2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Secara harfiah stratifikasi berasal dari bahasa latin stratum yang bermakna tingkatan. Sehingga
Stratifikasi sosial adalah perbedaan individu atau kelompok dalam masyarakat yang menempatkan
seseorang pada kelas-kelas sosial yang berbeda-beda secara hierarki dan memberikan hak serta kewajiban
yang berbeda-beda pula antara individu pada suatu lapisan sosial lainnya.
Stratifikasi sosial muncul karena adanya sesuatu yang dianggap berharga dalam masyarakat. Menurut
Pitirim Sorokin, sistem stratifikasi adalah pembedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas kelas
secara bertingkat, yang diwujudkan dalam kelas tinggi, kelas sedang dan kelas rendah. Dalam
karangannya yang berjudul Social Stratification ia mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat
itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur.
Manakala Max Weber menganggap sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu
sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
Sedangkan menurut Soerjono Soekanto, stratifikasi sosial adalah pembedaan posisi seseorang atau
kelompok dalam kedudukan berbeda-beda secara vertikal. Biasanya stratifikasi didasarkan pada
kedudukan yang diperoleh melalui serangkain usaha perjuangan.
Beberapa kriteria umum yang menyebabkan terjadinya stratifikasi sosial adalah sebagai berikut.
1. Ukuran Kekayaan
Mereka yang memiliki kekayaan paling banyak termasukd alam golongan lapisan atas. Kekayaan yang
dimiliki dapat dilihat dari bentuk dan model rumah, mobil pribadinya, cara berpakaian, cara berbelanja,
dan tempat makan.
2. Ukuran Kekuasaan
Mereka yang memiliki wewenang terbesar menempati lapisan paling atas. Misalnya saja presiden,
menteri, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, hingga ketua RT.
3. Ukuran Kehormatan
Ukuran kehormatan terlepas dari ukuran kekayaan dan atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan
dihormati dalam masyarakat akan menempati lapisan sosial tertinggi. Ukuran kekuasaan banyak dijumpai
pada masyarakat tradisional. Dalam masyarakat tradisional, orang yang dihormati adalah golongan tua
atau mereka yang pernah berjasa.
4. Ukuran Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan dipakai sebagai ukuran stratifikasi sosial pada masyarakat yang menghargai ilmu
pengetahuan.
Misalnya, seorang sarjana lebih tinggi tingkatannya daripada seorang lulusan SMA. Akan tetapi, ukuran
tersebut kadang menyebabkan terjadinya efek negatif karena ternyata bukan mutu ilmu pengetahuannya
yang menjadi ukuran, melainkan ukuran gelar kesarjanaannya. Ukuran-ukuran diatas tidaklah bersifat
limitatif.
Ukuran untuk menentukan lapisan sosial masyarakat di atas bukanlah ukuran mutlak yang tidak bisa
berubah. Masih ada ukuran-ukuran lain yang dapat digunakan untuk menentukan stratifikasi sosial
seseorang dalam masyarakat.
http://www.perpusku.com/2016/05/4-penyebab-terjadinya-stratifikasi-sosial.html
3. unsur stratifikasi social
Dalam suatu masyarakat, stratifikasi sosial terdiri atas dua unsur, yaitu kedudukan (status) dan peranan
(role).
A. Kedudukan (Status)
Status atau kedudukan adalah posisi sosial yang merupakan tempat di mana seseorang menjalankan
kewajibankewajiban dan berbagai aktivitas lain, yang sekaligus merupakan tempat bagi seseorang untuk
menanamkan harapan-harapan. Dengan kata lain status merupakan posisi sosial seseorang dalam suatu
hierarki.
Ada beberapa kriteria penentuan status seperti dikatakan oleh Talcott Parsons, yang menyebutkan ada
lima criteria yang digunakan untuk menentukan status atau kedudukan seseorang dalam masyarakat, yaitu
kelahiran, mutu pribadi, prestasi, pemilikan, dan otoritas.
Sementara itu, Ralph Linton mengatakan bahwa dalam kehidupan masyarakat kita mengenal tiga macam
status, yaitu ascribed status, achieved status, dan assigned status.
1) Ascribed Status
Ascribed status merupakan status yang diperoleh seseorang tanpa usaha tertentu. Status sosial ini
biasanya diperoleh karena warisan, keturunan, atau kelahiran. Contohnya seorang anak yang lahir dari
lingkungan bangsawan, tanpa harus berusaha, dengan sendirinya ia sudah memiliki status sebagai
bangsawan.
2) Achieved Status
Status ini diperoleh karena suatu prestasi tertentu. Atau dengan kata lain status ini diperoleh seseorang
dengan usaha-usaha yang disengaja. Status ini tidak diperoleh atas dasar keturunan, akan tetapi
tergantung pada kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya. Misalnya
seseorang dapat menjadi hakim setelah menyelesaikan kuliah di Fakultas Hukum dan memenuhi
persyaratan-persyaratan yang memerlukan usaha-usaha tertentu.
3) Assigned Status
Assigned status adalah status yang dimiliki seseorang karena jasa-jasanya terhadap pihak lain. Karena
jasanya tersebut, orang diberi status khusus oleh orang atau kelompok tersebut. Misalnya gelar-gelar
seperti pahlawan revolusi, peraih kalpataru atau adipura, dan lainnya.
B. Peranan (Role)
Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan atau status. Dalam kehidupan di masyarakat, peranan
diartikan sebagai perilaku yang diharapkan oleh pihak lain dalam melaksanakan hak dan kewajiban sesuai
dengan status yang dimilikinya. Status dan peranan tidak dapat dipisahkan karena tidak ada peranan tanpa
status, dan tidak ada status tanpa peranan.
Interaksi sosial yang ada di dalam masyarakat merupakan hubungan antara peranan-peranan individu
dalam masyarakat. Ada tiga hal yang tercakup dalam peranan, yaitu sebagai berikut.
1) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau kedudukan seseorang dalam
masyarakat.
2) Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat
sebagai organisasi.
3) Peranan merupakan perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.
Setiap manusia memiliki status atau kedudukan dan peranan sosial tertentu sesuai dengan struktur sosial
dan pola-pola pergaulan hidup di masyarakat. Dalam setiap struktur, ia memiliki kedudukan dan
menjalankan peranannya sesuai dengan kedudukannya tersebut. Kedudukan dan peranan mencakup tiaptiap unsur dan struktur sosial. Jadi, kedudukan menentukan peran, dan peran menentukan perbuatan
(perilaku). Dengan kata lain, kedudukan dan peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi
masyarakat, serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan masyarakat kepadanya. Semakin banyak
kedudukan dan peranan seseorang, semakin beragam pula interaksinya dengan orang lain. Interaksi
seseorang berada dalam struktur hierarki, sedangkan peranannya berada dalam setiap unsur-unsur social
tadi. Jadi hubungan antara status dan peranan adalah bahwastatus atau kedudukan merupakan posisi
seseorang dalam struktur hierarki, sedangkan peranan merupakan perilaku actual dari status.
http://www.ssbelajar.net/2013/02/unsur-unsur-stratifikasi-sosial.html
4. sifat stratifikasi
Berdasarkan sifatnya, stratifikasi sosial di masyarakat terdiri dari:
1. Stratifikasi terbuka
Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya dapat
berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain. Sistem ini terjadi karena:
Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya. Seseorang yang
tadinya miskin dan bodoh bisa merubah penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi karena
berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah, kuliah, kursus dan
menguasai banyak keterampilan sehingga dia mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan bayaran /
penghasilan yang tinggi.
2. Stratifikasi tertutup
Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat tersebut tidak dapat pindah
ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di Jawa ada golongan
darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani miskin
bisa menjadi keturunan ningrat / bangsawan darah biru.
5. Fungsi stratifikasi
Stratifikasi sosial dapat berfungsi sebagai berikut :
a. Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif, seperti menentukan penghasilan, tingkat kekayaan,
keselamatan dan wewenang pada jabatan/pangkat/ kedudukan seseorang.
b. Sistem pertanggaan (tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat yang menyangkut prestise dan
penghargaan, misalnya pada seseorang yang menerima anugerah penghargaan/gelar/kebangsawanan,
dan sebagainya.
c. Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapat melalui kualitas pribadi, keanggotaan kelompok,
kerabat tertentu, kepemilikan, wewenang atau kekuasaan.
d. Penentu lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan, seperti tingkah laku, cara berpakaian dan
bentuk rumah.
f. Alat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok, yang menduduki sistem sosial yang sama
dalam masyarakat.
http://www.ilmupsikologi.com/2015/10/pengertian-dan-contoh-stratifikasi-sosial-menurut-paraahli.html
6. Dampak stratifikasi
2. Contoh berbagai bentuk stratifikasi sosial yang ada dilingkungan sekitar yang kami identifikasi
Bentuk stratifikasi sosial yang kami identifikasi dilingkungan sekitar berupa sratifikasi sosial
tertutup dan stratifikasi terbuka . Contoh stratifikasi sosial tertutup yang kami identifikasi yaitu sistem
kasta yang terdapa pada masyarakat hindu di kecamatan ponggok .Kasta yang menduduki strata teratas
yaitu kasta Brahmana . Peran dari kasta Brahmana ini sebagai penyebar agama dan penguat agama yang
ada di masyarakat . Kemudian strata yang ada dibawahnya lagi adalah kasta Ksatria . Peranan dari kasta
Ksatria yaitu sebagai pendekar pelindung umat . Selanjutnya kasta yang ada diawanya lagi yaitu kasta
Waisya . Perana dari kasta Waisya yaitu sebagai pedagang besar atau pemilik tanah (orang-orang kaya )
yang memperkerjakan kasta. Struktur sosial yang terjadi pada masyarakat hindu ini bersifat tertutup
karena antar satu lapisan dengan lapisan lain tidak bisa berpindah dan hanya berdasarkan pada keturunan.
Contoh stratifikasi terbuka yang kami amati di lingkungan sekitar, yaitu : struktur sosial yang
terjadi pada sekolah dasar. Di sekoalh dasar struktur teratas dipegang oleh epala sekolah. Dan kepala
sekolah ini mempunyai peran sebagai pengatur jalannya seluruh proses yang terjadi di sekolah tersebut
serta bertanggung jawab pada proses pelaksanaanya. Kemudian dibawahnya dipegang oleh wakil kepala
sekolah yang berperan sebagai pengganti tugas kepala sekolah apabila kepala sekolah berhalangan dalam
menjalankan tugasnnya dan membantu seluruh proses kegiatan disekolah . Selanjutnya dibawah wakil
kepala sekolah dipegang oleh guru . Guru bertugas atau berperan sebagai pelaksana proses belajar
mengajar di sekolah . Kemudian struktur yang ada dibawahnya lagi dipegang oleh anggota tata usaha yan
berperan membantu kegiatan administrasi. Struktur sosial yang terjadi pada sekolah dasar ini bersifat
terbuka karena kedudukan seseorang dapat berpindah contohnya dari guru menjadi seorang kepala
sekolah atau wakil kepala sekolah dengan melanjutkan studi dan mengikuti tes kepala sekolah.
3. Contoh Unsur-unsur Stratifikasi Sosial yang ada di komunitas/lingkungan sekitar
Lingkungan sekitar yang kami identifikasi stratifikasi sosialnya yaitu : Dalam perangkat desa unsur-unsur
stratifikasi sosial yang ada berupa status dan peranan dari masing-masing perangkat yang berbeda . Status
lapisan teratas dipegang oleh kepala desa yang berperan sebagai pengatur dan penanggung jawab seluruh
kegiatan atau proses yang terjadi di lingkungan desa. Kemudian status selanjutnya dipegang oleh
wakilnya yang biasa dipanggil dengan sebutan Carik yang berperan mengantikan tugas kepala desa
apabila kepala desa mengalami halangan . Selanjutnya kedudukan diawah carik dipegang oleh Mudin .
Mudin ini mempunyai peranan sebagai pengingat atau bagian woro-woro (bagian humas) dari kebijakan
yang dibuat kepala desa yang akan disampaikan pada masyarakat melalui RW atau RT setempat. Lapisan
sosial dibawahnya dipegang oleh RW yang bertugas atau berperan sebagai pengayom bagi warga atau
pengemban tugas yang disampaikan dari mudin kepada masyarakat setempat langsung ataupun melalui
RT , sedangkan RT adalah lapisan dibawah RW yang berperan sebagai pengatur dan pegemban tugas yang
disampaikan oleh RW secara lagsung kepada masyarakat.
4. Contoh faktor determinasi stratifikasi sosial dan ketidaksamaan sosial di lingkungan sekitar
yang kami identifikasi.
Faktor determinasi yang kami jadikan contoh yaitu faktor jenis kelamin. Di desa ringinanyar terdapat
determinasi yang di pengaruhi oleh jenis kelamin. Dalam pemilihan ketua rt/rw di desa ini tidak di pilih
secara demokratis oleh masyarakat melainkan di tunjuk langsung oleh kepala desa dan harus seorang lakilaki karena menurut kepala desa seorang laki-laki adalah pemimpin dalam suatu masyarakat sehingga
dalam hal ini jenis kelamin dapat menentukan status dan peranan seseorang yang menjadikan
ketidaksamaan sosial antara laki-laki dan perempuan di desa tersebut.
5. Contoh konflik status dan peranan yang terjadi pada masyarakat sekitar
Konflik status dan peranan yang kami amati di lingkungan sekitar yaitu sekitar 3 bulan yang lalu di desa
ringinanyar diadakan pemilihan kepala desa baru dan yang menjadi salah satu kandidat dalam pemilihan
kepala desa tersebut adalah anak dari kepala desa yang lama. Dan sebelum kepala desa yang baru
terbentuk, kepala desa yang lama harus mengatur, menjaga, dan berbuat adil dalam pelaksanaan
pemilihan kepala desa yang baru mulai dari himbauhan kepada masyarakat agar memilih sesuai dengan
hati nurani dan tidak boleh terprovokasi. Itu adalah peranan yang wajib dilakukan sebagai kepala desa
namun disisi lain dia juga mempunyai status sebagai seorang bapak yang mempunyai peranan untuk
menjaga dan mendukung anaknya sehingga dari sini ada konflik status namun pada kenyataannya yang
kami teliti kepala desa tersebut membantu anaknya dengan menghimbau masyarakat agar mendukung
anaknya secara diam-diam.
Konflik status tersebut dialami oleh kepala desa dari strata paling atas di desa tersebut yang disebabkan
karena dia mempunyai peranan ganda sebagai ayah dan sebagai kepala desa dan mengakibatkan kepala
desa tersebut harus memenuhi kedua tuntutan itu. Dan dalam hal ini kepala desa itu mendukung anaknya
secara diam-diam agar dimata masyarakat peranannya sebagai kepala desa dapat terlaksana dengan baik
dan peranan sebagai ayah juga terlaksana.
Deferensiasi
Diferensiasi Sosial - Tahukah sobat bahwa masyarakat dikelompokkan atas kriteria tertentu ?
Penggolongan masyarakat berdasarkan kriteria tertentu secara horizontal dinamakan dengan diferensiasi
sosial. Lalu diferensiasi sosial itu apa ?, Apa Ciri ciri Diferensiasi Sosial Dan bagaimanakah lahirnya
diferensiasi sosial serta bentuk-bentuk diferensiasi sosial dalam masyarakat ?
Diferensiasi Sosial
Untuk mengetahui semua hal tersebut pada kesempatan ini kita akan membahas salah satu kajian
sosiologi yaitu diferensiasi sosial atau perbedaan sosial. Pada dasarnya diferensiasi menunjukkan adanya
keragaman dalam sebuah komunitas. Baik ditinjau dari suku, adat istiadat, bahasa, ras, budaya, agama,
dan lain sebagainya.
Konsep diferensiasi sosial tidak mutlak diartikan sebagai suatu diferensiasi martabat dan derajat manusia.
Konsep diferensiasi sosial menunjukkan adanya diferensiasi yang terdapat dalam masyarakat tanpa
memandang kelas-kelas sosial yang bersifat hierarchies. Dengan demikian, konsep diferensiasi sosial
lebih diartikan sebagai perbedaan yang bersifat horisontal, bukan pembedaan kelas yang bersifat vertikal.
Ciri-ciri fisik
Yakni ciri-ciri yang berhubungan dengan sifat-sifat kasat mata yang ditunjukkan oleh ras, seperti warna
rambut, warna kulit, postur tubuh, bentuk dan warna mata, dan lain sebagainya. ciri ini menyebabkan
penggolongan manusia ke dalam golongan tertentu berdasarkan perbedaan
Ciri-ciri budaya
Ciri ciri budaya adalah ciri-ciri yang berhubungan dengan adat istiadat dan kebudayaan yang berkembang
pada kehidupan masyarakat. Setiap bangsa memiliki adat istiadat dan kebudayaan yang berbeda-beda. Di
Indonesia saja, terdapat ratusan sistem adat dan sistem budaya, seperti yang terdapat pada masyarakat
Sunda, Jawa, Bali, Lombok, Madura, Dayak, Batak, dan lain sebagainya. Dalam cakupan dunia pastinya
sistem adat dan system budaya akan semakin banyak jumlahnya. Masyarakat Afrika, Asia, Eropa,
Amerika dan Australia tentu mamiliki karakteristik yang khas yang berbeda dengan lainnya.
Ciri-ciri Sosial
Ciri ciri Sosial merupakan ciri yang berhubungan dengan fungsi warga masyarakat dalam kehidupan
bermasyarakat. Sebagaimana sudah maklum bahwa setiap warga masyarakat memiliki fungsi dan tugas
yang berbeda-beda yang berkaitan dengan pekerjaan, profesi, atau mata pencaharian sehari-hari, baik
untuk kepentingan dirinya sendiri maupun untuk kepentingan sosial. pekerjaan, profesi, atau mata
pencaharian yang dipilih oleh tiap orang tidak menunjukkan adanya tingkatan yang bersifat vertikal,
melainkan menunjukkan adanya perbedaan bakat dan minat antara orang yang satu dengan lainnya yang
bersifat horisontal.
beberapa bentuk diferensiasi sosial yang terdapat di masyarakat. Terdapat 2 parameter yang digunakan
untuk menggelompokkan masyarakat dalam bentuk diferensiasi sosial, yaitu parameter sosiokultural
dan parameter biologis.
Parameter Sosiokultural
Berdasarkan parameter sosiokultural, kita mendapatkan 4 bentuk diferensiasi sosial, yaitu diferensiasi
suku bangsa (tribal differentiation), diferensiasi klan (clan differentiation), diferensiasi agama (religion
differentiation) dan diferensiasi pekerjaan / profesi (profession differentiation).
Koentjaraningrat mendefinisikan suku bangsa sebagai suatu golongan manusia yang terikat oleh
kesadaran dan identitas akan persatuan kebudayaan, di mana kesadaran dan identitas tersebut seringkali
(tetapi tidak selalu) dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Kesamaan adat istiadat, bahasa, maupun kesamaan
nenek moyang (sejarah) ialah ciri dari suatu suku bangsa.
Ciri-ciri mendasar suatu kelompok yang disebut sebagai suku bangsa ialah sebagai berikut.
Pada faktanya, konsep suku bangsa tidak sesederhana definisi di atas. Hal tersebut disebabkan oleh
kenyataan bahwa batas-batas dari kesatuan manusia yang merasakan diri terikat oleh keseragaman
kebudayaan bisa melebar atau menyempit seiring dengan terjadinya percampuran antar suku bangsa dari
berbagai daerah yang kemudian menetap bersama dalam satu daerah yang sama sebagai sebuah kelompok
masyarakat.
Di Indonesia kita mengetahui beraneka ragam suku bangsa. Beberapa suku bangsa terbesar di Indonesia
ialah Aceh, Sunda, Jawa, Bali, Batak, Minangkabau, Dayak, Bugis, Toraja, Ambon dan Lombok.
Beberapa kriteria yang menentukan batas-batas masyarakat suku bangsa yang menjadi pokok dan lokasi
nyata suatu uraian mengenai kebudayaan suatu suku bangsa ialah sebagai berikut.
Kesatuan masyarakat yang batasnya ditentukan oleh identitas penduduk itu sendiri.
Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang mengalami pengalaman sejarah yang sama.
Yang terpenting dalam diferensiasi suku bangsa adalah, diferensiasi yang bersifat horisontal sehingga
setiap suku bangsa memiliki persamaan derajat, harkat, dan martabat.
Dari uraian diatas kita dapat mengidentifikasi, bahwa ciri-ciri klan ialah sebagai berikut.
Pemilihan pasangan hidup diatur / ditetapkan menurut prinsip endogami (pemilihan pasangan dari
dalam klan).
Klan yang terdapat di masyarakat menganut system kekerabatan yang berbeda-beda. Namun terdapat 3
Sistem kekerabatan yang umum berlaku, yaitu matrilineal, patrilineal dan bilateral (parental).
1. Sistem Kekerabatan Matrilineal
Sistem kekerabatan matrilineal merupakan system kekerabatan yang menarik garis keturunan dari
pihak perempuan atau ibu. Di indonesia sistem kekerabatan ini antara lain dianut oleh masyarakat
Minangkabau.
2. Sistem Kekerabatan Patrilineal
Sistem kekerabatan patrilineal merupakan system kekerabatan yang menarik garis keturunan dari
pihak ayah atau laki-laki. Di indonesia sistem kekerabatan ini antara lain dianut oleh masyarakat
Batak.
3. Sistem Kekerabatan Bilateral (Parental)
Sistem kekerabatan bilateral adalah system kekerabatan yang menarik garis keturunan dari kedua
belah pihak, baik dari perempuan atau ibu maupun dari laki-laki atau ayah. Di indonesia sistem
kekerabatan ini dianut oleh masyarakat Jawa.
Agama sangat penting bagi manusia untuk memelihara ketertiban dan kestabilan dalam masyarakat. Di
Negara kita tidak boleh ada sikap anti agama serta tidak boleh ada paham yang meniadakan Tuhan. Setiap
warga Negara harus percaya dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan bertakwa kepada-Nya, hal
tersebut sesua dengan sila pertama dalam Pancasila.
Diferensiasi sosial berdasarkan perbedaan agama tercipta pada kenyataan sosial bahwa masyarakat terdiri
dari manusia manusia yang mempercayai suatu agama tertentu termasuk dalam sebuah komunitas atau
golongan yang disebut dengan umat. Seperti pada penggolongan yang lainnya, Diferensiasi agama juga
tidak mencerminkan tingkatan-tingkatan secara hierarkis, artinya tidak berarti sebuah agama tertentu
lebih tinggi tingkatannya dari agama yang lainnya. dan hal ini jangan sampai dijadikan pembeda
tingkatan dalam interaksi sosial di masyarakat. Karena seandainya perbedaan ini dibesar-besarkan, yang
terjadi justru ketidak harmonisan dan kekacauan dalam hubungan bermasyarakat.
Diferensiasi Profesi didasarkan pada suatu pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus. Dalam
kehidupan bermasyarakat telah tumbuh dan berkembang berbagai macam profesi atau pekerjaan yang
merupakan sumber penghasilan seperti seniman, guru, arsitek, dokter, tentara, olah ragawan, politisi,
petani, pedagang, advokat, dan lain sebagainya. Perbedaan tersebut lah yang menyebabkan diferensiasi
sosial.
Parameter Biologis
Berdasarkan parameter biologis, kita mengenal tiga Bentuk diferensiasi sosial, yaitu diferensiasi umur
(age differentiation), diferensiasi jenis kelamin (sex differentiation) dan diferensiasi ras (racial
differentiation).
Di samping hal tersebut, perbedaan penilaian antara Pria dan Wanita dapat disebabkan oleh hal-hal
dibawah ini:
1. Secara psikologis, mendidik dan membesarkan anak perempuan relatif lebih sulit jika
dibandingkan dengan mendidik anak laki-laki. Mendidik perempuan seandainya terlalu protektif,
anak akan menjadi tertekan, akan tetapi apabila terlalu longgar, anak dapat terjerumus dalam
pergaulan bebas yang akan merugikan dirinya sendiri.
2. Secara biologis, fisik pria relatif lebih kuat di banding dengan fisik perempuan. Hal tersebut
berkaitan dengan produktivitas fisik, utamanya dalam hal pekerjaan.
3. Adanya Anggapan bahwa anak laki-laki merupakan penerus garis keturunan keluarga. Pandangan
tersebut lebih khusus ada dalam masyarakat yang menganut sistem kekerabatan patrilineal, di
mana lakilaki memang menjadi penerus garis keturunan dari keluarga.
Ras merupakan pengelompokan manusia yang didasarkan dari ciri-ciri fisik atau biologis yang melekat
pada diri manusia. Terdapat ciri-ciri fisik yang khas yang dimiliki oleh manusia, seperti bentuk dan warna
rambut, postur tubuh, bentuk dan warna bola mata, bentuk hidung, warna kulit, bentuk wajah, bentuk
bibir, dan lainnya.
Diferensiasi Ras
Banton berpendapat bahwa ras ialah sebuah tanda peran, perbedaan fisik yang dijadikan dasar untuk
menetapkan peran yang berbeda-beda, ras juga dapat didefinisikan secara sosial dan Fisik. Secara sosial
menyangkut peran dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan sedangkan Secara fisik meliputi kondisi fisik
yang terlihat, seperti bentuk dan warna rambut, postur tubuh, bentuk dan warna bola mata, bentuk hidung,
warna kulit, bentuk wajah, bentuk bibir, dan lain-lain. Namun dalam perkembangannya, kita
lebih membatasi pengertian ras hanya dari sudut pandang fisik atau biologis nya saja.
Meskipun begitu, pembagian ras ini bukan berarti tidak akan menimbulkan permasalahan. Salah satu
penyebab masalah sosial tentang ras ialah adanya beberapa manusia yang menganggap bahwa cara hidup
golongannya (ras nya) merupakan yang paling benar dan baik, sedangkan cara hidup golongan lain (ras
lain) dianggap salah dan kadang disertai dengan perasaan menolak golongan tersebut.
Yang terpenting dalam menyikapi diferensiasi Ras adalah, diferensiasi yang bersifat horisontal sehingga
setiap ras manusia memiliki persamaan derajat, harkat, dan martabat, tidak ada kedudukan ras yang lebih
tinggi maupun lebih rendah.
Sekian penjelasan artikel mengenai Diferensiasi Sosial Lengkap dengan Pengertian Diferensiasi
Sosial, Ciri Diferensiasi Sosial dan Bentuk Diferensiasi Sosial, semoga artikel diatas dapat bermanfaat
bagi sobat maupun untuk sekedar menambah wawasan dan pengetahuan sobat mengenai Pengertian
Diferensiasi Sosial, Ciri Ciri Diferensiasi Sosial dan Bentuk Diferensiasi Sosial. Terimakasih atas
kunjungannya.
http://www.markijar.com/2016/09/diferensiasi-sosial-lengkap-pengertian.html