Anda di halaman 1dari 7

I.

II.
III.
IV.

V.

JUDUL
: Titrasi Pengendapan dan Aplikasinya
TUJUAN
:
1. Membuat dan menentukan (standarisasi) larutan AgNO3
2. Menentukan kadar Cl- dalam air laut
TANGGAL PERCOBAAN
: Selasa, 15 November 2016
NAMA KELOMPOK
:
1. Abi Sukma Wahyu G 15030194033/ PKB 2015
2. Berlian Belia Basuki 15030194034/ PKB 2015
3. Khoirotus Saadah
15030194056/ PKB 2015
DASAR TEORI
:
A. Titrasi Pengendapan
Titrasi pengendapan merupakan titrasi yang melibatkan pembentukan
endapan dari garam yang tidak mudah larut antara titrant dan analit. Prinsip dasarnya
ialah reaksi pengendapan yang cepat mencapai kesetimbangan pada setiap
penambahan titran, tidak ada pengotor yang mengganggu serta diperlukan indikator
untuk melihat titik akhir titrasi.
Salah satu jenis titrasi pengendapan yang sudah lama dikenal adalah
melibatkan reaksi pengendapan antara ion halida (Cl-, I-, Br-) dengan ion perak Ag +.
Titrasi ini biasanya disebut sebagai Argentometri yaitu titrasi penentuan analit yang
berupa ion halida (pada umumnya) dengan menggunakan larutan standart perak nitrat
AgNO3. Titrasi argentometri tidak hanya dapat digunakan untuk menentukan ion
halide akan tetapi juga dapat dipakai untuk menentukan merkaptan (thioalkohol), asam
lemak, dan beberapa anion divalent seperti ion fosfat PO43- dan ion arsenat AsO43-.
B. Argentometri
Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar halogenida dan
senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO 3) pada
suasan tertentu. Metode argentometri disebut juga dengan metode pengendapan karena
pada argentometri memerlukan pembentukan senyawa yang relatif tidak larut atau
endapan.
Dasar titrasi Argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah larut
antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah titrasi
penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit
membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl.
Ag(NO3)(aq) + NaCl(aq)

AgCl(s) + NaNO3(aq)

Argentometri adalah suatu proses titrasi yang menggunakan garam argentum


nitrat (AgNO3) sebagai larutan standard. Dalam titrasi argentometri, larutan AgNO 3
digunakan untuk menetapkan garam-garam halogen dan sianida karena kedua jenis
garam ini dengan ion Ag+ dari garam standard AgNO3 dapat memebentuk suatu
endapan atau suatu senyawa kompleks sesuai dengan persamaan reaksi berikut ini :
NaX + Ag+

AgX + Na+

KCN + Ag+

AgCN + K+

KCN + AgCN

( X = halida )

K{Ag(CN)2}

C. Indikator kalium kromat K2CrO4


Titrasi argentometri dengan menggunakan indicator ini biasa disebut sebagai
argentometri dengan metode Mohr. Ini merupakan titrasi langsung titrant dengan
menggunakan larutan standar AgNO3. Titik akhir titrasi diamati dengan terbentuknya
endapan Ag2CrO4 yang brwarna kecoklatan(merah bata).
Setelah semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion perak akan
bereaksi dengan indikator. Indikator yang dipakai biasanya adalah ion kromat CrO42dimana dengan indikator ini ion perak akan membentuk endapan berwarna coklat
kemerahan(merah bata) sehingga titik akhir titrasi dapat diamati. Inikator lain yang
bisa dipakai adalah tiosianida dan indicator adsorbsi. Berdasarkan pada indikator yang
digunakan, argentometri dapat dibedakan atas :
1. Metode Mohr (Pembentukan endapan berwarna) dapat digunakan untuk
menetapkan kadar klorida dan bromide dalam suasana netral dengan larutan
AgNO3 dan penambahan K2CrO4 sebagai indikator.
2. Metode Volhard (Penentuan zat warna yang mudah larut) digunakan dalam
penentuan ion Cl-, Br-, dan I- dengan penambahan larutan standar AgNO3.
3. Metode Fajans (Indikator absorbsi) sama seperti cara Mohr, hanya terdapat
perbedaan jenis indikator yang digunakan adalah indikator absorbsi seperti
Cosine atau Fluones.
Indikator K2CrO4 digunakan pada titrasi antara ion halida dan ion perak, dimana
kelebiha ion Ag+ akan beraksi dengan CrO42- membentuk perakkromat yang
berwarna merah bata (cara Mohr) .

D. Titik Ekivalen
Ketajaman titik ekivalen tergantung dari kelarutan endapan yang terbentuk dari
reaksi antara analit dan titrant. Endapan dengan kelarutan yang kecil akan
menghasilkan kurva titrasi argentometri yang memiliki kecuraman yang tinggi
sehingga titik ekuivalen mudah ditentukan, akan tetapi endapan dengan kelarutan
rendah akan menghasilkan kurva titrasi yang landai sehingga titik ekivalen agak sulit
ditentukan. Hal ini analog dengan kurva titrasi antara asam kuat dengan basa kuat dan
anatara asam lemah dengan basa kuat.
mol

ekivalen

Ag+

mol

ekivalen

E. Titik Akhir Titrasi


Titik akhit titrasi dalam titrasi dengan cara ini ditandai dengan berubahnya warna
endapan AgX sebagai akibat dariadanya adsorpsi endapan AgX terhadap pereaksi
pewarna yang ditambahkan.

F. Aplikasi Titrasi Pengendapan


Klorida adalah ion dari atom unsur klorin. Klorin sendiri adalah atom dengan
muatan io negatif yang mudah berikatan dengan unsur lain dengan pelepasan ion
klorida

membentuk

berbagai

ikatan

senyawa

seperti

potasium

klorida

atau sodium klorida (garam).


Klorida merupakan salah satu anion yang terbanyak dalam air. Rasa ini asin
yang ditimbulkan oleh klorida berbeda beda tergantung dari susunan kimia air tersebut
.Air yang mengandung Cl 250 mg/l terasa asin bila mengandung pula ion Na, adapun
air yang rasa asinnya berbeda meskipun mengandung 100 mg/l,bila mengandung Ca
dan mg,bila kadar Cl tinggi akan merusak pipa pipa logam dan tanaman.
Air laut mengandung 3,5% garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan
organik dan partikel-partikel tak terlarut. Keberadaan garam-garaman mempengaruhi
sifat fisis air laut (seperti: densitas, kompresibilitas, titik beku, dan temperatur dimana
densitas menjadi maksimum) beberapa tingkat, tetapi tidak menentukannya. Beberapa
sifat (viskositas, daya serap cahaya) tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas.
Dua sifat yang sangat ditentukan oleh jumlah garam di laut (salinitas) adalah daya
hantar listrik (konduktivitas) dan tekanan osmosis.Garam-garaman utama yang

terdapat dalam air laut adalah klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium
(4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang dari 1%) teridiri dari
bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida. Tiga sumber utama garam garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat, gas -gas vulkanik dan sirkulasi
lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents) di laut dalam.

Alat dan Bahan

Alat :
Neraca Analitik

1 set

Kaca arloji

1 buah

Labu ukur

250 mL

Buret

1 buah
1 buah

Pipet volume

10 mL

1 buah

Erlenmeyer

100 mL

3 buah

Gelas ukur

10 mL

1 buah

Gelas kimia

100 mL

1 buah

Pipet tetes

5 buah

Piknometer

1 buah

Statif dan klem

1 set

Bahan

Padatan NaCl
Air suling
Larutan AgNO3
Indikator K2CrO4
Air laut

6,5 gram
25 mL
0,0592 gram
18 tetes
25m

VI.
ALUR KERJA
1. Pembuatan dan Penentuan (Standarisasi) Larutan AgNO3 0,1 N
Pembuatan Larutan AgNO3 0,1 N
6,5 gram AgNO3
-

Dimasukkan ke dalam gelas piala 500ml


Dilarutkan dengan aquades
Diencerkan dengan air suling sampai tanda batas
Dikocok hingga homogen
- Disimpan dalam botol warna dan terlindung dari sinar
matahari
Larutan AgNO3 0,1 N

Penentuan (standarisasi) Larutan AgNO3 0,1 N dengan NaCl p.a Sebagai Baku
0,0592 gram NaCl p.a
- Dimasukkan kedalam labu ukur 250 mL
- Dilarutkan dengan aquades
- Diencerkan sampai tanda batas
- Dikocok
Larutan NaCl
LarutanAgNO3

Larutan NaCl

- Dimasukkan kedalam buret


hingga 2-3cm diatas skala nol
- Diturunkan larutan sampai
tepat skala nol
Titran

- Diambil 10 mL dengan pipet seukuran


- Dimasukkan kedalam erlenmeyer
- Ditambahkan 10 mL aquades
- Ditambahkan 3 tetes indikator K2CrO4 5%
Analit

- Dititrasi
- Dikocok hingga homogen
- Dihentikan saat terjadi endapan
merah bata
Volume AgNO3
- Dihitung

Konsentrasi AgNO3
- Diulangi sebanyak 2 kali
- Dihitung
2. Penentuan Kadar
Cl- dalam
Konsentrasi
rata -Air
rataLaut
AgNO3

Air Laut
-

Diukur berat jenisnya menggunakan piknometer


Dipipet 10 mL
Dimasukkan kedalam labu ukur 100 mL
Diencerkan dengan aquades sampai tanda batas

Larutan Sampel (air laut)


Larutan AgNO3

Larutan Sampel (air laut)

- Dimasukkan kedalam buret


hingga 2-3cm diatas skala nol
- Diturunkan larutan sampai tepat
skala nol
Titran

Diambil 10 mL dengan pipet seukuran


Dimasukkan kedalam erlenmeyer
Ditambahkan 10 mL aquades
Ditambahkan 3 tetes indikator K2CrO4 5%

Analit
- Dititrasi
- Dikocok
- Dihentikan saat terjadi endapan merah bata
- Dicatat awal dan akhir titrasi
Volume AgNO3
- Dihitung konsentrasi

Konsentrasi AgNO3
- Diulangi sebanyak 2 kali
- Dihitung

Kadar Cl-

Reaksi-reaksi :
1. Pembuatan Larutan AgNO3 0,1 N
AgNO3(s) + H2O(l) Ag+(aq) + NO3-(aq)
AgNO3(s) + H2O(l) AgNO3(aq)
2. Penentuan (standarisasi) Larutan AgNO3 0,1 N dengan NaCl p.a Sebagai Baku

NaCl(s) + H2O(l) Na+(aq) + Cl-(aq)


NaCl(s) + H2O(l) NaCl(aq)
NaCl(aq) + AgNO3(aq)
AgCl2(s) + NaNO3(aq)
K2CrO4

3. Aplikasi Pengendapan (Penentuan Kadar Cl- dalam Air Laut )


2AgNO3(aq) + K2CrO4 Ag2CrO4(s) + 2KNO3(aq)
NaCl(s) + H2O(l) Na+(aq) + Cl-(aq)
NaCl(s) + H2O(l) NaCl(aq)
NaCl(aq) + AgNO3(aq)

K2CrO4

AgCl2(s) + NaNO3(aq)

2AgNO3(aq) + K2CrO4 Ag2CrO4(s) + 2KNO3(aq)

Anda mungkin juga menyukai