Pengertian E- Business
E-Business memiliki banyak definisi tentang e-business yang terdapat dalam literatur
dan internet. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
-
E-business adalah praktek pelaksanaan dan pengelolaan proses bisnis utama seperti
perancangan produk, pengelolaan pasokan bahan baku, manufaktur, penjualan,
pemenuhan pesanan, dan penyediaan servis melalui penggunaan teknologi
komunikasi, komputer, dan data yang telah terkomputerisasi. (Steven Alter.
Commerce. McGraw-Hill)
E-business adalah mengenai penggunaan teknologi internet untuk melakukan
transformasi proses bisnis yang dilakukan. Bentuk e-business yang paling mudah
terlihat adalah pembelian barang secara online baik retail maupun grosir. (Samantha
teknologi internet.
E-business adalah mengelola bisnis di internet yang terkait dengan pembelian,
penjualan, pelayanan terhadap konsumen, dan kolaborasi antar rekan bisnis. Istilah ebusiness pertama kali digunakan salah satunya oleh IBM pada tahun 1997.
(SearchCIO.com)
Berdasarkan beberapa definisi e-bisnis yang dikemukakan di atas, kita dapat
menggabungkannya ke dalam suatu definisi e-business yang utuh dengan melihat
kesamaan dari setiap definisi tersebut dan menggabungkannya. Kesamaan tersebut
dapat kita lihat dari beberapa sudut pandang, yaitu pelaku e-business, alat atau media
atau sumber daya yang digunakan, objek atau kegiatan yang menjadi sasaran,
tujuannya, dan keuntungan yang diberikan. Hasilnya sebagai berikut:
Pelaku E-Business : Organisasi, konsumen, perusahaan, supllier, pekerja,
rekan bisnis
Alat/Media/Sumber
daya
yang
digunakan:
Teknologi
informasi
dan
Jenis E-Business
Berikut adalah jenis-jenis dari E-business :
1. Business-to-Business (B2B). Semua partisipan di dalam B2B e-commerce adalah
pebisnis atau organisasi lain. Sebagai contoh beberapa aplikasi Mark&Spencers
terdiri B2B dengan supplier. Saat ini, 85% dari volume EC adalah B2B (Cunningham
2001).
2. Business-to-consumer (B2C). Meliputi transaksi eceran (Retail transaction) dari suatu
produk dan jasa dari pebisnis ke pembeli individu. Tipe pembeli seperti di
Mark&Spencer online atau pada Amazon.com adalah customer atau consumer. EC
tipe ini disebut juga e-tailing.
3. Business-to-business-to-Consumer (B2B2C). Tipe bisnis ini menyediakan produk dan
jasa untuk klien bisnis. Klien bisnis memelihara pelanggannya, yang dapat sebagai
karyawannya, untuk mana produk dan jasanya disediakan tanpa menambahkan nilai
tambah lainnya. Satu contoh adalah satu perusahaan yang membayar AOL (American
Online) untuk menyediakan karyawannya akses internet.
4. Consumer-to-business (C2B). meliputi individu yang menggunakan internet untuk
menjual produk dan jasa kepada organisasi, seperti layaknya seorang individu mencari
penjual untuk untuk menawarkan produk atau jasanya seperti yang mereka inginkan.
Priceline.com dikenal sebagai C2B organizer untuk beberapa transaksi.
5. Consumer-to-consumer (C2C). Dalam kategori ini, konsumen yang satu akan menjual
langsung kepada konsumen yang lain. Sebagai contoh seorang individu menjual
mobil, rumah (property), dan seterusnya dalam klasifikasi online. Penawaran jasa
individu melalui internet dan menjual pengetahuan dan keahlian secara online adalah
contoh dari C2C. Sebagai tambahan, banyak situs pelelangan mengijinkan kepada
perorangan/individu untuk menempatkan item-item mereka untuk di lelang.
Keuntungan E-Business
Menurut Charles R. Rieger dan Marry P. Donato setidaknya ada 5 keuntungan yang
ditawarkan oleh e-business yakni :
1. Efficiency
Sebuah riset memperlihaatkan bahwa kurang lebih 40% dari total biaya operasional
perusahaan diperuntukkan bagi aktivitas penyeberan informasi ke divisidivisi terkait.
Dengan dimanfaatkannya teknologi informasi maka terlihat bagaimana perusahaan
dapat mengurahi total biaya operasional. Contohnya adalah bagaimana fasilitas email
dapat mengurangi biaya komunikasi pengiriman dokumen.
2. Effectiveness
Dengan dimanfaatkannya teknologi informasi, pelanggan dapat berhubungan dengan
perusahaan kapan saja, dalam 7 hari seminggu dan 24 jam non stop .
3. Reach Perusahaan mampu memperluas jangkaun dan ruang gerak perusahaan untuk
ekspansi dengan mudah(menembus batas ruang dan waktu) dan tanpa memerlukan
biaya yang relatif mahal.
4. Structure Konsep brick-and-morter menjelma menjadi click-and-morter telah
mengubah prilaku perusahaan dalam pendekatan bisnis. 5). Opportunity Terbukannya
peluang yang lebar bagi pelaku bisnis untuk berinovasi menciptakan produk-produk
atau jasa-jasa baru akibat ditemukannya teknologi baru dari masa kemasa.
Faktor Pendorong E-Business
Perkembangan implemantasi konsep e-business disebuah industri atau negara sangat
dipengaruhi oleh eksternal driving force yaitu : Customer Expectations, Competitive
Imperatives, Deregulation, dan Technology.
1. Customer Expectations, Yang diharapkan konsumen pada saat ini tidak cukup
dipuaskan dengan baikknya kualitas sebuah produk, tetapi pelanggan juga
mengharapkan adanya pelayanan pra dan pasca jual yang baik. Spektrum
pelayanan yang dimaksud antar lain : pemesanan dapat dilaksanakan anytime,
anywhere, dan pembayaran pembelian produk dengan metode yang beragam
misalnya kartu kredit, kartu debit maupun layanan transfer, dan adanya fasilitas
asuransi produk serta pengiriman produk yang cepat dan harga kompetitif, dan
lain-lain.
2. Competitive Imperatives, Globalisasi telah membentuk sebuah arena persaingan
dunia usaha yang sangat ketat. Pelanggan akan dengan mudah membandingkan
kualitas produk dan pelayanan antar perusahaan, hal ini memaksa perusahaaan
mengembangkan strategi bisnis yang tepat.
Access Channels E-Business yang beroperasi menggunakan media internet dan web
tentunya sangat menguntungkan perusahaan yang menerapkan e-business. Oleh
karena, akan terbuka akses yang lebih luas untuk tujuan-tujuan perusahaan.
Berkembangnya teknologi informasi semacam internet dan website menawarkan
perusahaan yang berminat mengimplementasikan kanal akses tersebut.
Regulation E-business berkaitan erat dengan aktifitas pencarian laba finansial maka
pemerintah akan mengikuti negara-negara maju dalam menerapkan regulasi ebusiness yang kondusif. Walaupun undang-undang yang mengatur tentang
perdagangan melalui elektronik business ini masih ada hal yang masih merugikan
pihak konsumen akan tetapi tren penggunaan e-business yang semakin tinggi tetap
akan dipilih oleh perusahaan untuk menerapkannya, karena ada dorongan yang
sangat kuat akan pentingnya akses ke pelanggan yang cepat, akurat, mudah, dan
murah.
Organization Faktor budaya, pendidikan, sosial dan perilaku dalam organisasi
memegang peranan penting dalam menentukan sukses tidaknya sosialisasi
penggunaan teknologi informasi. Di Indonesia masyarakatnya mayoritas adalah
orang-orang yang mudah menerima budaya dari tempat lain, rasa social yang tinggi
terhadap teman, sahabat, dan keluarga, dan tngkat pendidikan masyarakat Indonesia
yang sebagian besar sudah berpendidikan tinggi sehingga akan sangat mudah untuk
penerapan e-business dan ecommerce di Indonesia.
Change Strategy Perusahaan di negara berkembang lebih memilih metode evolusi
dibanding revolusi dalam mengimplementasikan e-business. Indonesia sebagai
Negara berkembang menjadi tempat yang cukup baik untuk penerapan e-business
dan memiliki peluang yang menjanjikan.
Business Process Perusahaan yang sukses akan diraih oleh perusahaan yang mampu
mengawinkan konsep tradisional physical value chain dengan virtual value chain.
Mobilitas orang di kota besar akan mendorong kita untuk melakukan segala aktivitas
dengan cepat. E-business akan membantu akses dan transaksi kita dengan perusahaan
dengan cepat karena bisa diakses dimana saja dan waktu kapan saja.
System Approach E-business baru dapat berkembang jika komponen lain dalam
lingkungan sistem e-business turut tumbuh dan berkembang secara serentak. Namun
di era teknologi seperti sekarang ini antara sistem e-business dan lingkungan
sistemnya kedepan sudah pasti akan diperbaiki dan menjadi lebih baik seperti
infrastruktur maupun regulasi pemerintah guna menunjang kelancaran dalam
penerapan e-business di Indonesia.
customer. Sistem yang digunakan sebagai POS (Point Of Sales) disebut dengan
Global Distribution System (GDS). GDS memiliki interface yang berupa GUI
(Graphical User Interface) yang langsung berhadapan dengan pelanggan. Saat
pelanggan berinteraksi dengan sistem malalui GUI, maka sistem tersebut secara realtime akan melakukan proses-proses back-office diantaranya melakukan validasi,
otorisasi dan konfirmasi yang akhirnya akan memberikan pelanggan suatu bukti
penjualan tiket sehingga bukti penjualan ini yang akhirnya akan digunakan sebagai
tiket pesawat.
Kesimpulan
Dari penjelasan mengenai penerapan e-business di Indonesia diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa Perkembangan sistem e-business dalam suatu perusahaan
maupun negara maju atau berkembang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
sebagai pemicu seperti oleh karena konsumen saat ini menginginkan sesuatu yang
lebih. Di era teknologi dan kebutuhan konsumen yang sangat dinamis akan membawa
perusahaan dan para eksekutif bisnis harus merevolusi aktivitas bisnisnya.
Penggunaan media internet, situs web, dan jaringan computer lainnya secara optimal
menjadi faktor penting dalam kesuksesan penerapan e-business dan e-commerce di
suatu perusahaan.
Kemajuan e-business juga sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi
informasi itu sendiri karena dalam perkembangan e-business teknologi informasi
memiliki fungsi sebagai penggerak dari dimungkinkannya model-model bisnis baru.
Selain itu, ada banyak keuntungan dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk
menggerakkan e-business dan e-commerce bagi perusahaan seperti aktivitas
perusahaan akan sangat efektif dan efisien, mampu menjangkau konsumen secara luas
dan mampu menembus batas ruang dan waktu dengan mudah dan biaya yang sedikit
serta terbukanya peluang yang untuk berinovasi menciptakan produk atau jasa baru
akibat ditemukannya teknologi baru dari masa kemasa.
Untuk prospek pengembangan e-business yang baik di Indonesia dengan
semakin banyaknya penduduk maupun perusahaan yang sudah mahir menggunakan
media internet dan web sehingga menjadi peluang besar bagi perusahaan dalam
menerapkan system ebusiness maupun e-commerce dalam memasarkan produk dan
jasanya dan membina hubungan baik dengan mitra bisnis seperti pelanngan, pemasok,
distributor, dan stakeholdernya.