Anda di halaman 1dari 4

TAYAMUM

Definisi Tayamum[2]
Tayamum menurut bahasa adalah al-qashdu (menyengaja). Jika dikatakan: tayamamtu
fulanan wa yamamtuhu wa taamamtuhu wa ammamtuhu, yaitu qashadtuhu (aku
menyengajanya)
Allah Subhanahu wataala berfirman:

Dan janganlah kamu menyengaja (memilih) yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan
daripadanya [3]
Makna tayamum secara terminologi adalah menyengaja menggunakan permukaan tanah
untuk bersuci, agar dapat mengerjakan sesuatu yang hanya dibolehkan setelah berwudhu
dan mandi.

Disyariatkannya Tayamum
Disyariatkannya tayamum berdasarkan Al Qur`an, as-Sunnah dan ijma
1. Dalil Al Qur`an, Firman Allah Subhanahu wata'ala :











Lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik
(bersih) (QS. Al Maidah: 6)
2.

Dalil as-Sunnah. Sabda nabi Shallallahu 'alaihi wasallam :

Hadits Riwayat: Said bin Manshur dalam kitab sunannya


(4/1275) sanadnya hasan.
[1]

[2]
[3]

Al Majmu (2/238), al Mughni (1/148) dan al-Mabsth (1/106).


Al-Qur`an Surat: Al Baqarah: 267

,
,,
.
Seluruh bumi dijadikan bagiku dan bagi umatku sebagai masjid dan alat bersuci.
Maka di mana pun seseorang dari umatku mendapati waktu solat, maka disitulah
masjid dan alat untuk bersuci baginya.

[1]

Diriwayatkan dari Amran bin hushain radhiallahu 'anhu, ia berkata:













:









:







:











.

() :
"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam shalat kemudian melihat seorang lelaki
mengasingkan diri, tidak shalat bersama jamaah. Melihat itu, Rasulullah bertanya:
'Wahai fulan apakah yang menghalangimu shalat bersama jamaah?' Orang itu
menjawab: Aku sedang junub dan tidak mendapatkan air. Mendengar itu Rasulullah
bersabda: 'Gunakanlah tanah (bertayammum); sesungguhnya itu adalah cukup bagi
mu. Ketika air sudah di dapat Nabi. memberikannya satu bejana air kepada laki-laki
tersebut sambil berkata : mandilah dengan ini."
3.

[2]

Dan dalil Ijma


Sebagaimana diungkapkan Ibnu Qudamah rahimahullah : Adapun dalil dari ijma,
umat telah sepakat tentang bolehnya tayamum[3]

Apa saja yang dapat digantikan dengan tayamum?


Tayamum merupakan pengganti wudhu dan mandi wajib jika tidak ada air, atau meskipun
ada namun tidak dapat menggunakannya.
Imam An-Nawawi rahimahullah berkata: Ini adalah mazhab kami dan ulama kalangan
sahabat tabiin serta ulama-ulama setelahnya, kecuali Umar bin Khattab, Abdullah bin
Masud radhiallahu 'anhuma[4] dan seorang tabiin Ibrahim An Nakhi, sesungguhnya mereka
melarangnya (yaitu: melarang tayamum dari hadas besar).
Ibnu Shabbagh dan selainnya berkata, telah diriwayatkan bahwa Umar dan Ibnu Masud
radhiallahu 'anhuma telah menarik pendapatnya

Hadits Riwayat: Ahmad (2/ 222) dari jalur Amru bin Syuaib
dari ayahnya dari kakeknya. Hadits hasan
[1]

Hadits Riwayat: Al-Bukhari (348) dan Hadits Riwayat: Muslim


(1535).
[2]

[3]

Al-Mughni (1/148)

Hadits Riwayat: Al-Bukhari (345) dan Muslim (796), Ibnu


Masud melarang bertayamum dari junub. Abu Musa berhujjah
dengan ayat Al Qur`an, kemungkinan Ibnu Masud melarang hal
itu -sebagaimana diriwayatkan darinya dalam Ath Thabari (9606)berdasarkan tafsirannya terhadap firman Allah, atau jika kamu
menyentuh perempuan yang dimaksud bersentuhan di sini
adalah selain jima (bersetubuh)
[4]

Adapun dalil yang digunakan jumhur ulama adalah firman Allah Subhanahu wata'ala :


,

































Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit
atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (toilet) atau menyentuh wanita,
lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik
(bersih)(QS. Al Maidah: 6)
Perintah untuk bertayamum dalam ayat ini mencakup tayamum pada saat hadas kecil
maupun ketika junub.[1]
Penulis berkata: ada dalil lain yang menerangkan disyariatkannya tayamum dari hadas
besar, yaitu firman Allah Subhanahu wata'ala :

























Atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh wanita, Kemudian kamu
tidak mendapat air, Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah
mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun." (QS.
An Nisa: 43)
Yang dimaksud dengan bersentuhan dengan wanita dalam ayat ini adalah jima
(bersetubuh) itu sendiri. Ini berdasarkan pendapat segolongan ulama yang diantaranya
adalah Ibnu Abbas radhiallahu 'anhu .[2]
Selain itu ada pula hadits-hadits dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam yang
menunjukkan penggunaan tayamum untuk bersuci dari junub, diantaranya:

Hadits Imran bin Hushain radhiallahu 'anhu di atas di dalamnya terdapat sabda nabi
Shallallahu 'alaihi wasallam terhadap salah seorang sahabat yang junub :

Gunakanlah tanah (tayamum); sesungguhnya itu adalah cukup bagi engkau. [3]

Hadits Amar bin Yasir radhiallahu 'anhu berkata:
























:

:

[1]

Al Majmu (2/240)

[2]

Tafsir ath-Thabari (9583) dengan sanad yang shahih

[3]

Muttafaq alaih

Aku junub lalu berguling-guling di tanah. Lalu aku sampaikan hal ini kepada Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau bersabda: Sesungguhnya cukup bagimu begini:
lalu beliau menepukkan kedua tangannya di tanah, kemudian mengusap mukanya dan
kedua telapak tangannya. [1]

Anda mungkin juga menyukai