Anda di halaman 1dari 9

PAPER

HUKUM ADAT
TRADISIONAL
Untuk Memenuhi Tugas UAS
Mata Kuliah Hukum Adat

Dosen Pengampu : Taumalina Br. Sembiring, SH., M. Hum.,Ph.D.

Disusun Oleh :
ABRAM DANI SIAHAAN
2216000140

PRODI ILMU HUKUM


FAKULTAS SOSIAL SAINS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat yang telah diberikan-Nya, sehingga
paper ini dapat diselesaikan. 
Artikel ilmiah dengan judul “PAPER HUKUM ADAT TRADISIONAL” ini ditujukan untuk
memenuhi tugas UAS mata kuliah hukum adat
Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan doa dari berbagai pihak, paper ini tidak
akan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pengerjaan paper ini, yaitu
kepada: 
1. Taumalina Br. Sembiring, SH., M. Hum.,Ph.D., selaku dosen pengampu  
2. Teman Sekelas
3. Orang tua penulis. 
 
Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan paper ini. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari pembaca akan sangat bermanfaat bagi penulis. Semoga paper ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang membacanya. 
 
Medan, 12 Juli 2023. 
 
 
Abram Dani Siahaan 
DAFTAR ISI
BAB I.............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN........................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................4
1.3 Tujuan..................................................................................................................................................5
1.4 Manfaat...............................................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...........................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Hukum Adat....................................................................................................................6
2.2 Faktor Hukum Adat...........................................................................................................................6
2.3 Dampak Hukum Adat........................................................................................................................6
2.4 Solusi Hukum Adat............................................................................................................................7
BAB III..........................................................................................................................................................8
PENUTUP.....................................................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................................8
3.2 Saran....................................................................................................................................................8
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Hukum adat adalah hukum yang mengatur atau mentata masyarakat agar kehidupan dalam
bermasyarakat lebih teratur dan harmoni. Tak jarang juga hukum adat menjadi solusi bagi beberapa
permasalahan dalam kehidupan bermasyarakat. Hukum adat sendiri telah ada sejak lama bahkan jauh
sebelum Indonesia mengalami reformasi, mengalami penjajahan. Hukum adat ada atau muncul secara
bersamaan dengan perilaku dalam bermasyarakat. Oleh karena itu hukum adat berbeda dengan hukum-
hukum yang ada pada biasanya, karena hukum adat tidak dibukukan, atau ditulis seperti UU Cipta kerja,
UU Ketenagakerjaan, dll.
Hukum adat juga biasanya diturunkan secara turun temurun atau diwariskan. Oleh karena itu
hukum adat memiliki corak hukum adat tradisional. Hukum adat bercorak tradisional menjadi hukum
yang cukup berperan sebagai pengatur masyarakat Indonesia dalam kurun waktu yang cukup lama, apa
lagi Indonesia sistem hukum yang jelas (hukum yang dibukukan atau tertulis) di Indonesia baru berjalan
selama 78 tahun atau lebih tepatnya pada saat Indonesia merdeka. Sebelumnya masyarakat Indonesia
masih menggunakan hukum adat untuk mengatur kehidupan bermasyarakat mereka. Selama masyarakat
Indonesia menggunakan hukum adat dalam mengatur kehidupan mereka, masyarakat Indonesia terlihat
masih sangat harmoni hidupnya dan lebih kompak, namun dalam hidup ini pasti memiliki hal positif dan
negatif. Hal negatif yang muncul ketika Indonesia menggunakan hukum adat adalah Indonesia dengan
sangat mudah dijajah oleh negara lain, karena belum memiliki undang-undang yang jelas untuk
mempertahankan wilayah mereka, sementara negara-negara lain tengah mengembangkan sistem hukum
mereka.
Negara Indonesia memiliki banyak sekali suku dan kebudayaannya, dalam setiap masing-masing
suku pasti memiliki kebudayaan masing-masing dan memiliki hukum adat masing-masing. Contohnya
dalam suku Toraja, mereka menerapkan sistem Tana atau sistem kasta, mereka dibagi menjadi 4 kasta
yaitu Tana Bulaan, Tana Bassi, Tana karurung, Tana Kua-kua. Beberapa masyarakat toraja masih
menerapkan sistem-sistem kasta ini, namun untuk pada masa saat ini sistem kasta-kasta seperti ini kurang
relevan dengan kehidupan sekarang, karena sekarang sudah muncul HAM (Hak Asasi Manusia). Oleh
karena itu hukum adat ini tidak sepenuhnya menjadi hukum positif, karena ada juga hal negatif dalam
hukum adat ini.
Selama proses penelitian yang dilakukan penulis mengenai paper hukum adat, tentu terdapat hal
positif yang didapat. Dari sini kita sebagai pemuda yang akan meneruskan bangsa dan negara Indonesia
mendapatkan pengetahuan baru atau wawasan yang lebih luas mengenai hukum adat, apa itu hukum adat,
apa saja coraknya, apa saja contohnya, dan masih banyak lagi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu hukum adat?
2. Mengapa dapat muncul hukum adat?
3. Apa saja contoh hukum adat?
4. Bagaimana hukum adat dapat muncul

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu hukum adat.
2. Untuk mengetahui mengapa hukum adat ada.
3. Untuk mengetahui apa saja contoh hukum adat.
4. Untuk mengetahui bagaimana hukum adat muncul.

1.4 Manfaat
Dengan dibuatnya paper ini, diharapkan dapat menjadi pengaruh yang baik bagi pembaca.
Adapun manfaat yang diperoleh paper ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi masyarakat
Masyarakat berperan penting dalam muncul atau hadirnya hukum adat, karena seperti yang tertulis
sebelumnya bahwa hukum adat mengatur masyarakat dalam kehidupan dalam bermasyarakat. Masyarakat
juga yang akan menjadi orang yang mempertahankan atau melestarikan hukum adat di Indonesia.
Masyarakat juga jadi tahu bahwa banyak hukum-hukum adar yang ada di Indonesia.
2. Bagi pemerintah
Pihak pemerintah jadi lebih peduli terhadap hukum adat yang ada di Indonesia, dan dapat
membantu melestraikan atau menyebarkannya ke seluruh dunia. Pemerintah juga mungkin dapat
menerapkan hukum adat ke dalam hukum nasional. Oleh karena itu penelitian ini dapat berguna bagi
pihak pemerintah.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hukum Adat
Dalam dunia ini tidak dapat dipungkiri bahwa hukum sangat berguna bagi kehidupan untuk
mengatur manusia. Jauh sebelum ada hukum yang tertulis dalam buku masyarakat menggunakan hukum
adat. Hukum adat sendiri menurut KBBI (2016) adalah hukum yang tidak tertulis (Berdasarkan adat).
Hukum adat memiliki banyak pengertian, setiap pemikir selalu memiliki pengertian yang berbeda-beda.
Djojodigoeno dalam (Sulastriyono & Pradhani, 2018) mengatakan bahwa pada hakikatnya hukum adat
tidak tidak berdasarkan hukum agama. Hukum adat berakar dalam pemikiran dan pandangan hidup
masyarakat. Berdasarkan kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hukum adat memang benar-
benar murni berasal dari kebiasaan masyarakat di suatu daerah, dan hukum tersebut biasanya tidak tertulis
hanya disampaikan melalui perkataan masyarakat sekitar.
2.2 Faktor Hukum Adat
Faktor munculnya hukum adat ada beragam macamnya, faktor utamanya pasti adalah keresahan.
Para warga atau masyarakat resah akan sesuatu yang terus mengganggu mereka atau mengganggu
aktivitas mereka sehari-hari. Salah satu faktornya adalah berdasarkan faktor teritorial atau berdasarkan
letak wilayah geografis. Faktor berdasarkan letak wilayah teritorial adalah faktor yang hukum yang
mengatur sekelompok masyarakat berdasarkan letak wilayah, contohnya suku Jawa, mereka jadi mentaati
hukum adat yang ada di Jawa, begitu juga dengan orang yang datang ke pulau Jawa mereka harus
mengikuti peraturan atau hukum adat yang ada disana. Faktor lainnya adalah berdasarkan faktor
genealogis, genealogis adalah garis keturunan manusia, jadi faktor genealogis adalah faktor yang
berdasarkan garis keturunan manusia. Faktor genealogis ini biasanya sering dijumpai di daerah Sumatra
Utara. Orang-orang batak memiliki banyak sekali marga-marganya, dan di dalam marga-marga tersebut
biasanya memiliki aturan-aturan yang dimana mereka tidak boleh menikahi sesama marga (Abubakar,
2013). Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
hukum adat ada banyak sekali, mulai dari tingkah laku, berdasarkan teritorial, dan berdasarkan garis
keturunan. Faktor-faktor tersebut tentunya akan memiliki dampak positif dan juga negatif dalam
masyarakat, namun harus tetap dihormati karena hal tersebut merupakan warisan budaya.
2.3 Dampak Hukum Adat
Hukum adat tentu memiliki dampak positif dan juga negatif, tergantung berdasarkan dari apa yang
menjadi peraturannya. Peraturan-peraturan yang memberikan dampak positif sudah pasti peraturan yang
mengatur norma dalam bermasyarakat atau norma dalam berperilaku.Contohnya ada hukum delik, yang
dimana hukum delik ini adalah hukum yang mengatur kejadian dalam masyarakat yang mengganggu
kenyamanan bersama, sehingga diperlukan sebuah solusi untuk memecahkan permasalahan ini. Hukum
delik ini serupa namun tak sama dengan hukum pidana. Apabila hukum pidana melindungi hak
masyarakat seperti kegiatan-kegiatan yang melanggar norma-norma asusila, norma keagamaan, HAM,
dll. Perbedaan yang terlihat sangat kontras adalah tentu hukum delik ini tidak tertulis, sedangkan hukum
pidana tertulis dengan jelas yaitu dalam KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) (Kurniawan,
2016). Contohnya pada saat terdapat sepasang kekasih yang ingin menikah, namun menggunakan cara
kawin lari. Mereka berdua tentu tidak akan dikenakan sanksi pidana hukum negara, namun mereka akan
dikenakan sanksi adat.
Dampak negatifnya adalah pada saat hukum adat ini telah mengelompok-kelompokkan orang-
orang atau membuat strata dalam kelompok masyarakat. Strata atau kasta adalah tingkatan yang dibagi
dalam beberapa level, contohnya pada adat bali. Di bali mereka masih memiliki tingkatan atau kasta-kasta
dalam kelompok masyarakatnya, hal ini mengganggu aktivitas dalam bermasyarakat. Contohnya adalah,
pada saat terdapat sepasang suami istri yang ingin menikah, namun terhalang dikarenakan perbedaan
kasta tentu ini akan menganggu aktivitas masyarakat (Widetya, Rachmi Sulistyarini S.H, & Ratih
Dheviana Puru HT, 2015), contoh lainnya adalah ketika terdapat sepasang suami istri yang tidak dapat
memiliki keturunan akibat penyakit kelamin atau kemandulan, dan mereka ingin mengangkat seorang
anak. Anak yang diangkat ternyata memiliki kasta yang lebih tinggi derajatnya dari calon orang tua atau
sepasang suami istri ini, dikarenakan hal tersebut mereka jadi tidak mempunyai anak sama sekali. Dalam
kasus ini mungkin mereka berdua masih bisa mengangkat anak dari kasta yang berbeda, namun tetap saja
hal ini mengganggu aktivitas masyarakat (Pramana & Giri, 2020). Peraturan ini semua mungkin sudah
tidak terlalu digunakan oleh orang-orang Bali, namun masih ada beberapa orang yang menerapkan
peraturan ini.
2.4 Solusi Hukum Adat
Solusi dari permasalahan diatas adalah dengan tetap menjalankan hukum adat yang sesuai dengan
norma masyarakat, norma kesusilaan, dll. Pada saat sudah melenceng dari norma-norma tersebut silahkan
tinggalkan hukum adat tersebut, karena pasti akan mengganggu kenyamanan dan kestabilan dalam
bermasyarakat. Hukum adat pastinya harus tetap terus di lestarikan, karena hal tersebut merupakan bagian
dari budaya negara Indonesia. Solusi lainnya adalah dengan terus mengajarkan hukum adat ini kepada
generasi selanjutnya, agar tidak termakan oleh zaman. Hormatilah dan lestarikanlah hukum adat yang
berada disetiap daerah karena hal tersebut merupakan bagian dari budaya negara Indonesia.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hukum adat adalah peraturan yang mengatur mengenai norma-norma dalam berperilaku manusia
dalam bermasyarakat dan biasanya tidak tertulis. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hukum
adat, yaitu ada faktor letak geografis wilayah, dan garis keturunan. Faktor yang paling penting adalah
tingkah laku manusia yang merugikan pihak lain. Dampak dari hukum adat tentu terjadi kestabilan dan
keharmonian dalam bermasyarakat. Mereka jadi lebih kompak pada saat beraktivitas dalam masyarakat.
Hukum adat secara tidak sadar telah menyelesaikan berbagai macam permasalahan yang mengganggu
kenyamanan masyarakat. Hukum adat juga kerap disepelekan dikarenakan mereka menganggap orang
yang masih menganut atau menjalankan hukum adat dicap kuno atau kolot. Hukum adat seharusnya
dilestarikan dan dihormati, karena hal itu merupakan bagian dari budaya. Oleh karena itu marilah kita
melestarikan hukum adat agar masih terus ada hingga sampai ke anak cucu kita nanti.
3.2 Saran
Dalam proses pembuatan paper yang sudah kami rancang, penulis menyadari bahwa masih
banyak sekali yang perlu diperbaiki lagi dalam pembuatan karya ilmiah ini. Penulis juga mengalam
kesulitan dalam mencari sumber, jadi perlu penelitian karena mungkin masih ada faktor-faktor atau
dampak-dampak yang masih belum penulis cantumkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, L. (2013). REVITALISASI HUKUM ADAT SEBAGAI SUMBER HUKUM. Jurnal
Dinamika Hukum, 323.
KBBI. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diambil kembali dari kbbi: https://kbbi.kemdikbud.go.id/
Kurniawan, F. (2016). HUKUM PIDANA ADAT SEBAGAI SUMBER PEMBAHARUAN HUKUM
PIDANA NASIONAL. EDUKA, 11-14.
Pramana, I. G., & Giri, N. P. (2020). PENGANGKATAN ANAK BEDA KASTA DALAM PERSPEKTIF
HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA . Jurnal Hukum Saraswati, 80-81.
Sulastriyono, & Pradhani, S. I. (2018). PEMIKIRAN HUKUM ADAT DJOJODIGOENO DAN
RELEVANSINYA KINI. Mimbar Hukum, 453.
Widetya, A. B., Rachmi Sulistyarini S.H, M., & Ratih Dheviana Puru HT, S. L. (2015). AKIBAT
HUKUM PERCERAIAN TERHADAP KEDUDUKAN PEREMPUAN DARI PERKAWINAN
NYEROD BEDA KASTA MENURUT HUKUM KEKERABATAN ADAT BALI. Core, 2-5.

Anda mungkin juga menyukai