. Persiapan main catur dengan saling pengertian
14. Bermain catur dengan di saksikan teman-temannya

xi

DAFTAR LAMPIRAN
1. Biodata Penulis
2. Bukti Konsultasi
3. Surat Penelitian
4. Surat Pemberitahuan
5. Surat Keterangan
6. Struktur Organisasi SDIT Insan Permata
7. Pedoman Wawancara
8. Daftar Nama Guru dan Karyawan
9. Struktur Kurikulum Kelas
10. Denah Lokasi

xii

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah Swt. Yang Maha
mengetahui segala sesuatu, yang Maha menyejukkan hati manusia dengan cahaya
pengetahuan, sehingga mereka menjadi hamba-Nya yang shaleh. Shalawat serta
salam semoga selalu tercurah untuk tauladan kita Rasulullah Saw. yang
membimbing ummatnya kepada jalan yang lurus.
Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI) di jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana
Malik Ibrahim Malang.
Dengan telah tersusunnya tugas akhir (skripsi) ini, tidak lupa penulis
bersyukur kepada Allah Yang Maha Esa, dan mengucapkan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayugo selaku rektor Universitas Islam Negeri
(UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
2. Bapak Dr. H. M. Zainuddin, M.A selaku dekan fakultas Tarbiyah
3. Ibu Dr. Hj. Sulalah, M.Ag selaku ketua jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI)
4. Bapak Muhammad Walid, M.A selaku dosen pembimbing skripsi
5. Bapak Yoshi Kurniawan, S.Si selaku Kepala Sekolah Dasar Islam Terpadu
(SDIT) Insan Permata Kota Malang yang telah menerima saya dengan baik
selama melakukan penelitian sekolah

xiii

6. Semua guru Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Insan Permata Kota Malang
yang telah rela meluangkan waktu ketika saya melakukan penelitian sekolah
7. Semua siswa-siswi SDIT Insan Permata Kota Malang yang telah memberikan
informasi dan data dalam penelitian saya
8. Suamiku Jafar Tri Kuswahyono, S.T dan ananda Wafiuddin Akbar, serta
semua keluargaku.
Tak ada gading yang tak retak, selanjutnya penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan tugas akhir (skripsi) ini meskipun sudah diupayakan secara
hati-hati, baik dalam menggunakan sumber referensi maupun penyajian dan
sistematikanya, tentu masih banyak kekurangan di sana-sini. Oleh karena itu
penulis amat berharap semoga karya kecil ini dapat bermanfaat dan
disempurnakan di masa yang akan datang, demi dedikasi kita kepada
pengembangan ilmu pengetahuan. Semoga Allah selalu membimbing serta
meridhoi amal kita. Amien.

Malang, 30 Januari 2010

Penulis

xiv

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DAN JUDUL i
HALAMAN JUDUL............................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING.................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PENGUJI ............................................ iv
HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ................................................. v
SURAT PERNYATAAN .................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii
MOTTO .. viii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR GAMBAR .. . xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
KATA PENGANTAR xiii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 7
D. Sistematika Penelitian ...... 9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Akhlak
1. Pengertian Pendidikan 12
2. Pengertian Akhlak .. 13

xv

3. Pengertian Pendidikan Akhlak ... 15


4. Bentuk-Bentuk Pendidikan Akhlak 17
B. Sekolah Dasar .... 20
1. Pendidikan Akhlak Sekolah Dasar . 22
2. Karakteristik dan Kebutuhan Pendidikan Anak Usia SD.. .25
C. Peran Pendidikan Islam dalam Pembentukan Akhlak . 27
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ........................................... 40
B. Kehadiran Peneliti .. 41
C. Lokasi Penelitian ..42
D. Data dan Sumber Data (Objek dan Subjek) Penelitian ...42
E. Teknik Pengumpulan Data .44
F. Analisis Data .48
G. Pengecekan Keabsahan Temuan 50
H. Tahapan-Tahapan Penelitian . 51

BAB IV

HASIL PENELITIAN
A. Profil SDIT Insan Permata Kota Malang
1. Sejarah Berdidrinya SDIT Insan Permata Kota Malang 52
2. Dasar Pemikiran .53
3. Visi, Misi SDIT Insan Permata Kota Malang .55
4. Tujuan SDIT Insan Permata .. 55
5. Quality Assurance (Jaminan Kualitas) ................................... 56
6. Struktur Organisasi SDIT Insan Permata Kota Malang . 56

xvi

B. Bentuk-Bentuk Pendidikan Akhlak. 57


C. Implementasi Pendidikan Akhlak ........................... 59
D. Aspek-Aspek Yang Mendukung Pendidikan Akhlak
1. Kurikulum SDIT Insan Permata . 63
2. Kurikulum Pendidikan Akhlak SDIT Insan Permata . 64
3. Target Pendidikan Akhlak di SDIT Insan Permata 64
4. Kegiatan dalam Pembinaan Akhlak di SDIT Insan Permata.. 65
5. Kegiatan Siswa dalam Mewujudkan Pendidikan Akhlak ...66
E. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan Akhlak di
SDIT Insan Permata Kota Malang
1. Faktor-faktor Pendukung Pendidikan 67
2. Faktor-faktor Penghambat Pendidikan .. 68
BAB V

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN


A. Temuan-Temuan Pendidikan akhlak di SDIT Insan
Permata..... 71
B. Konsep-Konsep yang diimplementasikan di SDIT Insan
Permata ..... 78

BAB VI

PENUTUP
A. Kesimpulan .... 81
B. Saran .. 82

DAFTAR PUSTAKA . 85
GAMBAR-GAMBAR
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xvii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Akhlak adalah pendidikan mengenai dasar-dasar moral
(akhlak) dan keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan
kebiasaan oleh anak sejak masa analisa hingga ia menjadi mukallaf, pemuda
yang mengarungi lautan kehidupan. Tidak diragukan lagi bahwa keutamaankeutamaan moral, perangai dan tabiat merupakan salah satu buah iman yang
mendalam, dan perkembangan religius yang benar. 1
Jika sejak masa kanak-kanaknya, anak tumbuh berkembang dengan
berpijak pada iman kepada Allah dan terdidik untuk takut, ingat, bersandar,
meminta pertolongan dan berserah diri padaNya, ia akan memiliki potensi dan
respon secara instingtif di dalam menerima setiap keutamaaan dan kemuliaan,
di samping terbiasa melakukan akhlak mulia. Sebab benteng pertahanan
religius yang berakar pada hati sanubarinya, kebiasaan mengingat Allah yang
telah dihayati dalam dirinya dan instropeksi diri yang telah menguasai seluruh
pikiran dan perasaannya, telah memisahkan anak dari sifat-sifat negatif,
kebiasaan-kebiasaan dosa dan tradisi-tradisi jahiliyah yang rusak.2
Masyarakat modern telah berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi canggih untuk mengatasi berbagai masalah kehidupannya,
namun pada sisi lain ilmu pengetahuan dan teknologi canggih tersebut tidak
mampu menumbuhkan moralitas (akhlak) yang mulia. Dunia modern saat ini,
1
Abdullah Nasih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam I, terj., Syaifullah
Kamali dan Hery N. (Bandung: Asy Syifa, 1990), hal.174
2
Ibid..

termasuk di Indonesia ditandai oleh gejala kemerosotan akhlak yang benarbenar berada pada taraf yang mengkhawatirkan. Kejujuran, kebenaran,
keadilan,

tolong

menolong

dan

kasih

sayang

sudah

tertutup

oleh

penyelewengan, penipuan, penindasan, saling menjegal dan saling merugikan.


Di sana-sini banyak terjadi adu domba dan fitnah, menjilat, mengambil hak
orang lain sesuka hati dan perbuatan-perbuatan biadab lainnya.3
Di zaman modern ini, kondisi dan hasil kemajuan itu membawa
kebahagiaan yang lebih banyak kepada manusia dalam hidupnya. Akan tetapi
suatu kenyataan yang menyedihkan ialah bahwa kebahagiaan itu ternyata
semakin jauh, hidup semakin sukar dan kesukaran-kesukaran material berganti
dengan kesukaran mental. Beban jiwa semakin berat, kegelisahan dan
ketegangan serta tekanan perasaan lebih sering terasa dan lebih menekan
sehingga mengurangi kebahagiaan.4
Problem yang dihadapi manusia menghendaki visi dan orientasi
pendidikan yang tidak semata-mata menekankan pada pengisian fisik tetapi
juga pengisian jiwa, pembinaan akhlak, dan kepatuhan dalam menjalani ibadah.
Yaitu suatu upaya yang mengintegrasikan berbagai pengetahuan

yang

terkotak-kotak itu ke dalam tauhid, yaitu suatu keyakinan bahwa ilmu yang
dihasilkan lewat penalaran manusia itu harus dilihat sebagai bukti kasih sayang

Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan (Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam Di


Indonesia) (Jakarta : Prenada Media, 2003), hal. 83
4
Zakiyah Darajat, Peranan Agama dalam Kesehatan Mental (Jakarta : Gunung Agung,
1979), cet. IV. Hal. 10

Tuhan kepada manusia, dan harus diabdikan untuk beribadah kepada Tuhan
melalui karya-karya manusia yang ikhlas.5
Perilaku serta budi pekerti (akhlak) dari para pelajar saat ini sangatlah
memprihatinkan. Tingkah laku dari seorang siswa kini sudah jarang
mencerminkan sebagai seorang pelajar. Di antara mereka cenderung bertutur
kata yang kurang baik, terkadang mereka bertingkah laku tidak sopan dan tidak
lagi patuh terhadap orang tua maupun terhadap gurunya. Hal ini tentu saja
dipengaruhi oleh kondusif tidaknya pendidikan budi pekerti yang mereka
dapatkan, baik dari lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.
Keluarga sebagai lingkungan pertama tentu saja memiliki faktor yang penting
dalam membentuk pola perilaku seorang anak.
Pengajaran akhlak di sekolah-sekolah pada saat ini belum diberikan
secara mandiri, dalam arti masih terintegrasi dengan mata pelajaran lain. Mata
pelajaran yang dimaksud adalah Pendidikan Agama ataupun Pendidikan
Pancasila, namun pada umumnya para pendidik jarang sekali menyentuh
mengenai pendidikan akhlak, karena pendidikan akhlak dianggap sebagai
pemberian ceramah-ceramah saja.
Mutu pendidikan yang diselenggarakan sekolah dituntut untuk memiliki
standar mutu pendidikan. Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang
dapat menghasilkan keluaran, baik pelayanan dan lulusan yang sesuai
kebutuhan atau harapan pelanggan (pasar)nya. Sekolah bermutu adalah sekolah
yang dapat memuaskan pelanggannya, baik pelanggan internal maupun

Abbudin Nata, op.cit., hlm. 95

eksternal. Manajemen Mutu Terpadu yang sering disebut dengan TQM (Total
Quality Management) adalah suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang
berusaha memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus
menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungannya. 6
Peranan Guru sebagai pentransfer ilmu sangatlah penting. Seorang guru
tidak hanya memberikan pendidikan itu dalam bentuk materi-materi saja, tetapi
lebih dari itu harus dapat menyentuh sisi tauladannya. Sebab perilaku seorang
gurulah yang pertama-tama dilihat siswanya. Seorang guru selain memberikan
pendidikan yang bersifat materi pelajaran, juga harus memberikan contoh yang
baik dalam sosialisasi kehidupan. Bagaimana murid akan berperilaku sesuai
dengan yang diajarkan oleh gurunya, jika gurunya sendiri tidak pernah
memberikan contoh yang baik terhadap anak didiknya.7
Tujuan dari pendidikan budi pekerti (akhlak) itu sendiri ialah membina
dan membangun kejiwaan serta keadaan seorang anak, sehingga anak tidak
akan terpengaruh oleh lingkungan atau pergaulan yang merugikan dan
kalaupun mereka masih juga salah pilih, maka setidak-tidaknya mereka sudah
dapat berfikir secara

bertanggung jawab dan di dalam diri mereka sudah

terbentuk suatu fundamen moral (akhlak) yang baik sebagaimana yang


diharapkan.8

6
Nurochim, Peningkatan Mutu Sekolah (htt://nurochim.multiply.com/journaal/item/1,
diakses 20 Juni 2009)
7

Cucu Lisnawati,Persepsi Masyarakat Terhadap Pendidikan Budi Pekerti di Sekolahsekolah, (htt://infodiknas.com, diakses 20 Juni 2009)
8
Ibid., hlm.2

Pendidikan akhlak anak usia SD antara 6-12 sangat tergantung pada


lingkungan mereka berada. Mereka butuh bimbingan, arahan, didikan dan
tauladan yang baik dari lingkungannya. Dalam hal ini peran sekolah, keluarga,
dan lingkungan dimana mereka tinggal sangat mempengaruhi kepribadiannya.
Tidak jarang kita menemukan pergaulan sehari-hari anak-anak usia SD sudah
mengenal pacaran, kata-kata yang diucapkan tidak teratur alias tidak sopan dan
lain-lain.
Masa kanak-kanak di usia SD adalah masa yang sangat menentukan
untuk masa depannya. Pendidikan akhlak anak harus dimulai sejak dini agar
mereka menjadi penerus bangsa yang memiliki akhlakul karimah. Oleh karena
itu, harus ada pendidikan yang mampu memadukan antara pendidikan sekolah ,
keluarga, dan lingkungan secara kontineu, dengan mengkomunikasikan
perkembangan anak kepada pihak sekolah atas apa yang menjadi kebiasaan
anak di rumah dan di lingkungan agar terjalin komunikasi yang baik antara
orang tua dan guru untuk perbaikan pendidikan khususnya akhlak anak.
Penting bagi orang tua untuk mencarikan dan memilihkan sekolah yang tepat
untuk pendidikan akhlak bagi anaknya, agar berhasil menjadi anak yang sholeh
dan berprestasi yang diharapkan memiliki akhlak mulia.
Dalam perkembangan zaman yang semakin mengkhawatirkan masa
depan akhlak anak bangsa ini, sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Insan
Permata di kota Malang adalah salah satu Lembaga Pendidikan yang
menawarkan solusi dan melayani untuk membimbing, mendidik dan
memperbaiki akhlak anak sejak usia SD dan sekolah ini mencanangkan visi :

Menjadi sekolah unggulan yang mengedepankan keluhuran akhlak serta


bermanfaat bagi masyarakat. 9
Sekolah ini berkembang dengan pesat dengan bukti penerimaan peserta
didik yang sudah mencapai tiga kelas tiap tahunnya dan untuk mendaftar harus
mengkuti test seleksi peserta didik, padahal sekolah ini baru berdiri tahun 2004
dengan jumlah 24 siswa dan September tahun 2009 sudah mencapai 306
siswa.10 Apa yang menarik dari SDIT Insan Permata, sehingga banyak yang
berminat mendaftarkan anaknya di sekolah ini? Banyak wali murid dan
masyarakat yang memilih sekolah ini karena visinya : Menjadi sekolah
unggulan yang mengedepankan keluhuran akhlak serta bermanfaat bagi
masyarakat.
Sekolah ini juga menerapkan konsep full day school sehingga tercipta
lingkungan kondusif dan pergaulan anak didiknya mendapatkan pemantauan
dari sekolah cukup lama karena mereka masuk sekolah jam 06.55 -- 15.30
dengan sholat dhuhur dan Ashar berjamaah di sekolah. Hal ini sangat cocok
bagi kedua orangtua yang sibuk dengan kariernya, karena selama sekolah dari
pagi sampai sore hari anak-anak mendapatkan bimbingan, arahan dan didikan
dari para guru di sekolah yang membuat orangtua tidak khawatir dengan
pergaulan diluar sekolah yang sangat memprihatinkan.
Disamping itu untuk mencapai Quality Assurance (Jaminan mutu) SDIT
Insan Permata melakukan tahapan-tahapan dan menerapkan pembiasaan serta

Dokumen SDIT Insan Permata 15 September, 2009.


10 Ibid..

pemantauan yang intensif yang dilakukan oleh sekolah dengan selalu


mengontrol lewat pendidikan dari para guru, buku penghubung sebagai bentuk
komunikasi antara orangtua dan sekolah, pertemuanpertemuan wali siswa di
sekolah, bahkan kunjungan guru ke rumah siswa (home visite) pun dilakukan.
Itulah sebabnya peneliti mengambil dan memilih SDIT Insan Permata
Kota Malang sebagai objek penelitian ini dan peneliti akan berusaha
mengungkap dan mencari tahu

bagaimana Sekolah Dasar Islam Terpadu

(SDIT) Insan Permata Kota Malang ini mengimplementasikan pendidikan


akhlak kepada para siswa-siswinya dalam pergaulan hidup sehari-hari baik di
lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumahnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dapat diambil
beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa bentuk-bentuk pendidikan akhlak di SDIT Insan Permata Kota Malang?
2. Bagaimana implementasi bentuk-bentuk kegiatan pendidikan akhlak di SDIT
Insan Permata Kota Malang?
3. Aspek-aspek apa yang mendukung implementasi pendidikan akhlak di SDIT
Insan Permata Kota Malang?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dengan mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa bentuk-bentuk pendidikan akhlak di SDIT Insan
Permata Kota Malang.

2. Untuk mengetahui bagaimana implementasi bentuk-bentuk kegiatan


pendidikan akhlak di SDIT Insan Permata Kota Malang.
3. Untuk mengetahui aspek-aspek apa yang mendukung implementasi
pendidikan akhlak di SDIT Insan Permata Kota Malang.
Dengan adanya penelitian ini semoga dapat bermanfaat untuk
meningkatkan mutu dan kualitas implementasi pendidikan akhlak di SDIT
Insan Permata Kota Malang secara umum dan secara khusus dapat bermanfaat
bagi:
1. Guru
Dengan dilaksanakannya penelitian itu maka guru akan mengetahui
implementasi pendidikan akhlak yang sudah dan belum diterapkan oleh siswasiswinya dan ada upaya memperbaiki jika ditemukan akhlak yang kurang
sesuai.
2. Siswa
Dengan adanya penelitian tersebut membantu siswa-siswi untuk
mengetahui, memperbaiki, dan meningkatkan implementasi pendidikan akhlak
dalam pergaulan dan interaksi sehari-hari di lingkungan sekolah maupun
lingkungan rumahnya.
3. Lembaga
Bagi lembaga / sekolah, hasil penelitian sangat bermanfaat dalam
rangka meningkatkan dan memperbaiki kualitas / mutu implementasi
pendidikan akhlak di SDIT Insan Permata Kota Malang.

Dalam melakukan penelitian tersebut peneliti berusaha dan berupaya


untuk mendapatkan informasi-informasi, data-data, dan pengetahuan yang
mendalam tentang implementasi pendidikan akhlak di Sekolah Dasar Islam
Terpadu (SDIT) Insan Permata Kota Malang.
D. Sistematika Penelitian
Dalam suatu pembahasan harus didasari oleh kerangka berfikir yang
jelas dan teratur. Suatu permasalahan harus disampaikan menurut urutannya,
mendahulukan sesuatu yang harus didahulukannya dan mengakhiri sesuatu
yang harus diakhiri dan selanjutnya. Maka dari itu harus ada sitematika
pembahasan sebagai kerangka yang dijadikan acuan dalam berfikir secara
sistematis. Adapun skripsi ini menggunakan sistematika pembahasan sebagai
berikut:
Bab I

Pendahuluhan, pada bagian ini penulis memberikan gambaran secara


umum tentang penelitian ini. Dalam hal ini diuraiakan sesuatu yang
berhubungan dengan latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

Bab II

Kajian Pustaka, adalah penjelasan-penjelasan yang bersifat teoritis


konseptual yang meliputi: Pengertian Pendidikan, Pengertian Akhlak,
Pengertian Pendidikan Akhlak, Bentuk-Bentuk Pendidikan Akhlak,
Sekolah Dasar, Pendidikan Akhlak Sekolah Dasar, Karakteristik dan
Kebutuhan Pendidikan Anak Usia SD, dan Peran Pendidikan Islam
dalam Pembentukan Akhlak.

Bab III Metodologi Penelitian ini menjelaskan tentang: Pendekatan dan Jenis
Penelitian, Kehadiran Peneliti, Lokasi Penelitian, Data dan Sumber
Data (Objek dan Subjek) Penelitian, Prosedur Pengumpulan Data,
Analisis Data, Pengecekan Keabsahan Temuan, dan TahapanTahapan Penelitian
Bab IV Hasil Penelitian ini diawali dengan Profil SDIT Insan Permata Kota
Malang, Sejarah Berdirinya SDIT Insan Permata Kota Malang, Visi
Misi SDIT Insan Permata Kota Malang, Tujuan SDIT Insan Permata,
Quality Assurance (Jaminan Kualitas) , Struktur Organisasi SDIT
Insan Permata Kota Malang, Bentuk-bentuk Pendidikan Akhlak,
Implementasi Pendidikan Akhlak, Aspek-aspek Pendidikan Akhlak,
Kurikulum SDIT Insan Permata, Kurikulum Pendidikan Akhlak SDIT
Insan Permata, Target Pendidikan Akhlak di SDIT Insan Permata,
Kegiatan dalam Pembinaan Akhlak di SDIT Insan Permata, Kegiatan
Siswa dalam Mewujudkan Pendidikan Akhlak, Faktor Pendukung dan
Penghambat Pendidikan Akhlak di SDIT Insan Permata Kota Malang,
Faktor-faktor Pendukung Pendidikan, dan Faktor-faktor Penghambat
Pendidikan.
Bab V

Pembahasan Hasil Penelitian yang menjelaskan tentang TemuanTemuan Pendidikan Akhlak di SDIT Insan Permata, dan KonsepKonsep yang diimplementasikan di SDIT Insan Permata.

Bab VI Merupakan penutup dari pembahasan yang sebelumnya. Bab ini


merupakan kesimpulan dan saran-saran konstruktif yang bermanfaat

10

sebagai sumbangan pemikiran bagi lembaga-lembaga pendidikan


terutama SDIT Insan Permata Kota Malang.

11

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Akhlak
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam
segala lingkungan dan sepanjang hidup. Dengan kata lain pendidikan adalah
segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan hidup.11
Berdasarkan pengertian di atas menunjukkan bahwa pendidikan itu
mempunyai beberapa karakteristik khusus, menurut Mudyahardjo membaginya
kepada empat hal yaitu:
a.Masa pendidikan. Pendidikan berlangsung seumur hidup dalam setiap saat
selama ada pengaruh lingkungan.
b.Lingkungan pendidikan. Pendidikan berlangsung dalam segala lingkungan
hidup, baik yang khusus diciptakan untuk kepentingan pendidikan maupun
yang ada dengan sendirinya.
c.Bentuk kegiatan. Terentang dari bentuk-bentuk yang misterius atau tak
disengaja sampai dengan terprogram. Pendidikan berbentuk segala macam
pengalaman belajar dalam hidup. Pendidikan berlangsung dalam beranaka
ragam bentuk, pola, dan lembaga. Pendidikan dapat terjadi sembarang,kapan,
dan di mana pun dalam hidup. Pendidikan lebih berorientasi pada peserta
didik.

11

Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2001),

hal. 3

12

d.Tujuan pendidikan terkandung dalam setiap pengalaman belajar, tidak


ditentukan dari luar. Tujuan pendidikan adalah pertumbuhan, tidak terbatas,
dan sama dengan tujuan hidup. 12
2. Pengertian Akhlak
Kata pokok (dasar) akhlak adalah khalaqo, khaliqun dan makhluqun,
kata sifatnya adalah akhlakun. Menurut Imam Hamid al-Ghazali yang dikutip
oleh DR. Ali Abdul Halim Mahmud mengatakan bahwa kata al-khalq adalah
bentuk lahirnya, sedangkan al-khuluq adalah bentuk batinnya. Hal itu karena
manusia tersusun dari fisik yang dapat dilihat dengan mata kepala, dan ruh /
jiwa yang ditangkap oleh mata batin. Ruh / jiwa yang ditangkap oleh mata
batin itu lebih tinggi nilainya dari fisik yang ditangkap dengan penglihatan
mata.13
Jadi akhlak (al-khuluq) pengertiannya adalah suatu sifat yang terpatri
dalam jiwa, yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa
memikirkan dan merenung terlebih dahulu. Jika sifat yang tertanam itu darinya
terlahir perbuatan-perbuatan baik dan terpuji menurut rasio dan syariat, maka
sifat tersebut dinamakan akhlak yang baik. Sedangkan jika yang terlahir adalah
perbuatan-perbuatan buruk, maka sifat tersebut dinamakan dengan akhlak yang
buruk.14

12

Ibid..

13 Ali Abdul Halim Mahmud , Akhlak Mulia (Jakarta: Gema Insani, 2004), hal 28
14 Ibid..

13

Demikian juga sama pengertian akhlak menurut Muhammad bin Ali


asy-Syariif al-Jurjani yang juga dikutip oleh DR. Ali Abdul Halim Mahmud,
beliau mendifinisikan: akhlak adalah istilah bagi semua sifat yang tertanam
kuat dalam diri, yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan dengan mudah dan
ringan, tanpa perlu berpikir dan merenung. Jika dari sifat tersebut terlahir
perbuatan-perbuatan yang indah menurut akal dan syariat, dengan mudah,
maka sifat tersebut dinamakan dengan akhlak yang baik. Sedangkan jika
terlahir perbuatan-perbuatan buruk, maka sifat tersebut dinamakan akhlak yang
buruk.15
Menurut difinisi di atas, akhlak mencakup sifat baik maupun buruk,
namun kita dapati kebanyakan ulama akhlak menggunakan kata akhlak untuk
sifat yang baik saja. Menurut mereka, akhlak adalah sifat-sifat baik yang
tertanam pada jiwa dan memancar perilaku yang baik dalam kehidupan.16
Jadi akhlak bukanlah sekedar perilaku manusia yang bersifat bawaan
lahir, tapi merupakan salah satu dari dimensi kehidupan seorang muslim yang
mencakup aqidah, Ibadah, akhlak dan syariah. Karena itu, akhlak Islami
cakupannya sangat luas, yakni ethos, ethis, moral dan estetika. Keterangan
lebih jelas tentang hal itu akan dijabarkan sebagai berikut:
a.Ethos, yang mengatur hubungan seseorang dengan khaliqnya, al-Mabud, bil
haq serta kelengkapan uluhiyah dan rububiyah, seperti terhadap Rasul-Rasul
Allah, kitab-kitab Nya, dan sebagainya.

15

Ibid., hlm. 32

16

Abdullah bin Qasim Al-Wasyli, Menyelami Samudera 20 Prinsip Hasan Al-Banna,


tarj., Kamal Fauzi. Ahmad Zubaidi dan Jasiman. (Solo: Era Intermedia, 2005), hal. 55

14

b.Ethis, yang mengatur sikap seseorang terhadap dirinya dan terhadap


sesamanya dalam kegiatan kehidupan sehari-harinya.
c.Moral, yang mengatur hubungannya dengan sesamanya, tapi berlainan jenis
dan atau yang menyangkut kehormatan tiap pribadi.
d.Estetika, rasa keindahan yang mendorong seseorang untuk meningkatkan
keadaan dirinya serta lingkungannya, agar lebih indah dan menuju
kesempurnaan.17
Moral berasal dari kata latin mos, yang dalam bentuk jamaknya mores
berarti adat istiadat atau kebiasaan.Jadi moral berarti sistem nilai tentang
bagaimana manusia harus hidup, baik sebagai manusia yang telah
diinstitusionaalisasikan dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian
terwujud dalam pola perilaku yang ajek terulang dalam kurun waktu yang
lama sebagimana laiknya sebuah kebiasaan.18
Namun sering kali kalimat (kata) akhlak dalam bahasa arab diartikan
dengan moral. Maka dalam pembahasan ini peneliti sering menggunakan
istilah akhlak dengan kata dalam kurung moral atau sebaliknya untuk
memudahkan istilah dalam tulisan ini. Contoh dalam buku aslinya Abdullah
Nasih Ulwan mengartikan akhlak dalam bahasa Indonesia dengan moral.
3. Pengertian Pendidikan Akhlak

17

Abdullah Salim, Akhlak Islam (Membina Rumah Tangga dan Masyarakat) (Jakarta:
Media Dawah, 1986), hal. 11
18

Sonny Keraf, Etika Bisnis(Tuntutan dan Relevansinya) (Yogyakarta:Kanisius, 1998),

hal. 14

15

Pendidikan Akhlak (Moral) adalah pendidikan mengenai dasar-dasar


moral dan keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan
kebiasaan oleh anak sejak masa analisa hingga ia menjadi mukallaf, pemuda
yang mengarungi lautan kehidupan. Tidak diragukan lagi bahwa keutamaankeutamaan moral, perangai dan tabiat merupakan salah satu buah iman yang
mendalam, dan perkembangan religius yang benar.
Jika sejak masa kanak-kanaknya, anak tumbuh berkembang dengan
berpijak pada iman kepada Allah dan terdidik untuk takut, ingat, bersandar,
meminta pertolongan dan berserah diri padaNya, ia akan memiliki potensi dan
respons secara instingtif di dalam menerima setiap keutamaaan dan
kemuliaan, di samping terbiasa melakuakan akhlak mulia. Sebab benteng
pertahanan religius yang berakar pada hati sanubarinya, kebiasaan mengingat
Allah yang telah dihayati dalam dirinya dan instropeksi diri yang telah
menguasai seluruh pikiran dan perasaannya, telah memisahkan anak dari sifatsifat negatif, kebiasaan-kebiasaan dosa dan tradisi-tradisi jahiliyah yang rusak.
Bahkan penerimaannya terhadap setiap kebaikan akan menjadi salah satu
kebiasaan dan kesenangannya terhadap keutamaan, dan kemuliaan akan
menjadi akhlak dan sifat yang paling menonjol.19
Tokoh yang paling terkenal yang telah meneliti perkembangan moral
anak ialah Lawrence Kohlberg. Ia memilih 50 orang berussia 10-28 tahun, lalu
mewawancarai mereka tiap tiga tahun selama 18 tahun. Dalam wawancara itu

19

Abdullah Nasih Ulwan, loc. cit.

16

anak itu dihadapkan kepada situasi yang mengandung dilema moral yang
memberi kemungkinan macam-macam jawaban. Peneliti ingin mengetahui
apa alasan atau sebab anak memilih jawaban tertentu . Berdasarkan penelitian
ternyata bahwa perkembangan moral anak melalui tahapan-tahapan tertentu,
menurut urutan tertentu. Tak mungkin seseorang melompati salah satu tahap.
Kohlberg menemukan enam tingkatan dalam perkembangan moral yaitu:
Tingkaan Pra-Konvensional
a. Orientasi kepatuhan dan hukuman
b. Orientasi instrumental / minat pribadi ( Apa untungnya buat saya?)
Tingkatan Konvensional
c. Orientasi keserasian interpersonal dan konformitas ( Sikap anak baik)
d.Orientasi otoritas dan pemeliharaan aturan sosial ( Moralitas hukum dan
aturan)
Tingkatan Pasca-Konvensional
e. Orientasi kontrak sosial
f. Prinsip etika universal
4. Bentuk-Bentuk Pendidikan Akhlak
Pengertian akhlak dalam Islam lebih luas dibandingkan dengan
pengertian yang dibawa oleh agama-agama lain atau para filosof. Akhlak
Islam membingkai setiap hubungan antar manusia dan makhluk hidup lainnya.
Nilai akhlak menurut pandangan Islam adalah setiap kebaikan yang
dilaksanakan manusia dengan kemauan yang baik dan untuk tujuan yang baik
pula. Manusia dikatakan berakhlak bila ia bersikap baik dalam kehidupan

17

sehari-hari secara lahir maupun batin. Di samping itu, ia memperlakukan


secara baik antara dirinya dan juga orang lain. 20
Masyarakat yang keluar dari aturan-aturan akhlak akan menemukan
kesengsaraan, kesesatan, dan kerusakan-kerusakan. Sebaliknya masyarakat
yang mematuhi sendi-sendi akhlak maka akan menemukan nilai-nilai manfaat.
Sendi-sendi akhlak yang dibawa oleh Islam mencakup berbagai perilaku
manusia, baik kehidupan pribadi maupun kehidupan bersama. Dan sendi-sendi
akhlak itu mencakup nilai-nilai yang bermacam-macam, antara lain nilai
kemasyarakatan, ilmiah, kemanusiaan, politik, dan ekonomi. Nilai-nilai ini
bersifat mutlak, karena hakikat nilainya terletak pada esensinya.21
Akhlak yang baik dan benar harus didasarkan atas Al-Quran dan asSunnah, sebagaimana jawaban Aisyah ketika ditanya tentang akhlak
Rasulullah Saw.? Jawabnya adalah: Sesungguhnya akhlaknya (Nabi Saw.),
adalah Al-Quran. 22
Aliran ahlusunah memandang baik buruk didasarkan atas agama, dan
akal tidak mungkin mengetahui yang baik dan buruk tergantung pada
kesesuaian dengan akal, karena akal merupakan anugerah Allah yang mulia.
Al-Ghazali memandang baik buruk atas akal yang didasari dengan jiwa agama
(Al-Quran maupun al-Sunnah).23
20

Miqdad Yaljan, Kecerdasan Moral (Aspek Pendidikan Yang Terlupaka), terj,.Tulus


Musthofa (Yogyakarta:Pustaka Fahima, 2004), Hal. 17
21
Ibid..
273

22

Muhaimin dkk, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, (Jakarta: Prenada Media 2005) hal

23

Ibid., hal 274

18

Prinsip akhlak itu harus ada keseimbangan antara berakhlak kepada


Allah, kapada sesama manusia, dan kepada alam. Berikut ini penjelasannya
secara rinci: 24
a.Berakhlak kepada Allah antara lain:
1) Menyembah dan mentaati segala titah-Nya (QS. Adz-Dzariyat: 52)
2)Menjadikan pedoman hidup apa yang dibenarkannya (QS.Al-Isra:9,
Fushshilat:82, al-Baqarah:2)
3)Berjanji mentaati segala titah-Nya dan mengamalkan ajaran-Nya(QS. AdzDzariyat:3)
4) Melaksanakan tugas sebagai wakil Allah (QS. Al-Baqarah:30)
5) Mengamalkan ajaran-Nya yang baik dan benar (QS. Al-Radu: 29)
b.Berakhlak kepada sesama manusia adalah antara lain:
1) Toleransi antar agama
2) Memberikan hak sebagai tetangga
3) Ikut terlibat dalam segala hal
4) Tidak ingin menang sendiri
5) Tolong- menolong
6) Saling menghormati
7) Bertanggung-jawab dalam masalah sosial.
c. Berakhlak terhadap alam yaitu terhadap hewan dan tumbuhan adalah
melestarika , memanfaatkan untuk kepentingan ibadah, tidak menyakiti,

24

Ibid..

19

sehingga Nabi Saw. Menyerukan agar menajamkan alat potong ketika ingin
menyembelih hewan.25
B. Sekolah Dasar
Sekolah

dasar

(SD)

merupakan

suatu

pendidikan

yang

menyelenggarakan pendidikan enam tahun. Sekolah dasar merupakan bagian


dari pendidikan dasar. Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar disebutkan bahwa
pendidikan dasar merupakan pendididkan sembilan tahun, terdiri atas program
pendidikan enam tahun di sekolah dasar (SD) dan program pendidikan tiga
tahun di sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP). Dengan demikian, sekolah
dasar merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan pada jenjang pendidikan
dasar.26
Seorang ahli psikologi Swis, Jean Piaget selama 40 tahun mengadakan
penelitian tentang perkembangan intelektual atau proses berfikir anak, dari
bayi sampai masa pemuda. Anak-anak pada mulanya berfikir menurut apa
yang dilihatnya, Akan tetapi proses berfikir anak berkembang terus berkat
bertambahnya pengalaman dan pengetahuannya. Pada usia sekitar 7 tahun
telah tampak pemikiran logis pada anak. Akan tetapi pada fase pertama
pemikirannya terutama mengenai data yang konkrit. Pada fase berikutnya,

25

Ibid., hal. 275

26

Ibrahim Bafadhol, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, (Jakarta: PT Bumi


Aksara 2006) hal 3

20

sekitar usia 12 tahun ia mulai berfikir secara abstrak dengan menggunakan


generalisasi dan konsep-konsep.27
Perkembangan intelektual menurut piaget dalam garis besarnya adalah
sebagai berikut:
1. Fase Senso-Motoris (bayi-2 tahun)
Gerak refeks, koordinasi tangan-mulut, koordinasi tangan-mata,
koordinasi pengamatan alat-indra (sensory) dan gerakan (motoris), mencari
benda yang diambil dari penglihatannya, mengadakan berbagai usaha untuk
mencapai tujuan.
2. Fase Operasional (2-7 tahun)
Masalah dipecahkan dengan memikirkannya, perkembangan bahasa
dan persepsi yang cepat (2-4 tahun), pikiran dan bahasa bersifat ego-sentris,
subjektif, hanya dari pandangannya sendiri, orientasi menurut bagaimana ia
melihat sesuatu, mengetahui tangan kanannya, akan tetapi bukan tangan kanan
orang yang menghadapinya, pandangan animistis, memandang benda mati
seperti makhluk hidup, misalnya matahari tidur, mengacaukan khayal dan
kenyataan.
3. Fase Operasional Konkrit (7-11 tahun)
Memahami reversibilitas, misalnya volume air tetap, walaupaun
bentuk bejana berbeda, mulai dapat berpikir mengenai masalah konkrit,
berpikir sambil memanipulasi benda, masih belum dapat memecahkan
masalah verbal yang agak kompleks.

27

Nasution, Asas-Asas Kurikulum (Jakarta: PT Bumi Aksara ,2008), hal. 111

21

4. Fase Operasi Formal (11-15 tahun)


Semua jenis masalah logis, termasuk mengemukakan dan menguji
hipotesis dapat dipecahkan, telah dapat menganalisis validitas cara-cara
berpikir, pemikiran formal masih egosentris dalam arti masih ada kesukaran
untuk menyesuaikan yang ideal dengan kenyataan. 28
Fase operasional (7-11 tahun) dan fase operasi formal (11-15 tahun)
adalah masa usia Sekolah Dasar yang akan menjadi pembahasan bagi peneliti.
a. Pendidikan Akhlak Sekolah Dasar
Fase operasional (7-11 tahun) dan fase operasi formal (11-15 tahun)
adalah masa usia Sekolah Dasar yang menjadi pembahasan bagi peneliti. Pada
masa itu anak masih sangat membutuhakan bimbingan dan arahan yang
intensif dari orang tuanya dan lingkungan hidupnya. Karena itu Rosulullah
berpesan kepada para orangtua untuk memberikan perhatian dan pendidikan
yang intensif sebagaimana sabda beliau yang berbunyi:



( )

.


artinya: Suruhlah anak-anakmu menjalankan ibadah shalat apabila
mereka telah berusia tujuh tahun, dan apabila mereka telah berusia sepuluh
tahun, maka pukullah mereka (apabila tidak mau melakukan shalat) dan
pisahkanlah tempat tidur mereka. (H.R. Abu Daud dan Al-Hakim).
28 Ibid., hlm. 113

22

Dalam perkembangan sosialnya, ia mula-mula hanya menaruh


perhatian kepada kepentingan dan perasaannya saja. Pada usia sekolah dan
sepanjang di SD (Sekolah Dasar), ia beransur-ansur menaruah perhatian
kepada orang lain. Ia dapat mengikat tali persahabatan dengan teman lain, ia
mulai dapat mempengaruhi kelakuan orang lain dan senantiasa memperluas
lingkaran persahabatananya. Perhatiannya masih banyak terhadap orang-orang
yang dekat padanya dalam keluarga.29
Tidak aneh jika Islam sangat memperhatikan pendidikan anak-anak
dari aspek akhlak ini dan mengeluarkan petunjuk yang sangat berharga di
dalam melahirkan anak dengan kebiasaan-kebiasaan yang mulia. Berikut ini
sebagian wasiat dan petunjuk Rasul dalam upaya mendidik anak dari aspek
akhlak

30

adalah sabda Rosulullah SAW. yang artinya: Tidak ada suatu

pemberian yang diberikan oleh seorang ayah kepada anaknya yang lebih
utama daripada pemberian akhlak yang baik (HR. Tirmidzi)
Begitu juga dari Ibnu Abbas ra. Bahwa Rasulullah SAW. bersabda yang
artinya:Muliakanlah anak-anak kalian dan didiklah mereka dengan akhlak
yang baik (HR. Ibnu Majah)
Demikian juga hadits dari Ibnu Abbas ra. dari Rasulullah SAW. bahwa beliau
bersabda yang artinya: Diantara hak orangtua terhadap anaknya adalah

29 Ibid., hlm. 114


30 Abdullah Nasih Ulwan, op.cit., halm.177

23

mendidiknya dengan akhlak yang baik dan memberinya nama yang baik
(HR. Baihaqi)
Berdasarkan hadits-hadits pedagogis ini dapat disimpulkan bahwa para
pendidik, terutama ayah dan ibu, mempunyai tanggung-jawab sangat besar
dalam mendidik anak-anak dengan kebaikan dan dasar-dasar moral (akhlak).
Merek bertanggung-jawab untuk mendidik anak-anak sejak kecil untuk
berlaku benar, dapat dipercaya, istiqamah, memntingkan orang lain, menolong
orang yang membutuhkan bantuan, menghargai orang besar, menghormati
tamu, berbuat baik kepada tetangga dan mencintai orang lain.31
Sekolah Dasar (SD) merupakan suatu pendidikan yang paling penting
keberadaannya. Setiap orang mengakui bahwa tanpa menyelesaikan
pendidikan pada sekolah dasar atau sederajat, secara formal seseorang tidak
mungkin dapat mengikuti pendidikan di SLTP. Besarnya peranan pendidikan
di sekolah dasar sangat disadari oleh semua negara di dunia dengan semakin
meningkatnya investasi pemerintahnya pada sektor sekolah tersebut dari tahun
ke tahun. Memperhatikan penting dan peranannya yang demikian besar itu,
sekolah dasar harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, baik secara sosial
institusional maupun fungsional akademik. Oleh karena itu, sekolah dasar
harus dikelola dengan sebaik-baiknya sehingga menjadi sekolah dasar yang
bermutu.32

31

Ibid,. hlm 179

32 Ibrahim Bafadhol, op.cit. hlm. 11

24

b. Karakteristik dan Kebutuhan Pendidikan Anak Usia Sekolah Dasar


Ada beberapa karakteristik anak di usia Sekolah Dasar yang perlu
diketahui para guru, agar lebih mengetahui keadaan peserta didik khususnya
ditingkat Sekolah Dasar. Sebagai guru harus dapat menerapkan metode
pengajaran yang sesuai dengan keadaan siswanya, maka sangatlah penting
bagi seorang pendidik mengetahui karakteristik siswanya. Selain karakteristik
yang perlu diperhatikan adalah kebutuhan peserta didik. Adapun karakeristik
dan kebutuhan peserta didik yang harus menjadi perhatian bagi para pendidik
meliputi sebagai berikut:
1. Senang bermain
Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan
pendidikan yang bermuatan permainan terutama untuk kelas rendah. Guru SD
seyogyanya merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya
unsur permainan di dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model
pengajaran yang serius tapi santai. Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya
diselang-seling antara mata pelajaran serius seperti IPA, Matematika, dengan
pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani, atau
Seni Budaya dan Keterampilan (SBK).
2. Senang bergerak
Orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat
duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru
hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak

25

berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka
waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan.
3. Senang bekerja dalam kelompok
Dari pergaulannya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek
yang penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan
kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya
dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan
orang lain secara sehat (sportif), mempelajarai olah raga dan membawa
implikasi

bahwa

guru

harus

merancang

model pembelajaran

yang

memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok, serta belajar
keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru
harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk
bekerja atau belajar dalam kelompok. Guru dapat meminta siswa untuk
membentuk kelompok kecil dengan anggota 3-4 orang untuk mempelajari atau
menyelesaikan suatu tugas secara kelompok.
4. Senang merasakan atau memperagakan sesuatu secara langsung
Ditunjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap
operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar
menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama. Berdasar
pengalaman ini, siswa membentuk konsep-konsep tentang angka, ruang,
waktu, fungsi-fungsi badan, peran jenis kelamin, moral, dan sebagainya. Bagi
anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika

26

anak melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi orang
dewasa.
Dengan demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran
yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
Sebagai contoh anak akan lebih memahami tentang arah mata angin, dengan
cara membawa anak langsung keluar kelas, kemudian menunjuk langsung
setiap arah angin, bahkan dengan sedikit menjulurkan lidah akan diketahui
secara persis dari arah mana angin saat itu bertiup. 33
C. Peran Pendidikan Islam dalam Pembentukan Akhlak
Islam sebagai agama samawi sangat memperhatikan akhlak, oleh
karena itu Muhammad shalallahu alaihi wa salam, rasul kita yang mulia
mendapat pujian Allah karena ketinggian akhlak beliau sebagaimana
firmanNya dalam surat Al Qalam ayat 4





Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti (berakhlak) yang
agung
Bahkan beliau shalallahu alaihi wa sallam sendiri menegaskan bahwa
kedatangannya adalah untuk menyempurnakan akhlak yang ada pada diri
manusia sebagaimana sabda beliau:

33
Nursidik Kurniawan, karakteristik-pendidikan-usia-sd
(http://infopendidikankita.blogspot.com, diakses 20 Juli 2009)

27




Hanyalah aku diutus (oleh Allah) untuk menyempurnakan akhlak.
(HR.Ahmad).
Anas bin Malik radhiallahu anhu seorang sahabat yang mulia
menyatakan: Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam adalah manusia yang
paling baik budi pekertinya. (HR.Bukhari dan Muslim).
Dalam hadits lain Anas memuji beliau shalallahu alahi wasallam :
Belum pernah saya menyentuh sutra yang tebal atau tipis lebih halus dari
tangan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Saya juga belum pernah
mencium bau yang lebih wangi dari bau Rasulullah shalallahu alaihi
wasallam. Selama sepuluh tahun saya melayani Rasulullah shalallahu alahi
wa sallam, belum pernah saya dibentak atau ditegur perbuatan saya :
mengapa engkau berbuat ini atau mengapa engkau tidak mengerjakan itu ?
(HR. Bukhari dan Muslim).
Akhlak merupakan tolak ukur kesempurnaan iman seorang hamba
sebagaimana telah disabdakan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam :




Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik
akhlaknya. (HR Tirmidzi dan Ahmad).
Dan diriwayatkan dari Abdillah bin amr bin Al Ash radhiallahu anhuma
disebutkan :

28

Sesungguhnya sebaik-baik kalian ialah yang terbaik akhlaknya.


(HR. Bukhari Muslim)
Abu Hurairah radhiallahu anhu mengabarkan bahwa suatu saat
Rasulullah pernah ditanya tentang kriteria orang yang paling banyak masuk
surga. Beliau shalallahu alaihi wasallam menjawab : Taqwa kepada Allah
dan Akhlak yang Baik. (HR Tirmidzi dan Ahmad)
Tatkala Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menasehati sahabatnya,
beliau shalallahu alahi wasallam menggandengkan antara nasehat untuk
bertaqwa dengan nasehat untuk bergaul/berakhlak yang baik kepada manusia
sebagaimana hadits dari Abi Dzar, ia berkata bahwa rashulullah shalallahu
alaihi wasallam bersabda : Bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau
berada dan balaslah perbuatan buruk dengan perbuatan baik niscaya
kebaikan itu akan menutupi kejelekan dan bergaullah dengan manusia dengan
akhlak yang baik. (HR Tirmidzi).
Dalam timbangan (mizan) amal pada hari kiamat tidak ada yang lebih
berat dari pada akhlak yang baik, sebagaimana sabda rasulullah shalallahu
alaihi wa sallam :








Sesuatu yang paling berat dalam mizan (timbangan seorang hamba)
adalah akhlak yang baik. (HR. Abu Daud dan Ahmad).

29

Dari Jabir radhiallahu anhu berkata : Rashulullah shalallahu alaihi wa


sallam bersabda : Sesungguhnya orang yang paling saya kasihi dan yang
paling dekat padaku majelisnya di hari kiamat ialah yang terbaik budi
pekertinya (akhlaknya) (HR. Tirmidzi dan Ahmad).
Berdasarkan sejumlah hasil penelitian, perkembangan internalisasi
nilai-nilai terjadi melalui identifikasi dengan orang-orang yang dianggapnya
sebagai model. Bagi mereka gambaran-gambaran yang diidentifikasi adalah
orang-orang dewasa yang simpatik, orang-orang terkenal dan hal-hal yang
ideal yang diciptakan sendiri. Syamsu Yusuf menyatakan bahwa :
Perkembangan moral (akhlak) seorang anak banyak dipengaruhi oleh
lingkungannya. Anak memperoleh nilai-nilai dari lingkungannya, terutama
dari orang tuanya. 34
Dari pernyataan diatas dapat dimengerti bahwa perkembangan akhlak
anak sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan sekitarnya, terutama
keluarganya yang setiap hari berinteraksi dengan anak. Boleh jadi baik dan
buruknya perkembangan akhlak anak tergantung pada baik dan buruk akhlak
keluarganya.
Sebagai orang tua yang bertanggung jawab terhadap pendidikan akhlak
anak-anaknya, maka perlu memperhatikan faktor-faktor berikut:
1. FaktorFaktor Pendukung Pendidikan Akhlak

34

http://4fif.wordpress.com/ April 2009

30

Supaya perkembangan akhlak / moral keagamaan anak dapat


berkembang dengan baik, sebaiknya keluarga utamanya ayah dan ibu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut35 :
a. Konsisten dalam mendidik
Ayah dan ibu harus memiliki sikap dan perlakuan yang sama dalam
melarang dan membolehkan tingkah laku tertentu pada anak. Pada
kenyataanya masih banyak kita jumpai orang tua yang tidak kompak dalam
mendidik anaknya, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan orang tua dan
juga dipengaruhi rasa ego.
Ketidak kompakan orang tua dalam mendidik anaknya berakibat
kurang baik terhadap moral anak, biasanya mereka bingung membedakan
mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang boleh dan mana yang tidak
boleh, patuh pada aturan bapak atau patuh pada aturan ibu, dan lain
sebagainya. Maka sebaiknya ayah dan ibu menyamakan persepsi dalam
memberikan didikan pada anak-anaknya.
b. Sikap orang tua dalam Keluarga
Sikap orang tua dalam keluarga secara tidak langsung mempengaruhi
perkembangan moral anak. Melalui proses peniruan (imitasi) mereka mereka
merekam sikap ayah pada ibu dan sebaliknya, sikap orang tua pada tetangga
tetangga sekitarnya akan dengan mudah ditiru oleh anak. Sikap yang otoriter
orang tua akan membuahkan sikap yang sama pada anak. Sebaliknya sikap

35

Ibid..

31

kasih

saying,

keterbukaan,

musyawarah,

dan

konsisten,

juga

akan

membuahkan sikap yang sama pada anak.


Menurut penulis, sebaiknya orang tua memberikan contoh (tauladan)
moral yang baik pada anak-anaknya, agar dimasa yang akan datang anakanaknya menjadi orang yang berguna.
c. Penghayatan dan pengamalan agama yang dianut
Orang tua berkewajiban menanamkan ajaran-ajaran agama yang
dianutnya kepada anak, baik berupa bimbingan-bimbingan maupun contoh
implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Keteladanan orang tua dalam
menjalankan moral keagamaan merupakan cara yang paling baik dalam
menanamkan moral keagamaan anak.
Dengan perkembangan akhlak / moral keagamaan yang baik pada anak
sudah barang tentu akan berpengaruh terhadap budi pekerti atau tingkah laku
anak pada masa yang akan datang. Di samping faktor pengaruh keluarga,
faktor lingkungan masyarakat dan pergaulan anak juga mempengaruhi
perkembangan moral keagamaan anak, pada perkembangannya terkadang
anak lebih percaya kepada teman dekatnya dari pada orang tuanya, terkadang
juga lebih mematuhi orang-orang yang dikaguminya seperti ; gurunya, artis
faforitnya, dan sebagainya.
Keluarga dengan akhlak / moral keagamaan yang baik dan lingkungan
masyarakat yang baik, secara teoritis akan berpengaruh positif terhadap
perkembangan akhlak / moral keagamaan yang baik pada anak.
2. Faktor-Faktor Penghambat Pendidikan Akhlak

32

Setiap orang ingin agar menjadi orang yang baik, mempunyai kepribadian
yang kuat, dan sikap mental yang kuat dan akhlak yang terpuji. Semua itu dapat
diusahakan dengan melalui pendidikan, untuk itu perlu dicari jalan yang dapat
membawa kepada terjaminnya akhlak perilaku ihsan. Dengan demikian
pendidikan agama harus diberikan secara terus menerus baik faktor kepribadian,
faktor keluarga, pendidikan formal, pendidikan nonformal atau lingkungan
masyarakat.36
Secara umum pengaruh pendidikan akhlak seseorang tergantung pada dua
faktor yaitu:

a. Faktor Internal
Faktor Internal / kepribadian dari orang itu sendiri. Perkembangan agama
pada seseorang sangat ditentukan oleh pendidikan dan pengalaman yang
dilaluinya, terutama pada masamasa pertumbuhan yang pertama (masa anak)
dari umur 0-12 tahun. Kemampuan seseorang dalam memahami masalahmasalah
agama atau ajaran-ajaran agama, hal ini sangat dipengaruhi oleh intelejensi pada
orang itu sendiri dalam memahami ajaranajaran Islam.37

b. Faktor Eksternal
Ada beberapa faktor eksternal yang bisa mempengaruhi akhlak (moral)
seseorang yaitu:
1) Faktor keluarga

hlm. 12

36

Nipa Abdul Halim, Anak saleh Dambaan Keluarg (Mitra Pustaka: Yogyakarta, 2000),

37

Zakiah Darajdat, Ilmu Jiwa Agama (Bulan Bintang: Jakarta, 1970), hlm. 58

33

Dalam pembinaan akhlak anak, faktor orang tua sangat menentukan,


karena akan masuk ke dalam pribadi anak bersamaan dengan unsurunsur pribadi
yang didapatnya melalui pengalaman sejak kecil. Pendidikan keluarga sebagai
orang tua mempunyai tanggungjawab dalam mendidik anakanaknya karena
dalam keluarga mempunyai waktu banyak untuk membimbing, mengarahkan
anakanaknya agar mempunyai akhlak islami. 38
Ada beberapa hal yang perlu direalisasikan oleh orang tua yakni aspek
pendidikan akhlakul karimah. Pendidikan akhlak sangat penting dalam keluarga,
karena dengan jalan membiasakan dan melatih pada halhal yang baik,
menghormati kepada orang tua, bertingkah laku sopan yang baik dalam
berperilaku keseharian maupun dalam bertutur kata. Pendidikan akhlak tidak
hanya secara teoritik namun disertai contohnya untuk dihayati maknanya, seperti
kesusahan ibu yang mengandungnya, kemudian dihayati apa yang ada dibalik
yang nampak tersebut, kemudian direfleksikan dalam kehidupan kejiwaannya.
Oleh karena itu orang tua berperan penting sebagai pendidik, yakni memikul
pertanggungjawaban terhadap pendidikan anak. Karena pendidikan itulah yang
akan membentuk manusia di masa depan. 39
Keluarga merupakan wadah pertama dan utama, peletak dasar
perkembangan anak. Dari keluarga pertama kali anak mengenal agama dari kedua
orang tua, bahkan pendidikan anak sesungguhnya telah dimulai sejak persiapan
pembentukan keluarga. Setelah mendapatkan pendidikan akhlak dalam keluarga

38

Nipa Abdul Halim, loc.cit.

39

Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Pustaka Pelajar: Yogyakarta, 1996),

Hlm.108

34

secara tidak langsung nantinya akan berkembang di lingkungan masyarakat. Oleh


karena itu maka kebiasaan kebiasaan dalam keluarga harus dalam pengawasan,
karena akan sangat berpengaruh pada diri anak, kebiasaan yang buruk dari
keluarga terutama dari kedua orang tua akan cepat ditiru oleh anakanaknya,
menjadi kebiasaan anak yang buruk. Dengan demikian juga kebiasaan yang baik
akan menjadi kebiasaan anak yang baik. Peran orang tua dan anggota keluarga
sangat sangat menentukan masa depan anaknya.40
2) Faktor Lingkungan (Masyarakat)
Lembaga non formal akan membawa seseorang berperilaku yang lebih
baik karena di dalamnya akan memberikan pengarahanpengarahan terhadap
normanorma yang baik dan buruk. Misalnya pengajian, ceramah yang barang
tentu akan memberikan pengarahan yang baik, tak ada seorang mubaligh yang
mengajak hadirin untuk melakukan perbuatan yang tidak baik. Dengan demikian
pendidikan yang bersifat non formal yang terfokus pada agama ternyata akan
mempengaruhi pembentukan akhlak pada diri seseorang. Maka tepat sekali
dikatakan bahwa nilainilai dan kebiasaan masyarakat yang tidak bertentangan
dengan nilainilai Islam apalagi yang membawa maslahat dapat dimanfaatkan
sebagai bahan dalam menentukan kebijaksanaan. 41
Akhlak yang baik dapat pula diperoleh dengan memperhatikan orang
orang baik dan bergaul dengan mereka, secara alamiah manusia itu meniru tabiat
seseorang tanpa dasar bisa mendapat kebaikan dan keburukan dari tabiat orang
lain. Interaksi edukatif antara individu dengan individu lainnya yang berdasarkan

40

Zakiah Darajdat, loc.cit

41 M. Abdul Quasem, Etika Majemuk di Dalam Islam (Pustaka :Bandung, 1988), hlm. 94

35

nilai-nilai Islami agar dalam masyarakat itu tercipta masyarakat yang berakhlakul
karimah.
Lingkungan masyarakat yakni lingkungan yang selalu mengadakan
hubungan dengan cara bersama orang lain. Oleh karena itu lingkungan
masyarakat juga dapat membentuk akhlak seseorang, di dalamnya orang akan
menatap beberapa permasalahan yang dapat mempengaruhi bagi perkembangan
baik dalam halhal yang positif maupun negative dalam membentuk akhlak pada
diri seseorang. Oleh karena itu lingkungan yang berdampak negative tersebut
harus diatur, supaya interaksi edukatif dapat berlangsung dengan sebaik
baiknya.42
Dari penjelasan di atas di tegaskan bahwa manusia hidup membutuhkan
orang lain. Maksudnya bahwa tak seorangpun manusia yang bisa hidup sendiri.
Jika dikaitkan lingkungan sekolah, hal ini sama bahwa mereka dalam hidup saling
membutuhkan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Misalkan ketika ia
melihat temannya yang rajin melakukan kegiatan keagamaan di lingkungan
sekolah maka secara tidak langsung dia akan terpengaruh juga dengan kegiatan
temannya. Jadi lingkungan sangat memberikan pengaruh yang besar bagi
pertumbuhan pola pikir dan akhlak seseorang, khususnya siswasiswi

SDIT

Insan Permata.
Ada tiga macam pengaruh lingkungan pendidikan terhadap keberagamaan
dan akhlak seseorang yaitu43:

42

Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (Pustaka Setia:: Bandung, 1997), hlm.235
43 Ibid.

36

a) Lingkungan yang acuh tak acuh terhadap agama.


Lingkungan semacam ini ada kalanya berkeberatan terhadap pendidikan
agama, dan ada kalanya pula agar sedikit tahu tentang hal itu.
b) Lingkungan yang berpegang pada tradisi agama, tetapi tanpa keinsafan batin.
Biasanya lingkungan demikian menghasilkan seseorang beragama yang secara
tradisional tanpa kritik atau beragama secara kebetulan.
c) Lingkungan yang memiliki tradisi agama dengan sadar dan hidup dalam
kehidupan yag beragama.
Lingkungan ini memberikan motivasi atau dorongan yang kuat kepada
seseorang untuk memeluk dan mengikuti pendidikan agama yang ada, apabila
lingkungan ini ditunjang oleh anggotaanggota masyarakat yang baik dan
kesepakatan memadai, maka kemungkinan besar hasilnya pun paling baik
untuk mewujudkan akhlak pada diri orang yang ada disekitarnya.
Masyarakat di sini juga ikut mempengaruhi akhlak atau perilaku
seseorang yang ada disekitarnya, yang dalam kehidupan sehariharinya ia tak
mungkin lepas dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal. Lingkungan
pergaulan merupakan alat pendidikan, meskipun keadaan maupun peristiwa
apapun yang terjadi tidak bisa dirancang, sehingga keadaan tersebut mempunyai
pengaruh terhadap pembentukan kepribadian seorang baik berdampak baik
maupun akan berdampak jelek.44
Lingkungan pergaulan yang baik akan mendukung pula perkembangan
pribadi seseorang yang disekitarnya. Namun pergaulan yang jelek pun sangat

44 Mansur, Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah (Global Pustaka Utama:


Yogyakarta, 2004), hlm. 83

37

mendukung kepribadian yang buruk, bahkan bisa merusak akidahakidah yang


telah tertanam pada diri sejak kecil, jika ia tidak pandai mengawasi dan
menyaring (memfilter) dari segala pergaulan yang terjadi di masyarakat. Dalam
kegiatan masyarakat cenderung bersifat pengajaran orang dewasa, di lingkungan
agama Islam bentuk jalur ini yang kegiatannya diprogramkan dalam instansi
instansi sekolah. Dasar-dasar pengembangan intelektual dalam Islam harus
bersumber dari Al Quran dan Hadist.45
Jadi disini kita atau orang dewasa harus berhatihati terhadap berbagai
macam faktor yang bisa mempengaruhi akhlak yang tidak baik. Apabila nilai
nilai agama banyak masuk ke dalam pembentukan kepribadian seseorang, maka
tingkah laku oang tersebut akan banyak diarahkan dan dikendalikan oleh nilai
nilai agama. Oleh karena itu sebagai orang tua hendaknya melakukan pengawasan
yang ketat dalam hal perilaku / akhlak dalam lingkungan masyarakat
3) Faktor visual dan audio visual
Tidak hanya pengaruh lingkungan tapi masih banyak lagi misalnya TV,
majalah dan tayangantayangan lain yang bisa memberikan banyak pengaruh
pada kepribadian anak dan akhlak anak. Misalkan kita melihat tayangantayangan
barat atau filmfilm porno, maka kalau anakanak didik kita tidak dibekali
dengan ilmu agama maka ia akan terjerumus ke dalamnya. Belum lagi sekarang
marak dengan majalahmajalah yang menyajikan tentang beragama, busana yang

45Ibid..

38

jorok yang sangat tidak pantas dipakai oleh budaya kita, tetapi anak seusia SD itu
adalah masa dimana keinginan untuk mencoba sangat tinggi. Oleh karena itu kita
harus berhati hati memberikan pengarahan kepada anakanak kita agar mereka
selalu memegang ajaran agama. 46
Disinilah pentingnya peranan penanaman akhlak yang telah ditanamkan
oleh kedua orang tuanya, yang berguna sebagai filter perkembangan yang telah
terjadi pada zaman yang penuh globalisasi ini. Oleh karena itu selektif dalam
memilih teman adalah salah satu kunci untuk selamat dunia dan akherat. Hanya
orang orang yang paham akan ajara agama (Islam) yang bisa selektif dalam
bergaul. Karena pada dasarnya Islam mempunyai misi universal dan abadi,
intinya adalah mengadakan bimbingan bagi kehidupan mental dan jiwa manusia
atau akhlak.Bangsa Indonesia yang mengalami multi krisis juga disebabkan
kurangnya pendidikan pendidika akhlak.47

46 Nazaruddin Razak, Dienul Islam (Al-Maarif: Bandung, 1973), hlm. 45


47
Ibid..

39

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian yang peneliti gunakan adalah pendekatan
kualitatif. Karena lewat pendekatan ini peneliti bisa menyampaikan secara
diskriptif berupa kata-kata tertulis dari hasil pengamatan sebagaimana
Pengertian berikut:
Menurut Bodgan dan Taylor, yang dimaksud penelitian kualitatif adalah
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. 48
Menurut Sukmadinata, Penelitian kualitatif bersifat induktif: peneliti
membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data atau dibiarkan
terbuka untuk interpretasi. Data dihimpun dengan pengamatan yang seksama,
mencakaup diskripsi dalam konteks yang mendetail disertai catatan-catatan
hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen dan catatancatatan. Dan penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan, yaitu: pertama,
menggambarkan dan mengungkapkan (to describe and explore), dan kedua
menggambarkan dan menjelaska (to describe and explain).49
Sedangkan jenis penelitian yang dipakai oleh peneliti adalah metode
deskriptif karena data yang dibutuhkan sesuai dengan pengertian berikut:

48

Margono S, Metode Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hal. 36

49
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007), hal. 60.

40

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok


manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan actual
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarf enomena yang
diselidiki.50
Selain itu menurut Whitney yang dikutip oleh Moh. Nazir mengatakan
metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.
Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta
tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk
tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan tertentu, serta
proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari fenomena-fenomena.51
Digunakan beberapa teknik pengumpulan data seperti wawancara,
observasi, dan studi dokumenter, tetapi semuanya difokuskan ke arah
mendapatkan kesatuan data dan kesimpulan.52
B. Kehadiran Peneliti
Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul
data dan statusnya diketahui oleh subyek atau informan di lokasi penelitian,
SDIT Insan Permata Kota Malang. Namun obyek yang sedang diteliti tidak
mengetahui maksud penelitian ini sehingga tidak ada kesan rekayasa justru
akan menghasilkan data yang alami dan apa adanya untuk mendapatkan hasil

50

Moh. Nazir, Metode Penelitian (Ghalia Indonesia: Bogor, 2005), hlm.54


Ibid..
52
Ibid,. hlm. 64
51

41

yang valid sesuai dengan kondisi yang terjadi di SDIT Insan Permata Kota
Malang.
C. Lokasi Penelitian
Peneliti menggunakan lokasi penelitiannya di sebuah lembaga
pendidikan yang bernama: Lembaga Pendidikan Insan Permata (LPIT) yang
mengelola dan mendirikan SDIT Insan Permata, yang beralamatkan di Jl
Akordion Utara nomor 3 desa Tunggul Wulung kecamatan Lowokwaru kota
Malang Jawa Timur.
Peneliti memilih lembaga Pendidikan Insan Permata (LPIT) yang
mendirikan SDIT Insan Permata tersebut di atas karena, tertarik dan penasaran
terhadap lembaga pendidikan tersebut. Sebab lembaga pendidikan ini baru baru
berdiri tahun 2004 tetapi mampu bersaing dengan lembaga lain dengan bukti
penerimaan peserta didik terus meningkat dan disertai dengan penyempurnaan
fasilitas-fasilitas, sarana prasarana yang memadai, serta mengedepankan
akhlakul karimah sesuai dengan judul yang peneliti kaji (Implementasi
Pendidikan Akhlaq (Moral) Pada Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Permata
Kota Malang), meliputi; sikap penghuninya, kebiasaan-kebiasaan yang
diterapkan di lingkungan sekolah dan lain-lain
D. Data dan Sumber Data (Objek dan Subjek) Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode informan. Informan adalah individu
yang diharapkan dapat menjadi mitra peneliti. Alasan itulah yang mendasari
peneliti untuk memilih metode informan agar mempermudah dalam mengkaji
penelitiannya.

42

Data / objek yang peneliti teliti adalah siswa-siswi Sekolah Dasar


Islam Terpadu (SDIT) Insan Permata Kota Malang yang berlokasi di Jl
Akordion Utara nomor 3 desa Tunggul Wulung kecamatan Lowokwaru kota
Malang. Dengan maksud untuk mengetahui dan mengungkap sejauh mana
mereka mengimplementasikan akhlak sehari-hari dalam bergaul di sekolah.
Sedangkan sumber data / subjek penelitiannya adalah:
a.Kepala Sekolah SDIT Insan Permata
Dari Kepala Sekolah SDIT Insan Permata diperoleh informasi (data)
secara akurat mengenai gambaran umum SDIT Insan Permata, yang meliputi
sejarah dan latar belakang berdirinya, letak dan keadaan giografis, struktur
organisasi, keadaan guru dan siswa, fasilitas yang digunakan dan seluruh
kegiatan yang mendukung segala aktivitas pendidikan akhlak (moral) di SDIT
Insan Permata Kota Malang.
b.Waka Kurikulum
Melalui waka kurikulum SDIT Insan Permata akan diperoleh informasi
(data) kurikulum yang diterapkan dalam membentuk akhlak para siswa-siswi
SDIT Insan Permata Kota Malang.
c. Waka Kesiswaan
Dari waka kesiswaan SDIT Insan Permata akan diperoleh informasi
(data) kasus yang pernah ditangani dan apa tindakan yang diberilan dalam
rangka pendidikan akhlak di SDIT Insan Permata Kota Malang.
d. Para Guru

43

Para guru SDIT Insan Permata adalah pihak yang berinteraksi langsung
dalam pelaksanaan implementasi pendidikan akhlak para siswa. Dan dari
komponen ini diperoleh data mengenai kegiatan dan cara implementasi
pendidikan akhlak.
e. Karyawan
Karyawan SDIT Insan Permata yaitu pihak yang bekerja dan menjaga
keamanan sekolah yang bergaul langsung dengan para siswa. Dan dari mereka
dapat diperoleh data mengenai aktifitas pergaulan siswa-siswi sehari-hari di
lingkungan sekolah dan bagaimana sikap dan tindakan karyawan jika menemui
siswa-siswi berakhlak yang kurang baik.
f. Siswa-siswi
Sisw-siswi SDIT Insan Permata sebagai sumber data yang nyata dan
riel dari program yang telah diaplikasikan oleh sekolah. Dari mereka dapat
diperoleh data yang valid dan keberhasilan program sekolah yang telah
dicanangkan atau sebaliknya program yang gagal diterapkan pada siswa-siswi
SDIT Insan Permata.
E. Teknik Pengungumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti
berusaha memperoleh data yang valid dan bisa dipertanggung-jawabkan
dengan menggunakan metode sebagai berikut:
1.Observasi

44

Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau


cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap
kegiatan yang sedang berlangsung.53
Observasi adalah cara untuk menghimpun bahan-bahan keterangan
(data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran.54
Metode ini digunakan peneliti untuk mendapatkan data yang
berhubungan dengan implementasi pendidikan akhlaq di SDIT Insan Permata
Jl Akordion Utara nomor 3 desa Tunggul Wulung kecamatan Lowokwaru
kota Malang.
Dalam melaksanakan observasi dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a.Observasi langsung, adalah pengamatan yang dilakukan tanpa perantara
terhadap objek yang diteliti.
b.Observasi tidak langsung, adalah pengamatan yang dilakukan terhadap suatu
objek melalui perantara suatu alat atau cara, baik dilakukan dalam situasi
sebenarnya atau tiruan.
c.Observasi partisipatif, adalah pengamatan yanmg dilakukan dengan cara ikut
ambil bagian atau melibatkan diri dalam suatu objek yang diteliti.55

53
Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,
2007), hal. 220
54
Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Remaja Grafindo Persada,
2000), hal. 76
55

Sutrisno Hadi, Metodologi Researc II, (Yogyakarta: Andi Offset 1987), hal. 136

45

Dari ketiga model observasi ini peneliti menggunakan observasi


langsung, tidak langsung dan partisipatif. Dari model observasi ini penulis
dapat mengumpulkan data secara valid yang berkaitan dengan penelitian
tersebut.
2.Interview / Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu.56
Cara jenis wawancara menurut Patton yang dikutip oleh Moleong, ada
tiga yaitu:
a.Wawancara pembicaraan informal
Jenis wawancara ini pertanyaan yang diajukan sangat bergantung pada
pewawancara itu sendiri, jadi bergantung pada spontanitasnya dalam
mengajukan pertanyaan kepada terwawancara. Hubungan pewawancara adalah
dalam suasana biasa, wajar, sedangkan pertanyaan dan jawabannya berjalan
seperti biasa dalam kehidupan sehari-hari.
b.Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara
Jenis wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka
dan garis besar pokok-pokok yang dirumuskan tidak perlu ditanyakan secara

56

Moleong, Metodologi Penelitioan Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,


2007), hal. 186

46

berurutan. Demikian pula penggunaan dan pemilahan kata-kata untuk


wawancara dalam hal tertentu tidak perlu dilakukan sebelumnya.
c.Wawancara baku terbuka
Jenis wawncara ini adalah wawancara yang menggunakan seperangkat
pertanyaan baku. Urutan pertanyaan, kata-katanya, dan cara penyajiannya pun
sama untuk setiap responden. Keluwesan mengadakan pertanyaan pendalaman
(probing) terbatas, dan hal itu tergantung pada situasi wawncara dan kecakapan
pewawancara. Wawancara jenis ini bermanfaat pula dilakukan apabila
pewawancara ada beberapa orang dan terwawancara cukup banyak
jumlahnya.57
Dari ketiga wawancara tersebut di atas, penulis menggunakan
wawancara pembicaraan informal dan Wawancara baku terbuka dengan
pertimbangan sebagai berikut:
1).Dengan informal akan terbangun nuansa dialog yang lebih akrab dan terbuka
sehingga diharapkan data yang diperoleh akan valid dan mendalam.
2).Dengan Wawancara baku terbuka dapat dipersiapkan garis besar masalah
yang menjadi pembahasan penelitian dan fokus pada pokok permasalahan.
3. Penggunaan Dokumentasi
Dokumen adalah setiap bahan tertulis atau film. Dokumen digunakan
dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen

57

Ibid., hlm.187

47

sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan


meramalkan.58
Metode ini peneliti gunakan untuk mendapatkan informasi tambahan
yang bisa mendukung dan menguatkan informasi yang telah diperoleh peneliti,
baik melalui observasi, wawancara, maupun catatan lapangan yang telah
peneliti lakukan.
F. Analisis Data
Analisis data kualitatif terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara
bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi. Menurut Miles menyebutkan bahwa:59
1.Reduksi data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data dilakukan selama
penelitian berlangsung, setelah peneliti di lapangan, sampai laporan tersusun.
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak diperlukan, dan
mengorganisasi data sehingga kesimpulan final dapat diambil dan diverifikasi.
Data kualitatif dapat disederhanakan dan ditransformasi dengan berbagai cara;
seleksi, ringkasan, penggolongan, dan bahkan ke dalam angka-angka.
2.Penyajian Data

58

Ibid,. hlm.216

59

Miles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif , terj., Tjetjep Rohendi. (Jakarta: UI
Pres, 1992), hlm, 16-17.

48

Penyajian data merupakan alur kedua dalam kegiatan analisis data. Data
dan informasi yang sudah diperoleh dilapangan dimasukkan ke dalam suatu
matriks. Penyajian data dapat meliputi berbagai jenis matrik, grafik, jaringan
dan bagan.
3.Verifikasi dan Kesimpulan
Setelah matrik terisi, maka kesimpulan awal dapat dilakukan.
Sekumpulan informasi yang tersusun memungkinkan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penarikan kesimpulan hanyalah
sebagian dari suatu kegiatan. Kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian
berlangsung.
Analisa data pada penelitian ini yang peneliti gunakan adalah reduksi
data, penyajian data, verifikasi dan kesimpulan serta triangulasi data. Karena
triangulasi data itu bisa digunakan untuk memadukan data yang diperoleh dan
lebih fiksibel untuk mendapatkan hasil yang kridibel. Sebagaimana menurut
Miles, menjelaskan sebagai berikut:
Triangulasi yang benar memerlukan informasi tambahan, yang mungkin
berupa data dari sumber ketiga yang benar ada (yakni sumber yang
posisinya berhubungan dengan dua sumber yang telah diketahui);
sebuah penjelasan retorika yang lebih umum yang menggolongkan
ketidaksepakatan yang tampak, atau informasi tentang keterpercayaan
dua sumber yang berasal dari data lain.60
Jadi analisa data yang peneliti maksud adalah upaya mencari dan
menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, catatan lapangan
dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang masalah yang
60

Ibid,. hlm. 468

49

diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Dengan demikian
metode

analisis

data

merupakan

proses

mengatur

data

kemudian

mengorganisasikan ke dalam suatu pola, katagori dan suatu uraian.


Proses analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan menelaah
seluruh data yang dikumpulkan baik yang diperoleh melalui observasi,
interview, maupun dokumentasi, baru kemudian ditarik kesimpulan dengan
menggunakan metode deskriptif.
G.Pengecekan keabsahan Temuan
Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan teknik
triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai perbandingan data. Dengan kata lain bahwa Teknik triangulasi berarti
teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan
pengumpulan

data

dengan

triangulasi,

maka

sebenarnya

peneliti

mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek


kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai
sumber data. 61
Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi metode dan triangulasi
sumber. Triangulasi digunakan untuk mengolah data hasil observasi,
wawancara,

dan dokumentasi serta kuesioner dengan menghilangkan data

yang tidak perlu dalam menyempurnakan data.

61

Moleong, op.cit., hlm.330.

50

H. Tahap-Tahap Penelitian
Dalam menjalankan peneilitian, peneliti melakukan tahapan-tahapan
sebagai berikut:
1.Mengajukan surat permohonan izin kepada Lembaga yang ditunjuk yaitu
SDIT Insan Permata dengan menyertakan proposal penelitian.
2. Melakukan observasi lapangan (mencatat apa saja yang dibutuhkan peneliti).
3. Mencatat temuan-temuan di lapangan sesuai kebutuhan peneliti.
4. Melakukan wawancara kepada informan.
5. Berusaha mendapatkan dokumentasi kegiatan formal maupun informal.
Data-data yang telah terkumpul kemudian dianalisis oleh peneliti.
Proses analisis data dimulai seluruh data yang tersedia yaitu observasi,
wawancara, dan dokumentasi yang sudah dirangkum dalam tulisan.
Setelah menelaah data kemudian dilanjutkan dengan Reduksi data,
penyajian data, serta kesimpulan. Reduksi dimaksudkan sebagai proses
penyaringan dan pemilihan data dari yang kurang relevan dengan tujuan untuk
mendeskripsikan data yang benar-benar mendukung kegiatan analisis. Lalu
dilakukan penyajian data dan kemudian dilakukan penyimpulan.

51

BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Profil SDIT Insan Permata Kota Malang
1. Sejarah Berdidrinya SDIT Insan Permata Kota Malang
Pada tahun 2004, sebuah lembaga pendidikan yang memiliki perhatian
dan konsentrasi pada dunia pendidikan melihat perkembangan zaman dan
perubahan-perubahan yang ada serta kemerosotan akhlak dan moral semakin
memprihatinkan, maka lembaga pendidikan yang bernama Lembaga
Pendidikan Islam Terpadu (LPIT) Insan Permata mendirikan sekolah dasar
yang bertujuan Mengembangkan pendidikan dasar yang mengedepankan
keluhuran akhlak sebagai cermin dalam bertindak serta bermanfaat bagi
masyarakat luas.62
Perlu diketahui, bahwa Lembaga Pendidikan Islam Terpadau (LPIT)
Insan Permata berdiri dan menyelenggarakan Sekolah Dasar Islam Terpadu
(SDIT) Insan Permata mulai Juli 2004. Dengan salah satu tujuan LPIT untuk
menyelenggarakan SDIT ini adalah sebagai usaha untuk mengenalkan dan
menumbuhkan nilai-nilai positif pada perilaku anak sejak dini sehingga dalam
perkembangannya nanti mampu menjadikan dasar bagi anak untuk berpijak
terutama nilai-nilai agama.

62
Hasil wawncara dengan kepala sekolah SDIT Insan Permata, Yoshi Kurniawan S.Si,
tanggal 5 Nopember 2009.

52

Saat ini SDIT Insan Permata sudah memiliki tanah seluas 1701 m2 dan
gedung sendiri yang terletek di jalan Akordion Utara no. 3 kelurahan Tunggul
Wulung kecamatan Lowokwaru kota Malang. Sebelumnya SDIT yang berdiri
tahun 2004 ini menempati lokasi dengan cara mengontrak di beberapa lokasi.
Alhamdulillah pada bulan Juli 2007 mulai menempati gedung milik sendiri
dengan terus menyempurnakan sarana prasarana yang dibutuhkan dalam
pendidikan di SDIT Insan Permata Kota Malang.63
Seiring perjalanan waktu, SDIT Insan Permata kota Malang ini
mengalami pertumbuhan siswa yang terus bertambah pesat. Dengan izin Allah
SWT sekolah ini memiliki siswa sebanyak 306 siswa dan 32 guru. Melihat
perkembangan jumlah siswa yang terus tumbuh pesat, maka tersedianya
gedung sekolah yang memadai menjadi hal yang sangat mendesak. Oleh
karena itu, Komite Sekolah bersama pihak terkait telah melakukan berbagai
upaya untuk menyediakan sarana prasarana yang memadai dan gedung SDIT
Insan Permata ini dirancang terdiri dari 3 lantai untuk menampung siswa yang
terus bertambah.64
2. Dasar Pemikiran65
a. QS. At Tahrim 6 :
Hai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka
b. QS. An Nisa 9 :

63

Dokumentasi SDIT Insan Permata , tanggal 5 Nopember 2009


64 Ibid..
65 Ibid..

53

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya


meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah
c. QS. Luqman 13-14 :
Dan ingatlah ketika Luqman berkata pada anaknya diwaktu ia memberi
pelajaran kepadanya: Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan
Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman
yang besar
d. Hadits Riwayat Bukhari:
Setiap anak yang dilahirkan itu membawa fitrah beragama (perasaan
percaya kepada Allah). Maka kepada orang tuanyalah yang menjadikan
anak tersebut beragam Yahudi, Nasrani ataupun Majusi.
e. Hadits Riwayat Abdur Razzaq dan Said bin Manshur:
Ajarkanlah kebaikan kepada anak-anak kamu dan keluargamu dan
didiklah mereka dengan budi pekerti yang baik.
f. Hadits Riwayat Ath Thabrani:
Didiklah anak-anakmu pada tiap tiga perkara : mencintai Nabimu,
mencintai ahli baitnya dan membaca Al Quran.
g. Hadits Riwayat At Tirmidzi:
Seseorang yang mendidik anaknya lebih baik daripada bersedekah satu
sha.
h. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

54

3. Visi, Misi SDIT Insan Permata Kota Malang66


Visi
Menjadi Sekolah unggulan yang mengedepankan keluhuran akhlaq serta
bermanfaat bagi masyarakat.
Misi
a. Mewujudkan managemen pengelolaan sekolah profesional
b. Meletakkan dasar aqidah yang kokoh dan kebiasaan ibadah yang terjaga
keistiqomahannya
c. Menciptakan tenaga berpendidikan yang berkwalitas dan islami
d. Menjalin hubungan timbal balik yang efektif dan produktif antara sekolah,
orang tua dan masyarakat
4. Tujuan SDIT Insan Permata
Tujuan Umum
Untuk

memberdayakan

semua

komponen

masyarakat

dalam

penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan sesuai amanat


UU No. 20 tahun 2003 psl 4 ayat 6: Membantu pemerintah dalam mengelola
Lembaga Pendidikan dan mencerdaskan siswa didik di tingkat penddkan
dasar.
Tujuan Khusus
a. Mengembangkan pendidikan dasar yang mengedepankan keluhuran akhlak
sebagai cermin dalam bertindak serta bermanfaat bagi masyarakat luas.

66

Ibid.,hlm. 3

55

b. Mengenalkan dan menumbuhkan nilai-nilai positif pada prilaku sejak dini


sehingga dalam perkembanganya nanti mampu menjadi dasar anak untuk
berpijak terutama nilai-nilai agama.
5. Quality Assurance (Jaminan Kualitas)
a. Sholat dengan kesadaran
b. Berbakti kepada orang tua
c. Disiplin
d. Percaya Diri
e. Senang Membaca
f. Perilaku Sosial yang Baik
g. Memiliki Budaya Bersih
h. Nilai 5 Bidang Studi Tuntas
i. Tartil Membaca Al-Quran
j. Hafal Juz-Amma (juz 30) dan 29
k. Kemampuan Membaca Efektif
l. Berkomunikasi Baik
6. Struktur Organisasi SDIT Insan Permata Kota Malang
Struktur SDIT Insan Permata terdiri atas kepengurusan harian dan non
harian. Kepengurusan harian meliputi: kepala sekolah, waka kesiswaan, waka
kurikulum, keuangan, dan administrasi. Sedangkan kepengurusan non harian
meliputi: wali kelas, rumah tangga, laboratorium, al-Quran, BK, UKS,
perpustakaan, dan ekstrakulikuler.67

67

Ibid., hlm. 5

56

Struktur kepengurusan SDIT Insan Permata Kota Malang meliputi:


Kepala Sekolah

: Yoshi Kurniawan, S.Si

Waka Kesiswaan

: Rubiati, S. Psi

Waka Kurikulum

: Najikhatun, S. Hum

Keuangan

: Yunia Umi Fauziah, SE

Administrasi

: Imam SyafiI

Wali Kelas 1 (N. Adam)

: Cut Robiatul A, SP

Wali Kelas 1 (N. Idris)

: Chairunnisa, S.Si

Wali Kelas 1 (N. Nuh)

: Lenny Oktaviana Dewi, S.Pd

Wali Kelas 3 (N. Lut)

: Atik Sriwahyuni, SH

Wali Kelas 2 (N. Sholih)

: Akhmad Jufriadi, S.Si,S.Pd

Wali Kelas 2 (N. Ibrahim) : Fitria Hidayati, S.Pd


Wali Kelas 3 (N. Ismail)

: Atik Sriwahyuni, SH

Wali Kelas 4 (N. Ishaq)

: Dwi Marfuah, S.Si

Wali Kelas 5 (N. Yaqub) : Dian Wulandari, S.S,S.Pd


Rumah Tangga

: Ngatening

Laboratorium

: Ari Irawan, SE

Al-Quran

: Imroatul Kasiah, S.Si, S.P

BK

: Rubiati, S.Psi

UKS

: Mariani Ulfa, S.Si

Perpustakaan

: Ida Rosyida, S.Pd

Ekstrakulikuler

: Rubiati, S.Psi

B. Bentuk-Bentuk Pendidikan Akhlak

57

Bentuk-bentuk pendidikan akhlak yang diprogramkan oleh SDIT Insan


Permata meliputi program kurikuler dan non kurikuler. Program kurikuler
adalah program yang dimasukkan pada kurikulum sekolah dan dimasukkan
pada jadwal pelajaran sekolah. SDIT Insan Permata menetapkan program
kurikuler yang masuk pada pendidikan akhlak adalah:
1. Mata pelajaran sirah nabawiyah / perjalanan hidup Nabi dan Rasul
2. Hafalan Al-Quran, Hadits, dan Doa sehari-hari
3. Membaca tahsin Al-Quran
Sedangkan

program

non

kurikuler

adalah

program

yang

diimplementasikan oleh sekolah , namun tidak dimasukkan secara khusus


tetapi menjadi target sekolah untuk mencapai jaminan mutu / quality
assurance. Program non kurikuler terhadap pendidikan akhlak itu meliputi: 68
1. Akhlak kepada Allah
Diantara akhlak kepada Allah yang di tergetkan di SDIT Insan Permata
yaitu;
a. Kebiasaan shalat lima waktu
b. Berwudhu dengan tertib dan sempurna
c. Berdoa dan berdzikir sebelum dan sesudah shalat
d. Disiplin
e. Adab makan dan minum
2. Akhlak kepada sesama manusia

68

Dokumentasi SDIT INsan Permata, tanggal 15 Nopember 2009

58

Akhlak terhadap sesama manusia yang menjadi penilaian di SDIT Insan


Permata ini adalah;
a. Berbakti pada orangtua
b. Perilaku sosial yang baik
c. Mentaati peraturan yang telah disepakati
3. Akhlak terhadap alam
Akhlak terhadap alam yang menjadi penilaian di SDIT Insan Permata ini
adalah Bagaimana menjaga kebersihan dan kerapian diri maupun
lingkungan.
Ada lagi program ekstra kurikuler yang wajib diikuti oleh para siswa
kelas 4 sampai kelas 6 yang berkaitan dengan bentuk pendidikan akhlak yaitu
Pendidikan Lingkar Quran (LQ) setiap pekan sekali.
Itulah bentuk-bentuk pendidikan akhlak yang menjadi perhatian dan
penilaian di SDIT Insan Permata Kota Malang dalam menjaga kualitas dan
quality assurance / jaminan mutu sekolah.
C. Implementasi Bentuk-Bentuk Pendidikan Akhlak
Untuk mencapai target dan mempertahankan quality assurance /
jaminan mutu, SDIT Insan Permata menyusun beberapa bentuk pendidikan
akhlak untuk diimplementasikan dan dilaksanakan oleh semua penghuni
sekolah diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Shalat dhuhur dan ashar berjamaah
Setiap hari para siswa dilatih dan dibiasakan shalat berjamaah di
masjid dengan didampingi oleh para guru yang akan membimbing,

59

mengarahkan, dan membina para siswa agar bisa melakukan shalat dengan
benar, tertib dan khusyu.
Setiap akan masuk waktu shalat guru piket / petugas shalat berjamaah
mengumandangkan panggilan untuk bersiap-siap dengan membacakan
beberapa syair / hadits dan keutamaan-keutamaan akhlak yang memotivasi
para calon jamaah shalat untuk bersegera menuju ke masjid.
Setiap masuk waktu shalat dhuhur dan ashar para siswa dan guru
mulai mempersiapkan diri segera menuju ke masjid untuk menlaksanakan
shalat berjamaah. Pada kesempatan tersebut siswa dipiket dan dilatih untuk
menjadi

muadzin

(yang

mengumandangkan

adzan)

dan

yang

lain

mendengarkan serta menjawab panggilan adzan. Setelah selesai adzan para


siswa dan guru membaca doa setelah adzan. Setelah itu dilanjutkan shalat
sunnah bagi yang mau dan berdzikir sebentar lalu sholat berjamaah dan
diikuti dengan berdzikir dan berdoa.
Jika dalam pelaksanaannya para siswa ada yang tidak khusyuk atau
mengganggu temannya, maka dia akan disuruh guru pembimbing untuk segera
minta maaf dan mengulangi shalatnya. Begitu pula bagi yang ketika berdoa
tidak serius atau bersungguh-sungguh maka guru pembimbing mendampingi
dan menyuruh untuk mengulangi doanya. 69
2. Berwudlu sebelum shalat
Berwudhu adalah salah satu syarat sahnya shalat yang menjadi
perhatian setiap muslim. Karena pentingnya berwudhu untuk shalat, maka

69

Hasil observasi SDIT INsan Permata, tanggal 10 Desember 2010 . Jam 11.30 WIB

60

para siswa yang akan sholat harus melaksanakan wudhu dengan sempurna.
Dalam hal ini guru piket mendampingi para siswa yang mengambil air wudhu
dengan bergantian. Jika ditemukan ada siswa yang tidak sempurna dalam
berwudhu maka guru piket akan mengarahkan untuk mengulangi wudhunya
dengan tujuan agar selalu menyempurnakan wudhu ketika akan sholat.70
2. Sirah Nabawiyah
Sirah Nabawiyah / perjalanan hidup para Nabi dan Rasul adalah materi
pelajaran yang dimasukkan dalam kurikulum pelajaran secara khusus untuk
menanamkan akhlak para Nabi dan Rasul terhadap kepribadian anak sejak
dini. Sehingga peneliti dalam perjalanan observasi di SDIT Insan Permata
menjumpai nama-nama kelas mereka diambil dari nama para Nabi dan Rasul
diantaranya ada kelas Nabi Shaleh, kelas Nabi Hud dan lain sebagainya.
3. Hafalan Quran, hadits, dan doa sehari-hari
Hafalan Quran SDIT Insan permata menetapkan quality assurance /
jaminan mutu sekolah dengan hafal juz 30 dan juz 29. Hafalan Al-Quran ,
hadits, dan doa sehari-hari di SDIT Insan Permata dimasukkan dalam jadwal
pelajaran yang setiap hari dihafalkan bersama-sama di kelas masing-masing.
Menurut guru Al-Quran, ibu Najikhah saat diwawancarai berkaitan dengan
cara menumbuhkan akhlak anak pada tanggal 7 Nopember 2009 mengatakan
bahwa:
Hafalan Al-Quran itu berpengaruh pada akhlak anak karena dengan
menghafal lalu memahami isinya akan menjadi konsep diri anak dalam
bergaul yang akan melahirkan akhlakul karimah. Karena akhlak Rasul
sendiri adalah akhlak Al-Quran yang harus kita teladani dalam
70

Hasil observasi SDIT Insan Permata, tanggal 10 Nopember 2009

61

kehidupan ini. Demikian juga dengan hafalan hadits-hadits pilihan yang


ditentukan oleh SDIT Insan Permata sengaja untuk menumbuhkan
akhlakul karimah pada anak sejak dini. Begitu juga pilihan doa seharihari yang dihafalkan akan mudah dipraktekkan sebagai bentuk bukti
berakhlak kepada Allah.
4. Pembiasaan akhlakul karimah
Pembiasaan akhlakul karimah di jadikan budaya dan peraturan yang
harus di taati dan diamalkan oleh penghuni SDIT Insan Permata dari mulai
para karyawan, guru, dan siswa untuk membudayakan akhlakul karimah
dalam bergaul sehari-hari. Diantara peraturan untuk menumbuhkan budaya
dan kebiasaan berakhlakul karimah dalam dokumentasi SDIT Insan Permata
menyebutkan dalam perilahu sosial harus menerapkan:
a. Membiasakan 5 S (Senyum, salam, sapa, sopan dan santun)
b. Masuk ruangan kantor atau kelas lain, mengetuk pintu dan mengucapkan
salam
c. Bersikap sopan dan mengormati guru
d.Berkata permisi bila lewat didepan guru
e. Membiasakan berjabat tangan
f. Tidak boleh berkata jorok dan menyakitkan
g. Tidak mengolok-olok dan mengejek teman
h.Tidak meminta uang, mainan, makanan secara paksa
Sedangkan dalam pembiasaan akhlak ketika makan dan minum dibuat
peraturan yang diketahui bersama dimana para siswa dari pagi hingga sore
berada di sekolah sehingga mereka makan siang di sekolah dengan mengikuti
peraturan sebagai berikut:

62

a. Mencuci tangan sebelum makan


b. Berdoa sebelum dan sesudah makan
c. Makan minum dengan duduk dan tangan kanan.
d. Makan, minum tidak berlebihan
e. Makanan dan minuman tidak berceceran.
f. Membeli jajan pada waktu yang diperbolehkan
5. Pembinaan kepribadian Lingkar Quran (LQ)
Pembinaan kepribadian Lingkar Quran (LQ) ini diterapkan pada kelas
4 sampai kelas 6 pada hari dengan cara mengelompokkan berdasarkan jenis
kelamin. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan diri dalam bergaul antara
laki-laki dan perempuan ketika mereka sudah baligh, supaya mereka bisa
menjaga kesucian diri dalam bergaul. Pembinaan kepribadian Lingkar Quran
(LQ) ini sebuah nama yang mempunyai mana yang sangat dalam yaitu
supaya kepribadian dan akhlak para siswa berupaya untuk menyesuaikan diri
dengan aturan-aturan Quran. Maka dari itu kegiatan Lingkar Quran (LQ)
bukan sekedar membaca Al-Quran dengan tartil dan benar, tetapi menjadikan
Al-Quran untuk ditaati dan dilaksanan isinya.71
D. Aspek-Aspek Implementasi Pendidikan Akhlak
1. Kurikulum SDIT Insan Permata
SDIT Insan Permata ini mengikuti kurikulum DIKNAS meliputi mata
pelajaran: Bahasa Indonesia, Matematika, Pendidikan Agama Islam, IPA, IPS,
Kertakes, Penjaskes dan Bahasa Daerah. Karena DIKNAS kurikulum

71

Wawancara dengan ibu Najuhatun, S.Hum, tanggal 7 Nopember 2009

63

keagamaannya sangat sedikit, maka SDIT Insan Permata sebagai full day
school

mengembangkan

kurikulum

Muatan

Lokal

(Mulok)

dengan

menerapkan pelajaran plus yaitu : Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Teknologi


Informasi dan Komunikasi (TIK), Bimbingan Konseling, Siroh Nabawiyah,
Hafalan (Qur,an, Hadist dan Doa sehari-hari) dan membaca tahsin Al Quran
metoda Qiroati serta pembelajaran Ibadah dan pemberlakuan akhlak Islami
setiap hari.72
2. Kurikulum Pendidikan Akhlak SDIT Insan Permata
Kurikulum pendidikan akhlak yang diterapkan dan diimplementasikan
di SDIT Insan Permata sebagaimana yang dijelaskan pada mata pelajaran plus
dan mulok dengan pemberlakuan akhlak Islami setiap hari. Kurikulum yang
menjadi quality assurance (jaminan kualitas) di SDIT Insan Permata yang
diterapkan setiap hari antara lain: 73
a. Kebiasaan sholat 5 waktu
b. Berbakti kepada orang tua
c. Disiplin
d. Percaya diri
e. Perilaku sosial yang baik
3. Target Pendidikan Akhlak di SDIT Insan Permata

72
73

Diperoleh melalui dokumen SDIT Insan Permata, tanggal 15 Nopember 2009


Ibid..

64

Berdasarkan quality assurance (jaminan kualitas) sekolah SDIT Insan


Permata Kota Malang yang berkaitan dengan pendidikan akhlak adalah
sebagai berikut: 74
a. Sholat dengan kesadaran
b. Berbakti kepada orang tua
c. Disiplin
d. Percaya diri
e. Perilaku sosial yang baik
f. Memiliki budaya bersih
g. Berkomunikasi baik
Target yang dicanangkan SDIT Insan Permata di atas memerlukan
pembiasaan dan pemantauan yang intensif yang dilakukan oleh sekolah
dengan selalu mengontrol lewat pendidikan dari para guru, buku penghubung
orangtua dan sekolah, pertemuanpertemuan wali siswa di sekolah, kunjungan
guru ke rumah siswa (home visite), dan lain-lain.75
4. Kegiatan dalam Pembinaan Akhlak di SDIT Insan Permata
SDIT Insan Permata menetapkan program pembinaan akhlak yang
ditujukan untuk guru dan siswa. Guru adalah yang menjadi tauladan yang
langsung dilihat dan mudah dicontoh oleh para siswa, sehingga gurulah yang
harus dibina terlebih dahulu sebelum mengajarkan pada siswa-siswinya.
Karena itu para guru diharuskan mengikuti pembinaan kepribadian setiap

74

Ibid..
75Ibid..

65

pekan dalam rangka menjaga komitmen dan perbaikan akhlak sehingga dalam
rangka mendidik siswa, guru akan mampu memberikan tauladan dan
pembinaan akhlak kepada siswa dengan baik.76
Guru harus mengikuti sholat berjamaah di masjid disamping
memantau dan memberi bimbingan kepada siswa saat sholat berjamaah.
5. Kegiatan Siswa dalam Mewujudkan Pendidikan Akhlak
Dalam mewujudkan pendidikan akhlak SDIT Insan Permata membuat
program yang ditujukan untuk siswa. Banyak sekali program kegiatan untuk
mewujudkan pendidikan akhlak para siswa. SDIT Insan Permata membuat
program melalui buku penghubung yang ditujukan agar peran aktif pendidikan
orangtua terhadap anaknya untuk dikomunikasikan kepada pihak sekolah.
Komunikasi lewat buku penghubung sangat efektif untuk kelancaran dalam
memperbaiki dan meningkatkan akhlak anak didik.77
Buku penghubung antara orangtua dengan guru (sekolah) meliputi tiga
aspek yaitu: ibadah, sosial, dan mandiri. Sekolah memberikan fasilitas
komunikasi tertulis ini untuk menjaga hubungan komunikasi antara guru
(sekolah) dengan orangtua dan sebaliknya antara orangtua dan guru (sekolah),
supaya guru dan orangtua mengenal secara mendalam potensi, maupun akhlak
anak yang dididiknya dan menentukan sikap dan tindakan maupun suatu
pilihan yang mendekati kesesuaian anaknya.78

76

Hasil wawancara dengan kepala sekolah, 15 Nopember 2009

77 Hasil wawancara dengan waka kesiswaan, 17 Nopember 2009


78 Dokumentasi SDIT Insan Permata, 15 Nopember 2009

66

Kegiatan-kegiatan siswa yang mendukung perwujudan akhlak siswa


misalnya budaya antri saat berwudlu, antri saat membeli di koprerasi,
mengucapkan salam saat bertemu, memberi dan meminta maaf, membuang
sampah pada tempatnya dan lain-lain yang menjadi peraturan sekolah yang
didokumentasikan oleh sekolah.
E. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan Akhlak di SDIT Insan
Permata Kota Malang
1. Faktor-faktor Pendukung Pendidikan Akhlak
Diantara faktor yang mempengaruhi pendidikan akhlak menurut
Kepala Sekolah SDIT Insan Permata saat diwawancarai, beliau mengatakan
bahwa:79
Pendidikan yang dapat menyucikan diri dan menyempurnakan fungsi
manusia sebagai khalifah adalah pendidikan yang mengedepankan
perbaikan akhlak dan menanamkan nilai-nilai agama. Karena dapat
dilihat dari berbagai media masa, bahwa akhlak generasi atau anak-anak
remaja pada umumnya memiliki akhlak yang memprihatinkan. Sebagai
contoh; remaja lebih senang untuk membuka auratnya di depan umum,
membanggakan diri dengan kemolekan tubuh. Hal-hal yang demikian
harus diperbaiki oleh pendidikan.
Pendidikan, tidak hanya sekadar untuk mengasah otak agar anak menjadi
cerdas secara pengetahuan dan kognitif tetapi pendidikan harus
mencerdaskan akhlak anak. Untuk memperbaiki pendidikan tidak bisa
satu persatu, tetapi bisa di jalankan secara keseluruhan, mulai dengan
pembinaan akhlak orang tua sekaligus pembinaan akhlak anak. Untuk
lebih menghasilkan perbaikan yang lebih maksimal maka, orang tua
yang harus dibina secara akhlak terlebih dahulu, agar selanjutnya orang
tua dapat mendidik akhlak anak secara benar dan tepat. Sebab orangtua
yang baik akan memiliki pengaruh pendidikan yang baik pada anak.
Selain orangtua yang berpengaruh dalam pendidikan anak adalah guru
dan lingkungan di masyarakat karena anak akan bergaul dan berinteraksi
dengan keluarga dan masyarakat sekitar. Oleh karena itu guru sebagai
79

Wawancara diperoleh pada tanggal, 15 Nopember 2009

67

pendidik mempunyai tanggung- jawab yang besar dalam mendidik


akhlak anak didiknya.
Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang berkesinambungan dan
keseluruhan, baik yang dilakukan di dalam keluarga maupun di
masyarakat. Keluarga dan masyarakat harus dapat bekerjasama dengan
baik dalam mendidik anak, tidak dapat menjalankan pendidikan yang
baik jika hanya berdiri sendiri-sendiri.
Sedangkan saat wawancara dengan waka kurikulum berkaitan dengan
faktor yang mempengaruhi pendidikan akhlak anak pada tanggal 23
Nopember 2009 di SDIT Insan Permata, beliau mengatakan bahwa:
Membentuk generasi penerus yang cakap dan terampil dalam
penguasaan IPTEK ( Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ) dengan tidak
meninggalkan IMTAQ ( Iman dan Taqwa ) terhadap Sang Khaliq adalah
tekad SDIT Insan Permata. Sehingga diharapkan lulusannya nanti
mampu mengemban tugas sebagai kholifah di dunia yakni menjadi
pemimpin / cendikiawan muslim yang bisa membawa bangsa ini ke arah
yang lebih baik., untuk semua itu SDIT Insan Permata telah menerapkan
sistem belajar dengan konsep full day school ( belajar dari pkl. 07.0015.30 ) sehingga diharapkan sekolah ini lebih leluasa untuk
mengembangkan kurikulumnya sebagaimana yang diterapkan oleh
berbagai lembaga pendidikan internasional. Akhlak dan kepribadian
yang sesuai dengan kaidah-kaidah Islam serta sikap mandiri sebagai
bekal hidup bersama di tengah keluarga dan masyarakat sangat
dibutuhkan semua orang termasuk anak didik kita. Maka di sekolah,
semua penghuni baik guru, siswa, bahkan karyawan harus membiasakan
dan mempraktekkan akhlakul karimah dalam pergaulan sehari-hari
Dalam perspektif pendidikan, terdapat tiga lembaga utama yang sangat
berpengaruh dalam perkembangan kepribadian akhlak seorang anak
yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan
masyarakat. Disamping itu pendidikan berlangsung seumur hidup dan
dilaksanakan dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat.
Oleh karena itu, pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara
keluarga, masyarakat dan pemerintah. 80
2. Faktor-faktor Penghambat Pendidikan Akhlak

80

Wawancara dengan Waka Kurikulum Ibu Najikhatun, S.Hum. tamggal 23 Nopember

2009

68

Pada saat wawancara dengan guru agama berkaitan dengan hambatan


dalam implementasi pendidikan akhlak di SDIT Insan Permata, beliau
menyampaikan bahwa:81
Diantara faktor yang mempengaruhi pendidikan akhlak anak adalah
faktor lingkungan di rumah dan di masyarakat yang tidak kondusif
untuk membina dan memperbaiki akhlak anak. Misalnya, tayangan
televisi yang tidak mendidik akhlak anak bahkan merusak akhlak
banyak sekali kita jumpai, pergaulan dilingkungan masyarakat yang
mencontohkan sikap maupun kata-kata yang kotor juga tidak jarang
kita jumpai.
Upaya-Upaya Mengatasi Hambatan Pendidikan Akhlak di SDIT Insan
Permata
Waka kesiswaan saat diwawncarai berkaitan dengan upaya sekolah
dalam mengatasi hambatan pendidikan akhlak di SDIT Insan Permata
mengatakan bahwa:82
Dalam mengatasi hambatan pendidikan akhlak di SDIT Insan Permata
ini mempunyai mekanisme yang sudah disepakati bersama antara
sekolah dengan siswa dan wali siswa. Diantaranya adalah; 1) Peraturanperaturan untuk diterapkan oleh semua warga SDIT Insan Permata, 2)
Menjalin komunikasi orangtua dengan sekolah dan sebaliknya lewat
buku penghubung, 3) Forum POS (Paguyuban Orangtua dan Sekolah)
tiap kelas, 4) Menyediakan kotak saran sebagai salah satu bentuk
komunikasi, 5) Program on call dengan wali kelas, 5) Home visite
(kunjungan guru ke rumah orangtua siswa), 6) Parent day (melibatkan
orangtua siswa untuk mengajar dan untuk students day).
SDIT Insan Permata menerima masukan berupa kritik dan saran untuk
di masukkan pada kotak yang disediakan atau langsung kepada yang
bersngkutan. Ini dimaksudkan agar ada perbaikan dan peningkatan
kualitas individu secara khusus maupun lembaga secara umum.
Waka kesiswaan menangani kasus/pelanggaran yang terjadi pada siswa
dan menentukan jenis kasus/pelanggaran itu pada tiga tingkatan yaitu;
kasus ringan, kasusu sedang, dan kasus berat. Yang termasuk kasus
81

Wawancara dengan ibu Nur Hasanah, S.PdI, tanggal 13 Agustus 2009

82

Wawancara dengan ibu Rubiati,S.Psi sebagai waka Kesiswaan, tanggal, 17


Nopember 2009

69

ringan antara lain; berkata jorok, buang sampah tidak pada tempatnya,
terlambat hadir, dll. Yang termasuk kasus/pelanggaran sedang antara
lain; mengusilin/mengganggu teman, sering melanggar kasus yang
ringan dll. Sedangkan yang termasuk kasus/pelanggaran berat misalnya;
berkelai, menghina guru, mengambil uang teman/oranglain, menarget
uang pada teman/orang lain dll.
Waka kesiswaan mengatur dalam pemberian konsekwensi terhadap
pelanggaran para siswa sebagai berukut: 1) Diberi peringatan dan
dipringatkan, 2) Penugasan kepada anak, 3) Orangtua dipanggil ke
sekolah, 4) Diskors sementara, dan 5) Dikembalikan ke orangtua.
Pemberian konsekwensi / hukuman tersebut di atas disesuaikan dengan
kasus/ pelanggaran yang dilakukan siswa.

70

BAB V
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Temuan-Temuan Pendidikan Akhlak di SDIT Insan Permata


Temuan-temuan pendidikan akhlak di SDIT Insan Permata yang di
jumpai oleh peneliti selama melakukan observasi, interview/wawancara, dan
pengumpulan dokumentasi adalah sebagai berikut:
1. Bentuk-bentuk pendidikan akhlak di SDIT Insan Permata
Bentuk-bentuk pendidikan akhlak yang diprogramkan SDIT Insan
Permata untuk mencapai target quality assurance/jaminan mutu sekolah ada
sebanyak 12 item jaminan mutu yang harus dicapai, diantaranya adalah:
a. Akhlak kepada Allah
1) Shalat dengan kesadaran
Hal ini dalam menanamkan shalat kepada anak harus sedini mungkin
sesuai dengan hadits Nabi SAW. yang artinya: Suruhlah anak-anakmu
menjalankan ibadah shalat apabila mereka telah berusia tujuh tahun, dan
apabila mereka telah berusia sepuluh tahun, maka pukullah mereka (apabila
tidak mau melakukan shalat) dan pisahkanlah tempat tidur mereka. (H.R. Abu
Daud dan Al-Hakim).
2) Adab makan dan minum
Kebiasaan yang harus ditaati oleh semua penghuni SDIT Insan Permata,
ketika makan dan minum harus sesuai dengan peraturannya yaitu: a) Mencuci
tangan sebelum makan b) Berdoa sebelum dan sesudah makan c) Makan

71

minum dengan duduk dan tangan kanan d) Makan, minum tidak berlebihan e)
Makanan dan minuman tidak berceceran, dan f) Membeli jajan pada waktu
yang diperbolehkan. Peraturan yang dibuat itu sesuai dengan aturan agama dan
kesehatan.
b. Akhlak kepada sesama manusia
1) Berperilaku sosial yang baik
Dalam

peraturan

untuk

menumbuhkan

budaya

dan

kebiasaan

berakhlakul karimah disebutkan untuk berperilaku sosial yang baik dengan


kriteria sebagai berikut : a) Membiasakan 5 S (Senyum, salam, sapa, sopan dan
santun) b) Masuk ruangan kantor atau kelas lain, mengetuk pintu dan
mengucapkan salam c)Bersikap sopan dan mengormati guru d) Berkata permisi
bila lewat didepan guru e)Membiasakan berjabat tangan f) Tidak boleh berkata
jorok dan menyakitkan g)Tidak mengolok-olok dan mengejek teman h) Tidak
meminta uang, mainan, makanan secara paksa. Peraturan tersebut sejalan
dengan hadits Nabi yang artinya;
Ajarkanlah kebaikan kepada anak-anak kamu dan keluargamu dan didiklah
mereka dengan budi pekerti yang baik(HR. At-Thabrani), dan Orang
mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya. (HR
Tirmidzi dan Ahmad), juga hadits yang artinya; Sesungguhnya sebaik-baik
kalian ialah yang terbaik akhlaknya. (HR. Bukhari Muslim)
2) Pembinaan kepribadian Lingkar Quran (LQ)
Pembinaan kepribadian Lingkar Quran (LQ) ini diberlakukan untuk
kelas empat ke atas dalam rangka mempersiapkan mental mereka yang akan

72

mengalami masa baligh, agar mereka mempunyai lingkungan seperti keluarga


yang bisa dijadikan sebagai tempat curhat misalnya dan mereka supaya bisa
menjaga pergaulan dengan lawan jenis. Program ini sangat sesuai dengan
perkembangan dan kebutuan psikologi anak dan sesuai dengan ajaran Islam
yang harus dipertahankan ditingkatkan pembahasannya.
c. Akhlak terhadap alam
1) Menjaga kebersihan lingkungan
Kebersihan

lingkungan

sangat

diperlukan

untuk

meningkatkan

kenyamanan hidup dan sangat indah dipandang. Tidak ada orang yang baik
akalnya tidak menyukai kebersihan. Peraturan ini harus dilestarikan di SDIT
Insan Permata dan harus menjadi lebih baik lagi lingkungannya. Program ini
sangat sesuai dengan hadits Nabi yang artinya: Kebersihan itu sebagian dari
iman. Dan sesuai dengan pepatah yang berbunyi :Kebersihan adalah pangkal
kesehatan Juga sesuai dengan dunia kesehatan / medis.
2) Menjaga kerapian lingkungan
Lingkungan yang rapi dan nyaman sangat disukai oleh siapa saja
kecuali orang yang tidak berakal sehat. Siapa sih yang tidak suka rapi? Rapi itu
sangat menarik perhatian orang yang memandangnya. Peraturan yang
disepakati ini harus dilaksanakan dan ditingkatkan. Hal ini sangat disukai oleh
semua orang karena logis dan dianjurkan dalam Islam.
2. Implementasi bentuk-bentuk pendidikan di SDIT Insan Permata
Implementasi bentuk-bentuk pendidikan di SDIT Insan Permata berupa:
a. Akhlak kepada Allah

73

1) Shalat 5 waktu
Pembiasaan shalat 5 waktu ini di SDIT Insan permata ini sudah dilatih
sejak kelas satu sampai kelas tiga dengan selalu shalat berjamaah dhuhur di
sekolah, sedangkan untuk kelas lima sampai kelas enam mengikuti shalat
jamaah dhuhur dan ashar di sekolah serta pemantauan lewat buku penghubung
untuk orangtua agar ada komunikasi tentang pelaksanaan sholat ketika mereka
di rumah. Anak usia 10 tahun rata-rata mereka kelas empat atau kelas lima.
Sempat dalam wawancara peneliti untuk mengecek hasil pembinaan shalat 5
waktu sudah tuntas atau belum kepada salah satu anak kelas lima, ternyata dia
sudah tertib shalat sejak kelas 2 dan selalu diingatkan oleh ibunya. Disamping
itu saat shalat dhuhur berjamaah peneliti menyaksikan para siswa khususnya
kelas lima yang usianya sudah pantas untuk mendapatkan hukuman jika
mereka tidak shalat, dengan tertib mereka melaksanakan shalat berjamaah.
2) Adab makan dan minum
Adab makan dan minum untuk penghuni SDIT Insan Permata yang telah
ditetapkan, menurut pengamatan peneliti selama observasi yang terkadang di
langgar oleh siswa adalah minum dengan berdiri, tetapi ketika di ketahui oleh
guru dan dia diingatkan langsung membaca istighfar. Ini terjadi pada kelas
empat. Pernah peneliti temukan siswa kelas tiga saat istirahat dia bermain lalu
haus dan mengambil air minum lalu ia minum sambil duduk. Dan selama
observasi peneliti tidak menemukan guru minum dengan berdiri. Sehingga
menurut

peneliti

peraturan

makan

dan

minum

sudah

berhasil

diimplementasikan walaupun masih ada sedikit yang melanggar.

74

b. Akhlak kepada sesama manusia


1) Berperilaku sosial yang baik
Pembiasaan akhlakul karimah menjadi budaya yang harus diamalkan
oleh semua penghuni sekolah dengan berperilaku sosial yang baik sesuai
peraturan yang disebutkan diatas, peneliti menjumpai sekelompok anak lakilaki berjumlah lima anak, mereka kelas dua dan tiga sedang bermain kemudian
salah satunya ketika melompat mengenai temannya lalu dia langsung
bersalaman minta maaf. Sedangkan yang lain tidak sepakat dengan temannya
dan mengejek lalu teman yang lain mengingatkan dan lantas bersalaman juga.
Di sisi lain ada anak perempuan kelas tiga terpeleset jatuh, lantas ditolong oleh
temannya. Tetapi ada juga anak laki-laki kelas dua yang berperilaku kurang
sopan dengan naik kursi di ruang guru, menganggu kelas tiga yang sedang
mengantri untuk belajar membaca Al-Quran, ternyata ketika peneliti tanyakan
kepada salah satu guru mengatakan bahwa dia memang perlu perhatian khusus
karena hasil niagnosa dia ada kelainan autis dan sebenarnya sudah agak
berkurang kelainannya setelah dilakukan terapi. Menurut peneliti secara umum
peraturan yang ditetapkan sekolah dalam berperilaku sosial menunjukkan
berhasil baik.
2)Pembinaan kepribadian Lingkar Quran (LQ)
Pembinaan kepribadian Lingkar Quran (LQ) yang diterapkan oleh
sekolah SDIT Insan Permata sangat membantu orangtua dalam pembinaan
kepribadian anaknya dan sekaligus memberikan sarana kepada anak untuk
menjadikan kelompoknya seperti keluarga dan ada kedekatan secara

75

psikologis. Di sini peran pembina tidak sekedar memberikan materi pelajaran


tetapi harus mampu menyelami perasaan dan dunia anak didiknya. Dalam
penerapannya anak merasa ada kedekatan dengan pembina, karena tidak
sekedar memberikan pelajara dan wawasan tetapi ada kedekatan emosional
antara pembina dengan binaannya bahkan terbangun kedekatan dengan sesama
teman sekelompok. Pada dasarnya semua orang mempunyai problem dan
dikelompok itulah anak ada keterbukaan sehingga tindakan yang dipilih oleh
pembina lebih tepat sasaran. Menurut peneliti pembinaan seperti ini sangat
diperlukan dan terobosan yang tepat untuk memahami dunia anak dan solusi
yang baik.
c. Akhlak terhadap alam
1) Menjaga kebersihan lingkungan
Menjaga kebersihan lingkungan sangat ditekankan dalam kehidupan kita
sehari-hari. Dengan peraturan yang berlaku di SDIT Insan Permata dalam
menjaga kebersihan lingkungan ini sangat berguna untuk melatih anak agar
bisa memelihara dan membiasakan mereka untuk membuang sampah pada
tempatmya,

membersihkan

lingkungan

jika

dianggap

kotor.

Dalam

kenyataannya lingkungan sekolah SDIT Insan Permata selama peneliti


observasi terlihat bersihdan sarana tempat sampah juga tersedia sehingga anak
tidak kejahuan membuang sampahnya.
2) Menjaga kerapian lingkungan
Menjaga kerapian lingkungan tidaklah sulit jika didukung oleh sarana
yang memadahi dan budaya lingkungan yang memiliki kepedulian terhadap

76

kerapihan lingkungan sekitar. Selama peneliti menjalankan observasi di SDIT


Insan Permata kerapian lingkungan bagus, dan ketika masuk kelas para siswa
melepas sepatunya dan tertata di rak yang disediakan.
3. Aspek-aspek implementasi pendidikan akhlak di SDIT Insan Permata
a. Kurikulum SDIT Insan Permata
Kurikulum yang digunakan SDIT Insan Permata adalah memadukan
kurikulum Diknas dengan kurikulum Agama dengan seimbang, sehingga anak
didik mampu dan menguasahi pelajaran-pelajara umum yang ditetapkan
Diknas, dan mata pelajaran agama dikembangkan lebih luas yang kalau diukur
akan menjadi seimbang. Dari hasil pengamatan peneliti ketika melihat jadwal
pelajaran menunjukkan bahwa mata pelajaran Diknas tidak kurang walaupun
mata pelajaran agama cukup banyak.
b. Kurikulum pendidikan akhlak SDIT Insan Permata
Kurikulum pendidikan akhlak SDIT Insan Permata yang diterapkan
bukan sekedar berupa konsep-konsep yang harus dihafalkan, namun lebih
kepada penerapan sehari-hari. Maka dari itu SDIT Insan Permata menyiapkan
perangkat penilaian rapor tentang akhlak dibuat sendiri yang diberi tema
Penilaian Afektif / Kepribadian Siswa . Aspek yang dinilai meliputi tiga
katagori yaitu : kelakuan / sosial, kerajinan, dan kerapian. Dari pengamatan
peneliti selama observasi kegiatan guru sangat banyak karena bukan sekedar
menyiapkan dan menyampaikan materi pelajaran tapi dituntut untuk
mengamati dan memahami anak dan memberikan informasi kepada orangtua
lewat buku penghubung. Ini kendala tersendiri dalam mengisi buku

77

penghubung untuk anak satu kelas sehingga tidak bisa dilaksanakan setiap hari
pengisiannya. Begitu pula ternyata dari orangtua juga tidak semua aktif setiap
hari mengembalikan buku penghubung. Tapi setidaknya upaya untuk menuju
ideal sudah terbangun.
B. Konsep-Konsep yang di implementasikan di SDIT Insan Permata
Konsep-konsep yang diimplementasikan di SDIT Insan Permata adalah:
1.Konsep Full Day School ( belajar dari pkl. 06.55-15.30 )
Konsep ini dapat membantu orang tua dalam pengawasan anak di siang
hari karena anak diarahkan pada kegiatan positif. Lingkungan bermain anak
lebih terkontrol dan anak akan menikmati pendidikan yang nyaman dan
kondusif dengan nuansa islami. Ditambah lagi kondisi orangtua yang sibuk
dengan pekerjaannya karena jika anak pulang lebih awal akhirnya ditemani
oleh pembantu misalnya dan TV akan menjadi tontonannya. Full day school
sangat cocok terutama untuk keluarga yang sibuk.
2. Konsep Kurikulum Terpadu
Sebagaimana diketahui bahwa sekolah ini menjadi anggota dari
lembaga JSIT yaitu Jaringan Sekolah Islam Terpadu maka SDIT Insan Permata
mempunyai landasan untuk memajukan sekolah melalui bimbingan dari JSIT.
Jadi yang dimaksud dengan kurikulum terpadu di sini adalah pertama,
keterpaduan antara orang tua dan guru dalam membimbing anaknya. Kedua,
terpadu juga dalam kurikulum. Misalnya, ketika guru mengajar kimia, maka
diterangkan ilmu kimia itu tidak berdiri sendiri. Tapi dia adalah bagian dari
integritas.Ketiga, keterpaduan dalam konsep pendidikan. Misalnya, saya

78

sebagai seorang guru harus memberi teladan. Kalau hanya memadukan antara
kurikulum Diknas dan Depag itu tidak cukup. Jadi yang dimaksud keterpaduan
itu ada sinergi. Kalau sinergi itu satu ditambah satu belum tentu dua bisa jadi
hasilnya tiga.
Dengan konsep ini anak mampu bersaing dengan sekolah lain terutama
dengan SD biasa karena di sekolah ini tidak mengurangi jadwal pelajaran
umum bahkan konsep yang digunakan menjadi lebih utuh karena memadukan
antara pelajaran agama dengan pelajaran umum ada kerikatannya. Menurut
peneliti selama mengadakan observasi di kelas, para guru tidak memisahkan
antara guru agama dengan guru umum bahkan guru umum pun dituntut untuk
bisa mengkaitkan teorinya dengan materi agama dan mereka harus bisa
membaca alquran dengan tartil sebagai modal dalam memberikan contoh dan
tauladan kepada para siswanya. Dengan konsep ini sekolah melibatkan
orangtua untuk tetap berperan aktif memantau dalam mendidik anak-anaknya
yang

akan

terjadi

komunikasi

yang

baik

dalam

membangun

dan

pengembangkan potensi serta kepribadian anaknya.


3. Konsep Home Visite
Konsep home visite ini untuk membangun hubungan antara orangtua,
guru dan anak, supaya terjadi kerjasama yang baik dalam mendidik anaknya
dan tidak terkesan memasrahkan semua pendidikan ke sekolah. Sehingga
ketika ada kesalahan anak misalnya tidak buru-buru menyalahkan gurunya atau
sebaliknya. Menurut peneliti konsep ini bagus dan tinggal pelaksanaannya yang

79

harus dimanfaatkan sesuai dengan kondisi anak dan tidak sekedar berkunjung
dan harus ada misi pendidikan anak.
4. Konsep Keteladanan
Konsep keteladanan ini sangat dibutuhkan apalagi dalam mendidik anak
usia Sekolah Dasar yang masih butuh figur dari orang yang mendidiknya.
Misalnya peraturan minum tidak boleh berdiri, tetapi anak melihat guru minum
dengan berdiri, maka peraturan itu lama-lama akan menjadi catatan saja.
Penting keteladanan ini SDIT Insan Permata mewajibkan pembinaan
kepribadian tidak saja pada para siswanya tetapi para guru bahkan karyawan
juga harus mengikutinya. Menurut peneliti konsep ini harus dipertahankan
supaya semua penghuni sekolah memiliki kepribadian yang baik dan
beraklakul karimah yang menjadi visi misi sekolah.

80

BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas penulis dapat menyimpulkan beberapa
pendidikan akhlak di SDIT Insan Permata kota Malang yaitu:
1. Bentuk-bentuk pendidikan akhlak yang diprogramkan di SDIT Insan Permata
kota Malang berupa program kurikuler, non kurikuler dan ekstra kurikuler.
Program kurikuler dimasukkan pada materi pelajaran cerita sirah / perjalanan
hidup Nabi dan Rasul yang mampu menanamkan akhlak pada diri para
siswa-siswinya. Untuk kegiatan non kurikuler meliputi; a. akhlak kepada
Allah SWT. berupa kebiasaan shalat lima waktu, Wirid / dzikir dan doa
sehari-hari, adab makan dan minum, serta tartil dan hafalan Quran. b. akhlak
kepada sesama manusia berupa; berbakti pada orangtua (membantu,
menghormati, bersalaman sebelum berangkat sekolah dan lainnya), perilaku
sosial yang baik (kepada guru, teman, dan yang lainnya), berkomunikasi yang
baik (kepada guru, teman, dan yang lainnya). Pemantauan di luar sekolah
melalui buku penghubung. c. akhlak terhadap alam dengan menjaga
kebersihan dan kerapian lingkungan serta melakukan gerakan sayang
tanaman. Untuk program ekstra kurikuler yang wajib diikuti oleh siswa kelas
4 sampai kelas 6 dalam mewujudkan pendidikan akhlak adalah pembinaan
kepribadian Lingkar Quran (LQ), supaya mendekatkan para siswa untuk
mengimplementasikan kandungan Quran dan Hadits menuju Islam Kaffaah.
2. Implementasi bentuk-bentuk kegiatan pendidikan akhlak di SDIT Insan
Permata adalah: akhlak kepada Allah meliputi; shalat dhuhur dan ashar

81

berjamaah di sekolah sedangkan maghrib, isya, dan shubuh dipantau


melalui buku penghubung, berwudhu sebelum shalat, tartil dan hafalan
Quan, Hadits, serta doa sehari-hari. Akhlak kepada sesama manusia
meliputi; a. Membiasakan 5 S (Senyum, salam, sapa, sopan dan santun), b.
Mengetuk pintu dan mengucapkan salam ketika masuk ruangan kantor atau
kelas lain, c. Bersikap sopan dan mengormati guru, d. Berkata permisi bila
lewat didepan guru, e. Membiasakan berjabat tangan f. Tidak berkata jorok
dan menyakitkan, g. Tidak mengolok-olok dan mengejek teman, h.
Mengucap salam dan bersalaman saat bertemu dan berpisah dengan guru,
mengetuk pintu dan mengucap salam ketika masuk kantor dan kelas lain, dan
i. Pembinaan Kepribadian Lingkar Quran (LQ) secara berkesinambungan
dalam kelompok kecil

dengan pendekatan konsep dan praktek. Akhlak

terhadap alam dengan menjaga kebersihan dan melestarikan lingkungan


misalnya membuang sampah pada tempatnya, menanam dan menyiram
tanaman, serta tidak mengganggunya.
3. Aspek-aspek yang mendukung pendidikan akhlak di SDIT Insan permata
meliputi; kurikulum SDIT Insan Permata sesuai DIKNAS, kurikulum
pendidikan akhlak SDIT Insan Permata sebagai muatan lokal, target
pembinaan dan pendidikan akhlak sebagai quality assurance, serta
pembiasaan

akhlakul karimah oleh penghuni sekolah baik siswa, guru,

maupun karyawannya.

82

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka peneliti mengajukan saran
dalam rangka untuk memajukan dan mencapai keberhasilan yang menjadi
quality assurance bagi SDIT Insan Permata sebagai berikut:
Kepada Kepala Sekolah
Hendaknya Kepala SDIT Insan Permata selalu meningkatkan dan
menjadikan akhlak sebagai orientasi utama dan pertama dalam melakukan
pembinaan

dan

perekrutan

guru

pendidik,

tanpa

mengabaikan

kompetensinya.
Kepada Para Guru
Para guru hendaknya selalu meningkatkan suri tauladan yang baik di
sekolah, khususnya di hadapan para siswa-siswinya serta meningkatkan
kompetensinya untuk membangun kualitas sekolah.
Kepada Para Orangtua
Para orangtua diharapkan dapat meningkatkan kerja sama dan
komunikasi yang baik dalam mendidik putra-putrinya dengan terbuka kepada
sekolah yang menjadi pilihannya, serta membimbing dan memberikan contoh
yang baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah maupun di luar rumah.
Kepada Para Siswa
Ingatlah bahwa kalian para siswa-siswi adalah cerminan generasi Islam
masa depan. Tatkala kalian memiliki akhlak yang mulia (akhlakul karimah)
dalam kehidupan sehari-hari maka kalian akan mampu mengekspresikan dan

83

mengeksplorasikan potensi yang kalian miliki dengan menjaga nilai-nilai yang


tidak melanggar agama.
Kepada Lembaga
Hendaknya

lembaga

memantau,

menjaga

dan

meningkatkan

pelayanannya terhadap masyarakat yang konsen dan mempercayakan


kepadanya, agar mereka merasa puas dan senang.

84

Daftar Pustaka
Al-Wasyli, Bin Qasim, Abdullah. 2005. Menyelami Samudra 20 Prinsip Hasan
Al-Banna. Solo: Era Intermedia.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Bafadhol, Ibrahim. 2006. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Darajat, Zakiyah. 1979. Peranan Agama dalam Kesehatan Mental. Jakarta :
Gunung Agung.
Depag. 1971. Al-Quran dan Terjemahnya. Saudi Arabia
Dokumentasi. 2009. SDIT Insan Permata. Kota Malang
Hadi, Sutrisno. 1987. Metodologi Researc II. Yogyakarta: Andi Offset 1987.
Htt://Info Diknas. Go.id Cucu Lisnawati: Persepsi Masyarakat Terhadap
Pendidikan Budi Pekerti di Sekolah-sekolah,15 Juli, 2009.
Htt://Nurochim.Multiply.com/journaal/item/1 Nurochim: Peningkatan Mutu
Sekolah, 14 juli, 2009.
Http://republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=216249&kat_id=105
&kat_id1=147&kat_id2=269, 15 September, 2009.
Http://infopendidikankita.blogspot.com/2009/07/karakteristik-pendidikan-usia-sd.
html Nursidik Kurniawan, A.Ma.Pd.SD
Http://wimsasmanger.wordpress.com/2009/07/24/akhlak-islam-cerminan-akidahislam/, 15 September, 2009.
Keraf, Sonny Keraf. 1998. Etika Bisnis(Tuntutan dan Relevansinya). Yogyakarta:
Kanisius.
Mudyahardjo, Redja. 2001. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Penerbit PT Raja
Grafindo Persada.
Margono S. 2004. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Nata, Abuddin. 2003. Manajemen Pendidikan (Mengatasi Kelemahan Pendidikan
Islam Di Indonesia). Jakarta : Penerbit Prenada Media.

85

Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.


Salim, Abdullah.1986. Akhlak Islam (Membina Rumah Tangga dan Masyarakat).
Jakarta: Penerbit Media Dawah.
Sukmadinata. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya.
Sudjiono. 2000. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Remaja Grafindo
Persada.
Ulwan, Nasih, Abdullah.1990. Pedoman Pendidikan Anak Dalam Islam I.
Bandung: Penerbit: Asy Syifa.
Yaljan, Miqdad. 2004. Kecerdasan Moral. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Fahima.

86

Gambar 1. Suasana istirahat para siswa bermain di depan kelas

Gambar 2. Saat istirahat siang para siswa bermain didalam kelas

Gambar 3. Suasana di kelas saat istirahat

Gambar 4. Santai dengan menikmati bekalnya

Gambar 5. Suasana santai di dalam kelas, ada yang membaca buku dan makan
bekal yang di bawa dari rumah

Gambar 6. Sebagian siswa bermain sepak bola sat istirahat

Gambar 7. Para siswi sedang berwudhu untuk persiapan sholat dhuhur


berjamaah

Gambar 8. Mereka bergantian untuk berwudhu dan tak lupa berdoa

Gambar 9. Bergantian untuk berwudhu

Gambar 10. Saat istirahat siang sebagian siswa bermain catur

Gambar 11. Suasana keakraban saat istirahat

Gambar 12. Mereka menikmati istirahat di dalam kelas dengan akrab

Gambar 13. Persiapan main catur dengan saling pengertian

Gambar 14. Bermain catur dengan di saksikan teman-temannya

LAMPIRAN 1
BIODATA PENELITI
Nama

ULYA LATIFAH

NIM

07140088

Tempat Tanggal Lahir

Jombang, 17 April 1969

Fak./Jur./Prog.Studi

Tarbiyah / PGMI

Tahun Masuk

2007

Alamat Rumah

Jl Anggrek I/ 10A RT :02/ RW:04


Sengkaling Mulyoagung Dau Malang

No Telepon Rumah/ Hp

0341-7058704 / 081334406888

Malang, 30 Januari 2010


Mahasiswa

( ULYA LATIFAH )

LAMPIRAN 2
BUKTI KONSULTASI
Nama
Nim / Jurusan
Dosen Pembimbing
Judul Skripsi
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

: Ulya Latifah
: 07140088 / Tarbiyah / PGMI
: Muhammad Walid, M.A
: Implementasi Pendidikan Akhlak Pada Sekolah Dasar
Islam Terpadu Insan Permata Kota Malang

Tanggal
9 September 2009
9 Oktober 2009
19 Oktober 2009
8 Nopember 2009
18Nopember 2009
20 Desember 2009
20 Januari 2010
25 Januari 2010
31 Januari 2010
1 Pebruari 2010

Hal yang dikonsultasikan


Konsultasi proposal
Revisi Proposal
ACC
Konsultasi BAB I, II, III
Revisi BAB I, II, III
ACC BAB I, II, III
Konsultasi BAB IV, V, VI
Revisi BAB IV, V, VI
ACC BAB IV, V, VI
ACC semua

Tanda Tangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Malang, 1 Pebruari 2010


Dekan Fakultas Tarbiyah

Dr. M. Zainuddin, M.A


NIP. 196205071995031 001

LAMPIRAN 3

DEPARTEMEN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
FAKULTAS TARBIYAH
Jalan Gajayana No. 50 Telepon (0341) 552398 Faksimile (0341)
________________________________________________________________________________________

Nomor
Lampiran
Perihal

: Un.3.1/TL.00/512/2009
: 1 berkas
: Penelitian

Malang, 10 Agustus 2009

Kepada
Yth. Kepala SDIT Insan Permata
di
Malang
Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan ini kami mengharap dengan hormat agar mahasiswa di
bawah ini:
Nama
: Ulya Lathifah
NIM
: 07140088
Semester/Th.Ak : 9 / 2009-2010
Judul Skripsi : Implementasi Pendidikan Akhlak Pada
Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan
Permata Kota Malang
Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir/menyusun skripsinya,yang
bersangkutan mohon diberikan izin/kesempatan untuk mengadakan
penelitian di lembaga/instasi yang menjadi wewenang Bapak/Ibu.
Demikian atas perkenan dan kerjasama Bapak/Ibu disampaikan
terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Dekan

Dr. M. Zainuddin, MA
NIP. 196205071995031 001

Lampiran 4

Nomor
: 38-B/SDIT-IP/I/2010
Lampiran : 1 berkas
Perihal
: Pemberitahuan

Malang, 10 Januari 2010

Kepada
Yth. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang
di
Malang
AssalamualaikumWr.Wb.
Segala puji hanya untuk Allah SWT. shalawat serta salam semoga
tetap tercurah kepada Rasulullah SAW. para sahabat, dan orangorang yang istiqomah di jalan-Nya.
Menindak lanjuti surat permohonan penelitian kepada SDIT Insan
Permata Kota Malang, maka kami memberitahuakan bahwa
mahasiswi Universitas negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim
Malang berikut ini;
Nama
: Ulya Latifah
NIM
: 07140088
Semester/Th.Ak : 9 / 2009-2010
Program Studi : PGMI
Sungguh telah menyelesaikan penelitian yang dilaksanakan sejak
tanggal, 10 Agustus 2009 sampai 30 januari 2010 dengan judul
skripsi: Implementasi Pendidikan Akhlaq Pada Sekolah Dasar
Islam Terpadu Insan Permata Kota Malang
Demikian surat pemberitahuan ini dibuat, semoga bisa digunakan
sebagaimana mestinya dan memberikan manfaat.
WassalamualaikumWr.Wb.
Kepala Sekolah
SDIT Insan Permata

Yoshi Kurniawan, S.Si


NUPTK. 1535 7536 5420 0012

Lampiran 5

SURAT KETERANGAN
Nomor: 39-B/SDIT-IP/I/2010

Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Insan Permata dengan ini menerangkan
dengan sebenarnya bahwa :
Nama
NIM
Jurusan
Fakultas
Universitas

: Ulya Latifah
: 07140088
: PGMI (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah)
: Tarbiyah
: Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim
Malang
Judul Penelitian : Implementasi Pendidikan Akhlak Pada Sekolah Dasar
Islam Terpadu Insan Permata Kota Malang

Benar-benar telah mengadakan penelitian di SDIT Insan Permata Kota Malang


terhitung sejak tanggal, 10 Agustus 2009 hingga 30 Januari 2010.

Kepala Sekolah
SDIT Insan Permata

Yoshi Kurniawan, S.Si


NUPTK. 1535 7536 5420 0012

LAMPIRAN 6

STRUKTUR ORGANISASI SDIT INSAN PERMATA


Kepala Sekolah
Keuangan

Administrasi

Yoshi Kurniawan, S.Si

Yunia Umi Fauziah, SE

Imam Syafii

Rumah Tangga

WaKa Kesiswaan

WaKa Kurikulum

Ngatening

Rubiati, S.Psi

Najikhatun, S. Hum

BK

UKS

Perpustakaan

Ekstrakurikuler

Laboratorium

Rubiati, S.Psi

Mariani Ulfa, S.Si

Ida Rosyida, S.Pd

Rubiati, S.Psi

Ari Irawan, SE

Ibadah

Kepanduan

Yohan Syafrisal,S.Pt

Yohan Syafrisal,S.Pt

Al-Quran
Imroatul Kosiah,S.Si,S.Pd

Wali Kelas 1 (N.Adam)

Wali Kelas 1 (N. Idris)

Wali Kelas 1 (N.Nuh)

Cut Robiatul A,SP

Chairunnisa, S.Si

Lenny Oktaviana Dewi,S.Pd

Wali Kelas 2 (N.Hud)

Wali Kelas 2 (N.Sholih)

Wali Kelas 2 (N.Ibrahim)

S. Nur Hasanah, S.Pd

Akhmad Jufriadi,S.Si,S.Pd

Fitria Hidayati, S.Pd

Wali Kelas 4 (N.Ishaq)

Wali Kelas 5 (N.Yaqub)

Dwi Marfuah, S.Si

Dian Wulandari, S.S,S.Pd

Wali Kelas 3 (N.Luth)


Mariani Ulfa,S.Si
Wali Kelas 3 (N. Ismail)
Atik Sriwahyuni, S.Hum
Mariani Ulfa,S.Si

LAMPIRAN 7
PEDOMAN WAWANCARA
Pedoman Wawancara / Interview ini selanjutnya dikembangkan sendiri oleh
peneliti.
1. Bagaimana sejarah berdirinya SDIT Insan Permata Kota Malang?
2. Bagaimana cara melakukan pembinaan dan mewujudkan akhlak di SDIT Insan
Permata?
3. Mengapa ada program pembinaan kepribadian Lingkar Quran (LQ) ?
4. Apa kaitannya menghafal al-Quran dengan pendidikan akhlak?
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan akhlak anak didik?
6. Apa saja faktor-faktor yang menghambat pendidikan akhlak anak didik?
7. Bagaimana cara mengatasi hambatan pendidikan akhlak anak didik?

LAMPIRAN 8
Data Guru dan Karyawan
SDIT Insan Permata
No
Nama
Urut
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

Yoshi Kurniawan, S.Si


Najikhatun Nasriyah, S.Hum
Dian Wulandari, SS, S.Pd
Lenny Oktaviana Dewi, S.Pd
Rubiati, S.Psi
Ari Irawan, SE
S. Nur Hasanah Yasir,S.Pdi
Yohan Safrizal, S.Pt.
Cut Robiatul Adawiyah,SP.
Atik Sriwahyuni, S.Hum.
Chairunnisa, S.Si.
Lailatul Fitriyah, S.Si
Sri Wahyuningsih, S.Si
Diana Fitriani, A.Md
Mariani Ulfa,S.Si
Imroatul Kosia, S.Si,S.Pd
Sri Handayani, A.Ma.Pd
Epi Kurniawati, S.Pd
Abi Tholib, S.Ag
Fitria Hidayati, S.Pd
Ida Rosyida, S.Pd
Dwi Marfuah, S.Si
Novi Istina
Ika Puspitasari
Galuh Palupi
Yunia Umi Fauzia, SE
Imam Syafii
Choliqul
Ngatening
Sumariyah
Ngadi
Titin Widiastuti

L/P
L
P
P
P
P
L
P
L
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
L
P
P
P
P
P
P
P
L
L
P
P
L
P

Ijazah Tertinggi/tahun
S 1 Univ. Brawijaya/1999
S 1 UIN Malang/1999
S 1 Univ. Negeri Malang/2002
S 1 Univ. Negeri Malang/2003
S 1 Univ. Negeri Malang/2005
S 1 Univ. Negeri Malang/2005
S 1 UIN Malang/2006
S 1 Univ. Brawijaya Malang/2006
S1 Univ. Brawijaya/2001
S1 UIN Malang / 2007
S1 Institut Pertanian Bogor /2004
S1 Univ. Negeri Malang/2006
S1 UIN Malang/ 2008
D II PGSD/FIP/UM/2008
S1 Universitas Negeri Malang/2006
S1 Universitas Negeri Malang/2007
S1 PGSD UM/2005
S1 Universitas Negeri Malang/2008
S1 IAIN Malang/1997
S1 Universitas Kanjuruhan/2002
S1 Uniersitas Negeri Malang/2008
S1 MIPA UIN Malang/2004
S1 Sastra Univ. Negeri Malang/2009
S1 Teknik Kimia ITN Malang/2003
S1 Univ. Sebelas Maret/2006
S1 Univ.Brawijaya / 2004
SMUN 7 Malang / 1995
SDN Tunggul Wulung III Malang /
SDN Tunggul Wulung III Malang /1985
SDN Tunggul Wulung III Malang /1992
STM Penerbangan Singosari/1988
MAN I

Jabatan
Kepala Sekolah
Waka Kurikulum
Wali Kelas
Wali Kelas
Waka Kesiswaan
Wali Kelas
Guru
Guru
Wali Kelas
Guru
Wali Kelas
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Staf Keuangan
Administrasi
Penjaga Sekolah
Rumah Tangga
Rumah Tangga
Satpam
Koperasi

LAMPIRAN 9

LAMPIRAN 10

DENAH LOKASI
Jl. Gajayana

Terminal
Landungsari

YYY

Jl. Mayjen. Haryono

Jl. Mayjen. Haryono

*
POLSEK Lowokwaru
(Baru)

Jl. Vinolia

S
T
Jatimulyo

U
Ke arah belakang UMM 3

Jl.Candi Panggung

*
Jl. Akordion

RRI

Sawah

Arah Tasikmadu

Sawah

SDIT Insan
Permata

Jl.Akordion Utara

Jl. Kalpataru

Jl. Soekarno - Hatta

Dinoyo Keramik

Anda mungkin juga menyukai