PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan
layanan kesehatan di suatu negara, oleh karena itu apapun program pembangunan
kesehatan yang dilakukan seharusnya memberikan dampak lebih jauh terhadap
indikator tersebut. AKI di Indonesia masih tinggi walaupun terjadi penurunan
dari 307 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 262 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Ibu ini tentunya jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan
negara tetangga lainnya seperti Thailand (129/100.000), Malaysia (30/100.000),
dan Singapura (6/100.000). (Jomla, 2008).
Beberapa penyebab kematian ibu tersebut menunjukkan perlunya
dilakukan upaya terus-menerus dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan
yang bermutu dan merata khususnya bagi ibu hamil. Disamping itu pentingnya
kesadaran masyarakat untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat dengan cara
memeriksakan kehamilannya secara rutin. Salah satu upaya yang dapat dilakukan
Dinas Kesehatan dalam menurunkan angka kematian ibu (AKI) yaitu dengan
mendekatkan pelayanan Antenatal Care kepada masyarakat (Widarsa, 2008).
Dari data SDKI (2003) menyebutkan bahwa penyebab langsung terjadinya
kematian ibu disebabkan oleh perdarahan (28%), eklamsi (24%), infeksi (11%),
komplikasi (8%), partus lama (5%), trauma obstetric (5%), dan emboli obstetric
(3%).Penyebab umumya antara lain retensio plasenta (48,5%), retensio sisa
plasenta (33,3 %), atonia uteri (7,6 %), sisanya (10,6 %) terjadi karena penyebab
yang lain.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teori Medis
1. Perdarahan Postpartum
a. Pengertian
Perdarahan postpartum
menurut
Prawiroharjo
(2005)
adalah
c.
Pembagian
Menurut waktu terjadinya, perdarahan postpartum dibagi atas dua
bagian:
e.
dibandingkan
dengan
ibu-ibu
yang
termasuk
golongan
mengalami
penurunan
sehingga
kemungkinan
Komplikasi
Menurut Manuaba (2007) ada 4 komplikasi perdarahan postpartum
yaitu :
1) Syok hipovolemik.
2) Memudahkan terjadinya anemia berkelanjutan serta Infeksi
puerperium.
3) Terjadinya Sindrom Sheehan dan Nekrosis Hipofisis Anterior
Perdarahan antepartum atau postpartum dini yang berat, meski
jarang dapat diikuti dengan terjadinya sindrom sheehan. Ditandai
dengan
kegagalan
laktasi,
Amenorrea,
atrofi
payudara,
g.
adrenal.
4) Kematian perdarahan postpartum.
Penatalaksanaan
1) Pencegahan
cairan
infus
secara
Intra
Vena,
melakukan
(Cunningham, 2006).
Tanda dan Gejala Retensio Sisa Plasenta
1) Tanda dan gejala yang selalu ada :
a) Plasenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah)
tidak lengkap
b) Perdarahan segera
c) Syok akibat hipovolemia
Tanda- tanda Syok
Syok Awal
Syok Lanjut
Tekanan
darah
rendah
c.
30 cc per jam
dengan
3x1
oral
dikombinasikan
dengan
b. Umur
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu termasuk dalam resiko tinggi, usia
aman untuk kehamilan, persalinan dan nifas antara 20-35 tahun, serta
preeklamsi dan kehamilan prematur. (Winkjosastro, 2006 : 775)
c. Alamat
Untuk mengetahui keadaan lingkungan perumahan serta keadaan tempat
tinggal ibu. Dengan mengetahui tempat tinggal ibu, bidan bisa
memberikan pilihan kepada ibu akan di mana ibu tersebut bersalin.
Dengan telah meninjau rumah ibu hamil yang bersalin tentu akan
mempengaruhi bagaimana psikologis ibu. Lingkungan yang aman dan
bersih akan membuat ibu bersemangat untuk menyambut bayinya
sehingga diharapkan mampu mempengaruhi power ibu saat mengejan.
Mengetahui ibu tinggal di mana, juga menjaga kemungkinan bila ada
ibu yang namanya sama dan memastikan
Data Subjektif
1. Keluhan Utama
Alasan wanita datang ke tempat bidan/klinik, yang diungkapkan dengan
kata-katanya sendiri. (Hani dkk,2010:87)
2. Riwayat Kesehatan
a. Sistem Pernafasan
Penderita TBC mengeluh badan terasalemah dan nafsu makan
berkurang sehingga menimbulkan maslah pada masa nifas. Selain
itu BBL dapat tertular penyakit, karena dirawat dan disusui.
(Winkjosastro, 2006:461)
b. Sistem Kardiovaskuler
Curah jantung meningkat selama persalinan dan berlangsung
sampai kala tiga ketika volume darah uterus dikeluarkan. Penurunan
terjadi pada beberapa hari pertama postpartum dan akan kembali
normal pada akhir minggu ke-3 postpartum. (Bahiyatun,2009:61)
c. Sistem Pencernaan
Setelah kelahiran plasenta, terjadi pula penurunan produksi
progesterone, sehinga yang menyebabkan nyeri ulu hati (heartburn)
dan konstipasi, terutama dalam beberapa haripertama. Hal ini
terjadi
karena
inaktifitas
motilitas
usus
akibat
kurangnya
kesan
tentang
faal
alat
b. Eliminasi
Miksi harus dilakukan sendiri selama 4 jam setelah melahirkan,
sedangkan defekasi harus ada dalam 3-4 hari PP.
c. Kebersihan diri
Diperlukan kebersihan diri terutama kebersihan daerah kelamin
seperti BAK/BAB serta mengganti pembalut sedikitnya 2x dalam
sehari. (Saifuddin, 2002: N-24)
d. Istirahat
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, karena kurang istirahat
mempengaruhi kondisi ASI, memperlambat involusi dan dapat
menyebabkan depresi PP. (Saifuddin, 2002: N-21)
e. Aktivitas
Perawatan nifas lebih efektif yang memerlukan mobilisasi dini
karena
mempunyai
lebih
banyak
keuntungan
diantaranya
II.
Data Objektif
1. Kondisi Umum
a. Keadaan Umum/Kesadaran
b. Tanda Vital
1) Suhu badan
Sekitar hari ke 4 post patum suhu ibu mungkin naik sedikit 37,2
derajat celcius sampai 37,5 derajat celcius. Kemungkinan
disebabkan karena aktivitas dari payudara.
Bila kenaikan mencapai 38 derajat celcius pada hai ke 2 dan harihai berikutnya harus diwaspadai adanya infeksi atau sepsis nifas.
(Suherni, 2009:83-84)
2) Denyut nadi
Denyut nadi ibu akan malambat sampai sekita 60x/menit yakni pada
waktu habis pesalinan kaena ibu dalam keadaan istirahat penuh. Ini
terjadi utamanya pada minggu pertama post patum
Pada yang yang nervus nadinya bisa cepat, kira-kira 100x/menit.
Bisa juga terjadi gejala shock karena infeksi khususnya bila disertai
peningkatan suhu tubuh. (Suherni, 2009:83-84)
3) Tekanan Darah
Tekanan darah <140/90 mmHg. Tekanan darah tersebut bisa
meningkat dari pra persalinan pada 1-3 hari post partum
Bila tekanan darah menjadi rendah menunjukkan
adanya
tidak
Telinga
1998: 282)
: pada daun telinga, liang dan gendang telinga
tidak terdapat serumen dan tidak cacat
Bibir
Berat Uterus
1000 gram
750 gram
500 gram
350 gram
50 gram
30 gram
(Suherni, 2009 : 123)
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium dilakukan bila ada indikasi dengan spesimen
kultur dan sensitifitas urine (kultur dan sensitifitas), Hb, dan hematokrit.
III.
ASSESMENT
1. Diagnosa Kebidanan
Diagnosa dapat ditegakkan yang berkaitan dengan Para, abortus, anak
hidup, umur ibu dan keadaan nifas. (Ambarwati, 2010 : 141)
2. Masalah
Permasalahan pada ibu nifas fisiologis bisa muncul bisa tidak,
permasalahan yang cenderung muncul seperti kecemasan terhadap rasa
nyeri setelah persalianan karena kontraksi uterus yang kuat dan kadang
kala cukup kuat kecemasan yang berkaitan dengan perubahan psikis
seperti depresi pp dan fase pembekuan darah dan tanggung jawab ibu
nifas, serta permasalahan pada eliminasi pp karena rasa takut ibu untuk
mengeluarkan/keadaan
patologis
ibu
stress,
depresi
yang
dapat
PELAKSANAAN
Planning/perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang
akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan
intrepretasi data. Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan
tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan
kesejahteraannya. Rencana asuhan ini harus bisa mencapai kriteria tujuan
yang ingin dicapai dalam batas waktu tertentu.Tindakan yang akan
dilaksanakn harus mampu membantu pasien mencapai kemajuan dan harus
sesuai dengan hasil kolaborasi tenaga kesehatan lain antara lain dokter.
P di SOAP juga mengandung Implementasi dan Evaluasi. Pelaksanaan
asuhan sesuai rencana yang telah disusun sesuai dengan keadaan dan dalam
rangka mengatasi masalah pasien. Pelaksanaan tindakan harus disetujui oleh
pasien, kecuali bila tindakan tidak dilaksanakan akan membahayakan
keselamatan pasien. Sebanyak mungkin pasien harus dilibatkan dalam
prosese implementasi ini. Bila kondisi pasien berubah, analisis juga berubah,
maka rencana asuhan maupun implementasinya pun kemungkinan besar
akan ikut berubah atau harus disesuaikan.
Dalam Planning ini juga harus mencantumkan Evaluation/evaluasi, yaitu
tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai efektivitas
asuhan/hasil pelaksanaan tindakan. Evaluasi berisi analisis hasil yang telah
tindakan
alternatif
sehingga
tercapai
tujuan
yang
Dosen Pembimbing
Mahasiswa
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut WHO (2002) Perdarahan postpartum adalah kehilangan darah
sebanyak 500 ml atau lebih dari traktus genitalia setelah melahirkan, dan
Dongoes (2001) menyatakan bahwa Perdarahan postpartum adalah kehilangan
darah lebih dari 500 ml selama atau setelah kelahiran. Pada kasus Ny. L diketahui
bahwa telah terjadi perdarahan postpartum karena retensio sisa placenta.
Penatalaksanaan yang dilakukan oleh petugas sesuai dengan teori yang ada
sehingga hasil yang diperoleh jugamaksimal.
B. Saran
1. Tenaga kesehatan diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam
menangani pasien.
2. Bagi bidan dalam setiap menangani pasien, bidan lebih selektif terhadap
pasien, pasien yang memiliki kejadian perdarahan postpartum karena
retensio sisa placenta dan laserasi porsio sehingga tenaga kesehatan atau
bidan mampu memberikan penanganan dengan kasus atau kondisi pasien
dalam penatalaksanaan.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati,
E,
&
Wulandari,
D.,
(2008).
Asuhan
Kebidanan
Nifas.
Yogyakarta:Cendekia Press.
Cunningham, F.G., (2006). Obstetri Williams. Jakarta: EGC.
Manuaba IBG. 2007. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
Mochtar, Rustam.2008. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.
Morgan Geri, Hamilton Carole. 2009. Panduan Praktik Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta: EGC
Prawirohardjo S.2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Saifuddin A. B., (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Varney, H.2004. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.
-------------.2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.
WHO.2003. Modul Hemoragi Pospartum. Jakarta: EGC.
-------------.2005. Modul Hemoragi Pospartum. Jakarta: EGC.
Wheeler, L. 2004. Perawatan Pranatal dan Pasca Partum. Jakarta: EGC.
Wiknjosastro H.2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
---------------.2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
----------------.2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Wheeler, Linda.2004. Buku Saku Asuhan Pranatal dan Pascapartum. Jakarta :EGC.