Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

MANAJEMEN AGRIBISNIS
SUSU PATEURISASI

Disusun Oleh:
Kelompok 1
Sunarsih

201510210311009

Hartin Nihayatul C

201510210311017

Puji Widyaningsih

201510210311023

Naimatul Husniah

201510210311111

LABORATURIUM AGRIBISNIS
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016

LEMBAR PENGESAHAN

Lembar praktikum lapang Manajemen Agribisnis disusun berdasarkan


praktikum yang telah dilakukan mulai tanggal 13 Oktober 2016, oleh :
Nama / NIM :
1.
2.
3.
4.

Sunarsih
Hartin Nihayatul C
Puji Widyaningsih
Naimatul Husniah

Jurusan

: Agribisnis

Fakultas

: Pertanian-Peternakan

201510210311009
201510210311016
201510210311023
201510210311111

Universitas Muhammadiyah Malang


Telah Disahkan dan Disetujui,

Instruktur,

Asisten,

(Ir. Gumoyo Mumpuni)

(Bangun Laksana P)

NIP

201410210311109

Ka. Lab Agribisnis

(Ir. Gumoyo Mumpuni)

BAB I
PROFIL
1.1 PENDAHULUAN
1.1.1. Pengertian Agribisnis
Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang
mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir. Penyebutan "hulu" dan
"hilir" mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja pada rantai
sektor pangan (foodsupplychain). Agribisnis mempelajari strategi
memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, pascapanen,
proses pengolahan, hingga tahap pemasaran.
Berikut pengertian Agribisnis menurut para ahli :
- Pengertian Agribisnis Menurut Sjarkowi dan Sufri (2004) Agribisnis
adalah setiap usaha yang berkaitan dengan kegiatan produksi pertanian,
yang meliputi pengusahaan input pertanian dan atau pengusahaan
produksi itu sendiri atau pun juga pengusahaan pengelolaan hasil
pertanian. Agribisnis, dengan perkataan lain, adalah cara pandang
ekonomi bagi usaha penyediaan pangan. Sebagai subjek akademik,
agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan
mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen, proses
-

pengolahan, hingga tahap pemasaran.


Pengertian Agribisnis Menurut Downey andErickson (1987) Agribisnis
adalah kegiatan yang berhubungan dengan penanganan komoditi
pertanian dalam arti luas, yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari
mata rantai produksi, pengolahan masukan dan keluaran produksi
(agroindustri), pemasaran masukan-keluaran pertanian dan kelembagaan
penunjang kegiatan. Oleh karena itu, Downey dan Erickson (1987)
mendefinisikan agribisnis sebagai tiga sektor secara ekonomi saling
berkaitan. Ketiga sektor agribisnis tersebut adalah (a) thei nput supply
sector, (b) the farm production sector, dan (c) the product marketing
sector.
1.1.2. Agribisnis Sebagai Usaha dan Sistem

Agribisnis sebagai Usaha


Menurut Griffin dan Ebert (1996) Aktivitas bisnis melalui penyediaan
barang dan jasa bertujuan untuk menghasilkan profit atau laba. Suatu
perusahaan dikatakan menghasilkan laba apabila total penerimaan pada suatu
periode lebih besar dari total biaya pada periode yang sama. Agribisnis
sebagai bisnis berarti keseluruhan operasi yang mencakup pertanian,
semuanya mengarah pada usaha dan untuk mendapat profit melalui
penyediaan barang dan jasa.
Agribisnis sebagai Sistem
Agribisnis sebagai Sistem adalah merupakan seperangkat unsur yang
secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.
Sistem Agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa
subsistem, yaitu:
1. Subsistem Hulu. Adalah industri yang menghasilkan barang-barang
sebagai modal bagi kegiatan pertanian. Contoh: Industri pembibitan
tumbuhan dan hewan, Industri agrokimia (pupuk dan pestisida), Industri
agro

otomotif

(mesin

dan

peralatan

pertanian)

serta

industri

pendukungnya.
2. Subsistem Usaha Tani. Adalah kegiatan yang menggunakan barang-barang
modal dan sumberdaya alam untuk menghasilkan komoditas pertanian
primer. Contoh: Usaha tanaman pangan dan holtikultura, Perkebunan,
Peternakan, Perikanan dan Kehutanan.
3. Subsistem Pengolahan. Adalah kegiatan nilai tambah yang mengolah
komoditas pertanian primer menjadi produk olahan berupa produk antara
dan produk akhir. Contoh: Produk makanan dan minuman, Industri serat
alam, Industri biofarma dan Industri agro-wisata.

4. Subsistem Pemasaran. Adalah kegiatan untuk memperlancar pemasaran


komoditas pertanian baik segar maupun olahan untuk nasional dan ekspor
ke luar negeri. Contoh: Distribusi, Konsumsi, Promosi, Informasi pasar
5. Subsistem Jasa Pendukung. Adalah menyediakan jasa bagi subsistem
agribisnis hulu, subsistem usaha tani dan subsistem agribisnis hilir.
Contoh: Penelitian, Perkreditan dan Transportasi.
1.1.3. Manajemen Agribisnis
Pengertian Manajemen Agribisnis
Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka
kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orangorang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
Manajemen juga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah
suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalam
kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan
dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan
manajemen.
Menurut James A.F.Stoner, manajemen adalah suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya
anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Agribisnis adalah semua aktivitas dalam bidang pertanian. Mulai dari
industri hulu, usaha tani, industri hilir hingga distribusinya. Sedangkan,
manajemen adalah suatu proses untuk mencapai hasil - hasil yang diinginkan
dengnan menggunakan sumber daya yang tersedia dengan menjalankan
fungsi - fungsi manajemen yaitu fungsi perencanaan, fungsi
pengorganisasian, fungsi pengarahan dan pengimplementasian dan fungsi
pengawasan dan pengendalian.
Dengan demikian Manajemen Agribisnis adalah suatu kegiatan dalam
bidang pertanian yang menerapkan manajemen dengan melaksanakan fungsi
fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pengarahan dan
pengendalian dan fungsi pengawasan dan pengendalian dengan menggunakan

sumber daya yang tersedia untuk menghasilkan produk pertanian dan


keuntungan yang maksimal.

BAB II
ALUR INTEGRASI

2.2 PENDAHULUAN
2.1.1.

Pengertian Integrasi
Istilah integrasi berasal dari bahasa inggris yaitu integration

yang berarti pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh dan


bulat. integrasi juga berarti proses mengkoordinasikan berbagai tugas,
fungsi dan bagian-bagian, sedemikian rupa dapat bekerja sama dan
tidak saling bertentangan dalam pencapaian sasaran dan tujuan.
2.1.2.

Strategi Integrasi
Strategi Integrasi (IntegrationStrategy) Strategi integrasi

berarti menyatukan beberapa rentang bisnis mulai dari hulu, jaringan


pemasok hingga hilir, jaringan distributor serta secara horizontal
kearah pesaing. Strategi integrasi ada 3 bentuk yaitu: strategi integrasi
ke depan ; strategi integrasi ke belakang; strategi integrasi horizontal.
Seringkali secara keseluruhan strategi ini disebut sebagai strategi
integrasi vertical yang dijalankan untuk memperoleh kendali atas
distributor, pemasok, dan pesaing.
Strategi Integrasi Ke Depan (Forward Integration Strategy)
Strategi integrasi ke depan adalah strategi yang dijalankan dengan
meraih kendali atas jalur distribusi, mulai dari distributor hingga
retailer. Wujud dari kendali atas jalur distribusi adalah mendirikan
sendiri jalur distribusi, memperoleh kepemilikan atas jalur distribusi,
atau memperoleh kendali. Semakin meningkatnya jumlah manufaktur.
E-commerce, franchise, factoryoutlet adalah bentuk pengembangan
strategi integrasi ke depan yang sedang tren saat ini.
Beberapa pedoman yang mempengaruhi efektivitas strategi integrasi
ke depan antara lain:
- Distributor saat ini berbiaya mahal atau tidak andal
- Ketersediaan distributor yang berkualitas terbatas
- Perusahaan berada dalam industri yang tumbuh pesat

Perusahaan memiliki modal dan sumber daya manusia yang

mampu mengelola usaha baru dibidang distribusi


Distributor saat ini menikmati profit margin yang terlampau
tinggi.
Strategi Integrasi Ke Belakang (Backward Integration Strategy)

Strategi integrasi ke belakang digunakan dengan memperoleh


kepemilikan atau meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok.
Baik manufaktur maupun retailer membutuhkan bahan baku dari
pemasok.
Berikut pedoman yang diikuti agar strategi integrasi ke
belakang efektif :
- Jika perusahaan perlu memperoleh sumber daya yang dibutuhkan
secara cepat
Pemasok saat ini mahal dan tidak andal
Jumlah pemasok terbatas, tetapi jumlah pesaing banyak
Pertumbuhan tinggi di sektor industri
Perusahaan memiliki modal dan SDM untuk mengelola bisnis

baru - Pentingnya stabilitas harga pasokan


Pemasok yang ada menikmati profit margin yang tinggi.
Strategi Integrasi Horizontal (Horizontal IntegrationStrategy)

Strategi integrasi horizontal mengarah pada strategi yang memperoleh


kepemilikan atau meningkatkan kendali atas perusahaan pesaing.
Merupakan strategi yang paling tren digunakan secara signifikan
dalam strategi pertumbuhan. Merger, akuisisi, pengambilalihan
diantara para pesaing memungkinkan semakin meningkatnya skala
ekonomis dan transfer sumber daya dan kompetensi.
Pedoman yang harus diikuti agar strategi integrasi horizontal efektif:
- Perusahaan punya posisi monopolistik tanpa ada tentangan dari
-

pemerintah
Berkompetisi dalam industri yang sedang tumbuh
Menaikkan skala ekonomi merupakan keunggulan kompetitif
Kebimbangan yang terkait dengan kurangnya keahlian

manajerial atau kebutuhan sumber daya tertentu


Memiliki modal dan SDM yang berbakat yang dibutuhkan untuk

mengelola ekspansi bisnis


2.2 Alur Integrasi Agribisnis Pengolahan Susu Pasturisasi

SUSU
PASTEURISASI

Backward
Lingkage

Forward

Peternak Pujon

Konsumen

Alur Integrasi yang terdapat dapat kami beri penjelasan bahwa


Susu Paturisasi ini di pengaruhi oleh dua sector yang memiliki hubungan
timbal balik yang beroprasi yaitu backward linkage dan forward linkage.
Backward linkage adalah factor yang beroprasi untuk mempengaruhi
perkembangan UKM dalam proses produksi. UKM ini terdapat backward
linkage itu sendiri yaitu peternak yang berfungsi sebagai penyedia bahan
baku utama UKM ini yaitu Susu murni yang nantinya akan di produksi
menjadi minuman segar yaitu susu pasturisasi. Sedangkan untuk forward
linkage nya faktor yang mempengaruhi perkembangan UKM ini yaitu
dengan adanya toko-toko warga dan pemesanan dari luar kota.

BAB III
ORGANISASI
3.1. PENDAHULUAN
Pengertian organisasi adalah perkumpulan atau wadah bagi sekelompok
orang untuk bekerjasama, terkendali dan terpimpin untuk tujuan tertentu.
Organisasi biasanya memanfaatkan suatu sumber daya tertentu misalnya
lingkungan, cara atau metode, material, mesin, uang, dan beberapa
sumberdaya lain dalam rangka mencapai tujuan organisasi tersebut. Orang
orang yang terkumpul dalam sebuah organisasi sepakat untuk mencapai
tujuan tertentu melalui sumber daya secara sistematis dan rasional yang
terkendali dan adanya pemimpin organisasi yang akan memimpin operasional
organisasi dengan terencana.
Menurut para ahli beberapa pengertian organisasi sebagai berikut:
1. Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orangorang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
2. Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai
tujuan bersama.
3. Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh
dua orang atau lebih.
3.1.1. Kejelasan tanggung jawab
Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab dan apa yang
harus dipertanggungjawabkan. Setiap anggota organisasi harus
bertanggung jawab kepada pimpinan atau atasan yang memberikan
kewenangan, karena pelaksanaan kewenangan itu yang harus
dipertanggungjawabkan.
3.1.2. Kejelasan kedudukan
Kejelasan kedudukan seseorang dalam struktur organisasi
sebenarnya mempermudah dalam melakukan koordinasi maupun hubungan

karena adanya keterkaitan penyelesaian suatu fungsi yang dipercayakan


kepada seseorang.
3.1.3. Kejelasan mengenai jalur hubungan
Dalam rangka pelaksanaan tugas dan tanggung jawab setiap
karyawan atau pegawai dalam sebuah organisasi, maka dibutuhkan
kejelasan hubungan yang tergambar dalam struktur, sehingga jalur
penyelesaian pekerjaan akan semakin efektif dan dapat saling
menguntungkan.
3.1.4. Kejelasan uraian tugas
Kejelasan uraian tugas dalam struktur organisasi sangat membantu
pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian, dan bagi
bawahan akan dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu pekerjaan
karena uraiannya yang jelas.
3.2. Organisasi UKM
Tabel Organisasi di Tingkat Agroindustri
1
2
3
4
5

Nama Perusahaan / usaha


Tahun berdirinya usaha
Alamat
Bentuk Organisasi
Struktur Organisasi

:
:
:
:
:-

YOHAT (YOGHURT SEHAT)


2011
Jl. Tirto Taruno
UKM
Pemilik
: Dina
Sekrtaris : Yuli
Bendahara : Indah

6
7
8

Produk yang di hasilkan


Kategori skala perusahaan
Keunggulan Organisasi

: Susu Pasteurisasi
: Skala Kecil
: - Sudah berpengalaman, memulai
usaha dari tahun 2011
- Bahan yang digunakan

tanpa

pengawet
9

Kelemahan

: - Pegawai yang tidak tetap


- Produk susu pasteurisasi hanya
dapat bertahan 2 minggu saja

10

Sumber Pembiayaan

: Sumber Pembiayaan Sendiri

Struktur Organisasi

Pemilik

Dina
Sekretaris dan
asisten

Yuli

Pemasaran

Dina

Keuangan

Wahyudi

Produksi

Dian

BAB IV
KEMITRAAN
4.1. PENDAHULUAN
4.1.1. Pengertian Kemitraan
Kemitraan adalah jalinan kerja sama antar berbagai pelaku
Agribisnis, mulai dari tingkat produksi sampai tingkat pemasaran
(Saptana, 2006).
Kemitraan adalah upaya yang melibatkan berbagai sektor,
kelompok masyarakat, lembaga pemerintah maupun bukan pemerintah,
untuk bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan bersama berdasarkan
kesepakatan prinsip dan peran masing-masing, dengan demikian untuk
membangun kemitraan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu
persamaan perhatian, saling percaya dan saling menghormati, harus saling
menyadari pentingnya kemitraan, harus ada kesepakatan misi, visi, tujuan
dan nilai yang sama, harus berpijak pada landasan yang sama, kesediaan
untuk berkorban.
4.1.2. Tujuan/Manfaat Kemitraan
Secara rinci (Hakim dalam Eka, 2014) mengatakan tujuan dari
kemitraan yaitu:
b. Tujuan dari aspek ekonomi
Dalam kondisi yang ideal, tujuan utama yang ingin dicapai dalam
melakukan kemitraan yaitu :
- Meningkatkan meningkatkan usaha tani kecil dan masyarakat
- Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan
- Meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat dan
-

usaha kecil
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan, wilayah dan

nasional
Memperluas kesempatan kerja
Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional

c. Tujuan dari aspek sosial dan budaya


Sebagai wujud tanggung jawab sosial dari pengusaha besar dapat
diwujudkan melalui pemberian pembinaan dan pembimbingan kepada
pengusaha kecil dapat tumbuh dan berkembang sebagai komponen
ekonomi yang tangguh dan mandiri. Selain itu berkembangnya kemitraan
diharapkan dapat menciptakan pemerataan pendapatan dan mencegah
kesenjangan sosial. Dari segi pendekatan kultural, tujuan kemitraan adalah

agar mitra usaha dapat menerima dan mengadaptasikan nilai-nilai baru


dalam berusaha seperti perluasan wawasan, prakarsa dan kreativitas,
berani mengambil resiko, etos kerja, kemampuan aspek-aspek manajerial,
bekerja atas dasar perencanaan dan berwawasan ke depan.
d. Tujuan dari aspek teknologi
Usaha kecil mempunyai skala usaha yang kecil baik dari sisi modal,
penggunaan tenaga kerja dan orientasi pasar. Selain itu, usaha juga
bersifat pribadi atau perorangan sehingga kemampuan untuk mengadopsi
teknologi dan menerapkan teknologi baru cenderung rendah. Dengan
demikian, diharapkan dengan adanya kemitraan, pengusaha besar dapat
membina dan membimbing petani untuk mengembangkan kemampuan
teknologi produksi sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan
efisiensi usaha.
e. Tujuan dari aspek manajemen
Pengusaha kecil selain memiliki tingkat teknologi yang rendah juga
memiliki pemahaman manajemen usaha yang rendah. Dengan kemitraan
usaha diharapkan pengusaha besar dapat membina pengusaha kecil untuk
membenahi manajemen, meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan
memantapkan organisasi usaha.
4.2. Kemitraan UKM

BAB V
PENGELOLAAN AGRIBISNIS
5

Pendahuluan
1
Pentingnya Manajemen Yang Baik
Pentingnya manajemen bisnis dalam usaha karena pelaku usaha
membutuhkan pengaturan yang efektif dan efisien untuk menjalankan
usahanya. Untuk mengolah yang ada dalam usahanya harus menggunakan
prinsip manajemen. jika tidak memakai prinsip manajemen maka
perjalanan usaha dalam sistem pengelolaannya tersebut tidak bisa berjalan
atau beroperasi dengan baik.
Fungsi Manajemen Menurut George Terry:
Terry mendefinisikan manajemen dalam bukunya Principles of
Management yaitu "Suatu proses yang membedakan atas perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dengan memanfaatkan
baik ilmu maupun seni demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya".
Dari definisi Terry itulah kita bisa melihat fungsi manajemen
menurutnya. Berikut ini adalah fungsi manajemen menurut Terry:
1 Perencanaan (planning) yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan
penyusunan langkah-langkah yang akan dipakai untuk mencapai
tujuan. Merencanakan berarti mempersiapkan segala kebutuhan,
memperhitungkan matang-matang apa saja yang menjadi kendala, dan
merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan yang bermaksud untuk
2

mencapai tujuan.
Pengorganisasian (organization) yaitu sebagai cara untuk
mengumpulkan orang-orang dan menempatkan mereka menurut
kemampuan dan keahliannya dalam pekerjaan yang sudah

direncanakan.
Penggerakan (actuating) yaitu untuk menggerakkan organisasi agar
berjalan sesuai dengan pembagian kerja masing-masing serta
menggerakkan seluruh sumber daya yang ada dalam organisasi agar
pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan bisa berjalan sesuai rencana
dan bisa mencapai tujuan.

Pengawasan (controlling) yaitu untuk mengawasi apakah gerakan dari


organisasi ini sudah sesuai dengan rencana atau belum. Serta
mengawasi penggunaan sumber daya dalam organisasi agar bisa
terpakai secara efektif dan efisien tanpa ada yang melenceng dari
rencana.
Hakikat dari fungsi manajemen dari Terry adalah apa yang

direncanakan, itu yang akan dicapai. Maka itu fungsi perencanaan harus
dilakukan sebaik mungkin agar dalam proses pelaksanaannya bisa berjalan
dengan baik serta segala kekurangan bisa diatasi. Sebelum kita melakukan
perencanaan, ada baiknya rumuskan dulu tujuan yang akan dicapai.
2
Manajemen Sebagai Suatu Profesi
Banyak usaha telah dilakukan untuk mengklasifikasi manajemen
sebagai suatu profesi. Edgar H.Schein telah menguraikan karakteristikkarakteristik atau kriteria-kriteria untuk menentukan sesuatu sebagai
profesi yang dapat diperinci sebagai berikut :
1 Para profesional membuat keputusan atas dasar prinsip-prinsip
umum. Adanya pendidikan, kursus-kursus dan program-program
latihan formal menunjukkan bahwa ada prinsip-prinsip manajemen
2

tertentu yang dapat diandalkan.


Para profesional mendapatkan status mereka karena mencapai
standar profesi kerja tertentu, bukan karena favoritisme atau karena

suku bangsa atau agamanya dan kriteria politik atau sosial lainnya.
Para profesional harus ditentukan oleh suatu kode etik yang kuat,
dengan disiplin untuk mereka yang menjadi kliennya.
Manajemen telah berkembang menjadi bidang yang semakin

profesional melalui perkembangan yang mencolok program-program


latihan manajemen di universitas-universitas ataupun lembaga-lembaga
manajemen swasta, dan melalui pengembangan para eksekutif organisasi
(perusahaan).
3
Unsur-Unsur Manajemen Yang Baik
Dalam manajemen, pengaturan dan pengelolaan berkaitan dengan
orang metode, material, yang akan digunakan dalam istilah manajemen
disebut dengan unsur-unsur manajemen (tool of management) .Untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan sarana atau alat (tool).
Menurut George R. Terry dalam bukunya Principle of Management,

adapun unsur unsur sebagai sarana dalam manajemen dikenal dengan


6M, sebagai berikut:
a Man (Manusia)
Dalam pendekatan ekonomi, sumber daya manusia adalah salah satu
faktor produksi selain tanah, modal, dan keterampilan. Pandangan yang
menyamakan manusia dengan faktor-faktor produksi lainnya dianggap
tidak tepat baik dilihat dari konsepsi, filsafat, maupun moral. Manusia
merupakan unsur manajemen yang penting dalam mencapai tujuan
perusahaan.
b Money (Uang)
Uang selalu dibutuhkan dalam perusahaan, mulai dari pendirian
perusahaan hingga pengurusan perizinan pembangunan gedung kantor,
pabrik, peralatan modal, pembayaran tenaga kerja, pembelian bahan
mentah, dan transportasi. Para pemilik modal menyisihkan sebagian dari
kekayaannya untuk digunakan sebagai modal dalam kegiatan produksi.
Dengan demikian, uang merupakan salah satu unsur penting dalam
melakukan produksi.
c Material (Bahan Baku)
Perusahaan umumnya tidak menghasilkan sendiri bahan mentah yang
dibutuhkan tersebut, melainkan membeli dari pihak lain. Untuk itu,
manajer perusahaan berusaha untuk memperoleh bahan mentah dengan
harga yang paling murah, dengan menggunakan cara pengangkutan yang
murah dan aman. Di samping itu, bahan mentah tersebut akan diproses
sedemikian rupa sehingga dapat dicapai hasil secara efisien.
d Machine (Mesin)
Mesin mulai memegang peranan penting dalam proses produksi
setelah terjadinya revolusi industri dengan ditemukannya mesin uap
sehingga banyak pekerjaan manusia yang digantikan oleh mesin.
Perkembangan teknologi yang begitu pesat, menyebabkan penggunaan
mesin semakin menonjol. Hal ini karena banyaknya mesin-mesin baru
yang ditemukan oleh para ahli sehingga memungkinkan peningkatan
dalam produksi.
e Methode (Metode)
Metode kerja sangat dibutuhkan agar mekanisme kerja berjalan efektif
dan efisien. Metode kerja yang sesuai dengan kebutuhan organisasi, baik
yang menyangkut proses produksi maupun administrasi tidak terjadi begitu

saja melainkan memerlukan waktu yang lama. Bahkan sering terjadi,


untuk memperoleh metode kerja yang sesuai dengan kebutuhan organisasi,
pimpinan perusahaan meminta bantuan ahli. Hal ini dilakukan karena
penciptaan metode kerja, mekanisme kerja, serta prosedur kerja sangat
besar manfaatnya.
f Market ( Pasar)
Pasar merupakan tempat kita memasarkan produk yang telah
diproduksi. Pasar sangat dibutuhkan dalam suatu perusahaan. Pasar itu
berupa masyarakat (pelanggan) itu sendiri. Tanpa adanya pasar suatu
perusahaan akan mengalami kebangkrutan. Jadi perusahaan seharusnya
memikirkan manajemen pasar(pemasaran) dengan baik. Dengan
manajemen pasar (pemasaran) yang baik (juga didukung oleh pasar yang
tepat) distribusi produk dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan
apa yang diharapkan.
4
Pendekatan Dalam Manajemen
Teori Pendekatan Manajemen Menurut Harold Koontz adalah:
1 Pendekatan Berdasarkan Kebiasaan
Bahwa pendekatan ini berupaya untuk mengembangkan pemahaman
tulang manajemen melalui pembelajaran pengalaman dari para manajer
yang lalu, yang biasanya dicapai melalui sejumlah kasus dan suat transfer
tentang pelajaran-pelajaran yang dapat ditarik dari pengalaman.
2 Pendekatan Berdasarkan Perilaku Individu
Pendekatan ini mempelajari manajemen dengan jalan memusatkan
perhatian pada hubungan-hubungan antar perorangan di dalam organisasiorganisasi dengan fokus pada para individu dan motivasi mereka. teori
pendekatan manajemen
3 Pendekatan Berdasarkan Perilaku Kelompok
Pendekatan ini memusatkan perhatian pada studi tentang pola-pola
perilaku kelompok di dalam organisasi dan bukan pada hubunganhubungan antar perorangan mereka.
4 Pendekatan Berdasarkan Kerja sama Sosial
Pendekatan ini gabungan antar pendekatan individu dan kelompok
dengan jalan mempelajari perilaku antarmanusia sebagai sistem-sistem
sosial yang mengaitkan dua orang atau lebih bersama-sama dalam upaya
mereka mencapai tujuan-tujuan bersama tertentu
5 Pendekatan Sosioteknik

Pendekatan ini menekankan perlu dipertimbangkannya sistem-sistem


sosial dan sistem teknik secara simultan dalam praktik manajemen,
mengingat bahwa sistem teknik mempunyai pengaruh besar atas sistem
sosial organisasi
6 Pendekatan Teori Keputusan
Pendekatan ini menerapkan pengambilan keputusan sebagai sebuah
tanggung jawab utama semua manajer, dan difokuskannya perhatian pada
pengembangan pemikiran manajemen sekitar proses pengambilan
keputusan
7 Pendekatan Pusat Komunikasi
Pendekatan ini mempelajari bagian-bagian interdepen dan dari
organisasi-organisasi, sewaktu mereka berinteraksi dengan dan
dipengaruhi oleh lingkungan mereka.
8 Pendekatan Matematis
Pendekatan ini memandang manajemen sebagai sebuah proses yang
dapat melalui model-model matematika yang menyatakan elemen-elemen
dasar suatu problem dan yang dapat menyediakan alat-alat untuk
mengevaluasi solusi problem tersebut
9 Pendekatan Situasional
Pendekatan ini mempelajari perilaku manajerial sebagai suatu reaksi
terhadap sekelompok keadaan tertentu, dalam upaya mencapai sejumlah
praktik-praktik manajemen yang dianggap paling tepat guna menghadapi
situasi tertentu.
10 Pendekatan Sumber Daya Manusia
Menurut pendekatan ini manajemen dipelajari dengan sumber daya
manusia sebagai dasar kajian atau tinjauan. Pendekatan ini mempelajari
mengenai masalah individu, kelompok dan lingkungan agar dapat menjadi
motivasi untuk meningkatkan produktivitas.
11 Pendekatan Kombinasi
Pendekatan ini berupaya untuk menyatukan konsep-konsep, prinsipprinsip, teori dan teknik-teknik, yang menjadi landasan praktik
manajemen, dengan jalan mengaitkan mereka dengan fungsi-fungsi para
manajer.
5 Aspek Manajemen
1
Nama Usaha : YOHAT (YOGHURT SEHAT)
2
Nama Pemilik Usaha : Dina
3
Bidang Usaha : Minuman
4
Jumlah Pekerja : 2 Orang

Aspek Pemasaran
1
Produk yang dihasilkan : Susu Pasteurisasi
2
Jenis produk yang dipasarkan : Susu
3
Wilayah Pemasaran : Kabupaten dan Kota
4
Sasaran Konsumen : Semua kalangan
5
Rencana Penjualan : Setiap hari
6
Strategi Pemasaran Usaha :
7
Penetapan Harga Jual : 2500/cup
Aspek Produksi/Operasi
1
Produk : Susu Pasteurisasi adalah susu sapi murni segar yang
diolah melalui proses pemanasan dengan suhu 80 bertujuan
mencegah kerusakan susu akibat aktivitas mikroorganisme perusak
(patogen) tetapi tetap menjaga kualitas nutrisi dan gizi yang
terdapat pada susu.

Pemanasan

Siapkan alat dan bahan


yang diperlukan.
Timbang semua bahan
sesuai kebutuhan

Susu di steam hingga


800C

Simpan susu
pasteurisasi pada
refrigerator suhu
2-8C

Penyimpanan

Kapasitas Produksi : 180cup (1lt @6cup > 30lt)


Tahun atau bln atau minggu
Setiap Hari

3
4
5
6

Susu dimasukkan
kedalam cup kemasan
dan di masukkan
keadalam sealer dan
diberi logo

Pasteurisas
i

Persiapan

Pengemasan

Tambahkan Gula,
Setelah suhu
pasteurisasi tercapai,
lakukan penambahan
perisa buah dan
pewarna makanan

Rencana Produksi (dalam unit)


180 cup

Ketersediaan Bahan Baku :


Bahan Baku Utama : Susu segar (Murni)
Bahan Baku Penunjang : Gula dan Perasa makanan
Jenis Peralatan :
No
1

Nama
Peralatan
Kompor

Jumlah
1

Harga/unit
(Rp)
Rp300.000

Nilai
300000

2
3
4
5
6
7
8
9
10

Panci
2
Sealer
1
Plastik
1
Gelas/cup
1
Gunting
1
Kulkas
1
Termometer
1
Baskom
1
Sendok
1
TOTAL

160000
1500000
30000
15000
7000
2600000
30000
3000
10000
4655000

Tenaga Kerja
Jenis Kegiatan
Produksi
Pengemasan

Rp80.000
Rp1.500.000
Rp30.000
Rp15.000
Rp7.000
Rp2.600.000
Rp30.000
Rp3.000
Rp10.000

Kualifikasi
Pendidikan
SMA
SMP

Jumlah TK

Taksiran Upah

1
1

8
Fasilitas/Sarana Produksi : Gedung, Transportasi
9
Fasilitas Penunjang :
10 Dampak Lingkungan :
Aspek Keuangan
1
Modal Sendiri :
2
Pinjaman yang Diajukan :
3
Menghitung Penerimaan :
TR = Q x P
= 180 x 4500
= 810.000
Biaya Variabel
No

Uraian

1
2
3
4
5
6
7

Susu
Gula
Perasa
Gas
Listrik
Plastik
Cup

Baiaya Tetap

Jumlah
Unit
30 L
3 kg
3 btl
1 Unit
1 Unit
1 roll
1 pck
TOTAL

Harga/unit
Rp
6.500
Rp 12.000
Rp
5.000
Rp 18.000
Rp 150.000
Rp 225.000
Rp 12.000

Nilai
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

195.000
36.000
15.000
18.000
150.000
225.000
12.000
651.000

(Rp)
1.000.000
750.000

No
1
2
3
6
7
8
9
10

Nama
Peralatan
Kompor
Panci
Sealer
Gunting
Kulkas
Termometer
Baskom
Sendok

Jumla
h
1 unit
2 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit
1 unit

Harga/unit
(Rp)
Rp 300.000
Rp 80.000
Rp 1.500.000
Rp 7.000
Rp 2.600.000
Rp 30.000
Rp 3.000
Rp 10.000
TOTAL

651.000
4500505,21

Q=

Q=

Rp 300.000
Rp 160.000
Rp 1.500.000
Rp 7.000
Rp 2.600.000
Rp 30.000
Rp 3.000
Rp 10.000

Menghitung Biaya
TC = FC + VC
= 651.000 + 505.21
= 651.505,21
Menghitung Keuntungan
Penerimaan = TR TC
= 810.000 - 651.505,21
= 158.494,79
Menghitung BEP
1
BEP atau titik dalam unit
FC
Q=
PVC
Q=

Q=

Nilai

651.000
3.994,79

= 162,96
BEP atau titik dalam rupiah
FC
Q=
vc
1
P

651.000
505,21
1
4500
651.000
10,11

= 731.460,67

Jumlah
Produksi
1825
1825
1825
1825
1825
1825
1825
1825

Umur
Ekonomis
5 thn
5 thn
5 thn
5 thn
5 thn
5 thn
5 thn
5 thn

Nilai
Penyusutan
Rp 32,88
Rp 17,53
Rp 164,38
Rp 0,77
Rp 284,93
Rp 3,29
Rp 0,33
Rp 1,10
Rp 505,21

Anda mungkin juga menyukai