Anda di halaman 1dari 13

REZA HADI DWI NUARI

D1051131024

MANAJEMEN PROYEK KONTRUKSI


BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sebelumnya kita harus mengetahui arti dari proyek .Dimana proyek adalah bentuk
usaha dalam mencapai tujuan yang ditentukan dan dibatasi oleh waktu dan juga sumber
daya yang terbatas. Sehingga garis besar dari proyek konstruksi, yaitu suatu upaya untuk
mendapatkan hasil yang dirubah menjadi bangunan atau infrastruktur. Infrastruktur atau
bangunan ini mencakup beberapa pekerjaan utama yang termasuk di dalamnya bidang
teknik sipil/eangineer dan arsitektur/designer(perencana), juga dapat melibatkan disiplin
ilmu pengetahuan lainnya seperti akutansi/keuangan, teknik mesin, teknik industri dan
elektro.
Lebih dalam dari Manajemen Proyek Konstruksi(CPM), suatu proses penerapan
fungsi/kegunaan manajemen seperti perencanaan, pelaksanaan dan penerapan.Dimana
berjalan secara sistimatis pada setiap bagian bagian tersebut yang terdapat pada proyek,
dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada secara efisien dan efektif agar tercapai
tujuan proyek tersebut dengan benar.
Manajemen Konstruksi membawahi mutu fisik dari konstruksi, biaya dan waktu.
Dimana manajemen tenaga kerja/sumber daya manusia dan manjemen material lebih
ditekankan dan digunakan. Karena pada Manajemen Konstruksi, dua puluh persen dari
manajemen perencanaan berperan dan sisanya, yaitu manajemen pelaksanaan termasuk
didalamnya pengendalian biaya dan waktu proyek mendapatkan bagian yang lebih besar.
1.2 Rumusan Masalah
Menelisik dari latar belakang yang tertera di atas maka dapat diperoleh masalah
masalah yang perlu akan pembahasan dan berkesinambungan sehingga masalahnya
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah makna sebenarnya dari menejemen proyek konstruksi itu
sendiri?

REZA HADI DWI NUARI


D1051131024

2. Seperti apakah tujuan dari menejemen proyek dalam pelaksanaan menejemen


konstruksi?
3. Apa saja pembentuk pembentuk dari menejemen proyek mengingat
peranaannya sebagai menejemen konstruksi?
4. Seperti apakah peranan manajemen konstruksi pada tahapan proyek?
5. Seperti apakah tahapan siklus proyek konstruksi?
6. Seperti apakah karakteristik siklus proyek dalam menejemen konstruksi?
1.3 Tujuan
Adapun beberapa tujuan dari rumusan masalah di atas yang membahas mengenai
menejemen proyek yakni :
1. Mengetahui makna dari menejemen proyek konstruksi itu sendiri
2. Mengetahui apakah tujuan sebenarnya dari menejemen proyek dalam
pelaksanaan menejemen konstruksi
3. Mengerti akan apa saja pembentuk pembentuk dari menejemen proyek
mengingat peranaannya sebagai menejemen konstruksi?
4. Mengetahui peranan manajemen konstruksi pada tahapan proyek
5. Mengetahui seperti apakah tahapan siklus proyek konstruksi
6. Mengetahui apakah karakteristik siklus proyek dalam menejemen konstruksi

REZA HADI DWI NUARI


D1051131024

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manajemen proyek konstruksi
Manajemen konstruksi adalah bagaimana sumber daya yang terlibat dalam proyek
dapat diaplikasikan secara tepat. Sumber daya dalam proyek konstruksi dikelompokKan
dalam5M

(manpower,

material,

mechines,

money

and

method).

Manajemen telah banyak disebut sebagai seni untuk merealisasikan pekerjaan


melalui orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajemen mencapai
tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan
yang diperlukan, atau dengan kata lain tidak melakukan pekerjaan pekerjaan itu sendiri.
Manajemen memang mempunyai pengertian lebih luas dari pada itu, tetapi definisi
tersebut memberikan kenyataan bahwa manajemen berutama mengelola sumber daya
manusia,bukan material atau finansial. We are managing human resources. Selain
manajemen mencakup fungsi perencanaan (penetapan apa yang akan dilakukan),
pengorganisasian (perancangan dan penugasan kelompok kerja), penyusun personalia
(penarikan, seleksi, pengembangan pemberian kompensasi dan penilaian prestasi kerja),
pengarahan (motivasai, kepemimpinan, integritas, dan pengelolaan konflik) dan
pengawasan.
Pengertian manajemen begitu luas, sehingga dalam kenyataannya tidak ada
definisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Seperti yang dikemukakan
oleh Stoner sebagai berikut :
Manajemen

adalah

proses

perencanaan,

pengorganisasian,

pengarahan,

dan

pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya


organisasi

lainnya

agar

mencapai

tujuan

organisasi

yang

telah

ditetapkan.

Dari definisi di atas terlihat bahwa Stoner telah menggunakan kata proses bukan seni.
Mengartikan manajemen sebagai seni mengandung arti bahwa hal itu adalah kemampuan
dan keterampilan pribadi. Suatu proses adalah cara sistematis untuk melakukan
pekerjaan.

REZA HADI DWI NUARI


D1051131024

Manajemen didefinisikan sebagai proses karena semua manajer, tanpa


memperdulikan keahlian atau keterampilan khusus mereka. Harus melaksanakan
kegiatan-kegiatan tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang mereka
inginkan. Proses tersebut terdiri dari kegiatan-kegiatan manajemen, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.
2.2 Tujuan dari menejemen proyek dalam pelaksanaan menejemen konstruksi
Tujuan Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau
mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal
sesuai dengan persyaratan (spesification) untuk keperluan pencapaian tujuan ini, perlu
diperhatikan pula mengenai mutu bangunan, biaya yang digunakan dan waktu
pelaksanaan

Dalam

rangka

pencapaian

hasil

ini

selalu

diusahakan

pelaksanaan pengawasan mutu( Quality Control ). Penerapan konsep manajemen


konstruksi yang baik adalah mulai tahap perencanaan, namun dapat juga pada tahap
tahap lain sesuai dengan tujuan dan kondisi proyek tersebut sehingga konsep MK dapat
diterapkan pada tahap tahap proyek sebagai berikut :
1. Manajemen Konstruksi dilaksanakan pada seluruh tahapan proyek. Pengelolaan
proyek dengan sistem MK, disini mencakup pengelolaan teknis operasional
proyek, dalam bentuk masukan masukan dan atau keputusan yang berkaitan
dengan teknis operasional proyek konstruksi, yang mencakup seluruh tahapan
proyek, mulai dari persiapan, perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan
penyerahan proyek.
2. Tim Manajemen Konstruksi sudah berperan sejak awal disain, pelelangan dan
pelaksanaan proyek selesai, setelah suatu proyek dinyatakan layak (feasible )
mulai dari tahap disain.
3. Tim Manajemen Konstruksi akan memberikan masukan dan atau keputusan
dalam penyempurnaan disain sampai proyek selesai, apabila manajemen
konstruksi dilaksanakan setelah tahap disain
4. Manajemen Konstruksi berfungsi sebagai koordinator pengelolaan pelaksanaan
dan melaksanakan fungsi pengendalian atau pengawasan, apabila manajemen

REZA HADI DWI NUARI


D1051131024

konstruksi dilaksanakan mulai tahap pelaksanaan dengan menekankan


pemisahan kontrak kontrak pelaksanaan untuk kontraktor.
2.3 Pembentuk menejemen proyek sebagai menejemen konstruksi
Unsur-unsur menejemen Komponen-komponen sistem yang berupa unsur atau
subsistem terkait satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang membentuk sistem
fungsi dan efektifitas sistem dalam usaha mencapai tujuannya tergantung dari ketepatan
susunan rangkaian atau struktur terhadap tujuan yang telah ditentukan.
1.Bersifat Dinamis
Sistem menunjukan sifat yang dinamis, dengan prilaku tertentu. Prilaku sistem
umumnya dapat diamati pada caranya mengkonversikan masukkan (input) menjadi hasil
(output ).
2.Sistem Terpadu Lebih Besar Daripada Jumlah Komponen-komponennya
Bila elemen atau bagian tersebut tersusun atau terorganisir secara benar, maka
akan terjalin satu sistem terpadu yang lebih besar dari pada jumlah bagiannya.
3. Mempunyai Arti yang Berbeda
Satu sistem yang sama mungkin dipandang atau diartikan berbeda, tergantung
siapa yang mengamatinya dan untuk kepentingan apa.
4. Mempunyai Sasaran yang Jelas
Salah satu tanda keberadaan sistem adalah adanya tujuan atau sasaran yang jelas.
Umumnya identifikasi tujuan merupakan langkah awal untuk mengetahui perilaku suatu
sistem dan bagiannya.
5. Mempunyai Keterbatasan
Disebabkan oleh faktor luar dan dalam. Faktor luar berupa hambatan dari
lingkungan, sedangkan faktor dari dalam adalah keterbatasan sumber daya.
2.4 Peranan Manajemen Konstruksi pada tahapan proyek
Agency Construction Manajement (ACM)
Pada sistim ini konsultan manajemen konstruksi mendapat tugas dari pihak
pemilik dan berfungsi sebagai koordinator penghubung (interface) antara perancangan
dan pelaksanaan serta antar para kontraktor. Konsultan MK dapat mulai dilibatkan mulai

REZA HADI DWI NUARI


D1051131024

dari fase perencanaan tetapi tidak menjamin waktu penyelesaian proyek, biaya total serta
mutu bangunan. Pihak pemilik mengadakan ikatan kontrak langsung dengan beberapa
kontraktor sesuai dengan paket-paket pekerjaan yang telah disiapkan.
Extended Service Construction Manajemen (ESCM)
Jasa konsultan MK dapat diberikan oleh pihak perencana atau pihak kontraktor.
Apabila perencana melakukan jasa Manajemen Konstruksi, akan terjadi konflikkepentingan karena peninjauan terhadap proses perancangan tersebut dilakukan oleh
konsultan perencana itu sendiri, sehingga hal ini akan menjadi suatu kelemahan pada
sistim ini Pada type yang lain kemungkinan melakukan jasa Manajemen Konstruksi
berdasarkan

permintaan

Pemilik

ESCM/

KONTRAKTOR.

Owner Construction Management (OCM)


Dalam hal ini pemilik mengembangkan bagian manajemen konstruksi profesional
yang bertanggungjawab terhadap manajemen proyek yang dilaksanakan.
Guaranted

Maximum

Price

Construction

Management

(GMPCM)

Konsultan ini bertindak lebih kearah kontraktor umum daripada sebagai wakil
pemilik. Disini konsultan GMPCM tidak melakukan pekerjaan konstruksi tetapi
bertanggungjawab kepada pemilik mengenai waktu, biaya dan mutu. Jadi dalam Surat
Perjanjian Kerja/ Kontrak konsultan GMPCM tipe ini bertindak sebagai pemberi kerja
terhadap para kontraktor (sub kontraktor). Manajemen konstruksi juga dapat diartikan
sebagai sebuah model bisnis yang dilakukan oleh konsultankonstruksi dalam memberi
nasihat dan bantuan dalam sebuah proyek pembangunan.
Construction Management Association of America (CMAA)
menyatakan bahwa

ada tujuh kategori utama tanggung jawab seorang manajer

konstruksi, yaitu perencanaan proyek manajemen, manajemen harga, manajemen waktu,


manajemen kualitas, administrasi kontrak, manajemen keselamatan, dan dan praktek
profesional.

REZA HADI DWI NUARI


D1051131024

2.5 Peranan Manajemen Konstruksi dalam Industri Konstruksi


Adalah layanan yang sangat baik yang disediakan untuk mengkoordinasikan dan
mengkomunikasikan seluruh proses konstruksi. Sebagai manajer proyek konstruksi akan
menangani semua tahap konstruksi proyek Anda. Pada tahap pra-konstruksi, kita akan
melakukan semua yang diperlukan studi kelayakan dan penelitian. Kemudian datang
desain dan perencanaan. Setelah spesifikasi arsitektur dan tujuan penjadwalan yang
didefinisikan dengan baik, pekerjaan dilanjutkan oleh pembangun dan kontraktor untuk
memulai membangun aktual bawah pengawasan yang ketat kami. Menekankan pada
independen dari para profesional lain yang terlibat dalam konstruksi. netralitas ini
memungkinkan untuk secara objektif dan tidak memihak menyarankan klien pada pilihan
consultans dan kontraktor, yang memungkinkan klien untuk mendapatkan manfaat
maksimal.
2.6 Tahapan siklus proyek konstruksi
Siklus hidup proyek adalah tahap-tahapan yang saling berhubungan mulai awal
kegiatan proyek sampai akhir kegiatan proyek (PMI, 2004). Mengingat suatu proyek
bersifat

unik,

maka

akan

selalu

dijumpai masalah

ketidak

pastian. Dalam

pelaksanaan suatu proyek biasanya dilaksanakan dalam beberapa tahap/phase. Tahaptahap pelaksanan proyek dikenal dalam istilah siklus hidup proyek.
Karakteristik Tahapan Suatu Proyek
Tiap-tiap tahapan suatu proyek ditandai dengan penyelesaian satu atau
lebih deliverables. Suatudeliverables bersifat terukur, misalnya study kelayakan, detaildetail suatu desain atau pekerjaan suatu prototype. Deliverables. dan karenanya suatu
tahapan merupakan bagian dari urutan-urutan umum dari desain yang logis untuk
menjamin definisi produk atau proyek yang sesuai.
Dapat disimpulkan bahwa tahapan proyek umumnya ditandai dengan tinjauan
ulang (review) terhadap dua kunci utama deliverables dan unjuk kerja proyek yaitu (a)
menentukan kapan proyek dilanjutkan ketahap berikutnya, dan (b) mendeteksi dan
membetulkan kesalahan dalam analisis biaya secara efektif. Tahap atau tinjauan akhir ini
sering disebut phases exist (tahap pengadaan), stage gates (gerbang langkah) or kill

REZA HADI DWI NUARI


D1051131024

points (titik berbahaya). Setiap tahap proyek secara umum meliputi seperangkat rencana
definisi deliverables untuk

menetapkan

tingkat

pengawasan

manajemen

yang

diinginkan. Kebanyakan tahap-tahap ini berhubungan deliverable tahap pertama, dan


tahapan berikutnya seperti analisis kebutuhan (requirwements), desain (design),
membangun (built), uji coba (test), memulai (startup), penyerahan (turnover), dan
sebagainya.
Siklus dan Proses Sistem dalam Manajemen
Aspek penting dari pendekatan sistem terletak pada siklus sistem dan prosesnya,
yaitu perubahan teratur yang mengikuti pola dasar tertentu dan terjadi selama sistem
masih aktif.
1. Penahapan Dalam Siklus Sistem
Proses mewujudkan sisrtem untuk keperluan operasi atau produksi sampai siklus
sistem berhenti berfungsi dikelompokan menjadi beberapa tahap yang dibedakan atas
jenis kegiatan yang dominan.
a. Siklus Sistem dan Siklus Biaya
Dalam rangka mewujudkan gagasan menjadi kenyataan fisik, maka perlu
penilaian menyeluruh terhadapsistem yang bersangkutan. Yang dinilai adalah
karakteristik sistem yang dijabarkan sebagai parameter, spesifikasi,dan kriteria terhadap
biaya yang diperlikan. Siklus biaya (life cycle cost), mencakup semua biaya yang
diperlukan selama periode siklus sistem, yaitu dari penelitian dan pengembangan, desain
engineering, manufaktur dan kontruksi, sampai pada opersai atau produksi atau utilisasi
dan pemeliharaan.
2.7 Karakteristik Siklus Proyek
Siklus proyek menyajikan tentang definisi kegiatan proyek dari awal sampai
akhir. Siklus proyek akan menentukan apakah kegiatan study kelayakan diperlukan
sebagai tahap awal proyek atau bagian yang terpisah dari proyek. Siklus proyek juga
menentukan apakah tindakan transisi pada awal dan akhir proyek, termasuk kegiatan
proyek atau tidak. Dalam hal ini siklus proyek dapat digunakan sebagai penghubung
antara dengan kegiatan operasional untuk membentuk organisasi proyek.

REZA HADI DWI NUARI


D1051131024

Siklus Proyek umumnya mendefinisikan:


1. Kegiatan teknis apakah yang akan dikerjakan (misalnya apakah bagian
arsitek termasuk dalam tahap definisi atau bagian dari tahap pelaksanaan)
2. Kapan

deliverableakan

dihasilkan

pada

setiap

phase

dan

bagian

setiap deliverable direview, diferivikasi dan falidasi


3. Siapakan yang akan terlibat dalam setiap tahap proyek
4. Bagaimana melakukan pengawasan dan menyetujui kegiatan tiap tahap.
Siklus proyek dapat bersifat umum dan bersifat detail. Deskripsi siklus proyek yang
tertalalu detail memiliki

berbagai

bentuk,

bagan

dan

ceklist

untuk

menunjukkan struktur dan konsistensi pelaksanaan proyek. Siklus proyek yang detail
sering disebut dengan metodologi manajemen.
Kebanyakan siklus proyek memiliki sejumlah karakteristik umum yaitu:
1. Penggunaan biaya dan staf /tenaga kerja pada awal rendah dan bertambah
tinggi kearah akhir, dan langsung rendah/turun pada tahap akhir
2. Kemungkinan

kesuksesan

pelaksanan

proyek

rendah,

dan

risiko ketidakpastian tinggi pada awal proyek. Kemungkinan kesuksesan


pelaksanaan proyek umumnya akan nampak pada tahap pelaksanaan proyek
selanjutnya.
3. Kemampuan stakeholder untuk mempengaruhi karakteristik final produk dan
biaya final proyek sangat tinggi pada saat awal dan langsung menurun/rendah
pada setelah proyek berjalan. Konstribusi utama pada penomena ini adalah
perubahan biaya dan koreksi kesalahan umumnya meningkat saat proyek
berlangsung.
2.8 Representasi Siklus Proyek
Contoh berikut dapat dijadikan contoh beberapa model siklus proyek yang sering
digunakan. Proyek depertemen Pertahanan AS (April 2000) tahapan siklus proyek
dilakukan sebagai berikut:

REZA HADI DWI NUARI


D1051131024

1. Tahap konsep dan pengembangan teknologi (concept and technology


development)- meliputi kegiatan: pengkajian terhadap berbagai alternatif yang
akan digunakan, pengembangan komponen/subsistem dan pendemonstrasian
teknologi dengan sistem konsep baru, dan tahap ini diakhiri dengan pemilihan
teknologi yang akan digunakan.
2. Tahap pengembangan sistem dan uji coba (system development and
demonstration) meliputi kegiatan: integrasi sistem, meminimalisasi risiko
yang mungkin terjadi, uji coba pengembangan model, pengembangan dan uji
coba awal terhadap pelaksanaan dan evaluasi. Tahap ini diakhir dengan uji coba
pada lingkungan/kontek yang sebenarnya.
3. Tahap produksi dan penyebaran (production and deployment) meliputi
kegiatan produksi awal dalam volume terbatas, produksi secara penuh sesuai
kapasitas. Tahap ini tumpang tindih dengan tahap operasi dan pendukung
4. Tahap pendukung (support): tahap ini sebenarnya bagian dari tahap produksi,
tetapi kenyataannya proses pelaksaaan manajemen secara berkelanjutan. Dalam
berbagai proyek, dalam tahap ini dilakukan proses perbaikan kapasitas, koreksi
terhadap kesalahan produk dan sebagainya.
Proyek Konstruksi: siklus proyek konstruksi umumnya sebagai berikut:
1. Tahap studi kelayakan (feasibility)- tahap ini meliputi kegiatan: perumusan
proyek,

studi

kelayakan,

strategi

perencanaan

dan

persetujuan. Keputusan untuk melajutkan atau tidak proyek yang akan


dibuat dilakukan pada akhir tahap ini.
2. Perencanaan dan disain (planning and design) tahap ini meliputi
kegiatan: pembuatan

desain

utama (base

design),

pembiayaan

dan

penjadualan, masalah kontrak dan pembuatan detail perencanaan. Penyelesaian


kontrak dilakukan dalam akhir tahap ini.
3. Tahap konstruksi (constraction) tahap ini meliputi manufacturing (penyiapan
mesin), penyerahan, pekerjaan sipil, pemasangan mesin-mesin dan uji
coba. Semua fasilitas harus sudah lengkap dan sempurna pada akhir tahap ini.

REZA HADI DWI NUARI


D1051131024

4. Tahap akhir dan mulai operasi (turnover and startup) tahap ini meliputi: uji
coba akhir dan perawatan. Pada akhir tahap ini semua fasilitas harus sudah
dapat bekerja secara penuh.

REZA HADI DWI NUARI


D1051131024

BAB III
KESIMPULAN
Dari sekian banyak pembahasan yang tertera di atas maka dapat kita simpulkan
bahwa menejemen proyek sangat lah penting dalam suatu menejemen konstruksi dimana
dengan proyek konstruksi yang se rumit dan sebesar itu tentunya di perlukan suatu alat
yang berguna dalam pengaturan jalanya proyek tersebut yang disebut menejemen proyek
konstruksi.

REZA HADI DWI NUARI


D1051131024

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Istimawan

Dipohusodo, Manajemen Proyek dan Konstuksijilid I,

(Yogyakarta:Kanisius,1996)
2. Iman , Manajemen Proyek, (Erlangga: Jakarta, 1998)
3. https://ranggryani.wordpress.com/2016/11/08/makalah-manajemen-proyek/
4. http://ivansteritory.blogspot.com/2016/11/08/penyebab-sebuah-proyekterlambat-gagal.html

Anda mungkin juga menyukai