MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Oleh
Mutiara Larasati
1111200129
Semester I-E
FAKULTAS HUKUM
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya saya mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah
tentang Hukum Adat Madura ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas
mata kuliah Bahasa Indonesia, saya selaku penulis dapat memaparkan mengenai
beberapa topik hukum adat yang berlaku di Suku Madura yang ternyata sebagian
besar masyarakat Suku Madura masih mempertahankan tradisi-tradisi leluhurnya
sampai saat ini.
Saya menyadari bahwa makalah yang saya selesaikan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari semua
kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah saya
selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
3.3. Adat Istiadat Madura dan Strata Sosial Suku Madura ............. 6
3.4. Hukum Kekerabatan dan Kekeluargaan Suku Madura............. 8
3.5. Hukum Perkawinan Suku Madura ........................................... 9
3.6. Sistem Pewarisan Suku Madura .............................................. 9
3.7. Hukum Tanah Adat Suku Madura ........................................... 9
3.8. Sistem Ekonomi Suku Madura ................................................ 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Menurut Mawardah Rohmah dalam mawardahrohmah25.wordpress.com
pada 2015 menyatakan, Madura adalah nama pulau yang terletak di sebelah
timur laut Jawa Timur. Pulau Madura besarnya kurang lebih 5.168 kilometer
persegi, lebih kecil dari Pulau Bali dengan penduduk hampir 4 juta jiwa.
Dengan demikian musim kemarau di daerah ini relatif panjang. Pulau Madura
bentuknya seakan mirip badan sapi, terdiri dari empat kabupaten, yaitu
Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep.
Pulau Madura ditinggali oleh Suku Madura yang merupakan salah satu
etnis dengan populasi besar di Indonesia, jumlahnya sekitar 7.179.356 juta
jiwa. Mereka berasal dari Pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya, seperti
Gili Raja, Sapudi, Raas, dan Kangean. Selain itu, orang Madura banyak yang
tinggal di bagian timur Jawa Timur, biasa disebut wilayah Tapal Kuda, dari
Pasuruan sampai utara Banyuwangi. Orang Madura yang berada di Situbondo
dan Bondowoso, serta timur Probolinggo, Jember, jumlahnya paling banyak
dan jarang yang bisa berbahasa Jawa, juga termasuk Surabaya Utara, serta
bagian Malang. Bagi kehidupan masyarakat Madura, harga diri adalah simbol
yang paling penting yang harus dijaga. Hal itu diperkuat dengan falsafah
Madura yang berbunyi “lebbi bagus potetolling, atembong pote mata”
artinya, “lebih baik mati (putih tulang) daripada malu (putih mata).”
Pepatah yang dipegang teguh masyarakat Madura itu membuktikan bahwa
Suku Madura unik dan adat istiadatnya masih terjaga hingga saat ini. Atas
dasar tersebutlah makalah bertema Hukum Adat Suku Madura ini disusun.
1.2.Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan hukum adat di Indonesia?
1
2
2. Bagaimanakah sejarah dan adat istiadat Suku Madura itu, serta adat
istiadat apa saja yang masih terpelihara dan berlaku hingga saat ini?
1.3.Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk:
1. Memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
2. Memahami definisi hukum adat di Indonesia secara umum.
3. Mengetahui dan memahami sejarah adat istiadat Suku Madura.
4. Mengetahui dan memahami hukum adat Suku Madura yang masih tetap
terpelihara serta menguraikan contoh-contohnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Hukum
Hukum ialah aturan tingkah laku para anggota masyarakat, aturan yang
daya penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat
sebagai jaminan dari kepentingan bersama dan yang jika dilanggar
menimbulkan reaksi bersama terhadap orang yang melakukan pelanggaran
itu. (Duguit dalam Kansil, 2018: 36)
3
4
PEMBAHASAN
5
6
dengan tanah Jawa, itu menunjukan bahwa sekitar tahun 1365 orang Madura
dan orang Jawa merupakan bagian dari komunitas budaya yang sama.
Sekitar 900-1500 pulau ini berada dibawah pengaruh kekuasaan kerajaan
Hindu Jawa Timur seperti Kediri, Singasari, dan Majapahit. Di antara tahun
1500 dan 1624, para penguasa Madura pada batas tertentu bergantung pada
kerajaan Islam di pantai utara seperti Demak, Gresik, dan Surabaya. Pada
tahun 1624, Madura ditaklukan oleh Mataram. Sesudah itu pada paruh
pertama abad ke-18 Madura berada dibawah kekuasaan kolonial Belanda
(mulai 1882) mula-mula oleh VOC, kemudian oleh pemerintah Hindia-
Belanda. Pada saat pembagian provinsi pada tahun 1920-an, Madura menjadi
bagian dari Jawa Timur. Sejarah mencatat Arya Wiraraja adalah Adipati
pertama di Madura, diangkat oleh Raja Kertanegara dari Singasari, tanggal 31
Oktober 1269. Pemerintahannya berpusat di Batuputih, Sumenep, yang
merupakan keraton pertama di Madura. Di Batuputih yang kini menjadi
sebuah kecamatan yang berjarak kurang lebih 18 kilometer dari Kota
Sumenep, terdapat peninggalan-peninggalan Keraton Batuputih, antara lain
berupa tarian rakyat, yaitu tari Gambuh dan tari Satria. (Bakry, 2015)
a. Keyae
Adalah seseorang yang dikenal sebagai pemuka agama (ulama) karena
menguasai banyak ilmu Agama Islam. Selain berfungsi sebagai pembina
umat juga sebagai penerus atau pengajar ajaran para Nabi dan santri-
santrinya.
b. Bindarah
Adalah orang-orang yang telah mendapatkan atau mentamatkan
pendidikannya di pondok pesantren, dan mereka telah memiliki
pengetahuan keagamaan yang cukup banyak tetapi belum setara dengan
pengetahuan Keyae.
c. Santre
Adalah orang-orang yang masih sedang menuntut ilmu keagamaan di
pondok pesantren.
8
d. Banne Santre
Seseorang yang tidak pernah mondok atau tidak menuntut ilmu
keagamaan.
Di luar tiga kategori ini disebut oreng lowar (orang luar) atau bukan saudara.
Dalam kenyataannya, meskipun seseorang telah dianggap sebagai oreng
lowar tetapi bisa jadi hubungan persaudaraannya lebih akrab dari pada
kerabat inti, misalnya karena adanya ikatan perkawinan.
9
3. Nelayan madura
Suku Madura terkenal dengan peribahasa “Abhantal omba’asapo
angen.” Artinya Suku Madura mampu menjalani kehidupan yang keras,
seperti kehidupan nelayan. Nelayan Madura merupakan nelayan etnik
yang paling dominan memanfaatkan potensi sumber daya ikan di Selat
Madura. Karena memang Selat Madura berada di antara Pulau Madura
dan daerah Tapal Kuda seperti Pasuruan, Probolinggo, dan Situbondo.
Dalam sistem pembagian kerja seksual pada masyarakat nelayan, kaum
perempuan pesisir (istri) nelayan mengambil peranan besar dalam
kegiatan sosial-ekonomi di darat. Sementara laki-laki berperan di laut
untuk mencari nafkah dengan menangkap ikan. Dengan kata lain, darat
adalah tanah perempuan, sedangkan laut adalah ranah laki-laki
Ikan hasil tangkapan nelayan Madura adalah ikan laying, kakap
merah, teri, kembung, cakalang, serta tenggiri. Semuanya dijual dalam
kondisi segar maupun dijadikan pindang atau dikeringkan. Pada saat hasil
tangkapan sangat minim didapat, para nelayan beralih usaha menjadi
pembuat kerupuk ikan , kerupuk ikan ini diberi nama terung-terung.
Adapun penggolongan sosial-ekonomi masyarakat nelayan dapat
dilihat dari tiga segi. Pertama, dari penguasaan alat-alat produksi atau
peralatan tangkap, struktur masyarakat nelayan terbagi ke dalam golongan
nelayan pemilik alat-alat produksi dan nelayan buruh. Nelayan buruh
tidak memiliki alat-alat produksi. Dalam kegiatannya, nelayan buruh
hanya menyumbangkan jasa atau tenaganya dengan hak-hak yang sangat
terbatas. Jumlah nelayan buruh di kampung nelayan adalah yang terbesar.
Kedua adalah dari segi tingkat modal usaha, struktur masyarakat nelayan
terbagi menjadi golongan nelayan besar dan nelayan kecil. Nelayan besar
menanamkan modal usahanya dalam jumlah besar, sedangkan nelayan
kecil sebaliknya. Dan yang ketiga dari teknologi peralatan tangkapnya,
masyarakat nelayan terbagi menjadi nelayan modern dan nelayan
tradisional. Nelayan modern menggunakan teknologi peralatan tangkap
yang canggih sehingga tingkat pendapatan dan kesejahteraan sosial-
12
4.1. Simpulan
Hukum adat merupakan suatu proses dalam diri manusia yang didasari
oleh adanya pikiran, kehendak, dan cara berperilaku. Hal ini bermula dari
kebiasaan individu-individu yang kemudian apabila kebiasaan ini diikuti oleh
individu lain di dalam suatu kelompok masyarakat, maka kebiasaan individu
tersebut akan berubah menajdi suatu adat. Yang nantinya adat itu dijadikan
oleh sekelompok masyarakat sebagai adat yang seharusnya berlaku bagi
seluruh kelompok masyarakat, sehingga dinamakan hukum adat.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sejarah adat istiadat Suku Madura, termasuk istilah nama Madura
terdapat beberapa versi, tidak ada kepastian tentang makna dan sejarah
awal mula suku Madura.
2. Di antara adat istiadat yang menjadi hukum bagi orang Madura yang
masih berlaku hingga saat ini adalah carok dan nikah muda.
4.2. Saran
Adat istiadat yang bertentangan dengan Hak Asasi Manusia harus menjadi
pertimbangan khusus bagi pemuka adat untuk dihapuskan. Atau konsep
utama di dalam adat istiadat tersebut disosialisasikan dan dibudayakan
sehingga definisinya tidak membias dan disalahgunakan. Juga pemerintah
khususnya dalam praktek di lapangan, harus lebih memperhatikan
masyarakat-masyarakat adat yang mengalami kesenjangan sosial, sehingga
tidak ada lagi golongan-golongan dalam masyarakat tersebut yang disebabkan
karena kesenjangan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Indraena, Dimitriev. 2015. “ Adat Istiadat dan Stratifikasi Sosial Suku Madura”.
http://bangkalan.memory.blogspot.com/2015/01/adat-istiadat-dan-
stratifikasi-sosial-suku-madura.html [30 November 2020]
Kansil. C.S.T. 2018. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
15
16
Restibudiyanti, Dwi. 2016. “Hukum Adat dan Mata Pencaharian Suku Madura”.
http://dwirestipujiyanti.blogspot.com/2015/11/hukum-adat-dan-mata-
pencaharian-suku-madura.html [11 November 2020]