Kota Semarang terletak antara garis 650 '- 710' Lintang Selatan dan garis 10935 '- 11050' Bujur
Timur. Dibatasi sebelah Barat dengan Kabupaten Kendal, sebelah Timur dengan Kabupaten Demak,
sebelah Selatan dengan Kabupaten Semarang, dan sebelah Utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan panjang
garis pantai meliputi 13,6 Km. Ketinggian Kota Semarang terletak antara 0,75 sampai dengan 348,00 di
atas garis pantai. luas wilayah sebesar 37.360,974 Ha, dan merupakan 1,15% dari total luas daratan
Provinsi Jawa Tengah. Kota Semarang terbagi dalam 16 kecamatan dan 177 kelurahan. Batas-batas
administrasi Kota Semarang sebagai berikut :
Sebelah Selatan : Kab. Semarang;
Sebelah Barat : Kab. Kendal;
Sebelah Timur : Kab. Demak;
Sebelah Utara : Laut Jawa.
Aspek Fisik
Berikut merupakan kondisi fisik yang terdapat di Kecamatan Kutoarjo. Kondisi
fisik tersebut terdiri dari : Topografi, Litologi, Klimatologi, Hidrologi,
Hidrogeologi dan Bahaya Geologi.
Topograf
Secara topografs Kota Semarang terdiri dari daerah perbukitan, dataran
rendah dan daerah pantai, dengan demikian topograf Kota Semarang menunjukkan
adanya berbagai kemiringan dan tonjolan. Daerah pantai 65,22% wilayahnya adalah
dataran dengan kemiringan 25% dan 37,78 % merupakan daerah perbukitan dengan
kemiringan 15-40%. Kondisi lereng tanah Kota Semarang dibagi menjadi 4 jenis
kelerengan
yaitu
lereng
(0-2%)
meliputi
Kecamatan
Genuk,
Pedurungan,
Gayamsari, Semarang Timur, Semarang Utara dan Tugu, serta sebagian wilayah
Kecamatan Tembalang, Banyumanik dan Mijen. Lereng II (2-5%) meliputi Kecamatan
Semarang Barat, Semarang Selatan, Candisari, Gajahmungkur, Gunungpati dan
Ngaliyan, lereng III (15-40%) meliputi wilayah di sekitar Kaligarang dan Kali Kreo
(Kecamatan Gunungpati), sebagian wilayah kecamatan Mijen (daerah Wonoplumbon)
dan
sebagian
wilayah
Kecamatan
Banyumanik,
serta
Kecamatan
Candisari.
terutama disekitar Kali Garang dan Kali Kripik. Kota Bawah yang sebagian
besar tanahnya terdiri dari pasir dan lempung. Pemanfaatan lahan lebih banyak
digunakan untuk jalan, permukiman atau perumahan, bangunan, halaman,
kawasan industri, tambak, empang dan persawahan. Kota Bawah sebagai pusat
kegiatan
pemerintahan,
perdagangan,
perindustrian,
pendidikan
dan
Bag. Selatan :
Daerah Sudut Kemiringan 1Perbukitan (Kota-kota atas), dengan 5
40 %.
-
Bag. Utara :
Dataran rendah (kota-kota bawah), Sudut Kemiringan 0 2 %
Ketinggian :
Dataran Rendah 5 m
Dataran Tinggi 50 250 m
Kondisi hidrologi
Kondisi Hidrologi potensi air di Kota Semarang bersumber pada sungai sungai yang mengalir di Kota Semarang antara lain Kali Garang, Kali Pengkol,
Kali Kreo, Kali Banjirkanal Timur, Kali Babon, Kali Sringin, Kali Kripik, Kali
Dungadem dan lain sebagainya. Kali Garang yan bermata air di gunung
Ungaran, alur sungainya memanjang ke arah Utara hingga mencapai Pegandan
tepatnya di Tugu Soeharto, bertemu dengan aliran Kali Kreo dan Kali Kripik. Kali
Garang sebagai sungai utama pembentuk kota bawah yang mengalir membelah
lembah-lembah Gunung Ungaran mengikuti alur yang berbelok-belok dengan
aliran yang cukup deras. Setelah diadakan pengukuran debit Kali Garang
mempunyai debit 53,0 % dari debit total dan kali Kreo 34,7 % selanjutnya Kali
Kripik 12,3 %. Oleh karena Kali Garang memberikan airnya yang cukup dominan
bagi Kota Semarang, maka langkahlangkah untuk menjaga kelestariannya juga
terus dilakukan. Karena Kali Garang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air
minum warga Kota Semarang.
Kependudukan
Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kota Semarang pada tahun 2014 sebesar : 1.575.068 jiwa, terdiri dari 773.764 jiwa
penduduk laki-laki dan 801.304 jiwa penduduk perempuan.
Penyebaran penduduk yang tidak merata perlu mendapat perhatian karena berkaitan
dengan daya dukung lingkungan yang tidak seimbang. Secara geografis wilayah Kota
Semarang terbagi menjadi dua yaitu daerah dataran rendah ( Kota Bawah ) dan daerah
perbukitan (Kota Atas). Kota Bawah merupakan pusat kegiatan pemerintahan, perdagangan
dan industri, sedangkan Kota Atas lebih banyak dimanfaatkan untuk perkebunan,
persawahan, dan hutan.
Sedangkan ciri masyarakat Kota Semarang terbagi dua yaitu masyarakat dengan
karakteristik perkotaan dan masyarakat dengan karakteristik pedesaan. Sebagai salah satu
kota metropolitan, Semarang boleh dikatakan belum terlalu padat. Pada tahun 2011
kepadatan penduduknya sebesar 4.133 jiwa per km2.