SEMARANG
1. Pada saat kapal berlayar dari Surabaya ke jepang, Saudara sebagai Mualim
III, setelah timbang terima jaga padea pukul 08.00. waktu setempat dan
melaksanakan tugas jaga laut,sudah barang tentu saudara menentukan:
kesalahan pedoman, posisi dengan benda darat, benda angkasa dan alat
navigasi elektronik. Bagaimana saudara menentukan: kesalahan pedoman,
posisi kapal dengan bantuan benda darat, benda angkasa (matahari) dan alat
navigasi elektronik? Jelaskan dengan contoh seperlunya dan skema?
Jawab:
2. PPW =
3. ddk =
4. Haluan Gyro =
5. Haluan Standart =
6. Baringan Gyro =
7. Baringan Standart =
8. Variasi ( dari peta ) =
Langkah II ( Menghitung )
5. C = A +/- B
Mencari Nilai P:
misalnya :
? Gunung ? Tanjung
? Pulau ? Teluk
Prosedur membaring :
1. Pasanglah pelorus pada kompas di kapal (di ruang kemudi atau di upper- deck).
2. Pilihlah benda-benda yang akan dibaring (usahakan lebih dari satu) dan periksalah
apakah benda-benda baringan tadi tertera di atas peta laut atau tidak.
3. Bidiklah terlebih dahulu benda baringan yang berada di arah depan/belakang dari
kapal (misalnya tanjung A = Tj. A) dengan cara menempatkan mata kita di belakang dari
alat pelorus kemudian arahkan ke benda baringan. Garis khayal yang menghubungkan
mata kita dengan benda baringan akan memotong angka pada kompas (angka yang
terletak antara titik tengah kompas dengan benda baringan, misalnya 350). Angka
tersebut adalah baringan pedoman (Bp) benda tadi terhadap kapal dan tulislah di buku
tersendiri berikut waktunya (pukul berapa dilaksanakan membaring). Contoh penulisan di
buku : Bp Tg. A
4. Kerjakanlah hal yang sama (butir 3 di atas) untuk benda baringan yang kedua, misalnya
teluk B dengan Bp Teluk B = 1200 (Teluk B berada di bagian arah melintang kapal).
Pekerjaan membaring harus dilaksanakan dengan cepat dan tepat. Waktu yang diperlukan untuk
membidik benda baringan yang satu ke benda baringan berikutnya harus cepat (dalam bilangan
beberapa detik saja). Hal ini dimaksudkan agar tetap diperoleh sudut-sudut baringan yang faktual
saat baringan dilakukan (karena kapal terus berjalan).
Term -I =............................
Term-I =...............................
TS =.............................
TH =............................. (-)
T =................................
90* =...............................(+)
Perpotongan dari AGT-I dan AGT -II itu adalah posisi kapal
Langkah Menentukan posisi kapal dengan bantuan alat navigasi
Elektronik
Alat Navigasi elektonok adalah alat navigasi yang pengoperasiannya memakai system elektronika dan
langsung berhubungan dengan satelit.
Penetuan posisi kapal selama pelayaran sangatlah penting, ini merupakan sebagai
sumber informasi bagi kapal lain maupun stasiun navigasi. Sehingga selama
perjalanan kapal dapat dikontrol keberadaannya dan terhindar dari tubrukan di laut.
Posisi kapal dapat diketahui dengan menggunakan alat navigasi GPS (Global Potition
System), dimana alat ini dapat memberikan informasi tentang keberadaan kapal
dengan posisi yang tepat menurut perhitungan satelit sesuai dengan posisi
koordinat. Kemudian dapat digambarkan pada peta laut sesuai dengan posisi yang
tertera pada GPS tersebut. Untuk mengetahui posisi kapal pada peta dengan cara
menandai titik koordinat yang terdapat pada GPS dan mencocokan pada peta,
kemudian titik tersebut ditandai serta melukiskan arah haluan kapal, sehingga akan
terlihat jelas pada peta dimana posisi kapal dan kemana arah haluan kapal. Apabila
semuanya sudah diketahui maka posisi kapal serta arah haluan kapal dapat
diinformasikan ke pusat stasiun navigasi ataupun ke kapal lain.
2. Pada saat kapal akan memasuki sungai dan kapal saudara berlayar dengan
sarat maksimum, sudah barang tentu saudara diminta menghitung.
Bagaimana cara saudara menghitung arus pasang surut. Jelaskan dengan
skema perhitungan.
Jawab:
Pada umumnya sifat pasang surut di perairan ditentukan dengan menggunakan rumus Formzahl,
yang berbentuk :
F = K1+O1 / M2+S2 ..
F= 0.26 1.50 ; pasut bertipe campuran dengan tipe ganda yang menonjol
F= 1.51 3.00 ; pasut bertipe campuran dengan tipe tunggal yang menonjol
(mixed,mainlydiurnal)
O1 = unsur pasut tunggal utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan
M2 = unsur pasut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan
S2 = unsur pasut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik matahari
Metode yang digunakan adalah metode Admiralty untuk mendapatkan konstanta harmonik pada
melalui persamaan pasang surut :
dimana :
A(t) = Amplitudo
t= waktu
Penentuan tinggi dan rendahnya pasang surut ditentukan dengan rumus-rumus sebagai berikut :
MSL = Z0 + 1,1 ( M2 + S2 )
MLWL = Z0 (M2+S2)
LLWL = Z0-(M2+S2)-(O1+K1) .
HAT = Z0 + Ai
= Z0 + (M2 + S2 + N2 + P1 + O1 + K1)
LAT = Z0 Ai
= Z0 (M2 + S2 + N2 + P1 + O1 + K1)
dimana :
MSL = Muka air laut rerata (mean sea level ), adalah muka air rerata antara muka air tinggi
rerata dan muka air rendah rerata. Elevasi ini digunakan sebagai referensi untuk elevasi di
daratan
MHWL = Muka air tinggi rerata (mean high water level), adalah rerata dari muka air tinggi
selama periode 19 tahun
HHWL = Muka air tinggi tertinggi (highest high water level), adalah air tertinggi pada saat
pasang surut purnama atau bulan mati
MLWL = Muka air rendah rerata (mean low water level), adalah rerata dari muka air rendah
selama periode 19 tahun
LLWL = Air rendah terendah (lowest low water level), adalah air terendah pada saat pasang surut
purnama atau bulan mati
DL = Datum level
3. a. Berdasarkan rumus manakah daftar I, II, III, XI A, XI B, dan XII ( Daftar ABC
disusun )
Jawab:
Azimuth
Azimuth adalah arah sejati dari
benda angkasa. Adapun perhitungan
azimuth dapat dilakukan dengan beberapa
cara yang berhubungan unsur-unsur dari
segitiga parallax. Untuk mendapatkan
nilai azimuth dengan menggunakan
rumus:
tgz tgl
Cotg T sec l = ( sin P - tg P )
T = Azimuth
l = lintang
z = deklinasi/zawal
P = Sudut jam
Yang selanjutnya perhitungannya
dilakukan dengan menggunakan bantuan
Daftar Ilmu Pelayara
n pada daftar XIA,
XIB, dan XII, yang didasarkan pada
rumus tersebut.
Lintang
Delinasi
= Jika lintang & declinasi SENAMA = Dikurangi
Lintang Declinasi Jika lintang & declinasi TIDAK SENAMA = Ditambah
10
9
8
7
6 AGT
5 yang digeser
4
3
2
1
0