Anda di halaman 1dari 9

Bank tidak bertanggung jawab untuk mencari untuk mencari pencatatan

atas saldo bank atau pinjaman selain yang dimasukkan dalam formulir
dari klien KAP. Laporan di bagian bawah formulir meminta bank
menginformasikan kepada KAP semua pinjaman yang tidak dimasukkan
dalam konfirmasi dari bank yang memiliki informasi tersebut. Dampak dari
tanggung jawab yang terbatas ini dalah untuk mensyaratkan auditor agar
memenuhi tujuan kelngkapan atas saldo dan utang bank yang tidak
tercatat

dengan

menginformasikan

cara

lain.

kepada

Sama

auditor

halnya,
mengenai

bank

tidak

persyaratan

perlu
kredit,

persyaratan saldo kompensasi, atau kewajiban kontinjen ketika kewajiban


dijaminkan. Jika auditor menginginkan konfirmasi tas jenis informasi ini,
maka mereka harus mendapatkan konfirmasi yang terpisah dari institusi
keuangan yang dapat menjawab pertanyaan tersebut.
Setelah auditor menerima konfirmasi bank secara lengkap, saldo dalam
akun bank yang dikonfirmasi oleh bank garus ditelusuri ke saldo yang
disebutkan dalam konfirmasi bank. Sama halnya dengan informasi lain,
dalam konfirmasi, juga garus ditelusuri ke skedul audit lainnya. Jika
konfirmasi bank tidak sesuai dengan skedul audit, maka auditor harus
memeriksa selisihnya.
Permintaan atas Laporan Bank Pisah Batas
Adalah laporan bank periode parisal dan cek yang dibatalkan yang terkait,
salinan slip deposit dan dokumen lain yang tercantum dalam laporan bank
yang dikirimkan langsung oleh bank ke kantor akuntan publik. Tujuan dari
laporam pisah bank batas bank adalah memverifikasi item rekonsiliasi
pada rekonsiliasi bank akhir tahun klien dengan bukti tidak dapat diakses
oleh klien.
Atau bisa juga diartikan sebagai laporan bank atas pisah batas adalah
laporan bank pada periode tertentu dan pembatalan cek terkait, duplikan
slip setoran, dan dokumen lain yang termasuk dalam laporan bank,

dikirimkan oleh bank ke kantor KAP. Tujuan dari laporan bank atas pisah
batas adalah untuk memberikan verifikasi bagian yang direkonsiliasi pada
rekonsiliasi bank klien di akhir tahun dengan bukti yang tidak dapat
diakses ke klien. Untuk memenuhi tujuan ini, auditor meminta klien agar
bank mengirimkan laporan langsung kepada auditor dalam waktu 7
samoai 10 hari setelah tanggal neraca.
Banyak auditor melakukan verifikasi periode laporan bank jika laporan
pisah batas tidak diterima langsung dari pihak bank. Tujuan adalah untuk
menguji apakah karyawan klien tidak memasukkan, menambahkan, atau
menggantikan dokumen sesuai dengan laporan. Pengujian ini jelas
dilakukan untuk salah saji yang disengaja. Auditor melakukan verifikasi
berikut ini dalam bulan setelah tanggal neraca:

Memeriksa saldo seluruh cek yang dibatalkan, memo debet,

setoran, dan memo kredit.


Melakukan verifikasi saldo

laporan

bank

saat

penjumlahan

dilakukan. Memverifikasi bahwa laporan Bank dalam keadaan

seimbang ketika total fppting digunakan


Menelaah bagian dari penjumlahan untuk memastikan sudah
dibatalkan oleh bank pada periode yang tepat dan tidak ada
penghapusan atau penggantian. Mereview item yang dilibatkan
dalam footing untuk memastikan bahwa hal itu telah dibatalkan oleh
bank pada periode yang benar dan tidak memasukkan penghapusan
atau perubahan

Pengujian Rekonsiliasi Bank


Rekonsiliasi bank yang dilakukan dengan benar oleh pihak independen
merupakan pengendalian internal penting atas kas. Auditor menguji
rekonsiliasi

bank

untuk

menentukan

apakah

pihak

klien

sudah

menyiapkan rekonsiliasi denga gati-hati dan melakukan verifikasi apakah


saldo bank yang dicatat klien sama jumlahnya dengan kas di bank, kecuali

bila ada setoran dalam perjalanan, cek beredar, dan jenis rekonsiliasi
lainnya.

Dalam verifikasi rekonsiliasi, auditor menggunakan informasi dalam


laporan bank atas pisah batas untuk melakukan verifikasi kewajaran
rekonsiliasi.

Verifikasi

auditor

dalam

rekonsiliasi

meliputi

beberapa

prosedur:

Melakukan verifikasi bahwa rekonsiliasi bank klien akurat secara

matematis.
Menelusuri saldo konfirmasi bank dan atau saldo awal pada laporan
pisah batas ke saldo per bank pada rekonsiliasi bank utnuk

memastikan jumlahnya sama.


Menelusuri cek yang ditulis dan dicatat sebelum akhir tahun dan
dimasukkan ke laporan bank atas pisah batas ke daftar cek beredar
pada rekonsiliasi bank dan juga jurnal pengeluaran kas dalam
periode neraca atau periode sebelumnya. Seluruh cek yang dikliring
bank

setelah

tanggal

neraca

dan

dimasukkan

dalam

jurnal

pengeluaran kas harus dimasukkan dalam daftar cek beredar. Jika


cek dimasukkan dalam jurnal pengeluaran kas, maka seharusanya
dianggap cek beredar karena tidak dikliring di bank sebelum tanggal

neraca, maka tidak boleh dimasukkan dalam rekonsiliasi bank.


Memeriksa seluruh cek yang jumlahnya besar dan termasuk dalam
daftar cek beredar

yang belum dikliring oleh bank pada laporan

pisah batas. Langkah pertama dalam pemeriksaan ini harus


dilakukan dengan menelusuri jumlah yang belum dikliring dalam
jurnal pengeluaran kas. Alasan mengapa cek belum diuangkan,
harus dibahas dengan klien, dan jika auditor khawatir telah terjadi
kecurangan, maka vendor yang termasuk dalam saldo utang
dagang harus dikonfirmasi untuk menentukan apakah vendor
tersebut sudah mengakui penerimaan kas dalam pecatatannya.

Ditambah lagi, cek yang dibatalkan perlu diperiksa sebelum tanggal

terakhir audit jika memang ada.


Menerima kas yang tidak disetorkan ke bank di akhir tahun harus
ditelusuri ke laporan pisah batas untuk memastikan bahwa kas

tersebut disetorkan segera di awal tahun berikutnya.


Memperhatikan jenis rekonsiliasi lain ke laporan

bank

dan

rekonsiliasi bank. Hal ini meliputi biaya jasa bank, kesalahan dan
pembetulan bank, dan transaksi tak tercatat yang didebet atau
dikredit langsung ke akun bank oleh pihak bank. Jenis rekonsiliasi ini
perlu di investigasi untuk memastikan sudah diperlukan dengan
benar oleh klien.
COTOH KASUS AUDIT : PROSEDUR & BUKTI AUDIT
Kasus:
Sehubungan dengan audit Laporan Keuangan PT. INDONESIA SEJAHTERA
untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011, auditor harus melakukan
beberapa tes cut-off (pisah batas).
a)

Cut-off atau pisah batas adalah pemisahan catatan transaksi periode

saat ini (2011) dengan periode tahun berikutnya (2012). Tujuan cutoff bagi auditor adalah untuk memeriksa apakah transaksi- transaksi
telah dicatat sesuai dengan tanggal/waktu pisah batas yang telah
ditentukan, sehingga pencatatan telah dilakukan pada periode akuntansi
atau tahun buku yang tepat.
b)

pemeriksaan diawal dimaksudkan agar transaksi-transaksi yang telah

dicatat di tahun sebelumnya (2010) tidak dimasukan dalam pencatatan


tahun berikutnya (2011). Sedangkan pemeriksaan di akhir periode
dimaksudkan agar transaksi-transaksi yang dicatat pada akhir tahun tidak
dimasukan dalam pencatatan tahun berikutnya (2012).
contoh :

untuk perusahaan yang menjual energi/listrik yang pelayanannya terus


menerus

tanpa

henti,

menentukan

waktu

pisah

batasnya

adalah

pencatatan meter pemakaian listrik bulan Desember. Jika pencatatan


meter tanggal 24 Desember, maka penjualan energi/listrik sesudah
tanggal 24 Desember dihitung sebagai penjualan tahun buku berikutnya.
Tanggal/waktu pisah batas harus ditetapkan oleh perusahaan dan sekali
ditetapkan, harus dilaksanakan secara konsisten dari tahun ke tahun.

2.

Tahap-tahap Pengujian cut-off penjualan :

1.

Memeriksa dokumen pengiriman untuk beberapa hari sebelum dan

sesudah

tanggal

cut-off

untuk

menentukan

tanggal

dan

termin

pengiriman.
2.

Menelusur dokumen pengiriman ke catatan persediaan dan penjualan

untuk menentukan bahwa jurnal sudah dibuat dalam periode akuntansi


yang benar.
3.

Mengadakan inspeksi, faktur-faktur untuk periode waktu sebelum dan

sesudah tanggal cut-off guna memastikan validitas dan ketepatan


pengiriman dan jurnal yang berhubungan .
4.

Mengadakan tanya jawab dengan manajemen yang berhubungan

dengan beberapa pengiriman yang dilakukan oleh rekanan dari luar ke


pelanggan dan menentukan ketepatan jurnal yang berhubungan.
3.

Pisah Batas Rekening Koran (Cut-off Bank Statement)

Langkah utama dalam mengaudit rekonsiliasi Bank adalah melakukan


verifikasi atas ketepatan unsur-unsur yang direkonsiliasi seperti setoran
dalam perjalanan dan cek yang beredar. Auditor memerlukan pisah batas
rekening

Koran

untuk

menguji

unsur-unsur

rekonsiliasi bank.
Dan kaitannya dengan rekonsiliasi adalah;

yang

terdapat

dalam

1.

Uji akurasi matematis kertas kerja rekonsiliasi dan cocokkan saldo

menurut buku dengan buku besar.


2.

Cocokkan saldo bank pada rekonsiliasi bank dengan saldo yang

terdapat pada konfirmasi bank standar.


3.

Telusuri setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank ke pisah

batas rekening Koran.


4.

Bandingkan tanggal cek yang beredar pada kertas kerja rekonsiliasi

bank dengan tanggal cek yang dibatalkan pada pisah batas rekening
Koran, yaitu untuk nama penerima, jumlah dan endorsement.
5.

Cocokkan setiap biaya yang terdapat pada rekening Koran rekonsiliasi

bank.
6.

Cocokkan saldo buku setelah penyesuaian dengan skedul induk akun

kas.
Untuk itu Teknik Audit yang paling relevan dalam pengujian saldo Bank
per 31 Desember 2xxx adalah dengan cara Konfimasi Bank dan atau
rekonsiliasi Bank.
Jika terdapat perbedaan, maka kemungkinan cuma 2 : 1. salah catat
transaksi, atau 2) ada transaksi yg belum catat baik transaksi penerimaan
maupun pengeluaran kas (misal karena setoran dalam perjalanan atau
pengeluaran dengan cek tetapi belum dicairkan atau cek yg masih
beredar).
Teknik Audit yang paling relevan dalam pengujian saldo kas per 31
Desember 2xxx adalah dengan cara pemeriksaan fisik.
1. Pemeriksaan fisik dilakukan pada saat tanggal 31 Desember 2xxx
atau ketika tutup buku, berlaku jika penugasan auditnya sudah
dimulai sebelum tanggal neraca.
2. Pemeriksaan fisik dilakukan setelah tanggal tutup buku (misal
tanggal neraca per 31 Des 2008), berlaku apabila penugasan audit
dimulai bulan Januari 2009. Perhitungan fisik dapat dilakukan pada

tanggal tersebut 31 Jan09 2009. Hasil perhitungan fisik tgl 31 Jan


2009 ditambah pengeluaran dari tanggal 1 Januari sd 31 Januari
2009 dikurangi penerimaan kas dari tgl 1 Jan sd 31 Jan 2009
dibandingkan dengan saldo kas per 31 Des 2008 yg di sajikan dalam
laporan keuangan Neraca.
3. Jika terdapat perbedaan, maka kemungkinan cuma 2 : 1. salah catat
transaksi, atau 2) ada transaksi yg belum catat baik transaksi
penerimaan maupun pengeluaran kas.
CONTOH KASUS PERHITUNGAN FISIK :
Misal Laporan Keuangan Yang diaudit untuk tahun buku 2008, penugasan
mulai dilakukan tgl 1 Pebruari 2009. Jadwal Pemeriksaan Fisik Kas Di
Bendahara dilakukan tgl 6 Pebruari 2009 (biasanya dilakukan setelah
Bendahara tutup buku pada hari itu). Langkah-langkah pemeriksaan :
1. Hitung kas yang ada pada tanggal tersebut dan jumlah uang
dikelompokkan berdasarkan pecahan dan satuan logam atau kertas.
Bandingkan dengan catatan kas (buku besa kas) pada tanggal
tersebut.
2. Jumlahkan kas perhitungan fisik dengan mutasi pengeluaran kas
dikurangi penerimaan kas 1 Jan sd 6 Pebruari 2009. Hasilnya harus
sama dengan kas yang ada di Neraca.
3. Jika terdapat perbedaan, lakukan pemeriksaan bukti penerimaan
dan pengeluaran kas dari tanggal 1 Januari sd 6 Pebruari 2009
untuk mencari tahu penyebabnya..
Misal : Perhitungan fisik tanggal 6 Pebruari 2009 Rp. 2,5juta (sama dengan
di buku besar pada tanggal tsb),
Penerimaan Kas : 1 Jan sd 6 Pebruari 2009 sebesar Rp. 6juta
Pengeluaran Kas : 1 Jan sd 6 Pebruari 2009 sebesar Rp.8juta
Berarti Kas Per 31 Desember 2008 seharusnya adalah sebesar Rp.
2,5juta +8juta 6juta = Rp.4,5juta, jika terdapat perbedaan dengan
kas per tanggal neraca lakukan pemeriksaan bukti atas penerimaan dan
pengeluaran sd tanggal pemeriksan fisik untuk mencari penyebab : 1)

salah catat (kurang/lebih catat), 2) belum catat, 3) hilang. Bagaimana jika


ditemukan uang palsu? maka fisik kas dihitung sebesar uang aslinya saja.
CONTOH KASUS REKONSILIASI BANK:
Saldo Giro Bank Mandiri menurut catatan perusahaan per 31 Des 2008 :
Rp.

10.500.000,

sedangkan

menurut

rekening

koran

bank

Mandiri Rp.11.850.000. Atas kasus tersebut dilakukan pencocokan catatan


antara buku besar dan rekening koran Bulan Desember 2008. Misal
setelah ditelesuri, ternyata perusahaan belum membukukan adanya
pelunasan

piutang sebesar

Rp.1,1juta

dari pelanggan pada

bulan

Desember (bukti ada di Bulan Desember 2009), Biaya Adm bank


sebesar Rp.50.000 dan pendapatan jasa giro Rp. 300.000.
REKONSILIASI BANK MANDIRI PER 31 DESEMBER 2008 :
Saldo menurut catatan perusahaan Rp. 10.500.000,Ditambah : Pelunasan Piutang Rp. 1.100.000,Jasa giro Rp. 300.000
Dikurang : Biaya Adm & Pajak (Rp. 50.000,-)
Saldo yang benar Rp. 11.850.000
Saldo menurut rekening koran Rp. 11.850.000
Ayat jurnal penyesuaiannya :
(D) Kas Bank Mandiri

Rp.1.350.000

(D) Beban Adm & Pajak

Rp. 50.000

(K) Pendapatan jasa giro


(K) Piutang Usaha

Rp. 300.000
Rp. 1.100.000

Soal:
jelaskan apa yang di maksud dengan cutoff bank statement dan
jelaskan apa tujuannya.
Jawaban:

Cutoff bank statement adalah laporan bank sebagian ( tidak sebulan


penuh, tapi hanya meliputi beberapa hari sesudah tanggal neraca)

yang dikirimkan oleh bank langsung kepada auditor atau secara

online ke catatan elektronik akun klien di bank


Tujuan cutoff bank statement adalah untuk memeriksa hal-hal yang
direkonsiliasi dalam rekonsliasi bank akhir tahun yang dibuat klien
dengan bukti yang belum terdapat pada klien

Anda mungkin juga menyukai