Anda di halaman 1dari 2

Logging sonic dilakukan dengan memanfaatkan transmisi gelombang seperti

gelombang P yang ditangkap oleh batuan di dinding lubang. Sumber akan mentransmisi
gelombang sonic ke sekitar lubang bor. Prinsip alat ini adalah dengan mencatat
kecepatan pergerakan gelombang sonic yang direfleksikan dan ditangkap oleh receiver.
Hasilnya akan tercatat sebagai bentuk waktu tiba pertama (interval transit time). Waktu
tiba yang panjang mengindikasikan bahwa kecepatan pun rendah dan sebaliknya.
Kecepatan gelombang sonic bergantung pada litologi dan porositas batuan yang
menerima transmisi sumber. Metode ini dapat merekam perubahan kecepatan dengan
detail.
Contoh pemanfaatan: Batubara cenderung untuk memiliki waktu tiba yang lebih
panjang dibandingkan batuan sampingnya. Akan tetapi, nilai yang teridentifikasi dari
suatu lapisan batubara bergantung pada genesa pembentukannya.
Alat sonic log terdiri dari dua bagian, yaitu transmitter dan receiver sebanyak dua atau
lebih. Kedua bagian ini terpisah oleh rubber connector untuk mengurangi besarnya
transmisi langsung dari energi akustik sepanjang peralatan dari transmitter ke receiver.
Secara umum, peralatan sonic logging ada borehole compensated sonic tool (BHS) dan
long spacing sonic tool (LSS). Borehole compensated sonic tool (BHS) mengatasi secara
otomatis masalah yang timbul akibat kesalahan penempatan alat dan variasi ukruan
dari lubang yang diatasi dengan dua receiver tools. Alat ini memiliki dua transmitter dan
empat receiver.

Transmitter dipasang berlawanan pada kedua ujung sistem dan receiver diapit di bagian
tengah. Akibatnya, dalam sekali pembacaan, dapat dilakukan 5 pengukuran per
detiknya. Long spacing sonic dipasang pada kondisi transmitter dan receiver yang
berurutan dan penempatan yang tepat untuk jarak (spasi) yang lebih panjang untuk
kedua bagian ini. Dalam pembacaannya, akan terdapat pembacaan panjang dan
pembacaan pendek sesuai spasi yang ditetapkan.

1. Alat sonik mengukur kecepatan suara / sonik dalam formasi


2. Transmitter memancarkan suatu pressure pulse berfrekuensi 25 Hz
3. Pulsa ini menghasilkan 6 gelombang, yaitu : Gelombang kompresional dan
gelombang refraksi shear yang merambat dalam formasi. Dua gelombang
langsung sepanjang sonde dan di dalam mud. Dua gelombang permukaan
sepanjang dinding lubang sumur (Pseudo Rayleigh dan Stoneley)
4. Laju / kecepatan gelombang gelombang itu antara 4000 sampai 25 000 ft /
sec tergantung pada litologi.

5. Sebuah gelombang compressional merambat dari transmitter via mud ke


formasi, lalu merambat dalam formasi, lalumerambat dalam mud lagi untuk
mencapai receiver
6. Transmitter memancarkan satu pulsa
7. Suatu rangkaian electronic mengukur waktu dari pulsa ini sampai waktu
dimana the first negative excursion dideteksi oleh near receiver
8. Transmitter memancarkan satu pulsa lagi
9. Diukur waktu dari pulsa kedua sampai waktu dimana the first negative
excursion dideteksi oleh far receiver.
10.Beda antara kedua waktu tadi lalu dibagi dengan jarak antara receiver
receiver ( span ) sebesar dua ft menghasilkan formation transit times sec /
ft ).m dalam microseconds / ft.

Sonic logging cenderung digunakan untuk mengukur porositas, terutama untuk


mengindentifikasi litologi dengan porositas yang kecil dan mengkoreksi hasil
penyelidikan dengan seismik. Dalam prakteknya, penggunaan sonic logging dapat
dimanfaatkan untuk (a) mengkalibrasi informasi pengujian seismik; (b) menentukan
porositas; (c) mengkorelasikan stratigrafi; (d) identifikasi litologi; (e) identifikasi
rekahan; (f) identifikasi kompaksi; (g) identifikasi tekanan berlebih; dan (f)
identifikasi source rock untuk penyelidikan minyak bumi.

Anda mungkin juga menyukai