Komunitas Bencana Ratna Wahyu S1 4A
Komunitas Bencana Ratna Wahyu S1 4A
NIM
: 13.20.028
Kelas : S1.4A
Jurnal Ke 1
Judul Jurnal
Penulis Jurnal
Tahun Terbit
Jurnal
Latar Belakang
bencana
di
Indonesia,
termasuk
kasus
1 | Page
kesehatan
pendidikan
ikut
mengenai
dalam
pelatihan
penanggulangan
dan
ancaman
memberikan
penyuluhan
dan
simulasi
2 | Page
maupun
jiwa
yang
dialami
3 | Page
oleh
c. Mempercepat pemulihan
d. Memberikan perlindungan kepada pengungsi atau
masyarakat
yang
kehilangan
tempat
ketika
kehidupannya terancam
Didalam
siklus
manajemen
bencana
terdapat
Darurat;
yaitu
upaya
untuk
(prevension);
upaya
untuk
Mitigasi
(mitigation);
yaitu
upaya
yang
4 | Page
desa
agar
terjadinya
banjir
tidak
untuk
(kemungkinan
bertindak
akan
ketika
terjadi)
terjadi
bencana.
ini
melakukan
analisis
peralatan
yang
dibutuhkan
5 | Page
kepentingan
pasien
yang
membutuhkan.
g. Melaporkan segala akibat dari bencana
3. Team Pencarian
Tujuannya untuk pencarian dan penyelamatan
pada saat dan selama terjadinya bencana.
Kegiatan utama mereka adalah:
a. Membangun
penyidikan
untuk
mencari
6 | Page
dari
tanggung
jawab
team
rekonstruksi adalah
a. Mempertimbangkan area yang rusak dari
rumah sakit
b. Merekonstruksi struktur kerusakan yang ada
di Rumah Sakit
c. Pembangunan jangka panjang dari gedung
Salah satu syarat sukses penanganan emergency bencana
Kesimpulan Jurnal
adalah
kepemimpinan.
Ketiadaan
atau
kelemahan
sangat
tergantung
keberadaan
pemimpin.
7 | Page
Judul Jurnal
Penulis Jurnal
Farichatun Nisa
Tahun Terbit
Jurnal
Latar Belakang
kewasapadaan
resiko
bencana
dan
kecakapan
manajemen bencana.
Paradigma kebencanaan yang yang dahulu berfokus
kepada penanganan kedaruratan sekarang sudah mengalami
perubahan paradigma menjadi pengurangan risiko bencana
yang diwujudkan dalam bentuk kesiapsiagaan aparat dan
masyarakat. Pergeseran paradigma ini telah mendorong
perubahan radikal cara pandang terhadap penanggulangan
bencana,
jika
sebelumnya
penanggulangan
bencana
suatu
upaya
yang
menitikberatkan
kepada
8 | Page
yang
development
berhubungan
adalah
hubungan
dengan
bencana
antara
dan
9 | Page
yang
dilakukan
setelah
recovery
sebagai
manajemen
juga
sebagai
sarana
sementara
untuk
dicontohkan
diatas
dalam
hal
ini
sudah
10 | P a g e
umum,
rekonstruksi
permanen
dengan
terdampak
bencana
untuk
melakukan
sebelumnya;
terintegrasi
dari
hulu
perencanaan
hingga
sungai
hilir;
yang
melakukan
11 | P a g e
Bencana Alam
Bentuk partisipasi masyarakat yang dominan dalam
penanggulangan bencana alam di Kabupaten Jombang
adalah
partisipasi
sosial
dan
partisipasi
tenaga.
medan
yang
membantu
relawan
untuk
12 | P a g e
13 | P a g e
beliung di jombang. Semua tahapan dilakukan sesuai prosedur tapi yang lebih
menonjol adalah tahap response, dalam tahap response dilakukan dua hal sebelum
terjadi dan setelah terjadi bencana. Dalam 3 tahapan tersebut partisipasi
masyarakat sangatlah besar, mulai dari partisipasi tenaga dan partisipasi sosial.
Kesimpulan menurut saya meskipun kedua jurnal menggunakan tahapan yang
berbeda dalam menanggulangi bencana, serta pada jurnal yang 1 lebih
menjelaskan tentang peranan tenaga kesehatan dan tenag ahli yang lain di jurnal
yang ke 2 lebih menjelaskan tentang partisipasi masyarakat. Tapi penerapan
manajemen bencana memiliki tujuan yang sama yakni mencegah banyaknya
korban jiwa saat terjadi bencana dan mengurangi dampak yang merugikan baik itu
dari segi material maupun non material khususnya bagi korban yang terkena
bencana.
Pendahuluan
1) Kerangka Kerja Sendai untuk Pengurangan Resiko Bencana tahun 2015
2030 diadopsi dalam Konferensi Pengurangan Resiko Bencana
Persatuan Bangsa Bangsa ketiga, Kerangka Kerja ini memberikan
kesempatan unik bagi negara-negara untuk:
14 | P a g e
15 | P a g e
Dokumen
keluaran
Konferensi
PBB
tentang
Pembangunan
16 | P a g e
C.
D.
Gol
Mencegah risiko baru dan mengurangi risiko bencana yang ada melalui
penerapan langkah-langkah penilaian terpadu untuk ekonomi, struktural,
hukum, sosial, kesehatan, budaya, pendidikan, lingkungan, teknologi, politik
dan kelembagaan guna mencegah dan mengurangi terpaan bahaya dan
17 | P a g e
Prinsip-Prinsip Penting
Berangkat dari prinsip-prinsip yang tercantum di Strategi Yokohama
untuk Dunia yang lebih Aman:
a. Tanggung jawab utama Negara adalah mencegah dan mengurangi risiko
bencana, termasuk melalui kerja sama.
b. Tanggung jawab bersama antara otoritas Pemerintah pusat dan nasional,
sektor dan pemangku kepentingan yang sesuai dengan keadaan nasional.
c. Perlindungan orang dan aset sambil mempromosikan dan melindungi
semua hak asasi manusia termasuk hak untuk pembangunan.
d. Keterlibatan semua Lembaga Negara baik lembaga eksekutif dan
legislatif di tingkat nasional dan local.
e. Pengurangan dan manajemen risiko bencana tergantung pada mekanisme
koordinasi di dalam dan lintas sektor dan dengan pemangku kepentingan
yang relevan di semua level.
f. Pemberdayaan otoritas lokal dan masyarakat melalui sumber daya,
insentif dan pengambilan keputusan tanggung jawab yang sesuai.
g. Pengambilan keputusan yang inklusif dan mendapatkan informasi
tentang risiko saat menggunakan pendekatan multi-bahaya.
h. Koherensi pengurangan risiko bencana dan kebijakan pembangunan
berkelanjutan, rencana, dan mekanisme praktek, di berbagai sektor
Akuntansi lokal dan karakteristik khusus risiko bencana ketika
menentukan langkah-langkah untuk mengurangi risiko.
i. Mengatasi risiko utama melalui investasi lebih hemat dibandingkan
hanya mengandalkan pada respon dan pemulihan paska bencana.
j. Membangun Kembali Lebih Baik untuk mencegah terciptanya risiko
baru, dan mengurangi risiko bencana yang ada.
k. Kualitas kemitraan global dan kerja sama internasional ditingkatkan
menjadi lebih efektif, bermakna dan kuat.
18 | P a g e
Target
7 target utama yakni:
a. Mengurangi secara substansial tingkat kematian global akibat bencana di
tahun 2030, menuju penurunan rata-rata tingkat kematian global per
100.000 dalam dekade 2020 -2030 dibandingkan dengan periode 2005
2015.
b. Secara substansial mengurangi jumlah orang yang terkena dampak
secara global di tahun 2030, bertujuan menurunkan angka rata-rata
global per 100.000 di dekade 2020 2030 dibandingkan dengan periode
2005 2015.
c. Mengurangi kerugian ekonomi langsung akibat bencana dalam kaitannya
dengan Produk Domestik Bruto (GDP) di tahun 2030.
d. Secara substansial mengurangi kerusakan akibat bencana pada
infrastruktur penting dan gangguan pada layanan dasar, di antaranya
fasilitas kesehatan dan pendidikan, termasuk melalui pembangunan
ketahanan mereka pada tahun 2030.
e. Secara substansial meningkatkan jumlah negara yang memiliki strategi
pengurangan risiko bencana nasional dan lokal pada tahun 2020.
f. Meningkatkan kerja sama internasional secara substansial untuk negara
berkembang melalui dukungan yang memadai dan berkelanjutan untuk
mendukung
aksi
nasional
mereka
dalam
mengimplementasikan
Prioritas Aksi
Ada kebutuhan untuk tindakan terfokus dalam dan lintas sektor dengan
Negara di tingkat lokal, nasional, regional dan global dalam empat bidang
prioritas sebagai berikut.
19 | P a g e
1. Prioritas 1
Pemahaman risiko bencana pemahaman
Manajemen risiko bencana perlu berdasarkan pada pemahaman risiko
bencana dalam semua dimensi kerentanan, kapasitas, terpaan orang dan
aset, karakteristik bahaya dan lingkungan Hidup
2. Prioritas 2
Penguatan tata kelola risiko bencana
Tata kelola risiko bencana di tingkat nasional, regional dan global sangat
penting untuk pengelolaan pengurangan risiko bencana di semua sektor
dan memastikan koherensi kerangka nasional dan hukum, peraturan dan
kebijakan publik lokal, dengan mendefinisikan peran dan tanggung
jawab, membimbing, mendorong dan memberi insentif pada sektor
publik dan swasta untuk mengambil tindakan dan mengatasi risiko
bencana.
3. Prioritas 3
Investasi dalam pengurangan risiko bencana untuk ketahanan
Investasi publik dan swasta dalam pencegahan dan pengurangan risiko
bencana melalui struktur dan tindakan-tindakan non-struktural yang
penting untuk meningkatkan ketahanan ekonomi, sosial, kesehatan dan
budaya orang, masyarakat, negara dan aset mereka, serta lingkungan. Ini
dapat mendorong inovasi, pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja.
Langkah-langkah tersebut lebih efektif dari segi pendanaan dan penting
untuk menyelamatkan nyawa, mencegah dan mengurangi kerugian dan
memastikan pemulihan dan rehabilitasi yang efektif.
4. Prioritas 4
Meningkatkan kesiapan bencana untuk respon yang efektif, dan untuk
Membangun Kembali Lebih Baik di masa pemulihan, rehabilitasi dan
rekonstruksi
Pengalaman menunjukkan bahwa kesiapan bencana perlu diperkuat
untuk bisa memberikan respon yang lebih efektif dan memastikan
tersedianya kapasitas untuk pemulihan yang efektif. Bencana juga telah
menunjukkan bahwa sebelum bencana terjadi perlu disiapkan tahap
pemulihan, rehabilitasi dan rekonstruksi. Ini adalah kesempatan untuk
Membangun
Kembali
Lebih
Baik
melalui
langkah-langkah
20 | P a g e
pendekatan akses gender yang adil dan universal selama fase respon dan
fase rekonstruksi.
H.
adat,
melalui
pengalaman
dan
pengetahuan
22 | P a g e
Sarana Pelaksanaan
Untuk mencapai hal ini, perlu:
a. perlu
tersedianya
dukungan
internasional
yang
disempurnakan,
23 | P a g e
Untuk
Pembangunan
Berkelanjutan
dan
peninjauan
kebijakan
merekomendasikan
kepada
Majelis
Umum
untuk
24 | P a g e