Dalam bab ini kita mengembangkan sisi permintaan dari perekonomian. Ini adalah
usaha untuk memperoleh nilai kesimbangan tingkat bunga dan tingkat output yang diminta
oleh para konsumen, perusahaan dan pemerintah pada harga tertentu. Pada bagian akhir dari
bab ini kita sudah dapat menyusun kurva permintaan perekonomian, kurva yang
menunjukkan bagaimana variabel variabel pada sisi permintaan kesimbangan ini berubah
jika sekiranya tingkat harga juga berubah.
(1)
R t+ 1
1
(1+r )
Rt2
2
(1+r )
+ ... +
R t+ n
n
(1+r )
(2)
Dalam perhitungan nilai sekarang atas arus pendapata yang akan datang, tingkat suku
bunga r dipakai sebagai patokan untuk menilai dari penerimaan yang bakal diperoleh. Tingkat
bunga yang berbeda beda dalam pasar itu disamaratkan sebagai langkah penyederhaanaan
1
untuk memperoleh tingkat bunga yang umum (r), sehingga kalau terjadi perubahan moneter
akan menimbulkan perubahan yang sama.
Perusahaan perusahaan dapat menyusun sala prioritas proyek berdasarkan PDV
masing masing seperti tertera pada gambar 4-1. Dengan penawaran yang elastis dari dana
investaso, perusahaan perusahaan akan menamam modal dalam semua proyek jika PDV 0
(artinya yang mempunyai pengembalian positif). Ini akan mendorong tingkat investasi
sebagaimana terlihat pada gambar 4-1. Jika suatu perusahaan hanya mempunyai dana
terbatas, perusahaan itu akan menanam modalmya pada usaha yang paling produktif (PDV
tertinggi) sampai semua dananya terpakai sampai titik tertentu entah dimana di bagian i.
PDV
PDV, given r0
io
it
(3)
Penurunan Kurva IS
Sekarang persamaan (4) menguraikan melalui pasangan nilai nilai y dan r yang akan
mempertahankan keseimbangan dalam apa yang kita akan menyebutnya dipasar produk.
Kita dapat menganalia pasangan kesimbangan y dengan beberapa cara. Pertama secara
grafis : gambar 4-2 sebagaimana kita ketahui bahwa suatu kenaikan dalam r dari r 0 ke r1 akan
menyebabkan penurunan dalam i. Penururunan ini diwakili oleh gambar 4-3 sebagai suatu
pergeseran menurun dalam garis i (r) + g dari penjumlahan i = i 1 io. Pada tingkat asal dari
i(r) = g dengan r = ro. Pendapatn kesimbanagn berada pada yo. Dengan kenaikandalam r
menjadi r1, kesimbangan bergeser ke yt, suatu pendapatan yang lebih rendah, sudah seharusna
jatuh dalam investasi ang direncanakan. Hubungan di antara r dan y ini dapat langsung
2
disesuaikan seperti yang diperlihatkan pada gambar 4-4. Pada ga,bar 4-3, bila tingkat bunga
meningkat makan tingkat investasi menurun sambil menyusutnya tingkat pendapatan
keseimbanagn melalui mutiplier. Jadi, garis yang menggambarkan pasangan keseimbangan r
dan Y harus berslope negatif sebagaimana ditunjukkan pada gambar 4-4. Kurba yang
menggambarkan serangkaian titi titik kesimbanagn r dan y dalam pasar produk disebut
kurva IS. Kurva ini menggambarkan kombinasi r dan y yang memelihara persaaan antara i+g
dan s-t yang direncanakan.
i
i
i1i(r)
r0
r1
s+t
i(r0) + g
i(r1) + g
y1 y0
Gambar 4-3 Keseimbangan Pendapatan dengan suatu perubahan pada tingkat bunga
Dy(1-c(1-t))=idr, dan
'
'
1c ( 1t )
t'
Pada sepanjan kurva IS yaitu kurba kesimbangan pasar produk. Kita telah mengetahui bahwa
1-c (1-t)>0, maka jelas bahwa (dr/dy)<0. Hal ini menunjukkan bahwa slop kurba IS pada
gambar 4-4 adalah negatif, kurva IS menggamabrkan kondisi kesimbanagn pasar produk
3
yang diturunkan dari persamaan dari persamaan (4). Maka kita sedang mendapatkan suatu
deretan panjang tingkat pendapatan kesimbangan dalam pasar produk yaitu kesimbangan
yang bersesuaian antara r dan y kita tidak mungkin mendapatkan slaah satu dari r dan y tanpa
mengetahui salah satu diantara keduanya.
Semua hubungan yang telah dibicarakan slam ini, turut membantu menentukan besar
masing masing produk, diringkaskan pada Diagram empat Kuadran pada gmabr 4-5.
Kuadran kanan bawah pada gambar 4-5 yang digambar terbalik, yaitu grafik yang sama
seperti yang diperlihatkan gambar 4-3 menunjukkan hubungan antara tabungan ditambah
penerimaan pajak sebagai fungsi pendapatan. Untuk membuat gambar lebih mudah, kita telag
mengasumsikan bahwa kedua dua nya tabungan dan pajak porsina disesuaikan dengan
pendapatan, dengan demikian skedul (s+t) bertolak melalui titik asal, tidak ada kerugian yang
signifikan dari generalitas yang didatangkan oleh menggunakan embuatan barang biasa ini,
pada kuadran kiri atas tergambar pengeluaran pemerintah (yang ditentukan oleh anggaran
belanja pemerintah) yang ditunjukkan oleh garis tegak lurus ditambah investasi yang
merupakan fungsi suku bunga r. Garis i (r0 ini seerupa dengan garis yang tertera pada gambar
4-2 yang diputar 90o. Nilai dari y dan i (r) dijumlahkan secara mendatar pada kuadran ini
yang menghasilkan garis i (r) + g yaitu sebaga penjumlahan dari i fungsi r ditambah dengan g
pada kuadaran kiri bawah digambar satu garis bersusut 45 o terhadap kedua sumbuna yang
ditarika dari titik origin (pusat). Garis ini digunakan sebagai garis bantu untuk menyamakan
s+t mulai dari kuadran kanan bawah sampai i + g kuadran kiri atas. Jadi, gambar ini segera
menunjukkan keadaan keseimbangan dalam pasar produk sebagaimana dituangkan dalam
persamaan (I).
Jadi, yang dapat kita turunkan sekarang dari ketiga hubungan yang lain adalah garis
pada kuadran kanan atas yanitu kurva IS yag menggambarkan pasangan keseimbangan r dan
y. Jika dipilih salah satu tingkat pendapatan pada sumbu y maka dapat kita telussuri ketiga
kuadran yang lain dengan mengikuti garis perpotongannya sebagai cara untuk menentukan
tingkat bunga keseimbangan bagi tingkat pendapatan.
Pergeseran Kurva IS
Diagram empat kuadran (DEK) ini berguna dalam mempelajari akibat akibat
perubahan dalam variabel eksogeneus seperti g atau pergeseran pada investasi, tabungan atau
fungsi pajak pada kesimbangan pasar produk pada tingkat r dan y.
berbunga dan penerimaan rekening koran (giro) selalu nol setelah pemotongan untuk inflasi
dan biaya bank.
(5)
Pada umumnya, harus kita akui bahwa permintaan spekulatif dan transaksi tidak dapat
dipisahkan. Pada laju tingkat bunga yang tinggi neraca spekulasi harus ditekan ke bawah
sampai batas minial yang terendah yang memberikan permintaan uang minimum dengan
tingkat bunga yang meningkat. Di pihak lain, ketika tingkat bunga semakin menurun, orang
mungkin tak peduli apakah umpamanya memegang 2% obligasi dan 0% uang. Jadi
permintaan uang mungkin akan menjadi sangat mendatar pada tingkat bunga rendah. Maka
permintaan uang dipetakan seperti pada gambar 4-7 dengan kurva permintaan menguncup
pada tingkat bunga ekstrim tinggi dan ekstrim rendah.
m(y0)
)
m(y1)
m(y2)
m(y3)
M/P
Gambar 4-7 Permintaan Uang
Pada sisi suplai (penawaran) daari pasar uang, kita akan menganggap bahwa jumlah
aung kontan dan permintaan deposito dalam perekonmian dtteapkan melalui persetujuan
kelembagaan antara sistem Bank bank komersial dan Bank sentral.
Gambar 4-8 adalah gamabran dari situasi permintaan dan penawaran yang telah kit
bicarakan. Dengan harga tertentu, penaaran uang riil ditentukan pada tingkat M/P. Seperti
tertera pada gamabr 4-7, permintaan uang digambarkan oleh fungsi m(y0), m(y1) dan m(y2).
Pada setiap tingkat bunga tertentu, katakanlah r2, jumlah permintaan tergantung kepada
tingkat pendapatan.
Dari 4-8 kita lihat bahwa, jika pendapatan naik dari y0 ke y1 ke y2, tingkat bunga
keseimbangan dari pasar uang naik jugam pada tingkat penwaran uang riil tertentu. Jika
pendapatan naik, terjadi kenaikkan pada permintaan transaksi uang. Pada saat itu jika
pendapatan naik, terjadi kenaikan pada permintaan transaksi yang. Pada saat itu beberapa
pemegang obigasi perlu beralih kepada uang akibat kebutuhan transaksi yang lebih tinggi.
r
m(y2)
m(y1)
m(y0)
6
MP
Gambar 4-8 permintaan dan penawaran dalam pasar uang
Penuruan dalam pasar obligasi mendorong turunnya harga harga obligasi dan naiknya
tingkat bunga. Jadi, penawaran uang yang berlebihan pada tingkat bunga lama r0 dan ingkat
pendapatan baru y2 mendorong tingkat bunga naik sampai penawaran sama dengan
oermintaan pada tingkat pendapatan baru, y2 dan tingat bunga baru r2 yang dan lebih tinggi.
Dengn menyamakan fungsi permintaan dan penawaran uang yang tetap secara
eksogen terdapat kondisi kesimbangan dalam pasar uang.
M
P
Dengan memisahkan neraca neraca spekulatif dan transaksi, kita dapati suatu cara yang
midah untuk menggambarkan keseimbangan pasar uang dalam DEK (diagram empat
kuadran) yang lain meringkas hubungan pasar uang.
Penurunan Kurva LM
Dalam kuadran kanan bawah gambar 4-9, garis k(y) menunjukkan permintaan
transaksi sebagai fungsi pendapatan yang meningkat diukur ke arah bawah. Dalam kuadran
kiri atas digambarkan kurva permintaan spekulatif sebagai fungsi dari tingkat bunga. Kurva
ini berslope negatif l<0 sebagaimana telah kita lihat pada gmabar 4-7 dan 4-8. Dalam
kuadran kiri bawah kita telah mempergunakan suatu teknik ilmu ukur yang menggambarkan
kenaikan kesimbangan (7), menyamakan uang yang ditawarkan dengan kuantitas uang yang
diminta. Pada kesempatan ini kita akan menggambar suatu garis bersudut 45 0 antara poros
permintaan transaksi dan poror permintaan spekulatif.
Pergeseran Kurva LM
DEK ini sangat bergguna dalam menganalisa akibat perubahan variabel atau
pergeseran eksogenous dalam fungsi permintaan spekulatif atau permintaan tranksaksi pada
nilai keseimbangan r dan y dalam pasar uang.
Jalur penyesuaian ini diperlihatkan pada gambar 4-11. Dimulai dengan keseimbangan
awal ro,yo, misalkan suplay uang ditingkatkan sehingga kurva LM berpindah dari LoMo, ke
LiMi. (lihat gambar 4-9 untuk melihat bagaimana pergeseran ini terjadi) pada tingkat
pendapatan keseimbangan awal yo, tingkat bunga yang membersihkan pasar uang jatuh ke ri
(lihat ini pada gambar 4-8). Pada tingkat pendapatan yo dan tingkat bungga ri, ekonomi
berada pada sisi kiri kurva IS pada gambar 4-11. Makin rendah tingkat bunga ri berarti
investasi i(r) menjadi lebih besar dari keseimbangan awal pada ro,yo; ex ame (i-g) (s-i), maka
barang barang menurun dan y meningkat. Maka pada titik A pada gambar 4-11, output dan
pendapatan y meningkat. Ini menaikan akan permintaan uang, jadi seraya y naik,r juga
10
meningkat sepanjang kurva LM. Proses ini berlangsung terus sampai ekonomi mencapai
keseimbangan kembali pada r2y2.
Jadi pasar produk dan pasar uang berinteraksi untuk membawa perekonomian menuju
ketitik potong keseimbangan. Interaksi ini dapat dijelaskan sbb, memakai gambar 4-11;
Kenaikan
pada suplay
uang
Kenaikan pada
permintaan
uang
Akhirnya, peningkatan pendapatan membuat keseimbangan baru pada r2y2 ,dengan tingkat
pendapatan yang lebih tinggi dan tingkat bunga yang lebih rendah dari keseimbangan semua
ro,yo.
Efek Kenaikan g
Untuk melihat efek dari kenaikan pembelanjaan pemerintak, mari kita lihat sebuah
kasus dimana pemerintah memutuskan untuk meningkatkan perbelanjaan agar dapat
menaikan pendapatan. Dengan memakai diagram pada Gambar 4-6 kita dapat melihat ini
menggeser kurva IS ke luar, menghasilkan keseimbangan pasar produk yang lebih tinggi y
untuk setia r tertentu. Pergeseran ini diperlihatkan dengan pergeserab ke IiSi pada gambar 412. Pada tingkat bungga permulaan ro, pendapatan mulai naik melalui proses multiplies.
Kenaikan dalam pendapatan menimubukka kenaikan dalam permintaan neraca transaksi. Hal
ini menciptakan permintaan berlebihan dalam pasar uang sehingga menaikan r. akhirnya
keseimbangan itu tercapai pada ri, dan yi.
11
Oleh karena investasi merupakan fungsi dari r dan I<0, maka kenaikan dalam
keseimbangan r membawa pengurangan pada keseimbangan i. dengan perkataan lain,
kenaikan dalam pengeluran pemerintah mengakibatkan perpindahan sebagai investasi swasta.
Perpindahan ini lebih kecil daripada besarnya kenaikan g semula sebab pasangan r dan y naik
dari posisi keseimbangan semula.
Cara lain untuk melihat akibat perubahan g adalah bahwa keputusan pemerintah untuk
membelanjakan lebih banyak berarti ia harus meningkatkan hutang. Pemerintah
melakukannya dengan cara menjual obligasi pemerintah. Untuk mengajak mesyarakat
membeli obligasi, pemerintah menwarkan tingkat bunga yang tinggi. Tingkat bungga mulai
naik bersamaan dengan pendapatan, pergerakannya terlihat pada gambar 4-13. Kita melihat
bahwa pendapatan keseimbangan naik sebagai akibat kenaikan dalam g. hal ini berarti bahwa
pemerintah pajak oleh pemerintah akan lebih banyak pula daripada ketika tingkat
keseimbangan semula. Kenaikan pajak ini akan meutup sebagian dari pengeluaran
pemerintah yang meningkat, sehingga kuantitas pinjaman akan lebih kecil daripada
pertambahan pengeluaran.
12
Efek Kenaikan M
Sebagai suatu alternative kepada peningkatan g untuk menignkatakan pendapatan.
Pemerintah dapat menempuh cara meningkatkan penawaran uang M. dengan memerikasa
gambar 4-9 kita dapat melihat bahwa hal ini akan mengakibatkan pergeseran kurva LM
kekanan yang mendorong perekonomian menuju pendapatan yang lebih tinggi dengan tingat
bungga yang lebih rendah. Ini diperlihatkan pada gambar 4-11 kenaikan dalam penawaran
uang menciptakan penawaran uang yang berlebihan dalam pasar uang, dan mendorong r
kebawah. Hal ini pada gilirannya meningkatkan permintaah investasi, meningkatkan y. tetapi
kenaikan dalam permintaan akan akan mengurangi peawaran yang sudah meningkat,
sehingga tingkat bungga akan menurun. Jadi, perbedaan utama antara efek menaikan g
dengab nebaikan M untuk menaikkan pendapatan dalam ekonomi adalah dimana akhirnya
tingkat buna. Pada peningkatan g menaikan tingkat bunga, sehingga kenaikan pada M
menurunkan tingkat bunga. Pada peningkatan g menaikan tingkat bunga, sementara kenaikan
pada M menurunkan tingkat bunga. Dengan alas an inilah, maka kedua alat perubahan
perubahan kebijakan fiscal dalam g atau dala t, dan kebijakan moneter dalam M biasanya
sama sama digunakan untuk mengendalikan perluasan pendapatan dan pengendalian tingkat
bunga. Bab5 akan memperlihatkan lebih komplit akibat akbita yang ditimbulkan oleh
kebijaksanaa moneter dan fiksal pada sisi permintaan dari perekonomian. Pertama, kita akan
menurunkan kurva permintaab perekonomia dari alat IS-LM.
(8)
Dan
R/P = l(r)+k(y)
(9)
Ini adalah dua pesamaan dalam tiga variable, y,r dan p. dalam analisa IS-LM kita terima P
ditentukan secara eksogen, maka suatu variable ditiadakan, lalu kedua persamaan diatas
diselesaikan untuk mendapatakan nilai nilai keseimbangan y dan r pada perpotongan kurva
IS, persamaan (8) da kurva LM, persamaan (9).
Untuk menganalisis akibat akibat dari perubahan perubahan tingkat harga terhadap
keseimbangab y pada sisi permintaan ekonomi, kita dapat pergunakan gambar 4-11. Gambar
13
ini melukis ulang diagram empat kuadran dari pasar uang yang berlatar belakang kurva LM,
lalu memadukan dengan kurva IS dari persamaan (80 untuk menentukan lokasi
keseimbangan ro, yo, dalam tingkat harga semua Po. Kita pergunakan disini dengan lengkap
diagram LM dengan sebuah kurva IS, sebab tingkat harga (p) tidak masuk kedalam
persamaan (8), kondisi IS keseimbangab pasar produk tersebut, tetapi dia dimasukan kedalam
persamaan (9). Jadi perubahan dalam P tidak mempengaruhi posisi kurva IS dalam model ini,
tetapi akan mengeser kurva LM.
Umpamakan sekarang tingkat harga pertama Po dalam gambar 4-12 yang menunjukan
keseimbangan ro,yo, maka tingkat harga naik ke Pi, sembari menurunkan penawaran uang rill
ke M/Pi. Seperti dapat kita lihat pada gambar 4-13, hali ini mengeser kurva LM kesebelah
kiri menjadi LiMi, dan menggerakan titi keseimbangan ke ri,yi, mengapa?
Kenaikan tingkat harga menurunkan penawaran uang rill. Hal ini berarti, bahwa pada
setiap tingkat pendapatan rill tertentu, permintaan uang transaksi meningkat, bersamaan
dengan berkurangnya permintaang uang untuk tujuan spekulatif. Selanjutnya, untuk
penyelesaian pasar, tingkat bungauntuk setiap peningkatab pendapatan tertentu harus lebih
tingi daripada tingkat bunga pada harga permulaan Po. Jadi, tingkat harga naik dengan alas an
apapun penawaran rill menciut dengan eksen permintaan tercipta dalam pasar uang. Hal ini
dapat dilihat dengan meningkatkan P pada gambar 4-8. Eksen permintaan ini mendorong
menaiknya bunga yang ada pada gilirannya menurunkan permintaan investasi dan pendapatan
keseimbangan. Secara bertahap, perekonomian itu bergerak menuju keseimbangan yang baru
ri,yi, dengan tingkat harga P yang baru. Seperti diperlihatkan pada gambar 4-13,
keseimbangan baru yi lebih kecil dari yo semula karena kenaikan dalam P dari Po ke Pi.
Jika telah diturunkan tingkat harga dari Po dalam gambar 4-13, dan hal ini menaikan
penawaran uang rill, titik keseimbangan r dan y akan terdorong kebawah sepanjang kurva IS
yang tetap, dan menaikan tingkat keseimbangan y. jadi, dengan merobah robah tingkat harga
(yang untuk sementara ditentukan oleh eksogen) akan menghasilkan variasi yang
berlawanana dengan tingkat keseimbangan, yang diminta dalam perekonomian: jika P naik,
maka y turun, dan sebaliknya. Hubungan ini diperlihatkan pada kurva permintaan
perekonomian pada gambar 4-14 kurva ini tercipta dengan mengubah tingkat harga dalam
gambar 4-13 (dari Po ke Pi) dan melukiskan berhadapan dengan tingkat harga perubahan
dalam pendapatan (dari yo ke yi) yang ditimbulkan ke kurva LM yang bergeser. Kurva
permintaan dalam gambar 4-13 (dari Po ke Pi) dan melukiskan berhadapan dengan tingkat
harga perubahan dalam pendapatan (dari yo ke yi) yang ditimbulkan oleh kurva LM yang
bergeser, kurva permintaan dalam gambar 4-13 menunjukan bahwa jika harga P naik, output
keseimbangan yang menuntut penurunan dalam perekonomian..
Kurva permintaan diturunkan dengan menanyakan, apa yang terjadi pada output
keseimbangan, jika tingkat harga berubah, dan membiarkan tingkat variable lain seperti
tingkat bunga, juga menyesuaikan diri kepada tingkat keseimbangan mereka. Ini menhasilkan
sesuatu yang penting. Perubahan dalam variable variable keseimbangan pada sisi suatu yang
penting. Perubahan dalam variable keseimbangan pada sisi permintaan perekonomian sebagai
akibat dari perubahan harga ialah pergeseran di sepanjang kurva permintaan. Perubahan
14
dalam variable eksogen pada sisi permintaan, seperti g atau M atau jadwal pajak, atau
pergeseran fungsi seperti fungsi tabungan atau permintaan uang transaksi. Mengeser kurva
permintaan. Perbedaan ini akan terjadi penting ketika kita telah kembangkan sisi penawaran
perekonomian dak kita dapat menganalisa, bagaimana perubahan dalam variable ekosgen
menggeser kurva permintaan atau penawaran, menciptakan permintaan (atau penawaran).
Berlebiihan, dan menimbulkan perubahab harga yang selanjutnya mebghasilkan penyesuaian
sepanjang kurva kurva permintaan dan penawaran.
Hal penting lainnya yang perlu dicatat mengenai kurva permintaan dalam gambar 414 adalah bahwa ia tidak merefleksikan efek subtitusi biasa dari permintaan yang
menurunkan-harga yang meningkat. Melainkan, tingkat harga agregatif P yang menigkatkan
mengurangi output keseimbangan yang diinginkan, y, dengan menetapkan pasar uang
menaikan tingkat bunga, mengurangi investasi.
15
PEMBAHASAN JURNAL
Menurut Penelitian Theodores ML, Vecky & Hanly pada penelitiannya tentang Analisis
Pengaruh Suku Bunga BI, Jumlah Uang Beredar dan Tingkat Kurs Terhadap Tingkat Inflasi Di
Indonesia bahwa Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi makro, menunjukkan
bahwa jika dalam suatu perekonomian terjadi kenaikan tingkat harga umum baik berupa barang
maupun jasa secara terus menerus hal tersebut merupakan cerminan inflasi. Ada banyak faktor yang
mempengaruhi perubahan inflasi secara garis besar di bagi menjadi dua bagian yaitu tarikan
permintaan atau demand pull inflation dan desakan biaya atau cost push inflation. Untuk
mengantisipasi perubahan tingkat inflasi yang disebabkan oleh sisi permintaan dan penawaran maka
otoritas moneter membuat kerangka kerja kebijakan moneter atau inflation targeting framework (ITF)
melalui penetapan suku bunga bank indonesia yang merupakan signal bagi tingkat bunga perbankan
seperti tabungan deposito dan kredit yang bertujuan untuk mempengaruhi jumlah uang beredar yang
nantinya membuat perubahan pada inflasi menjadi rendah dan stabil.
Timbulnya inflasi dari sisi permintaan hanya bisa terjadi jika ada penambahan volume uang
beredar yang dilakukan oleh bank sentral dengan tujuan menambah kegitan perekonomian untuk
mengejar pertumbuhan Ekonomi melalui penentuan suku bunga Bank Indonesia yang rendah, selain
itu juga bahwa laju inflasi ditentukan oleh laju Pertumbuhan jumlah uang yang beredar oleh psikologi
masyarakat tentang kenaikan harga-harga di masa yang akan datang sehinggamenyebakan masyarakat
ingin mendapatkan barang maupun jasa yang mereka inginkan melebihi output produksi yang tersedia
maka terjadilah yang disebut excess demand. dan Dari sisi penawaran inflasi timbul karena adanya
desakan biaya produksi akibat dari naiknya harga-harga barang dan jasa maupun faktor - faktor
produksi di luar negeri yang di impor. ini berarti para produsen akan lebih banyak mengeluarkan
uangnya dalam hal ini adalah rupiah untuk bisa mendapatkan mata uang Us dollar sebagai alat
transaksinya dengan tujuan untuk mentransformasikannya kedalam bentuk barang maupun jasa
artinya ini mengindikasikan bahwa Apabila Permintaan dollar meningkat akan mengakibatkan
melemahnya nilai mata uang rupiah. Atau dengan kata lain Rupiah terdepresiasi terhadap Us dollar
yang nantinya akan mempengaruhi tingkat harga barang dalam negeri yang akan berdampak pada
tekanan inflasi.
16
Inflasi merupakan salah satu indikator perekonomian yang penting, laju perubahannya
selalu diupayakan rendah dan stabil. Inflasi yang tinggi dan tidak stabil merupakan cerminan
akan kecenderungan naiknya tingkat harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus
sehingga akan melemahkan daya beli masyrakat yang nantinya akan berdampak pada
penurunan pendapatan nasional. Oleh karena itu diharapkan adanya pengendalian laju Inflasi
yang akhir-akhir ini menunjukkan grafik yang meningkat. Penelitian ini membahas tentang
Analisis Pengaruh Suku bunga Bi, Jumlah Uang Beredar, dan Tingkat Kurs Terhadap
Tingkat Inflasi Di Indonesia Periode 2005.3 2013.3, bertujuan untuk mengetahui pengaruh
Suku Bunga BI, Jumlah Uang Beredar, dan Tingkat Kurs terhadap Tingkat Inflasi di
Indonesia dan menggunakan error correction model Engle-Granger (ECM-EG). Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa Suku Bunga BI berpengaruh positif dan signifikan
Terhadap Tingkat inflasi di Indonesia.Sedangkan Jumlah uang beredar dan tingkat kurs
Rp/Usdollar berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Tingkat Inflasi di Indonesia.
(Sumber : google_jurnal berkala ilmiah efisiensi.co.id)
17