Abstract
Indonesia is one of the countries has big coal reserve on the world, but the usage just limited to
produce briquet and used as fuel at power plant. In other side, the result of the research showed that the
active carbon could be made from organic or anorganic material whose high carbon content. In this case
coal is potential to be raw material on carbon active production because it has high carbon content.
In this research, the best active carbon is gotten from carbon 125 m in size, activated with HCl
solution with consetration 0.2 M for 24 hour. Moisture content and iodioum adsorption of the carbon from
this reseach have been agreeable on Indonisian Industries Standart No. 0258-88. The application of this
active carbon is used to waste water treatment of the jumputan industry.
Keyword : coal coalite, active carbon, jumputan industry waste water.
Abstrak
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki cadangan batubara cukup besar di dunia, tetapi
pemanfaatannya masih terbatas untuk pembuatan briket dan digunakan sebagai bahan bakar untuk
pembangkit listrik. Di satu sisi hasil penelitian menunjukan bahwa arang aktif dapat dibuat dari bahan
organik maupun anorganik yang mengandung kadar karbon tinggi. Dalam hal ini batubara berpotensi
sebagai bahan baku pembuatan karbon aktif karena memiliki kandungan karbon yang tinggi.
Pada penelitian ini, karbon aktif terbaik diperoleh dari karbon dengan ukuran 125 m, yang
diaktivasi dengan HCl dengan konsentrasi 0,2 M, selama 24 jam. Kadar air dan daya serap terhadap iodin
dari karbon hasil penelitian ini sudah sesuai dengan Standar Industri Indonesia No. 0258-88. Aplikasi dari
karbon aktif ini digunakan untuk pengolahan limbah cair industri kain jumputan.
Kata kunci : coalite batubara, karbon aktif, limbah cair industri kain jumputan
I. PENDAHULUAN
Karbon aktif merupakan salah satu bahan
organik yang cakupan pemakaiannya cukup luas,
baik di industri besar maupun kecil. Penggunaan
karbon aktif antara lain sebagai katalis,
penghilangan bau, penyerapan warna, zat
purifikasi, dan sebagainya. Seiring pertumbuhan
industri dalam masyarakat kita, maka permintaan
penyediaan karbon aktif meningkat pula.. Untuk
industri di Indonesia, pengunaan karbon aktif
masih relatif tinggi. Sayangnya, pemenuhan akan
kebutuhan karbon aktif masih dilakukan dengan
cara mengimpor. Pada tahun 2000 saja, tercatat
impor karbon aktif sebesar 2.770.573 kg berasal
Jurnal Teknik Kimia, No. 4, Vol. 15, Desember 2008
Kualitas
arang
aktif
ditentukan
berdasarkan Standar Industri Indonesia (SII
No.0258-88). Maka, penelitian ini merujuk pada
pengujian baku mutu yang telah ditetapkan oleh
Standar Industri Indonesia dan ditambahkan uji
pengolahan limbah cair industri.
Dalam dunia perdagangan, umumnya
dijual karbon aktif yang berasal dari temperung
kelapa. Namun, hasil penelitian membuktikan
bahwa karbon aktif dapat dibuat dari bahan
organik maupun anorganik, maka material
tambang seperti batu bara menjadi salah satu
alternatif yang dapat digunakan.
II. FUNDAMENTAL
2.1. Coalite Batubara
Coalite adalah batubara peringkat rendah
yang telah melewati proses karbonisasi pada unit
carbonizer pada suhu 400 600 oC. Coalite
biasanya digunkan sebagai bahan baku pembuatan
briket super. Tujuan dari unit karbonisasi adalah
untuk mengurangi volatile matter yang
terkandung dalam batubara karena akan
menyulitkan proses penyalaan briket yang sudah
jadi.
2.2. Karbon Aktif
Karbon aktif merupakan arang dengan
struktur amprphous atau mikrokristalin yang
sebagian besar terdiri karbon bebas dan memiliki
permukaan dalam (internal surface), biasanya
diperoleh dengan perlakuan khusus dan memeliki
luas permukaan berksar antara 300 2000 m2/gr.
Kemampuan
karbon
aktif
mengadsorpsi
ditentukan oleh struktur kimia yaitu atao C, H,
dan O yang terikat secara kimia membentuk
gugus fungsi. karbon aktif merupakan bahan
karbon yang memiliki pori pori dan daya serap
tinggi. daya serapnya banyak dimanfaatkan dalam
industri, misalnya untuk menghilangkan bau dan
warna cairan.
Secara umum, ada dua jenis karbon aktif
yaitu karbon aktif fasa cair dan karbon aktif fasa
gas. karbon aktif fasa cair dihasilkan dari material
dengan berat jenis rendah, seperti arang bambu
kuning yang mempunyai bentuk butiran (powder),
rapuh (mudah hancur), mempunyai kadar abu
yang tinggi berupa silika dan biasanya digunakan
untuk menghilangkan bau, rasa, warna,
kontaminan organik lainnya. sedangkan karbon
aktif fasa gas dari material dengan berat jenis
tinggi.
Aktifitas penyerapan karbon aktif tergantung
dari kandungan senyawa karbon dalam bahan,
umumnya terdiri dari 85 95% karbon bebas.
2
BOD
Kadar
Maksimum
(mg/L)
60
Pencelupan
Maksimum
(kg/ton)
1,2
COD
150
TSS
50
Fenol
0,5
0,01
Krom
1,0
0,02
Amoniak
8,0
0,16
Sulfida
0,3
0,006
Minyak/lemak
3,0
0,06
Parameter
Oven listrik.
Neraca analitis.
Pompa vakum.
Buret digital.
Centrifuge.
Spektrofotometer UV Visible.
pH meter.
Ayakan Vibrator Screen.
Crusibel.
Desikator.
Kurs porselin.
Erlenmeyer.
Beker gelas.
14)
15)
16)
17)
18)
Gelas ukur.
Stirrer.
Pipet ukur.
Pipet tetes.
Kertas saring.
2)
3)
4)
3.1.2.
1)
2)
3)
4)
Bahan
Bahan baku berupa coalite batubara
Zat aktivator berupa HCl
Aquadest.
Bahan analisa: Amilum, Natrium
tiosulfat, Iodium, H2SO4, dan Cr .
5)
c.
3.2. Prosedur Penelitian
3.2.1. Prosedur Pengaktifan Arang
1. Arang direndam di dalam larutan
aktivator. Tentukan konsentrasi larutan
aktivator dengan waktu rendaman yaitu
20 jam.
2. Dari langkah di atas didapat sampel
pasta arang
3. Pasta arang yang telah didapat dicuci
dengan menggunkan aquadest hingga pH
nya 7
4. Keringkan di dalam oven dengan suhu
150 oC selama 2 jam.
3.2.2. Prosedur Pengujian Arang Aktif
Ada beberapa pengujian yang dilakukan dalam
pembuatan arang aktif, meliputi :
a. Uji Kadar Air
Karbon aktif ditimbang seberat 1 gram dan
dimasukkan ke dalam kurs porselin yang telah
dikeringkan, setelah itu dimasukkan ke dalam
oven pada suhu 105oC selama 1 jam, kemudian
karbon aktif didinginkan dalam desikator dan
ditimbang. Kadar air dapat dihitung dengan
persamaan berikut:
a b
Kadar air =
x100%
a
Dimana:
a
= berat arang aktif mula-mula (gram)
b
= berat arang aktif setelah dikeringkan
(gram)
Cr awal Cr akhir
Cr awal
Di mana :
Cr awal : Kandungan Cr pada limbah
sebelum masuk tabung adsorpsi
Cr akhir : Kandungan Cr pada limbah
keluaran tabung adsorpsi
K adar Air
0.80%
0.60%
125
0.40%
Io d in N u m b e r ( m g /g )
940
920
900
880
860
840
820
125
250
500
250
0.1
500
0.20%
0.2
0.3
0.4
Konsentrasi (M)
0.00%
0.1
0.2
0.3
0.4
Konsentrasi (M)
C r ya n g terse rap
100.00%
80.00%
60.00%
40.00%
20.00%
0.00%
125
250
500
0
0.1
0.2
0.3
0.4
V. KESIMPULAN
1. Karbon aktif dapat diperoleh dari coalite
batubara dengan aktivator larutan HCl
dengan konsentrasi 0,1 M, 0,2 M, dan 0,3
M dengan waktu aktivasi 20 jam, 22 jam,
dan 24 jam.
2. Karbon aktif dari coalite batubara dapat
digunakan pada proses pengolahan limbah
cair seperti limbah cair pada pembuatan
kain jumputan. Dari hasil pengolahan
tersebut dapat mengurangi kadar kromium
dan menjernihkan limbah cair pembuatan
kain jumputan.
3. Dari data yang dihasilkan ternyata karbon
aktif terbaik dhasilkan pada waktu aktivasi
24 jam dengan konsentrasi HCl 0,2 M dan
ukuran serbuk 125 m. Karbon aktif
tersebut memiliki Iodin number 932,1452
mg/gr, kadar air 0,21% serta daya serap
terhadap krom pada limbah kain jumputan
5,000347636 ppm/gr karbon aktif.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Afliza. Oktaviani. 2000. Pembuatan Karbon Aktif
dari Ampas Tebu. Indralaya: Jurusan
Teknik Kimia UNSRI
Barus, Bina Restituta, Ade Rafsanjani. 2007.
Pembuatan Karbon Aktif dari Ampas
Tebu dan Aplikasinya dalam Pengolahan
Limbah Cair. Indralaya: Jurusan Teknik
Kimia UNSRI
Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
2003. Syarat Mutu dan Uji Arang Aktif
SII No. 0258-88. Palembang: Balai
Perindustrian dan Perdagangan
Agustina, Nyimas Indah. 2007. Tinjauan TSS,
Turbiditi, dan Fluks pada Penjernihan
Limbah Industri Jumputan Menggunakan
Membran Kramik. Indralaya: Jurusan
Teknik Kimia UNSRI
Sembiring, Meilita Tryana. Sinaga, Tuti Sarma.
2003. Arang Aktif (Pengenalan dan
Proses Pembuatannya). Sumatera Utara:
Jurusan Teknik Industri
Universitas
Sumatera Utara
Halim, Mirah, Jo Handi. 2008. Pembuatan
Karbon Aktif Dari Pelepah Kelapa
(Cocus Nucifera). Indralaya: Jurusan
Teknik Kimia UNSRI