MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampu Maman Nurjaman,
Disusun oleh :
KELOMPOK 4
Hoerudin
7011130016
Hendra Setiawan
7011130015
7011130011
KATA PENGANTAR
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................................3
BAB II : PEMBAHASAN
KEBERADAN DAN FUNGSI AL-QURAN DI SEPANJANG ZAMAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sudah kita ketahui dan kita yakini kebenarannya bahwa Al-Quran adalah
kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat
Jibril dengan cara mutawatir (berangsur-angsur) dan bernilai ibadah bagi yang
membacanya. Jika kita tengok sejarah terjadi perbedaan pendapat mengenai kapan
turunya Al-Quran. Sebagian Ulama mengatakan Al-Quran turun dari lauhu almahfudh ke langit bumi pada tanggal 18 Romadhon, sebagian ulama yang lain
mengatakan tanggal 24 Romadhon. Akan tetapi ketika diturunkan pada Rosulullah
pertama kali tepat jatuh pada tanggal 17 Romadlon / 6 agustus 610 M yang
berupa surat Al-Alaq 1-5 :
( 4) ( 3) ( 2) ( 1)
(5)
Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan (1). Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2). Bacalah, dan Tuhanmulah
Yang Maha Pemurah(3). Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam(4).
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. ( al-alaq 1-5 )
Al-Quran diturunkan sesuai dengan kebutuhan manusia juga kebutuhan
zaman. Dari situlah Al-Quran turun secara bertahap sesuai dengan masalah serta
tantangan dikala itu juga atas kebesaran Allah SWT Al-Quran datang untuk
menjawab seluruh masalah pada zaman mendatang. Dalam kitab
dijelaskan pembagian ayat sesuai tinjauan tertentu seperti :
Ditinjau dari tempatnya, ada dua :
a. Ayat Makiyyah ( ) : yaitu ayat-ayat yang turun sebelum Rosulullah
hijroh ke madinah walaupun secara persis tidak turun di makkah semisal
di Tanim, atau di Arofah.
b. Ayat Madaniyyah ( ) : yaitu ayat-ayat yang turun setelah Rosulullah
1.
a. Ayat Safari ( ) : yaitu ayat yang turun ketika Rosul dalam keadaan
bepergian. Seperti :
Ayat tayammum yang turun saat Rosul berada di daerah dzati
jaisin
Surat al-fath turun di kuroil ghomim
Ayat turun saat Rosul berada di Mina.
b. Ayat Hadlory ( ) : yaitu ayat-ayat yang turun ketika Rosul tidak
dalam keadaan bepergian. Pada dasarnya hampir semua ayat itu turun
2.
3.
seperti:
Ayat perubahan arah kiblat turun pada saat sholat subuh
Ayat yang turun pada waktu subuh.
b. Ayat Nahari( ) : yaitu ayat-ayat yang turun di waktu siang hari.
Ditinjau dari musimnya, terbagi menjadi dua :
a. Ayat Shoifi : yaitu ayat-ayat yang turun pada musim panas. Seperti :
Ayat kalalah surat an-nisa ayat : 12
b. Ayat Syita-i : : yaitu ayat-ayat yang turun pada musim dingin. Seperti :
Ayat
Al-Quran yang sudah sekian lamanya keberadaannya di tengah-tengah
kita. Ternyata sudah teruji dan bisa kita rasakan betapa agungnya al-Quran
tersebut. Hal itu bisa kita rasakan melalui telaah sepotong demi sepotong ayat
yang ada dalam al-Quran. Maka dari itu disinilah penulis menuangkan ide untuk
membuat makalah yang berkaitan dengan keberadaan al-Quran yang terus
menerus bisa kita rasakan dan akan selamanya kita rasakan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang dan uraian di atas bisa kami tarik garis tengan
tentang rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini :
1.
kehidupan kita, baik di masa yang silam, masa sekarang ini atau masa yang
akan datang ?
C. Tujuan
Dengan adanya rumusan masalah di atas maka penulisan makalah ini
mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan secara umum dan tujuan secara khusus :
1.
Tujuan secara Umum adalah tujuan yang nantinya kembali pada semua
obyek yang ada. Diantara tujuan Umumnya adalah agar semua pembaca, temanteman, atau pun semua pihak yang terjun dalam pembuatan makalah ini bisa
memetik hikmah yang terkandung dalam bahasan fungsi dan keberadaan
Al-Quran di kalangan kita di sepanjang zaman.
2.
BAB II
PEMBAHASAN
KEBERADAN DAN FUNGSI AL-QURAN
kesempatan ini kami mencoba mengutip satu pembahasan yaitu keberadaan dan
fungsi Al-Quran yang kami ambil informasi dari internet dan lainnya yang
tentunya akan kami jabarkan dan kami ringkas sesuai dengan pembahasannya dan
sesuai dengan kapasitas pemahaman kami.
A.
Injil maka Al-Quranlah yang paling bisa dikatakan lebih otentik karena beberapa
hal :
a. Ditulis saat Rasulullah masih hidup, dengan dibarengi adanya larangan
penulisan masalah lainnya yaitu hadits, karena di saat itu hadits Rosul
benar-benar dilarang untuk ditulis karena dikhawatirkan adanya
percampuran
dengan
al-quran.
Sehingga
kemungkinan
adanya
(9)
Artinya : Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Quran, dan
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al-Hijr : 9).
Dan sekaligus menjadi bukti bahwa Muhammad adalah nabi akhir zaman,
sebab ajarannya tetap terpelihara dan tak satupun umatnya berani merubah
walaupun satu huruf. Janji Allah tersebut setidaknya terbukti dengan upaya-upaya
penjagaan oleh kaum Muslim yang telah berlangsung selama lebih dari 14 Abad.
Upaya tersebut dapat disimpulkan dalam dua cara :
1. Penulisan Mushhaf seperti yang sampai kepada kita
melakukan kodifikasi1[1] wahyu. Lain dari pada itu cara pengajaran yang
dilakukan oleh Rasulullah sangatlah berdisiplin dimana al-Quran
diajarkan persepuluh ayat sampai para sahabat hafal dan paham
maknanya bahkan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, untuk
kemudian baru pindah pada sepuluh ayat berikutnya.
Pada zaman Nabi upaya penulisan sudah mulai dilakukan walaupun dengan media
yang sangat sederhana di antaranya batu tulis, tulang-tulang, pelepah pohon.
1
saat itu akan merasa malu jika tidak hafal al-Quran. Sebegitu merebaknya tradisi
hafalan tersebut hingga ada riwayat yang mengatakan bahwa dari sekian jumlah
penduduk muslim Madinah saat itu hanya 4-6 orang saja yang tidak hafal.
Dalam suatu riwayat lain dikatakan :
Dari Fathimah ra, Nabi Saw membisikkan kepadaku: Jibril telah mengajariku
al-Quran setiap tahunnya, dan dia mengajariku tahun ini dua kali, dan aku tidak
melihat itu kecuali ajalku telah dekat (HR. Bukhari) .
Riwayat di atas menerangkan bahwa al-Quran selalu diajarkan oleh Jibril
kepada Nabi, sebagai pembawa wahyu, yaitu pada bulan Ramadlan pada setiap
tahunnya hingga masa berakhirnya penurunan wahyu kepada Nabi Muhammad
Saw. Pada tahun yang terakhir, menjelang wafatnya, Jibril datang dua kali untuk
mengajariNya al-Quran.
C.
Bahasa Al Quran
Allah Swt. Telah menyatakan dalam al-Quran bahwa bahasa yang
Susunan al-Quran
Hadits suatu Nabi menyatakan Al-Quran hanya bisa dipahami secara
Konsep tauhid
Konsep kemasyarakatan
Konsep kemasyarakatan mempunyai dua kategori yaitu :
a. Kasih Sayang
Kasih sayang yang dalam al-Quran digambarkan dengan mengasihi
fakir miskin, yatim piatu, orang tertindas, musafir dll.
b. Keadilan
Yang dalam Al-Quran digambarkan dengan Qisas, nyawa
dengan nyawa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, gigi dengan
gigi, luka ringan dengan luka ringan (mohon tidak dicampur dengan
pandangan praktisnya). Kategori kedua ini menggambarkan rasa
keadilan yang paling mendasar, Kesalahan berat diganjar berat, ringan
diganjar ringan. Bukan berat diganjar ringan karena seorang tokoh, dan
E.
Penjagaan AI-Quran
Di atas sudah kami singgung sedikit bagaimana Allah SWT menjaga
AlQuran dari masa ke masa. Yang sampai pada saat ini al-Quran terbukti masih
asli dan tidak ada perubahan, pengurangan atau penabahan. Pada Zaman Rosul AlQuran dijaga dengan cara ditulis dan di hafal para Sahabat.Setelah berakhir Pada
zaman Khulafaur Rosyidin Al-Quran juga dijaga dengan cara di salin dan mulai
adanya penggandaan. Menyusul kemudian pemerintahan Bani Umayyah dengan
Muawiyah bin Abi Sufyan sebagai pemimpin pertama dari dinasti ini. Dan seperti
pendahulunya Muawiyah telah memberikan sentuhan yang sangat berarti dengan
menggalakkan pemberian tanda baca pada mushaf. Ini dilakukan ketika salah satu
Gubernurnya di Basrah yaitu Ziyad bin Samiyah menyaksikan kekeliruan
10
sebagian orang dalam membaca surat at-Taubah ayat 3, yang dapat melahirkan
makna yang salah.
Pada masa ini mainstream pengajaran al-Quran oleh para sahabat dan
tabiin masih menggunakan motode at-talaqqy wal ardli yang mengacu
kepada periwayatan dan talqin (pengajaran dengan cara instruksi dan dikte)
karena tradisi tulisan belum membudaya. Selain empat khalifah sahabat-sahabat
lain yang mempelopori pengajaran Quran dengan metode di atas adalah : Ibnu
Abbas, Ibnu Masud, Zaid bin Tsabit, Abu Musa al-Asy ari serta Abdullah bin
Zubair. Sedangkan yang dari tabiin mereka adalah : Mujahid, Atho, `Ikrimah,
Qotadah, Hasan al-Bashri, Said bin Jubair, clan Zaid bin Aslam. Merekalah yang
dianggap- telah meletakkan dasar-dasar dari ilmu-ilmu al-Quran seperti : Ilmu
Tafsir, ilmu Asbab an-Nuzul, ilmu Nasikh mansukh, Ilmu Gharib al-Quran dan
lain sebagainya.
Pada masa-masa selanjutnya ketika perkembangan keilmuan dalam
peradaban Islam mulai berkembang, pelayanan dan interaksi dengan Quran oleh
para sarjana Muslim telah menghasilkan berbagai ilmu, baik yang ditujukan untuk
penjagaan Quran seperti: Ilmu Tajwid (untuk menjaga kesalahan dalam
membaca), Ilmu Qiroat (membahas variasi bacaan seperti yang telah ditetapkan
oleh Rasulullah Saw.), Ilmu Rasm (membahas tata cara penulisan huruf), Ilmu
Dlobth (membahas tata cara pemberian tanda baca), Ulum al-Quran (yang
mencakup seluruh kajian tentang al-Quran seperti sebab-sebab turunnya wahyu
dll.); ataupun yang merupakan hasil dari interaksi mereka dengan al-Quran
seperti Ilmu Tafsir, ilmu Balaghah (retorika), Fan al-Qoshos al-Quraniyah
(seni pengkisahan dalam Quran); termasuk juga Nahwu (gramatika Arab yang
merujuk kepada al-Quran-), atau yang bersifat seni seperti seni baca al-Quran
dengan dilantunkan juga Kaligrafi.
G. Al-Quran sebagai Mujiyat
Menurut bahasa kata mujizah berasal dari kata ajz (lemah),
kebalikan dari kata qudrah (kuasa). Pada dasarnya Mujiz itu adalah Allah
SWT., yang menyebabkan selain-Nya lemah. Pemberi kekuasaan kepada selainNya juga adalah Zat Allah SWT., karena Ia sebagai Penguasa mereka. Sebagai
bentuk mubalaghah (penegasan) kebenaran berita, mengenai betapa lemahnya
11
orang-orang yang didatangi Rasul untuk menentang mujiz tersebut, maka huruf
ta marbuthah ditambahkan kepada kata mujiz sehingga menjadi mujizah
. Bentuk mubalaghah ini juga terjadi, misalnya pada kata, allamah,
nassabah, dan rawiyah.
Menurut para Mutakallimln (teolog), mukjizat ialah munculnya sesuatu hal
yang berbeda dengan adat kebiasaan yang terjadi di dunia (dar al-taklif) untuk
menunjukkan kebenaran kenabian (nubuwwah) para Nabi.
Al-Thusi mendefinisikan mukjizat dengan terjadinya sesuatu yang tidak
biasa terjadi, atau terjadinya sesuatu yang menggugurkan sesuatu yang biasa
terjadi yang disertai dengan perombakan terhadap adat kehiasaan, dan hal itu
sesuai dengan tuntutan,
AI-Quran ialah mukjizat abadi Nabi Muhammad saw., yang dengannya
seluruh manusia dan jin ditantang untuk membuat yang serupa dengan Al-Quran
tersebut, sebuah atau sepuluh surat yang sama dengan surat yang ada di dalamnya.
Para ahli balaghah dan para ahli bahasa Arab di antara mereka ternyata tidak
mampu membuat sebuah surat pun yang serupa dengan surat yang ada di dalam
Al-Quran sehingga akhirnya mereka menggunakan kekuatan dengan berupaya
memerangi Rasulullah, menawarkan jabatan dan harta kepada beliau, bukan
membuat sehuah surat yang serupa dengan AI-Quran. Allah SWT.
12
BAB III
PENUTUP
13
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran al-karim
Al-Quran dan terjemahnya
Khudlori, Muhammad. Tarikh at-Tasyri al-Islami.
Al-Azami, Prof.Dr.M.M. Sejarah Teks Al-Quran.
An-Najdi, Dr. Abu Zahra . Al-Quran dan rahsia angka-angka. 1990. Pustaka
Hidayah. Bandung.
faidlul khobir. Sayyid Alwi bin Sayyid AbbasAl-Maki
Muhammad Syafaat Robani. Al-Maky wa al-Maday.
Kamus Praktis Bahasa Indonesia. D. Marsan. Leonardo, Aditama M. Surya,
Zulkarnain Y, Alam G. Surya. Karya Utama . Surabaya
Islam Dihujat. Handono. Hj Irena.
14