Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN

ANALISIS ILMU SAINS DALAM PROSES PRODUKSI PUPUK UREA


DI PT PUPUK SRIWIDJAJA (PUSRI) PALEMBANG

Oleh :
Nama

: IMRON BANIHABIB

NIM

: 15303244006

Kelas

: Pendidikan Kimia C

Kelompok

:5

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016

LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN


PROSES PRODUKSI PUPUK UREA
DI PT PUPUK SRIWIDJAJA (PUSRI) PALEMBANG

Oleh :
Nama

: IMRON BANIHABIB

NIM

: 15303244006

Kelas

: Pendidikan Kimia C

Kelompok

:5

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............

DAFTAR TABEL......................................................................................................

ii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................

A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................

B. Tujuan .....................................................................................................

C. Jadwal Kegiatan.......................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Profil Perusahaan.....................................................................................

1. Gambaran Umum Perusahaan.............................................................

2. Visi, Misi dan Tata Nilai Perusahaan................................................

3. Bidang Usaha............... .......................................................................

B. Alat dan Bahan.........................................................................................

10

1. Alat dan Mesin Produksi Pupuk Urea................................................

10

2. Bahan Baku ........................................................................................

14

C. Proses Produksi........................................................................................

16

1. Proses Produksi Urea..........................................................................

16

2. Hasil Produksi ....................................................................................

18

BAB III PEMBAHASAN


A. Analisis Penerapan Ilmu Kimia................................................................

21

B. Analisis Penerapan Ilmu Biologi..............................................................

29

C. Analisis Penerapan Ilmu Fisika................................................................

35

D. Analisis Penerapan Ilmu Matematika ......................................................

39

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................

41

B. Saran........................................................................................................

42

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................

43

LAMPIRAN................................................................................................................

44

DAFTAR TABEL
Tabel 1.

Identitas Perusahaan..........................................................................

Tabel 2.

Sifat Fisika Gas Karbondioksida (CO2)..........................................

14

Tabel 3.

Sifat Fisika Amonia (NH3)................................................................

14

Tabel 4.

Sifat Fisik dan Kimia Urea................................................................

18

Tabel 5.

Sifat Fisik dan Kimia Air...................................................................

20

Tabel 6.

Spesifikasi Pupuk urea.......................................................................

21

ii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.

Pabrik Urea PT PUSRI Palembang...................................................

Gambar 2.

Seksi Sintesa..................................................................................

10

Gambar 3.

Seksi Purifikasi..............................................................................

11

Gambar 4.

Seksi Recovery..............................................................................

12

Gambar 5.

Seksi Kristalisasi...........................................................................

12

Gambar 6.

Seksi Prilling.................................................................................

13

Gambar 7.

Seksi Pengolahan kondesat ...........................................................

13

Gambar 8.

Alur Proses Produksi Pupuk Urea di PT PUSRI Palembang..............

17

Gambar 9.

Rumus bangun reaksi pembentukan amonium karbamat....................

22

Gambar 10.

Rumus bangun reaksi dehidrasi amonium karbamat...........................

22

Gambar 11.

Reaksi penyediaan N-urea dan Nitrifikasi...........................................

32

Gambar 12.

Pengenalan profil perusahaan.....................................................

44

Gambar 13.

Tiga unit produksi PT Pusri Palembang.....................................

44

Gambar 14.

Unit Produksi Urea....................................................................

44

Gambar 15.

Peralatan yang digunakan dalam proses produksi urea..............

44

Gambar 16.

Proses pencampuran NH3 cair dan gas CO2...............................

45

Gambar 17.

Manajemen pengoperasian unit produksi urea...........................

45

Gambar 18.

Pengaturan temperatur dan tekanan suatu mesin pada unit


produksi urea..............................................................................

45

Gambar 19.

Proses pembutiran urea..............................................................

45

Gambar 20.

Pupuk urea yang siap didistribusikan.........................................

46

Gambar 21.

Daerah distribusi PUSRI............................................................

46

Gambar 22.

Dua jenis pupuk urea buatan PT PUSRI Palembang.................

46

Gambar 23.

Instalasi pengolahan air limbah..................................................

46

iii

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia terkenal sebagai negara agraris. Hal ini dikarenakan sebagian besar
penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian. Dalam rangka pemenuhan
kebutuhan bahan pangan nasional perlu sekali dilakukan upaya peningkatan produksi
pertanian melalui penggunaan varietas unggul. Oleh karena itu, sektor pertanian terus
dituntut untuk berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk
Domestik Bruto (PDB), penyediaan pangan dan bahan baku industri, serta peningkatan
pendapatan masyarakat.
Untuk dapat terus berperan dalam perekonomian, sektor pertanian membutuhkan
sarana produksi yang memiliki peranan penting dalam peningkatan produktivitas dan
kualitas hasil pertanian, yaitu pupuk. Pupuk merupakan material kimiawi yang
ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang
diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat
berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk mengandung bahan baku
yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Bahan baku tersebut dapat
berupa unsur hara makro (makronutrien) dan unsur hara mikro (mikronutrien). Unsur hara
makro meliputi Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg),
dan Belerang (S). Adapun unsur mikro hara meliputi Mangan (Mn), Seng (Zn), Besi (Fe),
Tembaga (Cu), Boron (B), Molibdenum (Mo), dan lain-lain. Secara umum, tumbuhan
hanya menyerap unsur hara atau nutrisi yang diperlukan jika terdapat dalam bentuk
senyawa kimia yang mudah terlarut. Unsur hara dari pupuk organik hanya dilepaskan ke
tanah melalui pelapukan yang dapat memakan waktu lama. Pupuk anorganik memberikan
nutrisi (unsur hara) yang langsung terlarut ke tanah dan siap diserap tumbuhan tanpa
memerlukan proses pelapukan.
Pupuk merupakan salah satu produk strategis yang sangat penting peranannya dalam
menunjang produksi pertanian. Untuk mendukung sektor pertanian, pemerintah
memutuskan membangun perusahaan yang bertugas untuk memproduksi dan memasarkan
pupuk. Pada tahun 1959 pemerintah mendirikan perusahaan yang pertama kali
memproduksi pupuk, yaitu PT Pupuk Sriwidjaja (persero). Seiring perkembangan industri

2
pupuk di tanah air, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1997, PT Pupuk
Sriwidjaja telah ditunjuk sebagai induk perusahaan (holding company) yang menaungi
empat BUMN yang bergerak di bidang pupuk, yaitu PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk
Kujang, PT Pupuk Kalimantan Timur, dan PT Pupuk Iskandar Muda. Sebagai perusahaan
induk, PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) kemudian berubah nama menjadi PT Pupuk
Indonesia (Persero) atau disebut juga sebagai Pupuk Indonesia Holding Company
(PIHC).
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, yang tetap disebut sebagai PUSRI kemudian
beroperasi efektif sebagai anak perusahaan sejak 1 Januari 2011 dan meneruskan
kiprahnya sebagai perusahaan pupuk nasional terkemuka di Indonesia yang telah dirintis
sejak tahun 1959. Sebagai salah satu anak perusahaan PIHC, PUSRI tergabung dalam
group PT Pupuk Indonesia (Persero) dengan anak perusahaan lainnya. Sedangkan di luar
itu, PUSRI tidak memiliki entitas group sendiri atau tergabung dalam group perusahaan
lainnya. 1
PT Pupuk Sriwidjaja (PUSRI) dengan Kantor Pusat dan Pusat Produksi yang
berkedudukan di Palembang, Sumatera Selatan memproduksi dua jenis pupuk yaitu pupuk
amoniak dan pupuk urea. Dari dua jenis pupuk yang diproduksi oleh PT Pupuk Sriwidjaja
Palembang, pupuk urea merupakan produk yang paling banyak diproduksi. Menurut
laporan tahunan 2014 PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, total produksi pupuk urea pada
tahun 2014 mencapai 2.010.050 ton. Begitu banyaknya pupuk urea yang diproduksi oleh
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang tentu membutuhkan bahan baku yang jumlahnya tidak
sedikit dan peralatan yang canggih. Di samping itu, dibutuhkan pula disiplin ilmu yang
berkaitan erat dengan proses produksi pupuk urea seperti ilmu kimia, fisika, biologi, dan
ilmu pengetahuan yang lain. Untuk mengetahui penerapan disiplin ilmu tersebut dalam
industri pupuk urea, penulis tertarik untuk menyusun laporan observasi lapangan dengan
judul Analisis Ilmu Sains dalam Proses Produksi Pupuk Urea di PT Pupuk Sriwidjaja
(PUSRI) Palembang.

1
PT Pupuk Sriwjaya Palembang, Daya Saing Sejati Untuk Pertumbuhan Yang Berkelanjutan, Laporan
Tahunan 2014, (Palembang, 2014), h. 90.

3
B. TUJUAN KEGIATAN
1. Mengetahui dan menambah wawasan pengetahuan MIPA terkait proses produksi
pupuk urea di PT Pupuk Sriwidjaja (PUSRI) Palembang.
2. Menganalisis penerapan ilmu kimia dalam proses produksi pupuk urea di PT Pupuk
Sriwidjaja (PUSRI) Palembang.
3. Menganalisis penerapan ilmu biologi dalam proses produksi pupuk urea di PT Pupuk
Sriwidjaja (PUSRI) Palembang.
4. Menganalisis penerapan ilmu fisika dalam proses produksi pupuk urea di PT Pupuk
Sriwidjaja (PUSRI) Palembang.
5. Menganalisis penerapan ilmu matematika dalam proses produksi pupuk urea di PT
Pupuk Sriwidjaja (PUSRI) Palembang.

C. JADWAL KEGIATAN
No.

1.

Nama kegiatan
Diskusi menentukan
objek observasi

2.

Observasi

3.

Penyusunan laporan

4.

Pengumpulan laporan

Minggu ke1

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PROFIL PERUSAHAAN
1.

Gambaran Umum Perusahaan

Sumber : www.pusri.co.id

Gambar 1. Pabrik urea PT PUSRI Palembang

Sejarah PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, berawal dari pendirian Pabrik Urea


pertama di Indonesia yang bernama PT Pupuk Sriwidjaja, yang kemudian lebih
dikenal dengan sebutan PUSRI, pada akhir tahun 1959 di Palembang, Sumatera
Selatan. Pendirian tersebut secara resmi dilakukan berdasarkan Akta Notaris Eliza
Pondaag, S.H., No. 177 tanggal 24 Desember 1959. Pada tahun berikutnya, pendirian
PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) dicatat dan diumumkan dalam Lembaran Berita
Negara Republik Indonesia No. 46 tanggal 7 Juni 1960.2
Dalam perjalanan usahanya, PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) pernah mengalami
beberapa kali perubahan bentuk badan usaha. Awalnya, status perusahaan ini diubah
dari Perseroan Terbatas (PT) menjadi Perusahaan Negara (PN). Perubahan ini
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1964. Selanjutnya, status perusahaan
dikembalikan dari PN ke PT. Perubahan kedua ini terjadi berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 20 Tahun 1969.3
Setelah hampir 4 dekade berdiri, perusahaan ini lantas ditunjuk menjadi
perusahaan induk (holding company) berdasarkan Peraturan Pemerintah No.28
2

Ibid., h. 92.

Ibid.

5
tanggal 7 Agustus 1997. Perubahan status ini menyebabkan PT Pupuk Sriwidjaja
(Persero) juga mengalami perubahan dalam hal permodalan. Seluruh saham
pemerintah pada industri pupuk nasional, yakni PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Iskandar
Muda, PT Pupuk Kalimantan Timur (Tbk), dan PT Petrokimia Gresik dialihkan
kepemilikannya kepada PT Pupuk Sriwidjaja (Persero).4
Pada kuartal akhir 2010, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang didirikan berdasarkan
Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 14 tanggal 12 November 2010. Pendirian
tersebut merupakan bagian dari mekanisme pemisahan tidak murni (spin off). PT
Pupuk Sriwidjaja Palembang, yang tetap disebut sebagai PUSRI, menjadi anak
perusahaan dan beroperasi efektif sejak 1 Januari 2011 sedangkan PT Pupuk
Sriwidjaja (Persero) menjadi perusahaan induk. Terhitung sejak tanggal 5 April 2012,
PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) kemudian secara resmi berganti nama menjadi PT
Pupuk Indonesia (Persero) yang disebut juga sebagai Pupuk Indonesia Holding
Company (PIHC).5
Setelah diresmikan, perusahaan induk mulai melakukan restrukturisasi dengan
memisahkan aktiva dan pasiva perusahaan. PIHC berkedudukan di Jakarta dan
membawahi 7 anak perusahaan, diantaranya adalah PT Rekayasa Industri yang
merupakan anak perusahaan penyertaan langsung dan bergerak di bidang
Engineering, Procurement & Construction (EPC) dan PT Mega Eltra yang bergerak
dibidang usaha perdagangan umum. 6
Ketika didirikan pada tahun 1959, PUSRI mendapat tugas melaksanakan dan
menunjang kebijakan serta program pemerintah di bidang industri pupuk dan industri
kimia lainnya untuk menunjang ekonomi dan pembangunan nasional. Awalnya
perusahaan ini memiliki satu unit pabrik berkapasitas 100.000 ton urea per tahun,
namun sepanjang tahun 1972 hingga 1994, perusahaan mengalami perkembangan
pesat. Dari waktu ke waktu, beberapa pabrik baru kemudian didirikan untuk
meningkatkan kapasitas produksi hingga mencapai kapasitas terpasang 2,26 juta ton
urea per tahun.7

Ibid., h. 93.

Ibid.

Ibid.

Ibid.

6
Selain sebagai produsen pupuk nasional, PUSRI juga mengemban tugas dalam
melaksanakan usaha perdagangan, pemberian jasa dan usaha lain yang berkaitan
dengan industri pupuk. PUSRI bertanggung jawab dalam melaksanakan distribusi
dan pemasaran pupuk bersubsidi kepada petani sebagai bentuk pelaksanaan Public
Service Obligation (PSO) untuk mendukung program pangan nasional dengan
memprioritaskan produksi dan pendistribusian pupuk bagi petani di seluruh wilayah
Indonesia. 8
Tabel 1. Identitas Perusahaan
Nama

PT Pupuk Sriwidjaja Palembang

Kepemilikan

PT Pupuk Indonesia (Persero) 99,9998%


Yayasan Kesejahteraan Karyawan Pusri
0,0002%

Tanggal Pendirian

12 November 2010

Dasar Pendirian

Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H. No. 14


Tanggal 12 November 2010.
Anggaran Dasar yang disahkan oleh Menteri
Hukum dan

HAM dengan Surat Keputusan

tanggal

Desember

13

2010

No.

AHU-

57993.AH.01.01 tahun 2010.


Modal Dasar :

Rp15.000.000.000.000,00
Modal Ditempatkan dan Disetor penuh:
Rp4.228.086.000.000,00
atau 4.228.086 lembar saham

Kantor Pusat

Jl. Mayor Zen, Palembang 30118 Indonesia


Tel. 62-(711)-712222, 712111
Fax. 62-(711)-712100, 712020

Website

www.pusri.co.id

Email:

info@pusri.co.id

Sumber : Laporan Tahunan PUSRI, 2014

8
PT Pupuk Sriwjaya Palembang, Perusahaan, pusri, diakses dari http://www.pusri.co.id, pada tanggal
16 Mei 2016 pukul 13.45.

7
2.

Visi, Misi dan Tata Nilai Perusahaan


Sebagai dampak dari perubahan status menjadi anak perusahaan dari PT Pupuk
Indonesia (Persero) atau Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC), pada tahun 2012
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang melakukan kajian tentang visi, misi, dan tata nilai
perusahaan. Hasil kajian akhir berupa visi, misi, dan tata nilai PUSRI kemudian
disetujui oleh Dewan Komisaris dan disahkan oleh Direksi melalui Surat Keputusan
Direksi No. SK/ DIR/207/2012 tanggal 11 Juni 2012.
a. Visi
Menjadi perusahaan pupuk terkemuka tingkat regional.
Terkemuka yang terdapat dalam visi bermakna :
1) Efisien
a) Finansial
- Pengelolaan dana dengan prinsip maksimum profitable
- Tingkat Kesehatan Perusahaan Minimal Kategori AA
b) Proses produksi dan pengembangan
- Produksi pupuk dan pengembangan usaha dilakukan dengan prinsip
penggunaan sumberdaya dan teknologi yang efisien.
- Rasio rata-rata Gas Alam (MMBTU/Ton) setelah P-IIB berproduksi
secara komersial tahun 2015 (Urea : 32,82. Amoniak : 39,45)
c) Manajemen
- Prosedur yang lebih efisien dan pemangkasan birokrasi yang tidak
perlu.
2) Berkualitas
a) Produk
- Produk sesuai dengan standar ISO 9001:2008 & SNI
- Pengembangan Produk dengan teknologi ramah lingkungan (green
technology)
b) Pelayanan Pemasaran
- Memenuhi harapan pelanggan
- Bertanggung jawab dalam penanganan keluhan pelanggan
- Menciptakan kepuasan & loyalitas pelanggan
c) SDM
- SDM yang kompeten berdasarkan System Human Capital dan
sertifikasi keahlian.

8
3) Memuaskan pelanggan
Memuaskan pelanggan dengan prinsip 6 tepat, yaitu :
a)

Tepat waktu

b) Tepat jumlah
c)

Tepat jenis

d) Tepat mutu
e)

Tepat tempat

f)

Tepat harga

b. Misi
Memproduksi serta memasarkan pupuk dan produk agribisnis secara efisien,
berkualitas prima dan memuaskan pelanggan.
Untuk menjadi perusahaan pupuk terkemuka maka efisiensi, orientasi kualitas
prima dengan hasil mutu menyeluruh dan kepuasan pelanggan menjadi misi
dalam mencapai visi tersebut.
c. Tata Nilai
Integritas - Profesional - Fokus pada Pelanggan - Loyalitas - Baik Sangka
Untuk mewujudkan visi menjadi perusahaan pupuk terkemuka di tingkat
regional, PUSRI memiliki aturan tata nilai yang mencakup beberapa bagian, yaitu
integritas, profesionalitas, fokus pada pelanggan, loyalitas, dan baik sangka.
Dalam setiap aturan tata nilai, dinyatakan hal-hal yang perlu dilakukan dan
dihindari.

3.

Bidang Usaha
PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang beroperasi sesuai dengan Anggaran Dasar
Perusahaan, yaitu melakukan usaha di bidang industri, perdagangan, dan jasa lainnya
di bidang perpupukan, petrokimia, agrokimia, agro industri dan kimia lainnya. Sejalan
dengan hal tersebut, kegiatan usaha PUSRI secara umum dibagi tiga, yaitu:
a.

Industri
PUSRI melakukan kegiatan usaha pengolahan bahan baku menjadi produk
yang dibutuhkan sebagai bahan dasar pembuatan pupuk, petrokimia, agrokimia,
agroindustri dan bahan kimia lainnya. Selain itu, PUSRI juga memproduksi
pupuk dan produk kimia lain serta produk turunannya. PT PUSRI Palembang

9
mempunyai 4 (empat) unit pabrik dengan masing-masing pabrik terdiri atas 3
(tiga) bagian sebagai berikut :
1) Pabrik Amoniak
2) Pabrik Urea
3) Pabrik Utilitas
b.

Perdagangan
PUSRI mendistribusikan dan memperdagangkan produknya ke dalam dan
luar negeri bagi pengguna akhir atau pelaku usaha di industri pupuk, petrokimia,
agrokimia, agroindustri dan bahan kimia lain. Selain itu, PUSRI juga dapat
melakukan kegiatan impor bahan baku, bahan pembantu, peralatan produksi dan
bahan kimia lainnya yang dibutuhkan untuk menjalankan usahanya.

c.

Jasa Lainnya
PUSRI melakukan kegiatan-kegiatan lain yang mendukung usaha
perusahaan, yaitu penelitian dan pengembangan, pelatihan dan pendidikan,
desain engineering, pengantongan (bagging station), konstruksi, manajemen,
pengoperasian pabrik, perbaikan, dan pemeliharaan. Selain itu, sebagai salah satu
perintis industri pupuk nasional, PUSRI menyediakan jasa konsultasi dan teknis
untuk industri pupuk, petrokimia, agrokimia, agroindustri dan industri kimia
lainnya serta bidang pertanian dan perkebunan, terutama yang terkait dengan
pupuk.
Selain memiliki produk utama, yaitu pupuk urea dan amoniak, PUSRI
menghasilkan dan menjual produk samping. Saat ini, ada 4 pabrik utama, yaitu
PUSRI-IB, II, III dan IV yang memproduksi produk utama, sedangkan produk
samping dihasilkan oleh beberapa pabrik kecil lainnya. Produk samping PUSRI
yaitu CO2 cair, CO2 padat atau es kering, serta Nitrogen dan Oksigen yang
keduanya berbentuk cair. Selain itu, PUSRI juga memproduksi dan menjual
pupuk organik sebagai salah satu produk samping.

10
B. ALAT DAN BAHAN
1.

Alat dan Mesin Produksi Pupuk Urea


Peralatan yang digunakan dalam proses produksi pupuk urea di PT Pupuk
Sriwijaya Palembang (PUSRI), dibagi menjadi 6 (enam) seksi atau unit yaitu :
a.

Seksi Sintesa
Peralatan utama yang ada pada seksi sintesa adalah:
1) Reaktor urea
2) Knock Out Drum
3) Ammonia Preheater I
4) Ammonia Preheater II
5) CO2 Booster Compressor
6) CO2 Compressor
7) Stripper
Kondisi reaktor P = 200 250 kg/cm2 G; T = 200 C
Volume Reaktor = 115 m3
Penggunaan bahan baku berupa: CO2 gas, NH3 cair dan larutan karbamat (Recycle
solution).

Sumber : Laporan Tahunan PUSRI, 2014

Gambar 2. Seksi sintesa

b.

Seksi Dekomposisi/Purifikasi
Peralatan utama yang ada pada seksi dekomposer adalah:
1) High Pressure Decomposer, (HPD)
2) Low Pressure Decomposer, (LPD)
3) Gas Separator
4) Reboiler for HPD
5) Heat Exchaner For LPD
6) Reboiler For LPD

11
7) Kompressor udara passivasi
8) Pompa larutan urea
Kondisi Operasi alat :
1) P = 17 kg/cm2 G; T = 123 165 C (HPD)
2) P = 2,5 kg/cm2 G; T = 132 C (LPD)
3) P = 0 0,3 kg/cm2 G; T = 90 107 C (GS)

Sumber : Laporan Tahunan PUSRI, 2014

Gambar 3. Seksi purifikasi

c.

Seksi Recovery
Seksi ini terdapat dua bagian, yaitu seksi recovery I dan seksi recovery II.
Peralatan utama yang ada pada seksi recovery I adalah :
1) High Pressure Absorber Compressor (HPAC), High Pressure Absorber
(HPA), dan Low Pressure Absorber (LPA)
2) Off Gas Condenser
3) Off Gas Absorber Tank
4) Off Gas Absorber Final Cooler
5) Off Gas Absorber
6) Off Gas Absorber Cooler
Dengan kondisi operasi:
P = Atm 17 K ; T = 35 ~ 100 C
Sedangkan peralatan utama yang ada pada seksi recovery II adalah :
1) Ammonia Condensor
2) Ammonia Reservoir
3) Ammonia Recovery Absorber
4) Liquid Ammonia Feed Pump
Kondisi Operasi :
P = 15.5 ~ 17 kg/cm2 G ; T = 30 ~ 37 C

12

Sumber : Laporan Tahunan PUSRI, 2014

Gambar 4. Seksi recovery

d.

Seksi Kristalisasi
Peralatan utama yang digunakan pada seksi kristalisasi adalah:
1) Vacuum Concentrator
2) Crystallizer
3) Vaccum generator
4) Agitator
5) Centrifuges A ~ E
6) Mother Liquor Tank
7) Air heater for dryer
8) Fluidizing dryer
9) ID Fan for Dryer
10) Rake Dryer
Kondisi Operasi :
P = Atm - 100 cm Hg abs. ; T : 60 - 120 C

Sumber : Laporan Tahunan PUSRI, 2014

Gambar 5. Seksi kristalisasi

13
e.

Seksi Prilling
Peralatan utama yang digunakan pada seksi Prilling adalah:
1) GB 302

9) Head Tank

2) GB - 304 A ~ F.

10) Distributor

3) GA - 302 A/B

11) Fluidizing Cooler

4) Cyclone & Dust Box A ~ D

12) Trommel.

5) Dust Separator.

13) Belt Scale conveyor.

6) Dust Chamber

14) Air Heater.

7) Screw Conveyor

15) Prilling tower

8) Melting tank

16) Screening

Kondisi Operasi
P = - 50 mm H2O ; T = 42 ~ 140 C

Sumber : Laporan Tahunan PUSRI, 2014

Gambar 6. Seksi prilling

f.

Seksi Pengolahan kondesat


Peralatan utama yang digunakan pada seksi pengolahan kondesat adalah :
1) Hydrolizer
2) Condenser
3) Water condensor

Sumber : Laporan Tahunan PUSRI, 2014

Gambar 7. Seksi pengolahan kondesat

14
2.

Bahan Baku
Proses pembuatan Urea diproduksi dengan bahan baku berupa :
a.

Gas Karbondioksida (CO2)


Karbondioksida mempunyai berat molekul 44 g/mol. Pada tekanan atmosfer
CO2 berbentuk gas yang tidak berwarna, berbau dan berbasa lemah serta larut
dalam air pada temperatur 15 oC dengan perbandingan volume CO2 : H2O = 1 :
1. CO2 tidak bersifat racun, akan tetapi dapat menimbulkan efek sesak dan
mengganggu keseimbangan tubuh. Sifat fisika dari CO2 dapat dilihat pada
Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Sifat Fisika Gas Karbondioksida (CO2)
No.
Sifat

Nilai

1.

Titik didih

-78,5oC

2.

Titik beku normal

-56,6 oC

3.

Densitas

1,6 g/L (padat)


1,98 g/L (gas)

4.

Tekanan kritis

0,6 kg/cm2 G

5.

Panas peleburan

1900 kal/mol

6.

Panas pembakaran

6030 kal/mol

7.

Viskositas

0,07 cP (-78 oC)

Sumber : Perrys, 1997.


b.

Liquid Ammonia (NH3)


Amonia mempunyai berat molekul 17,03 g/mol. Pada tekanan atmosfer, NH3
berbentuk gas tidak berwarna, berbau menyengat serta sangat larut dalam air,
alkohol dan eter. NH3 juga bersifat mudah meledak, beracun dan menyebabkan
iritasi. Sifat fisika dari amonia dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Sifat Fisika Amonia (NH3)
No.
Sifat

Nilai

1.

Titik didih

-33oC

2.

Titik beku normal

-77,70 oC

3.

Tekanan uap cairan

8,5 atm

4.

Massa jenis

0,6942 g/L

5.

Densitas

0,817 g/L (80oC)

6.

Viskositas

0,255 cP (-30 oC)

15
7.

Panas pembentukan

8.

a. Pada 0 oC

-9,37 kkal/mol

b. Pada 25 oC

-11,04 kkal/mol

Kelarutan dalam air pada 1 atm (% berat)


a. Pada 0 oC

42,80

b. Pada 25 oC

33,10

Sumber : Perrys, 1997.


Amonia adalah suatu bahan baku utama yang digunakan dalam industri dan
pertanian. Untuk pembuatan asam nitrat digunakan 20 persen, pembuatan urea 20
persen, dan amonium fosfat 15 persen. Penggunaannya meliputi 80 persen untuk
pupuk, 20 persen dalam plastik, dan 5 persen dalam bahan eksposi militer dan
komersial. Amonia kualitas komersial meliputi NH 3 cair murni dan larutan dalam
air, yang biasanya menggunakan konsentrasi standar 28 % NH 3.9
Reaksi dan Keseimbangan. Tetapan keseimbangan reaksi

1
3
N2 (g) + H2 (g) NH3 (g)
2
2

H12oC = -46,0 kJ

H659oC = -55,6 kJ

dapat dinyatakan sebagai :


KP

PNH 3

P P
N2

1
2

H2

3
2

Oleh karena molekul produk kimia mempunyai volume lebih kecil dari molekulmolekul reaktan, hasil amonia pada keseimbangan akan bertambah dengan
peningkatan tekanan. Peningkatan suhu memberikan efek yang sebaliknya
terhadap keseimbangan, tetapi mempunyai efek positif meningkatkan laju
reaksi. 10
Amonia (disebut amonia anhydrous) merupakan pupuk yang sebagian
konsentrasinya adalah nitrogen, yaitu 82 persen nitrogen. Pada temperatur dan
tekanan normal, amonia anhydrous berupa gas; yang disimpan dan diangkut
sebagai satu cairan dengan tekanan. Setelah pemakaian langsung NH3 ke dalam
tanah, NH3 mengabsorbsi ion hidrogen dan diubah menjadi NH4+).11
9

George T. Austin, Industri Proses Kimia, (Jakarta : Erlangga, 1984), h. 309.

10

Ibid., h.310.

11

Henry D. Foth, Dasar-Dasar Ilmu Tanah, (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1995), h. 576.

16
C. PROSES PRODUKSI
1.

Proses Produksi Urea


Proses pembuatan urea untuk dijadikan pupuk di PT Pupuk Sriwidjaja (PUSRI)
Palembang dibagi menjadi 6 unit yaitu :
a. Sintesa Unit
Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik urea, untuk mensintesa urea
dengan mereaksikan liquid NH3 dan gas CO2 di dalam urea reaktor dan ke dalam
reaktor ini dimasukkan juga larutan recycle karbamat yang berasal dari bagian
recovery. Tekanan operasi di Sintesa adalah 175 kg/cm2 G. Hasil sintesa urea
dikirim ke bagian purifikasi untuk dipisahkan ammonium karbamat dan kelebihan
amonianya setelah dilakukan stripping oleh CO2.12
b. Purifikasi Unit
Ammonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan amonia di unit
Sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara tekanan dan pemanasan dengan dua
step penurunan tekanan, yaitu pada 17kg/cm2 G dan 22,2 kg/cm2 G. Hasil
peruraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirim ke bagian recovery, sedangkan larutan
ureanya dikirim ke bagian kristaliser.13
c. Kristaliser Unit
Larutan urea dari unit purifikasi dikristalkan dibagian ini secara vacuum.
Kemudian kristal ureanya dipisahkan di centrifuge. Panas yang diperlukan untuk
menguapkan air diambil dari panas sensibel larutan urea, maupun panas
kristalisasi urea dan panas yang diambil dari sirkulasi urea slurry ke HP absorber
dari recovery. 14
d. Prilling Unit
Kristal urea keluaran centrifuge dikeringkan sampai menjadi 99,8% berat
dengan udara panas, kemudian dikirimkan ke bagian atas prilling tower untuk
dilelehkan dan didistribusikan merata ke seluruh distributor, dan dari distributor

12

PT Pupuk Sriwjaya Palembang, Daya Saing....., h.111.

13

Ibid.

14

Ibid.

17
dijatuhkan ke bawah sambil didinginkan oleh udara dari bawah dan menghasilkan
produk urea butiran (prill). Produk urea dikirim ke bulk storage dengan belt
conveyor. 15
e. Recovery Unit
Gas amonia dan gas CO2 yang dipisahkan dibagian purifikasi diambil
kembali dengan 2 step absorbsi dengan menggunakan mother liquor sebagai
absorbent kemudian di-recycle kembali ke bagian sintesa. 16
f. Proses Kondensat Treatment Unit
Air yang menguap dan terpisahkan dibagian kristaliser didinginkan dan
dikondensasikan. Sejumlah kecil urea, NH3, dan CO2 ikut kondensat kemudian
diolah dan dipisahkan di stripper dan hydrolizer. Gas CO2 dan gas NH3-nya
dikirim kembali ke bagian purifikasi untuk di-recover. Sedang air kondensatnya
dikirim ke utilitas. 17

Sumber : www.pusri.co.id

Gambar 8. Alur proses produksi pupuk urea


di PT PUSRI Palembang

15

Ibid., h.112.

16

Ibid.

17

Ibid., h.113.

18
2.

Hasil Produksi
Hasil produksi atau produk dari proses pembuatan urea dibedakan menjadi 3
macam yaitu :
a.

Produk Utama
Urea (CO(NH2)2)
Massa molar

: 60,06 g/mol

Penampilan

: berbau, putih solid

Kepadatan

: 1,32 g/cm 3

Kelarutan dalam air

: 108 g/100 ml (20 C)


: 167 g/100 ml (40 C)
: 251 g/100 ml (60 C)
: 400 g/100 ml (80 C)
: 733 g/100 ml (100 C)

Tabel 4. Sifat Fisik dan Kimia Urea

Sumber : Perrys, 1997.


Produk utama yang dihasilkan pada proses pembuatan urea di PT PUSRI
Palembang telah dikonversikan menjadi pupuk urea. Pupuk Urea adalah pupuk
kimia mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat
hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea berbentuk butir-butir kristal
berwarna putih. Pupuk urea dengan rumus kimia NH2CONH2 merupakan pupuk
yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air
(higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat yang kering dan tertutup
rapat. Produk urea yang dihasilkan PUSRI berbentuk butiran curah berukuran 68 US Mesh. Kandungan utama pupuk urea PUSRI adalah Nitrogen minimum
46% dengan Biuret maksimum 1% dan kandungan air maksimum 0,5%. 18
18
PT Pupuk Sriwjaya Palembang, Produk, pusri, diakses dari http://www.pusri.co.id, pada tanggal 22 Mei
2016 pukul 18.56.

19
Ciri-ciri pupuk Urea :
1) Mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi.
2) Berbentuk butir-butir kristal berwarna putih.
3) Memiliki rumus kimia NH2 CONH2.
4) Mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air
(higroskopis).
5) Mengandung unsur hara N sebesar 46%.
6) Standar SNI-02-2801-1998.
Produk pupuk urea PUSRI yang dijual ke industri sekitar 90% digunakan
sebagai salah satu bahan baku pupuk kimia. Dalam pertanian, pupuk urea menjadi
pemasok unsur nitrogen dalam tanah. Melalui proses hidrolisis di dalam tanah,
urea akan melepaskan ion amonium. Pupuk urea PUSRI memiliki kandungan
nitrogen yang cukup tinggi dan secara umum hanya setengah dari kandungan
nitrogen tersebut yang terserap oleh tanaman. 19
Urea cepat dihidrolisa pada tanah-tanah yang lembab dan hangat membentuk
amonium karbonat. Amonium dapat digunakan langsung oleh tanaman atau
mungkin diubah menjadi nitrat.20
b.

Produk Antara
Amonium Karbamat (NH4COONH2)
Massa molar

: 78,07 g/mol

Penampilan

: Putih kristalin, produk dengan bau amonia


yang kuat dan sangat higroskopis.

Dekomposisi

: Mulai membusuk pada 35C, di atas 60C


sepenuhnya terurai menjadi amonia dan CO2

Tekanan uap (20C)

: 82 Mbar

Tekanan uap (45C)

: 442 Mbar

Density (20C)

: 1,6 g/cm

Kelarutan dalam air (20C) : 423 g/L


Tekanan uap

: 100 mmHg (26,7 C)

19

PT Pupuk Sriwjaya Palembang, Daya Saing....., h.102.

20

Henry D. Foth, op.cit., h.577.

20
Amonium karbamat adalah senyawa yang sangat korosif sehingga
dibutuhkan bahan konstruksi reaktor yang khusus, misalnya stainless steel dengan
pasifasi injeksi oksigen atau paduan khusus dengan Ti dan Cr. Sifat korosif ini
bertambah bila temperatur lebih tinggi, sehingga pada proses komersil kondisi
sintesa ini berlangsung pada 170 - 210 oC, 150 - 250 atm dan NH3/CO2 = 0,15
sampai 0,65 yang pada dasarnya merupakan kompromi antara tekanan yang wajar
dan laju korosi yang dapat diterima dengan kecepatan reaksi dan derajat konversi
yang memadai.
c.

Produk Samping
Air (H2O)
Densitas, fase

: 0,998 g/cm (cairan pada 20 C),


0,92 g/cm (padatan)

Kalor jenis

: 4184 J/kg K (cairan pada 20C)

Tekanan kritis (Pc)

: 218,4 atm

Temperatur kritis (Tc)

: 374,15 C

Densitas kritis (c)

: 323 kg/cm3

Tabel 5. Sifat Fisik dan Kimia Air


Karakteristik

Nilai

Berat molekul

18 g/mol

Titik beku

0 C

Titik didih

100 C

Densitas

0,998 g/mL

Viskositas

0,8948 cP

Panas pembentukan

285,89 kJ/mol (18C)

Panas penguapan

40,65 kJ/mol (100C)

Panas spesifik

4,179 J/gC

Sumber : Perrys, 1997.

21
BAB III
PEMBAHASAN

A. ANALISIS PENERAPAN ILMU KIMIA


Ilmu kimia merupakan salah satu disiplin ilmu yang memiliki peranan sangat penting
dalam berbagai bidang kehidupan seperti kedokteran, farmasi, geologi, pertanian, dan
sebagainya. Di samping itu, ilmu kimia juga banyak diterapkan dalam proses industri
kimia. Di antara berbagai macam industri kimia, industri pupuk merupakan salah satu
industri yang menerapkan ilmu kimia. Adapun ilmu kimia yang diterapkan umumnya
terkait pada reaksi-reaksi kimia yang menyertainya serta komposisi produk yang
dihasilkan.
PT Pupuk Sriwidjaja (PUSRI) Palembang merupakan perusahaan yang bergerak di
bidang industri perpupukan di samping petrokimia, agrokimia, agro industri dan kimia
lainnya. Adapun jenis pupuk yang diproduksi oleh PT PUSRI dan menjadi produk
utamanya adalah pupuk urea. Spesifikasi pupuk urea yang diproduksi PT PUSRI
Palembang dapat dilihat pada tabel 6 di bawah ini.
Tabel 6. Spesifikasi Pupuk urea
Nama Produk
Pupuk Urea

Spesifikasi

Kandungan

Keterangan

Nitrogen

46,0 %

Minimum

Biuret

1,0 %

Maksimum

Moisture

0,5 %

Maksimum

Prill Size : 6 8 US Mesh

95 %

Maksimum

Pass 25 US Mesh

2%

Maksimum

Sumber : Laporan Tahunan PUSRI, 2014


Berdasarkan hasil observasi, ada beberapa penerapan ilmu kimia dalam proses produksi
pupuk urea di PT PUSRI Palembang yaitu :
1.

Reaksi pembentukan (sintesis)


Reaksi pembentukan atau sintesis menyatakan reaksi antara dua atau lebih
reaktan membentuk satu jenis produk. Pada proses pembuatan pupuk urea, amonia
cair (liquid), NH3, bereaksi dengan gas karbondioksia (CO2) dalam reaktor urea

22
membentuk amonium karbamat (NH2COONH4). Adapun persamaan reaksinya adalah
sebagai berikut :
2 NH3 () + CO2 (g) NH2COONH4 ()
Reaksi pembentukan amonium karbamat di atas berlangsung pada tahap sintesa.
Selanjutnya amonium karbamanat didehidrasi untuk membentuk urea berfase cair.

Gambar 9. Rumus bangun reaksi pembentukan amonium karbamat

2.

Reaksi dehidrasi
Reaksi dehidrasi adalah reaksi yang melibatkan pelepasan air dari molekul yang
bereaksi. Amonium karbamat yang tidak terkonversi di unit sintesa didehidrasi
menjadi urea dan air. Adapun persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :
NH2COONH4 () NH2COONH2 () + H2O ()
Produk reaktor yang terdiri dari urea, amonium karbamat, air, biuret beserta
ekses amonia dan karbon dioksida dimasukkan ke dalam stripper untuk melepaskan
gas-gas yang terlarut. Selanjutnya, gas karbon dioksida dan amonia yang keluar dari
stripper dilewatkan melalui kompresor dan heater yang terdapat pada unit purifikasi
untuk menaikkan tekanan dan temperaturnya sebesar 150 atm dan 182 oC. Kemudian
gas karbon dioksida dan amonia dikirim ke unit recovery dan dikembalikan ke unit
sintesa.

Gambar 10. Rumus bangun reaksi dehidrasi amonium karbamat

23
3.

Reaksi penguraian (dekomposisi)


Reaksi penguraian atau dekomposisi adalah reaksi di mana suatu senyawa
terurai menjadi dua atau lebih zat sederhana. Kebanyakan reaksi dekomposisi
memerlukan masukan energi dalam bentuk panas. Amonium karbamat, urea, dan air
yang telah dipisahkan dari gas karbon dioksida dan amonia dilewatkan melalui cooler
untuk menurunkan temperaturnya menjadi 70 oC. Kemudian larutan tersebut dialirkan
ke dalam high pressure decomposer dan diteruskan ke dalam low pressure
decomposer. Di dalam low pressure decomposer terjadi reaksi penguraian amonium
karbamat menjadi amonia dan gas karbon dioksida. Adapun persamaan reaksinya
adalah sebagai berikut :
NH2COONH4 (l) 2NH3 () + CO2 (g)

Reaksi penguraian/dekomposisi amonium karbamat di atas berlangsung pada unit


purifikasi.
Hasil penguraian amonium karbamat berupa amonia dan gas karbon dioksida
dikirim ke unit recovery dan dikembalikan ke unit sintesa untuk di-recycle atau
diresirkulasi. Sedangkan larutan urea yang sudah dipisahkan dari amonium karbamat
dikirim ke unit kristaliser.
4.

Absorbsi kimia
Absorbsi kimia merupakan absorbsi dimana gas terlarut di dalam larutan
penyerap disertai dengan adanya reaksi kimia. Aplikasi dari absorbsi kimia dapat
dijumpai pada proses penyerapan gas CO2 dan NH3 pada pabrik urea tepatnya di unit
recovery. Hasil dekomposisi amonium karbamat berupa gas CO2 dan NH3 yang telah
dipisahkan di unit purifikasi diserap dengan menggunakan mother liquor. Dengan kata
lain mother liquor berfungsi sebagai absorben. Mother liquor (cairan induk)
merupakan fase cair yang tersisa setelah pembentukan kristal di unit kristaliser berupa
air dan larutan urea. Reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut :
CO2 (g) 2NH 3 (g) mother
liquor

NH 2 COONH4 (aq)

Hasil absorbsi kemudian dikembalikan ke reaktor urea (unit sintesa) sebagai


larutan karbamat. Amoniak berlebih dimurnikan menjadi amonia cair dalam High
Pressure Absorber dan dikembalikan secara terpisah ke reaktor melalui Ammonia
Condenser, Ammonia Reservoir dan Liquid Ammonia Feed Pump, serta Ammonia
Preheater.

24
5.

Reaksi pengkristalan
Reaksi pengkristalan atau yang sering disebut kristalisasi adalah proses
pembentukan bahan padat dari pengendapan larutan, melt (campuran leleh), atau lebih
jarang pengendapan langsung dari gas. Dalam reaksi pengkristalan terjadi
perpindahan massa (mass transfer) suatu zat terlarut (solute) dari fase cairan larutan
ke fase kristal padat. Larutan urea dari unit purifikasi dikristalkan secara vakum
dengan crystalizer. Crystalizer terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian atas berupa vaccum
concentrator dengan vaccum generator yang terdiri dari sistem ajektor tingkat satu
dan barometrik kondensor tingkat satu dan dua. Sedangkan bagian bawah berupa
cristalizer dengan agitator.
a.

Vaccum concentrator dengan vaccum generator


Vaccum concentrator dengan vaccum generator berfungsi untuk memisahkan air
dari urea cair dengan cara air dievaporasikan atau diuapkan sampai konsentrasi
urea mencapai 99,7 %. Panas yang diperlukan untuk menguapkan air diambil dari
panas sensibel larutan urea, maupun panas kristalisasi urea dan panas yang
diambil dari sirkulasi urea slurry ke High Pressure Absorber dari unit recovery.
Persamaan reaksinya adalah :
NH2COONH2 () + H2O () NH2COONH2 (pekat) + H2O (g)

b.

Crytallizer dengan agitator


Crytallizer dengan agitator berfungsi untuk mengkristalkan urea.
Persamaan reaksinya adalah :
NH2COONH2 (pekat) NH2COONH2 (s)
Kemudian kristal ureanya dipisahkan di centrifuge. Kristal urea dikeringkan

hingga mengandung air kurang dari 0,3% dengan udara panas kemudian dikirim ke
priling tower melalui fuidizing dryer. Selanjutnya kristal urea dilelehkan di melter
tank dan mengalir melalui distributor. Selanjutnya untuk mendapatkan urea dalam
bentuk butiran kecil, keras dan padat maka kristal urea yang dilelehkan ini dialirkan
melalui nozel nozel kecil pada bagian atas prilling tower sedangkan pada bagian
bawahnya dihembuskan udara dingin sehingga lelehan urea yang jatuh dari atas akan
membeku menjadi butiran urea keras dan padat saat sampai dibawah. Urea yang
keluar dari prilling tower berbentuk butiran dimasukkan ke dalam screening

25
kemudian diangkut dengan menggunakan belt conveyor. Di dalam screening butiran
urea dipisahkan berdasarkan ukuran mesh sebesar 6 - 8 mesh
6. Reaksi hidrolisis
Reaksi hidrolisis adalah reaksi pemecahan senyawa kimia melalui penambahan
air. Sejumlah kecil urea yang ikut kondensat diolah di hydrolizer pada unit atau seksi
pengolahan kondensat (condensate treatment). Kondensat ini berupa air yang
diperoleh dari hasil pendinginan dan kondensasi uap air panas yang dilepaskan pada
unit kristaliser. Di dalam hyrdolizer urea dihidrolisis oleh air (kondensat) menjadi
amonia dan gas karbon dioksida. Adapun persamaan reaksinya adalah sebagai
berikut :
NH2COONH2 (aq) + H2O (l) 2 NH3 (l) + CO2 (g)
Hasil reaksi di atas berupa amonia dan gas karbon dioksida yang selanjutnya dialirkan
ke bagian purifikasi untuk di-recover. Sedangkan uap air (hasil samping) yang keluar
dari hydrolizer dikondensasikan di dalam condenser. Kondensat dari proses evaporasi
didinginkan dengan menggunakan water condensor selanjutnya dialirkan ke pabrik
utilitas.
7.

Reaksi kesetimbangan
Reaksi keseimbangan banyak diterapkan dalam proses industri kimia.
Tujuannya untuk memperoleh hasil produksi yang berkualitas tinggi dalam waktu
yang relatif singkat. Oleh karena itu, para ahli kimia industri berusaha mencari metode
yang tepat agar dapat memperoleh hasil produksi maksimal. Metode yang ditempuh
yaitu membuat kesetimbangan bergeser ke arah produk dan menjaga agar produk tidak
kembali menjadi zat awal. Di samping itu, menggunakan bahan baku sehemat
mungkin dan waktu yang singkat. Kondisi ini dinamakan kondisi optimum. Di
antara industri kimia yang menerapkan kesetimbangan yaitu industri pupuk urea
seperti PT Pupuk Sriwidjaja (PUSRI) Palembang.
Urea yang digunakan untuk pupuk dihasilkan dari amonia cair (liquid ammonia)
dan gas karbondioksida sebagaimana reaksi berikut :
H = - 159,7 kJ

a.

2 NH3 () + CO2 (g) NH2COONH4 ()

b.

NH2COONH4 () NH2CONH2 () + H2O () H = + 41,43 kJ

26
Kedua reaksi di atas merupakan reaksi kesetimbangan. Reaksi kesetimbangan
pada pembentukan amonium karbamat tersebut merupakan reaksi eksoterm.
Sedangkan reaksi kesetimbangan pada penguraian amonium karbamat menjadi urea
tersebut merupakan reaksi endoterm. Oleh karena itu, kondisi optimum yang harus
dilakukan untuk memaksimalkan produksi adalah sebagai berikut.
a.

Ditinjau dari reaksi pembentukan amonium karbamat


2 NH3 () + CO2 (g) NH2COONH4 ()

H = - 159,7 kJ

Reaksi pembentukan amonium karbamat (NH2CONH4) berlangsung secara cepat


dan eksotermis. Untuk mendapatkan produk (urea) yang maksimal, maka
amonium karbamat yang dihasilkan harus banyak juga. Adapun langkah yang
dapat ditempuh, yaitu :
1) Menurunkan temperatur
Persamaan reaksi kesetimbangan pada pembentukan amonium karbamat
merupakan reaksi eksoterm karena melepaskan kalor. Dalam rangka
mendapatkan amonium karbamat yang banyak, maka temperatur sistem harus
dioperasikan sedemikan rupa agar kesetimbangan bergeser ke arah produk.
Dengan temperatur diturunkan akan membuat kesetimbangan bergeser ke
arah eksoterm atau ke arah produk sehingga produk terbentuk. Namun, jika
temperatur dinaikkan secara terus menerus maka kesetimbangan akan
bergeser ke arah reaktan (ke kiri). Perlakuan tersebut tentu membuat amonium
karbamat

yang telah terbentuk akan mudah terurai menjadi gas

karbondioksida (CO2) dan amonia (NH3) cair. Oleh karena itu, temperatur
sistem harus diturunkan sedikit lebih rendah agar pembentukan amonium
karbamat lebih maksimal.
2) Memperbesar tekanan
Pada kesetimbangan hetereogen seperti reaksi pembentukan amonium
karbamat diatas, zat-zat yang berwujud padat atau cair tidak terpengaruh oleh
perubahan tekanan. Pada kesetimbangan tersebut koefisien ruas kiri dianggap
1, yaitu dari CO2 dan koefisien ruas kanan dianggap 0 (karena semua produk
berfase cair). Oleh karena itu, untuk mendapatkan amonium karbamat secara
maksimal tekanan sistem harus dioperasikan sedemikian rupa agar
kesetimbangan bergeser ke arah produk.

27
Apabila tekanan diperbesar, kesetimbangan akan bergeser ke arah zat
yang jumlah koefisiennya kecil yaitu ke arah produk. Sebaliknya, apabila
tekanan dipekecil, kesetimbangan akan bergeser ke arah zat yang jumlah
koefisiennya besar yaitu ke arah reaktan. Jadi, untuk memperbanyak produk,
tekanan sistem harus dinaikkan.
b.

Ditinjau dari reaksi penguraian amonium karbamat menjadi urea


NH2COONH4 () NH2CONH2 () + H2O ()

H = + 41,43 kJ

Reaksi penguraian (dekomposisi) amonium karbamat (NH2CONH4) berlangsung


secara lambat dan sedikit endotermis. Untuk mendapatkan produk (urea) yang
maksimal, maka temperatur dan tekanan sistem harus dioperasikan sedemikian
rupa agar kesetimbangan bergeser ke arah produk. Adapun langkah yang dapat
ditempuh, yaitu :
1) Menaikkan temperatur
Persamaan reaksi kesetimbangan pada penguraian amonium karbamat
menjadi urea merupakan reaksi endoterm karena menyerap kalor. Dalam
rangka mendapatkan urea yang banyak, maka temperatur sistem harus
dinaikkan. Dengan temperatur dinaikkan, kesetimbangan akan bergeser ke
arah endoterm yakni ke arah produk. Sebaliknya, apabila temperatur
diturunkan maka kesetimbangan akan bergeser ke arah eksoterm yakni ke
arah reaktan. Adapun temperatur optimum yang harus dinaikkan sebesar
200oC.
2) Memperbesar tekanan
Pada reaksi kesetimbangan penguraian amonium karbamat menjadi
urea, jumlah koefisien antara reaktan dan produk adalah nol (0). Hal ini
dikarenakan pada kesetimbangan tersebut baik reaktan maupun produk
berwujud cair sehingga tidak terpengaruh oleh perubahan tekanan. Oleh
karena konversi amonium karbamat menjadi urea hanya terjadi pada fase cair
maka diperlukan kondisi operasi tekanan yang tinggi untuk mempertahankan
kuantitas produk (urea) yang telah terbentuk oleh pengaruh temperatur.
Adapun tekanan yang digunakan adalah 200 kg/cm2 G. Dengan demikian,
untuk tetap mendapatkan produk (urea) yang maksimal dapat dilakukan
dengan cara memperbesar tekanan reaktor sintesa hingga mencapai 200
kg/cm2 G

28
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan mengenai usaha yang dapat dilakukan
untuk mendapatkan produk yang maksimal berdasarkan reaksi kesetimbangan, yaitu:
a.

Menurunkan temperatur sistem pada tahap pertama yaitu pembentukan amonium


karbamat dari gas karbondioksida (CO2) dan amonia (NH3) cair.

b.

Menaikkan temperatur sistem pada tahap kedua yaitu penguraian amonium


karbamat menjadi urea.

c.

Memperbesar tekanan sistem pada kedua tahap tersebut.


Selama sintesis urea, terjadi pula reaksi samping pembentukan senyawa biuret

yang tidak diinginkan. Senyawa biuret merupakan racun bagi tanaman. Pembentukan
senyawa ini menurut persamaan reaksi kesetimbangan berikut :
2 NH2COONH2 (aq)

NH2CONHCONH2 (aq) + NH3 (aq)

Reaksi kesetimbangan pada pembentukan biuret di atas merupakan reaksi


endoterm. Untuk meminimalisir terbentuknya biuret dapat dilakukan dengan langkahlangkah di bawah ini :
a.

Menambah konsentrasi amonia (NH3)


Senyawa biuret dapat terbentuk apabila konsentrasi amonia yang telah
terkonversi menjadi larutan itu rendah. Untuk mengurangi laju pembentukan
biuret maka konsentrasi larutan amonia harus ditambah. Dengan penambahan
tersebut, kesetimbangan akan bergeser dari arah zat yang di tambah yaitu ke arah
reaktan. Akibatnya jumlah urea menjadi semakin meningkat. Dengan demikian,
pembentukan biuret dapat diminimalisir.

b.

Menurunkan temperatur
Di samping konsentrasi amonia rendah, senyawa biuret dapat terbentuk
apabila kontak dengan temperatur tinggi berlangsung cukup lama. Seperti yang
telah disebutkan di atas, reaksi pembentukan senyawa biuret dari dekomposisi
urea merupakan reaksi endoterm karena menyerap kalor. Berdasarkan reaksi
kesetimbangan di atas, jika temperatur sistem diturunkan, maka kesetimbangan
akan bergeser ke arah reaksi eksoterm atau ke arah reaktan. Akibatnya jumlah
urea akan bertambah sedangkan jumlah biuret semakin berkurang. Dengan
demikian, usaha lain yang dapat dilakukan untuk menekan laju pembentukan
biuret dalam proses pembuatan urea adalah dengan menurunkan temperatur
sistem pada unit sintesa.

29
B. ANALISIS PENERAPAN ILMU BIOLOGI
Aplikasi ilmu biologi dalam industri pupuk urea seperti PT PUSRI Palembang
sebenarnya tidak terlibat secara langsung. Akan tetapi, cabang-cabang dari ilmu biologi
dapat dijadikan sebagai dasar pengetahuan sekaligus pertimbangan dalam proses produksi
pupuk urea. Dengan berbekal pengetahuan dari cabang-cabang ilmu biologi seperti botani
dan edapologi diharapkan produk pupuk urea yang diproduksi oleh PT PUSRI Palembang
dapat membantu peningkatan kesuburan tanah sehingga unsur-unsur hara yang dibutuhkan
tanaman tercukupi. Di samping itu, industri pupuk juga harus berbekal ilmu tentang
lingkungan. Ilmu lingkungan atau Environmental Sains (ES) digunakan sebagai dasar
pengetahuan sekaligus pedoman bagi industri pupuk terkait mekanisme pengendalian dan
pengelolaan air limbah yang dapat mengancam keseimbangan ekosistem di sekitar pabrik.
Adapun kajian ilmu botani dan edapologi terkait mekanisme produksi pupuk urea sehingga
diperoleh produk yang memiliki daya guna bagi tanah dan tumbuhan serta kajian ilmu
ekologi terkait mekanisme pengolahan air limbah di pabrik PT PUSRI Palembang akan
diuraikan sebagai berikut.
1.

Ilmu botani
Ilmu botani merupakan salah satu ilmu atau bidang kajian dalam biologi yang
mengkhususkan diri dalam mempelajari seluruh aspek biologi tumbuhan. Dengan
demikian, dalam botani dipelajari semua disiplin ilmu biologi untuk mempelajari
pertumbuhan, perkembangan, reproduksi, metabolisme, interaksi dengan komponen
biotik dan komponen abiotik, serta evolusi tumbuhan. Berbicara soal pertumbuhan
dan perkembangan pada tumbuhan tentu tidak terlepas dari istilah unsur hara.
Pengertian unsur hara ialah zat berupa unsur kimiawi yang dibutuhkan oleh tumbuhan
untuk menunjang proses pertumbuhan dan perkembangannya. Suatu unsur kimiawi
dianggap ensensial sebagai unsur hara tumbuhan apabila memenuhi tiga kriteria
berikut, yaitu :
a.

Harus ada agar tumbuhan dapat melengkapi siklus hidupnya.

b.

Apabila tanaman mengalami defisiensi hanya dapat diperbaiki dengan unsur


tersebut.

c.

Unsur ini harus terlibat langsung dalam penyediaan nutrisi yang dibutuhkan
tumbuhan.

30
Unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu :
a.

Unsur-unsur esensial, yaitu unsur-unsur yang mutlak diperlukan oleh segala


macam tumbuhan. Unsur-unsur esensial ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu
unsur makro esensial dan unsur mikro esensial. Suatu unsur hara disebut makro
esensial jika dibutuhkan dalam jumlah besar, biasanya di atas 500 ppm. Unsurunsur makro esensial meliputi karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), N
(nitrogen), P (fosfat), K (kalium), Ca (kalsium), Mg (magnesium) dan S (sulfur).
Sedangkan suatu unsur hara disebut mikro esensial jika dibutuhkan dalam jumlah
sedikit, biasanya kurang dari 50 ppm. Unsur-unsur mikro esensial meliputi besi
(Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu), molibdenum (Mo), klor (Cl), seng (Zn), dan
boron (B).

b.

Unsur-unsur non esensial, yaitu unsur tambahan yang hanya diperlukan oleh
jenis tumbuhan tertentu, baik dalam jumlah besar maupun kecil. Unsur-unsur
non esensial meliputi natrium (Na), kobalt (Co), alumunium (Al), dan silikon
(Si).
Tidak semua unsur yang diserap tumbuhan merupakan hara. Banyak yang diserap

tumbuhan hanya karena tersedia dalam tanah. Dari analisis jaringan tumbuhan,
dijumpai lebih dari 50 unsur yang diserap. Hal ini berarti sekitar 70 % unsur-unsur ini
bukan hara tanaman. Secara umum Jones et al. (1991) berdasarkan bobot kering
(mg/kg) telah mengurutkan kebutuhan unsur hara tumbuhan sebagai berikut (dari
minimal ke maksimal) 21 :
Mo < Cu < Zn = Mn < B < Fe = Cl <<<

S < P = Mg < Ca < K < N

(0,1)--(6)-----(20)----(20)----(100) mg/kg---(0,1)--(0,2) -- (0,5)--(1,0)--(1,5) %


Dengan demikian, unsur N paling banyak dibutuhkan oleh tumbuhan.
Atas dasar kenyataan tersebut, industri pupuk seperti PT PUSRI Palembang
dianjurkan memproduksi pupuk urea dengan kadar nitrogen yang tinggi. Adapun
kadar nitrogen dalam pupuk urea yang diizinkan oleh Standar Nasional Indonesia
(SNI) minimal sebesar 46 %. Berdasarkan hasil observasi lapangan, PT PUSRI

21

Kemas Ali Hanafiah, Dasar-Dasar Ilmu Tanah, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2005), h.254.

31
Palembang telah menerapkan syarat mutu standar pupuk urea sesuai SNI-02-28011998 yang dapat dilihat pada tabel 6.
Dari tabel tersebut, dapat dipahami bahwa komposisi masing-masing unsur
memiliki standar tersendiri.
a.

Komposisi Nitrogen
Pupuk urea yang diproduksi PT PUSRI Palembang memiliki komposisi
nitrogen sebesar 46 % (minimum). Artinya komposisi nitrogen yang harus ada
pada pupuk urea minimal mengandung 46 kg dalam 100 kg pupuk urea. Apabila
kurang dari standar tersebut maka pupuk urea tidak memiliki manfaat bagi
tanaman. Sebab unsur nitrogen yang dibutuhkan tanaman tidak tercukupi.

b.

Komposisi biuret
Pupuk urea yang diproduksi PT PUSRI Palembang memiliki komposisi
biuret sebesar 1 % (maksimum). Artinya komposisi biuret yang terdapat pada
pupuk urea maksimal mengandung 1 kg dalam 100 kg pupuk urea. Apabila lebih
dari standar tersebut maka pupuk urea akan memberikan dampak negatif bagi
tanaman. Sebab biuret merupakan racun dan dapat mengganggu proses
pertumbuhan tanaman.
Unsur hara nitrogen dikandung dalam pupuk urea sangat besar kegunaannya bagi

tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya :


a.

Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau
daun (klorofil) yang mempunyai peranan sangat penting dalam proses fotosintesa.

b.

Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lainnya).

c.

Menambah kandungan protein tanaman.

d.

Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, holtikultura,
tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan.
Unsur nitrogen (N) di dalam tanah berasal dari hasil dekomposisi bahan organik

sisa-sisa tanaman maupun binatang, senyawa nitrogen hasil fiksasi nitrogen oleh
bakteri Rhizobium, pemupukan (terutama urea), dan air hujan. Tanaman menyerap N
terutama melalui akar. Nitrogen berfungsi untuk bahan sntesis asam amino, protein,
asam nukleat, klorofil, merangsang pertumbuhan vegatatif, membuat bagian tanaman
menjadi lebih hijau karena mengandung butir hijau yang penting dalam proses
fotosntesis dan mempercepat pertumbuhan tanaman.

32
Reaksi penyediaan nitrogen (N) dari pupuk urea pada reaksi 1, yang dipercepat
oleh enzim urease membentuk ion amonium dan gas karbon dioksida. Bentuk ion
amonium ini stabil dalam kondisi anaerob, sedangkan pada kondisi aerob dioksidasi
menjadi ion nitrat (NO3-) melalui reaksi nitrifikasi oleh bakteri Nitrosomonas dan
Nitrobacter (reaksi 2 dan 3) sebagaimana tertera pada gambar.11.
+
1. CO(NH2)2+ (aq) + H2O () urease
NH4 + CO2 (g)

Nitrosomonas
+
2. NH4+ (aq) + 1,5 O2 (g)
NO2 (aq) + 2H (aq) + H2O () + 66 kkal
Nitrobacter
3. NaNO2 (aq) + 0,5 O2 (g)
NaNO3 (aq) + 18 kkal
Sumber : Hanafiah, 2005

Gambar 11. Reaksi penyediaan N-urea dan nitrifikasi

Kekurangan unsur nitrogen pada tanaman menyebabkan warna daun menjadi


hijau muda dan akhirnya kuning (menyebabkan klorosis), pertumbuhan lambat dan
tanaman menjadi kerdil dan buah masak sebelum waktunya. Sebaliknya, kelebihan
nitrogen dapat menghambat pembungaan dan pembuahan. Dengan pemupukan yang
tepat dan benar (berimbang) secara teratur, tanaman akan tumbuh segar, sehat dan
memberikan hasil yang berlipat ganda dan tidak merusak struktur tanah.
2.

Edapologi
Edapologi adalah ilmu yang mengkaji tanah berdasarkan peranannya sebagai
media tumbuh tanaman. Kajian edapologi ini antara lain kesuburan tanah, konservasi
tanah dan air, agrohidrologi, pupuk dan pemupukan, ekologi tanah, dan bioteknologi
tanah. Di antara berbagai macam kajian edapologi tersebut, akan dibahas mengenai
pupuk dan pemupukan.
Hubungan antara pupuk, tanah, dan tanaman sangat berkaitan satu sama lain.
Tanah merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman. Di samping itu tanah
berfungsi sebagai penyedia kebutuhan primer tanaman untuk melaksanakan aktivitas
metabolismenya, baik selama pertumbuhan maupun untuk berproduksi, meliputi air,
udara, dan unsur-unsur hara. Namun demikian, tidak semua tanah di sejumlah daerah
mampu menyediakan kebutuhan primer berupa unsur hara esensial secara optimal
untuk tanaman. Oleh karena itu, tanah yang miskin unsur hara perlu sekali
ditambahkan suatu zat untuk memperbaiki sifat fisis, kimia, dan biologis yakni berupa
pupuk. Sifat fisis menyangkut kegemburan, porositas, dan daya serap. Sifat kimia

33
menyangkut pH serta ketersedian unsur-unsur hara. Sedangkan sifat biologis
menyangkut kehidupan mikroorganisme dalam tanah.
Dalam industri pupuk seperti PT PUSRI Palembang perlu memperhatikan sifat sifat fisis, kimia, serta biologis tanah seperti yang telah disebutkan di atas.
a. Sifat fisis tanah
Berkaitan

dengan

sifat

fisik

tanah,

industri

pupuk

urea

perlu

mempertimbangan bentuk serta ukuran butiran urea yang diproduksinya. Hal ini
bertujuan agar pada saat digunakan pupuk urea bekerja secara optimal, efektif, dan
efisien dalam tanah. Adapun pupuk urea buatan PT PUSRI Palembang berbentuk
butir-butir kristal (prill) berwarna putih dengan ukuran 6 8 US Mesh.
b. Sifat kimia tanah
Berkaitan dengan sifat

kimia

tanah,

industri pupuk urea perlu

mengestimasikan seberapa besar kandungan nitrogen dalam produknya (pupuk


urea) secara tepat dan berimbang sehingga mampu memperbaiki tanah yang rusak
serta kekurangan unsur hara. Adapun pupuk urea buatan PT PUSRI Palembang
memiliki kadar nitrogen sebesar 46 % (minimum).
c. Sifat biologis tanah
Berkaitan dengan sifat biologis tanah, industri pupuk urea perlu mengontrol
seberapa besar kadar produk sampingnya yang berupa biuret (racun) hingga batas
maksimum. Apabila kadar biuret dalam pupuk urea ini tidak terkontrol hingga
melebihi batas maksimum maka akan berdampak negatif baik pada tanaman
maupun mikroorganisme (dekomposer) dalam tanah. Adapun pupuk urea buatan
PT PUSRI Palembang mengandung biuret yang kadarnya sebesar 1 %
(maksimum).
3.

Ilmu lingkungan
Ilmu lingkungan atau Environmental Science (ES) merupakan suatu ilmu yang
mempelajari interaksi antara komponen komponen fisik, kimia dan biologi yang ada
di lingkungan. Ilmu lingkungan juga merupakan suatu disiplin ilmu yang saling
melengkapi dengan ilmu alam, ilmu teknik dan ilmu sosial. Berkaitan dengan industri
kimia seperti industri pupuk, ilmu lingkungan berperan serta dalam mekanisme
pengendalian dan pengelolaan limbah pabrik untuk menekan angka penurunan
kualitas lingkungan terutama di sekitar wilayah pabrik. Dengan menerapkan ilmu
lingkungan di setiap unit produksi, industri pupuk secara langsung maupun tidak

34
langsung turut membantu mempertahankan keseimbangan ekosistem dan lingkungan
sekitarnya dari bahaya polusi.
PT PUSRI Palembang merupakan salah satu industri pupuk urea terbesar di
Indonesia yang senantiasa menerapkan ilmu lingkungan di setiap unit produksinya,
baik di pabrik utilitas, amoniak, maupun urea. Hal ini dapat dibuktikan dengan
dioperasikannya IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dan MPAL (Minimasi
Pemisah Air Limbah) untuk mengolah air limbah produksi. Sebelumnya PT PUSRI
telah memiliki sistem IPAL yang menggunakan bantuan mikrobiologi. Akan tetapi,
seiring dengan perkembangan teknologi maka dipandang perlu untuk di sempurnakan
lagi.
Sistem pengolahan IPAL dan MPAL sekarang ini memanfaatkan media tanaman
eceng gondok (Eichhornia crassipes). Meskipun eceng gondok dianggap sebagai
gulma di perairan, tetapi sebenarnya ia berperan dalam menangkap polutan logam
berat. Berdasarkan informasi yang bersumber dari Harian Kompas pada tanggal 15
Januari 2007, terdapat beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti
Indonesia seputar kemampuan eceng gondok dalam menangani polutan logam berat.
Pertama, Widyanto dan Susilo (1977) yang melaporkan dalam waktu 24 jam eceng
gondok mampu menyerap logam kadmium (Cd), merkuri (Hg), dan nikel (Ni),
masing- masing sebesar 1,35 mg/g, 1,77 mg/g, dan 1,16 mg/g bila logam itu tak
bercampur. Eceng gondok juga menyerap Cd 1,23 mg/g, Hg 1,88 mg/g dan Ni 0,35
mg/g berat kering apabila logam-logam itu berada dalam keadaan tercampur dengan
logam lain. Lubis dan Sofyan (1986) menyimpulkan logam chrom (Cr) dapat diserap
oleh eceng gondok secara maksimal pada pH 7. Dalam penelitiannya, logam Cr
semula berkadar 15 ppm turun hingga 51,85 persen. Selain dapat menyerap logam
berat, eceng gondok dilaporkan juga mampu menyerap residu pestisida. Dengan
demikian, dipilihnya tanaman enceng gondok sebagai media untuk membantu
mengatasi air limbah dikarenakan tanaman itu memiliki kekuatan terhadap
lingkungan yang keras (banyak mengandung polutan logam berat dan polutan cair),
asam, maupun basa.
Sistem pengolahan air limbah yang dikelola PT PUSRI Palembang itu, dapat
membantu meredam dan menurunkan beban limbah cair, seperti kandungan amonia
(NH3), Total Keydal Number (TKN), Chemical Oxygen Demand (COD), Total
Suspend Solid (TSS) serta minyak. Tidak lama ini PT PUSRI Palembang telah
mencanangkan proyek untuk menyempurnakan IPAL dan MPAL yang sudah ada.

35
Adapun beberapa unit proses yang akan disempurnakan dalam proyek IPAL dan
MPAL ini antara lain :
a.

Kolam Emergency

b.

Kolam Ekualisasi

c.

Kolam / Tangki Net ralisasi

d.

Scrubber

e.

Kolam Wetland

f.

Kolam Mikrobiologis

g.

Bak Penampung di masing-masing pabrik atau MPAL

h.

Serta unit-unit pendukungnya.


Upaya dalam rangka penyempurnaan IPAL dan MPAL di PT PUSRI Palembang

tersebut banyak mendapat dukungan dari semua pihak, baik pejabat daerah setempat
maupun warga sekitar pabrik. Pasalnya, dengan upaya tersebut mereka berharap
masalah pencemaran lingkungan khususnya di Sungai Musi yang menjadi tempat
pengeluaran limbah dapat terhindari. Mengingat bahwa Sungai Musi merupakan pusat
mata pencaharian penduduk Kota Palembang yang kaya akan biota sungai. Apabila
pencemaran terus terjadi di Sungai Musi tentu yang merasakan dampak negatifnya
adalah warga Kota Palembang. Selain itu akan menimbulkan penyakit dan merusak
ekosistem sungai itu sendiri.

C. ANALISIS PENERAPAN ILMU FISIKA


Aplikasi ilmu fisika dalam industri pupuk urea seperti PT PUSRI Palembang terletak
pada manajemen operasi di setiap seksi atau unit produksi yang bersangkutan. Dengan
berbekal pengetahuan tentang termodinamika, industri pupuk mampu mengoperasikan
unit-unit produksinya secara optimal sehingga diperoleh produk yang berkualitas. Di
samping itu, industri pupuk urea juga menerapkan ilmu fisika tentang sifat dan perubahan
zat dalam proses produksinya. Berikut akan diuraikan masing-masing aplikasi ilmu fisika
dalam proses produksi pupuk urea di PT PUSRI Palembang.
1.

Termodinamika
Termodinamika berasal dari bahasa Yunani dimana thermos yang artinya panas
dan dynamic yang artinya perubahan. Termodinamika merupakan ilmu yang
menggambarkan usaha untuk mengubah kalor (perpindahan energi yang disebabkan
perbedaan temperatur) menjadi energi serta sifat-sifat pendukungnya. Termodinamika

36
berhubungan erat dengan fisika energi, panas, kerja, entropi dan kespontanan proses.
Termodinamika juga berhubungan dengan mekanika statik. Cabang ilmu fisika ini
mempelajari pertukaran energi dalam bentuk kalor dan kerja, sistem dan lingkungan.
Aplikasi dan penerapan termodinamika dapat terjadi pada tubuh manusia, perkakas
elektronik, refrigerator, mobil, pembangkit listrik, dan industri kimia, misalnya
industri pupuk.
Dalam termodinamika, sistem dideskripsikan dengan sejumlah besaran fisis yang
menggambarkan keadaan sistem (disebut sebagai besaran keadaan). Keadaan sistem
yang ditinjau dalam termodinamika adalah keadaan makroskopik yang dapat berupa
keadaan rerata dari partikel-partikel dalam sistem atau berupa keadaan kesuluruhan
(total) partikel-partikel dalam sistem. Adapun contoh besaran fisis dalam
termodinamika meliputi temperatur T, tekanan P, jumlah partikel N, volume V , energi
dalam U, dan lainnya. Industri pupuk urea seperti PT PUSRI Palembang tentu
membutuhkan cabang ilmu fisika yang satu ini sebagai dasar pengetahuan tentang
mekanisme manajemen operasi di setiap unit produksinya.
Dalam industri pupuk urea terdapat beberapa unit produksi seperti yang telah
disebutkan pada bab.2 yaitu :
a.

Unit sintesis

b.

Unit purifikasi

c.

Unit kristalisasi

d.

Unit pembutiran

e.

Unit rekoveri

f.

Unit proses pengolahan kondensat


Dari masing-masing unit tersebut, terdiri dari berbagai macam peralatan dan

mesin yang menerapkan hukum-hukum termodinamika. Terkait mekanisme


manajemen operasi peralatan dan mesin di setiap unit produksi pabrik urea tentu tidak
terlepas dari besaran fisis dalam termodinamika yaitu tekanan dan temperatur.
Besaran fisis dalam termodinamika tersebut sangat mempengaruhi proses produksi
pupuk urea. Oleh karena itu, temperatur dan tekanan harus diatur (di-manage) kondisi
operasinya sedemikian rupa sehingga peralatan dan mesin yang ada dapat beroperasi
secara optimal. Pada akhirnya diperoleh produk yang dalam hal ini pupuk urea yang
berkualitas, bermutu, dan memenuhi standar. Berikut ini akan diuraikan mengenai
besaran fisis dalam termodinamika yang mempengaruhi proses produksi pupuk urea
di PT PUSRI Palembang.

37
a.

Temperatur
Reaksi pembentukan urea berlangsung pada unit sintesa. Pada unit ini bahan
baku seperti gas CO2 dan NH3 cair direaksikan di dalam reaktor sintesa. Oleh
karena unit sintesa merupakan unit terpenting dalam pabrik urea maka kondisi
operasi pada reaktor seperti temperatur perlu diatur sedemikian rupa sehingga
mekanisme kerjanya dapat berjalan optimal. Kondisi temperatur yang paling
optimal dalam reaktor adalah sekitar 200oC yaitu temperatur di mana konversi
amonium karbamat menjadi urea mendekati kesetimbangan dengan waktu tinggal
0,3 - 1 jam.
Bila temperatur reaktor turun, maka konversi ammonium karbamat menjadi
urea akan berkurang sehingga memberi beban lebih berat pada seksi-seksi
berikutnya. Jika temperatur turun sampai 150oC akan menyebabkan timbulnya
ammonium karbamat menempel pada reaktor. Sebaliknya, bila temperatur
melebihi 200oC maka laju korosi dari Titanium Lining akan meningkat dan
tekanan kesetimbangan di dalam reaktor dari campuran reaksi akan melampaui
tekanan yang dibutuhkan. Di samping itu, hasil dari reaksi samping yang besar
akan menyebabkan turunnya konversi pembentukan urea. Jadi laju reaksi yang
baik pada suhu 180-200 oC dalam waktu 20 - 60 menit atau pada suhu rendah
dengan ammonia berlebih.

b.

Tekanan
Untuk menghasilkan urea yang optimal, maka diperlukan tekanan tinggi pada
reaktor sintesa yaitu sebesar 200 250 kg.cm-2 G (G = percepatan gravitasi).
Dasar pemilihan tekanan operasi ini berdasarkan pertimbangan bahwa konversi
ammonium karbamat menjadi urea hanya berlangsung pada fase cair sehingga
tekanan harus dipertahankan pada tekanan operasi yang tinggi. Pada suhu tetap
konversi naik dengan naiknya tekanan hingga titik kritis, dimana pada titik ini
reaktan berada pada fase cair. Untuk perbandingan NH3 dan CO2 yang
stokiometris suhu 150oC dan tekanan 100 atm memberikan keadaan yang hampir
optimum tetapi pada suhu ini reaksi berjalan lambat. Pada suhu 180 220oC,
tekanan yang digunakan berkisar antara 140 250 atm.

38
2.

Sifat zat dan perubahannya


Setiap zat tentu memiliki sifat. Sifat suatu zat dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu sifat fisika dan sifat kimia. Sifat fisika adalah sifat fisik yang bisa diamati
secara langsung. Sedangkan sifat kimia adalah kemampuan zat dalam bereaksi dengan
zat lain sehingga membentuk zat baru. Di alam zat-zat yang ada tidak serta dalam
keadaan statis melainkan mengalami perubahan baik wujud maupun sifatnya.
Perubahan zat dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perubahan fisika dan perubahan
kimia. Perubahan fisika adalah perubahan zat yang tidak menghasilkan zat baru dan
bersifat sementara. Adapun perubahan kimia adalah perubahan suatu zat yang terjadi
karena reaksi kimia sehingga menghasilkan suatu zat baru.
Dalam kaitannya dengan ilmu fisika, industri pupuk urea seperti PT PUSRI
Palembang harus mempunyai dasar pengetahuan tentang sifat fisika urea, CO 2, dan
NH3 secara umum serta perubahan fisika yang menyertainya. Dengan mengetahui
sifat fisika dari zat-zat tersebut, industri pupuk urea mampu menganalisa seberapa
besar temperatur dan tekanan yang optimal untuk mengelola CO 2, dan NH3 agar
menjadi pupuk urea (CO(NH2)2) yang berkualitas prima. Perlu diingat bahwa setiap
zat memiliki sifat fisika yang khas. Oleh karenanya dibutuhkan analisa untuk
mengolahnya agar zat tersebut dapat mengalami perubahan wujud menjadi wujud
yang lainnya.
Berdasarkan proses produksi pupuk urea di PT PUSRI Palembang, pada tahap
sintesa diperoleh hasil berupa urea yang berfase cair. Kemudian urea cair ini dialirkan
menuju unit-unit produksi lainnya. Di unit kristaliser, urea yang berfase cair tersebut
mengalami dua tahap perubahan fisika yaitu :
a.

Perubahan zat cair encer zat cair pekat


Tahap ini berlangsung di vaccum concentrator dengan vaccum generator. Di
dalam alat ini urea cair diubah menjadi larutan urea pekat

b.

Perubahan zat cair pekat zat padat


Tahap ini berlangsung di crytallizer dengan agitator. Di dalam alat ini larutan
urea pekat diubah menjadi padatan atau kristal urea.
Pada tahap akhir produksi, kristal urea diteruskan ke unit pembutiran (prilling).

Pada unit ini kristal urea dilelehkan dan didistribusikan menuju distributor. Dari
distributor lelehan urea dijatuhkan ke bawah dari prilling tower sambil didinginkan
oleh udara dari bawah. Akhirnya diperoleh produk urea dalam bentuk butiran (prill).

39
D. ANALISIS PENERAPAN ILMU MATEMATIKA
Aplikasi ilmu matematika dalam industri pupuk urea seperti PT PUSRI Palembang
terletak pada penentuan kadar nitrogen dalam pupuk urea. Penentuan kadar suatu unsur
dalam suatu senyawa secara matematis dapat menggunakan konsep stokiometri. Untuk
menentukan kadar nitrogen, N, dalam pupuk urea yang memiliki rumus senyawa
CO(NH2)2 dapat menggunakan rumus di bawah ini.

kadar unsur X

m x Ar unsur X
x 100 %
M r senyawa

Keterangan : m = banyaknya unsur X


Aplikasi ilmu matematika dalam penentuan kadar nitrogen dalam pupuk urea.
Diketahui : Rumus senyawa urea = CO(NH2)2
Ar C = 12, Ar N = 14, Ar O = 16, dan Ar H = 1
Ditanyakan : kadar N dalam CO(NH2)2
Jawab

Mr CO(NH2)2

= Ar C (1) + Ar N (2) + Ar H (4) + Ar O (1)


= 12(1) + (14)(2) + 1(4) + 16(1)
= 12 + 28 + 4 + 16
= 60

kadar unsur N

2 x Ar unsur N
x 100 %
M r CO(NH 2 ) 2

kadar unsur N

2 x 14
x 100 %
60

kadar unsur N

28
x 100 %
60

Kadar unsur N = 46,67 %


Jadi, kadar N dalam CO(NH2)2 sebesar 46, 67 %.
Hasil perhitungan kadar nitrogen dalam urea di atas hampir sama dengan total
nitrogen dalam pupuk urea buatan PT PUSRI Palembang yaitu kisaran angka 46 %.
Dengan demikian, PT PUSRI Palembang telah menerapkan ilmu matematika yang
terintegrasi dengan ilmu kimia yaitu tentang stokiometri dalam hal menetapkan kadar
nitrogen dalam pupuk urea yang diproduksinya.

40
Angka 46 % tersebut mengandung pengertian bahwa setiap 100 kg pupuk urea
mengandung unsur nitrogen sebanyak 46 kg. Adapun pupuk urea yang diproduksi PT
PUSRI Palembang memiliki berat bersih 50 kg. Jadi, kadar nitrogen dalam 50 kg pupuk
urea tersebut adalah 23 %. Angka tersebut diperoleh dari rumus di bawah ini.

berat CO(NH 2 ) 2 (I)


kadar N (I)

kadar N (II) berat CO(NH 2 ) 2 (II)


Uraian jawaban :

46%
100 kg

kadar N (II) 50 kg
kadar N (II)

46 % x 50 kg
100 kg

kadar N (II)

46 %
2

Kadar N (II) = 23 %

41
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil observasi terkait proses produksi pupuk urea di PT Pupuk Sriwidjaja
(PUSRI) Palembang dapat disimpulkan sebagai berikut.
Proses produksi pupuk urea di PT Pupuk Sriwidjaja (PUSRI) Palembang dibagi
menjadi 6 unit. Pertama, unit sintesa merupakan unit yang beroperasi dalam proses
pembentukan urea dari bahan baku berupa liquid ammonia (NH3) dan gas karbondioksida
(CO2). Kedua, unit purifikasi merupakan unit yang beroperasi dalam proses penguraian
amonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan amonia di unit sintesa. Ketiga,
unit kristaliser merupakan unit yang beroperasi dalam proses pengkristalan larutan urea
dari unit purifikasi secara vakum. Keempat, unit pembutiran (prilling unit) merupakan unit
yang beroperasi dalam proses pembutiran lelehan kristal urea yang berasal dari distributor
kemudian dijatuhkan ke bawah sambil didinginkan oleh udara sehingga dihasilkan produk
urea butiran (prill). Kelima, unit rekoveri (recovery unit) merupakan unit yang beroperasi
dalam proses pengembalian gas amoniak dan gas CO2 yang telah dipisahkan di unit
purifikasi untuk kemudian di-recycle kembali ke unit sintesa. Keenam, unit pemisahan
kondensat merupakan unit yang beroperasi dalam proses pendinginan dan pengembunan
(kondensasi) uap air yang menguap dan terpisahkan di bagian kristaliser serta pengolahan
dan pemisahan sejumlah kecil urea, NH3, dan CO2 yang ikut kondensat di stripper dan
hydrolizer.
Dalam rangka menunjang produksi pupuk urea, PT Pupuk Sriwidjaja (PUSRI)
Palembang menerapkan ilmu-ilmu sains. Adapun ilmu sains yang diterapkan meliputi ilmu
kimia, biologi, fisika, dan matematika. Aplikasi ilmu kimia dan fisika terlibat secara
langsung dalam proses produksi pupuk urea. Sedangkan aplikasi ilmu biologi dan
matematika tidak terlibat secara langsung dalam proses produksi pupuk urea.
1.

Ilmu kimia
Ilmu kimia yang diterapkan secara langsung pada proses produksi urea di PT Pupuk
Sriwidjaja (PUSRI) Palembang meliputi reaksi-reaksi kimia, yaitu reaksi
pembentukan (sintesa), reaksi penguraian (dekomposisi), reaksi dehidrasi, reaksi
hidrolisis, reaksi pengkristalan, absorbsi kimia, dan reaksi kesetimbangan.

42
2.

Ilmu biologi
Ilmu biologi diterapkan dan dijadikan sebagai dasar pengetahuan sekaligus
pertimbangan dalam proses produksi pupuk urea di PT Pupuk Sriwidjaja (PUSRI)
Palembang. Dasar pengetahuan tersebut dapat diperoleh dari cabang-cabang ilmu
biologi seperti botani, edapologi, dan ilmu lingkungan.

3.

Ilmu fisika
Ilmu fisika yang diterapkan secara langsung pada proses produksi pupuk urea di PT
Pupuk Sriwidjaja (PUSRI) Palembang yaitu termodinamika (terkait manajemen
operasi tekanan dan temperatur di setiap unit produksi yang bersangkutan). Adapun
yang secara tidak langsung yaitu mengenai sifat zat (bahan baku dan produk) dan
perubahan yang menyertainya.

4.

Ilmu matematika
Ilmu matematika yang diterapkan (secara tidak langsung) pada proses produksi pupuk
urea di PT Pupuk Sriwidjaja (PUSRI) Palembang yaitu mengenai perhitungan kadar
nitrogen yang terkandung di dalam pupuk secara stokiometri.

B. SARAN
1.

PT Pupuk Sriwidjaja (PUSRI) Palembang terus meningkatkan kualitas produk pupuk


urea yang diproduksi agar tetap diminati konsumen.

2.

PT Pupuk Sriwidjaja (PUSRI) Palembang tetap terus berinovasi untuk memproduksi


pupuk yang ramah lingkungan.

3.

PT

Pupuk Sriwidjaja

(PUSRI)

Palembang

segera

merealisasikan proyek

penyempurnaan IPAL dan MPAL agar limbah produksinya tidak mencemari


lingkungan sekitar pabrik.

43
DAFTAR PUSTAKA

Austin, George T. 1984. Industri Proses Kimia Jilid I Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.
Foth, Henry D. 1995. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Hanafiah, Kemas Ali. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.
Perry, Robert H. 1997. Perrys Chemical Engineers Handbook Seventh Edition. New York :
McGraw-Hill.
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang. 2014. Laporan Tahunan 2014 Daya Saing Sejati Untuk
Pertumbuhan Yang Berkelanjutan. Palembang : PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri). 2014. Perusahaan. http://www.pusri.co.id diakses
pada tanggal 16 Mei 2016 pukul 13.45.
PT Pupuk Sriwidjaja Palembang (Pusri). 2014. Produk. http://www.pusri.co.id diakses pada
tanggal pada tanggal 22 Mei 2016 pukul 18.56.

44
LAMPIRAN

Gambar 12. Pengenalan profil perusahaan

Gambar 14. Unit Produksi Urea

Gambar 13. Tiga unit produksi PT Pusri


Palembang

Gambar 15. Peralatan yang digunakan


dalam proses produksi urea

45

Gambar 16. Proses pencampuran NH3


cair dan gas CO2

Gambar 17. Manajemen pengoperasian


unit produksi urea

Gambar 18. Pengaturan temperatur dan


tekanan suatu mesin pada
unit produksi urea

Gambar 19. Proses pembutiran urea

46

Gambar 20. Pupuk urea yang siap


didistribusikan

Gambar 21. Daerah distribusi PUSRI

Gambar 22. Dua jenis pupuk urea buatan


PT PUSRI Palembang

Gambar 23. Instalasi pengolahan air


limbah

Anda mungkin juga menyukai