Makalah AHDK
Makalah AHDK
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Industri kontruksi adalah salah satu industri yang dalam prosesnya sangat
kompleks, oleh karena melibatkan banyak pihak.hal tersebut dimulai dari ide
pemilik proyek (owner), kemudian divisualisasikan oleh perancang/ aristek dalam
bentuk rancang bangun. Untuk bebrapa pekerjaan proyek yang sangat kompleks,
para pelaku jasa kontruksi diatur oleh manajemen kontruksi professional yang
menciptakan hubungan pekerjaan kontruksi baik hubungan kontraktual, hubungan
fungsional maupun struktural.
Untuk itulah dibutuhkan sebuah jenis kontrak yang tidak cacat hukum dan
yang bersifat tidak saling merugikan antara dua atau lebih pihak yang terlibat
dalam kontrak konstruksi. Sebuah kontrak dapat diartikan sebagai perjanjian
antara dua pihak secara sukarela dan mengikatkan diri mereka masing masing
dalam persetujuan tersebut yang dianggap sebagai hukum yang harus di taati.
Ada berbagai macam jenis kontrak yang digunakan dalam proses
pengadaan barang/jasa pemerintah seperti kontrak lump sum, kontrak harga
satuan, kontrak gabungan lump sum dan harga satuan, kontrak persentase, dan
kontrak terima jadi (turnkey contract). Pejabat Pembuat Komitmen harus memilih
jenis kontrak yang tepat sesuai dengan jenis kegiatan/pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Kesalahan dalam menentukan jenis kontrak bukan saja akan
menimbulkan
permasalahan
dalam
pelaksanaan
kontrak
terkait
dengan
1.2
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang terjadi maka dapat dirumuskan
maslaah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana bentuk bentuk kontrak kontruksi dilihat dari berbagai aspek.
2.
Bagaimana Teknik dan strategi negosiasi dalam proyek.
3.
Bagaimana klaim kontruksi, teknik/ kiat memanfaatkan peluang dan
penyelesaian sengketa kontruksi.
1.3
TUJUAN
Tujuan makalah ini sesuai dengan masalah yang sudah dirumuskan adalah
sebagai berikut:
1.
Mengetahui dan mengerti bentuk bentuk kontrak kontruksi dilihat dari
2.
3.
berbagai aspek.
Mengetahui dan mengerti Teknik dan strategi negosiasi dalam proyek.
Mengetahui dan mengerti klaim kontruksi, teknik/ kiat memanfaatkan
peluang dan penyelesaian sengketa kontruksi.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
KONTRAK KONSTRUKSI
Kontrak konstruksi adalah dokumen yang mempunyai kekuatan hukum
yang memuat persetujuan bersama secara sukarela antara pihak kesatu dan pihak
kedua. Pihak kesatu berjanji untuk memberikan jasa dan menyediakan material
untuk membangun proyek bagi pihak kedua; Pihak kedua berjanji untuk
membayar sejumlah uang sebagai imbalan untuk jasa dan material yang telah
digunakan.
2.1.1
2.
sampai
dengan
pemasangan/
pengerjaannya
sama-sama
melaksanakan
perencanaan
dan
sekaligus
membangun.
3) Menurut FIDIC dari aspek pembayaran, design build melakukan
pembayarannya per-termin sesuai kemajuan pekerjaan; turnkey
dilakukan sekaligus setelah seluruh pekerjaan selesai.
b. Engineering, Procurement & Construction (EPC)
1) Kontrak ini merupakan bentuk kontrak rancang bangun.
2) Bila design build/turnkey dimaksudkan untuk pekerjaan
konstruksi sipil/bangunan gedung; sedangkan Kontrak EPC
dimaksudkan untuk pembangunan pekerjaan-pekerjaan dalam
industri minyak, gas bumi, dan petrokimia.
3) Penyedia Jasa mendapat Pokok-pokok Acuan Tugas (TOR) dari
pabrik yang diminta, sehingga mulai dari perencanaan/design
(engineering)
dilanjutkan
peralatannya
(procurement)
dengan
sampai
penentuan
dengan
proses
dan
pemasangan/
Proyek
Konstruksi
melibatkan
beberapa
pihak
yang
mempuyai
kepentingan berbeda dengan satu tujan oleh karena itu sering terjadi perselisihan
dalam proyek konstruksi walaupun sudah ada kontrak konstruksi yang sudah
dibuat sbelumnya. Ada beberapa cara untuk menghindari perselisihan dalam
kontrak konstruksi, yaitu adalah sebagai berikut:
1.
Mendapatkan uang muka; Uang muka pada dasarnya adalah modal kerja
bagi Kontraktor. Namun dalam hal ini, uang muka akan berperan sebagai
sebagian dana yang diterima oleh Kontraktor sebagai jaminan atas
2.
3.
yang baik.
Mengusulkan alternatif spesifikasi pekerjaan. Langkah ini terutama dalam
4.
5.
proyek.
Pembahasan dalam rapat lapangan. Strategi ini tak lain adalah langkah
komunikasi mengenai kendala di lapangan akibat masalah kontrak.
Langkah ini juga merupakan langkah untuk memperkecil peluang
terjadinya konflik karena dengan seringnya dibahas di dalam rapat
6.
7.
diterima dan menguntungkan kedua belah pihak, beberapa kali langkah ini
8.
2.1.3
cacat hukum. Jika kontrak yang dibuat terdapat bagian yang cacat hukum dapat
menimbulkan perselisihan antara dua pihak yang membuat kontrak tersebut dan
kekurangan tersebut dapat dipergunakan oleh oknum yang ingin berbuat curang.
Untuk itu ada beberapa hal yang harus dihindari agar kontrak tidak cacat
hukum, hal hal tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang terdiri dari banyak sekali item pekerjaan
namun volume pekerjaan sudah dapat dihitung dari gambar rencana seperti
halnya bangunan gedung, maka kurang tepat apabila digunakan system
kontrak unit price ini karena :
a. Untuk setiap proses pembayaran harus dilakukan pengukuran bersama
di lapangan yang dapat dipastikan memerlukan waktu yang cukup
lama.
b. Biaya total pekerjaan belum dapat diprediksi dari awal sehingga untuk
pekerjaan dengan Budget tertentu sangat riskan bagi pemberi tugas
2.
2.2.2
dimiliki oleh seseorang. Salah satu cara memenangkan sebuah perundingan adalah
harus mengetahui faktor faktor apa saja yang berpengaruh dalam perundingan.
Karena bagi pihak yang keperluannya lebih besar berada dalam posisi
perundingan yang lebih lemah. Menganalisis factor factor ini mungkin dapat
memberikan pengaruh tambahan yang tepat, faktor faktor tersebut adalah:
1. Seberapa anda membutuhkan pihak lain
2. Seberapa pihak lain membutuhkan anda
3. Apa yang anda ketahui dan yangtidak diketahui oleh pihak lain.
9
4. Apa yang mungkin diketahui pihak lain yang tidak anda ketahui
5. Apa yang anda berdua ketahui yang anda tidak ingin terungkap
ditempat lain
6. Tekanan waktu pada kedua belah pihak
7. Tingkat keterlibatan dan pengaruh kelompok sejawat
8. Perasaan takut gagal, kehilangan prestise atau rasa malu pada salah
satu pihak
9. Pengaruh pada rencana masa mendatang tentang hasil menang atau
10.
11.
12.
13.
14.
kalah
Kebutuhan untuk benar, untuk memperoleh pujian dan pengakuan
Kemampuan mempengaruhi secara formal atau informal
Kemampuan membuat pihak lain merasa bersalah
Perampasan kebebasan bertindak
Ancaman boikot
suatu
konfrontasi.
Pada
kenyataannya,
negosiasi
masalah,
dibandingkan
dengan
individu
yang
10
dalam bekerjasama.
Hal-Hal yang Harus Dihindari Dalam Perundingan
Perundingan menjadi ajang pertempuran kemauan, dan tugas mencari
solusi yang dapat diterima menjadi suatu peperangan, yang sering kali
mengakibatkan munculnya kemarahan dan kebencian. Keberhasilan itu penting
tetapi mempertahankan hubungan yang langgeng di antara kedua belah pihak juga
tidak kalah pentingya :
1. Bila anda bermain keras, anda dapat mencapai hasil yang memuaskan anda
dalam jangka pendek, tetapi hal tersebut akan mengancam hubungan jangka
menengah hingga jangka panjang.
2. Bila anda bermain lunak, anda berisiko menegosiasikan kesepakatan yang
buruk.
Adapun alternatif yang hendaknya diusahakan untuk diwujudkan:
1. Jangan mencampuradukkan orang dengan masalah; keluarkan emosi dan ego
dari proses perundingan dan usahakan supaya masalah yang dirundingkan
11
lain disebabkan oleh Komunikasi antara pengguna jasa dan penyedia jasa yang
buruk, Administrasi kontrak yang tidak mencukupi, Sasaran waktu yang tidak
terkendali, Kontrak yang artinya mendua. Perubahan kontrak dalam proyek
konstruksi biasanya terjadi karena
konsultan perencana atau owner sendiri melakukan perubahan desain atau
rencana kerja yang telah disepakati sebelumnya. Hal ini mengakibatkan
kontraktor pelaksana harus merubah atau bahkan mengganti hasil pekerjaan
sebelumnya.
Klaim juga dapat terjadi karena adanya penambahan biaya akibat adanya
penambahan elemen nilai kontrak dari nilai kontrak sebelumnya. Hal ini
menyebabkan pembengkakan biaya yang harus diderita kontraktor pelaksana.
Perubahan pekerjaan pada umumnya berupa perubahan metode pekerjaan.
Terkadang metode pekerjaan yang diterapkan kontraktor pelaksana tidak sesuai
dengan keinginan perencana atau owner. Oleh karena itu, kontraktor harus
13
14
15
Menurut Eilen dan Imelda ada 6 (enam) metode penyelesaian yang umum
digunakan dalam industri konstruksi, antara lain :
1.
Negosiasi
Pihak-pihak yang berselisih mencari penyelesaian perselisihan tanpa
campur tangan pihak lain. Keputusan akhir sifatnya tidak mengikat (Barrie,
Paulson,1992).
2.
Mediasi
Pihak-pihak yang berselisih menggunakan mediator (pihak ketiga) untuk
Arbitrasi
Penyelesaian perselisihan yang dibentuk melalui kontrak dimana pihak-
Litigasi
Perselisihan akan dibawa ke pengadilan, dimana masing- masing pihak
Mini Trial
Penyelesaian perselisihan dimana pihak yang berselisih diwakili oleh
masing- masing manajer proyek dan adanya pihak ketiga (neutral panel) sebagai
penasihat (three member panel) (Abdul-Malak, El-Saadi, AbouZeid, April 2002)
16
6.
memilih satu perwakilan lalu perwakilan tersebut memilih pihak ketiga (three
member panel). Keputusan akhir sifatnya tidak mengikat (Abdul-Malak, El Saadi,
Abou-Zeid, April 2002).
Metode-metode
penyelesaian
tersebut
memiliki
keunggulan
dan
17
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kontrak konstruksi adalah dokumen yang mempunyai kekuatan hukum
yang memuat persetujuan bersama secara sukarela antara pihak kesatu dan pihak
kedua. Bentuk-bentuk kontrak konstruksi dibedakan dari berbagai segi/ sudut
pandang/aspek termasuk beberapa permasalahan/salah pengertian. Diuraikan
susunan dokumen kontrak baik yang lazim terdapat di Indonesia maupun yang
terdapat dinegara-negara Barat (AS, Eropa, Inggris). Diuraikan bentuk kontrak
dari 4 Aspek/ sudut pandang: Aspek Perhitungan Biaya, Aspek Perhitungan Jasa
Aspek, Cara Pembayaran, Aspek Pembagian Tugas.
Negosiasi atau perundingan adalah proses mencapai kepuasan bersama
melalui diskusi dan tawar menawar. Seseorang berunding untuk menyelesaikan
perselisian, mengubah perjanjian atau syaratsyarat, atau menilai komoditi atau
jasa, atau permasalahan yang lain. ada beberapa macam strategi negosiasi yang
dapat dipilih, yaitu Strategi integrative negotiation, Strategi Win-lose, Strategi
Lose-lose; dan strategi Lose-win.
Klaim juga dapat diartikan sebagai suatu tindakan seseorang untuk
meminta sesuatu, dimana hak tersebut telah hilang sebelumnya, karena yang
bersangkutan merasa mempunyai hak untuk mendapatkan kembali. Dari
pengertian ini dapat diartikan bahwa fungsi dari klaim adalah untuk mendapatkan
kembali hak yang seharusnya diterima oleh pengaju klaim. Dalam konstruksi,
klaim dapat digunakan untuk mendapatkan keuntungan bagi kontraktor.
Keuntungan yang dimaksud adalah memenangkan sebuah tender konstruksi
dengan melakukan penawaran yang rendah. Dengan kontraktor memahami isi
kontrak yang ada, kontraktor dapat menentukan sebuah strategi untuk mengajukan
adanya klaim pada kemudian hari ketika proyek tersebut berjalan. Tapi pada dunia
konstruksi di Indonesia klaim belum digunakan sebagai sebuah cara untuk
mendapatkan keuntungan.
3.2 SARAN
18
19
DAFTAR PUSTAKA
Guntur, Drs. Agus PM, MM. 2010. Strategi Negosiasi (Strategic Negotiation).
STEKPI. Jakarta
Yasin. H Nazarkhan. 2003. Mengenal Kontrak Konstruksi di indonesia. PT
GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA. Jakarta
Yasin. H Nazarkhan. 2004. Mengenal Klaim Konstruksi & Penyelesaian Sengketa
Konstruksi. PT GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA. Jakarta
Rochany Natawidjana ,Siti Nurasiyah. 2009. Bahan Kuliah Aspek Hukum dan
Administrasi. UPI. Bandung
20