Disusun Oleh:
Materi 3
Kami
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.4 Manfaat..............................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
BAB III............................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan......................................................................................................14
3.2 Saran................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
2. Bagaimana Lingkungan Kuasa Hukum Adat Atas Orang.
3. Bagaimana Lingkungan Kuasa Hukum Adat Atas Ruang.
4. Bagaimana Lingkungan Kuasa Hukum Adat Atas Waktu.
5. Bagaimana Lingkungan Kuasa Hukum Adat Atas Soal.
1.4 Manfaat
1. Menambah wawasan tentang lingkungan kuasa hukum adat..
2. Membantu kita semua dalam bidang hukum adat dan bisa bermanfaat
untuk kita semua terutama bagi mahasiswa dalam memahami suatu
permasalahan mengenai lingkungan kuasa hukum adat.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
4) Mentawai (Orang Pagai)
5) Sumatra Selatan
Bengkulu (Renjang)
Lampung (Abung, Paminggir, Pubian, Rebang,Gedingtataan, Tulang
Bawang)
Palembang (Anak lakitan, Jelma Daya, Kubu, Pasemah,Semendo)
Jambi (Batin dan Penghulu)
Enggano
6) Tanah Melayu (Lingga-Riau, Indragiri, Sumatra Timur, Orang Banjar)
7) Bangka dan Belitung
8) Kalimantan (Dayak Kalimantan Barat, Kapuas, Hulu, Pasir,
Dayak,Kenya, Dayak Klemanten, Dayak Landak, Dayak Tayan, Dayak
Lawangan, Lepo Alim, Lepo Timei, Long Glatt, Dayat Maanyan,Dayak
Maanyan Siung, Dayak Ngaju, Dayak Ot Danum, Dayak Penyambung
Punan)
9) Gorontalo (Bolaang Mongondow, Suwawa, Boilohuto, Paguyaman)
10) Tanah Toraja (Sulawesi Tengah, Toraja, Toraja Baree, Toraja Barat,Sigi,
Kaili,Tawali, Toraja Sadan, To Mori, To Lainang, Kep. Banggai)
11) Sulawesi Selatan (Orang Bugis, Bone, Goa, Laikang, Ponre,
Mandar,Makasar, Selayar, Muna)
12) Kepulauan Ternate (Ternate, Tidore, Halmahera, Kao, Tobelo, Kep.Sula)
13) Maluku Ambon (Ambon, Hitu, Banda, Kep. Uliasar, Saparua, Buru,
Seram, Kep. Kei, Kep. Aru, Kisar)
14) Irian
15) Kep. Timor (Kepulauan Timor, Timor, Timor Tengah, Mollo, Sumba,
Sumba Tengah, Sumba Timur, Kodi, Flores, Ngada, Roti, Sayu Bima)
16) Bali dan Lombok (Bali Tanganan-Pagrisingan, Kastala, KarrangAsem,
Buleleng,Jembrana, Lombok, Sumbawa)
17) Jawa Pusat, Jawa Timur serta Madura (Jawa Pusat, Kedu,
Purworejo,Tulungagung, Jawa Timur, Surabaya, Madura)
18) Daerah Kerajaan (Surakarta, Yogyakarta)
19) Jawa Barat (Priangan, Sunda, Jakarta, Banten)
7
Prof. Mr. Cornelis van Vollenhoven membagi Indonesia menjadi 19
lingkungan hukum adat (rechtsringen). Salah satu bidang yang diuraikan ialah
pola dan sifat hukum adat menggambarkan sebagai rechtskring. Setiap
lingkungan hukum adat dibagi menjadi beberapa bagian, yang disebut Hukum
Kukuban (Rechtsgouw).
1. Penegak hukum adat
Pemimpin tradisional penegakan hukum adat sebagai pemimpin yang
sangat dihormati dan pengaruh besar dalam lingkungan masyarakat adat
untuk menjaga integritas kehidupan yang sejahtera.
2. Aneka Hukum Adat
Hukum adat berbeda di setiap daerah karena adanya pengaruh :
Agama: Hindu, Buddha, Islam, Kristen, dan sebagainya. Sebagai
contoh: di Jawa dan Bali dipengaruhi agama Hindu, Islam dipengaruhi
di Aceh, Ambon dan Maluku dipengaruhi dalam kekristenan.
Kerajaan seperti: Sriwijaya, Airlangga, Majapahit. Masuknya negara-
negara Arab, Cina, Eropa.
8
2.2 Lingkungan Kuasa Hukum Adat Atas Orang
Kalau kita perhatikan dimasa yang lalu sampai sekarang ini terus
mengalami perubahan-perubuhan, misalnya dalam tahun 1947 berdasarkan
stablad 1847 No : 23, hukum adat hanya terbuka bagi orang-orang indonesia
asli dan mereka yang dipersamakan dengan orang indonesia asli adalah :
orang tionghoa, orang arab, dan lain-lain yang beragama islam. Pada tahun
1854 terbentuklah RR dalam pasal 109 RR ditetapkan bahwa kriteria agama
sebagai satu-satunya ukuran untuk menetapkan dimasukkannya orang
kedalam suatu golongan ditiadakan baik golongan eropa, maupun golongan
indonesia asli. Pada tahun 1919, berlakulah RR yang baru yang maksudnya
hukum adatimasih tetap berlaku bagi orang indonesia asli sepanjang mereka
tidak beralih golongan hukum adat berlaku bagi golongan bukan orang
indonesia asli, akan tetapi mereka harus meleburkan diri kedalam golongan
orang indonesia asli.
Lingkungan hukum adat atas orang dipersempit lagi pada tahun 1926,
yakni dengan diopernya RR menjadi IS. Berdasarkan stb tahun 1917 no 12
dan pasal 163 IS ada kemungkinan bagi orang indonesia asli untuk
menundukkan diri pada seluruh hukum perdata barat. Pada tahun 1960,
lingkugan kuasa hukum adat atas orang menjadi bertambah dalam hal karena
menurut undang-undang pokok 1960 ditetapkan bahwa mengenai hukum
tanah dipakailah hukum adat dengan tidak membedakan orang Indonesia asli
dan bukan orang Indonesia asli.
9
telah melahirkan lingkungan kuasa hukum adat atas ruang yang berbeda-
beda. Keadaan yang seperti inilah kemudian ditemukan oleh van vollen
sehingga beliau mengklasifikasikan hukum adat atas ruang berbeda-beda
masing daerah. Van hollenhoven, telah membagi wilayah wilayah Indonesia
menjadi 19 lingkungan kuasa hukum adat. Dalam bukunya adatrecht Van
hollehoven menggunakan istilah RECHTSKRING (lingkungan hukum).
Adanya lingkungan kuasa hukum adat atas ruang menurut Van hollenhoven
adalah sbb :
1. Aceh
2. Tanah gayo-alas dan batak beserta nias
3. Daerah minang kabau beserta mentawai
4. Sumatra selatan
5. Daerah melayu (Sumatra timur, jambi, riau)
6. Bangka dan Belitung
7. Kalimantan
8. Minahasa
9. Gorontalo
10. Daerah toraja
11. Sulawesi selatan
12. Kepulauan ternate
13. Maluku-ambon
14. Irian
15. Kepulauan timor
16. Bali dan Lombok (beserta Sumbawa barat)
17. Jawa tengah dan timur beserta Madura
18. Daerah-daerah swapraja (Surakarta dan jogjakarta)
19. Jawa barat.
Lingkungan-lingkungan tersebut masih dapat dibagi-bagi lagi kedalam
kukuban-kukuban hukum, atau anak-anak lingkungan seperti: Jakarta raya,
banten, Cirebon dan periangan (lingkungan hukum jawa barat). Perlu kiranya
dijelaskan bahwa perbedaan-perbedaan antara lingkungan kuasa hukum adat
atas ruang diatas bukanlah perbedaan pundamental sebagai hukum adat
10
dengan hukum barat. Dan penetapan hukum adat menjadi 19 lingkungan
adalah pada saat pecahnya perang pasifik (1942) yang pada masa itu dianggap
masih up to date. Tentu setelah bangsa Indonesia merdeka dan mengalami
proses perkembangan disegala bidang, sehingga pergaulan antara masing-
masing lingkungan menjadi semakin eratnya, yang sudah barang tentu akan
saling bertemu dan saling pengaruh kecil, dan perlu diingat pula dengan
adanya program transmigrasi bukan tidak mungkin akan terjadi saling
mengenal sebagaimana disebutkan diatas yang ada antar lingkungan bukanlah
perbedaan yang prinsip.
11
hukum adat tersendiri dalam arti berbeda dengan hukum barat. Van
hollenhoven, ingin mengemukakan sifat kemandirian hukum adat/sifat
kepribadian dari hukum adat. Pendapat van hollenhoven di ikuti oleh Mr
B.Ter Haar BZN, di dalam lingkungan hukum adat van hollenhoven
dikenal sebagai penemu dari hukum adat, sedang Ter Haar sebagai
pembentuk stelsel hukum adat.
2. Golongan kedua dipelopori oleh VAN DIJK, sistematika hukum adat atas
soal disusun hampir sejajar dengan bagian yang terdapat dalam hukum
barat. Dengan demikian Van Dijk tidak ingin menunjukkan sifat
kemandirian dari hukum adat atas soal yang sebenarnya, melainkan
disesuaikan dengan hukum barat.
Sistematika Hukum Adat Atas Soal Menurut Van Hollenhoven :
a. Bentuk susunan persekutuan hukum dilapangan rakyat
b. Hukum pamili
c. Hukum perkawinan
d. Hukum waris
e. Hukum tanah dan air
f. Hukm harta benda-benda selain tanah dan air
g. Hukum delik
Sistematika Hukum Adat Atas Soal Menurut Ter Haar :
a. Dasar susunan rakyat
b. Dasar dan sistem dari hukum tanah
c. Transaksi tanah
d. Transaksi dimana tanah tersangkut didalamnya
e. Hukum tentang piutang
f. Benda hukum adat
g. Hukum perorangan
h. Hukum kekerabatan
i. Hukum perkawinan
j. Hukum delik
k. Hukum waris
l. Hukum tentang daluwarsa
12
Sistematika Hukum Adat Atas Soal Menurut Van Dijk :
a. Hukum adat mengenai tata negara meliputi :
1. Susunan ketertiban masyarakat hukum
2. Persekutuan rakyat
3. Susunan dan lingkungan serta alat perlengkapannya
4. Jabatan yang ada serta para pejabatnya
b. Hukum adat mengenai warga (hukum perdata)
1. Hukum pertalian sanak
2. Hukum perkawinan
3. Hukum waris
4. Hukum hutang piutang
c. Hukum adat mengenai delik (hukum pidana)
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi, Hakekat Lingkungan Kuasa Hukum Adat merupakan satu daerah
yang garis-garis besar, corak dan sifat hukum adatnya sebagairechtskring.
Setiap lingkungan hukum adat dibagi dalam beberapa bagianyang disebut
Kukuban Hukum (Rechtsgouw). Hukum adat hanya terbuka bagi orang-orang
indonesia asli dan mereka yang dipersamakan dengan orang indonesia asli.
lingkungan kuasa hukum atas ruang ditemukan adanya persekutuan hukum
yang berbeda-berda dimasing-masing daerah. Lingkup keberlakuan hukum
adat yang diwariskan secara temurun dari penciptanya jadi dalam kronologi
yang berturut-turut hingga masih diakui di masa sekarang,keberlakuan
kekuasaan hukum adat tersebut diiringi dengan waktu dan peradaban yang
sesuai dengan ketentuan hukum adat tersebut sehingga hukum adat akan
mengikuti keberadaan masyarakat adat. Sistematika hukum adat atas soal
disusun hampir sejajar dengan bagian yang terdapat dalam hukum barat.
3.2 Saran
Hendaknya melalui makalah ini kita dapat memahami dan menjelaskan
tentang arti dari demokrasi dan tipe tipe lain, makalah yang kami susun ini
masih banyak mengalami kekurangan, baik dalam segi pengambilan materi
maupun dari segala penulisan nya, jadi kira-nya dapat memberikan hal-hal
positif bagi kesempurnaan makalah ini yang berjudul negara demokrasi
modern dan negara autokrasi modern.
14
DAFTAR PUSTAKA
Academia,(2020).https://www.academia.edu/43033867/
TUGAS_HUKUM_ADAT_LINGKUNGAN_KUASA_HUKUM_ADAT
_PUTU_DANIEL_GOMBO (diakses pada tanggal 20 Februari 2022)
Dhebot Blog Belog, “Kuasa Hukum Adat Atas Orang, Ruang, Soal Dan Waktu”
(2013), http://dhebotblogbelog.blogspot.com/2013/02/kuasa-hukum-adat-
atas-orang-ruang-soal_28.html.
Pide, A. S. M., & SH, M. (2017). Hukum Adat Dahulu, kini, dan akan datang.
Prenada Media.
Saripedia, “Lingkungan Hukum Adat (Rechtsringen) Di Indonesia” (2011).
https://saripedia.wordpress.com/2011/06/13/19-lingkungan-hukum-adat-
rechtsringen-di-indonesia/ (diakses pada tanggal 20 Februari 2022)
Siombo, M. R., & Wiludjeng, H. (2020). Hukum Adat Dalam Perkembangannya.
Penerbit Universitas katolik Indonesia Atma Jaya.
Sulistiani, S. L., & Sy, M. E. (2021). Hukum Adat di Indonesia. Bumi Aksara.
Syahbandir, M. (2010). Kedudukan Hukum Adat dalam Sistem Hukum. Kanun
Jurnal Ilmu Hukum, 12(1), 1-13.
Wiranata, I. G. A., & SH, M. (2005). Hukum Adat Indonesia Perkembangan dari
masa ke masa. Citra Aditya Bakti.
Wulansari, C. D., & Gunarsa, A. (2016). Hukum adat Indonesia: suatu pengantar.
Refika Aditama.
15