Anda di halaman 1dari 3

Latar Belakang

Proyek reklamasi pesisir Kota Jakarta dimaksudkan untuk menambah ruang


pembangunan Jakarta. Selain itu, reklamasi ini bertujuan untuk mencegah
pengikisan daratan Jakarta oleh air laut, serta membangun beberapa fasilitas kota
lainnya.
Kawasan selatan Jakarta sudah tidak mungkin dikembangkan karena fungsinya
sebagai daerah konservasi. Ditambah lagi dengan kondisi wilayah timur dan barat
Kota Jakarta yang sudah telanjur padat penduduk karena sejak 1985
pengembangan wilayah Jakarta sudah diarahkan ke timur dan barat.
Tak hanya itu, reklamasi pantai utara Jakarta juga bertujuan untuk menata kembali
kawasan Pantura dengan cara membangun kawasan pantai dan menjadikan Jakarta
sebagai kota pantai (waterfront city).
Adanya kebutuhan lahan di kota Jakarta karena kota Jakarta sesak oleh penduduk
bahkan Jakarta dinobatkan sebagai salah satu kota terpadat di dunia
Muka tanah Jakarta setiap tahunnya mengalami penurunan. Ini sangat
membahayakan bagi kota Jakarta karena ketika muka tanah turun maka
menyebabkan air laut akan mudah untuk masuk dan mengikis daratan dari Jakarta
Diperlukan solusi khusus untuk mengatasi kerapatan dan kepadatan penduduk di
Jakarta dan juga permasalahan pengikisan daratan di jakarta. Adalah program Giant
Sea Wall yang biasa kita sebut reklamasi.
Reklamasi untuk menambah ruang pembangunan Jakarta merupakan salah satu
pendapat yang mendukung proyek reklamasi.Kawasan selatan Jakarta sudah tidak
mungkin dikembangkan karena fungsinya sebagai daerah konservasi. Juga dengan
wilayah timur dan barat yang sudah telanjur padat penduduk karena sejak 1985
pengembangan wilayah Jakarta sudah diarahkan ke timur dan barat.
Kronologis

1995

Proyek Reklamasi Teluk Jakarta dipaksakan dengan dikeluarkannya Keppres No. 52


Tahun 1995 tentang Reklamasi Pantai Utara Jakarta yang ditetapkan oleh Presiden
Soeharto pada 13 Juli 1995

2003

Dikeluarkannya SK Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2003 tentang


Ketidaklayakan Rencana Kegiatan reklamasi dan Revitalisasi Pantai Utara.

2007

Enam pengembang yang mendapat hak reklamasi (PT. Bakti Bangun Era Mulia, PT.
Taman Harapan Indah, PT. Manggala Krida Yudha, PT. Pelabuhan Indonesia II, PT.
Pembangunan Jaya Ancol dan PT. Jakarta Propertindo) menggugat Menteri
Lingkungan Hidup ke pengadilan tata usaha negara (PTUN). PTUN memenangkan
gugatan keenam perusahaan tersebut.

2008

Muncul Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan
Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur. Perpres No. 54 Tahun
2008 ini mencabut Kepres No. 52 Tahun 1995 dan Keppres No. 73 Tahun 1995 soal
reklamasi namun sepanjang yang terkait dengan penataan ruang.

2009

Pada 28 Juli 2009 Kementerian Lingkungan Hidup lalu mengajukan kasasi ke MA,
memutuskan mengabulkan kasasi tersebut dan menyatakan, reklamasi menyalahi
amdal.

2011

MA mengeluarkan putusan baru (No 12/PK/TUN/2011) yang menyatakan, reklamasi


di Pantai Jakarta legal. Pemprov DKI Jakarta harus membuat kajian amdal baru
untuk memperbarui amdal yang diajukan tahun 2003. Juga dengan pembuatan

dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) yang melibatkan pemda di


sekitar teluk Jakarta

2012

Presiden SBY menerbitkan Perpres No 122 Tahun 2012 mengenai reklamasi wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil tersebut menyetujui praktik pengaplingan wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil di Teluk Jakarta.

2014

Dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur DKI Nomor 2238 Tahun 2013 keluar pada
Desember 2014 dengan pemberian izin reklamasi Pulau G kepada PT Muara Wisesa
Samudra.

2015

Akhir September, Kementerian Kelautan dan Perikanan mengkaji penghentian


sementara (moratorium) reklamasireklamasi diusulkan hanya untuk pelabuhan,
bandara, dan listrik. Pada Oktober, Pemprov DKI menyatakan mulai mempersiapkan
tahap awal pengembangan pulau-pulau reklamasi.

Anda mungkin juga menyukai