Anda di halaman 1dari 13

VERMES DAN MOLLUSCA

Oleh :
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten

: Retno Mayangsari
: B1J013074
:V
:5
: Kamilah Dwi Septiani

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN II

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2015

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokan yang didasarkan pada ciri-ciri
tertentu. Semua ahli biologi menggunakan suatu sistem klasifikasi untuk
mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yang memiliki persamaan struktur.
Kemudian setiap kelompok tumbuhan ataupun hewan tersebut dipasang-pasangkan
dengan kelompok tumbuhan atau hewan lainnya yang memiliki persamaan dalam
kategori lain. Hal itu pertama kali diusulkan oleh John Ray yang berasal dari Inggris.
Namun ide itu disempurnakan oleh Carl Von Linne (1707-1778), seorang ahli botani
berkebangsaan Swedia yang dikenal pada masa sekarng dengan Carolus Linnaeus
(Veanti, 2009).
Pengklasifikasian makhluk hidup didasarkan pada banyaknya persamaan dan
perbedaan, baik morfologi, fisiologi maupun anatominya. Makin banyak persamaan
di antara makhluk hidup makin dekat kekerabatannya, makin sedikit persamaan
makhlik

hidup

dikatakan

makin

jauh

kekerabatannya,

untuk

dapat

mengklasifikasikan, perlu dilakukan determinasi ataupun identifikasi, determinasi


merupakan upaya membandingkan suatu tumbuhan dengan satu tumbuhan lain yang
sudah dikenal sebelumnya (dicocokkan atau dipersamakan), karena di dunia ini tidak
ada dua benda yang identik atau persis sama, maka istilah determinasi dianggap lebih
tepat dari pada istilah identifikasi (Widiyadi, 2009).
Hewan Invertebrata dapat dikelompokkan berdasarkan banyaknya sel
penyusun tubuh, struktur atau konstruksi tubuh, jumlah lapisan tubuh, kesimetrian
tubuh, pembentukan anus dan mulut pada awal perkembangan embrionalnya, kondisi
rongga tubuh, ada tidaknya lofofora dan ada tidaknya segmentasi tubuh. Berdasarkan
kedelapan pengelompokkan itu, kita dapat mempelajari kesimetrian tubuh dan ada
tidaknya segmentasi tubuh yang dapat kita ketahui melalui pengamatan morfologi.
Golongan-golongan

hewan

avertebrata

antara

lain

Cnidaria,

Echinodermata, Annelida, Insecta, dan Crustacea (Jasin, 1989).

Ctenopora,

B. Tujuan
Tujuan praktikum acara vermes dan mollusca, antara lain :
1. Mengenal beberapa anggota phylum Platyhelminthes, Annelida dan Mollusca.
2. Mengetahui beberapa karakter penting untuk identifikasi dan klasifikasi anggota
phylum Platyhelminthes, Annelida dan Mollusca.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


Phylum Platyhelmintes merupakan phylum yang paling primitif diantara
semua kelompok dalam bilateral. Platyhelmintes

di sebut cacing pipih.

Platyhelminthes mempunyai tubuh lunak berbentuk pipih seperti pita atau daun.
Beberapa ciri khas Platyhelmintes adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Tubuh pipih dan bilateral simetris


Embrio memiliki tiga lapisan lembaga, belum memiliki selom
Epidermis lunak, bersilia atau tertutup lapisan lilin(kutikula)
Alat pencernaan belum sempurna, memiliki mulut tanpa anus
Tidak memiliki rongga tubuh
Alat sekresi berupa sel-sel api
Sistem saraf terdiri atas sepasang ganglion anterior yang dihubungkan oleh 1-3

pasang tali saraf memanjang


8. Bersifat hemafrodit, pembuahan terjadi secara internal (Prawirohartono, 2005).
Annelida atau cacing beruas, dibedakan dari cacing lain karena memiliki
ruas-ruas tubuh. Cacing tanah merupakan annelida yang paling dikenal, namun filum
ini juga mencakup spesies yang hidup di laut dan perairan tawar (Campbell et al,
2008). Sistem syaraf dari phylum annelida terdiri dari sistem syaraf pusat (CNS)
tersusun atas otak anterior dorsal terkaid melalui circumesophageal dan terhubung ke
syaraf tali ventral dengan segmen ganglion dan system syaraf tepi (PNS) tersusun
dari syaraf percabangan yang off dari komponen system syaraf pusat. System syaraf
annelida umumnya memiliki tingkat konservasi pertumbuhan yang tinggi (Zattara,
2015). Phylum Aschelminthes dikenal dengan Nematoda. Nematoda terdiri dari
beribu species ada yang hidup bebas dan ada yang berupa parasit. Tubuhnya tidak
bersegmen. Siklus hidup nematoda sangat bervariasi baik dari yang sederhana yaitu
autoinfeksi maupun yang komplek. Reproduksinya secara seksual. Beberapa species
mempunyai pori ekskretori. Sistem syaraf terdiri dari dua cincin syaraf (anterior dan
posterior) yang digunakan sebagai reseptor cahaya, kimia, dan mekanik, dan
sepasang syaraf longitudinal yang berlokasi disisi lateral.
Mollusca merupakan hewan bertubuh lunak. Mollusca memiliki kulit yang
tebal dan teksturnya seperti spons, mempunyai serat otot saling menjalin didalam
subtansinya, sehingga dapat mengkerut atau memperpanjang tubuhnya dalam
beberapa bagian. Mollusca mempunyai mantel sebagai pelapisnya, pada umumnya
dinding rongga dari insangnya melekat. Mollusca dibedakan menjadi mollusca yang
mempunyai kepala tereduksi yang tubuhnya terdapat mulut, saluran cerna, dan organ

sensori. Mollusca tingkat tinggi mempunyai kepala, mata, saluran cerna, mantel, dan
beberapa mempunyai tentakel (Sugiri, 1989).
Planaria merupakan metazoa bersimetri bilateral. Memiliki jaringan sebagai
bagian dari homeostasisnya. Planaria mempunyai dua lobus cephalic ganglia,
photoreseptor dan sel sensori tipe lain, mempunyai silia dan sistem otot untuk
pergerakan dan mengenali objek, sistem gastrovaskuler untuk digesti, mempunyai
otot pharynk, sistem ekskretori dan epidermis (Reddlen, 2005).
Tubifex sp. atau yang dikenal sebagai cacing sutera mempunyai bentuk tubuh
bulat ramping terdiri dari 30-60 segmen. Terdapat dua lapisan otot yang membujur
dan melingar disepanjang tubuhnya. Bagian ekor akan berada di bagian permukaan
dan berfungsi sebaagai alat bernapas dengan cra difusi langsung dari udara. Tubifex
sp. termasuk golongan hermaprodit karena dalam satu tubuh terdapat kelamin jantan
dan betina. Perkembangan telur terjadi di dalam kokon yang dihasilkan oleh kelenjar
epidermis dari salah satu segmen tubuh yang disebut clitelum (Chumaidi dan
Suprapto, 1986).
Chiton sp. merupakan anggota dari Polyplacophora ada sekitar 900 spesies
yang hidup di air dangkal, biasanya melekat pada bebatuan.Bentuk tubuh mereka
oval dan pipih dorso ventral, tidak mempunyai tentakel dan matapada wilayah
kepalanya, kelompok hewan ini memiliki 8 segmen yang saling tumpang tindih
cangkang atau valve terletak pada sisi dorsal. Valve longitudinal tersusun atas
jaringan otot dan jaringan otot itu dilapisi perinotum dengan tambahan spikula, bulubulu ataupun tonjolan-tonjolan yang lain (Kaas and Van Belle 1985a; Schwabe 2010
dalam Avila & Sigwart, 2013). Identifikasi Chiton sp.bergantung pada bentuk
mikroskopik dari valve, perbedaan spesies dapat dilihat dari bentuk, ukuran, dan
kepadatan spikula pada perinotum. Alat tambahan yang penting ialah radula dan
insang (Avila & Sigwart, 2013).
Anadara sp. termasuk dalam kerang-kerangan. Kerang merupakan hewan
aquatik yang hidup pada substrat dasar perairan dan ada juga yang menempel
pada

substrat

keras

pada

badan

perairan. Kerang termasuk dalam

class

Pelecypoda dalam kelompok Moluska berdasarkan karakteristik yang dimiliki


seperti kaki, insang dan dua keping cangkang atau Bivalvia. Bivalvia meliputi
kerang, tiram, remis dan sebangsanya. Tubuh lateral compresses (pipih pada
salah satu sisi), dan tubuh moluska tertutup oleh cangkang yang berasal dari

sekretnya sendiri dengan dua bagian yang disebut valves. Bivalvia tidak mempunyai
kepala dan radula (Castro & Huber, 2007).
Simetris tubuh Sepia sp adalah bilateral. Bentuk tubuh Sepia sp cenderung
lebih besar atau gemuk dibandingkan cumi-cumi. Mantelnya berwarna putih dengan
bintik-bintik merah ungu dan diselubungi selaput tipis yang berlendir, pada kedua
sisinya terdapat sirip lateral yang memanjang dari ujung dorsal sampai ventral.
memiliki mulut yang dikelilingi oleh 8 lengan dan 2 tentakel. Bagian kepala terdapat
sepasang mata yang telah berkembang dengan baik, yaitu memiliki lensa mata dan
iris, tetapi tidak mempunyai kelopak mata. Sepia sp memiliki 3 jantung dan berdarah
biru. Mempunyai cangkang internal yang keras karena terbuat dari zat kapur.
Memiliki organ ginjal yaitu Nefridium (Encyclopedia of Life, 2014). Turritella
cingulifera merupakan spesies siput, gastropoda yang hidup di laut yang termasuk
kedalam family Turritelidae. Ditempatkan pada subgenus Kurosioia atau Haustator.
Kunci identifikasi merupakan alat bantu yang sangat penting dalam
taksonomi. Kunci juga dapat bersifat membatasi upaya identifikasi. Sebuah spesimen
yang unik atau menyimpang dari karakteristik umum akan mustahil teridentifikasi
oleh kunci yang bersifat umum (Uli, 2011). Proses pembuatan kunci identifikasi
diawali dengan analisa karakter morfologi dari tiap-tiap spesies. Karakter-karakter
tersebut kemudian direkam dengan kamera digital yang ditempatkan pada mikroskop
compound. Karakter morfologi yang telah terdata tersebut kemudian disusun dalam
suatu matriks. Dengan bantuan matriks tersebut tahap demi tahap pemilahan karakter
dalam kelompok besar yang dilanjutkan dengan pemilahan karakter dalam kelompok
yang lebih kecil. Kelompok-kelompok karakter tadi kemudian disusun untuk
membangun sebuah kunci identifikasi (Sartiami, 2008).

BAB III. MATERI DAN METODE


A. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum acara 2 yaitu bak preparat, kaca
pembesar, mikroskop, dan alat tulis.
Bahan yang digunakan yaitu .Dugesia sp., Tubifex sp., Chiton sp., Anadara
sp., Sepia officinalis.,dan Turritella cingulifera.,
B. Metode
1. Beberapa spesimen hewan Vermes dan Mollusca yang telah disiapkan diamati.
2. Spesimen yang sudah disiapkan diamati, digambar dan dicatat keterangan
berdasarkan penjelasan asisten
3. Dibuat kunci identifikasi
4. Dari hasil praktikum dibuat laporan sementara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil

Anadara sp.
Keterangan:
1. Unbo
2. Gigi lateral
3. Garis palial
4. Lekuk palial
5. Bekas otot aductor
4
Nama Ilmiah : Anadara sp.
5 Nama Lokal : Kerang darah
:
1 Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class
: Bivalvia
Ordo
: Arcoida
Family : Arcidae
Genus
: Anadara
Species : Anadara sp

1.

Chiton sp.

2.

Dorsal

3
4
6
Ventral

Keterangan:
1. Anterior valve
2. Posterior valve
3. Mulut
4. Insang
5. Head-foot
6. Anus
Nama Ilmiah: Chiton sp.
Nama Lokal : kiton
Klasifikasi
:
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class
: Polyplacophora
Ordo
: Chitonida
Family : Chitonidae
Genus
: Chiton
Species : Chiton sp

Sepia officinalis

2.
1

3.

Keterangan:
1. Tentakel
2. Lengan
3. Mata
4. Mantel
5. Fin
6. Mulut
Nama Ilmiah : Sepia officinalis
Nama Lokal : sotong
Klasifikasi
:
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class
: Cephalopoda
Ordo
: Sepiida
Family : Sepiidae
Genus
: Sephia
Species : Sepia officinalis

Turritella cingulifera
Keterangan:
1. Apex
2. Sultura
1
3. Collumela
Nama
Ilmiah:
Turritella
cingulifera
2
Nama Lokal : Klasifikasi
:
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Class
: Gastropoda
3
Ordo
: Sorbecoconcha
Family : Turritellidae
Genus
: Turritella
Species : Turritella cingulifera

B. Pembahasan

Praktikum kali ini menggunakan preparat yang mewakili

phylum

Platyhelminthes, Annelida dan Mollusca. Phyllum Platyhelminthes terdapat Planaria


atau Dugesia sp. yang merupakan anggota kelas Tubellaria. Aschelminthes tidak
digunakan dalam praktikum kali ini.
Planaria atau Dugesia sp. termasuk kedalam phylum plathyhelmintes yang
mempunyai

ciri-ciri

triploblastik

aselomate,

simetri

bilateral,

protostomia,

monoceous, tubuh pipih dorsoventral. Tubuhnya pipih dorsoventral termasuk class


turbelaria karena hidup bebas dan memiliki saluran cerna. Termasuk dalam ordo
Tricladida yaitu turbelaria yang mempunyai saluran cerna bercabang tiga. Eye spot
berfungsi zebagai fotoreseptor, mecanoreseptor. Planaria mempunyai pharynk yang
berfungsi untuk makan.
Tubifex sp. termasuk Annelida yang berciri triploblastik selomata, simetri
bilateral, prostomia, bermetamer. Termasuk Class Clitellata yaitu tidak mempunyai
parapodia, mempunyai clitelum, sedikit atau tanpa setae, termasuk subclass
oligochaeta yaitu sedikit setae. Clitelum untuk membentuk kokon yaitu kantung
untuk melekatkan sel telur. Prostomium terdiri atas sel-sel sensor berstruktur seperti
lensa yang mengganti fungsi mata.
phyilum Mollusca merupakan kelompok hewan bercangkang dan bertubuh
lunak. Memilki rongga mantel untuk tempat pertukaran gas, dan radula sebagai alat
untuk makan. Tubuhnya dibagi menjadi dua bagian yaitu, alat gerak pada kepala
(head foot) dan massa visceral. Filum Mollusca terdiri dari delapan kelas yaitu kelas
Caudafoveata, Aplacophora, Polyplacocophora, Monoplacophora, Scaphopoda,
Bivalvia, Gastropoda, dan Cephalopoda.
Kelas Caudofoveata merupakan Mollusca yang tidak memilki cangkang dan
hidup bebas. Aplacophora memilki tubuhnya tanpa memilki cangkang, mantel dan
alat gerak. Monoplacophora memilki satu lempeng pada bagian dorsal , alat gerak
pipih, dan lebar. Polyplacophora memilki tubuh banyak lempeng dengan jumlah 8
lempeng dorsal, salah satu contoh dari kelas ini adalah Chitton sp. Penentuan
anterior posterior tubuhnya dapat dilihat pada bagian ventral, yaitu bagian anterior
yang terdapat mulut sedangan posterior itu yang terdapat anus. Pada chitton terdapat
head foot, insang dan anus, serta memiliki mantel.
Chiton sp. termasuk dalam phylum Mollusca berciri tribloblastik selomata,
simetri bilateral, prostomia, tubuh terbagi menjadi dua masa viseral dan head foot.

Kebanyakan memiliki mantel. Termasuk class polyplacophora karena dia punya 8


lempeng.
Anadara sp. termasuk dalam phylum Mollusca berciri triploblastik selomata,
simetri bilateral, prostomia, ada viseral dan head foot, kebanyakan memiliki mantel.
Termasuk ke dalam class Bivalvia (dua cangkang yang bersatu). Mempunyai filter
feeder. Cara untuk menentukan sisi anterior dan sisi dari Anadara sp. ialah dengan
melihat umbonya (bagian yang nampak seperti punuk). Bagian yang dekat dari umbu
merupakan sisi anterior sedang bagian yang jauh merupakan sisi posterior. Sisi
dorsal merupakan sisi yang terdapat semacam engsel, sedang sisi yang lain sebagai
sisi ventral. Termasuk phylum Mollusca class Cephalopoda yaitu berciri memiliki
masa viseral ada di kepala. Class Cephalopoda merupakan kelas yang cangkangnya
tereduksi, beberapa dari mereka tidak memilki cangkang luar tapi sudah
terdiferensiasi menjadi cangkang dalam atau endoskeleton. Contoh dari kelas ini
Sepia officinalis yang memilki endoskeleton dan memilki siphon sebagai tempat
keluarnya tinta, memilki 8 lengan dan 2 tentakel. Turritella cingulifera merupakan
jenis kerang yang memiliki bentuk panjang seperti menara dan memiliki apex di
ujung serta sutura dan collumela.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan Hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Preparat yang digunakan untuk mewakili Phylum Plathihelmintes ialah Dugesia
sp. Tubifex sp. mewakili Phylum Annelida. Preparat yang lain seperti Chiton sp.,
Sephia officinalis, Anadara sp., dan Turritella cingulifera termasuk ke dalam
phylum Mollusca.
2. Ciri dari Dugesia sp. ialah memiliki auricle, rongga gastrovaskuler dan pharynk.
Ciri dari Tubifex sp. ialah bermetamer, memiliki clitelum, memiliki prostomium
sebagai sensor. Ciri utama dari dari Chiton sp. ialah memiliki 8 buah lempeng
dorsal. Ciri dari Anadara sp. memiliki cangkang yang bersatu, mempunyai filter
feeder. Ciri dari Sephia officinalis ialah bertubuh lunak dengan cangkang dalam
dan memiliki tentakel. Turritella cungifera merupakan kerang dengan ukuran
cangkang medium. Cangkang berbentuk seperti menara. Cangkang berwarna
kecoklat-coklatan.
B. Saran
Praktikan lebih cermat dalam melihat dan mengidentifikasi masing-masing preparat.

DAFTAR REFERENSI
VILA, S.P.; SIGWART, J. 2013: New records for the shallow-water chiton fauna
(Mollusca, Polyplacophora) of the Azores (NE Atlantic). ZooKeys, 312: 23-38.

Campbell. 2008. Biologi jilid 2. Edisi kedelapan.Jakarta : Erlangga.


Castro, M. dan Huber, M.E. (2007). Marine Biology. New York : McGraw-Hill
Companies Inc.
Chumaidi dan Suprapto. 1986. Populasi Tubifex sp di Dalam Media Campuran
Kotoran Ayam dan lumpur Kolam. Bulletin. Panel Perikanan Darat. 5(2): 611.
Encyclopedia of Life. 2014. Sephia officinalis. http://eol.org/pages/448836/overview.
[online]. Diakses tanggal 11 Oktober 2015.
Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan (Invertebrata dan vertebrata). Surabaya: Sinar
Wijaya.
Prawirohartono, Slamet. 2005. Sains Biologi. Jakarta: Bumi Aksara.
Reddlen, P W., Adam L B., Kenneth J M., Joya R. J., dan Alejandro S A. 2005.
Identification of genes needed for Registration Stem Cell Function, and Tissue
Homeostasis by Systematic Gene Perturbation in Planaria. Developmental Cell.
8:635-649.
Sartiami, D. 2008. Kunci Identifikasi Ordo Thysanoptera pada Tanaman Pangan dan
Hortikultura. Jurnal llrnu Pertanian Indonesia. 13 (2) : 103-110.
Sugiri, N. 1989. Zoologi Invertebrata II Direktorat Pendidikan Tinggi. Bogor: PAUIlmu Hayat.
Uli.

2011.
Identifikasi
dan
Determinasi
Hewan.
http://maximiliancortes.blogspot.com/2011/12/identifikasi-dan-determinasi
-hewan.html?zx=14b02151cf2a1303 , diakses 1 November 2015.

Veanti,

O. 2009. Klasifikasi Makhluk Hidup. http://kamuspengetahuan.


blogspot.com/2009/09/klasifikasi-makhluk-hidup.html, diakses 12 oktober
2015.

Widiyadi, E. 2009. Penerapan Tree dalam Klasifikasi dan Determinasi Makhluk


Hidup. Bandung : Makalah IF201.
Zattara, Eduardo E dan Alexandra E Bely. 2015. Fine Taxonomic Sampling Of
Nervous Systems Within Naididae (Annelida: Clitellata) Reveals
Evolutionary Lability And Revised Homologies Of Annelid Neural
Components. Zattara and Bely Frontiers in Zoology. Hal 12:8.

Anda mungkin juga menyukai