Oleh :
Nama
: IMRON BANIHABIB
NIM
: 15303244006
Kelas
: Pendidikan Kimia C
Kelompok
:5
Oleh :
Nama
: IMRON BANIHABIB
NIM
: 15303244006
Kelas
: Pendidikan Kimia C
Kelompok
:5
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............
DAFTAR TABEL......................................................................................................
ii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
B. Tujuan .....................................................................................................
C. Jadwal Kegiatan.......................................................................................
10
10
14
C. Proses Produksi........................................................................................
16
16
18
21
29
35
39
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................
41
B. Saran........................................................................................................
42
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
43
LAMPIRAN................................................................................................................
44
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Identitas Perusahaan..........................................................................
Tabel 2.
14
Tabel 3.
14
Tabel 4.
18
Tabel 5.
20
Tabel 6.
21
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Gambar 2.
Seksi Sintesa..................................................................................
10
Gambar 3.
Seksi Purifikasi..............................................................................
11
Gambar 4.
Seksi Recovery..............................................................................
12
Gambar 5.
Seksi Kristalisasi...........................................................................
12
Gambar 6.
Seksi Prilling.................................................................................
13
Gambar 7.
13
Gambar 8.
17
Gambar 9.
22
Gambar 10.
22
Gambar 11.
32
Gambar 12.
44
Gambar 13.
44
Gambar 14.
44
Gambar 15.
44
Gambar 16.
45
Gambar 17.
45
Gambar 18.
45
Gambar 19.
45
Gambar 20.
46
Gambar 21.
46
Gambar 22.
46
Gambar 23.
46
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia terkenal sebagai negara agraris. Hal ini dikarenakan sebagian besar
penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian. Dalam rangka pemenuhan
kebutuhan bahan pangan nasional perlu sekali dilakukan upaya peningkatan produksi
pertanian melalui penggunaan varietas unggul. Oleh karena itu, sektor pertanian terus
dituntut untuk berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk
Domestik Bruto (PDB), penyediaan pangan dan bahan baku industri, serta peningkatan
pendapatan masyarakat.
Untuk dapat terus berperan dalam perekonomian, sektor pertanian membutuhkan
sarana produksi yang memiliki peranan penting dalam peningkatan produktivitas dan
kualitas hasil pertanian, yaitu pupuk. Pupuk merupakan material kimiawi yang
ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang
diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat
berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk mengandung bahan baku
yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Bahan baku tersebut dapat
berupa unsur hara makro (makronutrien) dan unsur hara mikro (mikronutrien). Unsur hara
makro meliputi Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg),
dan Belerang (S). Adapun unsur mikro hara meliputi Mangan (Mn), Seng (Zn), Besi (Fe),
Tembaga (Cu), Boron (B), Molibdenum (Mo), dan lain-lain. Secara umum, tumbuhan
hanya menyerap unsur hara atau nutrisi yang diperlukan jika terdapat dalam bentuk
senyawa kimia yang mudah terlarut. Unsur hara dari pupuk organik hanya dilepaskan ke
tanah melalui pelapukan yang dapat memakan waktu lama. Pupuk anorganik memberikan
nutrisi (unsur hara) yang langsung terlarut ke tanah dan siap diserap tumbuhan tanpa
memerlukan proses pelapukan.
Pupuk merupakan salah satu produk strategis yang sangat penting peranannya dalam
menunjang produksi pertanian. Untuk mendukung sektor pertanian, pemerintah
memutuskan membangun perusahaan yang bertugas untuk memproduksi dan memasarkan
pupuk. Pada tahun 1959 pemerintah mendirikan perusahaan yang pertama kali
memproduksi pupuk, yaitu PT Pupuk Sriwidjaja (persero). Seiring perkembangan industri
2
pupuk di tanah air, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1997, PT Pupuk
Sriwidjaja telah ditunjuk sebagai induk perusahaan (holding company) yang menaungi
empat BUMN yang bergerak di bidang pupuk, yaitu PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk
Kujang, PT Pupuk Kalimantan Timur, dan PT Pupuk Iskandar Muda. Sebagai perusahaan
induk, PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) kemudian berubah nama menjadi PT Pupuk
Indonesia (Persero) atau disebut juga sebagai Pupuk Indonesia Holding Company
(PIHC).
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, yang tetap disebut sebagai PUSRI kemudian
beroperasi efektif sebagai anak perusahaan sejak 1 Januari 2011 dan meneruskan
kiprahnya sebagai perusahaan pupuk nasional terkemuka di Indonesia yang telah dirintis
sejak tahun 1959. Sebagai salah satu anak perusahaan PIHC, PUSRI tergabung dalam
group PT Pupuk Indonesia (Persero) dengan anak perusahaan lainnya. Sedangkan di luar
itu, PUSRI tidak memiliki entitas group sendiri atau tergabung dalam group perusahaan
lainnya. 1
PT Pupuk Sriwidjaja (PUSRI) dengan Kantor Pusat dan Pusat Produksi yang
berkedudukan di Palembang, Sumatera Selatan memproduksi dua jenis pupuk yaitu pupuk
amoniak dan pupuk urea. Dari dua jenis pupuk yang diproduksi oleh PT Pupuk Sriwidjaja
Palembang, pupuk urea merupakan produk yang paling banyak diproduksi. Menurut
laporan tahunan 2014 PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, total produksi pupuk urea pada
tahun 2014 mencapai 2.010.050 ton. Begitu banyaknya pupuk urea yang diproduksi oleh
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang tentu membutuhkan bahan baku yang jumlahnya tidak
sedikit dan peralatan yang canggih. Di samping itu, dibutuhkan pula disiplin ilmu yang
berkaitan erat dengan proses produksi pupuk urea seperti ilmu kimia, fisika, biologi, dan
ilmu pengetahuan yang lain. Untuk mengetahui penerapan disiplin ilmu tersebut dalam
industri pupuk urea, penulis tertarik untuk menyusun laporan observasi lapangan dengan
judul Analisis Ilmu Sains dalam Proses Produksi Pupuk Urea di PT Pupuk Sriwidjaja
(PUSRI) Palembang.
1
PT Pupuk Sriwjaya Palembang, Daya Saing Sejati Untuk Pertumbuhan Yang Berkelanjutan, Laporan
Tahunan 2014, (Palembang, 2014), h. 90.
3
B. TUJUAN KEGIATAN
1. Mengetahui dan menambah wawasan pengetahuan MIPA terkait proses produksi
pupuk urea di PT Pupuk Sriwidjaja (PUSRI) Palembang.
2. Menganalisis penerapan ilmu kimia dalam proses produksi pupuk urea di PT Pupuk
Sriwidjaja (PUSRI) Palembang.
3. Menganalisis penerapan ilmu biologi dalam proses produksi pupuk urea di PT Pupuk
Sriwidjaja (PUSRI) Palembang.
4. Menganalisis penerapan ilmu fisika dalam proses produksi pupuk urea di PT Pupuk
Sriwidjaja (PUSRI) Palembang.
5. Menganalisis penerapan ilmu matematika dalam proses produksi pupuk urea di PT
Pupuk Sriwidjaja (PUSRI) Palembang.
C. JADWAL KEGIATAN
No.
1.
Nama kegiatan
Diskusi menentukan
objek observasi
2.
Observasi
3.
Penyusunan laporan
4.
Pengumpulan laporan
Minggu ke1
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PROFIL PERUSAHAAN
1.
Sumber : www.pusri.co.id
Ibid., h. 92.
Ibid.
5
tanggal 7 Agustus 1997. Perubahan status ini menyebabkan PT Pupuk Sriwidjaja
(Persero) juga mengalami perubahan dalam hal permodalan. Seluruh saham
pemerintah pada industri pupuk nasional, yakni PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Iskandar
Muda, PT Pupuk Kalimantan Timur (Tbk), dan PT Petrokimia Gresik dialihkan
kepemilikannya kepada PT Pupuk Sriwidjaja (Persero).4
Pada kuartal akhir 2010, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang didirikan berdasarkan
Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 14 tanggal 12 November 2010. Pendirian
tersebut merupakan bagian dari mekanisme pemisahan tidak murni (spin off). PT
Pupuk Sriwidjaja Palembang, yang tetap disebut sebagai PUSRI, menjadi anak
perusahaan dan beroperasi efektif sejak 1 Januari 2011 sedangkan PT Pupuk
Sriwidjaja (Persero) menjadi perusahaan induk. Terhitung sejak tanggal 5 April 2012,
PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) kemudian secara resmi berganti nama menjadi PT
Pupuk Indonesia (Persero) yang disebut juga sebagai Pupuk Indonesia Holding
Company (PIHC).5
Setelah diresmikan, perusahaan induk mulai melakukan restrukturisasi dengan
memisahkan aktiva dan pasiva perusahaan. PIHC berkedudukan di Jakarta dan
membawahi 7 anak perusahaan, diantaranya adalah PT Rekayasa Industri yang
merupakan anak perusahaan penyertaan langsung dan bergerak di bidang
Engineering, Procurement & Construction (EPC) dan PT Mega Eltra yang bergerak
dibidang usaha perdagangan umum. 6
Ketika didirikan pada tahun 1959, PUSRI mendapat tugas melaksanakan dan
menunjang kebijakan serta program pemerintah di bidang industri pupuk dan industri
kimia lainnya untuk menunjang ekonomi dan pembangunan nasional. Awalnya
perusahaan ini memiliki satu unit pabrik berkapasitas 100.000 ton urea per tahun,
namun sepanjang tahun 1972 hingga 1994, perusahaan mengalami perkembangan
pesat. Dari waktu ke waktu, beberapa pabrik baru kemudian didirikan untuk
meningkatkan kapasitas produksi hingga mencapai kapasitas terpasang 2,26 juta ton
urea per tahun.7
Ibid., h. 93.
Ibid.
Ibid.
Ibid.
6
Selain sebagai produsen pupuk nasional, PUSRI juga mengemban tugas dalam
melaksanakan usaha perdagangan, pemberian jasa dan usaha lain yang berkaitan
dengan industri pupuk. PUSRI bertanggung jawab dalam melaksanakan distribusi
dan pemasaran pupuk bersubsidi kepada petani sebagai bentuk pelaksanaan Public
Service Obligation (PSO) untuk mendukung program pangan nasional dengan
memprioritaskan produksi dan pendistribusian pupuk bagi petani di seluruh wilayah
Indonesia. 8
Tabel 1. Identitas Perusahaan
Nama
Kepemilikan
Tanggal Pendirian
12 November 2010
Dasar Pendirian
tanggal
Desember
13
2010
No.
AHU-
Rp15.000.000.000.000,00
Modal Ditempatkan dan Disetor penuh:
Rp4.228.086.000.000,00
atau 4.228.086 lembar saham
Kantor Pusat
Website
www.pusri.co.id
Email:
info@pusri.co.id
8
PT Pupuk Sriwjaya Palembang, Perusahaan, pusri, diakses dari http://www.pusri.co.id, pada tanggal
16 Mei 2016 pukul 13.45.
7
2.
8
3) Memuaskan pelanggan
Memuaskan pelanggan dengan prinsip 6 tepat, yaitu :
a)
Tepat waktu
b) Tepat jumlah
c)
Tepat jenis
d) Tepat mutu
e)
Tepat tempat
f)
Tepat harga
b. Misi
Memproduksi serta memasarkan pupuk dan produk agribisnis secara efisien,
berkualitas prima dan memuaskan pelanggan.
Untuk menjadi perusahaan pupuk terkemuka maka efisiensi, orientasi kualitas
prima dengan hasil mutu menyeluruh dan kepuasan pelanggan menjadi misi
dalam mencapai visi tersebut.
c. Tata Nilai
Integritas - Profesional - Fokus pada Pelanggan - Loyalitas - Baik Sangka
Untuk mewujudkan visi menjadi perusahaan pupuk terkemuka di tingkat
regional, PUSRI memiliki aturan tata nilai yang mencakup beberapa bagian, yaitu
integritas, profesionalitas, fokus pada pelanggan, loyalitas, dan baik sangka.
Dalam setiap aturan tata nilai, dinyatakan hal-hal yang perlu dilakukan dan
dihindari.
3.
Bidang Usaha
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang beroperasi sesuai dengan Anggaran Dasar
Perusahaan, yaitu melakukan usaha di bidang industri, perdagangan, dan jasa lainnya
di bidang perpupukan, petrokimia, agrokimia, agro industri dan kimia lainnya. Sejalan
dengan hal tersebut, kegiatan usaha PUSRI secara umum dibagi tiga, yaitu:
a.
Industri
PUSRI melakukan kegiatan usaha pengolahan bahan baku menjadi produk
yang dibutuhkan sebagai bahan dasar pembuatan pupuk, petrokimia, agrokimia,
agroindustri dan bahan kimia lainnya. Selain itu, PUSRI juga memproduksi
pupuk dan produk kimia lain serta produk turunannya. PT PUSRI Palembang
9
mempunyai 4 (empat) unit pabrik dengan masing-masing pabrik terdiri atas 3
(tiga) bagian sebagai berikut :
1) Pabrik Amoniak
2) Pabrik Urea
3) Pabrik Utilitas
b.
Perdagangan
PUSRI mendistribusikan dan memperdagangkan produknya ke dalam dan
luar negeri bagi pengguna akhir atau pelaku usaha di industri pupuk, petrokimia,
agrokimia, agroindustri dan bahan kimia lain. Selain itu, PUSRI juga dapat
melakukan kegiatan impor bahan baku, bahan pembantu, peralatan produksi dan
bahan kimia lainnya yang dibutuhkan untuk menjalankan usahanya.
c.
Jasa Lainnya
PUSRI melakukan kegiatan-kegiatan lain yang mendukung usaha
perusahaan, yaitu penelitian dan pengembangan, pelatihan dan pendidikan,
desain engineering, pengantongan (bagging station), konstruksi, manajemen,
pengoperasian pabrik, perbaikan, dan pemeliharaan. Selain itu, sebagai salah satu
perintis industri pupuk nasional, PUSRI menyediakan jasa konsultasi dan teknis
untuk industri pupuk, petrokimia, agrokimia, agroindustri dan industri kimia
lainnya serta bidang pertanian dan perkebunan, terutama yang terkait dengan
pupuk.
Selain memiliki produk utama, yaitu pupuk urea dan amoniak, PUSRI
menghasilkan dan menjual produk samping. Saat ini, ada 4 pabrik utama, yaitu
PUSRI-IB, II, III dan IV yang memproduksi produk utama, sedangkan produk
samping dihasilkan oleh beberapa pabrik kecil lainnya. Produk samping PUSRI
yaitu CO2 cair, CO2 padat atau es kering, serta Nitrogen dan Oksigen yang
keduanya berbentuk cair. Selain itu, PUSRI juga memproduksi dan menjual
pupuk organik sebagai salah satu produk samping.
10
B. ALAT DAN BAHAN
1.
Seksi Sintesa
Peralatan utama yang ada pada seksi sintesa adalah:
1) Reaktor urea
2) Knock Out Drum
3) Ammonia Preheater I
4) Ammonia Preheater II
5) CO2 Booster Compressor
6) CO2 Compressor
7) Stripper
Kondisi reaktor P = 200 250 kg/cm2 G; T = 200 C
Volume Reaktor = 115 m3
Penggunaan bahan baku berupa: CO2 gas, NH3 cair dan larutan karbamat (Recycle
solution).
b.
Seksi Dekomposisi/Purifikasi
Peralatan utama yang ada pada seksi dekomposer adalah:
1) High Pressure Decomposer, (HPD)
2) Low Pressure Decomposer, (LPD)
3) Gas Separator
4) Reboiler for HPD
5) Heat Exchaner For LPD
6) Reboiler For LPD
11
7) Kompressor udara passivasi
8) Pompa larutan urea
Kondisi Operasi alat :
1) P = 17 kg/cm2 G; T = 123 165 C (HPD)
2) P = 2,5 kg/cm2 G; T = 132 C (LPD)
3) P = 0 0,3 kg/cm2 G; T = 90 107 C (GS)
c.
Seksi Recovery
Seksi ini terdapat dua bagian, yaitu seksi recovery I dan seksi recovery II.
Peralatan utama yang ada pada seksi recovery I adalah :
1) High Pressure Absorber Compressor (HPAC), High Pressure Absorber
(HPA), dan Low Pressure Absorber (LPA)
2) Off Gas Condenser
3) Off Gas Absorber Tank
4) Off Gas Absorber Final Cooler
5) Off Gas Absorber
6) Off Gas Absorber Cooler
Dengan kondisi operasi:
P = Atm 17 K ; T = 35 ~ 100 C
Sedangkan peralatan utama yang ada pada seksi recovery II adalah :
1) Ammonia Condensor
2) Ammonia Reservoir
3) Ammonia Recovery Absorber
4) Liquid Ammonia Feed Pump
Kondisi Operasi :
P = 15.5 ~ 17 kg/cm2 G ; T = 30 ~ 37 C
12
d.
Seksi Kristalisasi
Peralatan utama yang digunakan pada seksi kristalisasi adalah:
1) Vacuum Concentrator
2) Crystallizer
3) Vaccum generator
4) Agitator
5) Centrifuges A ~ E
6) Mother Liquor Tank
7) Air heater for dryer
8) Fluidizing dryer
9) ID Fan for Dryer
10) Rake Dryer
Kondisi Operasi :
P = Atm - 100 cm Hg abs. ; T : 60 - 120 C
13
e.
Seksi Prilling
Peralatan utama yang digunakan pada seksi Prilling adalah:
1) GB 302
9) Head Tank
2) GB - 304 A ~ F.
10) Distributor
3) GA - 302 A/B
12) Trommel.
5) Dust Separator.
6) Dust Chamber
7) Screw Conveyor
8) Melting tank
16) Screening
Kondisi Operasi
P = - 50 mm H2O ; T = 42 ~ 140 C
f.
14
2.
Bahan Baku
Proses pembuatan Urea diproduksi dengan bahan baku berupa :
a.
Nilai
1.
Titik didih
-78,5oC
2.
-56,6 oC
3.
Densitas
4.
Tekanan kritis
0,6 kg/cm2 G
5.
Panas peleburan
1900 kal/mol
6.
Panas pembakaran
6030 kal/mol
7.
Viskositas
Nilai
1.
Titik didih
-33oC
2.
-77,70 oC
3.
8,5 atm
4.
Massa jenis
0,6942 g/L
5.
Densitas
6.
Viskositas
15
7.
Panas pembentukan
8.
a. Pada 0 oC
-9,37 kkal/mol
b. Pada 25 oC
-11,04 kkal/mol
42,80
b. Pada 25 oC
33,10
1
3
N2 (g) + H2 (g) NH3 (g)
2
2
H12oC = -46,0 kJ
H659oC = -55,6 kJ
PNH 3
P P
N2
1
2
H2
3
2
Oleh karena molekul produk kimia mempunyai volume lebih kecil dari molekulmolekul reaktan, hasil amonia pada keseimbangan akan bertambah dengan
peningkatan tekanan. Peningkatan suhu memberikan efek yang sebaliknya
terhadap keseimbangan, tetapi mempunyai efek positif meningkatkan laju
reaksi. 10
Amonia (disebut amonia anhydrous) merupakan pupuk yang sebagian
konsentrasinya adalah nitrogen, yaitu 82 persen nitrogen. Pada temperatur dan
tekanan normal, amonia anhydrous berupa gas; yang disimpan dan diangkut
sebagai satu cairan dengan tekanan. Setelah pemakaian langsung NH3 ke dalam
tanah, NH3 mengabsorbsi ion hidrogen dan diubah menjadi NH4+).11
9
10
Ibid., h.310.
11
Henry D. Foth, Dasar-Dasar Ilmu Tanah, (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1995), h. 576.
16
C. PROSES PRODUKSI
1.
12
13
Ibid.
14
Ibid.
17
dijatuhkan ke bawah sambil didinginkan oleh udara dari bawah dan menghasilkan
produk urea butiran (prill). Produk urea dikirim ke bulk storage dengan belt
conveyor. 15
e. Recovery Unit
Gas amonia dan gas CO2 yang dipisahkan dibagian purifikasi diambil
kembali dengan 2 step absorbsi dengan menggunakan mother liquor sebagai
absorbent kemudian di-recycle kembali ke bagian sintesa. 16
f. Proses Kondensat Treatment Unit
Air yang menguap dan terpisahkan dibagian kristaliser didinginkan dan
dikondensasikan. Sejumlah kecil urea, NH3, dan CO2 ikut kondensat kemudian
diolah dan dipisahkan di stripper dan hydrolizer. Gas CO2 dan gas NH3-nya
dikirim kembali ke bagian purifikasi untuk di-recover. Sedang air kondensatnya
dikirim ke utilitas. 17
Sumber : www.pusri.co.id
15
Ibid., h.112.
16
Ibid.
17
Ibid., h.113.
18
2.
Hasil Produksi
Hasil produksi atau produk dari proses pembuatan urea dibedakan menjadi 3
macam yaitu :
a.
Produk Utama
Urea (CO(NH2)2)
Massa molar
: 60,06 g/mol
Penampilan
Kepadatan
: 1,32 g/cm 3
19
Ciri-ciri pupuk Urea :
1) Mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi.
2) Berbentuk butir-butir kristal berwarna putih.
3) Memiliki rumus kimia NH2 CONH2.
4) Mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air
(higroskopis).
5) Mengandung unsur hara N sebesar 46%.
6) Standar SNI-02-2801-1998.
Produk pupuk urea PUSRI yang dijual ke industri sekitar 90% digunakan
sebagai salah satu bahan baku pupuk kimia. Dalam pertanian, pupuk urea menjadi
pemasok unsur nitrogen dalam tanah. Melalui proses hidrolisis di dalam tanah,
urea akan melepaskan ion amonium. Pupuk urea PUSRI memiliki kandungan
nitrogen yang cukup tinggi dan secara umum hanya setengah dari kandungan
nitrogen tersebut yang terserap oleh tanaman. 19
Urea cepat dihidrolisa pada tanah-tanah yang lembab dan hangat membentuk
amonium karbonat. Amonium dapat digunakan langsung oleh tanaman atau
mungkin diubah menjadi nitrat.20
b.
Produk Antara
Amonium Karbamat (NH4COONH2)
Massa molar
: 78,07 g/mol
Penampilan
Dekomposisi
: 82 Mbar
: 442 Mbar
Density (20C)
: 1,6 g/cm
19
20
20
Amonium karbamat adalah senyawa yang sangat korosif sehingga
dibutuhkan bahan konstruksi reaktor yang khusus, misalnya stainless steel dengan
pasifasi injeksi oksigen atau paduan khusus dengan Ti dan Cr. Sifat korosif ini
bertambah bila temperatur lebih tinggi, sehingga pada proses komersil kondisi
sintesa ini berlangsung pada 170 - 210 oC, 150 - 250 atm dan NH3/CO2 = 0,15
sampai 0,65 yang pada dasarnya merupakan kompromi antara tekanan yang wajar
dan laju korosi yang dapat diterima dengan kecepatan reaksi dan derajat konversi
yang memadai.
c.
Produk Samping
Air (H2O)
Densitas, fase
Kalor jenis
: 218,4 atm
: 374,15 C
: 323 kg/cm3
Nilai
Berat molekul
18 g/mol
Titik beku
0 C
Titik didih
100 C
Densitas
0,998 g/mL
Viskositas
0,8948 cP
Panas pembentukan
Panas penguapan
Panas spesifik
4,179 J/gC
21
BAB III
PEMBAHASAN
Spesifikasi
Kandungan
Keterangan
Nitrogen
46,0 %
Minimum
Biuret
1,0 %
Maksimum
Moisture
0,5 %
Maksimum
95 %
Maksimum
Pass 25 US Mesh
2%
Maksimum
22
membentuk amonium karbamat (NH2COONH4). Adapun persamaan reaksinya adalah
sebagai berikut :
2 NH3 () + CO2 (g) NH2COONH4 ()
Reaksi pembentukan amonium karbamat di atas berlangsung pada tahap sintesa.
Selanjutnya amonium karbamanat didehidrasi untuk membentuk urea berfase cair.
2.
Reaksi dehidrasi
Reaksi dehidrasi adalah reaksi yang melibatkan pelepasan air dari molekul yang
bereaksi. Amonium karbamat yang tidak terkonversi di unit sintesa didehidrasi
menjadi urea dan air. Adapun persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :
NH2COONH4 () NH2COONH2 () + H2O ()
Produk reaktor yang terdiri dari urea, amonium karbamat, air, biuret beserta
ekses amonia dan karbon dioksida dimasukkan ke dalam stripper untuk melepaskan
gas-gas yang terlarut. Selanjutnya, gas karbon dioksida dan amonia yang keluar dari
stripper dilewatkan melalui kompresor dan heater yang terdapat pada unit purifikasi
untuk menaikkan tekanan dan temperaturnya sebesar 150 atm dan 182 oC. Kemudian
gas karbon dioksida dan amonia dikirim ke unit recovery dan dikembalikan ke unit
sintesa.
23
3.
Absorbsi kimia
Absorbsi kimia merupakan absorbsi dimana gas terlarut di dalam larutan
penyerap disertai dengan adanya reaksi kimia. Aplikasi dari absorbsi kimia dapat
dijumpai pada proses penyerapan gas CO2 dan NH3 pada pabrik urea tepatnya di unit
recovery. Hasil dekomposisi amonium karbamat berupa gas CO2 dan NH3 yang telah
dipisahkan di unit purifikasi diserap dengan menggunakan mother liquor. Dengan kata
lain mother liquor berfungsi sebagai absorben. Mother liquor (cairan induk)
merupakan fase cair yang tersisa setelah pembentukan kristal di unit kristaliser berupa
air dan larutan urea. Reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut :
CO2 (g) 2NH 3 (g) mother
liquor
NH 2 COONH4 (aq)
24
5.
Reaksi pengkristalan
Reaksi pengkristalan atau yang sering disebut kristalisasi adalah proses
pembentukan bahan padat dari pengendapan larutan, melt (campuran leleh), atau lebih
jarang pengendapan langsung dari gas. Dalam reaksi pengkristalan terjadi
perpindahan massa (mass transfer) suatu zat terlarut (solute) dari fase cairan larutan
ke fase kristal padat. Larutan urea dari unit purifikasi dikristalkan secara vakum
dengan crystalizer. Crystalizer terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian atas berupa vaccum
concentrator dengan vaccum generator yang terdiri dari sistem ajektor tingkat satu
dan barometrik kondensor tingkat satu dan dua. Sedangkan bagian bawah berupa
cristalizer dengan agitator.
a.
b.
hingga mengandung air kurang dari 0,3% dengan udara panas kemudian dikirim ke
priling tower melalui fuidizing dryer. Selanjutnya kristal urea dilelehkan di melter
tank dan mengalir melalui distributor. Selanjutnya untuk mendapatkan urea dalam
bentuk butiran kecil, keras dan padat maka kristal urea yang dilelehkan ini dialirkan
melalui nozel nozel kecil pada bagian atas prilling tower sedangkan pada bagian
bawahnya dihembuskan udara dingin sehingga lelehan urea yang jatuh dari atas akan
membeku menjadi butiran urea keras dan padat saat sampai dibawah. Urea yang
keluar dari prilling tower berbentuk butiran dimasukkan ke dalam screening
25
kemudian diangkut dengan menggunakan belt conveyor. Di dalam screening butiran
urea dipisahkan berdasarkan ukuran mesh sebesar 6 - 8 mesh
6. Reaksi hidrolisis
Reaksi hidrolisis adalah reaksi pemecahan senyawa kimia melalui penambahan
air. Sejumlah kecil urea yang ikut kondensat diolah di hydrolizer pada unit atau seksi
pengolahan kondensat (condensate treatment). Kondensat ini berupa air yang
diperoleh dari hasil pendinginan dan kondensasi uap air panas yang dilepaskan pada
unit kristaliser. Di dalam hyrdolizer urea dihidrolisis oleh air (kondensat) menjadi
amonia dan gas karbon dioksida. Adapun persamaan reaksinya adalah sebagai
berikut :
NH2COONH2 (aq) + H2O (l) 2 NH3 (l) + CO2 (g)
Hasil reaksi di atas berupa amonia dan gas karbon dioksida yang selanjutnya dialirkan
ke bagian purifikasi untuk di-recover. Sedangkan uap air (hasil samping) yang keluar
dari hydrolizer dikondensasikan di dalam condenser. Kondensat dari proses evaporasi
didinginkan dengan menggunakan water condensor selanjutnya dialirkan ke pabrik
utilitas.
7.
Reaksi kesetimbangan
Reaksi keseimbangan banyak diterapkan dalam proses industri kimia.
Tujuannya untuk memperoleh hasil produksi yang berkualitas tinggi dalam waktu
yang relatif singkat. Oleh karena itu, para ahli kimia industri berusaha mencari metode
yang tepat agar dapat memperoleh hasil produksi maksimal. Metode yang ditempuh
yaitu membuat kesetimbangan bergeser ke arah produk dan menjaga agar produk tidak
kembali menjadi zat awal. Di samping itu, menggunakan bahan baku sehemat
mungkin dan waktu yang singkat. Kondisi ini dinamakan kondisi optimum. Di
antara industri kimia yang menerapkan kesetimbangan yaitu industri pupuk urea
seperti PT Pupuk Sriwidjaja (PUSRI) Palembang.
Urea yang digunakan untuk pupuk dihasilkan dari amonia cair (liquid ammonia)
dan gas karbondioksida sebagaimana reaksi berikut :
H = - 159,7 kJ
a.
b.
26
Kedua reaksi di atas merupakan reaksi kesetimbangan. Reaksi kesetimbangan
pada pembentukan amonium karbamat tersebut merupakan reaksi eksoterm.
Sedangkan reaksi kesetimbangan pada penguraian amonium karbamat menjadi urea
tersebut merupakan reaksi endoterm. Oleh karena itu, kondisi optimum yang harus
dilakukan untuk memaksimalkan produksi adalah sebagai berikut.
a.
H = - 159,7 kJ
karbondioksida (CO2) dan amonia (NH3) cair. Oleh karena itu, temperatur
sistem harus diturunkan sedikit lebih rendah agar pembentukan amonium
karbamat lebih maksimal.
2) Memperbesar tekanan
Pada kesetimbangan hetereogen seperti reaksi pembentukan amonium
karbamat diatas, zat-zat yang berwujud padat atau cair tidak terpengaruh oleh
perubahan tekanan. Pada kesetimbangan tersebut koefisien ruas kiri dianggap
1, yaitu dari CO2 dan koefisien ruas kanan dianggap 0 (karena semua produk
berfase cair). Oleh karena itu, untuk mendapatkan amonium karbamat secara
maksimal tekanan sistem harus dioperasikan sedemikian rupa agar
kesetimbangan bergeser ke arah produk.
27
Apabila tekanan diperbesar, kesetimbangan akan bergeser ke arah zat
yang jumlah koefisiennya kecil yaitu ke arah produk. Sebaliknya, apabila
tekanan dipekecil, kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang jumlah
koefisiennya besar yaitu ke arah reaktan. Jadi, untuk memperbanyak produk,
tekanan sistem harus dinaikkan.
b.
H = + 41,43 kJ
28
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan mengenai usaha yang dapat dilakukan
untuk mendapatkan produk yang maksimal berdasarkan reaksi kesetimbangan, yaitu:
a.
b.
c.
yang tidak diinginkan. Senyawa biuret merupakan racun bagi tanaman. Pembentukan
senyawa ini menurut persamaan reaksi kesetimbangan berikut :
2 NH2COONH2 (aq)
b.
Menurunkan temperatur
Di samping konsentrasi amonia rendah, senyawa biuret dapat terbentuk
apabila kontak dengan temperatur tinggi berlangsung cukup lama. Seperti yang
telah disebutkan di atas, reaksi pembentukan senyawa biuret dari dekomposisi
urea merupakan reaksi endoterm karena menyerap kalor. Berdasarkan reaksi
kesetimbangan di atas, jika temperatur sistem diturunkan, maka kesetimbangan
akan bergeser ke arah reaksi eksoterm atau ke arah reaktan. Akibatnya jumlah
urea akan bertambah sedangkan jumlah biuret semakin berkurang. Dengan
demikian, usaha lain yang dapat dilakukan untuk menekan laju pembentukan
biuret dalam proses pembuatan urea adalah dengan menurunkan temperatur
sistem pada unit sintesa.
29
B. ANALISIS PENERAPAN ILMU BIOLOGI
Aplikasi ilmu biologi dalam industri pupuk urea seperti PT PUSRI Palembang
sebenarnya tidak terlibat secara langsung. Akan tetapi, cabang-cabang dari ilmu biologi
dapat dijadikan sebagai dasar pengetahuan sekaligus pertimbangan dalam proses produksi
pupuk urea. Dengan berbekal pengetahuan dari cabang-cabang ilmu biologi seperti botani
dan edapologi diharapkan produk pupuk urea yang diproduksi oleh PT PUSRI Palembang
dapat membantu peningkatan kesuburan tanah sehingga unsur-unsur hara yang dibutuhkan
tanaman tercukupi. Di samping itu, industri pupuk juga harus berbekal ilmu tentang
lingkungan. Ilmu lingkungan atau Environmental Sains (ES) digunakan sebagai dasar
pengetahuan sekaligus pedoman bagi industri pupuk terkait mekanisme pengendalian dan
pengelolaan air limbah yang dapat mengancam keseimbangan ekosistem di sekitar pabrik.
Adapun kajian ilmu botani dan edapologi terkait mekanisme produksi pupuk urea sehingga
diperoleh produk yang memiliki daya guna bagi tanah dan tumbuhan serta kajian ilmu
ekologi terkait mekanisme pengolahan air limbah di pabrik PT PUSRI Palembang akan
diuraikan sebagai berikut.
1.
Ilmu botani
Ilmu botani merupakan salah satu ilmu atau bidang kajian dalam biologi yang
mengkhususkan diri dalam mempelajari seluruh aspek biologi tumbuhan. Dengan
demikian, dalam botani dipelajari semua disiplin ilmu biologi untuk mempelajari
pertumbuhan, perkembangan, reproduksi, metabolisme, interaksi dengan komponen
biotik dan komponen abiotik, serta evolusi tumbuhan. Berbicara soal pertumbuhan
dan perkembangan pada tumbuhan tentu tidak terlepas dari istilah unsur hara.
Pengertian unsur hara ialah zat berupa unsur kimiawi yang dibutuhkan oleh tumbuhan
untuk menunjang proses pertumbuhan dan perkembangannya. Suatu unsur kimiawi
dianggap ensensial sebagai unsur hara tumbuhan apabila memenuhi tiga kriteria
berikut, yaitu :
a.
b.
c.
Unsur ini harus terlibat langsung dalam penyediaan nutrisi yang dibutuhkan
tumbuhan.
30
Unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu :
a.
b.
Unsur-unsur non esensial, yaitu unsur tambahan yang hanya diperlukan oleh
jenis tumbuhan tertentu, baik dalam jumlah besar maupun kecil. Unsur-unsur
non esensial meliputi natrium (Na), kobalt (Co), alumunium (Al), dan silikon
(Si).
Tidak semua unsur yang diserap tumbuhan merupakan hara. Banyak yang diserap
tumbuhan hanya karena tersedia dalam tanah. Dari analisis jaringan tumbuhan,
dijumpai lebih dari 50 unsur yang diserap. Hal ini berarti sekitar 70 % unsur-unsur ini
bukan hara tanaman. Secara umum Jones et al. (1991) berdasarkan bobot kering
(mg/kg) telah mengurutkan kebutuhan unsur hara tumbuhan sebagai berikut (dari
minimal ke maksimal) 21 :
Mo < Cu < Zn = Mn < B < Fe = Cl <<<
21
Kemas Ali Hanafiah, Dasar-Dasar Ilmu Tanah, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2005), h.254.
31
Palembang telah menerapkan syarat mutu standar pupuk urea sesuai SNI-02-28011998 yang dapat dilihat pada tabel 6.
Dari tabel tersebut, dapat dipahami bahwa komposisi masing-masing unsur
memiliki standar tersendiri.
a.
Komposisi Nitrogen
Pupuk urea yang diproduksi PT PUSRI Palembang memiliki komposisi
nitrogen sebesar 46 % (minimum). Artinya komposisi nitrogen yang harus ada
pada pupuk urea minimal mengandung 46 kg dalam 100 kg pupuk urea. Apabila
kurang dari standar tersebut maka pupuk urea tidak memiliki manfaat bagi
tanaman. Sebab unsur nitrogen yang dibutuhkan tanaman tidak tercukupi.
b.
Komposisi biuret
Pupuk urea yang diproduksi PT PUSRI Palembang memiliki komposisi
biuret sebesar 1 % (maksimum). Artinya komposisi biuret yang terdapat pada
pupuk urea maksimal mengandung 1 kg dalam 100 kg pupuk urea. Apabila lebih
dari standar tersebut maka pupuk urea akan memberikan dampak negatif bagi
tanaman. Sebab biuret merupakan racun dan dapat mengganggu proses
pertumbuhan tanaman.
Unsur hara nitrogen dikandung dalam pupuk urea sangat besar kegunaannya bagi
Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau
daun (klorofil) yang mempunyai peranan sangat penting dalam proses fotosintesa.
b.
c.
d.
Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, holtikultura,
tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan.
Unsur nitrogen (N) di dalam tanah berasal dari hasil dekomposisi bahan organik
sisa-sisa tanaman maupun binatang, senyawa nitrogen hasil fiksasi nitrogen oleh
bakteri Rhizobium, pemupukan (terutama urea), dan air hujan. Tanaman menyerap N
terutama melalui akar. Nitrogen berfungsi untuk bahan sntesis asam amino, protein,
asam nukleat, klorofil, merangsang pertumbuhan vegatatif, membuat bagian tanaman
menjadi lebih hijau karena mengandung butir hijau yang penting dalam proses
fotosntesis dan mempercepat pertumbuhan tanaman.
32
Reaksi penyediaan nitrogen (N) dari pupuk urea pada reaksi 1, yang dipercepat
oleh enzim urease membentuk ion amonium dan gas karbon dioksida. Bentuk ion
amonium ini stabil dalam kondisi anaerob, sedangkan pada kondisi aerob dioksidasi
menjadi ion nitrat (NO3-) melalui reaksi nitrifikasi oleh bakteri Nitrosomonas dan
Nitrobacter (reaksi 2 dan 3) sebagaimana tertera pada gambar.11.
+
1. CO(NH2)2+ (aq) + H2O () urease
NH4 + CO2 (g)
Nitrosomonas
+
2. NH4+ (aq) + 1,5 O2 (g)
NO2 (aq) + 2H (aq) + H2O () + 66 kkal
Nitrobacter
3. NaNO2 (aq) + 0,5 O2 (g)
NaNO3 (aq) + 18 kkal
Sumber : Hanafiah, 2005
Edapologi
Edapologi adalah ilmu yang mengkaji tanah berdasarkan peranannya sebagai
media tumbuh tanaman. Kajian edapologi ini antara lain kesuburan tanah, konservasi
tanah dan air, agrohidrologi, pupuk dan pemupukan, ekologi tanah, dan bioteknologi
tanah. Di antara berbagai macam kajian edapologi tersebut, akan dibahas mengenai
pupuk dan pemupukan.
Hubungan antara pupuk, tanah, dan tanaman sangat berkaitan satu sama lain.
Tanah merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman. Di samping itu tanah
berfungsi sebagai penyedia kebutuhan primer tanaman untuk melaksanakan aktivitas
metabolismenya, baik selama pertumbuhan maupun untuk berproduksi, meliputi air,
udara, dan unsur-unsur hara. Namun demikian, tidak semua tanah di sejumlah daerah
mampu menyediakan kebutuhan primer berupa unsur hara esensial secara optimal
untuk tanaman. Oleh karena itu, tanah yang miskin unsur hara perlu sekali
ditambahkan suatu zat untuk memperbaiki sifat fisis, kimia, dan biologis yakni berupa
pupuk. Sifat fisis menyangkut kegemburan, porositas, dan daya serap. Sifat kimia
33
menyangkut pH serta ketersedian unsur-unsur hara. Sedangkan sifat biologis
menyangkut kehidupan mikroorganisme dalam tanah.
Dalam industri pupuk seperti PT PUSRI Palembang perlu memperhatikan sifat sifat fisis, kimia, serta biologis tanah seperti yang telah disebutkan di atas.
a. Sifat fisis tanah
Berkaitan
dengan
sifat
fisik
tanah,
industri
pupuk
urea
perlu
mempertimbangan bentuk serta ukuran butiran urea yang diproduksinya. Hal ini
bertujuan agar pada saat digunakan pupuk urea bekerja secara optimal, efektif, dan
efisien dalam tanah. Adapun pupuk urea buatan PT PUSRI Palembang berbentuk
butir-butir kristal (prill) berwarna putih dengan ukuran 6 8 US Mesh.
b. Sifat kimia tanah
Berkaitan dengan sifat
kimia
tanah,
Ilmu lingkungan
Ilmu lingkungan atau Environmental Science (ES) merupakan suatu ilmu yang
mempelajari interaksi antara komponen komponen fisik, kimia dan biologi yang ada
di lingkungan. Ilmu lingkungan juga merupakan suatu disiplin ilmu yang saling
melengkapi dengan ilmu alam, ilmu teknik dan ilmu sosial. Berkaitan dengan industri
kimia seperti industri pupuk, ilmu lingkungan berperan serta dalam mekanisme
pengendalian dan pengelolaan limbah pabrik untuk menekan angka penurunan
kualitas lingkungan terutama di sekitar wilayah pabrik. Dengan menerapkan ilmu
lingkungan di setiap unit produksi, industri pupuk secara langsung maupun tidak
34
langsung turut membantu mempertahankan keseimbangan ekosistem dan lingkungan
sekitarnya dari bahaya polusi.
PT PUSRI Palembang merupakan salah satu industri pupuk urea terbesar di
Indonesia yang senantiasa menerapkan ilmu lingkungan di setiap unit produksinya,
baik di pabrik utilitas, amoniak, maupun urea. Hal ini dapat dibuktikan dengan
dioperasikannya IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dan MPAL (Minimasi
Pemisah Air Limbah) untuk mengolah air limbah produksi. Sebelumnya PT PUSRI
telah memiliki sistem IPAL yang menggunakan bantuan mikrobiologi. Akan tetapi,
seiring dengan perkembangan teknologi maka dipandang perlu untuk di sempurnakan
lagi.
Sistem pengolahan IPAL dan MPAL sekarang ini memanfaatkan media tanaman
eceng gondok (Eichhornia crassipes). Meskipun eceng gondok dianggap sebagai
gulma di perairan, tetapi sebenarnya ia berperan dalam menangkap polutan logam
berat. Berdasarkan informasi yang bersumber dari Harian Kompas pada tanggal 15
Januari 2007, terdapat beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti
Indonesia seputar kemampuan eceng gondok dalam menangani polutan logam berat.
Pertama, Widyanto dan Susilo (1977) yang melaporkan dalam waktu 24 jam eceng
gondok mampu menyerap logam kadmium (Cd), merkuri (Hg), dan nikel (Ni),
masing- masing sebesar 1,35 mg/g, 1,77 mg/g, dan 1,16 mg/g bila logam itu tak
bercampur. Eceng gondok juga menyerap Cd 1,23 mg/g, Hg 1,88 mg/g dan Ni 0,35
mg/g berat kering apabila logam-logam itu berada dalam keadaan tercampur dengan
logam lain. Lubis dan Sofyan (1986) menyimpulkan logam chrom (Cr) dapat diserap
oleh eceng gondok secara maksimal pada pH 7. Dalam penelitiannya, logam Cr
semula berkadar 15 ppm turun hingga 51,85 persen. Selain dapat menyerap logam
berat, eceng gondok dilaporkan juga mampu menyerap residu pestisida. Dengan
demikian, dipilihnya tanaman enceng gondok sebagai media untuk membantu
mengatasi air limbah dikarenakan tanaman itu memiliki kekuatan terhadap
lingkungan yang keras (banyak mengandung polutan logam berat dan polutan cair),
asam, maupun basa.
Sistem pengolahan air limbah yang dikelola PT PUSRI Palembang itu, dapat
membantu meredam dan menurunkan beban limbah cair, seperti kandungan amonia
(NH3), Total Keydal Number (TKN), Chemical Oxygen Demand (COD), Total
Suspend Solid (TSS) serta minyak. Tidak lama ini PT PUSRI Palembang telah
mencanangkan proyek untuk menyempurnakan IPAL dan MPAL yang sudah ada.
35
Adapun beberapa unit proses yang akan disempurnakan dalam proyek IPAL dan
MPAL ini antara lain :
a.
Kolam Emergency
b.
Kolam Ekualisasi
c.
d.
Scrubber
e.
Kolam Wetland
f.
Kolam Mikrobiologis
g.
h.
tersebut banyak mendapat dukungan dari semua pihak, baik pejabat daerah setempat
maupun warga sekitar pabrik. Pasalnya, dengan upaya tersebut mereka berharap
masalah pencemaran lingkungan khususnya di Sungai Musi yang menjadi tempat
pengeluaran limbah dapat terhindari. Mengingat bahwa Sungai Musi merupakan pusat
mata pencaharian penduduk Kota Palembang yang kaya akan biota sungai. Apabila
pencemaran terus terjadi di Sungai Musi tentu yang merasakan dampak negatifnya
adalah warga Kota Palembang. Selain itu akan menimbulkan penyakit dan merusak
ekosistem sungai itu sendiri.
Termodinamika
Termodinamika berasal dari bahasa Yunani dimana thermos yang artinya panas
dan dynamic yang artinya perubahan. Termodinamika merupakan ilmu yang
menggambarkan usaha untuk mengubah kalor (perpindahan energi yang disebabkan
perbedaan temperatur) menjadi energi serta sifat-sifat pendukungnya. Termodinamika
36
berhubungan erat dengan fisika energi, panas, kerja, entropi dan kespontanan proses.
Termodinamika juga berhubungan dengan mekanika statik. Cabang ilmu fisika ini
mempelajari pertukaran energi dalam bentuk kalor dan kerja, sistem dan lingkungan.
Aplikasi dan penerapan termodinamika dapat terjadi pada tubuh manusia, perkakas
elektronik, refrigerator, mobil, pembangkit listrik, dan industri kimia, misalnya
industri pupuk.
Dalam termodinamika, sistem dideskripsikan dengan sejumlah besaran fisis yang
menggambarkan keadaan sistem (disebut sebagai besaran keadaan). Keadaan sistem
yang ditinjau dalam termodinamika adalah keadaan makroskopik yang dapat berupa
keadaan rerata dari partikel-partikel dalam sistem atau berupa keadaan kesuluruhan
(total) partikel-partikel dalam sistem. Adapun contoh besaran fisis dalam
termodinamika meliputi temperatur T, tekanan P, jumlah partikel N, volume V , energi
dalam U, dan lainnya. Industri pupuk urea seperti PT PUSRI Palembang tentu
membutuhkan cabang ilmu fisika yang satu ini sebagai dasar pengetahuan tentang
mekanisme manajemen operasi di setiap unit produksinya.
Dalam industri pupuk urea terdapat beberapa unit produksi seperti yang telah
disebutkan pada bab.2 yaitu :
a.
Unit sintesis
b.
Unit purifikasi
c.
Unit kristalisasi
d.
Unit pembutiran
e.
Unit rekoveri
f.
37
a.
Temperatur
Reaksi pembentukan urea berlangsung pada unit sintesa. Pada unit ini bahan
baku seperti gas CO2 dan NH3 cair direaksikan di dalam reaktor sintesa. Oleh
karena unit sintesa merupakan unit terpenting dalam pabrik urea maka kondisi
operasi pada reaktor seperti temperatur perlu diatur sedemikian rupa sehingga
mekanisme kerjanya dapat berjalan optimal. Kondisi temperatur yang paling
optimal dalam reaktor adalah sekitar 200oC yaitu temperatur di mana konversi
amonium karbamat menjadi urea mendekati kesetimbangan dengan waktu tinggal
0,3 - 1 jam.
Bila temperatur reaktor turun, maka konversi ammonium karbamat menjadi
urea akan berkurang sehingga memberi beban lebih berat pada seksi-seksi
berikutnya. Jika temperatur turun sampai 150oC akan menyebabkan timbulnya
ammonium karbamat menempel pada reaktor. Sebaliknya, bila temperatur
melebihi 200oC maka laju korosi dari Titanium Lining akan meningkat dan
tekanan kesetimbangan di dalam reaktor dari campuran reaksi akan melampaui
tekanan yang dibutuhkan. Di samping itu, hasil dari reaksi samping yang besar
akan menyebabkan turunnya konversi pembentukan urea. Jadi laju reaksi yang
baik pada suhu 180-200 oC dalam waktu 20 - 60 menit atau pada suhu rendah
dengan ammonia berlebih.
b.
Tekanan
Untuk menghasilkan urea yang optimal, maka diperlukan tekanan tinggi pada
reaktor sintesa yaitu sebesar 200 250 kg.cm-2 G (G = percepatan gravitasi).
Dasar pemilihan tekanan operasi ini berdasarkan pertimbangan bahwa konversi
ammonium karbamat menjadi urea hanya berlangsung pada fase cair sehingga
tekanan harus dipertahankan pada tekanan operasi yang tinggi. Pada suhu tetap
konversi naik dengan naiknya tekanan hingga titik kritis, dimana pada titik ini
reaktan berada pada fase cair. Untuk perbandingan NH3 dan CO2 yang
stokiometris suhu 150oC dan tekanan 100 atm memberikan keadaan yang hampir
optimum tetapi pada suhu ini reaksi berjalan lambat. Pada suhu 180 220oC,
tekanan yang digunakan berkisar antara 140 250 atm.
38
2.
b.
Pada unit ini kristal urea dilelehkan dan didistribusikan menuju distributor. Dari
distributor lelehan urea dijatuhkan ke bawah dari prilling tower sambil didinginkan
oleh udara dari bawah. Akhirnya diperoleh produk urea dalam bentuk butiran (prill).
39
D. ANALISIS PENERAPAN ILMU MATEMATIKA
Aplikasi ilmu matematika dalam industri pupuk urea seperti PT PUSRI Palembang
terletak pada penentuan kadar nitrogen dalam pupuk urea. Penentuan kadar suatu unsur
dalam suatu senyawa secara matematis dapat menggunakan konsep stokiometri. Untuk
menentukan kadar nitrogen, N, dalam pupuk urea yang memiliki rumus senyawa
CO(NH2)2 dapat menggunakan rumus di bawah ini.
kadar unsur X
m x Ar unsur X
x 100 %
M r senyawa
Mr CO(NH2)2
kadar unsur N
2 x Ar unsur N
x 100 %
M r CO(NH 2 ) 2
kadar unsur N
2 x 14
x 100 %
60
kadar unsur N
28
x 100 %
60
40
Angka 46 % tersebut mengandung pengertian bahwa setiap 100 kg pupuk urea
mengandung unsur nitrogen sebanyak 46 kg. Adapun pupuk urea yang diproduksi PT
PUSRI Palembang memiliki berat bersih 50 kg. Jadi, kadar nitrogen dalam 50 kg pupuk
urea tersebut adalah 23 %. Angka tersebut diperoleh dari rumus di bawah ini.
46%
100 kg
kadar N (II) 50 kg
kadar N (II)
46 % x 50 kg
100 kg
kadar N (II)
46 %
2
Kadar N (II) = 23 %
41
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil observasi terkait proses produksi pupuk urea di PT Pupuk Sriwidjaja
(PUSRI) Palembang dapat disimpulkan sebagai berikut.
Proses produksi pupuk urea di PT Pupuk Sriwidjaja (PUSRI) Palembang dibagi
menjadi 6 unit. Pertama, unit sintesa merupakan unit yang beroperasi dalam proses
pembentukan urea dari bahan baku berupa liquid ammonia (NH3) dan gas karbondioksida
(CO2). Kedua, unit purifikasi merupakan unit yang beroperasi dalam proses penguraian
amonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan amonia di unit sintesa. Ketiga,
unit kristaliser merupakan unit yang beroperasi dalam proses pengkristalan larutan urea
dari unit purifikasi secara vakum. Keempat, unit pembutiran (prilling unit) merupakan unit
yang beroperasi dalam proses pembutiran lelehan kristal urea yang berasal dari distributor
kemudian dijatuhkan ke bawah sambil didinginkan oleh udara sehingga dihasilkan produk
urea butiran (prill). Kelima, unit rekoveri (recovery unit) merupakan unit yang beroperasi
dalam proses pengembalian gas amoniak dan gas CO2 yang telah dipisahkan di unit
purifikasi untuk kemudian di-recycle kembali ke unit sintesa. Keenam, unit pemisahan
kondensat merupakan unit yang beroperasi dalam proses pendinginan dan pengembunan
(kondensasi) uap air yang menguap dan terpisahkan di bagian kristaliser serta pengolahan
dan pemisahan sejumlah kecil urea, NH3, dan CO2 yang ikut kondensat di stripper dan
hydrolizer.
Dalam rangka menunjang produksi pupuk urea, PT Pupuk Sriwidjaja (PUSRI)
Palembang menerapkan ilmu-ilmu sains. Adapun ilmu sains yang diterapkan meliputi ilmu
kimia, biologi, fisika, dan matematika. Aplikasi ilmu kimia dan fisika terlibat secara
langsung dalam proses produksi pupuk urea. Sedangkan aplikasi ilmu biologi dan
matematika tidak terlibat secara langsung dalam proses produksi pupuk urea.
1.
Ilmu kimia
Ilmu kimia yang diterapkan secara langsung pada proses produksi urea di PT Pupuk
Sriwidjaja (PUSRI) Palembang meliputi reaksi-reaksi kimia, yaitu reaksi
pembentukan (sintesa), reaksi penguraian (dekomposisi), reaksi dehidrasi, reaksi
hidrolisis, reaksi pengkristalan, absorbsi kimia, dan reaksi kesetimbangan.
42
2.
Ilmu biologi
Ilmu biologi diterapkan dan dijadikan sebagai dasar pengetahuan sekaligus
pertimbangan dalam proses produksi pupuk urea di PT Pupuk Sriwidjaja (PUSRI)
Palembang. Dasar pengetahuan tersebut dapat diperoleh dari cabang-cabang ilmu
biologi seperti botani, edapologi, dan ilmu lingkungan.
3.
Ilmu fisika
Ilmu fisika yang diterapkan secara langsung pada proses produksi pupuk urea di PT
Pupuk Sriwidjaja (PUSRI) Palembang yaitu termodinamika (terkait manajemen
operasi tekanan dan temperatur di setiap unit produksi yang bersangkutan). Adapun
yang secara tidak langsung yaitu mengenai sifat zat (bahan baku dan produk) dan
perubahan yang menyertainya.
4.
Ilmu matematika
Ilmu matematika yang diterapkan (secara tidak langsung) pada proses produksi pupuk
urea di PT Pupuk Sriwidjaja (PUSRI) Palembang yaitu mengenai perhitungan kadar
nitrogen yang terkandung di dalam pupuk secara stokiometri.
B. SARAN
1.
2.
3.
PT
Pupuk Sriwidjaja
(PUSRI)
Palembang
segera
merealisasikan proyek
43
DAFTAR PUSTAKA
Austin, George T. 1984. Industri Proses Kimia Jilid I Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.
Foth, Henry D. 1995. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Hanafiah, Kemas Ali. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Perry, Robert H. 1997. Perrys Chemical Engineers Handbook Seventh Edition. New York :
McGraw-Hill.
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang. 2014. Laporan Tahunan 2014 Daya Saing Sejati Untuk
Pertumbuhan Yang Berkelanjutan. Palembang : PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri). 2014. Perusahaan. http://www.pusri.co.id diakses
pada tanggal 16 Mei 2016 pukul 13.45.
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri). 2014. Produk. http://www.pusri.co.id diakses pada
tanggal pada tanggal 22 Mei 2016 pukul 18.56.
44
LAMPIRAN
45
46