Beberapa hal yang menyebabkan penurunan kecepatan minimum kapal guna untuk pelaksanaan perawatan geladak. Team anjungan mendeteksi masalah ini terjadi beberapa waktu, tapi sebuah perencanaan control kecepatan kapal secara efektif untuk mempertahankan hal ini tidak pernah di diskusikan atau dilaksanakan. Walaupun pernyataan perencanaan nahkoda mengenai kecepatan kapal , pada kenyataan kecepatan kapal meningkat hingga 10 knots tanpa adanya pemberitahuan, sehingga masalah utama adalah menghadapi perawatan efektif pada geladak kapal. Peningkatan kecepatan kapal menghendaki mengatasi masalah geladak kapal bagian grounding dan diartikan kurangnya waktu tim anjungan untuk mengingatkan ataupun menghindari bagian bagian rusak maupun retak pada kapal. 2.4.4 Rencana Pelayaran IMO res A.893(21) menyatakan pedoman rencana pelayaran yang seharusnya bernilai, terencana, terseleksi, dan termonitor. Tim anjungan kapal pride of Canterbury tidak mengikuti pedoman dasar, mengkesampingkan pedomanan yang telah diberikan oleh perusahaan. Tidak ada track yang di baring pada peta untuk di ikuti, maupun tidak ada indikasi yang jelas kemana kapal tidak harus berlayar. Tidak ada percobaan sistematis untuk memplot dan memonitor posisi kapal,beberapa ada ploting posisi kapal tapi tidak secara berkala . Tanpa ada intruksi yang specific , terutama pada daerah yang tidak seharusnya di layari. Dengan tidak adanya tanda/marking pada peta , tidak mudah untuk perwira jaga memastikan harapan nahkoda terlaksana. Seharusnya kertas peta telah di tandai/marking dengan semua batasan-batasan/larangan-larangan oleh nahkoda, termaksud perubahan-perubahan. 2.4.5 pengontrolan navigasi Selama alur persilangan dan melalui masa menunggu di THE DOWNS, pengemudi selalu diingatkan perwira jaga. Bagaimana juga , saran dan anjuran diberikan kepada perwira oleh nahkoda, dan ada kejadian dimana perintah yang diberikan oleh perwira jaga di batalkan, atau diralat oleh perwira jaga itu sendiri. Hal ini yang membuat perwira jaga percaya mereka memegang kendali punuh atas kapal , dan ini memungkinkan mengambil tindakan secara sendirinya tanpa persetujuan dari nahkoda.