KIMIA DASAR II
PERCOBAAN 2
KINETIKA KIMIA
NAMA
NIM
: J1B114014
KELOMPOK
: III (TIGA)
ASISTEN
PERCOBAAN II
KINETIKA KIMIA
I.
TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan praktikum ini adalah mempelajari pengaruh konsentrasi
TINJAUAN PUSTAKA
Cabang ilmu kimia yang khusus mempelajari tentang laju reaksi disebut
kinetika kimia. Tujuan utama kinetika kimia ialah menjelaskan bagaimana laju
bergantung pada konsentrasi reaktan dan mengetahui mekanisme suatu reaksi
berdasarkan pengetahuan tentang laju reaksi yang diperoleh dari eksperimen
(Oxtoby, 2001).
Kinetika kimia disebut juga dinamika kimia, karena adanya gerakkan
molekul, elemen atau ion dalam mekanisme reaksi dan laju reaksi sebagai fungsi
waktu. Mekanisme reaksi dapat diramalkan dengan bantuan pengamatan dan
pengukuran besaran termodinamika suatu reaksi, dengan mengamati arah jalannya
reaktan maupun produk suatu system (Siregar, 2008).
Suatu reaksi kimia berlangsung karena atom-atom bersenyawa membentuk
molekul-molekul baru dengan cara pembentukan elektron oktet dalam masingmasing atom. Laju berlangsungnya proses kimia dan energi-energi yang bertalian
dengan proses ini secara mekanisme reaksi kimia dipelajari dalam kinetika
(Luluk, 2007).
Laju
reaksi suatu
reaksi
kimia
merupakan
pengukuran
bagaimana konsentrasi ataupun tekanan zat-zat yang terlibat dalam reaksi berubah
seiring dengan berjalannya waktu. Analisis laju reaksi sangatlah penting dan
memiliki
banyak
kegunaan,
misalnya
dalam teknik
kimia dan
Ukuran pereaksi
Salah satu faktor laju reaksi adalah sifat pereaksinya, ada yang reaktif
dan ada yang tidak reaktif. Semakin reaktif sifat pereaksinya, maka laju reaksi
akan semakin bertambah dan reaksi akan berlangsung lebih cepat. Hal ini
dapat dijelaskan dengan semakin luas permukaan zat yang bereaksi maka
daerah interaksi zat pereaksi semakin luas juga.
2
Konsentrasi pereaksi
Dua molekul yang akan bereaksi harus bertabrakan secara langsung.
Jika konsentrasi pereaksinya diperbesar, maka kerapatannya bertambah dan
akan memperbanyak kemungkinan tabrakan sehingga akan mempercepat
reaksi. Akan tetapi harus diingat bahwa tidak selalu pertambahan konsentrasi
pereaksi meningkatkan laju reaksi, karena laju reaksi dipengaruhi juga oleh
faktor lain.
Suhu
Energi aktivasi adalah energi yang diperlukan untuk membentuk
komplek teraktivasi. Besarnya energi aktivasi reaksi sebaliknya (Ea)
bergantung jenis reaksi, energi aktivasi reaksi sebaliknya (Ea), yaitu dari
A+B
AB
Pada umumnya kenaikan suhu dapat mempercepat terjadinya suhu reaksi,
sebaliknya penurunan suhu juga dapat memperlambat terjadinya suhu reaksi.
Terjadinya tumbukan harus mempunyai dua syarat yaitu posisinya yang
efektif dan energinya yang mencukupi. Dengan demikian kenaikan suhu
dapat mempercepat laju reaksi. Hubungan antara suhu dengan laju reaksi
dapat dijelaskan melalui persamaan Arrhenius sebagai berikut:
K = A.e-Ea/RT, atau In k = -Ea = In A R.T
Dengan R adalah konstanta gas ideal, A adalah konstanta yang khas untuk
reaksi (faktor frekuensi) dan Ea adalah energi aktivasi yang bersangkutan.
Katalis
Katalis didefinisikan sebagai zat yang dapat mempercepat dan
mengendalikan reaksi. Dengan katalis reaksi dapat berlangsung pada kondisi
lunak (temperatur dan tekanan rendah) dengan laju dan selektivitas yang
tinggi. Katalis hanya dapat meningkatkan laju reaksi tetapi tidak
mempengaruhi sifat termodinamika reaksi (Syukri, 1999).
Banyak reaksi tidak berlangsung dalam satu langkah, tetapi melalui
a.
b.
c.
heterogen.
1
Katalis homogen adalah katalis yang mempunyai fase sama dengan pereaksi,
mungkin gas, cair, atau padat.
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi,
No
.
1
2
3
4
Pereaksi
Na2S2O3 0.1 N
HCl 0.1 N
HCl 0.05 N
HCl 0.01 N
Tabung reaksi ke 1
5 ml
-
2
5 ml
-
3
5 ml
-
2. Menuangkan
a) Tabung 2 ke tabung 1, dengan
4
5 ml
-
5
5 ml
-
6
5 ml
cepat tuangkan
kembali ke Tabung 2.
b) Tabung 4 ke tabung 3, dengan cepat tuangkan
kembali ke Tabung 4.
c) Tabung 6 ke tabung 5, dengan cepat tuangkan
kembali ke Tabung 6.
3. Mencatat perubahan warna dan waktu yang diperlukan
reaksi yaitu sampai tepat mulai terjadi kekeruhan.
b. Pengaruhh Konsentrasi Na2S2O3
1. Menyiapkan 6 buah tabung reaksi dengan komposisi
sebagai berikut:
No.
Pereaksi
Tabung reaksi ke 2
3
4
5
5 ml
5 ml
5 ml
HCl 0,1 N
Na2S2O3 0,1 N
5 ml
Na2S2O3 0,05 N
5 ml
Na2S2O3 0,01 N
5 ml
2. Menuangkan
a) Tabung 2 ke Tabung 1, dengan cepat tuang kembali
ke Tabung 2
b) Tabung 4 ke Tabung 3, dengan cepat tuang kembali
ke Tabung 4
c) Tabung 6 ke Tabung 5, dengan cepat tuang kembali
ke Tabung 6
B.
2.
1
2
5 mL
5 mL
Kamar
3.
Mencampurkan tabung
-
4.
tabung 1 dan 2
tabung 3 dan 4
tabung 5 dan 6
2.
3.
4.
1
5 mL
2 mL
13 mL
2
10 mL
2 mL
8 mL
5
10 mL
4 mL
6 mL
Erlenmeyer
3
4
15 mL
10 mL
2 mL
3 mL
3 mL
7 mL
Langkah Percobaan
Hasil Pengamatan
Menyiapkan 6 buah tabung reaksi dengan
komposisi
masing-masing
kekeruhan.
Langkah Percobaan
Hasil Pengamatan
Menyiapkan 6 buah tabung reaksi dengan
komposisi
masing-masing
kekeruhan.
dari
dicampurkan
isi
hingga
kedua
tepat
kekeruhan.
b. Menentukan Pengaruh Temperatur Terhadap Laju Reaksi
Langkah Percobaan
Hasil Pengamatan
Menyiapkan 6 buah tabung reaksi -
dengan
komposisi
masing-masing
reaksi sesuai tabel 1, dimana tabung Tabung 3 dan 4 : Pada suhu 50oC.
reaksi ditempatkan di dalam penangas Tabung 5 dan 6 : Pada suhu 100oC.
air.
Mencampurkan : tabung 1 dan 2, Mulai terjadi reaksi pada masingtabung 3 dan 4 serta tabung 5 dan 6.
masing tabung.
Mencatat waktu yang diperlukan Reaksi tabung 1 dan 2 : 40 detik.
mulai
dari
dicampurkan
isi
hingga
kedua
tepat
perubahan warna.
c. Menentukan Orde Reaksi
Percobaan
Hasil Pengamatan
Mengisi buret dengan larutan KMnO4 0,1 N.
Menyiapkan 5 buah erlenmeyer yang diisi dengan H2C2O4 0,1 N dan akuades.
Menambahkan KMnO4 ke dalam setiap Mulai terjadi reaksi pada masingerlenmeyer dari dalam buret dengan masing erlenmeyer.
jumlah sesuai tabel
Mencatat waktu yang diperlukan mulai Pada erlenmeyer 1 : 1113 detik
dari KMnO4 ditambahkan hingga warna Pada erlenmeyer 2 : 733 detik
ungu tepat hilang.
1. Perhitungan
Menentukan Orde Reaksi
Diketahui : N H2C2O4 = 0,1 N = 0,1 M
N KMnO4 = 0,1 N = 0,1 M
Volume total = 20 mL
VOKSALAT. M OKSALAT
VTOTALLARUTAN
[H2C2O4]
=
VPERMANGANAT .M PERMANGANAT
VTOTALLARUTAN
[KMnO4]
r
t (detik)
[H2C2O4]
[H2C2O4]2
[H2C2O4]3
1113
2,5.10-2
6,25.10-4
1,56.10-5
733
5.10-2
2,5.10-3
1,25.10-4
379
7,5.10-2
5,625.10 -3
4,23.10-4
629
5.10-2
2,5.10-3
1,25.10-4
592
5.10-2
2,5.10-3
1,25.10-4
[KMnO 4]
[KMnO 4]2
[KMnO 4]3
1/t
1.10-2
1.10-4
1.10-6
89,85.10-5
1.10-2
1.10-4
1.10-6
136,43.10-
1.10-2
1.10-4
1.10-6
263,85.10-
1,5.10-2
2,25.10-4
3,4.10-6
158,98.10-
k [ 0,05 ] [ 0,015 ]
p
k [ 0,05 ] [ 0,01 ]
158,98. 10
5
136,43 . 10
[1,5]q = 1,16
q log 1,5 = log 1,16
q = 0,3
Jadi, orde reaksi total adalah = p+q
2.10-2
4.10-4
8.10-6
168,92.10-5
= 0,5 + 0,3
= 0,8
V.
Pembahasan
E, tenaga ini
2 NaCl + H2S2O3
data
tersebut,
kemudian
dapat
dibuat
grafik
yang
KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan ini adalah:
1. Semakin besar konsentrasi reaktan, maka semakin cepat laju reaksi, dan
sebaliknya.
2. Semakin tinggi temperatur atau suhu, maka semakin cepat pula
reaksinya, dan sebaliknya.
3. Orde reaktan pada H2C2O4 0,5 N adalah 0 dan KMnO4 0,3 N adalah 0.
4. Orde reaksi total yang didapatkan adalah 0 karena orde totalnya adalah
0,8.
5. Jika suhu dinaikan maka kalor akan menambah energi kinetik
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Hiskia. 1992. Elektrokimia dan kinetika kimia. Bandung. PT. Citra
Aditya Bakti.
Dogra, S.K dan S.Dogra.1990. Kimia Fisik dan soal-soal. Jakarta. Universitas
Indonesia.
Edahwati, Luluk. 2007. Kinetika Reaksi Pembuatan NaoH Dari Soda ASH dan
Ca(OH)2 . Jurnal Penelitian Ilmu Teknik Vol. 7, No. 2 : 55-63.
Oxtoby, DW. 2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta.
Erlangga.
Petrucci, RH. 1992. Kimia Dasar Prinsipdan Terapan Modern Jilid 2. Jakarta.
Erlangga.
Rossenberg, JL. 1999. Kimia Dasar. Edisi Keenam. Jakarta. Erlangga.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar I. Bandung. ITB.
Sukamto. 1989. Kimia Fisika. Jakarta. PT Bhineka Cipta.
Siregar, Tirena Bahnur. 2008. Kinetika Kimia Reaksi Elementer. Medan. Usu
press.