Jtptunimus GDL Nafikalist 5139 2 Babii PDF
Jtptunimus GDL Nafikalist 5139 2 Babii PDF
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Demam thypoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan
pada pencernaan dan gangguan kesadaran (Mansjoer, 2000).
Demam typoid dan demam paratypoid adalah infeksi akut usus halus
(Juwono, 1996).
Demam thypoid adalah infeksi demam sistemik akut yang nyata pada
fogosit mononuclear dan membutuhkan tatanama yang terpisah (Smeltzer,
2001)
Berdasarkan berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
thypoid adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh kuman Salmonela
typhosa ditandai dengan demam satu minggu.
Jejunum
zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak
dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Saluran
pencernaan
terdiri
dari
mulut,
tenggorokan
(faring),
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rectum dan anus. Sistem
pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak di luar saluran
pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
1. Usus Halus (usus kecil)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan
yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan
pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui
vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan
air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna).
Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna
protein, gula dan lemak.
Lapisan usus halus : lapisan mukosa (sebelah kanan), lapisan otot
melingkar (M sirkuler), lapisan otot memanjang (M longitudinal) dan
lapisan serosa (sebelah luar).
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari
(duodenum), usus kosong (jejenum) dan usus penyerapan (ileum).
Villi usus halus terdiri dari : Pipa berotot (> 6 cm), pencernaan
secara kimiawi, penyerapan makanan. Terbagi atas : Usus 12 jari
(duodenum), usus tengah (jejenum), usus penyerapan (ileum).
10
Usus besar terdiri dari : kolon asendens (kanan), kolon transversum, kolon
desendens (kiri), kolon sigmoid (berhubungan dengan rectum).
Banyaknya bakteri yang terdapat didalam usus besar berfungsi
mencerna makanan beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat
gizi.
Bakteri didalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat
penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari
usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada
bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa
menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
3. Usus Buntu (sekum)
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin : caecus, buta) dalam
istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus
penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini
ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian
besar herbivore memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora ekslusif
memiliki yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai
cacing.
4. Umbai Cacing (Appendix)
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus
buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing.
Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan
11
12
13
D. Patofisiologi
Kuman Salmonella typosa masuk melalui mulut, setelah melewati
aliran selanjutnya akan kedinding usus halus melalui aliran limfa ke kelenjar
mesentrium mengadakan multipikasi (bakteremia). Biasanya pasien belum
tampak adanya gejala klinik (asimtomatik) seperti mual, muntah, tak enak
badan, nafsu makan menurun, pusing karena segera diserbu sel sistem retikulo
endotetial. Tetapi kuman masih hidup, selanjutnya melalui duktus toraksikus
masuk ke dalam peredaran darah mengalami bakteremia sehingga tubuh
merangsang untuk mengeluarkan sel pirogen akibatnya terjadi lekositopenia.
Sel pirogen inilah yang mempengaruhi pusat termoregulasi di
hipotalamus sehingga timbul gejala demam dan apabila demam tinggi tidak
segera diatasi maka dapat terjadi gangguan kesadaran dalam berbagai tingkat.
Setelah dari peredaran darah, kuman menuju ke organ-organ tersebut (hati,
limfa,
empedu),
sehingga
timbul
peradangan
yang
menyebabkan
membesarnya organ tersebut dan nyeri tekan, terutama pada folikel limfosial
dan apabila kuman tersebut dihancurkan oleh sel-sel tersebut maka penyakit
berangangsur-angsur mengalami perbaikan dan apabila tidak dihancurkan
akan menyebar keseluruh organ sehingga timbul komplikasi dapat
memperburuk kondisi pasien.
(Rahmat Juwono, 1996).
14
E. Manifestasi Klinik
Gejala dapat timbul secara tiba-tiba / berangsur-angsur yaitu antara 10
sampai 14 hari. Mulainya samar-samar bersama nyeri kepala, malaise,
anoreksia dan demam, rasa tidak enak di perut dan nyeri di seluruh badan.
Minggu pertama keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada
umumnya yaitu : demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual,
muntah, konstipasi /diare, perasaan tidak enak pada perut, batuk dan
epistaksis.
Pada minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas yaitu : demam,
bradikardi relatif, lidah yang khas (kotor ditengah, tepi dan ujung merah dan
tremor), hepatomegali, splenomegali, meteorismus, gangguan mental.
(Sarwono, 1996).
F. Penatalaksanaan
Penalaksanaan thypoid terdiri dari 3 bagian yaitu :
1. Perawatan
Penderita thypoid perlu dirawat di rumah sakit untuk isolasi, observasi dan
pengobatan. Penderita harus tirah baring absolut sampai minimal 7 hari.
Besar demam / kurang lebih selama 14 hari. Maksud tirah baring adalah
untuk mencegah komplikasi perdarahan / perforasi usus. Penderita dengan
kesadaran menurun, posisi tubuhnya harus diubah-ubah pada waktu
tertentu untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostaltik dan
dekubitus.
15
2. Diet
Dimasa lalu penderita tifoid diberi bubur saring, kemudian bubur kasar
dan akhirnya nasi sesuai tingkat kesembuhan penderita. Pemberian bubur
saring ini dimaksudkan untuk menghindari komplikasi perdarahan usus,
karena ada pendapat bahwa ulkus-ulkus perlu diistirahatkan. Banyak
penderita tidak menyukai bubur saring karena tidak sesuai dengan selera
mereka. Karena mereka hanya makan sedikit dan ini berakibat keadaan
umum dan gizi penderita semakin mundur dan masa penyembuhan
menjadi lama.
Makanan padat dini, yaitu nasi dengan lauk pauk rendah selulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman pada penderita
tifoid.
3. Obat
Obat obat anti mikroba yang sering dipergunakan ialah:
a. Kloramfenikol
Belum ada obat anti mikroba yang dapat menurunkan demam lebih
cepat dibandingkan dengan kloramfenikol. Dosis untuk orang dewasa
4x.500 mg sehari oral atau intravena sampai 7 hari bebas demam.
Dengan penggunan kloramfenikol, demam pada demam tifoid turun
rata-rata setelah 5 hari.
b. Tiamfenikol
Dosis dan efektivitas tiamfenikol pada demam thypid sama dengan
kloramfenikol
komplikasi
pada
hematologis
pada
penggunan
16
17
Obat-obat Simtomatik:
a. Antipiretika
Antipiretika tidak perlu diberikan secara rutin pada setiap pasien
demam thypoid, karena tidak dapat berguna.
b. Kortikosteroid
Pasien yang toksik dapat diberikan kortikosteroid oral atau parenteral
dalam dosis yang menurun secara bertahap (Tapering off) selama 5
hari. Hasilnya biasanya sangat memuaskan, kesadaran pasien menjadi
jernih dan suhu badan cepat turun sampai normal. Akan tetapi
kortikosteroid tidak boleh diberikan tanpa indikasi, karena dapat
menyebabkan perdarahan intestinal dan relaps.
G. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi dari demam thypoid menurut Rahmat Juwono
(1996), adalah:
1. Komplikasi pada usus halus : perdarahan usus, perforasi usus, dan
peritonitis.
2. Komplikasi di luar usus halus : bronkhitis dan bronkopneumoni,
kolesistitis, thypoid ensefalopati, meningitis, miokarditis, karier kronik.
H. Pengkajian Fokus
1. Identitas
Didalam identitas meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan,
no. registrasi, status perkawinan, agama, pekerjaan, tinggi badan, berat
badan, tanggal masuk RS.
18
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Pada pasien Thypoid biasanya mengeluh perut merasa mual dan
kembung, nafsu makan menurun, panas dan demam.
b. Riwayat penyakit dahulu
Apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit Thypoid, apakah
tidak pernah, apakah menderita penyakit lainnya.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pada umumnya penyakit pada pasien Thypoid adalah demam,
anorexia, mual, muntah, diare, perasaan tidak enak di perut, pucat
(anemi), nyeri kepala pusing, nyeri otot, lidah tifoid (kotor), gangguan
kesadaran berupa somnolen sampai koma.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah dalam kesehatan keluarga ada yang pernah menderita Thypoid
atau sakit lainnya.
3. Pola-pola Fungsi Kesehatan
a. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Perubahan penatalaksanaan kesehatan yang dapat menimbulkan
masalah dalam kesehatannya.
b. Pola nutrisi dan metabolisme
Adanya mual dan muntah, penurunan nafsu makan selama sakit, lidah
kotor, dan rasa pahit waktu makan sehingga dapat mempengaruhi
status nutrisi tubuh.
19
kondisi
kesehatan
mempengaruhi
terhadap
hubungan
20
21
22
23
24
suspensi
antigen
konsentrasi
ini
akan
25
I. Pathways keperawatan
Mulut
Saluran pencernaan
Limfoid plague payeri
Di ileum terminalis
Usus
Proses infeksi
Merangsang
peristaltik usus
Lamina propia
Diare
Konstipasi
Keterbatasan aktifitas
Kelemahan fisik
Jaringan tubuh
Peradangan usus
Peradangan
Nyeri tekan
Gangguan rasa
nyaman nyeri
Demam
Hipermetabolisme
Output berlebihan
26
Defisit volume cairan
26
J. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual
muntah, nafsu makan menurun.
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan.
3. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan nyeri tekan
(peradangan pada usus).
4. Gangguan eliminasi BAB : konstipasi berhubungan dengan penurunan
absorpsi dinding usus.
5. Gangguan eliminasi BAB : diare berhubungan dengan absorbsi dinding
usus sekunder, infeksi salmonella thyposa.
6. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses peradangan pada usus
halus.
7. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
27
Rasional
: Memberikan
informasi
tentang
kebutuhan
diet
keefektifan therapi.
b. Dorong tirah baring / pembatasan aktivitas selama fase sakit akut.
Rasional
d. Sediakan
makanan
dalam
ventilasi
yang
baik,
lingkungan
28
Intervensi :
a. Kaji tanda-tanda vital
Rasional
d. Observasi perdarahan dan tes feses tiap hari untuk adanya darah samar.
Rasional
: Diet
tak
adekuat
dan
penurunan
absorbsi
dapat
: Mempertahankan
istirahat
usus
akan
memerlukan
29
Tujuan
30
Rasional
31
32
: Setelah dilakukan tindakan keperawatan aktifitas seharihari kembali normaldan mengharapkan penurunan rasa
letih.
33
Intervensi :
a. Kaji
derajat
kelemahan,
perhatikan
ketidakmampuan
untuk
34