Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA (BI-2141)

PENGENALAN MUTAN Drosophila melanogaster


Tanggal Praktikum: 09 September 2016
Tanggal Pengumpulan: 16 September 2016

Disusun oleh:
Syaban Shadikillah
10615036
Kelompok 10
Asisten:
Hany Husnul Chotimah (10614025)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Thomas Hunt Morgan menjelaskan 61 macam mutasi pada
Drosophila melanogaster dalam bukunya The Genetics of Drosophila
yang terbit pada tahun 1925. Mutasi adalah perubahan dalam kromosom,
DNA, atau gen dari keadaan organisme normal yang mengakibatkan
perubahan karakteristik dari organisme yang mengalami mutasi. Mutasi
dapat mempengaruhi sifat fenotipe suatu organisme entah itu sifatnya
menguntungkan, merugikan, atau tidak berpengaruh terhadap organisme
yang mengalami mutasi tersebut. Mutasi berperan besar dala proses
evolusi yang telah menhasilkan keanekaragaman hayati yang sangat luas.
Hal ini organisme yang mengalami mutasi menguntungkan akan lebih
mudah untuk bertahan hidup dibandingkan dengan organisme lainnya
(seleksi alam). Mutasi dapat disebabkan oleh perubahan besar dalam
susunan kromosom, seperti inversi dan delesi, yang dapat dengan mudah
diamati di bawah mikroskop. Adapun mutasi yang disebabkan perubahan
urutan basa nukleotida yang dapat diketahui dengan DNA sequencing
(Elrod, 2007).
Pemahaman konsep mutasi pada makhluk hidup memicu
perkembangan ilmu bioteknologi yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan ummat manusia. Para ahli genetika dan bioteknologi
molekuler menciptakan teknik-teknik mutasi buatan agar menhasilkan
organisme baru dengan sifat-sifat yang unggul. Organisme hasil mutasi
buatan ini dinamakan GMO (Genetics Modified Organisms). GMO berupa
bibit unggul komiditi pertanian dan ternak dapat menjadi salah satu solusi
untuk menghindari krisis pangan dikemudian hari (Campbell, 2008).

Penggunaan spesies Drosophila melanogaster sebagai bahan uji


coba dalam penelitian tentang genetika dan mutasi memilki banyak
keuntungan yaitu;
1. Tidak

memerlukan

kondisi

yang

sangat

steril

dalam

memeliharanya.
2. Proses pemeliharaan yang relatif mudah dan tidak membutuhkan
banyak tempat.
3. Biaya pemeliharaan tidak tergolong mahal.
4. Drosophila melanogaster tidak berbahaya dan tidak menularkan
berbagai macam penyakit seperti jenis lalat lainnya.
5. Ukuran tubuh yang cukup besar untuk pengamatan fisik dengan
mata telanjang.
6. Siklus hidup yang pendek, sekitar 8-15 hari.
7. Hanya memiliki 4 pasang kromosom.
8. Memilki kromosom raksasa pada kelenjar ludahnya sehingga
mudah diamati.
9. Mempunyai banyak mutan dalam jenisnya.
10. Hewan betinanya dapat menghasilkan banyak keturunan.
11. Jantan tidak mengalami pindah silang selama meiosis.
(Lindsey, 1972).
1.2

Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktikum Pengenalan Mutan Drosophila
melanogaster adalah:
1. Menentukan bagian tubuh Drosophila melanogaster yang termutasi.
2. Menentukan ciri-ciri fenotipe dari mutan Drosophila melanogaster
dibandingkan dengan wild type.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Struktur dan Ciri-ciri Drosophila melanogaster wild type


Drosophila melanogaster merupakan jenis lalat buah yang
dikelompokkan dalam filum antropoda kelas insekta diptera, anak bangsa
cyclophorha (pengelompokan lalat yang pupanya memilki kulit dari fase
instar 3, serta memilki rahang pengait), seri acaliptra (imago menetas
dengan keluar dari bagian anterior pupa) dan suku drosophilidae. Lalat
buah memiliki bangun dasar tubuh seperti artrophoda lainya yaitu
mempunyai konstruksi modular, suatu sri segmen yang teratur. Segmen ini
menyusun tiga bagian tubuh utama yaitu: kepala, thoraks, dan abdomen.
Seperti artrophoda simetris bilateral lainnya, drosophila ini mempunyai
poros anterior dan posterior (kepala-ekor) dan poros dorsoventral
(punggung-perut) (Lindsey, 1972)
Drosophila melanogaster tipe liar (wild type) memiliki mata bulat
lonjong dengan warna merah cerah kecoklatan. Warna pigmen mata pada
Drosophila melanogaster berasal dari pigmen pteridin dan ommochrome.
Lalat tipe liar memiliki warna tubuh kuning kecoklatan dengan ruas-ruas
seperti cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang dengan panjang

ukuran

sayap

normal.

Indikasi

sayap

normal

pada

Drosophila

melanogaster adalah sayap yang panjangnya melewati panjang tubuhnya


(melewati abdomen). Hewan jantan dan betina pada spesies Drosophila
melanogaster

memiliki

beberapa

cirri-ciri

fenotipe

khusus

yang

membedakan antara keduanya yaitu:


Jantan
Ukuran tubuh lebih kecil
Memiliki 3 ruas cincin hitam pada
abdomen

Betina
Ukuran tubuh lebih besar
Memiliki 6 ruas cincin hitam pada
abdomen

Memiliki sisir kelamin/sex comb


Ujung abdomen membulat (tumpul)

Tidak memiliki sisir kelamin


Ujung abdomen runcing

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah perbedaaan lalat buah


betina yang masih virgin dengan yang telah dibuahi oleh hewan
jantannya. Lalat betina memiliki organ spermateka pada bagian ventral
abdomen dimana sperma lalat jantan dapat disimpan dan digunakan untuk
membuahi sel telur. Pada lalat betina, spermateka di bagian ventral
abdomen berwarna hitam karena telah dibuahi oleh lalat jantan sedangkan
pada betina yang masih virgin bagian ventral abdomen masih berwarna
bening (Lindsey, 1972).

2.2 Mutasi dan jenis-jenisnya


Mutasi

berasal

dari

bahasa

yunani

asal

kata

mutatus berarti perubahan.Mutasi didefinisikan sebagai


perubahan materi genetik (DNA) berupa susunan urutan
basa nukleotida yang dapat diwariskan secara genetis
pada

keturunannya.

Perubahan

materi

genetik

yang

menentukan sifat itulah menyebabkan perubahan fenotipe


pada mahkluk hidup. Makhluk hidup yang berubah karena
disebabkan mutasi disebut mutan dan zat penyebab
terjadinya mutasi disebut mutagen (Elrod, 2007).
Pada prinsipnya mutasi melibatkan tiga perubahan,
yaitu perubahan struktur kromosom, perubahan jumlah
kromosom pada sel, dan perubahan pada molekul DNA dari
satu genom (perubahan urutan nukleotida). Berbagai jenis
mutasi diantaranya sebagai berikut:
1. Mutasi

berdasarkan

mengalaminya.

tempat

atau

jenis

sel

yang

2. Mutasi berdasarkan jenis kromosom yang mengalami


mutasi.
3. Mutasi berdasarkan arahnya.
4. Mutasi berdasarkan jenisnya.
Berdasarkan jenis sel yang mengalami mutasi,
terdapat mutasi sel germinal (Mutasi gametik) dan mutasi
somatis. Mutasi gametik/germinal yaitu mutasi yang terjadi
pada sel gamet. Sel gamet yang mengalami mutasi akan
mewariskan sifat mutasi tersebut pada keturunannya. Bila
mutasi

tersebut

menghasilkan

sifat

dominan,

akan

terekspresi pada keturunannya dan begitu pula sebaliknya,


bila resesif maka ekspresinya akan tersembunyi (Elrod,
2007).
Berdasarkan

jenis

kromosom

yang

mengalami

mutasi pada sel gamet terbagi menjadi dua yaitu mutasi


autosomal dan mutasi tertaut kelamin. Mutasi autosomal
yaitu mutasi sel kelamin yang terjadi pada kromosom
autosom. Mutasi jenis ini menghasilkan mutasi yang
dominan dan mutasi yang resesif. Mutasi tertaut kelamin
yaitu mutasi sel kelamin yang terjadi pada kromosom seks
(kromosom kelamin), berupa tertautnya beberapa gen
pembawa sifat (alel) dalam kromosom kelamin. Mutasi
somatik adalah mutasi yang terjadi pada sel tubuh (sel
somatik). Mutasi yang terjadi pada sel somatik bersifat
tidak diwariskan secara genetic kepada keturunan suatau
organisme. Mutasi somatik dapat dialami oleh embrio
maupun oleh organisme dewasa.Mutasi somatik pada
embrio menyebabkan cacat bawaan. Mutasi somatik pada

orang dewasa cenderung menyebabkan kanker (Elrod,


2007).
Mutasi berdasarkan arahnya.Berdasarkan arahnya,
mutasi

terbagi

menjadi

mutasi

maju

dan

mutasi

mundur.Mutasi maju atau forward mutations, yaitu mutasi


dari fenotipe normal menjadi abnormal.Mutasi balik atau
back

mutations,

yaitu

peristiwa

mutasi

yang

dapat

mengembalikan dari fenotipe tidak normal (abnormal)


menjadi fenotipe normal (Elrod, 2007).
Berdasarkan jenisnya, mutasi terbagi menjadi mutasi
kromosom dan mutasi gen. Mutasi kromosom terdiri dari
perubahan jumlah atau susunan kromosom. Jenis kelainan
kromosom yang diketahui saat ini ada 4 tipe, yaitu :
1. Nondisjunction yaitu adanya gangguan dalam pelepasan
sepasang kromosom yang terjadi pada sebagian atau
seluruhnya
2.

translokasi: terjadi penukaran 2 kromosom yang berasal

dari pasangan berbeda.


3.

Mosaic yaitu mutasi yang terjadi pada mitosis/pembelahan

di tingkat zigot
4.

Reduplikasi

atau

hilangnya

sebagian

kromosom

atau

penambahan jumlah kromosom.


Mutasi gen adalah peristiwa perubahan susunan
genetis

akibat

tautomeri.

Tautomeri

sendiri

adalah

perubahan struktur nukleotida DNA akibat perpindahan


atom-atom hidrogen dari satu posisi purin ke posisi

pirimidin atau sebaliknya sehingga susunan molekul DNAnya berubah. Mutasi gen dapat terjadi melalui proses
replikasi atau sintesis protein. Mutasi gen disebut juga
mutasi titik, karena dampak perubahan tidak langsung
terlihat pada fenotipnya (Elrod, 2007).
Ada tiga tipe mutasi gen, yaitu :

2.3

1.

mutasi pergantian basa nitrogen ( Substitusi )

2.

mutasi penyisipan basa nitrogen ( Insersi )

3.

mutasi pengurangan basa nitrogen ( Delesi )

Efek mutasi pada fungsi gen dan DNA


Semua sel dalam tubuh kita mengandung DNA di nukleusnya
(kecuali sel terkeratinisasi) sehingga banyak tempat untuk terjadinya
mutasi. Namun, beberapa mutasi tidak dapat diteruskan kepada keturunan
organisme mutan sehingga tidak memilki andil dalam seleksi alam dan
evolusi. Mutasi somatik terjadi pada sel-sel non-reproduksi (sel somatik)
dan tidak akan diteruskan ke keturunannya. Satu-satunya mutasi yang
penting bagi evolusi dalam skala besar adalah mutasi yang dapat
menhasilkan sifat yang dapat diwariskan kepada keturunannya. Ini terjadi
pada sel reproduksi seperti sel telur dan sel sperma dan disebut mutasi
germline (garis benih) (Campbell, 2008).
Efek-efek mutasi germline (mutasi pada sel gamet) antara lain:
1. Tidak ada perubahan terjadi pada fenotipe.
Beberapa mutasi tidak memiliki efek yang nyata pada fenotip
organisme. Hal ini dapat terjadi dalam banyak situasi: mungkin mutasi

terjadi pada hamparan DNA tanpa fungsi, atau mungkin mutasi terjadi di
wilayah protein-coding, tetapi akhirnya tidak mempengaruhi urutan asam
amino dari protein (Campbell, 2008).
2. Perubahan kecil terjadi pada fenotipe.
Sebuah mutasi tunggal dapat menyebabkan sifat fenotipe yang dapat
berubah namun tidak mempengaruhi kelangsungan hidup organisme yang
bersangkutan. Contohnya mutasi gen yang mempengaruhi warna rambut
pada manusia. Meskipun sifat fenotipe mutasi dapat dilihat namun tidak
mempengaruhi kelnagsungan hidup mutan tersebut (Campbell, 2008).
3. Perubahan besar terjadi pada fenotipe.
Beberapa perubahan fenotipik benar-benar penting, seperti resistensi
DDT pada serangga kadang-kadang disebabkan oleh mutasi tunggal.
Sebuah mutasi tunggal juga dapat memiliki efek negatif yang kuat untuk
organisme. Mutasi yang menyebabkan kematian organisme disebut lethals
dan tidak mendapatkan efek lebih negatif dari itu (Campbell, 2008).
4. Mutasi kecil dengan efek yang besar: Mutasi untuk mengontrol gen
Mutasi merupakan langkah awal diferensiasi dalam spesies sehingga
mutasi kecil sekalipun jika terjadi secara berangsur-angsur selama
beberapa kali generasi dapat menciptakan makhluk jenis yang baru.
Mutasi untuk mengontrol gen dapat memiliki efek besar (dan kadangkadang positif). Beberapa daerah DNA yang mengontrol gen lain,
menentukan kapan dan di mana gen lain diaktifkan. Mutasi di daerah ini
dari genom secara substansial dapat mengubah cara organisme dibangun
(Campbell, 2008).

2.4

Jenis-jenis mutan Drosophila melanogaster

Mutasi fenotipe pada Drosophila melanogaster dibagi menjadi tiga


yaitu mutasi pada tubuh, mutasi pada mata, dan mutasi pada sayap.
-

Sepia

Mata berwarna coklat sampai hitam akibat adanya kerusakan gen pada
kromosom ketiga, lokus 26.
-

Ebony

Lalat ini berwarna gelap , hampir hitam dibadannya. Adanya suatu mutasi
pada gen yang terletak pada kromosom ketiga. Secara normal fungsi gen
tersebut berfungsi untuk membangun pigmen yang memberi warna pada
lalat buah normal. Namun karena mengalami kerusakan maka pigmen
hitam menumpuk di seluruh tubuh.
-

Curled

Sayap pada lalat berbentuk keriting dan melekuk ke atas. Terjadi mutasi
gen pada kromosom kedua. Sayap-sayap ini menjadi keriting karena
adanya suatu mutasi dominan, yang berarti bahwa satu salinan gen diubah
dan menghasilkan adanya kelainan tersebut.
-

White

Matanya berwarna putih yang terjadi akibat adanya kerusakan pada gen
white yang terletak pada kromosom pertama lokus 1,5 dan benar-benar
tidak menghasilkan pigmen merah sama sekali.
-

Eyemissing

Mata berupa titik, mengalami mutasi pada kromosom ketiga di dalam


tubuhnya, sehingga yang harusnya diintruksi sel di dalam larva untuk
menjadi mata menjadi tidak terbentuk karena adanya mutasi.
-

Claret

Claret (ca) merupakan mutan dengan mata berwarna merah anggur atau
merah delima (ruby). Mutasi terjadi pada kromosom nomor 3, lokus 100,7.
-

Miniature

Sayap berukuran sanagat pendek. Lalat dengan sayap vestigial ini tidak
mampu untuk terbang. Lalat ini memiliki kecacatan dalam gen vestigial
mereka pada kromosom ke dua. Lalat ini memiliki mutasi resesif.
-

Black

Warna tubuh kaki dan urat sayap berwarna hitam. Mutasi terjadi pada
kromosom nomor 2, lokus 48,5.
-

Taxi

Sayap membentang 75 derajat dari sumbu badan. Mutasi terjadi pada


kromosom nomor 3, lokus 91,0.
-

Vestigial

Sayap tidak berkembang secara sempurna (kecil). Hal ini dikarenakan


terhambatnya perkembangan sayap selama masa metamorfosis. Sayap
pada mutan vestigial kecil dan bahkan tidak mencapai abdomen.
(Lindsey, 1972)

BAB III
METODOLOGI

3.1

Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Pengenalan
Mutan Drosophila melanogaster terdapat pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Alat dan bahan praktikum Pengenalan Mutan Drosophila
melanogaster.
Alat
Mikroskop

Bahan
Drosophila melanogaster normal

Botol pembius (etherizer)

Beberapa mutan dari Drosophila

Cawan petri dengan kapas dalam

melanogaster
Eter

tutupnya (reetherizer)

3.2

Metode Kerja
3.2.1

Pengamatan mutan Drosophila melanogaster.


Dipilih tiga ekor dari masing-masing kelompok mutan
Drosophila melanogaster. Dibandingkan dengan Drosophila
melanogaster normal. Dibius dengan eter, tidak sampai mati.
Dipindahkan ke cawan petri (reetherizer) bila telah pingsan.
Diamati warna tubuh, bentuk mata, warna mata dan bentuk
sayapnya di bawah mikroskop. Dibandingkan dengan Drosophila
melanogaster normal. Digerakkan dengan menggunakan kuas
untuk mengatur posisi yang diamati. Diamati lagi dengan mata
telanjang.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Berdasarkan percobaan, data yang didapat adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1 Pengamatan mutan Drosophila Melanogaster

Jenis
Mutan

Hasil Pengamatan

Gambar Literatur

Deskripsi Mutan

Gambar 4.11 Mutan White

White (w)

Warna mata putih, oseli tidak


berwarna. Badan dan sayap
normal.

(www.exploratorium.edu,
2016)
Gambar 4.1 Mutan White
(Dokumentasi pribadi, 2016)

Miniature

Ukuran sayap kecil dan pendek.

(m)

Ujung sayap hanya mencapai


abdomen. Warna mata dan ukuran
tubuh normal.

Gambar 4.2 Mutan Miniature


(Dokumentasi pribadi, 2016)

Gambar 4.12 Mutan Miniature


(www.biologie.uni-halle.de,
2016)
Gambar 4.13 Mutan Black

Black (b)

(flybase.org, 2016)

Gambar 4.3 Mutan Black


(Dokumentasi pribadi, 2016)

Warna tubuh, kaki dan urat sayap


hitam.

Sepia (se)

Mata berwarna cokelat tua-hitam.

Gambar 4.14 Mutan Sepia


(www.biologie.uni-halle.de,
Gambar 4.4 Mutan Sepia

2016)

(Dokumentasi pribadi, 2016)

Curled

Sayap melekuk ke atas, tidak

(m)

lurus.

Gambar 4.15 Mutan Curled


Gambar 4.5 Mutan Curled

(www.exploratorium.edu, 2016)

(Dokumentasi pribadi, 2016)

Eyemissin

Mata sama sekali tidak ada atau

g (eym)

hanya berupa titik kecil.

Gambar 4.6 Mutan Eyemissing


(Dokumentasi pribadi, 2016)

Gambar 4.16 Mutan Eyemissing

(www.tsukuba.ac.jp, 2016)

Taxi (tx)

Sayap membentang sebesar 75


derajat dari sumbu tubuh.

Gambar 4.7 Mutan Taxi


(Dokumentasi pribadi, 2016)

Gambar 4.17 Mutan Taxi


(www.exploratorium.edu, 2016)

Claret (ca)

Mata berwarna merah terang.

Gambar 4.8 Mutan Claret

Gambar 4.18 Mutan Claret

(Dokumentasi pribadi, 2016)

(www.unc.edu, 2016)

Ebony (e)

Warna tubuh berwarna hitam


mengkilap, urat sayap bening dan
ventral terang.

Gambar 4.19 Mutan Ebony


Gambar 4.9 Mutan Ebony
(Dokumentasi pribadi, 2016)

(www.unc.edu, 2016)

Vestigial

Sayap tidak berkembang secara

(b)

sempurna (kecil).

Gambar 4.20 Mutan Vestigial


Gambar 4.10 Mutan Vestigial

(www.biologie.uni-halle.de,

(Dokumentasi pribadi, 2016)

2016)

4.2 Pembahasan
Mutan

mutan

Drosophila

melanogaster

yang

ditemukan dalam praktikum yaitu, white, miniature, black,


sepia, curled, eyemissing, taxi, claret, ebony, dan vestigial.
Mutasi

pada

mata

Drosophila

melanogaster

yang

ditemukan dalam praktikum adalah eye missing, sepia,


white dan claret. Mutan eye missing yang ditemukan
memiliki ciri-ciri tubuh yang normal, namun tidak memiliki
mata. Mutan sepia memiliki mata yang berwarna coklat tua
agak

kehitaman.

berwarna

putih.

Mutan
Mutan

white
eye

memiliki

missing

mata

adalah

yang
mutan

Drosophila melanogaster yang tidak memiliki mata. Claret


adalah mutan Drosophila melanogaster dengan mata yang
berwarna merah terang. Penyebab mutasi pada mutan
white adalah karena berubahnya gen yang bertugas
mengkode sintesis protein untuk warna mata. Pigmentasi
mata Drosophila melanogaster adalah karena sintesis dan
deposisi

dalam

sel-sel

pigmen.

Pigmen

merah

(drosopterins), yang disintesis dari guanin, dan pigmen

coklat

(ommochromes)

yang

disintesis

dari

triptofan.

Mutasi dapat menyebabkan kelainan genetic pada sel-sel


pigmen ini sehingga dapat memunculkan berbagai variasi
jenis warna mata pada mutan Drosophila melanogaster
(Lindsey, 1972).

Mutasi pada sayap yang ditemukan dalam praktikum yaitu taxi,


curled, miniature dan vestigial. Mutan taxi yang ditemukan memiliki ciriciri tubuh normal, namun memiliki sayap yang saling menjauh. Mutan
Curled memiliki sayap yang melangkung keatas. Mutan miniature
memiliki panjang sayap yang sama dengan panjang tubuhnya. Sesuai
dengan literature, mutan taxi adalah mutan dengan sayap yang saling
menjauh. Sayap membentuk sudut 750 terhadap sumbu tubuh. Mutan
miniature adalah mutan yang memiliki panjang sayap sama dengan
panjang tubuh karena mengalami reduksi. Mutan vestigial memiliki sayap
yang tidak berkembang secara sempurna (kecil) karena pertumbuhan
sayap selama masa metamorfosisnya terhambat. Kelainan kelainan ini
disebabkan oleh mutasi pada gen yang mengatur bentuk dan posisi sayap
(Lindsey, 1972).

Mutasi pada tubuh Drosophila melanogaster yang ditemukan


dalam praktikum adalah black dan ebony. Mutan black memiliki ciri ciri
tubuh berwarna hitam, dan mutan ebony memiliki ciri ciri tubuh berwarna
coklat gelap. Mutan black adalah Drosophila melanogaster yang memiliki
warna hitam di tubuh, tarsal dan sayap karena memiliki pigmen hitam.
Warna hitam pada mutan black tidak akan berubah. Mutan ebony memiliki
warna tubuh coklat gelap atau hitam mengkilap. Kelainankelainan ini
disebabkan oleh mutasi pada gen yang mengatur pigmentasi kulit tubuh
Drosophila melanogaster (Lindsey, 1972).

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dalam praktikum Pengenalan Mutan Drosophila


melanogaster dapat disimpulkan bahwa:
1. Mutasi fenotipe pada Drosophila melanogaster dibagi menjadi tiga yaitu
mutasi pada tubuh, mutasi pada mata, dan mutasi pada sayap. Mutasi
pada mata Drosophila melanogaster yang ditemukan
dalam praktikum adalah eye missing, sepia, white dan
claret. Mutasi pada sayap yang ditemukan dalam praktikum yaitu taxi,
curled, miniature dan vestigial. Mutasi pada tubuh Drosophila
melanogaster yang ditemukan dalam praktikum adalah black dan ebony.
2. Mutan eye missing yang ditemukan memiliki ciri-ciri tubuh
yang normal, namun tidak memiliki mata. Mutan sepia
memiliki mata yang berwarna coklat tua agak kehitaman.
Mutan white memiliki mata yang berwarna putih. Mutan
eye missing adalah mutan Drosophila melanogaster yang
tidak memiliki mata. Claret adalah mutan Drosophila
melanogaster dengan mata yang berwarna merah terang. .
Mutan taxi yang ditemukan memiliki ciri-ciri tubuh normal, namun
memiliki sayap yang saling menjauh. Mutan Curled memiliki sayap yang
melangkung keatas. Mutan miniature memiliki panjang sayap yang sama
dengan panjang tubuhnya. Sesuai dengan literature, mutan taxi adalah
mutan dengan sayap yang saling menjauh. Sayap membentuk sudut 75 0
terhadap sumbu tubuh dan mutan miniature adalah mutan yang memiliki
panjang sayap sama dengan panjang tubuh karena mengalami reduksi.
Mutan vestigial memiliki sayap yang tidak berkembang secara sempurna
(kecil). Mutan black memiliki ciri ciri tubuh berwarna hitam, dan mutan
ebony memiliki ciri ciri tubuh berwarna hitam mengkilap, urat sayap
bening dan ventral terang.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Reece, Urry, Peterson, Wasserman, Minorsky, Jackson. 2008. Biologi Edisi
Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Elrod, Stansfield. 2007.GENETIKA: Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Lindsey, Grell. 1972. Genetic Variations of Drosophila melanogaster. Washington:
Carnegie Institution of Washington.
Vanderbilt University (=VU). 2008. Supplemental Information on Drosophila
melanogaster.1hlm
.http://www.cas.vanderbilt.edu/bsci111b/drosophila/supplemental.htm, diakses 15
September 2016, pkl. 22.02 WIB.
Exploratorium.
1998.
Mutant
FruitFlies.
1hlm.
http://www.exploratorium.edu/exhibits/mutant_flies/mutant_flies.html, diakses 15
September 2016, pkl. 22.27 WIB.
Ewart (1999) Mutations in the white gene of Drosophila melanogaster
afecting ABC
transporters that determine eye colouration

Anda mungkin juga menyukai