Anda di halaman 1dari 16

UJIAN TEORI / PRAKTEK (LABORATORIUM)

UJIAN PERTAMA / ULANGAN

POLITEKNIK ILMU PELAAYARAN

SEMARANG

Mata Ujian : PENENTUAN POSISI Tanggal : 9-1-


2017

Program Studi/Smt : N.VII.AB Waktu : 90


Menit

1. Pada saat kapal berlayar dari Surabaya ke jepang, Saudara sebagai Mualim
III, setelah timbang terima jaga padea pukul 08.00. waktu setempat dan
melaksanakan tugas jaga laut,sudah barang tentu saudara menentukan:
kesalahan pedoman, posisi dengan benda darat, benda angkasa dan alat
navigasi elektronik. Bagaimana saudara menentukan: kesalahan pedoman,
posisi kapal dengan bantuan benda darat, benda angkasa (matahari) dan alat
navigasi elektronik? Jelaskan dengan contoh seperlunya dan skema?
Jawab:

Langkah Menentukan Error Compass ( kesalahan pedoman )

Langkah I : (Catat Data )

1. Lokasi ( LIntang & Bujur ) =

2. PPW =

3. ddk =

4. Haluan Gyro =

5. Haluan Standart =

6. Baringan Gyro =

7. Baringan Standart =
8. Variasi ( dari peta ) =

9. Increment = ( data dari Almanak Nautika )

10. Zawal = ( data dari Almanak Nautika )

11. Corr.d = ( data dari Almanak Nautika )

12. GHA O( matahari ) = ( data dari Almanak Nautika )

Langkah II ( Menghitung )

1. GMT duga = PPW + ddk

2. Zawal corr = Zawal +/- Corrd d

3. LHA O = GHA O + Increment +/- BB/BT

4. P (tinggi ukur ) = LHA O > atau <>

5. C = A +/- B

Keterangan : A& B ( dari Daftar Ilmu Pelayaran Tabel XI )


C ( dari tabel XII DIP )
6. Dari nilai C dirubah sesuai arah yg ditunjukan oleh arah P dan lintang,maka akan
ketemu nilai T ( Baringan Sejati )
7. Err. Gyro = T - Baringan Gyro
8. Err. Standart = T - Barinagn Standart
9. Deviasi Gyro = Err.Gyro - Variasi
10.Deviasi Standart = Err. Standart - Variasi

Mencari Nilai P:

1. Bila LHA O sudutnya 0 s/d 180 maka P= LHA O arah Barat


2. Bila LHA O sudutnya 180 s/d 360 ,maka P = 360 - LHA O arah Timur
3. Bila LHA O sudutnya 360 s/d 540 , maka P = LHA O - 360 arah Barat
4. Bila LHA O sudutnya 540 s/d 720 , maka P = 720 - LHA O arah Timur
5. Bila LHA O > 720 , maka P = LHA O - 720 arah Barat

Langkah Menentukan posisi kapal dengan bantuan benda darat


Membaring adalah suatu pekerjaan yang dilakukan di atas kapal untuk
menentukan kedudukan atau posisi kapal dengan cara menentukan arah
(sudut) sesuatu benda yang dibaring terhadap kapal; pekerjaan ini umumnya
dilakukan ketika kapal sedang berlayar.

1. Benda-benda baringan yang berada di darat (termasuk yang di laut)

misalnya :

? Gunung ? Tanjung

? Pulau ? Teluk

? Pelabuhan ? Menara suar

? Menara suar ? Kerangka kapal tenggelam

? Kota ? Pelampung merkah navigasi (buoy)

Prosedur membaring :

1. Pasanglah pelorus pada kompas di kapal (di ruang kemudi atau di upper- deck).

2. Pilihlah benda-benda yang akan dibaring (usahakan lebih dari satu) dan periksalah
apakah benda-benda baringan tadi tertera di atas peta laut atau tidak.

3. Bidiklah terlebih dahulu benda baringan yang berada di arah depan/belakang dari
kapal (misalnya tanjung A = Tj. A) dengan cara menempatkan mata kita di belakang dari
alat pelorus kemudian arahkan ke benda baringan. Garis khayal yang menghubungkan
mata kita dengan benda baringan akan memotong angka pada kompas (angka yang
terletak antara titik tengah kompas dengan benda baringan, misalnya 350). Angka
tersebut adalah baringan pedoman (Bp) benda tadi terhadap kapal dan tulislah di buku
tersendiri berikut waktunya (pukul berapa dilaksanakan membaring). Contoh penulisan di
buku : Bp Tg. A

= 350 tanggal 20 Januari 2003 pukul 09.30

4. Kerjakanlah hal yang sama (butir 3 di atas) untuk benda baringan yang kedua, misalnya
teluk B dengan Bp Teluk B = 1200 (Teluk B berada di bagian arah melintang kapal).

5. Perpotongan dua atau lebih garis baringan adalah posisi/kedudukan kapal.

Pekerjaan membaring harus dilaksanakan dengan cepat dan tepat. Waktu yang diperlukan untuk
membidik benda baringan yang satu ke benda baringan berikutnya harus cepat (dalam bilangan
beberapa detik saja). Hal ini dimaksudkan agar tetap diperoleh sudut-sudut baringan yang faktual
saat baringan dilakukan (karena kapal terus berjalan).

Langkah Menentukan posisi kapal dengan bantuan benda angkasa

Skema Perhitungan Penentuan Posisi Kapal Dengan Baringan Matahari(ILMU


PELAYARAN ASTRONOMI)

WDK(waktu duga kapal) =........................... (dari Jam kapal)

BDW(bujur dalam waktu) =..........................(-)(dari koordinat posisi duga


kapal)

GMT duga =...........................

PPW(peneunjuk pengukur waktu) =..........................(dari Cronometer)

DDK(duduk =selisih waktu Cronometer) =..........................(+)

GMT sejati =..........................

GHA O(Matahari ) =......................... (dari Almanak Nautika)


Increment =.......................... (dari Almanak Nautika)

Bujur (T/B) =...........................(+)(dari koordinat posisi duga


kapal)
LHA O (Matahari) =...........................

P(P besar ) =...........................

Zawal (Deklinasi) =........................... (dari Almanak Nautika)

d.corr =...........................(-) (dari Almanak Nautika)

Zawal O(Matahari) =...........................

Zawal O(Matahari) =........................... (dari Almanak Nautika)

Lintang =............................ (-)(dari koordinat posisi duga


kapal)
Cos (Z-L) =............................

Term -I =............................

Log sin versus P(Pbesar ) =............................ (Daftar Ilmu Pelayaran-VIII)

Log cos Lintang =.............................. (Daftar Ilmu Pelayaran-VIII)

Log cos Zawal =.............................(+)(Daftar Ilmu Pelayaran-VIII)

Log Term-II =................................(Daftar Ilmu Pelayaran-X)

Term -II =...............................

Term-I =...............................

Term-II =.............................. (-)

Sin TH O(tinggi hitung Matahari) =..............................(Daftar Ilmu Pelayaran-VIII)


TH O =.............................

TU O (Tinggi ukur Matahari) =..............................

KI(Koreksi indeks Sextant ) =............................ (Daftar Ilmu Pelayaran-V)

KKB(Koreksi kaca berwarna ) =............................ (Daftar Ilmu Pelayaran-V)

KTM(Koreksi tinggi mata ) =............................ (Daftar Ilmu Pelayaran-V)

KTGL(Koreksi tanggal) =......................... (+) (Daftar Ilmu Pelayaran-V)

TS O(Tinggi sejati Matahari ) =............................

TS =.............................

TH =............................. (-)

p(p kecil) =..............................

A =............................... (Daftar Ilmu Pelayaran-XI)

B =...............................(+) (Daftar Ilmu Pelayaran-XI)

C =............................... (Daftar Ilmu Pelayaran-XII)

T =................................ (Daftar Ilmu Pelayaran-XII)

T =................................

90* =...............................(+)

AGT(Arah garis tinggi ) =.................................

Perpotongan dari AGT-I dan AGT -II itu adalah posisi kapal
Langkah Menentukan posisi kapal dengan bantuan alat navigasi
Elektronik

Alat Navigasi elektonok adalah alat navigasi yang pengoperasiannya memakai system elektronika dan
langsung berhubungan dengan satelit.

Beberapa contoh alat navigasi elektronika :


Radar
RDF
GPS
SATNAV
SONAR
ECHP SOUNDER
OMEGA, dll

Menentukan Posisi Kapal

Penetuan posisi kapal selama pelayaran sangatlah penting, ini merupakan sebagai
sumber informasi bagi kapal lain maupun stasiun navigasi. Sehingga selama
perjalanan kapal dapat dikontrol keberadaannya dan terhindar dari tubrukan di laut.
Posisi kapal dapat diketahui dengan menggunakan alat navigasi GPS (Global Potition
System), dimana alat ini dapat memberikan informasi tentang keberadaan kapal
dengan posisi yang tepat menurut perhitungan satelit sesuai dengan posisi
koordinat. Kemudian dapat digambarkan pada peta laut sesuai dengan posisi yang
tertera pada GPS tersebut. Untuk mengetahui posisi kapal pada peta dengan cara
menandai titik koordinat yang terdapat pada GPS dan mencocokan pada peta,
kemudian titik tersebut ditandai serta melukiskan arah haluan kapal, sehingga akan
terlihat jelas pada peta dimana posisi kapal dan kemana arah haluan kapal. Apabila
semuanya sudah diketahui maka posisi kapal serta arah haluan kapal dapat
diinformasikan ke pusat stasiun navigasi ataupun ke kapal lain.
2. Pada saat kapal akan memasuki sungai dan kapal saudara berlayar dengan
sarat maksimum, sudah barang tentu saudara diminta menghitung.
Bagaimana cara saudara menghitung arus pasang surut. Jelaskan dengan
skema perhitungan.
Jawab:

Pada umumnya sifat pasang surut di perairan ditentukan dengan menggunakan rumus Formzahl,
yang berbentuk :

F = K1+O1 / M2+S2 ..

dimana nilai Formzahl,


F=0.00 0.25; pasut bertipe ganda (semi diurnal)

F= 0.26 1.50 ; pasut bertipe campuran dengan tipe ganda yang menonjol

(mixed,mainly semi diurnal)

F= 1.51 3.00 ; pasut bertipe campuran dengan tipe tunggal yang menonjol

(mixed,mainlydiurnal)

F>3.00; pasut bertipe( diurnal)

O1 = unsur pasut tunggal utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan

K1 = unsur pasut tunggal yang disebabkan oleh gaya tarik matahari

M2 = unsur pasut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan

S2 = unsur pasut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik matahari

Metode yang digunakan adalah metode Admiralty untuk mendapatkan konstanta harmonik pada
melalui persamaan pasang surut :

dimana :

A(t) = Amplitudo

So = Tinggi muka air laut rata-rata (MSL)

An = Amplitudo komponen harmonis pasang surut.

Gn = Phase komponen pasang surut

n = konstanta yang diperoleh dari hasil perhitungan astronomis

t= waktu

Penentuan tinggi dan rendahnya pasang surut ditentukan dengan rumus-rumus sebagai berikut :

MSL = Z0 + 1,1 ( M2 + S2 )

DL = MSL Z0 MHWL = Z0 + (M2+S2)


HHWL = Z0+(M2+S2)+(O1+K1)

MLWL = Z0 (M2+S2)

LLWL = Z0-(M2+S2)-(O1+K1) .

HAT = Z0 + Ai

= Z0 + (M2 + S2 + N2 + P1 + O1 + K1)

LAT = Z0 Ai

= Z0 (M2 + S2 + N2 + P1 + O1 + K1)

dimana :

MSL = Muka air laut rerata (mean sea level ), adalah muka air rerata antara muka air tinggi
rerata dan muka air rendah rerata. Elevasi ini digunakan sebagai referensi untuk elevasi di
daratan

MHWL = Muka air tinggi rerata (mean high water level), adalah rerata dari muka air tinggi
selama periode 19 tahun

HHWL = Muka air tinggi tertinggi (highest high water level), adalah air tertinggi pada saat
pasang surut purnama atau bulan mati

MLWL = Muka air rendah rerata (mean low water level), adalah rerata dari muka air rendah
selama periode 19 tahun

LLWL = Air rendah terendah (lowest low water level), adalah air terendah pada saat pasang surut
purnama atau bulan mati

DL = Datum level

HAT = Tinggi pasang surut

LAT = Rendah pasang surut

3. a. Berdasarkan rumus manakah daftar I, II, III, XI A, XI B, dan XII ( Daftar ABC
disusun )
Jawab:

Azimuth
Azimuth adalah arah sejati dari
benda angkasa. Adapun perhitungan
azimuth dapat dilakukan dengan beberapa
cara yang berhubungan unsur-unsur dari
segitiga parallax. Untuk mendapatkan
nilai azimuth dengan menggunakan
rumus:
tgz tgl
Cotg T sec l = ( sin P - tg P )

T = Azimuth
l = lintang
z = deklinasi/zawal
P = Sudut jam
Yang selanjutnya perhitungannya
dilakukan dengan menggunakan bantuan
Daftar Ilmu Pelayara
n pada daftar XIA,
XIB, dan XII, yang didasarkan pada
rumus tersebut.

b. Tulislah rumus untuk menghitung zawal benda anggkasa/bintang dan


buktikan!
Jawab:

Sin Th = Cos (L + Z) Cos L .Cos Z .Sinv P


Bila lintang dan zawal senama maka (-) = (L-Z)
Bila lintang dan zawal tak senama maka (+) = (L+Z)

c. Apabila diketahui tinggi, Azimuth bintang serta lintang, rumus apakah


yang saudara gunakan sehingga mendapatkan nilai SHA*?
Jawab:

Cotg P = Tg Ts - Tg L Cos LSin T Tg T


LHA = GHA + SHA BuT/B
LHA BuT/B = GHA + SHA
GHA = GHA + SHA
SHA = GHA - GHA

GMT duga Waktu duga kapal saat pengambilan posisi


Bujur Dalam Waktu (BDW) Bujur : 15
GHA (aries) Dicari dalam Almanak Nautika (Tanggal saat penilikan )
Increment Menit dari GMT (Cari di Almanak Nautika Lembar kuning )
SHA Nilai SHA dari Bintang yang dibaring .. Almanak Nautika
BUJUR Bujur Pada saat penilikan
= +
LHA
LHA - 360
P
Log sin v p 1-cos P = log = + 10 =
Log cos Lintang Log cos l + 10 =
Log cos + Log cos dec + 10 =
declinasi =
Log term II Shift log term-II = . 30 = 1,.
Term II
29 = 0,.
28 = 0,0..

Lintang
Delinasi
= Jika lintang & declinasi SENAMA = Dikurangi
Lintang Declinasi Jika lintang & declinasi TIDAK SENAMA = Ditambah

Cos lintang Declinasi


Term II -
=
Sin tinggi hitung ( th ) Sift sin th
Tinggi hitung ( th )

Tinggi ukur ( tu ) Hasil pengukuran dengan Sextan


Koreksi tinggi Daftar Ilmu Pelayaran ( DIP ) Berdasarkan tinggi mata & tinggi
ukur
Bintang dengan tinggi ukur = DIKURANGKAN
Matahari dengan tinggi ukur = DITAMBAHKAN
Koreksi index DIP (Matahari) ----- Daftar V , (Bintang) ----- Daftar VI
= +
Tinggi sejati (ts)
Tinggi hitung(th) - Cos P X Cos L x cos Dec sin L x sin Dec = shift sin = shift
= drajat
p Jika L & Dec SENAMA = ( - ) , jika L & Dec tdk SENAMA = (
+)

A Tg lintang : tg declinasi Daftar XI ( DIP )


= Tg declinasi : sin P Daftar XI ( DIP )
B Daftar XII ( DIP )
Jika lintang & dec senama p<900 ambil A-B (Tumpul ) atau B-A
(lancip)
= Jika p>900 ambil A+B (Lancip)
C Jika lintang & declinasi tidak senama = A+B Tumpul
T=( True ) Penamaannya berdasarkan Lintang & P
Shift tg (1: (( C x cos l )) =

4. Bagaimana saudara menentukan posisi kapal dengan menggunakan 3


bintang? berilah contoh perhitungan dan gambar?
Jawab:

b. Rumus Konvergency = BU sin et pembaring


ALPHARD JUPITER MATAHARI
2T 06.52.18 07.34.56 08.02.56
LHA 419.16.4 360.03.7 296.21.1
P 59.16.4B 00.03.7..B 63.38.9T
Log Cos lt 9.93621-10 9.93621-10 9.93621-10
Log Cos 2 9.99523-10 9.99354-10 9.96408-10
Log Sin VP 9.68936-10 3.76282-10 9.74517-10
29-62080-30 23.69257-30 29.64546-30
Log X
0,41764 0,00000 0,44204
X
30.18.4 30.21.34 30.23.74
Lt
08.28.75s 09.51. 3S 22.59.03
2
38 46.7 40 126 53. 22,7
Cos Lt 2
0,77957 0,763 68 0,59653
Y 0,41764 0,00000 0,44204
X 0,36193 0,76365 0,15449
Sin th 21 13 .1 49-47.4 8 . 53.2
th 21 14.9 49-50.3 09 02.3
ts 21-13 .3 49 47.4 08.53 .2
+ 1 .8 + 2,6 (+) 9,1
Th
0,35 544, 13 0,29
P
0,17 161 . 41 0,47
A 0,52 < 705 . 54 < 0,76 <
B 4114 . 213 179 . 9B U . 123 . 3 T
C
T

Hp = 0,70, Sembur (-) 17


HS = 0,70 + (-17)
= 053

Pengamat I & Ke II di tempuh jauh 5,5 mil


Pengamat II & ke III ditempuh 4 mil

10
9
8
7
6 AGT
5 yang digeser
4
3
2
1
0

Salah duga AGT


yang digeser

Jupiter AGT III Matahari


TD = 30 . 18 . 04 / 131 33 .T
lt = 0,85 / 11 .T
Pos = 30 17. 2 131 44 .T

Salah duga S 86 T/ 9,4 mil

5. Jelaskan langkah-langkah yang dilakukan pada saat saudara menentukan


posisi kapal dengan metode Snellius dan Cassini. Berilah contoh lukisannya.
(skala 1 mil = 1 cm dan dilukis pada gambar)
Jawab:

Anda mungkin juga menyukai