Anda di halaman 1dari 9

FAKTOR EKONOMI YANG MEMPENGARUHI

KESEHATAN LANSIA
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik

Disusun oleh:

Asril Koestri Nurhalimah


P17320114041
3B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN RI


BANDUNG
JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. bahwa penulis telah
menyelesaikan makalah dan berdiskusi tentang Faktor Ekonomi yang
Mempengaruhi Kesehatan Lansia. Penulisan makalah ini adalah merupakan salah
satu

tugas

dan

persyaratan

untuk

menyelesaikan

tugas

mata

kuliah

KEPERAWATAN GERONTIK.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan
baik pada teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurna pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai.

Banndung, 28 Oktober 2016

Penyusun,

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara individu, manusia pada usia di atas 50 tahun terjadi proses penuaan
secara alamiah, sehingga timbul masalah fisik, mental, sosial, ekonomi, dan
psikologis. Serta dengan bergesernya pola perekonomian dari pertanian ke
industri maka pola penyakit juga bergeser dari penyakit menular menjadi penyakit
tidak menular (degeneratif).
Perubahan status sosial lansia dapat mempengaruhi kepribadian, yang
berakibat tidak baik bagi lansia jika tidak mampu menghadapinya. Demikian
halnya pada aspek ekonomi, kondisi lanjut usia akan menyebabkan kemunduran
di bidang ekonomi, yang ditandai adanya masa pensiun yang berakibat turunnya
pendapatan, hilangnya fasilitas-fasilitas, kekuasaan, wewenang dan penghasilan.
Sedangkan pada aspek psikologi pada umumnya setiap lansia menginginkan
keadaan panjang umur, menghemat tenaga, tetapberperan sosial, mempertahankan
hak dan hartanya, tetap berwibawa, meninggal secara terhormat. Apabila proses
usia lanjut tersebut tidak sesuai dengan keinginan-keingianan tadi, maka akan
dirasakan

sebagai

beban

mental

yang

cukup

besar

yang

dapat

menyebabkan gangguan dalam keseimbangan mental.


Jumlah dan persentase lansia yang berusia 50 tahun ke atas di Indonesia
senantiasa terus meningkat dari tahun ke tahun dan besarnya, pada tahun 1980
adalah sebanyak 11,4% dari jumlah penduduk, tahun 1985 sebanyak 13,3 %,
tahun 1990 sebanyak 16 %,tahun 2000 sebanyak 22,2 % dan pada tahun 2020
jumlah lansia diperkirakan sebanyak29,12 % dari jumlah seluruh penduduk
Indonesia (Darmojo dalam Nugroho, 2008).Secara umum masalah kesehatan pada
seorang lansia diawali dengan terjadinya masalah pada usia 45 tahun atau lebih,
sehingga pada usia terebut dikatakan sebagai pra lansia (Dinkes. Prop. Jabar,
2003).

Jumlah usia lanjut yang meningkat saat ini akan mempengaruhi berbagai
aspek kehidupan baik fisik, mental maupun sosial ekonomi. Untuk itu perlu
pengkajian masalah usia

yang

lebih

mendasar

agar

tercapai

tujuan

pembinaan kesehatan usia yaitu mewujudkan derajat kesehatan serta optimal.


Dalam peningkatan peran serta masyarakat dapat dilaksanakan dengan bentuk
penyuluhan kesehatan

yang

melibatkan

masyarakat dalam perencanaan,

pelaksanan dan penilaian upaya kesehatan usia lanjut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Lansia ?
2. Apa saja tahapan Lansia ?
3. Bagaimana faktor ekonomi mempengaruhi kesehatan lansia ?

1.3 Tujuan Penulisan


Untuk mengetahui pengaruh faktor ekonomi terhadap kesehatan lansia.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lansia
Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal
dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai
mana di ketahui, ketika
kemampuan

manusia

reproduksi

mencapai

usia

dewasa,

ia

mempunyai

dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah,

seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu
usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu
telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba
menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004). Pengertian
lansia (lanjut usa) menurut UU no 4 tahun 1965 adalah seseorang yang mencapai
umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya
sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain (Wahyudi, 2000) sedangkan
menuru UU no.12 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia (lanjut usia) adalah
seseorang yang telah mencapai usia diatas 60 tahun (Depsos, 1999). Usia lanjut
adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena
biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang berakhir
dengan kematian (Hutapea, 2005).
2.2 Tahapan Lansia
1. Menurut Hurlock (2002)
Tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi usia lanjut dini yang
berkisar antara usia enam puluh sampai tujuh puluh tahun dan usia lanjut yang
dimulai pada usia tujuh puluh tahun hingga akhir kehidupan seseorang. Orangtua
muda atau usia tua (usia 65 hingga 74 tahun) dan orang tua yang tua atau
tua

akhir

(75

tahun

atau

lebih)

(Baltes,

usia

Smith&Staudinger,

Charness&Bosmann) dan orang tua lanjut (85 tahun atau lebih) dari orang-orang
dewasa lanjut yang lebih muda (Johnson&Perlin).

2. Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190)


Ada

dua

pandangan

tentang

definisi

orang

lanjut

usia

atau

lansia,

yaitu menurut pandangan orang barat dan orang Indonesia. Pandangan orang barat
yang tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang yang sudah berumur 65
tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih dewasa atau
sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang
berumur lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di
Indonesia dipakai sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri
ketuaan.
3. Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995)
Masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan
keberhasilannya.
4. Badan kesehatan dunia (WHO)
Menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan yang
berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak
menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera
dan terintegrasi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu :
usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun,
lanjut usia tua (old) 75 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.

2.3 Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Kesehatan Lansia


Jumlah penduduk Ianjut usia (Iansia) pada dasawarsa ini mengalami
peningkatan yang cukup pesat. Fakta yang terjadi di masa kini yaitu Usia Harapan
Hidup (UHH) kaum wanita melampaui kaum Iaki-Iaki (patmonodewo et aI.
2001).
Wanita Iansia beresiko tinggi mengalami masaIah gizi, hal ini terjadi karena
kondisi tubuh Iansia mulai mengalami penurunan sebagai bagian dari proses

penuaan. Masalah gizi dan kesehatan Iansia adalah hal yang penting untuk
diperhatikan. Melalui gizi yang baik, usia produktif dapat ditingkatkan sehingga
wanita Iansia tetap dapat ikut serta berperan daIam pembangunan (Astawan dan
Wahyuni 1988).
Faktor ekonomi sangat mempengaruhi kesehatan lansia. Pada lansia
secara umum yang memiliki pendapatan sendiri cenderung menolak bantuan
orang

lain,

sedangkan

lansia

yang

tidak

memiliki

pendapatan

akan

menggantungkan hidupnya pada anak atau saudaranya. Lansia yang tidak


memiliki

cukup

pendapatan meningkatkan resiko untuk menjadi sakit dan

disabilitas. Banyak lansia yang tinggal sendiri dan tidak mempunyai cukup uang
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini dapat mempengaruhi
mereka untuk membeli makanan yang bergizi, rumah yang layak, dan pelayanan
kesehatan. Lansia yang sangat rentan adalah yang tidak mempunyai asset,
sedikit atau tidak ada tabungan, tidak ada pensiun dan tidak dapat membayar
keamanan atau merupakan bagian dari keluarga yang sedikit atau pendapatan
yang rendah
Risiko Ekonomi (Economic Risk) Kemiskinan merupakan risiko untuk
timbulnya masalah kesehatan. Risiko ekonomi merupakan cerminan hubungan
antara sumber keuangan dan kebutuhan. Memiliki
adekuat

berarti

mempunyai

pendidikan,

finansial

yang

kemampuan memenuhi kebutuhan akses yang

berhubungan dengan kesehatan seperti tempat tinggal


makanan,

sumber

perawatan

yang

layak,

pakaian,

kesehatan (Stanhope & Lancaster, 2004).

Rendahnya status ekonomi serta kemiskinan akan mempengaruhi status kesehatan


seseorang (Maurier & Smith, 2005). Menurut Miller (1995) kemiskinan dapat
menjadi faktor risiko bagi lansia.

BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Lansia (lanjut usa) menurut UU no 4 tahun 1965 adalah seseorang
yang mencapai umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri
untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang
lain (Wahyudi, 2000) sedangkan menuru UU no.12 tahun 1998 tentang
kesejahteraan lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang telah mencapai
usia diatas 60 tahun (Depsos, 1999). Usia lanjut adalah sesuatu yang
harus diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena biologis.
Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang berakhir
dengan kematian (Hutapea, 2005). Risiko Ekonomi (Economic Risk)
Kemiskinan merupakan risiko untuk timbulnya masalah kesehatan.
Risiko ekonomi merupakan cerminan hubungan antara sumber
keuangan dan kebutuhan. Memiliki sumber finansial yang adekuat
berarti

mempunyai

kemampuan memenuhi kebutuhan akses yang

berhubungan dengan kesehatan seperti tempat tinggal

yang

layak,

pakaian, makanan, pendidikan, perawatan kesehatan (Stanhope &


Lancaster, 2004). Rendahnya status ekonomi serta kemiskinan akan
mempengaruhi status kesehatan seseorang (Maurier & Smith, 2005).
Menurut Miller (1995) kemiskinan dapat menjadi faktor risiko bagi
lansia.

Anda mungkin juga menyukai