Anda di halaman 1dari 17

FUNGSI KEBERADAAN AL-QUR'AN

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampu Maman Nurjaman,

Disusun oleh :
KELOMPOK 4
Hoerudin

7011130016

Hendra Setiawan

7011130015

Aditya Maulana Fauzi

7011130011

PRODI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
TAHUN AJARAN AKADEMIK 2013/2014

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Alhamdulillahirobbil alamin dengan mengucap puji syukur kehadirat
Allah Yang Maha Esa yang memberikan kekuatan dan hidayah-Nya, sehingga
Penulis bisa menyeleseikan penulisan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Bahasa Indonesia.
Ucapan shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya hingga akhir zaman, dengan
diiringi upaya meneladani yang mulia.
Berbekal dengan keyakinan dan kemantapan, akhirnya makalah yang
berjudul Keberadaan dan Fungsi Al-Quran ini dapat kami selesaikan
walaupun dengan keterbatasan yang kami miliki. Hal ini menunjukkan bahwa
penulis bukanlah orang yang sempurna.
Seberkas harapan penulis, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua
yang terlibat ataupun yang membacanya, Amin
Adapun saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan,
Untuk menyempurnakan karya-karya kami selanjutnya.

Ciamis, 18 Desember 2013

Kelompok 4

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................................3
BAB II : PEMBAHASAN
KEBERADAN DAN FUNGSI AL-QURAN DI SEPANJANG ZAMAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Dari sisi perbandingan dengan kitab lain...........................................................4


Penulisan Al-Quran..........................................................................................5
Bahasa Al-Quran..............................................................................................8
Susunan al-Quran.............................................................................................9
Keindahan Bahasa al-Quran...........................................................................10
Penjagaan al-Quran..........................................................................................11
Al-Quran sebagai Mujizat.............................................................................12

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan......................................................................................................14
B. Saran................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sudah kita ketahui dan kita yakini kebenarannya bahwa Al-Quran adalah
kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat
Jibril dengan cara mutawatir (berangsur-angsur) dan bernilai ibadah bagi yang
membacanya. Jika kita tengok sejarah terjadi perbedaan pendapat mengenai kapan
turunya Al-Quran. Sebagian Ulama mengatakan Al-Quran turun dari lauhu almahfudh ke langit bumi pada tanggal 18 Romadhon, sebagian ulama yang lain
mengatakan tanggal 24 Romadhon. Akan tetapi ketika diturunkan pada Rosulullah
pertama kali tepat jatuh pada tanggal 17 Romadlon / 6 agustus 610 M yang
berupa surat Al-Alaq 1-5 :
( 4) ( 3) ( 2) ( 1)
(5)
Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan (1). Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2). Bacalah, dan Tuhanmulah
Yang Maha Pemurah(3). Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam(4).
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. ( al-alaq 1-5 )
Al-Quran diturunkan sesuai dengan kebutuhan manusia juga kebutuhan
zaman. Dari situlah Al-Quran turun secara bertahap sesuai dengan masalah serta
tantangan dikala itu juga atas kebesaran Allah SWT Al-Quran datang untuk
menjawab seluruh masalah pada zaman mendatang. Dalam kitab
dijelaskan pembagian ayat sesuai tinjauan tertentu seperti :
Ditinjau dari tempatnya, ada dua :
a. Ayat Makiyyah ( ) : yaitu ayat-ayat yang turun sebelum Rosulullah
hijroh ke madinah walaupun secara persis tidak turun di makkah semisal
di Tanim, atau di Arofah.
b. Ayat Madaniyyah ( ) : yaitu ayat-ayat yang turun setelah Rosulullah
1.

Hijrah ke madinah meskipun turunya secara pasti di madinah.


Ditinjau dari keberadaan Rosul
1

a. Ayat Safari ( ) : yaitu ayat yang turun ketika Rosul dalam keadaan
bepergian. Seperti :
Ayat tayammum yang turun saat Rosul berada di daerah dzati
jaisin
Surat al-fath turun di kuroil ghomim
Ayat turun saat Rosul berada di Mina.
b. Ayat Hadlory ( ) : yaitu ayat-ayat yang turun ketika Rosul tidak
dalam keadaan bepergian. Pada dasarnya hampir semua ayat itu turun
2.

ketika Rosul tidak dalam keadaan bepergian.


Ditinjau dari waktu siang dan malamnya terbagi menjadi dua :
a. Ayat Laili ( ) : yaitu ayat-ayat yang turun di waktu malam hari

3.

seperti:
Ayat perubahan arah kiblat turun pada saat sholat subuh
Ayat yang turun pada waktu subuh.
b. Ayat Nahari( ) : yaitu ayat-ayat yang turun di waktu siang hari.
Ditinjau dari musimnya, terbagi menjadi dua :
a. Ayat Shoifi : yaitu ayat-ayat yang turun pada musim panas. Seperti :
Ayat kalalah surat an-nisa ayat : 12
b. Ayat Syita-i : : yaitu ayat-ayat yang turun pada musim dingin. Seperti :
Ayat
Al-Quran yang sudah sekian lamanya keberadaannya di tengah-tengah

kita. Ternyata sudah teruji dan bisa kita rasakan betapa agungnya al-Quran
tersebut. Hal itu bisa kita rasakan melalui telaah sepotong demi sepotong ayat
yang ada dalam al-Quran. Maka dari itu disinilah penulis menuangkan ide untuk
membuat makalah yang berkaitan dengan keberadaan al-Quran yang terus
menerus bisa kita rasakan dan akan selamanya kita rasakan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang dan uraian di atas bisa kami tarik garis tengan
tentang rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini :
1.

Seberapa besarkah fungsi

dan keberadaan al-Quran di tengah-tengah

kehidupan kita, baik di masa yang silam, masa sekarang ini atau masa yang
akan datang ?
C. Tujuan
Dengan adanya rumusan masalah di atas maka penulisan makalah ini
mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan secara umum dan tujuan secara khusus :
1.

Tujuan secara Umum

Tujuan secara Umum adalah tujuan yang nantinya kembali pada semua
obyek yang ada. Diantara tujuan Umumnya adalah agar semua pembaca, temanteman, atau pun semua pihak yang terjun dalam pembuatan makalah ini bisa
memetik hikmah yang terkandung dalam bahasan fungsi dan keberadaan
Al-Quran di kalangan kita di sepanjang zaman.
2.

Tujuan Secara Khusus


Tujuan secara khusus adalah untuk memenuhi tugas akhir semester mata

kuliah Pendidikan Agama Islam.

BAB II
PEMBAHASAN
KEBERADAN DAN FUNGSI AL-QURAN

Dilihat dari sisi kehebatan dan keistimewaan Al-Quran dari berbagai


aspeknya tentu tidak ada habisnya jika kita membahasnya. Akan tetapi dalam

kesempatan ini kami mencoba mengutip satu pembahasan yaitu keberadaan dan
fungsi Al-Quran yang kami ambil informasi dari internet dan lainnya yang
tentunya akan kami jabarkan dan kami ringkas sesuai dengan pembahasannya dan
sesuai dengan kapasitas pemahaman kami.
A.

Dari sisi Perbandingan Dengan Kitab Lain


Jika dibandingkan dengan kitab-kitab yang terdahulu Taurat, Zabur, dan

Injil maka Al-Quranlah yang paling bisa dikatakan lebih otentik karena beberapa
hal :
a. Ditulis saat Rasulullah masih hidup, dengan dibarengi adanya larangan
penulisan masalah lainnya yaitu hadits, karena di saat itu hadits Rosul
benar-benar dilarang untuk ditulis karena dikhawatirkan adanya
percampuran

dengan

al-quran.

Sehingga

kemungkinan

adanya

pencampuran adalah sangat kecil. Sementara yang lain seperti Perjanjian


Lama yang merupakan himpunan kitab/fasal, ditulis selama lebih dari dua
abad setelah musnahnya teks asli pada zaman. Nebukadnezar, yang ditulis
kembali berdasarkan ingatan semata oleh seorang pendeta Yahudi yang
bernama Ezra dan dilanjutkan oleh pendeta pendeta Yahudi atas perintah
raja Persia , Cyrus pada tahun 538 sebelum Masehi.
b. Al-Quran masih memakai bahasa asli sejak wahyu diturunkan yaitu
bahasa Arab, bukan terjemahan ataupun bahasa buatan. Bagaimanapun
terjemah telah mengurangi keotentikan suatu teks. Bibel sampai ke tangan
umatnya dengan Bahasa Latin Romawi. Bahasa Ash Taurat adalah Ibrani,
sedang bahasa Asli Injil adalah Aramaik. Keduanya disajikan bersama
dalam paket Bibel berbahasa Latin yang disimpan dan disajikan untuk
masing-masing negara melalui bahasanya sendiri-sendiri, dengan
wewenang penuh untuk mengubah dan mengganti sesuai keinginan
c. Al-Quran banyak dihafal oleh umat Islam dari zaman Rasulullah sampai
saat ini. Sedangkan Bibel, boleh dibilang tidak ada. Jangankan dihapal, di
Indonesia sendiri Bibel umat Katolik baru boleh dibaca oleh umatnya
pada tahun 1980

d. Materi Al-Quran tidak bertentangan dengan akal, dan relevan sepanjang


masa. Sementara Bibel mengandung banyak hal-hal yang tidak masuk
B.

akal dan mengandung pornografi.


Penulisan Al-Quran
a) Sejarah Penulisannya
Keaslian al-Quran di kalangan Muslim adalah suatu kepastian
yang sudah lazim baik susunan ataupun materinya. Selain karena
penjagaan Allah, hal ini tidak lepas dari usaha Rasulullah dan para
penerusnya hingga saat ini dalam menjaga keaslian al-Quran; huruf perhuruf, ayat per-ayat, hingga surat dan susunannya. Dengan begitu umat
Muslim terhindar dari peringatan Allah swt. Untuk tidak merubah alQuran sebagaimana yang pernah dilakukan oleh umat sebelumnya .
seperti yang dilukiskan Allah SWT dalam firmanya Surat Al-Baqoroh
ayat 75


(75)
Artinya : Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya
kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah,
lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka
mengetahui?] (QS. Al-Baqarah: 75).
Allah Swt telah menjanjikan suatu penjagaan bagi kitab terakhir
yang pernah diturunkan kepada umat manusia ini. Hal ini sesuai dengan
firmanNya surat al-Hijr ayat : 9

(9)
Artinya : Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Quran, dan
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al-Hijr : 9).
Dan sekaligus menjadi bukti bahwa Muhammad adalah nabi akhir zaman,
sebab ajarannya tetap terpelihara dan tak satupun umatnya berani merubah
walaupun satu huruf. Janji Allah tersebut setidaknya terbukti dengan upaya-upaya
penjagaan oleh kaum Muslim yang telah berlangsung selama lebih dari 14 Abad.
Upaya tersebut dapat disimpulkan dalam dua cara :
1. Penulisan Mushhaf seperti yang sampai kepada kita

2. Upaya penghafalan oleh para Qurra (pengkaji al-Quran) yang tersebar


dipenjuru dunia Islam.
Dua macam upaya ini sudah berjalan sejak zaman Rasulullah saat wahyu
diturunkan.
b) Penulisan dan Pengajaranya Pada Masa Rasulullah
Rasulullah sangat berdisiplin dan hati-hati dalam mengajarkan alQuran kepada para sahabatnya, dimana ayat- ayat yang baru turun harus
dihapal oleh para sahabat saat itu juga, mereka tidak diizinkan pergi
sebelum hafal seluruhnya, setelah itu mereka sampaikan kepada mereka
yang tidak hadir, Ayat yang sudah mereka hafal tersebut kemudian
mereka lakukan tadarusan (membaca dan mengkajinya) bersama disalah
satu rumah di pojok kota Makkah, demi menghindari ancaman orangorang Quraisy.
Pada saat Rasulullah berada di Madinah, 2/3 Al-Quran sudah
diturunkan. Hal ini membuat Rasulullah harus bekerja keras mengajarkan
Al-Quran kepada kaum Anshor yang baru masuk Islam. Begitu besarnya
tuntutan tersebut hingga Rasulullah menghabiskan sebagian besar
waktunya untuk mengajarkan Al-Quran kepada para sahabat. Maka tidak
heran jika ada satu kelompok yang kita kenal sebagai ahlu as-suffah yaitu
para sahabat yang menetap/tinggal di masjid untuk belajar Al-Quran,
dan dari antara merekalah muncul nama-nama seperti Ibnu Abbas
(Muhajirin), Ubay bin Kaab (Anshor), Abu Huroiroh dan lain
sebagainya

yang kelak merekalah yang paling berperan dalam

melakukan kodifikasi1[1] wahyu. Lain dari pada itu cara pengajaran yang
dilakukan oleh Rasulullah sangatlah berdisiplin dimana al-Quran
diajarkan persepuluh ayat sampai para sahabat hafal dan paham
maknanya bahkan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, untuk
kemudian baru pindah pada sepuluh ayat berikutnya.
Pada zaman Nabi upaya penulisan sudah mulai dilakukan walaupun dengan media
yang sangat sederhana di antaranya batu tulis, tulang-tulang, pelepah pohon.
1

Dalam suatu Riwayat yang dari Imam Al-Bukhori menerangkan sebagaimana


berikut:
Ubaidullah mengatakan kepada kami dari Musa dari Israil dari Abi Ishaq dari
al-Barraa, rnengatakan: Ketika turun (ayat yang artinya {Tidaklah sama orangorang yang berdiam diri dari para mumin dengan mereka yang berjihad di jalan
Allah } Nabi Saw. Berkata : panggilkan untukku Zaid dengan membawa batu tulis
dan tinta serta tulang, atau tulang dan tinta, kemudian berkata: tulislah
{Tidaklah sama orang-orang yang berdiam diri.(HR.Bukhori).
Riwayat lain menyebutkan media lain berupa pelepah pohon.Dengan
media seperti di atas maka logis sekali jika diriwayatkan bahwa lembaranlembaran al-Quran tersebut memenuhi satu ruang (gudang) ditempat Hafsah, istri
Nabi Muhammad Saw yang ke-empat.
Upaya penulisan yang mereka lakukan bahkan terbilang ketat, sebab
penulisan selain wahyu oleh para sahabat tidak diperbolehkan oleh Rasulullah
Saw. Dengan begitu wahyu Allah tidak tercampur oleh perkataan dan perilaku
Nabi yang kemudian disebut Hadits.
Penulis wahyu yang ditunjuk oleh Rasulullah pada masa itu ada empat
orang dari kaum Anshor yaitu :
a)
Muadz bin Jabal
b)
Ubay bin Kaab
c)
Zaid bin Tsaabit dan
d) Abu Zaid
dalam riwayat lain menyebutkan :
a) Abu ad-Darda
b)
Muadz bin Jabal
c)
Zaid bin Tsabit dan
d) Abu Zaid
Selain mereka juga ada beberapa sahabat Yang menulis untuk diri mereka
sendiri. Penulisan yang dilakukan oleh Aisyah bahkan sudah berbentuk mushhaf
(berbentuk seperti buku) sebagaimana tersebut dalam riwayat Imam Muslim
dalam kitabnya.
Sangat tidak masuk akal jika ada yang menyatakan bahwa tulisan AlQuran telah hilang karena yang tertulis di atas tulang telah pudar dan yang ditulis
di atas daun telah dimakan oleh binatang.
Selain adanya upaya penulisan, maka upaya penjagaan melalui hafalan
adalah kegiatan yang umum dilakukan oleh para sahabat, di mana para sahabat

saat itu akan merasa malu jika tidak hafal al-Quran. Sebegitu merebaknya tradisi
hafalan tersebut hingga ada riwayat yang mengatakan bahwa dari sekian jumlah
penduduk muslim Madinah saat itu hanya 4-6 orang saja yang tidak hafal.
Dalam suatu riwayat lain dikatakan :
Dari Fathimah ra, Nabi Saw membisikkan kepadaku: Jibril telah mengajariku
al-Quran setiap tahunnya, dan dia mengajariku tahun ini dua kali, dan aku tidak
melihat itu kecuali ajalku telah dekat (HR. Bukhari) .
Riwayat di atas menerangkan bahwa al-Quran selalu diajarkan oleh Jibril
kepada Nabi, sebagai pembawa wahyu, yaitu pada bulan Ramadlan pada setiap
tahunnya hingga masa berakhirnya penurunan wahyu kepada Nabi Muhammad
Saw. Pada tahun yang terakhir, menjelang wafatnya, Jibril datang dua kali untuk
mengajariNya al-Quran.
C.

Bahasa Al Quran
Allah Swt. Telah menyatakan dalam al-Quran bahwa bahasa yang

dipergunakan dalam pewahyuan adalah bahasa Arab (bilisanin arabiyyin


mubiin) dengan bahasa Arab yang jelas. Hal itu digambarkan dala al-Quran
surat asy-Syuaro ayat 195
(195)
Lebih spesifik lagi riwayat Imam Bukhari tentang kodifikasi wahyu masa
Utsman menyebutkan bahwa al-Quran ditulis dengan bahasa Arab Quraisy yang
merupakan bahasa utama dikalangan suku-suku di Jazirah Arab. Tampilnya
bahasa Quraisy, sebagai bahasa utama tidak terlepas dari keberadaan suku tersebut
yang lebih dominan dalam kancah perdagangan dan posisi strategisnya yang
ditempati Kabah, dimana kabah menjadi pusat kegiatan ritual kepercayaan
mereka menjelang datangnya Islam.
Rasulullah dilahirkan di kalangan Suku Quraisy bahkan dari klan
terpandang yaitu Bani Hasyim dan tentunya bahasa keseharian beliau adalah
bahasa Arab Quraisy. Walaupun pada dasarnya beliau mengusai dialek-dialek lain
karena dibesarkan di Bani Saad yang oleh masyarakat Arab dikenal sebagai suku
Paling fasih dalam berbahasa. Jika kemudian ketika beliau mendapatkan wahyu
dari Allah Swt. Dalam bahasa Arab, adalah suatu hal yang sangat wajar melihat
latar belakang bahasa beliau. Justru tidak logis kalau al-Quran menggunakan
bahasa lain yang tidak dipahami masyarakat Arab.

Kenyataan bahwa al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab hendaknya


dijadikan acuan para pengkaji Al-Quran sehingga kesalah pahaman dapat sedikit
mungkin dihindari. Mengindahkan kenyataan di atas sama saja dengan
mengesampingkan dan menutup-nutupi fakta.
D.

Susunan al-Quran
Hadits suatu Nabi menyatakan Al-Quran hanya bisa dipahami secara

mendalam setelah memandang berbagai seginya (al-Hadits). Seperti yang


dikutip oleh Muhammad Arkoun dalam kajian ulumul Quran-nya.
Jika ada yang mengeluh kesusahan memilah ayat untuk mencari
membahas satu tema, saat ini sudah banyak sarana mencarinya. Tapi melihat AlQuran dengan cara memilah-milah saja akan menghilangkan banyak makna.
Coba anda bayangkan jika seseorang hanya mengambil ayat jihad saja. Atau
sebaliknya ayat-ayat kasih sayang saja. Jika kita kembali pada konsep tauhid dan
konsep kemasyarakatan yang tertulis dalam ketiga kitab, begitu pula yang
disampaikan oleh al-quran yaitu dua konsep :
1.
2.

Konsep tauhid
Konsep kemasyarakatan
Konsep kemasyarakatan mempunyai dua kategori yaitu :
a. Kasih Sayang
Kasih sayang yang dalam al-Quran digambarkan dengan mengasihi
fakir miskin, yatim piatu, orang tertindas, musafir dll.
b. Keadilan
Yang dalam Al-Quran digambarkan dengan Qisas, nyawa
dengan nyawa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, gigi dengan
gigi, luka ringan dengan luka ringan (mohon tidak dicampur dengan
pandangan praktisnya). Kategori kedua ini menggambarkan rasa
keadilan yang paling mendasar, Kesalahan berat diganjar berat, ringan
diganjar ringan. Bukan berat diganjar ringan karena seorang tokoh, dan

E.

ringan diganjar berat karena rakyat jelata.


Keindahan Bahasa AI-Quran
Masyarakat Arab pada masa turunnya wahyu adalah masyarakat yang

sangat mengagungkan bahasa. Syair-syair yang muncul dikalangan mereka selalu


membawa pengaruh egara dan politik pada masa itu. Kemunculan Rasulullah Saw
dengan ajaran yang baru dan sangat bertentangan dengan paham yang ada tentulah
9

mengundang penentangan yang hebat, bahkan mengancam nyawa beliau.


Sebagaimana Nabi-nabi lain yang telah terdahulu, setiap nabi dibekali dengan
mukjizat yang dapat menaklukkan penentangan kaumnya sehingga mereka
mempercayai risalah yang dibawanya. Jika Nabi Musa yang berhadapan dengan
Firaun dan bala tentaranya yang terkenal dengan kehebatan magic dibekali
dengan mukjizat yang dapat menandingi sihir, maka Rasulullah Muhammad Saw.
Yang berhadapan dengan masyarakat yang sangat mengagumi keindahan bahasa
dibekali oleh dengan Mukjizat al-Quran yang disampaikan dengan keindahan
bahasa yang dapat menandingi kemampuan masyarakat Arab saat itu.
Keindahan gaya bahasa al-Quran terbukti telah menunjukkan keampuhan
perannya sebagai mukjizat bagi keberhasilan dakwah Rasulullah Saw. Banyak
sekali riwayat yang menyatakan bagaimana sebagian masyarakat Arab pada awal
dakwah Islam dengan serta merta mengakui kenabian Muhammad Saw hanya
setelah mendengar ayat-ayat Quran. Dalam sejarah kita mengenal salah seorang
kholifah hebat yang terkenal dengan perkasa dan keadilanya. Beliau dalah Umar
bin Khattab. Akan tetapi beliau pun masuk Islam setelah mendengar ayat yang
dibaca oleh Rasulullah Saw. Sahabat Umar bukanlah seorang yang bodoh. Beliau
adalah seorang yang sangat berani dan kritis dengan kemampuan berbahasa yang
tinggi. Masih banyak lagi keislaman masyarakat Arab karena kekaguman mereka
terhadap gaya bahasa al-Quran.
F.

Penjagaan AI-Quran
Di atas sudah kami singgung sedikit bagaimana Allah SWT menjaga

AlQuran dari masa ke masa. Yang sampai pada saat ini al-Quran terbukti masih
asli dan tidak ada perubahan, pengurangan atau penabahan. Pada Zaman Rosul AlQuran dijaga dengan cara ditulis dan di hafal para Sahabat.Setelah berakhir Pada
zaman Khulafaur Rosyidin Al-Quran juga dijaga dengan cara di salin dan mulai
adanya penggandaan. Menyusul kemudian pemerintahan Bani Umayyah dengan
Muawiyah bin Abi Sufyan sebagai pemimpin pertama dari dinasti ini. Dan seperti
pendahulunya Muawiyah telah memberikan sentuhan yang sangat berarti dengan
menggalakkan pemberian tanda baca pada mushaf. Ini dilakukan ketika salah satu
Gubernurnya di Basrah yaitu Ziyad bin Samiyah menyaksikan kekeliruan

10

sebagian orang dalam membaca surat at-Taubah ayat 3, yang dapat melahirkan
makna yang salah.
Pada masa ini mainstream pengajaran al-Quran oleh para sahabat dan
tabiin masih menggunakan motode at-talaqqy wal ardli yang mengacu
kepada periwayatan dan talqin (pengajaran dengan cara instruksi dan dikte)
karena tradisi tulisan belum membudaya. Selain empat khalifah sahabat-sahabat
lain yang mempelopori pengajaran Quran dengan metode di atas adalah : Ibnu
Abbas, Ibnu Masud, Zaid bin Tsabit, Abu Musa al-Asy ari serta Abdullah bin
Zubair. Sedangkan yang dari tabiin mereka adalah : Mujahid, Atho, `Ikrimah,
Qotadah, Hasan al-Bashri, Said bin Jubair, clan Zaid bin Aslam. Merekalah yang
dianggap- telah meletakkan dasar-dasar dari ilmu-ilmu al-Quran seperti : Ilmu
Tafsir, ilmu Asbab an-Nuzul, ilmu Nasikh mansukh, Ilmu Gharib al-Quran dan
lain sebagainya.
Pada masa-masa selanjutnya ketika perkembangan keilmuan dalam
peradaban Islam mulai berkembang, pelayanan dan interaksi dengan Quran oleh
para sarjana Muslim telah menghasilkan berbagai ilmu, baik yang ditujukan untuk
penjagaan Quran seperti: Ilmu Tajwid (untuk menjaga kesalahan dalam
membaca), Ilmu Qiroat (membahas variasi bacaan seperti yang telah ditetapkan
oleh Rasulullah Saw.), Ilmu Rasm (membahas tata cara penulisan huruf), Ilmu
Dlobth (membahas tata cara pemberian tanda baca), Ulum al-Quran (yang
mencakup seluruh kajian tentang al-Quran seperti sebab-sebab turunnya wahyu
dll.); ataupun yang merupakan hasil dari interaksi mereka dengan al-Quran
seperti Ilmu Tafsir, ilmu Balaghah (retorika), Fan al-Qoshos al-Quraniyah
(seni pengkisahan dalam Quran); termasuk juga Nahwu (gramatika Arab yang
merujuk kepada al-Quran-), atau yang bersifat seni seperti seni baca al-Quran
dengan dilantunkan juga Kaligrafi.
G. Al-Quran sebagai Mujiyat
Menurut bahasa kata mujizah berasal dari kata ajz (lemah),
kebalikan dari kata qudrah (kuasa). Pada dasarnya Mujiz itu adalah Allah
SWT., yang menyebabkan selain-Nya lemah. Pemberi kekuasaan kepada selainNya juga adalah Zat Allah SWT., karena Ia sebagai Penguasa mereka. Sebagai
bentuk mubalaghah (penegasan) kebenaran berita, mengenai betapa lemahnya
11

orang-orang yang didatangi Rasul untuk menentang mujiz tersebut, maka huruf
ta marbuthah ditambahkan kepada kata mujiz sehingga menjadi mujizah
. Bentuk mubalaghah ini juga terjadi, misalnya pada kata, allamah,
nassabah, dan rawiyah.
Menurut para Mutakallimln (teolog), mukjizat ialah munculnya sesuatu hal
yang berbeda dengan adat kebiasaan yang terjadi di dunia (dar al-taklif) untuk
menunjukkan kebenaran kenabian (nubuwwah) para Nabi.
Al-Thusi mendefinisikan mukjizat dengan terjadinya sesuatu yang tidak
biasa terjadi, atau terjadinya sesuatu yang menggugurkan sesuatu yang biasa
terjadi yang disertai dengan perombakan terhadap adat kehiasaan, dan hal itu
sesuai dengan tuntutan,
AI-Quran ialah mukjizat abadi Nabi Muhammad saw., yang dengannya
seluruh manusia dan jin ditantang untuk membuat yang serupa dengan Al-Quran
tersebut, sebuah atau sepuluh surat yang sama dengan surat yang ada di dalamnya.
Para ahli balaghah dan para ahli bahasa Arab di antara mereka ternyata tidak
mampu membuat sebuah surat pun yang serupa dengan surat yang ada di dalam
Al-Quran sehingga akhirnya mereka menggunakan kekuatan dengan berupaya
memerangi Rasulullah, menawarkan jabatan dan harta kepada beliau, bukan
membuat sehuah surat yang serupa dengan AI-Quran. Allah SWT.

12

BAB III
PENUTUP

Alhamdulillahi robb al-alamin akhirnya makalah ini dapat terselesaikan


dengan sempurna, penulis banyak mengucapkan terima kasih atas dukungan dari
semua pihak yang telah memberi dukungan baik secara materiil maupun moril,
semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi kita semua
umumnya .
A. Kesimpulan
Al-Quran adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
melalui perantara malaikat Jibril dengan cara mutawatir (berangsur-angsur) dan
bernilai ibadah bagi yang membacanya. Dilihat dari sisi kehebatan dan
keistimewaan al-quran dari berbagai aspeknya tentu tidak ada habisnya jika kita
membahasnya.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami persembahkan dan hanya sebatas inilah
kemampuan penulis dalam menyusun makalah. Semoga para pembaca terutama
dosen pengampuh mata kuliah Pendidikan Agama Islam Universitas Galuh
Ciamis dapat mengambil sedikit banyak manfaat dari makalah ini.
Saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak terutama
teman-teman seperjuangan di Fakultas Teknik Universitas Galuh Ciamis. Dan
semoga makalah ini memberi guna dan manfaat. Amin.

13

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran al-karim
Al-Quran dan terjemahnya
Khudlori, Muhammad. Tarikh at-Tasyri al-Islami.
Al-Azami, Prof.Dr.M.M. Sejarah Teks Al-Quran.
An-Najdi, Dr. Abu Zahra . Al-Quran dan rahsia angka-angka. 1990. Pustaka
Hidayah. Bandung.
faidlul khobir. Sayyid Alwi bin Sayyid AbbasAl-Maki
Muhammad Syafaat Robani. Al-Maky wa al-Maday.
Kamus Praktis Bahasa Indonesia. D. Marsan. Leonardo, Aditama M. Surya,
Zulkarnain Y, Alam G. Surya. Karya Utama . Surabaya
Islam Dihujat. Handono. Hj Irena.

14

Anda mungkin juga menyukai