Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH CHASIS OTOMOTIF

POWER STEERING

DISUSUN OLEH:
NAMA

NIM

EGIA ALOI TARIGAN


LUKMANUL HAKIM
AHMAD SYAFII
ITWANTO SEMBIRING

51413122011

PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMOTIF


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK UNIMED
2016

KATA PENGANTAR
Dengan kerendahan hati kami ucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik.
Makalah yang berjudul POWER STEERING untuk memenuhi tugas mata kuliah
CHASIS OTOMOTIF. Dalam penyusunan makalah ini, banyak kendala dan hambatan yang
kami hadapi, namun berkat dukungan moril dan materil dari berbagai pihak, akhirnya kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Dengan hormat saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Khoiri, M.Pd. selaku dosen
mata kuliah CHASIS OTOMOTIF yang telah banyak memberikan masukan dan bimbingan
kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini. Seiring dengan itu, kami juga tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada para orang tua kami yang telah memberikan bantuan moril
dan materil.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih banyak kekurangannya,
untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk
melengkapi makalah ini.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih atas perhatiannya, semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca.

Medan, 24 maret 2016


Penulis,

Kelompok 1

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Power steering tipe hidrolik
Gambar 2. Power Steering hidrolis
Gambar 3. Power steering elektris
Gambar 4. Cara kerja power steering elektrik

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
1.2
PERMASALAHAN
1.3
TUJUAN
BAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1.
Power Steering
3.2
Hidrolik Power Steering
3.3
Electric Power Steering
BAB 4 PENUTUP
4.1
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG
Pada era sekarang ini perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi mengalami kemajuan

yang sangat pesat. Banyak dilakukan pengembangan dan penelitian dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan teknologi transportasi sangat cepat terutama dalam bidang otomotif. Pada
saat ini inovasi dalam otomotif semakin memanjakan pemakai, dengan adanya terobosan
teknologi yang terbaru harus mampu memenuhi tuntutan pemakai (konsumen). Hal ini membuat
pemakai lebih mudah, aman dan nyaman.sehingga para konsumen akan merasa puas dari
keindahan kendaraan baik dari bagian eksterior maupun bagian interiornya. Selain itu juga
disertakan perangkat keamanan dan kenyamanan yang lengkap, yang akan berfungsi optimal,
meliputi : rem, suspense, kemudi dan lain sebagainya.
1.2

PERMASALAHAN
System kemudi berfungsi mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan.

Bila roda kemudidiputar, kolom kemudi meneruskan putaran ke roda gigi kemudi. Roda gigi
kemudi ini memperbesar momen putar, sehingga menghasilkan tenaga yang lebih besar untuk
menggerakkan roda depan melalui sambungan-sambungan kemudi (steering linkage).
1.3

TUJUAN
Dengan adanya power steering pada system kemudi tenaga yang dikeluarkan pengemudi

untuk mengatur arah kendaraan dengan cara membelokkan roda depan menjadi ringan, sehingga
pengemudi akan merasa aman dan nyaman ketika berkendara.

BAB 2
LANDASAN TEORI
Power steering adalah perangkat atau system pada kendaraan yang berfungsi untuk
meringkankan kemudi kendaraan. Sehingga kendaraan dapat bermanufer dengan mudahdan
dapat bergerak dengan radius yang lebih kecil. Jenis power steering mempunyai dua tipe,
dimana masing-masing jenis diaplikasikan pada kendaraan tertentu sesuai dengan kapasitasnya,
yaotu jenis hidrolis dan elektris. Power steering jenis hidrolis bekerja dengan oli yang
bertekanan tinggi sehingga kemudi menjadi lebih ringan. Contoh mobil yang menggunakan
jenis seperti ini adalah Toyota kijang, Isuzu Panther, BMW 320i, Timor, Honda Genio, dan lainlain. Sedangkan jenis elektris bekerja menggunakan tenaga listrik dengan memakai motor listrik
khusus power steering. Mobil yang memakai jenis ini adalah Suzuki Karimun, Masda Ventrend,
Honda City.

BAB 3
PEMBAHASAN
3.1.

Power Steering
Power steering merupakan sebuah sistem yang berfungsi untuk meringankan memutar

sistem kemudi kendaraan sehingga menghasilkan putaran kemudi yang ringan tanpa
membutuhkan tenaga yang berarti untuk mengendalikan kemudi. Dalam perkembangannya
power steering terbagi menjadi 2, yaitu : Hidrolik Power Steering dan Elektronik Power
Steering.
3.2

Hidrolik Power Steering


Hidrolik Power Steering adalah sebuah sistem hidrolik (servo hidrolik) yang berfungsi

untuk memperingan tenaga yang dibutuhkan untuk memutarkan kemudi terutama pada kecepatan
rendah dan menyesuaikannya pada kecepatan menengah serta tinggi. Pada kecepatan rendah
gaya gesek ban dengan jalan cukup tinggi, apalagi untuk tipe ban tekanan rendah dengan telapak
ban yang lebar.
Rack-and-pinion assembly merupakan unit hydraulic-mechanical dengan integral piston
dan rack assembly. Di dalamnya ada satu rotary valve yang mengarahkan aliran minyal power
steering dan mengontrol tekanan untuk mengurangi steering effort (suatu usaha daya yang
diperlukan untuk memutar kemudi). Ketika kemudi diputar, tahanan yang terbentuk oleh adanya
berat dari kendaraan dan gesekan roda ke ban, menyababkan torsion bar di dalam rotary valve
menjadi agak cenderung melenceng. Hal ini akan merubah posisi valve spool dan sleeve, karena
itulah diperlukan pengarahan pelumas bertekanan ke proper end yang terdapat pada power
cylinder. Perbedaan tekanan pada sisi piston (yang dipasang pada rack) membantu
menggerakkan rack untuk mengurangi langkah usaha putar. Pelumas di dalam power cylinder
yang berlawanan didesak ke control valve dan kembali ke pump reservoir. Ketika steering effort
berhenti, maka control valve akan diketengahkan oleh gaya melintir dari torsion bar, tekanan
pada kedua sisi piston akan disamakan, dan roda depan kembali ke posisi lurus ke depan.

A. Konstruksi System

Gambar 1. Power steering tipe hidrolik

Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Reservoir
Unit pompa
Pipa pendingin
Unit pengatur sirkit aliran minyak
Rumah gigi kemudi
Saluran pembagi

Rack-and-pinion power steering system terdiri dari:

Rack and pinion steering gear box


Rack Pinion/Gearbox adalah system penggerak Power Steering dari kemudi atas kemudian

di teruskan ke bagian roda dengan dibantu oleh komponen understeel atau kaki-kaki kendaraan
(tie rod, rack end, idle arm dll). Di dalam system RackPinion/Gearbox terdapat piston dan
valve(katup) yang bekerja sesuai tekanan olie yang disalurkan melalui Vane Pump, selain itu
terdapat juga seal-seal yang berguna menahan tekanan olie agar tidak bocor keluar.

Power steering oil pump


Pompa PS berfungsi sebagai penyalur tenaga dari mesin dengan oli yang bertekanan tinggi

yang kemudian diteruskan ke bagian Rack Pinion/Gearbox melalui Selang Tekan (Selang
bertekanan tingi). Posisi Vane Pump selalu berada di bagian atas dari Rack Pinion/Gearbox. Dan
hampir setengahnya system Power Steering dikendalikan/ditentukan dari kerja Pompa, oleh
karena itu bila terdapat kerusakan pada Pompa hampir dipastikan system Power Steeringnya juga
tidak akan jalan alias rusak. Tipe pompa banyak sekali, antara lain : pompa torak, membran,
plunger, roda gigi luar, roda gigi dalam, vane, screw dan lain-lain. Tekanan yang diperlukan

merupakan tekanan secara menerus (continue), sehingga tipe pompa yang digunakan adalah tipe
Vane atau Roda Gigi. Pompa menghasilkan tekanan dengan memanfaatkan putaran mesin,
sehingga volume pemompaan sebanding dengan putaran mesin.
Pengaturan jumlah minyak yang mengalir keluar dari pompa diatur oleh flow control
valve, sehingga selalu konstant. Pada kenyataannya, karena tahanan pengemudian pada
kecepatan tinggi berkurang maka jumlah aliran minyak juga harus dikurangi, supaya stabilitas
pengemudian tetap terjaga Pada power steering rpm sensing dan power steering yang
mempunyai flow control valve dengan built-in control spool, jumlah aliran minyak akan diatur
sesuai dengan kecepatan kendaraan.
Kerja pengaturan jumlah aliran fuida/ minyak oleh flow control valve dan control spool
adalah sebagai berikut :
a.

Pada Putaran Rendah


Pada putaran rendah (650 s.d. 1250 rpm), tekanan yang dihasilkan oleh pompa akan

dialirkan ke dua saluran yaitu x (saluran ke flow control valve) dan y (saluran ke control spool).
Aliran yang melewati saluran x sebagian kembali ke pompa dan sebagian lagi keluar (P1). Aliran
P1 diteruskan melewati orifice 1 & 2 dan terbagi menjadi dua yaitu output pompa dan dialirkan
ke sebelah kiri flow control valve menjadi tekanan P2. Perbedaan tekan P1 dan P2 tergantung
putaran mesin. Pada saat putaran mesin naik maka terjadi kenaikan perbedaan antara P1 dan P2.
Apabila tekanan P1 melebihi kekuatan pegas A, maka flow control valve akan bergerak
kek kiri, sehingga membuka saluran pengeluaran ke sisi pengisapan pompa sehingga jumlah
aliran pengeluaran tidak naik. Pada kondisi ini jumlah aliran minyak dikontrol pada 6.6 ltr/
min.

b.

Pada Putaran Menengah


Pada saat putaran menengah (1250 s.d. 2500 rpm) tekanan pengeluaran pompa (P1) yang
bekerja pada sisi kiri control spool valve mempunyai tekanan yang mampu mengalahkan tekanan
pegas B, sehingga control spool valve tergerakkan ke kanan. Dengan bergesernya control
spool valve maka besarnya lubang orifice 2 berkurang, sehingga tekanan out-put pompa dan
tekanan P2 berkurang yang menyebabkan flow control valve semakin bergeser ke kiri. Jadi pada
posisi putaran menengah control spool valve akan tergeser ke kanan dan memperkecil orifice 2
sehingga mengurangi volume fluida yang melalui orifice.

c.

Pada Putaran Tinggi


Jika putaran mencapai lebih dari 2500 rpm, control spool valve akan optimum terdorong ke
kanan sehingga menutup orifice 2 dengan sempurna. Pada kondisi ini out-put pompa dan P2
hanya melalui orrifce 1, sehingga jumlah alirannya menjadi kecil, yaitu 3.3 ltr/ min. Di dalam
flow control valve terdapat relief valve yang berfungsi untuk mengatur tekanan kerja. Jika
tekanan kerja mencapai 80kg/ cm2, pegas relief valve akan terdorong sehingga relief valve
terbuka dan P2 turun.

Oil reservoir
Oil reservoir berfungsi untuk menampung oli P/S.

Tubes/Hose (selang)
Selang ini berfungsi yang menyalurkan oli yang bertekanan tinggi dari Vane Pump ke bagian
Rack Pinion/Gearbox, dengan perputaran/rotasi yang sangat cepat maka dapat menimbulkan efek
bunyi jika bahan selang yang dipakai kurang bagus kualitasnya.

B.

Prinsip Kerja Power Steering Hidrolis

Gambar 2. Power Steering hidrolis


Sistem power steering menggunakan tekanan hidrolis yang dibangkatkan oleh power
steering pump gunanya adalah untuk mengurangi langkah usaha yang diperlukan untuk memutar
kemudi. Power steering pump dipasang di depan engine. Pompa yang dipakai adalah tipe vanetype, dan digerakkan oleh crankshaft melalui drive belt.
Minyak power steering ditarik dari reservoir ke pompa pada saat mesin dalam keadaan hidup.
Minyak ini ditekan oleh satu power steering switch dan control valve yang letaknya di dalam
power steering pump.
3.3

Electric Power Steering


Sistem Electronic Power Steering (EPS) termasuk di dalamnya komponen yang sama

seperti pada sistem power steering konvensional. Sebagai tambahannya adalah sebuah solenoid
valve pada power steering gear box, dan satu control unit dekat dibawah audio yang terletak di
panel farcia tengah. Untuk mengontrol aliran oli pada steering gear box, disediakan satu solenoid
yang bekerja berdasarkan arus dari control module yang menerima sinyal dari VSS (Vehicle
Speed Sensor) dan TPS.

Gambar 3. Power steering elektris


A. Cara Kerja Electric Power Steering

Gambar 4. Cara kerja power steering elektrik


Cara kerja Sistem Electric Power Steering (EPS) adalah saat kunci diputar ke posisi ON,
Control Module memperoleh arus listrik untuk kondisi stand-by, bersamaan dengan itu indikator
EPS pada panel instrumen menyala. Saat mesin hidup, Noise Suppressor segera
menginformasikan pada Control Module untuk mengaktifkan motor listrik dan clutch pun
langsung menghubungkan motor dengan batang setir. Salah satu sensor yang terletak pada
steering rack bertugas memberi informasi pada Control Module ketika setir mulai diputar.
Disebut Torque Sensor, ia akan mengirimkan informasi tentang sejauh apa setir diputar dan
seberapa cepat putarannya. Dengan dua informasi tersebut, Control Module segera mengirim

arus listrik sesuai yang dibutuhkan ke motor listrik untuk memutar gigi kemudi. Dengan begitu
proses memutar setir menjadi ringan. Vehicle Speed Sensor bertugas begitu mobil mulai melaju.
Sensor ini menyediakan informasi bagi control module tentang kecepatan kendaraan. Pada
kecepatan tinggi, umumnya dimulai sejak 80 km/jam, motor elektrik akan dinonaktifkan oleh
Control Module.
Dengan begitu setir menjadi lebih berat sehingga meningkatkan safety. Jadi sistem EPS ini
mengatur besarnya arus listrik yang dialirkan ke motor listrik hanya sesuai kebutuhan saja.
Selain mengatur kerja motor elektrik berdasarkan informasi dari sensor, Control Module juga
mendeteksi jika ada malfungsi pada sistem EPS. Lampu indikator EPS pada panel instrumen
akan menyala berkedip tertentu andai terjadi kerusakan. Selanjutnya, Control Module
menonaktifkan motor elektrik dan clutch akan melepas hubungan motor dengan batang setir.
Namun karena sistem kemudi yang dilengkapi EPS ini masih terhubung dengan setir via batang
baja, maka mobil masih dimungkinkan untuk dikemudikan. Walau memutar setir akan terasa
berat seperti kemudi tanpa power steering.
Electric Power Steering (EPS) menggunakan beberapa perangkat elektronik seperti:
2.
3.
4.

Control Module: Sebagai komputer untuk mengatur kerja EPS.


Motor elektrik: Bertugas langsung membantu meringankan perputaran setir.
Vehicle Speed Sensor: Terletak di girboks dan bertugas memberitahu control module tentang

5.

kecepatan mobil.
Torque Sensor: Berada di kolom setir dengan tugas memberi informasi ke control module jika

6.

setir mulai diputar oleh pengemudi.


Clutch: Kopling ini ada di antara motor dan batang setir. Tugasnya untuk menghubungkan dan

7.
8.

melepaskan motor dengan batang setir sesuai kondisi.


Noise Suppressor: Bertindak sebagai sensor yang mendeteksi mesin sedang bekerja atau tidak.
On-board Diagnostic Display: berupa indikator di panel instrumen yang akan menyala jika ada
masalah sengan sistem EPS.

B.

Keungulan Electric Power Steering


EPS tidak hanya melakukan fungsi power steering biasa, namun juga bisa mengontrol
tekanan hydraulic pressure yang bereaksi berdasarkan counter-force plunger yang ada pada gear
box tetapnya di dalam input shaft, oleh karena itulah karakteristik steering effort vs. tekanan

hydraulic bervariasi tergantung dari kecepatan kendaraan untuk memberikan karakteristik


kemudi yang optimal pas dengan kecepatan kendaraan dan kondisi kemudi.
1.
2.
3.

Pada saat mobil dalam keadaan stationer dan berjalan lambat putaran kemudi ringan.
Pengaturan steering effort berdasarkan kecepatan kendaraan.
Pada kecepatan sedang dan cepat, steering effort secara akan bertambah untuk menambah

4.

kestabilan dan kenyamanan kemudi.


Pada kecepatan sedang dan cepat, ketika posisi kemudi berada atau mendekati posisi netral,

5.

fungsi reactionary plunger akan menambah steering effort agar kemudi lebih stabil.
Ketika kendaraan melewati jalan yang rusak pada kecepatan sedang dan cepat, meskipun ada
rintangan besar dari permukaan jalan, namun tidak akan mempengaruhi arah control kemudi,
karena tekanan ouput hydraulic untuk steering effort menjadi tinggi sama seperti power steering

6.

konvensional.
Sistem ini mempunyai fungsi fail-safe sehingga meskipun sistemnya elektrikal, temasuk control
unit dan sensors, namun karakteristik power steering normal masih bisa di dapat.

BAB 4
PENUTUP
4.1

Kesimpulan

Dari uraian di atas dapet di ambil kesimpulan sebagai berikut :


Pada system Power steering daya pengemudian lebih ringan dari system pengemudi manual
karena adanya tenaga dorong dari system hidrolik maupun elektrik

DAFTAR PUSTAKA
Suratman, M. 2001. Servis dan Reparasi Auto Mobil. Bandung: pustaka Grafika
Scribd. (05/13/2010). Makalah Power Steering Recirculating Ball.
Riwadgalang. (juni 2012). Power Steering. http://riwadgalang.blogspot.com/2012/06/powersteering.html.

Anda mungkin juga menyukai