Anda di halaman 1dari 13

Beranda

echychasey
Enter Keyw

visitor
Welcome
Delete this widget from your Dashboard and add your own words. This is just an example!

visitor

i love my blog
laporan praktikum mikrobiologi Uji sensitivitas mikroba
terhadap antibiotik dan agensia kimia dengan metode
difusi USB Surakarta
Sabtu, 23 Mei 2015

Acara
Tujuan
Prinsip
Dasar Teori

: Uji sensitivitas mikroba terhadap antibiotik dan agensia kimia dengan metode difusi.
: Mengetahui kepekaan mikroba terhadap antibiotik dan agensia kimia
(desinfektan,antiseptik) dengan metode difusi.
: Antibiotik dan zat kimia akan terdifusi dalam media agar sehingga dapat
menghambat atau membunuh mikroba.
: Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu
jenisspesies utama bakteri gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan
oleh Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus
besar manusia. Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya tetapi beberapa dapat
mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia yaitu diare berdarah
karena eksotoksin yang dihasilkan bernamaverotoksin. Toksin ini bekerja dengan
cara menghilangkan satu basaadenin dari unit 28S rRNA, sehingga menghentikan
sintesis protein.Sumber bakteri ini contohnya adalah daging yang belum masak,
seperti daging hamburger yang belum matang. E. Coli yang tidak berbahaya dapat
menguntungkan manusia dengan memproduksivitamin K2, atau dengan mencegah

bakteri lain di dalam usus. E. colibanyak digunakan dalam teknologi rekayasa


genetika. Biasa digunakan sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang
diinginkan untuk dikembangkan. E. coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat
dan mudah dalam penanganannya.
Uji sensitivitas bakteri merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat
kerentanan bakteri terhadap zat antibakteri dan untuk mengetahui senyawa murni
yang memiliki aktivitas
antibakteri.

Pada umumnya

metode yang dipergunakan dalam uji sensitivitas bakteri adalah metode difusi agar
yaitu dengan cara mengamati daya hambat pertumbuhan mikroorganisme oleh
ekstrak yang diketahui dari daerah di sekitar kertas cakram (paper disk) yang tidak
ditumbuhi oleh mikroorganisme. Zona hambatan pertumbuhan inilah yang
menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap bahan anti bakteri (Jawelz,
1995).

Seor

ang ilmuan dari perancis menyatakan bahwa metode difusi agar dari prosedur KirbyBauer, sering digunakan untuk mengetahui sensitivitas bakteri. Prinsip dari metode
ini adalah penghambatan terhadap pertumbuhan mikroorganisme, yaitu zona
hambatan akan terlihat sebagai daerah jernih di sekitar cakram kertas yang
mengandung zat antibakteri. Diameter zona hambatan pertumbuhan bakteri
menunjukkan sensitivitas bakteri terhadap zat antibakteri. Selanjutnya dikatakan
bahwa semakin lebar diameter zona hambatan yang terbentuk bakteri tersebut
semakin sensitif (Gaman, dkk.
1992).
Zona Hambat merupakan tempat dimana bakteri terhambat pertumbuhannya
akibat antibakteri atau antimikroba. Zona hambat adalah daerah untuk menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pada media agar oleh
antibiotik.

Zat antimikroba adalah senyawa

yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikrorganisme. Zat


antimikroba dapat bersifat membunuh mikroorganisme (microbicidal) atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme
(microbiastatic).
Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri yang
memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman-kuman
sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif
kecil.

Antiseptik adalah zat yang biasa

digunakan untuk menghambat pertumbuhan dan membunuh mikroorganisme


berbahaya (patogenik) yang terdapat pada permukaan tubuh luar mahluk hidup.
Contoh beberapa antiseptik yaitu: betadine, senyawa kimia baik organik maupun
anorganik banyak yang bersifat racun terhadap mikroorganisme. Usaha manusia
untuk mengatasi mikroorganisme penyebab penyakit banyak menggunakan bahan
kimia.

Desinfektan adalah zat kimia

yang mematikan sel vegetatif belum tentu mematikan bentuk spora mikroorganisme
penyebab suatu penyakit. Desinfektan digunakan untuk menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pada benda-benda mati seperti meja, lantai, objek glass dan lainlain. Kelompok utama desinfektan yaitu: fenol, alkohol, aldehid, halogen, logam
berat, detergen, dan kemosterilisator gas. Cara kerja zat-zat kimia dalam
mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme berbeda-beda antara
lain dengan: merusak dinding sel, mengubah permeabilitas sel, mengubah molekul
protein dan asam amino yang dimiliki mikroorganisme, menghambat kerja enzim,
menghambat sintesis asam nukleat dan protein, serta sebagai antimetabolit
(Anonim 2009).

Alat dan bahan


:

Suspensi bakteri E.coli

Media mueller hinton agar ( MHA )

Disk
Antibiotik : Vancomycin, Kanamycin, Trimethoprim.
Desinfektan : Sos, Wipol, Soklin.
Antiseptik : Dettol,Rivanol, Betadin.
Cawan petri steril
Kapas lidi steril

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Cara Kerja
:
Siapkan biakan bakteri
Buat suspensi bakteri : inokulasi biakan pada media BHI (Brain Heart Infussion), inkubasi
pada suhu 370C selama 24 jam. Kekeruhan disetarakan dengan standard brown II
Bagi daerah cawan petri menjadi 3 bagian, tulisi masing masing disk yang dipakai.
Cawan petri tuangi media MHA , ratakan tunggu sampai dingin jangan di goyang
goyangkan.
Inokulasi suspensi bakteri secara perataan menggunakan kapas lidi steril.
Biarkan 5-10 menit agar biakan terdifusi ke dalam media.
Letakan disk dengan pinset steril, atur jarak masing masing disk.
Bungkus dengan menggunakan kertas koran, inkubasi pada suhu 370C selama 24 jam.
Amati hasilnya dan ukur diameter daerah hambatan.

10.

Hasil pengukuran dirujuk pada tabel, tentukan sifat mikrobanya (resisten, intermediate, atau
sensitif)

Hasil Pengamatan
Disk Bakteri
Kanamycin
Vancomycin
Trimethoprim

: 24mm
: 24mm
: 7mm

Disk antiseptik
Rivanol
Betadin
Dettol

: 15mm
: 8mm
: 0mm

Disk desinfektan
Sos
: 23mm
Wipol
: 0mm
Soklin
: 0mm

Pembahasan
:
Praktikum uji sensitivitas mikroba terhadap antibiotik dan agensia kimia dengan metode
difusi bertujuan untuk mengetahui obat-obat antibiotik dan agensi kimia yang paling cocok
(paling poten) untuk kuman penyebab penyakit terutama pada kasus-kasus penyakit yang
kronis dan untuk mengetahui adanya resistensi terhadap berbagai macam antibiotik.
Penyebab mikroorganisme resisten terhadap antibiotik karena mikroorganisme tersebut
resisten terhadap antibiotik yang diberikan, akibat pemberian dosis dibawah dosis pengobatan
dan akibat penghentian obat sebelum mikroorganisme tersebut betul-betul terbunuh oleh
antibiotik
Alat yang di gunakan dalam praktikum yaitu cawan petri yang telah disterilkan , kemudian
dituangi media MHA, digunakan media MHA karena media ini mempunyai komposisi
tertentu yang cocok digunakan untuk uji sensitivitas mikroba. Media MHA dituang sekaligus
dalam keadaan hangat dan berbentuk cairan ke dalam cawan petri kemudian didiamkan
hingga rata memadat. Lalu suspensi biakan cair diinokulasikan secara peraataan dengan
kapas lidi steril didiamkan selama beberapa menit agar suspensi bakteri terdifusi ke dalam
media agar , jika inokulasi tidak merata maka hasil sensitivitas setelah diberi disk dan
diinkubasi selama24 jam tidak akan memuaskan (tidak membentuk diameter hambat yang
bulat) , kemudian diberi disk dengan mengatur jarak masing-masing disk agar tidak terlalu
berdekatan. Kemudian diinkubasi selama 24 jam dalam suhu 370C selama diinkubasi
bakteri yang telah diberi disk akan membentuk diameter hambat , diameter hambat inilah

yang digunakan dalam menentukan sifat bakteri apakah resisten, intermediet atau
peka. Masing masing disk memberikan zona hambat yang berbeda ukurannya.
Dalam praktikum kali ini menggunakan 3 macam disk yaitu antibiotik, antiseptik dan
desinfektan. Antibiotik yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah kanamycin,
trimethoprim, Vancomycin. Diketahui bahwa bakteri resisten terhadap trimethoprim karena
mempunyai diameter hambat hanya 7mm dan peka terhadap kanamycin dan vancomicin
karena mempunyai diameter hambat 24mm. Antiseptik yang digunakan dettol, rivanol,
betadin. Dalam cawan petri menunjukan bahwa bakteri resisten terhadap dettol karena tidak
membentuk diameter hambat 0mm. Pada disk betadin bakteri bersifat intermediet memiliki
diameter hambat 8mm dan bakteri peka terhadap rivanol karena membentuk diameter hambat
sebesar 15mm. Dan desinfektan yang digunakan adalah Sos, Wipol, Soklin. Pada disk sos
menunjukan bahwa bakteri peka membentuk diameter hambat sebesar 23mm dan tidak
membentuk diameter hambat pada wipol dan soklin.

Kesimpulan
:
E.colli peka terhadap antibiotik kanamycin dan vancomycin dengan diameter hambat sebesar
24mm.
E.colli resisten terhadap trimethoprim daripada kanamycin dan vancomycin dengan diameter
hambat sebesar 7mm.
Jadi pada pengobatan infeksi bakteri E.colli penanganan yang tepat adalah pemberian
antibiotik kanamycin dan vancomycin.
E.colli peka terhadap rivanol daripada betadin dan dettol.
E.colli resisten terhadap betadin dan detol daripada rivanol.
E.colli peka terhadap sos daripada wipol dn soklin.
E.colli resisten terhadap wipol dan soklin daripada sos.

Laporan Praktikum
Mikrobiologi Parasitologi

Mahesi Pangesti
Luciana Yuanita
Panji Krisna
Yustina Iyus

(17141058B)
(17141060B)
(17141061B)
(17141062B)

UJI SENSITIVITAS MIKROB TERHADAP


ANTIBIOTIK DAN AGENSIA KIMIA DENGAN
METODE DIFUSI
Diposkan oleh echychasey di 05.44
Label: laporan praktikum, metode difusi, uji sensitivitas mikroba, Uji sensitivitas mikroba terhadap
antibiotik dan agensia kimia dengan metode difusi, universitas setiabudi surakarta

0 komentar:

Poskan Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

hay..hayy

twitter
follow me on twitter
Ada kesalahan di dalam gadget ini

weather
Weather Solo

calendar
Calendar

facebook
Echiik Dsb

Buat Lencana Anda

Feedjit
Labels

alat atau ruangan secara aseptik. (2)


laporan (1)

laporan praktikum (1)


laporan sterilisasi (2)
Menguji sterilitas suatu bahan(2)
metode difusi (1)
metode dilusi (1)
mikrobiologi (1)
praktek ilmu komunikasi (1)
sensitivitas mikroba (1)
sterilitas aseptik (2)
uji sensitivitas mikroba (1)
Uji sensitivitas mikroba terhadap antibiotik dan agensia kimia
dengan metode difusi (1)

universitas setia budi surakarta(1)

universitas setiabudi surakarta(4)

Blog Archive

2015 (5)
Mei (5)
praktek ilmu komunikasi percakapan pasien
asisten ...
laporan praktikum sterilisasi USB SURAKARTA
laporan praktikum sterilisasi USB SURAKARTA
laporan praktikum mikrobiologi Uji sensitivitas mi...
laporan praktikum mikrobiologi UJI SENSITIVITAS
MI...
2012 (6)
2011 (79)

Mengenai Saya

echychasey
Lihat profil lengkapku

Pengikut
Diberdayakan oleh Blogger.

Lorem

alat atau ruangan secara aseptik. (2)

laporan (1)

laporan praktikum (1)

laporan sterilisasi (2)

Menguji sterilitas suatu bahan (2)

metode difusi (1)

metode dilusi (1)

mikrobiologi (1)

praktek ilmu komunikasi (1)

sensitivitas mikroba (1)

sterilitas aseptik (2)

uji sensitivitas mikroba (1)

Uji sensitivitas mikroba terhadap antibiotik dan agensia kimia dengan metode
difusi (1)

universitas setia budi surakarta (1)

universitas setiabudi surakarta (4)

Ipsum

alat atau ruangan secara aseptik. (2)

laporan (1)

laporan praktikum (1)

laporan sterilisasi (2)

Menguji sterilitas suatu bahan (2)

metode difusi (1)

metode dilusi (1)

mikrobiologi (1)

praktek ilmu komunikasi (1)

sensitivitas mikroba (1)

sterilitas aseptik (2)

uji sensitivitas mikroba (1)

Uji sensitivitas mikroba terhadap antibiotik dan agensia kimia dengan metode
difusi (1)

universitas setia budi surakarta (1)

universitas setiabudi surakarta (4)

Dolor

alat atau ruangan secara aseptik. (2)

laporan (1)

laporan praktikum (1)

laporan sterilisasi (2)

Menguji sterilitas suatu bahan (2)

metode difusi (1)

metode dilusi (1)

mikrobiologi (1)

praktek ilmu komunikasi (1)

sensitivitas mikroba (1)

sterilitas aseptik (2)

uji sensitivitas mikroba (1)

Uji sensitivitas mikroba terhadap antibiotik dan agensia kimia dengan metode
difusi (1)

universitas setia budi surakarta (1)


universitas setiabudi surakarta (4)
Copyright 2010 echychasey
Blogger Templates by Splashy Templates | Design by Dellustrations

http://echychasey.blogspot.co.id/2015/05/laporan-praktikum-mikrobiologiuji_23.html

Anda mungkin juga menyukai