Edit Ila
Edit Ila
PENDAHULUAN
Page 1
2.
3.
Page 2
10.2 PEMBAHASAN
10.2.1 Perhitungan Harga Pokok Proses dengan Metode Rata-Rata
Dalam metode ini, jumlah harga pokok produk dalam proses awal
ditambahkan dengan biaya produksi yang dikeluarkan periode sekarang dibagi
dengan unit ekuivalensi produk untuk menghasilkan harga pokok rata-rata
tertimbang.
Harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen
pertama merupakan harga pokok kumulatif, yaitu merupakan penjumlahan harga
pokok dari departemen satu ditambahkan dengan departemen berikutnya yang
bersangkutan.
Proses Pemberlakuan Metode Rata-rata
a.
Di departemenPertama :
Dihitung total biaya untuk masing-masing jenis biaya produksi, yaitu:
biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik dengan cara
biaya yang melekat pada persediaan barang dalam proses awal ditambah
Page 3
b. Di departemenLanjutan:
1.
Dihitung harga pokok rata-rata yang berasal dari departemen
sebelumnya. Harga pokok tersebut terdiri dari: Harga pokok persediaan
2.
awal dan harga pokok yang diterima pada periode yang bersangkutan.
Dihitung harga pokok rata-rata per satuan yang ditambahkan dalam
3.
Contoh Soal :
PT. HIDAYAH yang memproduksi satu macam barang dengan memalui dua
departemen, mempunyai data persediaan dalam proses awal, data produksi dan biaya
produksi selama satu periode produksi sebagai berikut:
1.
Data Produksi dalam proses awal tahun 2006, adalah sebagai berikut:
Jumlah Unit
Harga Pokok:
Biaya Bahan /dari dept I
BTK
BOP
Jumlah
Tk Penyelesaian:
Biaya Bahan
Biaya Konversi
Dept I
2.000 unit
Dept II
1.000 unit
Rp.1.200.000
570.000
380.000
Rp.2.150.000
Rp.1.370.000
324.000
405.000
Rp.2.099.000
100%
60%
40%
Page 4
2.
Produk baru masuk proses pada departemen I sebesar 18.000 unit, dari semua yang
diproses 16.000 unit telah selesai dan dikirim ke departemen II untuk diproses
lebih lanjut 4.000 unit masih belum selesai dengan tingkat penyelesaian 100%
biaya bahan dan 75% biaya konversi. Pada Departemen II dari semua barang
yang diproses tersebut sudah selesai dan dikirim ke gudang sebanyak 15.000
unit. Produk yang belum selesai sebesar 2.000 unit dengan tingkat penyelesaian
60% biaya konversi.
3.
Biaya Produksi yang terjadi selama kegiatan produksi adalah sebagai berikut:
Biaya Bahan
BTK
BOP
Jumlah
Dari data tersebut diminta:
Dept. I
Rp.9.800.000
6.080.000
5.320.000
Rp.21.200.000
Dept. II
Rp 2.564.000
4.455.000
Rp.8.019.000
PT. HIDAYAH
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPT. I
TAHUN 2015
Data Produksi
Harga Pokok Proses Lanjutan
Page 5
2.000 unit
18.000 unit
20.000 unit
16.000 unit
4.000 unit
20.000 unit
Biaya Dept.1
Rp 9.800.000
Rp 6.080.000
Rp 5.320.000
Jumlah
Unit
Ekuivalen
Rp11.000.000 20.000 unit
Rp 6.650.000 19.000 unit
Rp 5.700.000 19.000 unit
Rp23.350.00
Per unit
Rp 550
Rp 350
Rp 300
Rp 1.200
Page 6
Rp19.200.000
Rp 2.200.000
Rp 1.050.000
Rp. 900.000
Rp 23.350.000
=20.000 unit
=19.000 unit
PT. HIDAYAH
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPT. II
TAHUN 2006
Data Produksi
Produk dalam proses Awal (Biaya Konversi:40%)
Produk diterima dari dept.1
Produk Selesai ditransfer ke Dept II
Produk dalam proseas akhir
Tk Penyelesaian; Konversi 60%
1.000 unit
16.000 unit
17.000 unit
15.000 unit
2.000 unit
17.000 unit
Pembebanan Biaya
Elemen
PDP Awal
biaya
HPdr Dept I
BTK
BOP
Rp 1.370.000
Rp 324.000
Rp 405.000
Biaya
Jumlah
Unit
Kegiatan
Rp 19.200.000 Rp 20.570.000
Rp 3.564.000 Rp 3.888.000
Rp 4.455.000 Rp 4.860.000
Rp 29.318.000
Rp 26.250.000
Rp 3.068.000
Rp 29.318.000
=17.000
=16.200
Page 7
Ekuivalen
17.000unit
16.200unit
16.200unit
Per unit
Rp 1.210
Rp 240
Rp 300
Rp 1.750
JURNAL
a. Mencatat Pemasukan Kembali Harga Pokok dalam Proses Awal Dept I
BDP BBB Dept. I
Rp. 1.200.000
BDP BTK Dept.I
Rp. 570.000
BDP BOP Dept. I
Rp. 380.000
Persediaan Produk Dalam Proses Dept. I
Rp. 2.150.000
Rp. 9.800.000
Rp. 6.080.000
Rp. 5.320.000
Rp. 9.800.000
Rp. 6.080.000
Rp. 5.320.000
c. Mencatat Produk yang belum selesai Dept. I(BDP akhir : 4000 unit)
Persediaan Produk Dalam Proses Dept. I
Rp. 4.150.000
BDP BBB Dept. I
BDP BTK Dept. I
BDP BOP Dept. I
Rp. 2.200.000
Rp. 1.050.000
Rp.900.000
Page 8
Rp. 3.564.000
Rp. 4.455.000
Rp. 3.564.000
Rp. 4.455.000
g. Mencatat Produk yang belum Selesai Dept. II (BDP Akhir :2000 unit)
Persediaan Produk Dalam Proses Dept II
Rp. 3.068.000
BDP Harga Pokok Dept. I
Rp. 2.420.000
BDP BTK Dept. II
Rp. 288.000
BDP BOP Dept. II
Rp. 360.000
h. Mencatat Produk Produk Selesai Dept. II
Persediaab Produk Selesai Dept. II
Rp. 26.250.000
BDP Harga Pokok Dept. I
BDP BTK Dept. II
BDP BOP Dept. II
Perhitungan :
BDP Hp dari Dept I = 15.000 x Rp. 1.210 = Rp. 18.150.000
BDP BTK
= 15.000
x Rp. 240 = Rp. 3.600.000
BDP BOP
= 15.000
x Rp. 300
Rp. 18.150.000
Rp. 3.600.000
Rp. 4.500.000
= Rp. 4.500.000
10.2.2 Perhitungan Harga Pokok Proses dengan Metode First In First Out
(FIFO)
Dalam metode ini, menganggap biaya produksi periode sekarang pertama kali
digunakan untuk menyelesaikan produk yang pada awal periode masih dalam proses
yang kemudian sisanya digunakan untuk mengolah produk yang dimasukkan dalam
Harga Pokok Proses Lanjutan
Page 9
proses periode sekarang. Oleh karena itu, dalam perhitungan unit ekuivalensi tingkat
penyelesaian persediaan produk dalam proses awal harus diperhitungkan.
Dalam departemen setelah departemen I, produk telah membawa harga pokok
dari periode sebelumnya digunakan pertama kali untuk menentukan harga pokok
produk yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang.
Proses Pemberlakuan Metode FIFO
1) Proses produksi dianggap untuk menyelesaikan produk dalam proses awal
menjadi produk selesai.
2) Setiap elemen harga pokok produk dalam proses awal tidak digabungkan
dengan elemen biaya yang terjadi dalam periode yang bersangkutan.
3) Harga pokok produk dalam proses awal periode tidak perlu dipecah kembali
menurut elemennya ke dalam setiap elemen biaya.
4) Produksi ekuivalen = (Produksi dalam proses awal x tingkat penyelesaian
yang dibutuhkan) + Produksi Current + (Produk dalam proses akhir x Tingkat
penyelesaian yang sudah dinikmati).
5) Besarnya harga pokok satuan setiap elemen biaya dihitung sebesar elemen
biaya yang terjadi pada periode yang bersangkutan dibagi jumlah produksi
ekuivalen dari elemen biaya yang bersangkutan.
Contoh Soal:
1.
PT. NAYAKA mempunyai data produksi dalam proses awal, biaya produksi
dan data produksi selama satu periode produksi sebagai berikut:
Data Produksi dalam proses awal tahun 2006 adalah sebagai berikut:
Dept I
Page 10
Dept II
Jumlah Unit
Harga Pokok:
Biaya Bahan/dari dept I
BTK
BOP
Jumlah
Tk Penyelesaian:
Biaya Bahan
Biaya Konversi
2.000 unit
2.500 unit
Rp450.000
220.000
150.000
Rp820.000
Rp1.460.000
420.000
300.000
Rp2.180.000
100%
40%
60%
2. Produk baru masuk proses pada departemen I sebesar 23.000 unit, dari semua
yang diproses 20.000 unit telah selesai dan dikirim ke departemen II untuk
diproses lebih lanjut 5.000 unit masih belum selesai dengan tingkat
penyelesaian 100% biaya bahan dan 60% biaya konversi. Pada Departemen II
dari semua barang yang diproses tersebut sudah selesai dan dikirim ke gudang
sebanyak 18.000 unit. Produk yang belum selesai sebesar 4.500 unit dengan
tingkat penyelesaian 80% biaya konversi.
3. Biaya Produksi yang terjadi selama kegiatan produksi adalah sebagai berikut:
Biaya Bahan
BTK
BOP
Jumlah
Dept. I
Rp 8.050.000
5.550.000
3.330.000
Rp16.930.000
Dept. II
Rp5.628.000
3.618.000
Rp9.246.000
PT. NAYAKA
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPT. I
TAHUN 2006
Data Produksi
Produk dalam proses Awal
2.000 unit
23.000 unit
Page 11
25.000 unit
Produk Selesai ditransfer ke Dept II
Produk dalam proses akhir
Tk Penyelesaian Bahan 100%; Konversi 75%
20.000 unit
5.000 unit
25.000 unit
Unit
Per unit
Ekuivalen
Elemen biaya
Harga Pokok PDP Awal
Biaya Bahan
Tenaga Kerja
BOP
Jumlah Biaya
Rp 820.000
Rp 8.050.000
Rp 5.550.000
Rp 3.330.000
Rp17.750.000
23.000unit Rp 350
22.200unit Rp 250
22.200unit Rp 150
Rp 750
Biaya yang
diperhitungkan :
Harga Pokok Produk Selesai = 20.000 unit
Produk Selesai dari produk dalam proses awal
Harga Pokok Yang Lalu
Rp 820.000
Penyelesaian
Tenaga Kerja
2.000 x 60% x Rp. 250 =
Rp 300.000
BOP
2.000 x 60% x Rp. 150 =
Rp 180.000
HP Produk Selesai Periode ini
18.000unit x Rp750=
HP Produk Selesai
20.000unit x Rp740=
Harga Pokok Produk Dalam Proses Akhir
(5.000unit)
Biaya Bahan = 5.000 x 100% x Rp. 350=
Tenaga Kerja = 5.000 x 60% x Rp. 250=
BOP
= 5.000 x 60% x Rp. 150=
Rp 1.750.000
Rp 750.000
Rp 450.000
Rp 2.950.000
Rp 17.750.000
Jumlah Yang
Diperhitungkan
Perhitungan Unit
Ekuivalen :
Biaya Bahan
Biaya Konversi
Rp 1.300.000
Rp13.500.000
Rp 14.800.000
Page 12
PT. NAYAKA
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPT. II
TAHUN 2006
Data Produksi
Produk dalam proses Awal
2.500 unit
20.000 unit
22.500 unit
18.000 unit
4.500 unit
22.500 unit
Biaya yang dibebankan
Elemen biaya
Jumlah Biaya
Unit
Per unit
Ekuivalen
Harga Pokok PDP Awal
HP dari Dept I
Tenaga Kerja
BOP
Biaya Periode Ini
Rp 2.180.000
Rp 14.800.000
Rp 5.628.000
Rp 3.618.000
Rp 24.046.000
Rp 26.226.000
20.000unit
20.100unit
20.100unit
Rp 740
Rp 280
Rp 180
Rp 1.200
Rp 2.640.000
Rp 18.600.000
Rp 21.240.000
Rp 4.986.000
Jumlah Yang Diperhitungkan
Rp 26.226.000
Perhitungan Unit Ekuivalen :
Biaya Bahan
(2.500 x 0%) + 15.500 + (4.500 x 100%)= 20.000 unit
Page 13
Biaya Konversi
JURNAL
a. Mencatat Pemasukan Kembali Harga Pokok dalam Proses Awal Dept I
BDP BBB Dept.I
Rp. 450.000
BDP BTK Dept. I
Rp. 220.000
BDP BOP Dept. I
Rp. 150.000
Persediaan Produk Dalam Proses Dept. I
Rp. 820.000
b. Mencatat Pembebanan Biaya Dept I
BDP BBB Dept. I
BDP BTK Dept. I
BDP BOP Dept. I
Persediaan Bahan
Biaya Gaji dan Upah
BOP Dept. I
c. Mencatat Produk yang belum selesai Dept. I
Persediaan Produk Dalam Proses Dept. I
BDP BBB Dept. I
.
BDP BTK Dept. I
.
BDP BOP Dept. I
Rp 8.050.000
Rp 5.550.000
Rp 3.330.000
Rp 8.050.000
Rp 5.550.000
Rp 3.330.000
Rp 2.950.000
Rp 1.750.000
Rp 750.000
Rp 450.000
Rp12.750.000
Rp.7.000.000
Rp.5.000.000
Rp 750.000
= Rp.7.000.000
= Rp 5.000.000
= Rp. 750.000
Page 14
Rp 24.046.000
Rp 5.628.000
Rp 3.618.000
Rp. 5.628.000
Rp 3.618.000
Rp 4.986.000
Rp 3.330.000
Rp 1.008.000
Rp 648.000
Rp 21.600.000
Rp. 13.320.000
Rp. 5.040.000
Rp 3.240.000
Page 15
Di departemen Awal:
Produk yang hilang awal tidak dihitung dalam menentukan
jumlah unit ekuivalen.
Di Departemen Lanjutan (dept 2 dst):
Harga pokok dari departemen sebelumnya disesuaikan dengan
produksi.
Harga pokok produk hilang tersebut diperhitungkan ke harga
pokok produk selesai yang ditransfer dari departemen produksi
Apabila produk rusak tidak laku dijual maka produk rusak tersebut
Page 16
diperhitungkan.
Kerugian atas produk rusak (selisih harga pokok dengan harga jual)
dicatat sebagai biaya overhead yang sesungguhnya di departemen
tempat terjadinya produk rusak. Pencatatan ini dipakai apabila biaya
overhead pabrik dibebankan ke produk atas dasar tarif yang ditentukan
di muka.
Niali jual produk rusak dicatat sebagai pendapatan di luar usaha,
Page 17
Apabila tambahan bahan baku tersebut tidak menambah unit produk maka
tambahan bahan baku itu hanya dicatat menambah biaya produk tanpa
b.
departemen sebelumnya.
5) Adanya Bahan Sisa Proses Produksi (Scrap Material)
Adalah bahan baku yang merupakan sisa proses produksi yang tidak
dapat dimasukkan lagi dalam produksi untuk tujuan yang sama, tetapi
mungkin dapat digunakan untuk proses produksi yang berbeda atau dijual
Page 18
kembali dalam suatu jumlah tertentu. Bahan sisa ini nilai jualnya lebih kecil
dibandingkan produk utama.
6) Adanya Bahan Buangan (Waste Material)
Adalah bagian dari bahan mentah yang tertinggal sesudah proses
produksi dan tidak mempunyai kegunaan untuk dipakai atau dijual kembali.
Biaya dalam mengatur bahan buangan biasanya dibebankan pada kontrol
overhead pabrik.
Page 19
10.3.2 Saran
Dalam menentukan metode harga pokok proses suatu perusahaan bisa
menggunakan salah satu dari ketiga metode tersebut. Namun yang terpenting
adalah kita harus konsisten dalam penggunaan metode untuk menghindari
Page 20
DAFTAR PUSTAKA
http://Academiu.co.id
http://blogspot.com
Page 21
Page 22