Anda di halaman 1dari 13

Sampah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sampah yang menumpuk di salah satu sudut jalan kota Pekanbaru pada tanggal 26 April 2011

Sampah yang menumpuk pada tanggal 3 Maret 2012 di Jalan Tuanku Tambusai, Pekanbaru

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses
alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan
setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan
manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Daftar isi
[sembunyikan]

1Definisi

2Jenis-jenis
o

2.1Berdasarkan sumbernya

2.2Berdasarkan sifatnya

2.3Berdasarkan bentuknya

2.4Sampah padat

2.5Sampah cair

2.6Sampah alam

2.7Sampah manusia

2.8Sampah konsumsi

2.9Limbah radioaktif

3Lihat pula

4Sumber

5Pranala luar

Definisi[sunting | sunting sumber]


Sampah merupakan material sisa baik dari hewan, manusia, maupun tumbuhan yang tidak
terpakai lagi dan dilepaskan ke alam dalam bentuk padatan, cair ataupun gas.

Jenis-jenis[sunting | sunting sumber]


Berdasarkan sumbernya[sunting | sunting sumber]
1. Sampah alam
2. Sampah manusia
3. Sampah konsumsi
4. Sampah nuklir
5. Sampah industri
6. Sampah pertambangan
Berdasarkan sifatnya[sunting | sunting sumber]

Sampah organik - dapat diurai (degradable)

Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daundaun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.
Contohnya : Daun, kayu, kulit telur, bangkai hewan, bangkai tumbuhan, kotoran hewan dan
manusia, Sisa makanan, Sisa manusia. kardus, kertas dan lain-lain.

Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)

Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah
pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan
sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersial atau sampah yang laku dijual untuk
dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah
pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas
koran, HVS, maupun karton.
Berdasarkan bentuknya[sunting | sunting sumber]
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang.
Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai:
Sampah padat[sunting | sunting sumber]
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair.
Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan
lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah
anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung
bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari
peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun
dan sebagainya.

Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:
1. Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi
baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian
dan perkebunan.
2. Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat
dibagi lagi menjadi:

Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki
nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.

Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah
atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.

Sampah cair[sunting | sunting sumber]


Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan
dibuang ke tempat pembuangan sampah.

Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen
yang berbahaya.

Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat
cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.

Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam
dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi
biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal
juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir
semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang
kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
Sampah alam[sunting | sunting sumber]
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami,
seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar,
sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di
lingkungan pemukiman.
Sampah manusia[sunting | sunting sumber]
Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasilhasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya
serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit
yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia
adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup
yang higienis dan sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa
(plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir
tanpa air.
Sampah konsumsi[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sampah konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang,
dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah
yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh

lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan
industri.
Limbah radioaktif[sunting | sunting sumber]
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang
menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga
manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi
untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar
laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).

1. Sampah Anorganik
Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi,
atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan
aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang
sebagian lainnya hanya dapat diuraikan melalui proses yang cukup lama. Sampah jenis ini pada
tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol kaca, botol plastic, tas plastic, dan kaleng. Kertas,
dan karton merupakan pengecualian. Berdasarkan asalnya, kertas dan karton termasuk sampah
Anorganik. Tetapi karena kertas, koran, dan karton dapat didaur ulang seperti sampah anorganik
lain (misalnya gelas, kaleng, dan plastic), maka dimasukkan ke dalam kelompok sampah
anorganik.

Gambar Sampah Anorganik


2. Sampah Organik
Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang berasal dari
alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan, rumah tangga atau yang lain. Sampah
ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar
merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung,
sayuran, kulit buah, dan daun.
Komposisi dan karakteristik sampah merupakan hal yang terpenting dalam memilih teknologi
pengolahan sampah. Komposisi sampah rata rata di Indonesia mayoritas adalah organik
dengan komposisi 73.98%, selanjutnya diikuti oleh bahan anorganik 26.48%.

Tabel 1.1. Komposisi dan karakteristik sampah rata rata

No

Komponen

Organik

73.98

Kadar Air
(%)

N. Kalor
(kkal/kg)

47.08

674.57

Kertas

10.18

4.97

235.55

Kaca

1.75

Plastik

7.86

2.28

555.46

Logam

2.04

Kayu

0.98

0.32

38.28

Kain

1.57

0.63

42.64

Karet

0.55

0.02

7.46

Baterai

0.29

10

Lain lain

0.86
55.3

1553.96

Total

100

Sumber : Studi Komposisi Dan Karakteristik BPPT, 1994


Dari penelitian yang pernah dilakukan, komposisi sampah bervariasi antara 70 80 %, nilai kalor
sampah bervariasi antara 1000 2000 kkal/kg dan kadar air bervariasi antara 50 70 %. Dari
data tersebut maka komponen organik masih merupakan komponen terbesar dan menyebabkan
sampah kota mempunyai kadar air yang cukup tinggi. Karakteristik sampah diatas, maka sehari
saja sampah dibiarkan menumpuk, maka akan terjadi kegiatan mikroorganisme anaerobik yang
menyebabkan sampah berbau tidak sedap. Disisi lain sampah yang tidak terkelola dengan baik
akan mengakibatkan berkembangnya berbagai macam penyakit.

Sampah organik
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Gaya penulisan artikel ini tidak mengikuti panduan


penulisan Wikipedia. Bantulah memperbaikinya berdasarkan panduan penulisan artikel.

Sampah yang mengganggu kehidupan kita

Sampah Organik adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh
pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang
benar.[1] Organik adalah proses yang kokoh dan relatif cepat, maka tanda apa yang kita punya
untuk menyatakan bahwa bahan-bahan pokok kehidupan, sebutlah molekul organik, dan planetplanet sejenis, ada juga di suatu tempat di jagad raya? sekali lagi beberapa penemuan baru
memberikan rasa optimis yang cukup penting.[2] Sampah organik adalah sampah yang bisa
mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak
berbau (sering disebut dengan kompos).[3] Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan
organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis
yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. [4] Sampah pasar khusus seperti
pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%)
berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. [5] Sampah yang berasal dari
pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah
organik dan sisanya anorganik.[5]
Daftar isi
[sembunyikan]

1Jenis-Jenis Sampah Organik

2Prinsip Pengolahan Sampah

3Cara Mengolah Sampah Organik Menjadi Kompos


3.1Pengomposan Menggunakan Drum Plastik

3.1.1Bahan Dan Peralatan Yang Digunakan

3.1.2Cara Membuat
3.2Proses Pembuatan Kompos Aktif Ekspres (24 jam)[butuh rujukan]

3.2.1Bahan

3.2.2Cara Membuat

4Macam-Macam Kompos[butuh rujukan]

5Kelebihan Mengolah Sampah Organik

6Kekurangan Mengolah Sampah Organik[butuh rujukan]

7Referensi

8Pranala luar

Jenis-Jenis Sampah Organik[sunting | sunting sumber]


Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. [6]
Sampah organik sendiri dibagi menjadi :[6]

Sampah organik basah.


Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang cukup
tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran.

Sampah organik kering.


Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang
kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas, kayu
atau ranting pohon, dan dedaunan kering.

Prinsip Pengolahan Sampah[sunting | sunting sumber]


Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah. [7] Prinsip-prinsip
ini dikenal dengan nama 4R, yaitu:[7]

Mengurangi (bahasa Inggris: reduce)


Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin
banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.

Menggunakan kembali (bahasa Inggris: reuse)


Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian
barang-barang yang sekali pakai, buang (bahasa Inggris: disposable).

Mendaur ulang (bahasa Inggris: recycle)


Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua
barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi (bahasa
Inggris: informal) dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang
lain.

Mengganti (bahasa Inggris: replace)


Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai
sekali dengan barang yang lebih tahan lama.

Jangan sampai sampah menjadi gunung buatan baru

Cara Mengolah Sampah Organik Menjadi Kompos[sunting | sunting


sumber]
Pengomposan sampah kota umumnya sama saja seperti pengomposan bahan baku lainnya.
[8]
Hanya yang patut dipikirkan adalah jumlah bahan organik kering yang digunakan dalam
pencampuran bahan baku proses pengomposan.[8] Pengomposan secara sederhana bisa
dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut. [3]

Pengomposan Menggunakan Drum Plastik[sunting | sunting sumber]


Pengomposan menggunakan drum plastik sangat cocok diterapkan untuk mengolah sampah
rumah tangga.

Bahan Dan Peralatan Yang Digunakan[sunting | sunting sumber]


1. Ember atau drum plastik yang telah dimodifikasi (dibuat berlubang)
dengan kapasitas minimum 100 kg.
2. Bioaktivator cair (metode aerob) atau bioaktivator padat (metode anaerob).
3. Bahan baku sampah organik (hindari daging, tulang, duri ikan, sisa makanan
berlemak, susu, kotoran anjing, kucing, dan babi).
Cara Membuat[sunting | sunting sumber]
1. Cacah bahan baku hingga berukuran 2-5 cm.
2. Taburkan bioktivator Promi 0,5% ke atas bahan baku, aduk hingga tercampur rata.
3. Siram dengan air hingga diperoleh kelembapan yang diinginkan (50-60%), langsung
masukkan ke dalam drum plastik.
4. Inkubasi selama 1-2 minggu, tergantung dari bahan bakunya.
5. Pada hari ketiga atau hari kedelapan perlu dilakukan pengadukan atau pembalikkan
secara manual agar aerasi di dalam drum berlangsung baik.

Proses Pembuatan Kompos Aktif Ekspres (24 jam)[butuh rujukan][sunting | sunting


sumber]
Bahan[sunting | sunting sumber]
1. Jerami kering, daun-daun kering, sekam, serbuk gergaji, atau bahan organik apa saja
yang dapat difermentasi (20 bagian).

2. Kompos yang sudah jadi (2 bagian).


3. Dedak 1 bagian.
4. Dectro disesuaikan dengan dosis (5 sendok makan).
5. Air disesuaikan dengan dosis (20 liter).
Cara Membuat[sunting | sunting sumber]
1. Cacah atu giling bahan baku kompos hingga agak halus, lalu campurkan dengan dedak
dan kompos yang sudah jadi.
2. Larutkan Dectro ke dalam air.
3. Siramkan secara merata larutan Dectro ke dalam campuran bahan baku sampai kadar
airnya mencapai 45-50%.
4. Tumpuk campuran bahan baku tersebut di atas ubin yang kering dengan ketinggian 3035 cm, lalu tutup menggunakan karung goni.
5. Pertahankan temperatur 40-600 C.
6. Setelah 24 jam, kompos aktif ekspres selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai
pupuk organik.

Macam-Macam Kompos[butuh rujukan][sunting | sunting sumber]


1. Kompos Praktis I.[9]
2. Kompos Praktis II.
3. Kompos Praktis III.
4. Kompos Sampah Rumah Tangga.
5. Kompos Tinja.
6. Kompos BIPIK.

Tempatkanlah sampah pada tempatnya

Kelebihan Mengolah Sampah Organik[sunting | sunting sumber]

Berikut ini beberapa manfaat pembuatan kompos menggunakan sampah rumah tangga. [10]

Mampu menyediakan pupuk organik yang murah dan ramah lingkungan.

mengurangi tumpukan sampah organik yang berserakan di sekitar tempat tinggal.

Membantu pengelolaan sampah secara dini dan cepat.

Menghemat biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Mengurangi kebutuhan lahan tempat pembuangan sampah akhir (TPA).

Menyelamatkan lingkungan dari kerusakan dan gangguan berupa bau, selokan


macet, banjir, tanah longsor, serta penyakit yang ditularkan oleh serangga dan binatang
pengerat.

Kekurangan Mengolah Sampah Organik[butuh rujukan][sunting | sunting


sumber]
Setelah menjadi pupuk kompos, pupuk siap untuk digunakan sebagai penyubur tanah.[11] Adapun
kekurangan pupuk kompos adalah unsur hara relatif lama diserap tumbuhan, pembuatannya
lama, dan sulit dibuat dalam skala besar.[11] Oleh karena itu untuk mendukung peningkatan hasilhasil pertanian diperlukan pupuk buatan.[11]

Bahaya Membakar Sampah


Plastik
Retno | Posted : 29 Feb 2016 | Obat Dan Penyakit No Comments

Ilustrasi Pembakaran Plastik www.gogreencebu.com


Salah satu cara mudah yang kerap dilakukan masyarakat untuk melenyapkan
sampah adalah dengan membakarnya. Sayangnya, hal ini bukanlah menjadi solusi
yang baik. Niat untuk menghilangkan sampah malah akan membuat masalah baru
yaitu sampah udara alias polusi udara. Belum lagi jika sampah yang dibakar
merupakan sampah yang terbuat dari plastik.
Kini beragam makanan ataupun minuman kemasan dikemas dengan menggunakan
plastik. Tidak hanya itu, berbagai makanan yang dijual di warung pun kerap
dibungkus dengan plastik. Karena konsumsi yang terus meningkat mengakibatkan
sampah plastik pun kahirnya meningkat. Jika sudah menumpuk, tak jarang akhirnya
masyarakat memilih melenyapkan sampah plastik dengan cara dibakar.
Meski
terkesan
sepele,
ternyata membakar
sampah
plastik
dapat
membahayakan kesehatan. Selain bau dan menyesakkan pernafasan, ternyata
polusi udara dari pembakaran sampah dapat melepaskan zat berbahaya di udara
seperti karbon monoksida, dioksin dan furan, volatil maupun partikel berbahaya
lainnya. Parahnya lagi, masing-masing senyawa tersebut berefek buruk bagi
kesehatan.
Karbon monoksida (CO) misalnya. gas CO ini merupakan jenis gas tidak berbau,
tidak berwarna, tidak mengiritasi namun bersifat mudah terbakar dan sangat
beracun. Karena bersifat mematikan, gas CO dijuluki sebagai silent killer. Sesuai
dengan julukannya, jika terhirup dalam jumlah yang banyak, gas ini bersifat
mematikan. Selain itu gas ini juga dapat menimbulkan gangguan penglihatan dan
juga penurunan kesadaran.
Berbeda lagi dengan zat dioksin dan furan. Kedua zat ini ternyata terbukti dapat
memicu kanker. Parahnya lagi jika terhirup ibu yang sedang hamil, zat ini dapat
menyebabkan kecacatan janin. Tidak berhenti sampai di sini, zat dioksin dan furan
juga dapat mempengaruhi sistem reproduksi dan hormon tubuh seperti
meningkatkan resiko kanker pada kali-laki dan mempercepat pubertas pada anak
perempuan.

Ilustrasi Pembakaran Plastik www.nairaland.com


Selain itu pembakaran sampah plastik juga melepaskan volatil yang dapat
menyebabkan beragam masalah seperti kanker, masalah sistem syaraf hingga
gangguan pernafasan seperti asma, saluran nafas dan penyakit paru-paru kronis.
Karena itulah ada baiknya kita mulai mengurangi konsumsi plastik. Kalaupun
memiliki sampah plastik, Anda dapat mulai menkreasikannya menjadi pot, tempat
alat tulis atau benda bermanfaat lainnya. Selamat berkreasi!

Anda mungkin juga menyukai