Dosen Pengampu :
Idral Amri
Oleh :
Ullia Nurul Ismala
1507123812
B.
Statistik Sampling
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono,
2001: 56). (Margono, 2004: 125) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan
teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai
dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan
memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang
representatif.Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian,
terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Secara skematis, menurut
(Sugiyono, 2001: 57) teknik sampling ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Dari gambar di atas terlihat bahwa teknik sampling pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Nonprobability
Sampling. Probability sampling meliputi: simple random sampling, proportionate
stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling, dan area
(cluster) sampling (sampling menurut daerah). Nonprobability sampling meliputi:
sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling,
sampling jenuh, dan snowball sampling.
1. Probability Sampling
(Sugiyono, 2001: 57) menyatakan bahwa probability sampling adalah teknik
sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik sampel ini meliputi:
a. Simple Random Sampling
Menurut (Sugiyono, 2001: 57) dinyatakan simple (sederhana) karena
pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. (Margono, 2004: 126)
menyatakan bahwa simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan
sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian setiap unit
sampling sebagai unsur populasi yang terpencil memperoleh peluang yang sama
untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi. Cara demikian dilakukan
10 propinsi itu dilakukan secara random. Tetapi perlu diingat, karena propinsipropinsi di Indonesia itu berstrata maka pengambilan sampelnya perlu
menggunakan stratified random sampling. Contoh lainnya dikemukakan oleh
(Margono, 2004: 127). Ia mencotohkan bila penelitian dilakukan terhadap populai
pelajar SMU di suatu kota. Untuk random tidak dilakukan langsung pada semua
pelajar-pelajar, tetapi pada sekolah/kelas sebagai kelompok atau cluster.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap
pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya
Menurut (Sugiyono, 2001: 60) nonprobability sampling adalah teknik yang tidak
memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi:
a. Sampling Sistematis
(Sugiyono, 2001: 60) menyatakan bahwa sampling sistematis adalah
teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah
diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari
semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100.
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau
kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk itu
maka yang diambil sebagai sampel adalah 5, 10, 15, 20 dan seterusnya sampai
100.
b. Sampling Kuota
Menurut (Sugiyono, 2001: 60) menyatakan bahwa sampling kuota adalah
teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu
sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Menurut (Margono, 2004: 127) dalam
teknik ini jumlah populasi tidak diperhitungkan akantetapi diklasifikasikan dalam
beberapa kelompok. Sampel diambil dengan memberikan jatah atau quorum
tertentu terhadap kelompok. Pengumpulan data dilakukan langsung pada unit
sampling. Setelah jatah terpenuhi, pengumpulan data dihentikan. Sebagai contoh,
3. Sampel Ganda
Diagram Kendali
Diagram R
a.
Data
Kontinyu
Data Diskrit
Diagram
Diagram
Variabel
Atribut
Diagram
Diagram p
Diagram c
tetap.
c.
Diagram Kendali p
Diagram kendali p merupakan jenis diagram kendali batas atribut, memakai
skala dengan data kategori, misalnya: buruk-jelek. Diagram p Memperlihatkan
persentase dari item yang tidak sesuai, contoh: menghitung jumlah kursi rusak
dan dibagi dengan jumlah total kursi yang diperiksa. Diagram kendali p disebut
sebagai diagram kendali defective. Dimana p adalah rasio antara jumlah produk
defective yang didapatkan dalam inspeksi terhadap jumlah seluruh produk yang
di inspeksi, yang dapat dinyatakan dalam fraksi disebut "fraction defective atau
persentase disebut "percentage defective. Diagram kendali p dapat di susun
dengan jumlah sample tetap atau bervariasi.
Perhitungan untuk membuat diagram kendali p.
Garis tengah (Central Line/CL)
Garis batas untuk p
Rumus untuk garis batas diagram p adalah sebagai berikut ;
d.
Diagram kendali c
Diagram Kendali c Banyak parameter yang dikendalikan tidak dapat
dinyatakan sebagai bagian seperti dalam diagram p. Misalnya dalam pertenunan,
jumlah defect per 10m2 dari bahan yang diproduksi mungkin merupakan
parameter yang harus dikendalikan. Disini satu defect mungkin artinya kecil
tetapi kalau defect-nya besar per unit mungkin dapat merupakan obyek penting
sekali. Untuk itu distribusi kemungkinan yang berlaku adalah distribusi
POISSON, dimana terjadi defect secara random.
Perhitungan untuk diagram kendali c adalah ;
D.
Pengujian
Disebut juga lembar pengecekan. Suatu tipe khusus dari isian untuk
pengumpulan data. Lembar pengecekan mempermudah mengumpulkan data,
cenderung membuat usaha pengumpulan data lebih akurat, dan secara otomatis
menghasilkan semacam ringkasan data yang sering sangat efektif untuk analisis
cepat. Isian lembar pengecekan dibuat masing-masing untuk situasi yang berbeda.
Lembar pengecekan digunakan untuk mengumpulkan data, bentuknya dapat
berupa apa saja. Lembar pengecekan menjabarkan satu persatu item yang akan
dicek secara rutin ataupun acak, lalu hasil pengecekan tersebut dicatat dalam
bentuk data angka (numerik) atau berupa tanda.
Kegunaan utama dari Check Sheet:
a. Untuk manajemen sehari-hari (menghindari kelupaan, mentaati aturanaturan operasional)
Contoh: equipment check list, check list pekerjaan, 6S check list, check list untuk
diagnosis dokter, berbagai macam check list, tabel statistik, check list penilaian,
dan lain-lain.
b. Pemeriksaan khusus (pemeriksaan untuk permasalahan yang spesifik)
Contoh: accident check list, special case analysis, questioner, dan lain-lain.
c. Membuat catatan (mengumpulkan data/angka yang dibutuhkan untuk
pencatatan/pendataan)
Contoh: laporan harian produksi, quality check list, laporan barang jadi masuk
gudang, laporan catatan pengambilan material, dan lain-lain.
Prosedur membuat lembar pengecekan:
Tentukan kejadian atau masalah apa yang akan diamati. Kembangkan
definisi operasional.
Tentukan kapan data akan dikumpulkan dan untuk berapa lama.
Rancang isiannya. Buatlah supaya data dapat direkam dengan semudah
membuat tanda centang atau X atau simbol yang mirip juga sehingga data
tidak perlu disalin ulang untuk analisis.
Tandai semua tempat di isian.
Tes lembar pengecekan untuk periode percobaan singkat untuk
memastikan itu mengumpulkan data yang tepat dan mudah digunakan.
Tiap kali kejadian dan masalah yang disasar terjadi, rekam data di lembar
pengecekan.