PENDAHULUAN
Indonesia menjadikan beras sebagai salah satu makanan pokok, karena beras
salah satu bahan makanan yang mudah diolah, mudah disajikan, enak, dan
mengandung protein sebagai sumber energi sehingga berpengaruh besar terhadap
aktivitas tubuh atau kesehatan
Beras memiliki nilai gizi yang cukup tinggi yaitu kandungan karbohidrat
sebesar 360 kalori, protein sebesar 6.8 gr dan kandungan mineral seperti Ca dan
Fe masing-masing 6 mg dan 0.8 mg. Masyarakat Indonesia pada umumnya
memilih beras yang putih, mengkilap, jernih dan licin. Namun banyak beredar
beras putih mengandung zat klorin yang membahayakan kesehatan.
Untuk membedakan beras super asli dan beras berklorin masyarakat harus
benar-benar memperhatikan warnanya. Beras super asli warnanya putih jernih
bukan putih mengkilap seperti lilin, yang asli bila diraba akan terasa kasar,
berbeda dengan beras berklorin yang akan terasa licin. Perbedaan lain bisa dilihat
dari air cucian beras, air hasil bilasan beras super asli warna cenderung lebih
jernih, air cucian beras berklorin putih pekat dan selalu mengeluarkan busa yang
mengambang
Pemakaian bahan pemutih pada beras yang tidak jelas dan tidak sesuai
spesifikasi bahan tambahan yang diperbolehkan untuk pangan, dan konsentrasi
pemakaian di atas ambang batas berbahaya bagi kesehatan manusia.
Klorin adalah bahan kimia yang biasanya digunakan sebagai pembunuh
kuman. Zat klorin akan bereaksi dengan air membentuk asam hipoklorus yang
diketahui dapat merusak sel-sel dalam tubuh. Klorin berwujud gas berwarna
kuning kehijauan dengan bau cukup menyengat. Zat klorin yang ada dalam beras
akan mengikis mukosa usus pada lambung (korosit) sehingga rentan terhadap
1
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
No.
1.2 Tujuan
Pengertian beras
Untuk mengetahui Klorin
Untuk mengetahui ciri-ciri beras yang mengandung klorin
Untuk mengetahui metode Iodometri
Untuk mengetahui kadar Klorin pada beras
Untuk mengetahui bahaya mengonsumsi beras yang mengandung
klorin
Untuk mengetahui cara menanggulangi dampak akan bahaya klorin
pada beras
1.3 Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Klorin
Klorin adalah unsur yang umum di Bumi, tetapi tidak ditemukan secara
alami dalam keadaan murni karena sangat reaktif dan cenderung membentuk
senyawa dengan unsur-unsur lainnya. Pada suhu kamar dan tekanan normal,
klorin adalah gas kuning-hijau yang lebih berat dari udara. Meskipun beberapa
senyawa yang sangat penting untuk berbagai bentuk kehidupan termasuk
manusia dalam bentuk unsur, gas sangat beracun. Klorin digunakan dalam
industri untuk memproduksi plastik, insektisida, untuk membersihkan air untuk
minum dan kolam renang; dan sebagai agen pemutih dalam industri kertas. Klorin
adalah bahan kimia yang biasanya digunakan sebagai pembunuh kuman.
Zat klorin akan bereaksi dengan air membentuk asam hipoklorus yang
diketahui dapat merusak sel-sel dalam tubuh. Klorin berwujud gas berwarna
kuning kehijauan dengan bau cukup menyengat. Zat klorin yang ada dalam beras
akan mengikis mukosa usus pada lambung (korosit) sehingga rentan terhadap
penyakit maag. Dalam jangka panjang mengkonsumsi beras yang mengandung
klorin akan mengakibatkan penyakit kanker hati dan ginjal.
Beras berpemutih tidak tahan bila disimpan, jika anda menyimpan beras
dalam beberapa hari dan beras tersebut mengeluarkan bau tengik, setelah
anda masak pun berasa asam, maka cepat dan segera buang beras tersebut.
Karena sudah bisa dipastikan beras tersebut berasal dari proses pemutihan
menggunakan bahan kimia.
Saat dicuci, beras berpemutih tidak mengeluarkan warna putih air bekas
cucian, karena warna putih hasil cuci beras tersebut sudah hilang saat
proses Pemutihan.
Sesudah ditanak, biasanya beras pemutih berasa tidak enak seperti beras
pada umumnya, dan warnanya pun tidak seputih sebelum ditanak.
Pada umumnya Beras Berpemutih harganya lebih murah. Jangan mudah
tergiur harga murah, disini kecermatan anda lebih dituntut demi kesehatan
anggota keluarga.
2.4 Metode Iodometri
teroksidasi oleh cahaya dan udara sehingga akan sulit dititrasi menggunakan
natrium tiosulfat.
Pada titrasi iodometri menggunakan amilum sebagai indikator yang berfungsi
untuk menunjukan titik akhir titrasi yang ditandai dengan perubahan warna dari
biru menjadi tidak berwarna. Larutan indikator amilum ditambahkan pada saat
akan menjelang titik akhir dititrasi, karena jika indikator amilum ditambahkan
diawal akan membentuk iod-amilum memiliki warna biru kompleks yang sulit
dititrasi oleh natrium tiosulfat.
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam.
Sekam (Jawa merang) secara anatomi disebut 'palea' (bagian yang
ditutupi) dan 'lemma' (bagian yang menutupi).
Beras yang diduga dari segi fisik mengandung klorin dengan ciri berwarna
putih seperti lilin, tekstur licin, dan berbau kimia, dan paling diminati oleh
pembeli.
Metode iodometri merupakan titrasi tidak langsung dan digunakan untuk
menetapkan senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi lebih
besar dari sistem iodium-iodida atau senyawa-senyawa yang bersifat
oksidator seperti CuSO4.5H2O.
Dari hasil perhitungan klorin dalam beras sebelum dimasak pada
pencucian ketiga didapatkan kadar klorin sebesar 0,08 %. Pada sampel
beras yang sudah dimasak atau sudah menjadi nasi pada suhu 780C
didapatkan kadar klorin sebesar 0,0020 %, Klorin pada beras sebelum dan
sesudah dimasak tidak hilang hanya mengalami penurunan kadar.
Klorin pada beras akan mengakibatkan pengikisan mukosa usus pada
lambung (korosit) sehingga rentan terhadap penyakit maag. Dalam jangka
panjang
mengkonsumsi
beras
yang
mengandung
klorin
akan
10