PENDAHULUAN`
1.1 Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO,2006); sanitasi merupakan upaya
pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia yang akan menimbulkan hal-hal
yang merugikan bagi perkembangan fisik, Kesehatan, dan daya tahan hidup manusia;
Berdasarkan data WHO bahwa kematian yang disebabkan karena waterborne disease
mencapai 3.400.000 jiwa per tahun, dan untuk diare merupakan penyebab kematian
terbesar yaitu 1.400.000 jiwa per tahun. Dari semua kematian tersebut berakar pada
sanitasi dan kualitas air yang buruk. Menurut Hardoy pada tahun 1992; dalam (Road
Map, 2013) layanan air minum yang kualitasnya buruk dan kurang memadainya sistem
pembuangan air limbah dan sampah menimbulkan dampak buruk pada lingkungan dan
menimbulkan endemik penyakit di rumah tangga miskin;
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disebut STBM merupakan
pendekatan dan paradigma baru pembangunan sanitasi di Indonesia yang mengedepankan
pemberdayaan masyarakat dan perubahan perilaku. STBM ditetapkan sebagai kebijakan
nasional berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2014; tentang sanitasi total berbasis masyarakat untuk mempercepat pencapaian MDGs
tujuan 7C, yaitu mengurangi hingga setengah penduduk yang tidak memiliki akses
terhadap air bersih dan sanitasi pada tahun 2015. Tahun 2014, Kepmenkes ini diganti
dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.3 Tahun 2014 tentang STBM. Adapun tujuan
penyelenggaraan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) adalah untuk mewujudkan perilaku masyarakat yang
higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat Kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Diharapkan pada tahun 2025, Indonesia bisa
mencapai sanitasi total untuk seluruh masyarakat, sebagaimana tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Indonesia.
(BABS), mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman,
mengelola sampah dengan benar mengelola limbah air rumah tangga dengan aman
(Permenkes RI NO 3 Tahun, 2014 ).
1.2 Tujuan
Penulis menyusun makalah ini untuk mendukung kegiatan belajar mengajar
program studi Teknik Lingkungan dalam memahami bagaimana cara yang tepat dalam
memilih makanan dan minuman sehat dalam kehidupan sehari-hari. Diharapkan dalam
aplikasinya mahasiswa program studi Teknik Lingkungan dapat mempraktikkan dalam
kehidupan dan berbagi ilmu dengan masyarakat disekitar, agar tepat dalam memilih
makanan dan minuman yang baik serta cara pengolahan makanan dan minuman sehat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN
Penyehatan makanan merupakan suatu usaha untuk menjaga
keamanan makanan agar tidak menimbulkan bahaya, Ilmu Kesehatan
Masyarakat dititik beratkan kepada
1) mencegah timbulnya penyakit
2) Memperpanjang masa hidup
3) Mempertinggi nilai kesehatan (winslow)
Dan didalam hal mencegah timbulnya penyakit, salah subtansi yang
diawasi bersumber dari makanan.
Makanan adalah Kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap
saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi
tubuh atau sumber energi satu-satunya bagi manusia. Menurut WHO, yang
dimaksud makanan adalah : Food include all substances, whether in a
natural state or in a manufactured or preparedform, wich are part of human
diet. batasan makanan tidak termasuk air, obat-obatan, dan subtansi
subtansi yang diperlukan untuk tujuan pengobatan. (WHO)
Fungsi pokok makanan bagi kehidupan manusia yakni :
1. Sumber energy guna melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Berperan di dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai
penyakit.
3. Mengatur
metabolisme
dan
mengatur
berbagai
keseimbangan
1.
2.
Hygiene perorangan
Hygiene makanan dan minuman
2.2.2 Pengertian Sanitasi
Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang
menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.
Upaya menjaga pemeliharaan agar seseorang, makanan, tempat kerja atau
peralatan tetap hygienis (sehat) dan bebas pencemaran yang diakibatkan oleh
bakteri, serangga, atau binatang lainnya. Sanitasi adalah usaha kesehatan
preventif yang menitikberatkan kegiatan kepada usaha kesehatan lingkungan
hidup manusia (Siti Fathonah, 2005).
Sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yang menitikberatkan
kepada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mungkin
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat ( Dr.Azrul Azwar, MPH,
2009). Sanitasi adalah cara pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan
yang mempunyai pengaruh terhadap lingkungan (Hopkins, 2009).
1.
2.
3.
4.
Mikrobiologis. Contoh : busuk, terdapat telur cacing atau cacing, ada ulat.
Mekanis, terjadi akibat benturan antar hasil pertanian tersebut.
Fisiologis dan Biologis. Contoh : jatuh yang mengakibatkan mudah
terkontaminasi oleh mikrobiologis.
Fisik. Contoh : benturan dan jatuh
5.
2) Peralatan penyimpanan
2.
1.
Tempat Pengolahan
Syarat yang harus diperhatikan dalam tempat pengolahan yaitu : lantai
jangan licin
dinding harus bersih, hindarkan terlalu banyak menggantung alat masak di
dinding
tembok harus dengan cat terang
selalu bersih
1.
Perlengkapan/Peralatan
Perlengkapan/peralatan yang harus diperhatikan dalam tempat pengolahan
yaitu:
untuk alat yang terbuat dari besi jangan berkarat
air harus cukup
pisah antara dapur basah dan dapur kering (jika tidak dipisah yang harus
diperhatikan adalah cara mengamankan makanan selama proses memasak
sampai menyajikan makanan)
Pengolahan makanan yang baik adalah yang mengikuti prinsip-prinsip
hygiene dan sanitasi
1) Tempat pengolahan makanan
Tempat dimana makanan diolah menjadi makanan terolah atau makanan jadi
disebut : dapur
Syarat syarat untuk dapur :
1.
Lantai
Terbuat dari bahan yang kedap air, mudah dibersihkan dan tahan korosif
Luas lantai 35 sampai 40% dari ruang makan
Sudut antara dinding dan lantai harus melengkung
Selalu dalam keadaan bersih
1.
Dinding
Permukaan dalam dinding harus rata, tidak menyerap air, mudah
dibersihkan
Dinding yang selalu terkene percikan air diberi pelapis dengan porselin
1.
1.
Penerangan
Untuk ruangan kerja 20 Fc, ruang makan dan tempat cuci antara 30-40 Fc.
Semua penerangan harus bebas silau dan tidak menimbulkan bayangan
1.
Ventilasi
Fentilasi yang memenuhi syarat akan efektif dan untuk pemeliharaan
kenyamanan
Ventilasi harus cukup
1.
Pembuangan asap
Dapur harus dilengkapi dengan pengumpul asap dan cerobong
4.
1.
Pengeringan
3) Tenaga pengolahan makanan
Penjamah makanan harus memperhatikan hygiene perorangan. Peranan
penjamah makanan dalam penyebaran penyakit :
1.
2.
3.
1.
1.
2.
Tenaga pengangkut
Boleh penjamah/bukan penjamah makanan
Jika batuk harus menoleh berlawanan dari makanan
Hygiene perorangan harus diperhatikan
1.
Teknik pengangkutan
1.
2) Suhu
Pengaturan suhu pada suhu bakteri tidak bisa tumbuh.
Penyimpanan dingin
2.
a) Penyimpanan sejuk
Antara 15- 25c
Untuk minuman keras, umbi umbian dan sayuran
6.
b) Pendinginan
Pada suhu 5,6c
Dapat menghambat pertumbuhan mikroba pathogen
1.
c) Penyimpanan beku
Dengan menyelupkan bahan kedalam refrigerant
Dengan menggunakan udara dingin 17,8 sampai dengan 34,4
1.
1.
1.
2.
3.
Tempat Penyajian, haruslah bersih dan jauh dari tempat penimbunan sampah
Alat-alat Penyajain, harus yang aman dan bersih
Tenaga Penyaji, harus memperhatikan hygieneperorangan dan pola PHBS.
Penyajian makanan merupakan salah satu prinsip dari hygiene dan
sanitasi makanan. Penyajian makanan yang tidak baik dan etis, bukan saja
dapat mengurangi selera makan seseorang tetapi dapat juga menjadi
penyebab kontaminasi terhadap bakteri. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam penyajian makanan sesuai dengan prinsip hygiene dan
sanitasi makanan adalah sebagai berikut :
1.
1
2
3
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
tidak rusak atau cacat dan bekas pakai. Tujuannya untuk mencegah
penularan penyakit dan memberikan penampilan yang estetis.
Prinsip handling artinya setiap penanganan makananmaupun alat makan
tidak kontak langsung dengan anggota tubuh terutama tangan dan bibir.
Tujuannya adalah:
Mencegah pencemarandari tubuh
Memberi penampilan yang sopan, baik dan rapi
2.4 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SANITASI MAKANAN DAN
MINUMAN
Ada beberapa factor yang perlu diperhatikan dalam menjaga
sanitasi makanan yang efektif. Faktor factor tersebut berkaitan dengan
makanan, manusia dan peralatan.
Faktor Makanan
Sumber bahan makanan
Apakah diperoleh dari pertanian, perternakan, perikanan, atau lainnya.
Sumber bahan makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi untuk
mencegah terjadinya kontaminasi atau pencemaran. Misalnya, hasil
pertanian tercemar dengan pupuk kotoran manusia atau dengan insektisida.
1.
1.
1.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1
Suhu udara dalam gudang tidak lembab untuk mencegah tumbuhnya jamur.
Memiliki sirkulasi udara yang cukup.
Memiliki pencahayaan yang cukup
Dinding bagian bawah dari gudang harus di cat putih agar mempermudah
melihat jejak tikus.
Harus ada jalan dalam gudang.
Pemasaran bahan makanan
Tempat penjualan atau pasar harus memenuhai persyaratan sanitasi antara
lain, kebersihan, pencahayaan, sirkulasi udara, dan memiliki alat pendingin.
Pasar yang memenuhi persyaratan adalah pasar swalayan atau supermarket.
2.
Pengolahan makanan
Proses pengolahan makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi, terutama
berkaitan dengan kebersihan dapur dan alat-alat perlengkapan masak.
3.
Penyajian makanan
Penyajian makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi, yaitu bebas dari
kontaminasi, bersih dan tertutup, serta dapat memenuhi selera makan
pembeli.
Penyimpanan makanan
Makanan yang telah diolah disimpan di tempat yang memenuhi persyaratan
sanitasi, dalam lemari atau alat pendingin.
Faktor Manusia
Orang yang bekerja pada tahap pengolahan makanan harus memenuhi
persyaratan sanitasi, seperti kesehatan individu. Individu tersebut tidak
memiliki penyakit infeksi, dan bukan carier dari suatu penyakit. Untuk
personal yang menyajikan makanan harus memenuhi syarat-syarat seperti
kebersihan dan kerapian, memiliki etika dan sopan santun, berpenampilan
yang baik dan keterampilan membawa makanan dengan teknik khusus, serta
ikut dalam program pemeriksaan kesehatan berkala setiap enam bulan atau
satu tahun.
Faktor Perawatan
Kebersihan dan cara penyimpanan peralatan pengolah makanan harus
memenuhi persyaratan sanitasi.
Wanita hamil
Dewasa yang lebih tua
Orang dengan penyakit kronis
Bahaya keamanan pangan terdiri dari kontaminasi biologis, kimia, atau fisik
yang dapat menyebabkan makanan menjadi tidak aman untuk konsumsi
manusia. Food-borne Disease adalah setiap penyakit akibat kontaminasi
makanan. Ketika mikroorganisme menyebabkan penyakit karena makanan
itu disebut kontaminasi biologis (Morgan, 2006).
Berikut ini adalah daftar beberapa bakteri yang dapat menyebabkan penyakit
pada makanan :
bakteri ini erat sekali hubungannya dengan manusia dan hewan, terutama
pada kulit, hidung, dan tenggorokan (Buckle et al., 2009).
Escherichia coli: Hal ini paling sering ditemukan dalam daging merah
matang dan susu yang tidak dipasteurisasi. Gejala meliputi sakit perut,
muntah, dan diare. Untuk menghindari kontaminasi coli, makanan harus
dimasak secara menyeluruh, terutama daging giling, dan praktik kebersihan
pribadi dan sanitasi yang baik (Morgan, 2006). Organisme ini juga terdapat
di dapur dan tempat-tempat persiapan bahan pangan melalui bahan baku dan
selanjutnya masuk makanan melalui tangan, permukaan alat, tempat
masakan, dll. Masa inkubasi 1-3 hari (Buckle et al., 2009).
Salmonella: paling sering ditemukan dalam pangan daging, telur, unggas,
dan kotoran dari tangan kotor pekerja. Bakteri ini sangat umum, sebagian
besar ayam membawa salmonella. Gejalanya termasuk mual, demam, kram,
dan diare (Morgan, 2006). Gejala biasanya nampak 12-36 jam setelah bahan
pangan tercemar. Gejala lainnya adalah diarrhea, sakit kepala, dan demam.
Biasanya berakhir selama 1-7 hari. Penyakityang berkaitan dengan
gastroentritis biasanya disebabkan oleh species salmonella typhirium, S.
agona, S. panama. Sedangkan untuk penyebab tiphus adalah salmonella
typhi dan paratyphi yang biasanya hanya terdapat pada manusia dan tak
dijumpai pada hewan (Buckle, et al., 2009) Untuk menghindari penyebaran
salmonella, lakukan praktik kebersihan pribadi dan sanitasi yang baik, serta
menyimpan dan memasak makanan (terutama ayam dan telur) dengan benar
(Morgan, 2006).
Streptococcus: Sumbernya adalah pekerja makananyang sakit atau
pelanggan. Gejalanta termasuk sakit tenggorokan dan demam. Untuk
menghindari penyebaran radang, gunakan pelindung Buffet dari bersin dan
batuk, dan tidak membiarkan karyawan sakit untuk menangani makanan.
Listeria monocytogenes : Sumbernya adalah tanah, air, manusia, dan hewan.
Gejala termasuk mual, muntah, diare, infeksi leher rahim, dan keguguran
pada wanita hamil. Untuk menghindari penyebaran listeriosis, masaklah
makananpada suhu yang tepat, konsumsi susu yang telah dipasteurisasi, dan
lakukan praktik kebersihan pribadi dan sanitasi yang baik, serta menyimpan
dan memasak makanan (terutama ayam dan telur) dengan benar.
Campylobacter jejuni : Sumbernya adalah binatang ternak dan susu mentah.
Sebagian besar unggas membawa bakteri Gejalanya meliputi diare, kram
perut, demam, dan muntah. Untuk menghindari penyebaran, Masaklah
makanan dengan baik, hindari kontaminasi silang, dan konsumsi susu
pasteurisasi.
Clostridium perfringens : Sumbernya adalah pekerja makanan, daging, dan
tanah. Gejalanya termasuk mual, demam, kram, dan diare. Untuk
1.
2.
Produk susu
Telur
Ikan
Kerang
Kacang Pohon
Kacang
Gandum
Produk kedelai
Harus ada pemisahan letak penyimpanan bahan baku baru dengan produk
yang selesai diolah.
Kamar kecil harus dibangun jauh dari tempat pengelolaan bahan pangan dan
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Jangan campur daging mentah dengan sayuran mentah dalam satu kemasan.
Daging-dagingan sebaiknya disimpan di lemari pembeku.
Jangan campur bahan mentah dengan bahan matang.
Mencuci alat makan menggunakan ember sangat tidak disarankan, apalagi
jika airdi dalam ember tersebut digunakan untuk membilas. Pembilasan
harus dilakukan menggunakan air bersih yang mengallir dan bertekanan
tinggi, karena air yang mengalir dengan tekanan tinggi akan membantu
menjatuhan kotoran dan sabun sisa-sisa pencucian. Air yang tidak mengalir
dalam ember akan mengendapkan kotoran dan kuman sisa pencucian. Jika
digunakan berulang-ulang dapat menyebabkan kontaminasi silang ke alat
makna yang dibilas dengan air tersebut.
Memisahkan makananmentah dan matang.
Penggunaan lap untuk tangan dan untuk alat makan dibedakan karena di
tangan terdapat bakteriStaphylococcus sp.
2.7 PENGAWASAN SANITASI MAKANAN
Pada prinsipnya langkah-langkah pelaksanaan, pengawasan terhadap
sanitasi suatu produk makanan dimulai dari proses produksi, penyimpanan,
distribusi dan penjualan ke konsumen. Dengan demikian, konsumen akan
mendapat makanan yang berkualitas baik dan terhindar dari bahaya yang
mungkin diakibatkan oleh makanan tersebut. Konsumen sendiri juga perlu
melakukan pengawasan terhadap produk makanan jadi yang beredar di
lapangan.
Di Indonesia, pengawasan sanitasi produk makanan masih tumpang tindih.
1.
1
Lipida
Istilah lipida meliputi senyawa-senyawa heterogen, termasuk lemak dan
minyak yang umum di kenal di dalam makanan, malam, fosfolipida, sterol,
dan ikatan lain sejenis yang terdapat di dalam makanan dan tubuh manusia.
Lipida mempunyai sifat yang sama, yaitu larut dalam pelarut nonpolar,
seperti etanol, eter, kloroform, dan benzema.
Lemak mempunyai fungsi sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Lipida sederhana
Lemak netral
Monogliserida, digliserida, dan trigliserida (ester asam lemak dengan
gliserol).
1.
1.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2.
3.
4.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pembentukan antibodi
Mengangkut zat-zat gizi
Sumber energi
Protein adalah makro molekul yang mempunyai berat molekul antara lain
lima ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang
asam amino, yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino
terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen; beberapa
asam amino di samping itu mengandung unsur-unsur fosfor, besi, sulfur,
iodium, dan kobalt. Unsur nitrogen adalah unsur utama protein, karena
terdapat di dalam semua protein akan tetapi tidak terdapat di dalam
karbohidrat dan lemak. Unsur nitrogen merupakan 16% dari berat protein.
Molekul protein lebih kompleks daripada karbohidrat dan lemak dalam hal
berat molekul dan keanekaragaman unit-unit asam amino yang
membentuknya. Berat molekul protein bisa mencapai empat puluh juta;
bandingkan dengan berat molekul glukosa yang besarnya 180. Jenis protein
sangat banyak, mungkin sampai 1010-1012. Ini dapat dibayangkan bila
diketahui bahwa protein terdiri atas sekian kombinasi berbagai jenis dan
jumlah asam amino. Ada dua puluh jenis asam amino yang diketahui sampai
sekarang yang terdiri atas sembilan asam amino esensial (asam amino yang
tidak dapat dibuat tubuh dan harus didatangkan dari makanan) dan sebelas
asam amino nonesensial.
Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi
rendah. Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan
kwashiorkor pada anak-anak dibawah lima tahun (balita). Kekurangan
protein sering ditemukan secara bersamaan dengan kekurangan energi yang
menyebabkan kondisi yang dinamakan marasmus. Sindroma gabungan
antara
dua
jenis
kekurangan
ini
dinamakan
Energi-Protein
Malnutrition/EPM atau kurang energi-protein/KEP atau kurang kalori
protein/KKP. Sindroma ini merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia.
1.
Vitamin
Funk dalam bukunya The Etiology of Deficiency Disease yang diterbitkan
pada tahun 1912 mengusulkan nama vitamine untuk faktor-faktor zat aktif
tersebut. Vita berarti esensial untuk untuk kehidupan, sedangkan faktor anti
beri-beri yang diduga berperan tersebut adalah suatu ikatan amine. Pada
tahun 1920 istilah vitamine diganti menjadi vitamin karena zat-zat antifaktor
tersebut ternyata tidak selalu dalam bentuk ikatan amine. Usul perubahan
nama ini datang dari Drummond, yang juga mengusulkan pemberian
nomenklatur menurut abjad. Penemuan vitamin A oleh McCollum dan Davis
pada tahun 1913 menandakan era vitamin dalam penelitian gizi. Vitamin
kemudian diakui sebagai zat gizi yang esensial untuk kehidupan dan
kesehatan, yang mudah diperoleh dari susunan makanan yang bervariasi
(Almatsier, 2001).
Vitamin diberi nama menurut abjad (A, B, C, D, E, dan K). Vitamin B
ternyata terdiri dari beberapa unsur vitamin. Penelitian-penelitian kemudian
membedakan vitamin dalam dua kelompok; (1) vitamin larut dalam
lemak (vitamin A, D, E, dan K) dan (2) vitamin larut dalam air (vitamin B
dan C).
1.
Vitamin D
Vitamin D mencegah dan menyembuhkan riketsia, yaitu penyakit di mana
tulang tidak mampu melakukan klasifikasi. Vitamin D dapat dibentuk tubuh
dengan bantuan sinar matahari. Bila tubuh mendapat cukup sinar matahari
konsumsi vitamin D melalui makanan tidak dibutuhkan. Karena dapat
disintesis di dalam tubuh, vitamin D dapat dikatakan bukan vitamin, tapi
suatu prohormon. Bila tubuh tidak mendapat cukup sinar matahari, vitamin
D perlu dipenuhi melalui makanan.
Bahan makanan yang kaya akan vitamin D ialah susu. Defisit vitamin D
memberikan penyakit rakhitis (rickets) atau disebut pula penyakit Inggris
karena mula-mula banyak terdapat dan dipelajari di negara Inggris.
Vitamin E
Berbagai biji-bijian merupakan sumber kaya vitamin E. Khususnya biji yang
sudah berkecambah dikenal mengandung vitamin E dalam konsentrasi
tinggi. Kekurangan vitamin E pada manusia menyebabkan hemolisis
eritrosit, yang dapat diperbaiki dengan pemberian tambahan vitamin E.
2.
Vitamin K
Sumber utama vitamin K adalah hati, sayuran daun berwarna hijau, kacang
buncis, kacang polong, kol dan brokoli. Semakin hijau daun-daunan semakin
tinggi kandungan vitamin K-nya. Bahan makanan lain yang mengandung
vitamin K dalam jumlah lebih kecil adalah susu, daging, telur, serealia,
buah-buahan, dan sayuran lain. Kekurangan vitamin K menyebabkan darah
tidak dapat menggumpal, sehingga bila ada luka atau pada operasi terjadi
pendarahan.
3.
Vitamin B
Sumber utama vitamin B adalah beras dan serealia. Defisit vitamin B
menyebabkan penyakit beri-beri.
1.
Pelarut zat-zat gizi yang diperlukan tubuh dan mengangkut sisa metabolisme
Katalisator dalam berbagai reaksi biologi dalam sel
Pelumas dalam cairan sendi-sendi tubuh
Fasilitator pertumbuhan atau sebagai zat pembangun
Pengatur suhu karena kemampuan airmenyalurkan panas
Peredam benturan dalam mata, jaringan saraf tulang belakang, dan dalam
kantung ketuban melindungi organ-organ tubuh dari benturan.
Mineral
Mineral merupakan bagian dari tubuh dan memegang peran penting dalam
pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun
fungsi tubuh secara keseluruhan. Kalsium, fosfor, dan magnesium adalah
bagian dari tulang, besi dari hemoglobin dalam seldarah merah, dan iodium
dari hormon tiroksin. Di samping itu mineral berperang dalam berbagai
tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim.
Keseimbangan ion-ion mineral di dalam cairan tubuh diperlukan untuk
pengatur pekerjaan enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam-basa,
membantu transfer ikatan-ikatan penting melalui membran sel dan
pemeliharaan kepekaan otot dan saraf terhadap rangsangan.
Mineral digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral
makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100
mg sehari antara lain natrium, klorida, kalium, kalsium, fosfor,
magnesium dan sulfur. Fungsi dari mineral makro berperan dalam
keseimbangan cairan tubuh, untuk transmisi saraf dan kontraksi otot,
memberi bentuk (struktur) kepada tulang, dan memegang peranan khusus di
dalam tubuh.
Sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari antara lain
besi, seng, iodium, selenium, flour, molibdenum, dan kobal. Jumlah mineral
mikro dalam tubuh kurang dari 15 mg. Hingga saat ini di kenal sebanyak 24
mineral yang dianggap esensial. Jumlah ini setiap waktu bisa berubah.
2.9
PERATURAN
DAN
UNDANG-UNDANG
TERKAIT
PELAKSANAAN HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN DAN
MINUMAN
2.
3.
Sanitasi Pangan;
Pengaturan terhadap bahan tambahan Pangan;
Pengaturan terhadap Pangan Produk Rekayasa Genetik;
Pengaturan terhadap Iradiasi Pangan;
Penetapan standar Kemasan Pangan;
1.
1.
2.
3.
4.
1.
Setiap Orang yang terlibat dalam rantai Pangan wajib mengendalikan risiko
bahaya pada Pangan, baik yang berasal dari bahan, peralatan, sarana
produksi, maupun dari perseorangan sehingga Keamanan Pangan terjamin.
Setiap Orang yang menyelenggarakan kegiatan atau proses produksi,
penyimpanan, pengangkutan, dan/atau peredaran Pangan wajib:
Memenuhi Persyaratan Sanitasi; dan
Menjamin Keamanan Pangan dan/atau keselamatan manusia.
Ketentuan mengenai Persyaratan Sanitasi dan jaminan Keamanan Pangan
dan/atau keselamatan manusia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur
dalam Peraturan Pemerintah.
Pasal 72
Setiap Orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
71 ayat (1) dan ayat (2) dikenai sanksi administratif.
Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
Denda;
Penghentian sementara dari kegiatan, produksi, dan/atau peredaran;
Penarikan Pangan dari peredaran oleh produsen;
Ganti rugi; dan/atau
Pencabutan izin.
Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis, besaran denda, tata cara, dan
mekanisme pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Bahan Tambahan Pangan (Bagian Ketiga, Pengaturan Bahan Tambahan
Pangan)
Pasal 73
1.
2.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
Pasal 137
miliar rupiah).
Pasal 141
Setiap Orang yang dengan sengaja memperdagangkan Pangan yang tidak
sesuai dengan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan yang tercantum dalam
label Kemasan Pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak
Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
Pasal 142
Pelaku Usaha Pangan yang dengan sengaja tidak memiliki izin edar
terhadap setiap Pangan Olahan yang dibuat di dalam negeri atau yang
diimpor untuk diperdagangkan dalam kemasan eceran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 91 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling
lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp 4.000.000.000,00 (empat
miliar rupiah).
Pasal 143
Setiap Orang yang dengan sengaja menghapus, mencabut, menutup,
mengganti label, melabel kembali, dan/atau menukar tanggal, bulan, dan
tahun kedaluwarsa Pangan yang diedarkan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 99 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau
denda paling banyak Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
Pasal 144
Setiap Orang yang dengan sengaja memberikan keterangan atau pernyataan
yang tidak benar atau menyesatkan pada label sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 100 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun
atau denda paling banyak Rp 6.000.000.000,00 (enam miliar rupiah).
Pasal 145
1.
1.
2.
Jika perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 137, Pasal 138, Pasal
142, Pasal 143, dan Pasal 145 yang mengakibatkan:
Luka berat atau membahayakan nyawa orang, pelaku dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp
10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
Kematian orang, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun atau denda paling banyak Rp20.000.000.000,00 (dua puluh
miliar rupiah).
Jika perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 140 yang
mengakibatkan:
Luka berat atau membahayakan nyawa orang, pelaku dipidana dengan
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun atau denda paling banyak Rp
14.000.000.000,00 (empat belas miliar rupiah).
Kematian orang, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun atau denda paling banyak Rp20.000.000.000,00 (dua puluh
miliar rupiah).
Pasal 147
Setiap pejabat atau penyelenggara Negara yang melakukan atau membantu
tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 133 sampai Pasal 145,
dikenai pidana dengan pemberatan ditambah 1/3 (satu pertiga) dari ancaman
pidana masing-masing.
Pasal 148
1.
Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 133 sampai Pasal
145 dilakukan oleh korporasi, selain pidana penjara dan pidana denda
terhadap pengurusnya, pidana dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa
pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda terhadap
perseorangan.
BAB III
PEMBAHASAN
Bahan tambahan makanan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan
sebagai bahan makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas
makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi yang dengan sengaja
di tambahkan kedalam makanan untuk masuk teknologi pada pembuatan,
pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan dan
penyimpanan.
Dilihat dari asalnya, bahan tambahan makanan dapat berasal dari sumber
alamiah maupun buatan yang disentesis dari bahan yang mempunyai sifat
serupa dengan bahan alamiah yang sejenis, baik susunan kimia maupun sifat
metabolismenya. Pada umumnya bahan sintesis mempunyai lebihan, yaitu
lebih pekat, lebih stabil, dan lebih murah tetapi ada pula kelemahan yaitu
sering terjadi ketidak sempurnaan proses sehingga mengandung zat-zat yang
berbahaya bagi kesehatan, dan kadang-kadang bersifat karsinogenik yang
dapat merangsang terjadinya kanker. Salah satu bahan tambahan makanan
yang sering digunakan adalah bahan penyedap rasa.
Bahan penyedap rasa atau penegas rasa adalah zat yang dapat meningkatkan
cita rasa makanan. Penyedap rasa dapat memberikan, menambah atau
mempertegas rasa dan aroma. Penyedap rasa berfungsi menambah rasa
nikmat dan menekan rasa yang tidak diinginkan dari suatu bahan makanan.
Bahan-bahan yang termasuk dalam Bahan-bahan yang termasuk dalam
golongan ini ada yang diperoleh dari alam berupa rempah-rempah, misalnya:
bawang putih, bawang bombay, pala, merica, ketumbar, serai, pandan, daun
salam, dan daun pandan, cengkeh, cabai, laos, kunyit dan bahan lainnya.
Jika rempah-rempah dicampur dengan makanan saat diolah, dapat
menimbulkan cita rasa tertentu pada makanan.
Selain zat penyedap cita rasa yang berasal dari alam, ada pula yang berasal
dari hasil sintesis bahan kimia. Penyedap sintetik pada dasarnya merupakan
tiruan dari yang terdapat di alam. Berikut ini beberapa contoh zat penyedap
cita rasa hasil sintesis:
1.
2.
3.
4.
Oktil asetat, makanan akan terasa dan beraroma seperti buah jeruk jika
dicampur dengan zat penyedap ini.
Etil butirat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah nanas pada
makanan.
Amil asetat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah pisang.
Amil valerat, jika makanan diberi zat penyedap ini maka akan terasa dan
beraroma seperti buah apel.
Penyedap sintetik yang sangat populer di masyarakat adalah vetsin atau
MSG (mononatrium glutamat). MSG merupakan garam natrium dari asam
glutamat yang secara alami terdapat dalam protein nabati maupun hewani.
Daging, susu, ikan, dan kacang- kacangan mengandung sekitar 20% asam
glutamat. Oleh karena itu makanan yang mengandung asam glutamat akan
terasa lezat dan gurih meski tanpa bumbu-bumbu lain. Keunikan dari MSG
adalah bahwa meskipun tidak mempunyai cita rasa, tetapi dapat
membangkitkan cita rasa komponen-komponen lain yang terkandung dalam
bahan makanan. Sifat yang semacam itu disebut dengan taste enhancer
(penegas rasa). monosodium glutamat (MSG) merupakan zat yang tidak
berasa, tetapi jika sudah ditambahkan pada makanan maka akan
menghasilkan rasa yang sedap. Penggunaan MSG yang berlebihan telah
menyebabkan Chinese restaurant syndrome yaitu suatu gangguan
kesehatan dimana kepala terasa pusing dan berdenyut. Penggunaan
monosodium glutamat akan merusak jaringan otak dan banyak bahaya lain
seperti kerusakan sel hipothalamus mencit, memicu hipertensi, asma,
hipokalimia, diabetes melitus, kelemahan otot dan tulang (kelumpuhan).
Masalah-masalah kesehatan yang dihubungkan dengan MSG antara lain:
1.
2.
3.
MSG menyebabkan syndrom restoran cina, antara lain rasa haus, pusing,
tubuh kejang dan jantung berdebar-debar.
MSG dituduh sebagai penyebab makanan snack yang disukai anak-anak
menjadi tidak menyehatkan.
Karena mengandung natrium, MSG dituduh sebagai pencetus hipertensi.
Dari rumus molekulnya maupun analisa laboratorium kita bisa mengetahui
kadar natrium dalam MSG, yaitu 12%. Sementara itu garam mengandung
40% natrium.
BAB IV
PENUTUP
2.
4)
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat penulis ambil dari makalah ini adalah
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan
memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh.
Menurut WHO, yang dimaksud makananadalah : Food include all
substances, whether in a natural state or in a manufactured or
preparedform, wich are part of human diet. Batasan makanan tersebut tidak
termasuk air, obat-obatan dan substansi-substansi yang diperlukan untuk
tujuan pengobatan.
5)
Sanitasi makananadalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan
kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan
minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu atau memasak
kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses
pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana
makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada
masyarakat atau konsumen. Sanitasi makanan ini bertujuan untuk menjamin
keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit,
mencegah penjualan makanan yang akan merugikan pembeli. mengurangi
kerusakan / pemborosan makanan.
SARAN