Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan yang berat
karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu
kurikulum pendidikan harus dirancang dan diimpletasikan untuk menjawab tantangan global
ini. Untuk menjawab tantangan ini, dalam dunia pendidikan kedudukan dan peran guru
adalah sangat menentukan. Sebab dalam organisasi pendidikan, proses produktif
pembelajaran yang paling ditekankan, dengan demikian guru adalah orang yang ada di garis
terdepan pada proses pendidikan di sekolah. Dia merupakan perancang, pelaksana, dan
pengevaluasi proses pembelajaran. Jadi tidak berlebihan jika dikatakan guru adalah orang
yang tahu proses nyata yang terjadi di sekolah. Oleh karena itu, guru harus selalu tanggap
terhadap perkembangan ilmu dan teknologi yang berjalan dengan sangat cepat. Untuk itu,
dapat dikatakan bahwa guru merupakan kunci dari segala usaha untuk mengembangkan
sekolah. Dengan demikian , upaya peningkatan mutu sekolah bahkan mutu pendidikan pada
umumnya tanpa meningkatkan mutu gurunya merupakan upaya yang sia-sia.
Dalam pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005
tentang Guru dan Dosen dinyatakan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik , mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Terkait dengan tugas pembelajaran, menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 38 ayat
(2) dinyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan
dan

melaksanakan

proses

pembelajaran,

menilai

hasil

pembelajaran,

melakukan

pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Dalam konteks demikian sebenarnya guru
dituntut untuk berperan sebagai sutradara, aktor sekaligus penonton kritis atas apa yang dia
kerjakan. Sebagai sutradara ia dituntut untuk membuat skenario pembelajaran (rencana
pembelajaran) yang akan dilaksanakan bersama-sama. Sebagai aktor ia bersama siswa harus
menjalankan peran sebagaimana yang dituntut dalam skenario yang telah ia buat dan sebagai
1

penonton kritis ia dituntut untuk selalu mengamati proses pembelajaran yang terjadi sebagai
bahan refleksi untuk menentukan keberhasilan atau ketidakberhasilan program pembelajaran
yang telah direncanakan dan dilaksanakan.
Sebagai calon guru SD hendaknya menguasai materi IPS sebagai program pendidikan.
Tidak hanya berupa materi, tetapi strategi ataupun model yang akan digunakan agar materi
ataupun tujuan pembelajaran IPS di SD dapat tercapai secara maksimal. Kemudian
karakteristik IPS lainnya adalah bahwa masalah-masalah sosial kemasyarakatan sebagai
objek kajian IPS selalu berkembang terus menerus, maka sebagai guru mata pelajaran IPS
dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan itu agar apa yang diajarkannya selalu up to
date (masalah-masalah terkini).

1.2 Rumusan Masalah


1.
2.
3.
4.
5.

Apakah hakikat pendidikan atau pengajaran IPS ?


Apa tujuan pembelajaran IPS di SD ?
Apa sajakah karakteristik pembelajaran IPS di SD ?
Apa sajakah ruang lingkup pembelajaran IPS di SD ?
Apa saja kah Garis-Garis Besar Program pembelajaran IPS di SD terutama pada
kelas rendah ?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1.
2.
3.
4.
5.

mengetahui haikat pendidikan atau pengajaran IPS


Memahami tujuan pembelajaran IPS di SD
Mengetahui berbagai karakteristik pembelajaran IPS di SD
Mengetahui ruang lingkup pembelajaran IPS di SD
Mengetahui Garis-Garis Besar Program pembelajaran IPS di SD terutama pada kelas
rendah.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian IPS

IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri,
sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomen klatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu
sosial (social science), maupun ilmu pendidikan (Sumantri. 2001:89). Social Scence
Education Council (SSEC) dan National Council for Social Studies (NCSS), menyebut IPS
sebagai Social Science Education dan Social Studies. Dengan kata lain, IPS mengikuti
cara pandang yang bersifatterpadu dari sejumlah mata pelajaran seperti: geografi, ekonomi,
ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi, sosiologi, dan sebagainya. Dalam
bidang pengetahuan sosial, ada banyak istilah. Istilah tersebut meliputi : Ilmu Sosial (Social
Sciences), Studi Sosial (Social Studies) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Penjelasannya
sebagai berikut.
a.

Ilmu Sosial (Sicial Science)

Achmad Sanusi memberikan batasan tentang Ilmu Sosial (Saidihardjo,1996.h.2) adalah


sebagai berikut: Ilmu Sosial terdiri disiplin-disiplin ilmu pengetahuan sosial yang bertarap
akademis dan biasanya dipelajari pada tingkat perguruan tinggi, makin lanjut makin ilmiah.
Menurut Gross (Kosasih Djahiri,1981.h.1), Ilmu Sosial merupakan disiplin intelektual
yang mempelajari manusia sebagai makluk sosial secara ilmiah, memusatkan pada manusia
sebagai anggota masyarakat dan pada kelompok atau masyarakat yang ia bentuk.
Nursid Sumaatmadja, menyatakan bahwa Ilmu Sosial adalah cabang ilmu pengetahuan
yang mempelajari tingkah laku manusia baik secara perorangan maupun tingkah laku
kelompok. Oleh karena itu Ilmu Sosial adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia
dan mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.

b. Studi Sosial (Social Studies)


Berbeda dengan Ilmu Sosial, Studi Sosial bukan merupakan suatu bidang keilmuan atau
disiplin akademis, melainkan lebih merupakan suatu bidang pengkajian tentang gejala dan
masalah social. Tentang Studi Sosial ini, Achmad Sanusi (1971:18) memberi penjelasan

sebagai berikut : Sudi Sosial tidak selalu bertaraf akademis-universitas, bahkan merupakan
bahan-bahan pelajaran bagi siswa sejak pendidikan dasar.
c. Pengetahuan Sosial (IPS)
Harus diakui bahwa ide IPS berasal dari literatur pendidikan Amerika Serikat. Nama asli
IPS di Amerika Serikat adalah Social Studies. Istilah tersebut pertama kali dipergunakan
sebagai nama sebuah komite yaitu Committee of Social Studies yang didirikan pada tahun
1913. Tujuan dari pendirian lembaga itu adalah sebagai wadah himpunan tenaga ahli yang
berminat pada kurikulum Ilmu-ilmu Sosial di tingkat sekolah dan ahli-ahli Ilmu-ilmu Sosial
yang mempunyai minat sama. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu-ilmu
Sosial, seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi,
ilmu politik, dan sebagainya. Hal ini lebih ditegaskan lagi oleh Saidiharjo (1996:4) bahwa
IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti:
geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, politik.

2.2 Hakikat Pendidikan Atau Pengajaran IPS


Hakikat IPS, adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk
sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dengan kemajuan teknologi pula sekarang ini
orang dapat berkomunikasi dengan cepat di manapun mereka berada melalui handphone
dan internet. Kemajuan Iptek menyebabkan cepatnya komunikasi antara orang yang satu
dengan lainnya, antara negara satu dengan negara lainnya. Dengan demikian maka arus
informasi akan semakin cepat pula mengalirnya. Oleh karena itu diyakini bahwa orang yang
menguasai informasi itulah yang akan menguasai dunia.

Pada hakikatnya, pengetahuan Sosial sebabagi suatu mata pelajaran yang menjadi
wahana dan alat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, antara lain:
1. Siapa diri saya ?
2. Pada masyarakat apa saya berada ?
4

3. Persyaratan - persyaratan apa yang diperlukan diri saya untuk menjadi anggota suatu
kelompok masyarakat dan bangsa ?
4. Apa artinya menjadi anggota masyarakat bangsa dan dunia ?
5. Bagaimanakah kehidupan manusia dan masyarakat berubah dari waktu ke waktu ?
Pertanyaan - pertanyaan tersebut harus dijawab oleh setiap siswa, dan jawabannya telah
dirancang dalam Pengetahuan sosial secara sistematis dan komprehensip. Dengan demikian,
Pengetahuan Sosial diperlukan bagi keberhasilan siswa dalam kehidupan di masyarakat dan
proses menuju kedewasaan. Pembelajaran IPS SD dilakukan untuk menjadikan peserta didik
aktif, kritis, beradab, dan berkesadaran sebagai warga negara yang dapat berperan dalam
kehidupan masyarakat multikultur pada lingkungan lokal, nasional, dan global.

2.3 Tujuan dan Karakteristik Pembelajaran IPS di SD


Tujuan pendidikan IPS dikembangkan atas dasar pemikiran bahwa pendidikan IPS
merupakan suatu disiplin ilmu. Oleh karena itu pendidikan IPS harus mengacu pada tujuan
Pendidikan Nasional. Dengan demikian tujuan pendidikan IPS adalah mengembangkan
kemampuan peserta didik dalam menguasai disiplin ilmu-ilmu sosial untuk mencapai tujuan
pendidikan yang lebih tinggi. Fokus utama dari program IPS adalah membentuk iindividuindividu yang memahami kehidupan sosialnya-dunia manusia, aktivitas dan interaksinya
yang ditujukan untuk menghasilkan anggota masyarakat yang bebas, yang mempunyai rasa
tanggung jawab untuk melestarikan, malanjutkan dan memperluas nilai-nilai dan ide-ide
masyarakat bagi generasi masa depan.
Berdasarkan pada falsafah negara tersebut, maka telah dirumuskan tujuan pendidikan
nasional menurut Undang-undang Nomer 20 Tahun 2003 adalah untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab sesuai ketentuan yang termaksud dalam
UUD 1945.
Berkaitaan dengan hal tersebut, kurikulum 2013 untuk tingkat SD menyatakan bahwa,
Pengetahuan Sosial (sebutan IPS dalam kurikulum 2013), bertujuan untuk :

1. Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan


kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.
2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah,
dan keterampilan social.
3. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4. Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang
majemuk, baik secara nasional maupun global.
Sejalan dengan tujuan tersebut, tujuan pendidikan IPS menurut (Nursid Sumaatmadja.
2006) adalah membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian social yang berguna bagi dirinya serta bagi
masyarakat dan negara.
Kemudian terdapat Ada 3 kajian utama berkenaan dengan dimensi tujuan pembelajaran
IPS di SD, yaitu:
1. Pengembangan Kemampuan Berpikir Siswa
Pengembangan kemampuan intelektual adalah pengembangan kemampuan siswa dalam
berpikir tentang ilmu-ilmu sosial dan masalah-masalah kemasyarakatan. Udin S. Winataputra
(1996) mengemukakan bahwa dimensi intelektual merujuk pada ranah kognitif terutama yang
berkenaan dengan proses berpikir atau pembelajaran yang menyangkut proses kognitif
bertaraf tinggi dari mulai kemampuan pemahaman sampai evaluasi. S. Hamid Hasan (1998)
menambahkan bahwa pada proses berpikir mencakup pula kemampuan dalam mencari
informasi, mengolah informasi dan mengkomunikasikan temuan.
2. Pengembangan Nilai dan Etika Sosial
S. Hamid Hasan (1996) mengartikan nilai sebagai sesuatu yang menjadi kriteria suatu
tindakan, pendapat atau hasil kerja itu bagus/ positif atau tidak bagus/ negatif. Franz Von
Magnis (1985) menyatakan bahwa etika adalah penyelidikan filsafat tentang bidang moral,
ialah bidang yang mengenai kewajiban-kewajiban manusia serta tentang yang baik dan yang
buruk.
3. Pengembangan Tanggung Jawab dan Partisipasi Sosial

Dimensi yang ketiga dalam pembelajaran IPS adalah mengembangkan tanggung jawab
dan partisipasi sosial yakni yang mengembangkan tujuan IPS dalam membentuk warga
negara yang baik, ialah warga negara yang berpartisipasi aktif dalam kehidupan
bermasyarakat.
Untuk membahas karakteristik IPS, dapat dilihat dari berbagai pandangan. Berikut ini
dikemukakan karakteristik IPS dilihat dari materi dan strategi penyampaiannya.
a. Materi IPS
Ada 5 macam sumber materi IPS antara lain:
1. Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga,
sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan
berbagai permasalahannya.
2. Kegiatan manusia. Misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi,
komunikasi, transportasi.
3. Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang
terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh.
4. Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai
dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan
kejadian-kejadian yang besar.
5. Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian,
permainan, keluarga.
b. Strategi Penyampaian Pengajaran IPS
Strategi penyampaian pengajaran IPS, sebagaian besar adalah didasarkan pada suatu
tradisi,

yaitu

materi

disusun

dalam

urutan:

anak

(diri

sendiri),

keluarga,

masyarakat/tetangga, kota, region, negara, dan dunia. Sebutan Masa Sekolah Dasar,
merupakan periode keserasian bersekolah, artinya anak sudah matang untuk bersekolah.
Adapun kriteria keserasian bersekolah adalah sebagai berikut.
1. Anak harus dapat bekerjasama dalam kelompok dengan teman-teman sebaya, tidak
boleh tergantung pada ibu, ayah atau anggota keluarga lain yang dikenalnya.
2. Anak memiliki kemampuan sineik-analitik, artinya dapat mengenal bagian-bagian
dari keseluruhannya, dan dapat menyatukan kembali bagian-bagian tersebut.
7

3. Secara jasmaniah anak sudah mencapai bentuk anak sekolah.


Berkaitan dengan atmosfir di sekolah, ada sejumlah karakteristik yang dapat diidentifikasi
pada siswa SD berdasarkan Karakteristik pada Masa Kelas Rendah SD (Kelas 1,2, dan 3),
yaitu :
a.
b.
c.
d.

Ada hubungan kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah


Suka memuji diri sendiri
Apabila tidak dapat menyelesaikan sesuatu, hal itu dianggapnya tidak penting
Suka membandingkan dirinya dengan anak lain dalam hal yang menguntungkan

dirinya
e. Suka meremehkan orang lain

2.4 Ruang Lingkup Pembelajaran IPS di SD


Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPS untuk Sekolah Dasar, meliputi :
1.
2.
3.
4.

Karakteristik keruangan dalam lingkup nasional dan regional


Keragaman sosial, interaksi sosial dan perubahan sosial
Kegiatan ekonomi penduduk
Perubahan masyarakat Indonesia sejak jaman Hindu Buddha sampai sekarang.

Bagan ruang lingkup IPS SD dapat digambarkan sebagai berikut.

Mata pelajaran IPS di kelas I sampai III ditiadakan, tetapi muatan IPS tetap ada dan
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, PPKn dan Matematika.
Kompetensi yang diharapkan adalah:

Menerima karunia Tuhan Yang Maha Esa atas penciptaan waktu, manusia, dan

lingkungannya.
Menunjukkan perilaku sosial di lingkungan setempat.
Mengenal diri dan keluarga/ orang-orang di tempat tinggalnya, peristiwa-peristiwa
penting yang terjadi pada diri sendiri dan keluarga, teknologi produksi, komunikasi,

serta transportasi di lingkungan setempat.


Menceritakan tentang diri dan keluarga/ orang-orang di tempat tinggalnya, peristiwaperistiwa penting yang terjadi pada diri sendiri dan keluarga teknologi produksi,
komunikasi, serta transportasi di lingkungan setempat .

Ruang lingkup materi IPS di Sekolah Dasar, diawali dari pengenalan lingkungan dan
masyarakat terdekat, mulai kabupaten, provinsi, nasional dan internasional. Antara satu
wilayah dengan wilayah lainnya memiliki koneksi. Lingkungan internasional di lingkup SD
dibatasi pada pengenalan lingkungan ASEAN. Pengembangan Mata Pelajaran IPS untuk SD
secara terintegrasi tematik (integrated), tidak semata-mata transfer kognisi, melainkan juga
membangun sikap dan keterampilan sosial sederhana, seperti mampu melakukan pengamatan
dan mengomunikasikan karakteristik dan konektifitas lingkungan dan masyarakat terdekat
kepada pihak lain secara santun melalui kerjasama dengan menggunakan teknologi.

2.5 Garis-Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP) IPS


Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) adalah program pengajaran yang
meliputi satu mata pelajaran untuk diajarkan selama satu semester. Dengan kata lain GBPP
dapat juga dikatakan sebagai silabus yang sekarang ini terdapat di sekolah, GBPP
memberikan petunjuk secara keseluruhan mengenai tujuan dan ruang lingkup materi yang
harus diajarkan. Kemudian GBPP juga merupakan pokok-pokok pembelajaran yang disusun
secara sistematik dan mencakup deskripsi materi, tujuan, pokok bahasan, metode dan media,
serta sumber bahan.
9

Pada dasarnya GBPP merupakan pedoman mengajar bagi guru yang berisikan materi
minimal yang perlu dipelajari oleh semua siswa untuk mencapai tujuan pengajaran. Karena
itu untuk siswa tertentu yang mempunyai kemampuan lebih dapat diberikan suatu materi
pengayaan.
Materi pengayaan dimaksudkan sebagai tambahan materi untuk siswa atau kelompok
siswa yang berminat dalam mata pelajaran tertentu dan lebih cepat dalam belajar pelajaran
tersebut. Sedangkan siswa yang lambat dalam menerima pelajaran, diberikan pengajaran
perbaikan. Dalam rambu-rambu GBPP pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, guru
hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif belajar, baik
secara mental fisik, maupun sosial.

Di dalam GBPP memuat hal-hal berikut:


Pengetahuan dan fungsi mata pelajaran
Tujuan pengajaran mata pelajaran
Ruang lingkup bahan kajian/pelajaran
Pokok bahasan
Konsep atau tema serta uraian keluasaan serta kedalaman materi
Rambu-rambu cara penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar

Berikut contoh kompetensi dasar dan materi pembelajaran SD kelas rendah :

Kelas I, Semester 1
Kompetensi Dasar
1. Memahami identitas diri dan
keluarga, serta sikap saling
menghormati dalam kemajemukan
keluarga

o
o
o
o

Materi Pembelajaran
Mengidentifikasi identitas diri, keluarga,
dan kerabat
Menceriterakan pengalaman diri
Menceriterakan kasih sayang antar
anggota keluarga
Menunjukkan sikap hidup rukun dalam
kemajemukan keluarga

Kelas I, Semester 2
Kompetensi Dasar
2. Mendeskripsikan lingkungan rumah

Materi Pembelajaran
o Menceritakan kembali peristiwa penting
yang dialami sendiri di lingkungan
10

keluarga
o Mendeskripsikan letak rumah
o Menjelaskan lingkungan rumah sehat
dan perilaku dalam menjaga kebersihan
rumah

Kelas II, Semester 1


Kompetensi Dasar
1. Memahami peristiwa penting dalam
keluarga secara kronologis

Materi Pembelajaran
o Memelihara dokumen dan koleksi benda
berharga miliknya
o Memanfaatkan dokumen dan benda
penting keluarga sebagai sumber cerita
o Menceritakan peristiwa penting dalam
keluarga secara kronologis

Kelas II, Semester 2


Kompetensi Dasar
2. Memahami kedudukan dan peran
anggota dalam keluarga dan
lingkungan tetangga

Materi Pembelajaran
o Mendeskripsikan kedudukan dan peran
anggota keluarga
o Menceritakan pengalamannya dalam
melaksanakan peran dalam
anggota keluarga
o Memberi contoh bentuk-bentuk
kerjasama di lingkungan tetangga

Kelas III, Semester 1


Kompetensi Dasar
1. Memahami lingkungan dan
melaksanakan kerjasama di sekitar
rumah dan sekolah

o
o
o
o

11

Materi Pembelajaran
Menceritakan lingkungan alam dan
buatan di sekitar rumah dan sekolah
Memelihara lingkungan alam dan buatan
di sekitar rumah
Membuat denah dan peta lingkungan
rumah dan sekolah
Melakukan kerjasama di lingkungan
rumah, sekolah, dan kelurahan/desa

Kelas III, Semester 2


Kompetensi Dasar
2. Memahami jenis pekerjaan dan
penggunaan uang

o
o
o
o
o

Materi Pembelajaran
Mengenal jenis-jenis pekerjaan
Memahami pentingnya semangat kerja
Memahami kegiatan jual beli di
lingkungan rumah dan sekolah
Mengenal sejarah uang
Mengenal penggunaan uang sesuai
dengan kebutuhan

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
IPS merupakan bidang studi baru, karena dikenal sejak diberlakukan kurikulum 1975.
Dikatakan baru karena cara pandangnya bersifat terpadu, artinya bahwa IPS merupakan
perpaduan dari sejumlah mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi.
Adapun perpaduan ini disebabkan mata pelajaran-mata pelajaran tersebut mempunyai kajian
yang sama yaitu manusia. Kemudian pada pebelajaran IPS pada kelas rendah yaitu Mata
pelajaran IPS di kelas I sampai III ditiadakan, tetapi muatan IPS tetap ada dan diintegrasikan
ke dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, PPKn dan Matematika. Garis-garis Besar Progam
Pembelajaran (GBPP) adalah pokok-pokok pembelajaran yang disusun secara sistematik dan
mencakup deskripsi materi, tujuan, pokok bahasan, metode dan media, serta sumber bahan.

12

3.2 Saran

13

Anda mungkin juga menyukai