Anda di halaman 1dari 9

DuniaIlmuKeperawatan

Wednesday, 9 September 2015

KONSEPKEGAWATDARURATANI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Asuhan keperawatan gawat darurat adalah rangkaian kegiatan praktek keperawatan gawat
darurat yang diberikan kepada klien oleh perawat yang berkompeten di ruang gawat darurat.
Asuhan keperawatan yang diberikan meliputi biologis, psikologis, dan sosial klien baik aktual
yang timbul secara bertahap maupun mendadak (Dep.Kes RI, 2005).
Pengkajian pada kasus gawat darurat dibedakan menjadi dua, yaitu : pengkajian primer dan
pengkajian sekunder. Pertolongan kepada pasien gawat darurat dilakukan dengan terlebih dahulu
melakukan survei primer untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang mengancam hidup
pasien, barulah selanjutnya dilakukan survei sekunder. Tahapan pengkajian primer meliputi : A:
Airway, mengecek jalan nafas dengan tujuan menjaga jalan nafas disertai control servikal; B:
Breathing, mengecek pernafasan dengan tujuan mengelola pernafasan agar oksigenasi adekuat;
C: Circulation, mengecek sistem sirkulasi disertai kontrol perdarahan; D: Disability, mengecek
status neurologis; E: Exposure, enviromental control, buka baju penderita tapi cegah hipotermia
(Holder, 2002).
Pengkajian yang dilakukan secara terfokus dan berkesinambungan akan menghasilkan data
yang dibutuhkan untuk merawat pasien sebaik mungkin. Dalam melakukan pengkajian
dibutuhkan kemampuan kognitif, psikomotor, interpersonal, etik dan kemampuan menyelesaikan
maslah dengan baik dan benar. Perawat harus memastikan bahwa data yang dihasilkan tersebut
harus dicatat, dapat dijangkau, dan dikomunikasikan dengan petugas kesehatan yang lain.
Pengkajian yang tepat pada pasien akan memberikan dampak kepuasan pada pasien yang
dilayani (Kartikawati, 2012).
Oleh karena itu diperlukan perawat yang mempunyai kemampuan atau ketrampilan yang
bagus dalam mengaplikasikan asuhan keperawatan gawat darurat untuk mengatasi berbagai
permasalahan kesehatan baik aktual atau potensial mengancam kehidupan tanpa atau terjadinya
secara mendadak atau tidak di perkirakan tanpa atau disertai kondisi lingkungan yang tidak dapat
dikendalikan. Keberhasilan pertolongan terhadap penderita gawat darurat sangat tergantung dari
kecepatan dan ketepatan dalam melakukan pengkajian awal yang akan menentukan keberhasilan
Asuhan Keperawatan pada system kegawatdaruratan pada pasien dewasa. Dengan Pengkajian
yang baik akan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Aspek aspek yang dapat dilihat
dari mutu pelayanan keperawatan yang dapat dilihat adalah kepedulian, lingkungan fisik, cepat
tanggap, kemudahan bertransaksi, kemudahan memperoleh informasi, kemudahan mengakses,
prosedur dan harga (Joewono, 2003).

1.2
1.
2.
3.

RUMUSAN MASALAH
Menjelaskan latar belakang perlunya pendidikan kegawatdaruratan ?
Menjelaskan tujuan perlunya pendidikan pembelajaran kegawatdaruratan ?
Menjelaskan konsep kegawatdaruratan ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Mahasiswa mampu memahami tentang konsep latar belakang dan tujuan pentingnya
pendidikan kegawatdaruratan dalam keperawatan dan melakukan klasifikasi pada pasien serta
dapat mengaplikasikannya dalam dunia keperawatan nantinya.
1.4 METODE PENULISAN
Penulisan makalah ini dengan menggunakan metode studi kepustakaan yaitu dengan
cara mencari dan membaca literatur yang ada di perpustakaan, jurnal, media internet.
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini disusun secara teoritis dan sistematis yang tediri dari 3 bab yaitu : BAB I
adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II adalah materi tentangkonsep latar belakang dan
tujuan pentingnya pendidikan kegawatdaruratan.
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP KEGAWATDARURATAN I
2.1 Latar Belakang KGD
Menurut Keparawatan gawat darurat adalah pelayanan profesioanal keperawatan yang di
berikan pada pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis. Namun UGD dan klinik kedaruratan
sering di gunakan untuk masalah yang tidak urgen. Yang kemudian filosopi tentang keperawatan
gawat darurat menjadi luas, kedaruratan yaitu apapun yang di alami pasien atau keluarga harus di
pertimbangkan sebagai kedaruratan.
Keperawatan kritis dan kegawatdaruratan bersifat cepat dan perlu tindakan yang tepat,
serta memerlukan pemikiran kritis tingkat tinggi. Perawat gawat darurat harus mengkaji pasien
mereka dengan cepat dan merencanakan intervensi sambil berkolaborasi dengan dokter gawat
darurat. Dan harus mengimplementasi kan rencana pengobatan, mengevaluasi efektivitas
pengobatan, dan merevisi perencanaan dalam parameter waktu yang sangat sempit. Hal tersebut
merupakan tantangan besar bagi perawat, yang juga harus membuat catatan perawatan yang
akurat melalui pendokumentasian.
Di lingkungan gawat darurat, hidup dan mati seseorang ditentukan dalam hitungan menit.
Sifat gawat darurat kasus memfokuskan kontribusi keperawatan pada hasil yang dicapai pasien,
dan menekankan perlunya perawat mencatat kontribusi profesional mereka.
Serta diperlukan perawat yang mempunyai kemampuan atau ketrampilan yang bagus dalam
mengaplikasikan asuhan keperawatan gawat darurat untuk mengatasi berbagai permasalahan
kesehatan baik aktual atau potensial mengancam kehidupan tanpa atau terjadinya secara

mendadak atau tidak di perkirakan tanpa atau disertai kondisi lingkungan yang tidak dapat
dikendalikan. Keberhasilan pertolongan terhadap penderita gawat darurat sangat tergantung dari
kecepatan dan ketepatan dalam melakukan pengkajian awal yang akan menentukan keberhasilan
Asuhan Keperawatan pada system kegawatdaruratan pada pasien dewasa. Dengan Pengkajian
yang baik akan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Aspek aspek yang dapat dilihat
dari mutu pelayanan keperawatan yang dapat dilihat adalah kepedulian, lingkungan fisik, cepat
tanggap, kemudahan bertransaksi, kemudahan memperoleh informasi, kemudahan mengakses,
prosedur dan harga (Joewono, 2003).
2.2 Tujuan KGD
Bagi profesi keperawatan pelatihan kegawatdaruratan, dapat dijadikan sebagai aspek
legalitas dan kompetensi dalam melaksanakan pelayanan keperawatan gawat darurat yang
tujuannya antara lain:
a. Memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan keperawatan gawat
darurat yang diberikan.
b. Menginformasikan kepada masyarakat tentang pelayanan keperawatan gawat darurat
yang diberikan dan tanggungjawab secara professional
c. Memelihara kualitas/mutu pelayanan keperawatan yang diberikan
d. Menjamin adanya perlindungan hokum bagi perawat
e. Memotivasi pengembangan profesi
f. Meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan
Tujuan kegawatdaruratan adalah:
a. Mencegah kematian dan cacat (to save life and limb) pada periderita gawat darurat,
hingga
dapat hidup dan berfungs kembali dalarn masyarakat sebagaimana mestinya.
2.Merujuk penderita . gawat darurat melalui sistem rujukan untuk memperoleh
penanganan
yang Iebih memadai.
b. Menanggulangi korban bencana.
2.3 Berpikir Kritis Dalam Keperawatan
Berpikir kritis dalam keperawatan menurut studi riset tahun 1997&1998 adalah komponen
esensial dalam tanggung gugat profesional dan asuhan keperawatan yang bermutu seperti :
kreatifitas, fleksibelitas, rasa ingin tahu, intuisi, pikiran terbuka(Rubenfeld, Barbara K. 2006).

a.
b.
c.
d.
e.

2.4 Model Berpikir Kritis Dalam Keperawatan


Terdapat 5 model berpikir yaitu : (Rubenfeld, Barbara K. 2006)
T : total recall (ingatan total)
H : habits (kebiasaan)
I : inquiry (penyelidikan)
N : new ideas and creativity (ide baru dan kreatifitas)
K : knowing how you think (mengetahui bagaimana anda berpikir)
2.5 Perspektif Keperawatan Kritis dan Kegawatdaruratan

Keperawatan kritis dan kegawatdaruratan adalah pelayanan profesioanal keperawatan yang


diberikan pada pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis atau rangkaian kegiatan praktek
keperawatan kegawatdaruratan yang diberikan oleh perawat yang kompeten untuk memberikan
asuhan keperawatan di ruang gawat darurat.
Namun UGD dan klinik kedaruratan sering digunakan untuk masalah yang tidak urgen.
Yang kemudian filosopi tentang keperawatan gawat darurat menjadi luas, kedaruratan yaitu
apapun yang di alami pasien atau keluarga harus di pertimbangkan sebagai kedaruratan.
Keperawatan kritis dan kegawatdaruratan meliputi pertolongan pertama, penanganan
transportasi yang diberikan kepada orang yang mengalami kondisi darurat akibat rudapaksa,
sebab medik atau perjalanan penyakit di mulai dari tempat ditemukannya korban tersebut sampai
pengobatan definitif dilakukan di tempat rujukan.
2.6 Prinsip Gawat Darurat
a. Bersikap tenang tapi cekatan dan berpikir sebelum bertindak (jangan panik).
b. Sadar peran perawat dalam menghadapi korban dan wali ataupun saksi.
c. Melakukan pengkajian yang cepat dan cermat terhadap masalah yang mengancam
jiwa (henti napas, nadi tidak teraba, perdarahan hebat, keracunan).
d. Melakukan pengkajian sistematik sebelum melakukan tindakan secara menyeluruh.
Pertahankan korban pada posisi datar atau sesuai (kecuali jika ada ortopnea), lindungi
korban dari kedinginan.
e. Jika korban sadar, jelaskan apa yang terjadi, berikan bantuan untuk menenangkan dan
yakinkan akan ditolong.
f. Hindari mengangkat/memindahkan yang tidak perlu, memindahkan jika hanya ada
kondisi yang membahayakan.
g. Jangan diberi minum jika ada trauma abdomen atau perkiraan kemungkinan tindakan
anastesi umum dalam waktu dekat.
h. Jangan dipindahkan (ditransportasi) sebelum pertolongan pertama selesai dilakukan
dan terdapat alat transportasi yang memadai.
Dalam beberapa jenis keadaan kegawatdaruratan yang telah disepakati pimpinan masingmasing rumah sakit dan tentunya dengan menggunakan Protap yang telah tersedia, maka perawat
yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat dapat bertindak langsung sesuai dengan prosedur tetap
rumah sakit yang berlaku. Peran ini sangat dekat kaitannya dengan upaya penyelamatan jiwa
pasien secara langsung.

a.
b.
c.
d.
e.

2.7 Falsafah Keperawatan Kritis dan Kegawatdaruratan


Bidang cakupan keperawatan gawat darurat: pre hospital, in hospital, post hospital.
Resusitasi pemulihan bentuk kesadaran seseorang yang tampak mati akibat berhentinya fungsi
jantung dan paru yang berorientasi pada otak.
Pertolongan diberikan karena keadaan yang mengancam kehidupan.
Terapi kegawatan intensive: tindakan terbaik untuk klien sakit kritis karena tidak segera di
intervensi menimbulkan kerusakan organ yang akhirnya meninggal.
Mati klinis: henti nafas, sirkulasi terganggu, henti jantung, otak tidak berfungsi untuk sementara
(reversibel). Resusitasi jantung paru (RJP) tidak dilakukan bila: kematian wajar, stadium

terminal penyakit seperti kanker yang menyebar ke otak setelah 1/2-1 jam RJP gagal dipastikan
fungsi otak berjalan.
f. Mati biologis: kematian tetap karena otak kerkurangan oksigen. mati biologis merupakan proses
nekrotisasi semua jaringan yang mulai dari neuron otak yang nekrosis setelah satu jam tanpa
sirkulasi oleh jantung, paru, hati, dan lain lain.
g. Mati klinis 4-6 menit, kemudian mati biologis.
h. Fatwa IDI mati: jika fungsi pernafasan seperti jantung berhenti secara pasti (irreversibel atau
terbukti kematian batang otak).
2.8 Ruang Lingkup Keperawatan Kritis dan Kegawatdaruratan
a. ICU (Intensive Care Unit)
ICU adalah ruangan perawatan intensif dengan peralatan-peralatan khusus untuk
menanggulangi pasien gawat karena penyakit, trauma atau kompikasi lain. Misalnya terdapat
sebuah kasus dalam sistem persyarafan dengan klien A cedera medula spinalis, cedera tulang
belakang, klien mengeluh nyeri, serta terbatasnya pergerakan klien dan punggung habis jatuh
dari tangga. Dengan klien B epilepsi mengalami fase kejang tonik dan klonik pada saat serangan
epilepsi dirumahnya.
Dua kasus diatas memiliki sebuah perbedaan yang jelas dengan melihat kasus tersebut,
yang meski dilakukan oleh seorang perawat adalah melihat kondisi si klien B maka lebih
diutamakan dibandingkan dengan klien A karena pada klien B kondisi gawat daruratnya
disebabkan oleh adanya penyakit epilepsi. Sedangkan untuk klien A dalam kondisi gawat darurat
juga akan tetapi ia masuk kedalam unit atau bagian gawat darurat (UGD) bukan berarti tidak
diperdulikan.
b. UGD (Unit Gawat Darurat)
UGD merupakan unit atau bagian yang memberikan pelayanan gawat darurat kepada
masyarakat yang menderita penyakit akut atau mengalami kecelakaan. Seperti pada kasus diatas
pada klien A, ia mengalami suatu kecelakaan yang mengakibatkan cedera tulang belakang
dengan demikian yang meski dibawa ke UGD adalah yang klien A yang mengalami kecelakaan
tersebut.
2.9 Proses Keperawatan Gawat Darurat
a. Waktu yang terbatas
b. Kondisi klien yang memerlukan bantuan segera
c. Kebutuhan pelayanan yang definitif di unit lain (OK, ICU)
d. Informasi yang terbatas
e. Peran dan sumber daya
2.7 Sasaran Pelayanan Gawat Darurat
Ketepatan resusitasi efektif dan stabilisasi klien gawat dan yang mengalami perlukaan

2.8 Aspek Psikologis Pada Situasi Gawat Darurat


Cemas
Histeris

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Mudah marah

2.9 Pengkajian terhadap prioritas pelayanan


Perubahan tanda vital yang signifikan (hipo/hipertensi, hipo/hipertermia, disritmia, distres
pernafasan).
Perubahan/gangguan tingkat kesdaran (LOC)
Nyeri dada terutama pada pasien berusia > 35 tahun
Nyeri yang hebat
Perdarahan yang tidak dapat dikendalikan dengan penekanan langsung
Kondisi yang dapat memperburuk jika pengobatan ditangguhkan
Hilang penglihatans ecara tiba-tiba
Perilaku membahayakan, menyerang
Kondisi psikologis yang terganggu/perkosaan
2.10 Triage
Tujuan triage adalah untuk menetapkan tingkat atau derajat kegawatan yang memerlukan
pertolongan kedaruratan Dengan triage tenaga kesehatan akan mampu :

Menginisiasi atau melakukan intervensi yang cepat dan tepat kepada pasien.

Menetapkan area yang paling tepat untuk dapat melaksanakan pengobatan lanjutan.

Memfasilitasi alur pasien melalui unit gawat darurat dalam proses


penanggulangan/pengobatan gawat darurat.
Sistem Triage dipengaruhi oleh:
Jumlah tenaga profesional dan pola ketenagaan
Jumlah kunjungan pasien dan pola kunjungan pasien
Denah bangunan fisik unit gawat darurat
Terdapatnya klinik rawat jalan dan pelayanan medis
a.

Sistem Pelayanan Gawat Darurat


Pelayanan gawat darurat tidak hanya memberikan pelayanan untuk mengatasi kondisi
kedaruratan yang di alami pasien tetapi juga memberikan asukan keperawatan untuk mengatasi
kecemasan pasien dan keluarga.
Sistem pelayanan bersifat darurat sehingga perawat dan tenaga medis lainnya harus
memiliki kemampuan, keterampilan, tehnik serta ilmu pengetahuan yang tinggi dalam
memberikan pertolongan kedaruratan kepeda pesien.
b.

Triage Dalam Keperawatan Gawat Darurat


Yaitu skenario pertolongan yang akan di berikan sesudah fase keadaan pasien. Pasienpasien yang terancam hidupnya harus di beri prioritas utama. Triage dalam keperawatan gawat
derurat di gunakan untuk mengklasifikasian keperahan penyakit atau cidera dan menetapkan
prioritas kebutuhan penggunaan petugas perawatan kesehatan yang efisien dan sumbersumbernya.
Standart waktu yang di perlukan untuk melakukan triase adalah 2-5 menit untuk orang
dewasa dan 7 menit untuk pasien anak-anak.
c.

Triase di lakukan oleh perawat yang profesional (RN) yang sudah terlatih dalam prinsip
triase, pengalaman bekerja minimal 6 bulan di bagian UGD, dan memiliki kualisifikasi:
Menunjukkan kompetensi kegawat daruratan
Sertifikasi ATLS, ACLS, PALS, ENPC
Lulus Trauma Nurse Core Currikulum (TNCC)
Pengetahuan tentang kebijakan intradepartemen
Keterampilan pengkajian yang tepat, dll

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Keperawatan kritis dan kegawatdaruratan adalah pelayanan profesioanal keperawatan yang
diberikan pada pasien dengan kebutuhan urgen dan kritis atau rangkaian kegiatan praktek
keperawatan kegawatdaruratan yang diberikan oleh perawat yang kompeten untuk memberikan
asuhan keperawatan di ruang gawat darurat.
Namun UGD dan klinik kedaruratan sering digunakan untuk masalah yang tidak urgen.
Yang kemudian filosopi tentang keperawatan gawat darurat menjadi luas, kedaruratan yaitu
apapun yang di alami pasien atau keluarga harus di pertimbangkan sebagai kedaruratan.
Keperawatan kritis dan kegawatdaruratan meliputi pertolongan pertama, penanganan
transportasi yang diberikan kepada orang yang mengalami kondisi darurat akibat rudapaksa,
sebab medik atau perjalanan penyakit di mulai dari tempat ditemukannya korban tersebut sampai
pengobatan definitif dilakukan di tempat rujukan.
3.2 SARAN
Sebagai seorang calon perawat yang nantinya akan bekerja di suatu institusi Rumah Sakit
tentunya kita dapat mengetahui mengenai perspektif keperawatan kritis dan kegawatdaruratan,
dan ruang lingkup kritis dan kegawadaruratan. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca, karena manusia tidak ada yang sempurna, agar penulis dapat belajar lagi dalam
penulisan makalah yang lebih baik. Atas kritik dan saran dari pembaca, penulis ucakan
terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA
Hudak, Gallo.1996. Keperawatan Kritis.(4th ed).Jakarta: EGC.
Rubenfeld, Barbara K. 2006. Berfikir Kritis dalam Keperawatan.(2th ed). Jakarta:EGC.
Posted by nur oktif setianingsih at 22:21
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

1comment:
1.

Sell Tiket22 August 2016 at 00:28


Cari
TiketPesawat
Online
http://selltiket.com
Booking
di
CEPAT,.TEPAT,.DAN
Ingin
Yang
Bergabung

usaha
menjadi
memilikipotensi
segera

INFO
No
PIN

LEBIH

Super

Cepat

dan

SELLTIKET.COM
HARGA
agen
penghasilan
di

LANJUT
handphone
:

aja!!!
TERJANGKAU!!!

tiket
pesawat??
tanpa
batas.
http://agenselltiket.com
HUBUNGI

HUBUNGI:
:085365566333
5A298D36

Segera Mendaftar Sebelum Terlambat. !!!


Reply
Newer PostOlder PostHome
Subscribe to: Post Comments (Atom)
About Me

nur oktif setianingsih


View my complete profile
Blog Archive

2016 (1)

2015 (19)

September (12)

trend dan issue KGD I

konsep PHC

PERAN DAN FUNGSI PERAWAT SEBAGAI PENELITI

KONSEP KEGAWATDARURATAN I

SAP DIARE PADA ANAK

KONSEP WALI DAN SAKSI DALAM MUNAKAHAT

GERAKAN SHOLAT SEBAGAI ALTERNATIF SENAM HAMIL DAN ...

ASUHAN KEPERAWATAN INKONTINENSIA URIN

ASUHAN KEPERAWATAN RETENSI URIN

ASUHAN KEPERAWATAN HIDRONEFROSIS

ASUHAN KEPERAWATAN INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

ASUHAN KEPERAWATAN CYSTITIS

August (7)

murah??

Nur Oktif Setia Ningsih. Ethereal template. Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai

  • Ulkus Decubitus
    Ulkus Decubitus
    Dokumen23 halaman
    Ulkus Decubitus
    Faisal M
    94% (18)
  • Ulkus Decubitus
    Ulkus Decubitus
    Dokumen23 halaman
    Ulkus Decubitus
    Faisal M
    94% (18)
  • R Asional
    R Asional
    Dokumen5 halaman
    R Asional
    Nisak Syam
    Belum ada peringkat
  • Dian Al Mira
    Dian Al Mira
    Dokumen28 halaman
    Dian Al Mira
    Nisak Syam
    Belum ada peringkat
  • Sir Kum Sisi
    Sir Kum Sisi
    Dokumen9 halaman
    Sir Kum Sisi
    Nisak Syam
    Belum ada peringkat
  • Map Phimosis
    Map Phimosis
    Dokumen1 halaman
    Map Phimosis
    Nisak Syam
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen30 halaman
    Bab I
    Nisak Syam
    Belum ada peringkat
  • Hjftetf
    Hjftetf
    Dokumen9 halaman
    Hjftetf
    Nisak Syam
    Belum ada peringkat
  • LP Hri Ke2
    LP Hri Ke2
    Dokumen6 halaman
    LP Hri Ke2
    Nisak Syam
    Belum ada peringkat
  • Be Randa
    Be Randa
    Dokumen13 halaman
    Be Randa
    Nisak Syam
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen31 halaman
    Bab I
    Nisak Syam
    Belum ada peringkat
  • Pengajuan Judul Penyusunan Skripsi
    Pengajuan Judul Penyusunan Skripsi
    Dokumen1 halaman
    Pengajuan Judul Penyusunan Skripsi
    Nisak Syam
    Belum ada peringkat
  • Silabus Keperawatan Maternitas
    Silabus Keperawatan Maternitas
    Dokumen11 halaman
    Silabus Keperawatan Maternitas
    Nisak Syam
    Belum ada peringkat
  • LP Jadi Nisak
    LP Jadi Nisak
    Dokumen11 halaman
    LP Jadi Nisak
    Nisak Syam
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen31 halaman
    Bab I
    Nisak Syam
    Belum ada peringkat
  • Lembar Kerja Gadar 3
    Lembar Kerja Gadar 3
    Dokumen8 halaman
    Lembar Kerja Gadar 3
    Nisak Syam
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Jadi
    BAB 1 Jadi
    Dokumen3 halaman
    BAB 1 Jadi
    Nisak Syam
    Belum ada peringkat
  • Dekubitus
    Dekubitus
    Dokumen10 halaman
    Dekubitus
    Nisak Syam
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Dekubitus
    Skripsi Dekubitus
    Dokumen93 halaman
    Skripsi Dekubitus
    Nisak Syam
    Belum ada peringkat
  • Dekubitus
    Dekubitus
    Dokumen10 halaman
    Dekubitus
    Nisak Syam
    Belum ada peringkat
  • Modul Dan Silabus Gawat Darurat
    Modul Dan Silabus Gawat Darurat
    Dokumen43 halaman
    Modul Dan Silabus Gawat Darurat
    Nisak Syam
    Belum ada peringkat
  • 454 855 1 SM
    454 855 1 SM
    Dokumen8 halaman
    454 855 1 SM
    Nisak Syam
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Dekubitus
    Skripsi Dekubitus
    Dokumen93 halaman
    Skripsi Dekubitus
    Nisak Syam
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Dekubitus
    Skripsi Dekubitus
    Dokumen93 halaman
    Skripsi Dekubitus
    Nisak Syam
    Belum ada peringkat
  • LP-CVA Stroke
    LP-CVA Stroke
    Dokumen24 halaman
    LP-CVA Stroke
    Wafur Irawan
    Belum ada peringkat
  • Hipertensi SAP
    Hipertensi SAP
    Dokumen4 halaman
    Hipertensi SAP
    Nadia Desyerian
    Belum ada peringkat
  • Hipertensi SAP
    Hipertensi SAP
    Dokumen4 halaman
    Hipertensi SAP
    Nadia Desyerian
    Belum ada peringkat
  • Hipertensi SAP
    Hipertensi SAP
    Dokumen4 halaman
    Hipertensi SAP
    Nadia Desyerian
    Belum ada peringkat
  • Hipertensi Leaflet
    Hipertensi Leaflet
    Dokumen3 halaman
    Hipertensi Leaflet
    Nisak Syam
    Belum ada peringkat