Anda di halaman 1dari 22

I.

II.
III.

JUDUL PERCOBAAN
TANGGAL PERCOBAAN
TUJUAN PERCOBAAN

: Analisis Vitamin C
: Selasa, 18 Oktober 2016
: Menenetukan Kadar Vitamin C Pada Buah
Lemon

IV.

DASAR TEORI
Vitamin C atau asam askorbat adalah komponen berharga dalam makanan
karena berguna sebagai antioksidan dan mengandung khasiat pengobatan (Sandra
G.,1995). Vitamin C adalah vitamin yang tergolong vitamin yang larut dalam air.
Sumber Vitamin C sebagian besar tergolong dari sayur-sayuran dan buah-buahan
terutama buah-buahan segar. Asupan gizi rata-rata sehari sekitar 30 sampai 100 mg
vitamin C yang dianjurkan untuk orang dewasa. Namun, terdapat variasi kebutuhan
dalam individu yang berbeda (Sweetman, 2005).
Asam askorbat (vitamin C) adalah turunan heksosa dan diklasifikasikan
sebagai karbohidrat yang erat kaitannya dengan monosakarida. Vitamin C dapat
disintesis dariD-glukosa dan D-galaktosa dalam tumbuh-tumbuhan dan sebagian
besar hewan. Vitamin C terdapat dalam dua bentuk di alam, yaitu L-asam
askorbat (bentuk tereduksi) dan L-asam dehidro askorbat (bentuk teroksidasi).
Oksidasi bolak-balik L-asam askorbat menjadi L-asam dehidro askorbat terjadi
apabila bersentuhan dengan tembaga, panas, atau alkali (Akhilender, 2003).
Asam askorbat terbukti berkemampuan memerankan fungsi sebagai inhibitor.
Kristal asam askorbat ini memiliki sifat stabil di udara, tetapi cepat teroksidasi dalam
larutan dan dengan perlahan-lahan berdekomposisi menjadi dehydro-ascorbic acid
(DAA). Selanjutnya secara berurutan akan berdekomposisi lagi menjadi beberapa
molekul asam dalam larutan sampai menjadi asam oksalat (oxalic acid) dengan pH di
atas 4. Pengaruh perubahan lingkungan asam askorbat tertentu tidak berfungsi sebagai
inhibitor (Tjitro, dkk., 2000).
Sifat vitamin C
Vitamin C atau asam askorbat mempunyai berat molekul 178 dengan rumus
molekul C6H8O6. Dalam bentuk kristal tidak berwarna, titik cair 190 192 oC. Bersifat
larut dalam air, sedikit larut dalam aseton atau alkohol yang mempunyai berat
molekul rendah. Vitamin C sukar larut dalam chloroform, ether, dan benzene. Dengan
logam membentuk garam. Pada pH rendah vitamin C lebih stabil daripada pH tinggi.
Vitamin C mudah teroksidasi, lebih-lebih apabila terdapat katalisator Fe, Cu, enzim
askorbat aksidase, sinar, dan temperature yang tinggi. Larutan encer vitamin C pada
pH kurang dari 7,5 masih stabil apabila tidak ada katalisator seperti di atas. Oksidasi
vitamin C akan terbentuk asam dihidroaskorbat (Sudarmadji, 1989).

Faktor-Faktor yang dapat merusak vitamin C yaitu


1. Pemanasan, karena ia mudah dioksidasi.
2. Membuka tempat berisi vitamin C, sebab oleh udara akan terjadi oksidasi
yangtidak reversible.
Analisa Vitamin C
Titrasi netralisasi digunakan untuk menentukan kadar analit yang bersifat
asam atau basa atau zat yang dapat diubah menjadi asam/basa. Air digunakan
sebagai pelarut karena mudah diperoleh, murah, tidak beracun dan mempunya
koefisien suhumuai yang rendah (Underwood 1992). Beberapa analit tidak dapat
dititrasi dalam air. Beberapa analit tidak dapat dititrasi dalam air karena kelarutannya
rendah atau memiliki kekuatan asam/ basa yg tidak memadai untuk kekuatan asam/
basa yg tidak memadai untuk mencapai titik akhir, senyawa demikian biasanya
ditritrasi bebas air. Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi
larutan suatu zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang di
ketahui

konsentrasinya.

Prinsip

dasar

titrasi

asam basa didasarkan

pada

reaksi nertalisasi asam basa. Titik equivalen pada titrasi asam basa adalah pada saat
dimana sejumlah asam tepat dinetralkan oleh sejumlah basa. Selama titrasi
berlangsung terjadi perubahan pH.
pH pada titik equivalen ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari
netralisaasi

asam

basa.

Indikator

yang

digunakan

asam basa adalah yang memiliki rentang pH dimana titik equivalen

pada

titrasi

berada. Pada

umumnya titik equivalen tersebut sulit untuk diamati, yang mudah dimatai adalah titik
akhir yang dapat terjadi sebelum atau sesudah titik equivalen tercapai. Titrasi harus
dihentikan pada saat titik akhir titrasi tercapai, yang ditandai dengan perubahan warna
indikator. Titik akhir titrasi tidak selalu berimpit dengan titik equivalen. Dengan
pemilihan indikator yang tepat, kita dapat memperkecil kesalahan titrasi. Pada titrasi
asam kuat dan basa kuat, asam lemah dan basa lemah dalam air akan
terurai dengan sempurna. Oleh karena itu ion hidrogen dan ion hidroksida selama
titrasi dapat langsung dihitung dari jumlah asam atau basa yang ditambahkan
(Mulyono 2005). Terdapat beberapa metode untuk mengetahui kadar vitamin C pada
suatu bahan pangan. Diantaranya adalah metode titrasi dan metode spektrofotometri.
Metode Titrasi
1. Iodium

Metode ini paling banyak digunakan, karena murah, sederhana, dan


tidakmemerlukan peralatan laboratorium yang canggih. titrasi ini memakai
Iodiumsebagai oksidator yang mengoksidasi vitamin C dan memakai amilum
sebagaiindikatornya. (Wijanarko, 2002).
2. Metode Titrasi 2,6 D (Dichloroindophenol)
Metode ini menggunakan 2,6 D dan menghasilkan hasil yang lebih
spesifikdari titrasi yodium. Pada titrasi ini, persiapan sampel ditambahkan
asam oksalat atauasam metafosfat, sehingga mencegah logam katalis lain
mengoksidasi

vitamin

C. Namun, metode ini jarang dilakukan karena harga dari larutan 2,6 dan asam
metafosfat sangat mahal (Wijanarko, 2002).
3. Titrasi Asam-Basa
Titrasi Asam Basa merupakan contoh analisis volumetri, yaitu, suatu caraatau
metode, yang menggunakan larutan yang disebut titran dan dilepaskan
dari perangkat gelas yang disebut buret. Bila larutan yang diuji bersifat basa
maka titranharus bersifat asam dan sebaliknya. Untuk menghitungnya kadar
vitamin C dari metode ini adalah dengan mol NaOH = mol asam Askorbat
(Sastrohamidjojo, 2005).
Metode Spektrofotometri
Pada metode ini, larutan sampel (vitamin C) diletakkan pada sebuah
kuvetyang disinari oleh cahaya UV dengan panjang gelombang yang sama
denganmolekul pada vitamin C yaitu 269 nm. Analisis menggunakan metode ini
memilikihasil yang akurat. Karena alasan biaya, metode ini jarang digunakan
(Sudarmaji,2007).

Buah lemon (Citrus limon (L) Osbeck)


Jeruk lemon memiliki nama latin Citrus limon (L). Osbeck. Di Indonesia
disebut dengan jeruk sitrun atau jeruk limun. Klasifikasi tanaman jeruk lemon
berdasarkan Backer, 1965 dan Cronquist, 1981 adalah sebagai berikut :
Kingdom

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Anak Kelas

: Rosidae

Ordo

: Sapindales

Famili

: Rutaceae

Marga

: Citrus

Jenis

: Citrus limon (L). Osbeck

Tanaman lemon ini merupakan perdu atau pohon, daunnya berbentuk oval,
sayap daun sempit/ marginal, warna bunga kemerahan disertai dengan stamens yang
banyak, buahnya berwarna kuning dengan bentuk membundar (panjang 8-9 cm),
kulitnya kasar, dan rasanya asam,bijinya kecil dengan bentuk ovoid (banyaknya ratarata 10-15), permukaan biji halus. Jeruk lemon berbuah sedang tapi pada waktu proses
pembangunan berlangsung tidak diganggu oleh angin dan hujan, hasil buahnya akan
lebat. Bagian batang kurang tahan terhadap penyakit tertentu (Martasari dkk., 2008
dan Aak, 1994).
Jeruk lemon memiliki kansungan vitamin C yang tinggi dibandingkan jeruk nipis serta
sebagai sumber vitamin A, B1, B2, fosfor, kalsium, pektin, minyak asiri 70%
limonene, felandren, kumarins, bioflavonoid, geranil asetat, asam sitrat, linalil asetat,
kalsium dan serat. Lemon memiliki berbagai macam penggunaan. Buah terkenal
sebagai bahan untuk diperas dan diambil sari buahnya sebagai pembuatan minuman.
Dalam pengobatan tradisional air perasan lemon dapat ditambahkan kedalam the
untuk mengurangi deman, asam lambung, radang sendi, membasmi kuman pada luka
dan penyembuhan sariawan.

V.

ALAT DAN BAHAN


a. ALAT:
1. Mortar
1 buah
2. Labu ukur
1 buah
3. Mikro buret
1 buah
4. Erlemnmeyer
3 buah
5. Neraca
1 buah
6. Pipet Volume
1 buah
7. Pro pipet
1 buah
8. Pipet tetes
3 buah
9. Corong kaca
1 buah
b. BAHAN:

1.
2.
3.
4.
5.

Larutan I2 0,01N
Larutan Amilum
Buah Lemon
Aquades
Kertas Saring

10 gram buah Lemon


VI.Dikupas
ALUR PERCOBAAN
Ditimbang 10 gram
Dihancurkan dengan mortar sampai diperoleh slurry + 10 mL aquades
Dimasukkan
kedalam labu ukur 100 ml dan ditambahkan aquades sampai tanda batas
Larutan Blanko
Disaring

20 mL aquades
dimasukkan dalam erlenmeyer
ditambah 1 mL amilum 1%
dititrasi dengan larutan standar I2 0,01 N
di catat perubahan warna dan volume I2 yang dibutuhkan

FiltratVolume I2

Residu

Diambil 10 ml
Dimasukkan kedalam erlenmeyer
Ditambahkan 3 tetes amilum 1 %
Ditambahkan 25 ml aquades
Dititrasi dengan larutan standar iodium 0,01 N

Kadar Vitamin C pada Buah Lemon

VII.

HASIL PERCOBAAN

No.
Perc.

Prosedur Percobaan

Hasil Pengamatan

Sebelum
1.
Sari buah lemon:
berwarna kuning (-)
dikupas dan ditimbang 10 gram
dihancurkan dengan mortal sampai Aquades: larutan tidak
berwarna
diperoleh slurry
dimasukkan dalam labu ukur 100 mL Amilum 1% : larutan
tidak berwarna
diencerkan dengan aquades

I
2 : larutan berwarna
ditunggu selama 15 menit sambil
coklat
sesekali dikocok
disaring
Sesudah

Dihancurkan: slurry
berwarna kuning
Residu
Filtrat
Di tambah aquades:
larutan keruh tidak
berwarna dan terdapat
pulpy dari lemon
Disaring:
Filtrat tidak
berwarna
Residu: berwarna
kuning muda
Filtrat di tambah 20 mL
aquades: larutan tidak
berwarna
Filtrat
Ditambah amilum 1% :
diambil 10 mL dengan pipet
larutan tidak
berwarna
dimasukkan20
kemL
dalam
erlenmeyer
aquades

Di
titrasi dengan I2 0,01
ditambah 1 mL amilum 1%
N : larutan berwarna
ditambah 20dalam
mL aquades
dimasukkan
erlenmeyer
biru
dititrasi dengan
larutan1%
standar I2 0,01 N
ditambah
1 mL amilum
Buah Lemon

dilakukan
sebanyak
3 kali
titrasiI2 0,01 N
dititrasi
dengan
larutan
standar
dibutuhkan
Volume
I2 yang
di
catat
perubahan
warna
danvolume
volumeI2
I2yang
yang
dibutuhkan
di catat perubahan warna dan

Volume
Volume I2
I2

diperoleh:
V1 = 1,0 mL;
warna: biru (-)
V2 = 1,0 mL;
warna: biru (-)

Dugaan/Reaksi

Struktur vitamin C

C6H8O6 (aq) + I2 (aq)


C6H6O6 (aq) + 2H+ (aq) +
2I- (aq)

Kadar vitamin C pada


buah lemon adalah 53
mg/100 gram (United
States Departement of
Agriculture, 2001)
Penentuan kadar
vitamin C dapat di
tentukan dengan
titrasi iodimetri
Titrasi iodimetri
merupakan titrasi
langsung berdasarkan
reaksi redoks yang
menggunakan larutan
baku I2 untuk
mengoksidasi
analitnya
Pengukuran adanya
kadar vitamin C
dengan reaksi redoks
yaitu menggunakan
larutan I2 sebagai
titran dan larutan
kanji sebagai
indikator

Kesimpulan
Berdasarkan percobaan
yang telah dilakukan,
dapat disimpulkan
bahwa kadar vitamin C
dalam sampel buah
lemon dalam 100 gram
adalah 16,96 mg/100
gram dan % vitamin C
dalam sampel buah
lemon adalah sebesar
16,96 %.

VIII. ANALISIS DAN PEMBAHSAN


Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kadar vitamin C dalam sampel buah
lemon. Adapun prosedur yang dilakukan adalah buah lemon dikupas hingga bersih
kemudian ditimbang sebanyak 10 gram.
Setelah ditimbang buah lemon tadi dihancurkan dengan mortar sampai
diperoleh slurry. Slurry harus benar-benar halus agar kandungan vitamin C yang
terkandung dalam 8 gram sampel tersebut benar-benar terekstraksi. Slurry yang
diperoleh dari sampel dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL dan ditambahkan
aquades sampai tanda batas. Tujuan ditambahkan aquades ini adalah untuk
pengenceran, dimana pengenceran itu sendiri bertujuan agar konsentrasinya
diperkecil. Jika konsentrasi besar maka reaksi akan berjalan dengan cepat sehingga
identifikasi vitamin C kurang akurat terutama pada proses titrasi. Dengan kecilnya
konsentrasi maka dapat mempermudah pengamatan dalam proses analisis vitamin C
dari sampel. Selama proses pengenceran dilakukan pengocokan hingga beberapa
waktu, sekitar 5 menit. Tujuan dari pengocokan dalam waktu cukup lama adalah agar
tidak ada yang mengendap sehingga larutan dapat bercampur merata dan data
kandungan vitamin C benar-benar akurat dalam setiap volume larutannya untuk
kemudian dipisahkan dengan kertas saring agar terpisah antara filtrat dan residu dari
masing-masing sampel. Untuk sampel buah lemon dihasilkan filtrat berupa larutan
putih keruh.
Filtrat yang diambil untuk masing-masing sampel sebanyak 10 mL, kemudian
dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan amilum 1% sebanyak 3 tetes serta
aquades sebanyak 20 mL. Filtrat sampel inilah yang digunakan sebagai analit dalam
titrasi iodometri. Penambahan amilum pada filtrat dilakukan karena amilum
bertindak sebagai indikator pendeteksi titik akhir titrasi. Adapun kelebihan amilum
sebagai indikator yaitu karena amilum memiliki sifat yaitu tak dapat larut dalam air
dingin, ketidak-stabilan suspensinya dalam air dan dengan iod memberi suatu
kompleks yang tak dapat larut dalam air, sehingga amilum tidak boleh ditambahkan
terlalu dini dalam titrasi. Sedangkan prinsip titrasi disini adalah, asam askorbat dalam
vitamin C akan bereaksi dengan I2 secara terus menerus dengan persamaan
M1xV1=M2xV2 . Jika telah mencapai titik ekivalen maka I2 akan bereaksi dengan
amilum sehingga larutan berubah warna menjadi biru. Jika dalam sampel tidak
mengandung vitamin C maka I2 akan langsung bereaski dengan amilum sehingga pada
tetesan pertama sampel akan langsung berubah menjadi biru. Dari prinsip titrasi

2Itersebut
maka dapat diketahui jika kandungan vitamin C semakin besar maka volume
O
I2 hasil titrasi semakin banyak dan berubahnya warna sampel lebih lama.
OH
Pada percobaan ini, vitamin C atau asam askorbat
adalah asam karboksilat yang

Dehydroascorbicdapat
acid mengalami reaksi oksidasi. Vitamin C ini dapat bereaksi dengan larutan iodin
(I2), yang akan mengubah
H2O I2 menjadi ion iodide (I-) sehingga iodin mengalami reduksi
O
HO
+ I2
atau berperan sebagai oksidator. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
HO
HO

OH

Asamaskorbat

OH

HO

HO
O

Titik akhir dicapai sesaat setelah titik ekivalen dicapai atau sesaat setelah analit
dan larutan standar tepat habis bereaksi. Titik akhir dari titrasi ini ditentukan dari
warna biru amilum yang bertemu dengan larutan sampel vitamin C. Hasil ini
diperoleh setelah beberapa saat maka didapatkanlah hasil larutan yang berwarna biru
konstan. Hal ini menandakan bahwa vitamin C telah habis bereaksi dan titik akhir
titrasi telah tercapai. Warna biru terbentuk karena dalam larutan pati, terdapat unti-unit
glukosa membentuk rantai heliks karena adanya ikatan konfigurasi pada tiap unit
glukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan
molekul iodium yang dapat masuk ke dalam spiralnya, sehingga menyebabkan warna
biru pada kompleks tersebut.
Volume larutan standar Iodium yang diperlukan untuk menitrasi sampel buah
lemon dan lemon dapat disajikan dalam tabel berikut:

Sampel

Volume

lemon
V1
V2
V3

I2
1 mL
1 mL
1 mL

Adapun hasil kadar vitamin C dari buah lemon adalah sebagai berikut untuk
hasil perhitungan titrasi 1, 2 dan 3 yang memiliki volume I2 yang sama yaitu 1 mL:
[1]
[2]
[3]
[4]

Kadar Vitamin C=
0,88 mg x fp

1mL 0,01 N 0,88 mg


=0,88 mg
0,01

20 mL
=1,76 mg
10 mL

Dalam 100 gram=1,76 mg x


Kadar=

100 gram
mg
=17,55
10,0259 gram
100 gram

0,88 mg
20 mL
x fp
x 100 =17,55
10,0259 gram
10 mL

Dari hasil diatas, hasil dirata-rata sehingga mendapatkan persentase kadar

vitamin C untuk sampel buah lemon sebesar 17,55% atau

17,55

mg
100 gram dan

kadar vitamin C untuk sampel lemon sebesar Kadar vitamin C pada buah lemon
menurut literatur adalah 53 mg/100 gram (United States Departement of Agriculture,
2001). Hal ini tidak tidak sesuai dengan literatur, kesalahan ini mungkin disebabkan
oleh beberapa faktor. Perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
perbedaan jenis sampel atau varietas sampel yang digunakan, penanganan pasca
panen, penyimpanan. Sampel yang berbeda varietas memiliki kandungan yang
berbeda-beda, begitu pula pada kandungan vitamin C di dalamnya. Yang pertama
kurangnya ketelitian kami dalam melakukan titrasi sehingga menyebabkan ketidak
akuratan data. Kedua, hal ini mungkin disebabkan karena Iodin yang kami gunakan
sudah rusak, karena sudah beberapa kali penggunaan. Ketiga, mungkin dari sifat
vitamin C itu sendiri. Asam askorbat terbukti berkemampuan memerankan fungsi
sebagai inhibitor. Kristal asam askorbat ini memiliki sifat stabil di udara, tetapi cepat
teroksidasi dalam larutan dan dengan perlahan-lahan berdekomposisi menjadi
dehydro-ascorbic acid (DAA). Selanjutnya secara berurutan akan berdekomposisi lagi
menjadi beberapa molekul asam dalam larutan sampai menjadi asam oksalat (oxalic
acid) dengan pH di atas 4. Pengaruh perubahan lingkungan asam askorbat tertentu
tidak berfungsi sebagai inhibitor (Tjitro, dkk., 2000). Karena cepat teroksidasi dalam
larutan, menyebabkan vitamin C mengalami dekomposisi yang menyebabkan volume
titrasi Iodin semaki banyak, sehingga konsentrasi menjadi besar. Faktor yang
keempat, lemon dan lemon memiliki jenis yang berbeda dan dipanen dalam

lingkungan dan suhu yang berbeda-beda. Hal ini menyebabkan kandungan vitaim C
yang terkadung juga berbeda.
IX.

SIMPULAN
Dari percobaan yang kami lakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Iodometri adala analisa titimetrik yang secara tidak langsung untuk zat
yangbersifat oksidator, dimana zat ini akan mengoksidasi iodide
ditambahkanmembentuk iodine.
2. Dengan metode titrasi iodometri, diperoleh kadar vitamin C pada buah
lemon sebesar 17,55 mg/100 gram. Hal ini kadarnya tidak sesuai dengan
literatur yaitu, 53 mg/100 gram.

X.

JAWABAN PERTANYAAN
1. Hitung kadar vitamin C yang terkandung dalam sampel !
Jawaban :

Percobaan 1 (Erlenmeyer 1) :
1mL 0,01 N 0,88 mg
Kadar Vitamin C=
=0,88 mg
[5]
0,01
[6]
[7]
[8]

0,88 mg x fp

20 mL
=1,76 mg
10 mL

Dalam 100 gram=1,76 mg x


Kadar=

100 gram
mg
=17,55
10,0259 gram
100 gram

0,88 mg
20 mL
x fp
x 100 =17,55
10,0259 gram
10 mL

Percobaan 2(Erlenmeyer 2) :
1mL 0,01 N 0,88 mg
Kadar Vitamin C=
=0,88 mg
[1]
0,01
[2]
[3]
[4]

0,88 mg x fp

20 mL
=1,76 mg
10 mL

Dalam 100 gram=1,76 mg x


Kadar=

100 gram
mg
=17,55
10,0259 gram
100 gram

0,88 mg
20 mL
x fp
x 100 =17,55
10,0259 gram
10 mL

Percobaan 3(Erlenmeyer 3) :
0,9 mL 0,01 N 0,88 mg
Kadar Vitamin C=
=0,792 mg
[1]
0,01
[2]
[3]
[4]

0,792 mg x fp

20 mL
=1,584 mg
10 mL

Dalam 100 gram=1,584 mg x


Kadar=

100 gram
mg
=15,79
10,0259 gram
100 gram

0,792 mg
20 mL
x fp
x 100 =15,79
10,0259 gram
10 mL

Sehingga diperoleh :

Kadar vitamin C rata-rata dalam 100 gram =

17,55+17,55+15,79
=16,69mg/100 g
3

Kadar vitamin C rata-rata dalam % =

17,55+17,55+15,79
=16,96
3

2. Gambarkan Struktur vitamin C !


Jawaban :

Gambar 2.1. Struktur Vitamin C (Asam Askorbat)


3. Sebutkan penyakit atau gejala yang tampak, yang disebabkan oleh defisiensi
vitamin C !
Jawaban :
- Gusi berdarah
- Nyeri pada per sendian
- Nafas pendek
- Berat badan sering naik
- Gigi rapuh
- Kalsium sulit diserap oleh tubuh
- Sering lebam
- Sendi sering bengkak
- Anemia
- Daya tahan tubuh menurun
- Luka susah untuk kering
- Rambut kering dan bercabang
- Kulit kasar kering dan bersisik
- Sembelit

4. Sebutkan bahan makanan yang mengandung vitamin C !


Jawaban :

Kandungan vitamin C pada beberapa buah :


Buah
Jambu Biji

Kandungan Vitamin
C(mg/100 gram)
183

Kiwi
Kelengkeng
Pepaya
Jeruk
Melon
Anggur
Jeruk Mandarin
Buah Sukun
Mangga
Nanas
Pisang
Alpukat

100
84
62
53
42
34
31
29
28
15
9
8

5. Sebutkan peranan penting vitamin C di dalam tubuh !


Jawaban :
Vitamin C didalam tubuh berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang
merupakan protein penting penyusun jaringan kulit , sendi, tulang, dan jaringan

penyokong lainnya.
Vitamin C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal berbagai

radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita.


Terkait dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas, vitamin C dapat
membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko timbulnya

berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker , dapat diturunkan.


Vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai jaringan di

dalam tubuh, seperti otot .


Vitamin C juga berperan dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan dan

memberikan perlindungan lebih dari infeksi mikroorganisme patogen.


Vitamin C berperan dalam menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah
berbagai jenis penyakit.

XI.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. 20 Buah-buahan yang Mengandung Vitamin C Terbanyak (online).
http://gejalapenyakitmu.blogspot.com/2013/05/buah-yang-mengandungvitamin-c.html. (Diakses pada hari senin, 24 Oktober 2016)
Haryadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Gramedia
Lehninger, Albert L.1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Terjemahan: Maggy
Thenawijaya. Jakarta: Erlangga.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI Press.
Pudmaningrum, Regina Tutik. 2008. Titrasi iodometri. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.

Revan. 2011 . Vitamin C (Asam Askorbat) (online). http://drevan.blogspot.com /


2011/06/vitamin-c-asam-askorbat.html (Diakses pada hari senin, 24 Oktober
2016).
Sudarmadji, Slamet. et al. 1996. Prosedur Analisis Bahan Makanan dan Pertanian .
Yogyakarta: Penerbit Liberty.
Tim Dosen Biokimia 1. 2013. Petunjuk Praktikum Biokimia . Surabaya: Jurusan
Kimia FMIPA UNESA.
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia.

LAMPIRAN PERHITUNGAN ANALISIS VITAMIN C

Diketahui : Berat sampel buah lemon = 10,0259 gram


N I2 = 0,01 N
V I2 (Erlenmeyer 1) = 1 mL
V I2 (Erlenmeyer 2) = 1 mL
V I2 (Erlenmeyer 3) = 0,9 mL
Ditanya : Kadar rata-rata vitamin C dalam 100 gram ?
Kadar rata-rata vitamin C dalam % ?
Jawab

Perhitungan V1,V2 dan V3 :


[1]

Kadar Vitamin C=

V I 2 N I 2 0,88 mg
=a mg
0,01

[2]
[3]
[4]

a mg x fp

20 mL
=b mg
10 mL

Dalam 100 gram=b mg x


Kadar=

100 gram
mg
=hasil
100 gram
Berat Sampel ( gram)

a mg
20 mL
x fp
x 100 =hasil
Berat Sampel
10 mL

Percobaan 1 (Erlenmeyer 1) :
1mL 0,01 N 0,88 mg
Kadar Vitamin C=
=0,88 mg
[9]
0,01
[10]
[11]
[12]

0,88 mg x fp

20 mL
=1,76 mg
10 mL

Dalam 100 gram=1,76 mg x


Kadar=

100 gram
mg
=17,55
10,0259 gram
100 gram

0,88 mg
20 mL
x fp
x 100 =17,55
10,0259 gram
10 mL

Percobaan 2(Erlenmeyer 2) :
1mL 0,01 N 0,88 mg
Kadar Vitamin C=
=0,88 mg
[5]
0,01
[6]
[7]
[8]

0,88 mg x fp

20 mL
=1,76 mg
10 mL

Dalam 100 gram=1,76 mg x


Kadar=

100 gram
mg
=17,55
10,0259 gram
100 gram

0,88 mg
20 mL
x fp
x 100 =17,55
10,0259 gram
10 mL

Percobaan 3(Erlenmeyer 3) :
0,9 mL 0,01 N 0,88 mg
Kadar Vitamin C=
=0,792 mg
[5]
0,01
[6]
[7]
[8]

0,792 mg x fp

20 mL
=1,584 mg
10 mL

Dalam 100 gram=1,584 mg x


Kadar=

Sehingga diperoleh :

100 gram
mg
=15,79
10,0259 gram
100 gram

0,792 mg
20 mL
x fp
x 100 =15,79
10,0259 gram
10 mL

Kadar

vitamin

rata-rata

dalam

100

gram

17,55+17,55+15,79
=16,69mg/100 g
3

Kadar vitamin C rata-rata dalam % =

17,55+17,55+15,79
=16,96
3

LAMPIRAN FOTO ANALISIS VITAMIN C


GAMBAR

KETERANGAN
Bahan :
Lartutan Iodin
Larutan amilum

Sampel di timbang
Berat sampel : 10,0259 gram

Di hancurkan hingga lembut

Dimasukan kedalam labu ukur

Diencerkan sampai batas ukur


dengan aquades
Dipisahkan filtrat dan residu dengan
menggunakan
kertas
saring
menghasilkan filtrat larutan keruh
tak berwarna
Larutan filtrat

Membuat Larutan Blanko


Aquades 10 mL : larutan tak
berwarna

Ditambahkan amilum : larutan


tak berwarna

Dititrasi dengan larutan Iodine

Hasil
dititrasi

Larutan blanko setelah

Uji vitamin C dalam sampel


10 mL Filtrat dimasukkan kedalam
erlenmeyer 1,2 dan 3

Ditambahkan 3 tetes larutan


amilum
Dititrasi dengan larutan iodine

Hasil sampel dan blanko setelah


dititrasi

Anda mungkin juga menyukai