Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN MINGGUAN TIM QUALITY

(Week 2)
Terdapat beberapa perbaikan yang akan dilakukan terhadap produk MNK, diantaranya :
A. LDAN (dusting & caking, warna, single function)
B. HDAN (Dusting)
C. Nitric Acid (visual warna, kontent nitrous)
A. Improvement Kualitas Produk LDAN
Salah satu permasalahan pada produk LDAN berupa dusting dan caking, dilakukan beberapa
langkah perbaikan agar tidak terjadi hal yang sama pada produk LDAN MNK. Perbaikan
tersebut diantaranya:
-

Menaikkan nilai crushing strength


a) Konsentrasi AN Melt terhadap Crushing Strength
Crushing strength merupakan nilai kekuatan AN prill terhadap gaya luar yang diterima
oleh AN prill tersebut. Salah satu yang mempengaruhi crushing strength adalah
konsentrasi AN melt. Apabila nilai crushing strength besar, maka diperlukan
konsentrasi AN melt yang besar pula. Permasalahan pada evaporator sangat
berpengaruh terhadap konsentrasi AN melt yang dihasilkan. Pada beberapa tahun
terakhir, konsentrasi AN selalu berada di bawah 97,5%-wt. Oleh karena itu, analisis
perlu dilakukan terhadap neraca massa dan neraca energi pada kondisi riil dan
pengecekan peralatan untuk menentukan penyebab penurunan konsentrasi larutan AN
keluaran Evaporator (1-E-003A/B/C).
Penyelesaian permasalahan dimulai dengan menentukan penyebab penurunan
konsentrasi aliran 97,5% ANS. Hal ini dilakukan dengan menganalisis data yang telah
dicatat pada log book dan juga inspeksi terhadap peralatan. Selain analisis data dan
inspeksi peralatan, neraca massa kedua peralatan juga akan dihitung untuk melihat
perbedaan kondisi operasi ketika commissioning dan kondisi operasi saat ini. Setelah
neraca massa dianalisis, kondisi operasi yang sesuai untuk peralatan dapat diusulkan
agar konsentrasi aliran 97,5% ANS bisa sesuai dengan spesifikasi kembali. Langkah
kerja ditunjukkan pada Gambar 1.

Berdasarkan rekap data yang telah dilakukan dan dibandingkan kondisinya pada saat
commisioning dan saat ini, disimpulkan bahwa penyebab penurunan konsentrasi
amonium nitrat pada aliran keluar bukan karena konsentrasi umpan yang rendah
ataupun tekanan operasi alat yang tidak sesuai desain sehingga diduga perpindahan
panas pada Evaporator (1-E-003A/B/C) berlangsung secara tidak sempurna.
Evaporator amonium nitrat digunakan sebagai pemekat larutan amonium nitrat dari
konsentrasi awal 78% menjadi sekitar 97,5%-wt. Panas yang digunakan pada
evaporator tersebut adalah panas dari process steam keluaran neutralizer. Process
steam terbentuk dari air yang terkandung dalam bahan baku asam nitrat yang
menguap akibat panas reaksi pada neutralizer. Panas pada process steam digunakan
sebagai pemanas pada evaporator dan superheater. Pada uji coba peningkatan
konsentrasi AN melt ini, panas pada process steam seluruhnya digunakan untuk
memekatkan laturan AN pada evaporator. Maka dari itu, dilakukan perhitungan
seberapa besar pengaruh panas process steam apabila seluruh process steam keluaran
neutralizer digunakan sebagai pemanas pada evaporator AN tersebut. Berikut hasil
perhitungan panas sebelumnya :

Tabel. 1 Jumlah Panas Dalam Evaporator Sebelum Bypass


Actual
Tag
78%A
NS
50%A
NS
98%A
NS
309
PS
PC

Flow

%mass

Temp

16015,
96

78,00

180

751,00
12763,
88
3303,7
8
4782,4
3
4782,4
3

57,50
%
96,98
%

100
140,
00
130,
00
170,
80
145,
50

cal/g
127,
06
93,2
5
79,3
3

4,44
4,23

Heat Needed

Heat
Rlsd

Net

kJ/kg

mH, kJ/h

kJ/h

GJ/h

GJ/h

GJ/h

531,97

852008
5

448709
9

4,487
1

10,44

5,95

390,40

293192

332,14
2742,6
13
2795,8
5
612,85

423937
8
906099
8
133709
58
293090
0

Panas yang diberikan kedalam evaporator sebesar 4.487.0969 kJ/hr. Panas tersebut akan
menghasilkan AN melt dengan konsentrasi sebesar 96,98%-wt.
Tabel. 2 Jumlah Panas Dalam Evaporator Setelah Bypass
Actual
Tag
78%A
NS
50%A
NS
98%A
NS
309
PS
PC

Flow

%mass

Temp

16015,
96

78,00

180

751,00
12712,
26
3355,4
0
4857,1
5
4857,1
5

57,50
%
97,38
%

100
140,
00
130,
00
170,
80
145,
50

cal/g
127,
06
93,2
5
79,3
3

4,44
4,23

Heat Needed

Heat
Rlsd

Net

kJ/kg

mH, kJ/h

kJ/h

GJ/h

GJ/h

GJ/h

531,97

852008
5

46115
32

4,611
53

10,60

5,99

390,40

293192

332,14
2742,6
13
2795,8
5
612,85

422223
3
920257
6
135798
79
297669
6

Setelah dilakukan bypass seluruh process steam agar digunakan penambahan pemanas dari

process steam keluaran neutralizer, maka panas yang dihasilkan sebesar 4.611.532 kJ/hr.
Panas dari process steam tersebut dapat menghasilkan AN melt dengan konsentrasi sebesar
97,38%.
Konsentrasi AN melt keluaran evaporator dapat dinaikan menjadi 98% dengan menambah
kebutuhan panas sebesar 233.311 kJ/hr ata setara dengan massa steam sebesar 190 kg/hr.
Berikut tabel neraca energinya:
Actual
Tag
Flow
78%A

16015,

%mass
78,00

Heat Needed

Heat
Rlsd

Net

Temp

cal/g

kJ/kg

mH, kJ/h

kJ/h

GJ/h

GJ/h

GJ/h

180

127,

531,97

852008

48448

4,844

10,91

6,06

NS
50%A
NS
98%A
NS
309
PS
PC

96
751,00
12615,
47
3452,2
0
4997,2
6
4997,2
6

57,50
%
98,12
%

100
140,
00
130,
00
170,
80
145,
50

06
93,2
5
79,3
3

4,44
4,23

5
390,40
332,14
2742,6
13
2795,8
5
612,85

43

84

293192
419008
5
946803
5
139716
07
306256
2

b) Kontent Internal Additive Terhadap Crushing Strength


Selain konsentrasi AN melt, pengaruh lain yang diterima oleh crushing strength adalah
kontent internal additive. Internal additive akan membentuk porous pada AN prill.
Porous akan mempengaruhi nilai ketahanan kekuatan AN prill terhadap gaya luar yang
diterima oleh AN prill tersebut, dimana semakin banyak porous yang terbentuk, maka
ketahanan AN prill terhadap gaya luar yang diterima tersebut menjadi semakin kecil
(semakin rapuh).
Berikut data yang direkap di AN-1 plant tahun 1999:
Bula
n

Moisture

C.Strengh

0,06

0,68

0,06

0,69

0,05

0,71

0,05

0,73

0,05

0,73

0,05

0,72

0,05

0,72

10

0,06

0,72

11

0,07

0,67

12

0,06

0,66

Internal
Additive

567
566
539
545
543
549
542
544
544
576

Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa apabila kontent internal additive semakin
kecil maka crushing strength akan meningkat.

Menaikkan ukuran prill size AN


Prill MNK rata-rata memiliki distribusi ukuran pada rentang diameter 1,0-1,4 mm. Prill
AN MNK yang cenderung berukuran lebih kecil tersebut memperbesar kemungkinan
terjadinya caking prill AN. Caking terjadi dikarenakan munculnya ikatan kristal diantara
prill yang saling kontak. Semakin kecil ukuran prill, maka luas kontak prill semakin besar,

sehingga tendensi terjadinya caking semakin besar. Teori ini didukung fakta bahwa kerap
kali terjadi caking yang mengakibatkan pengguna prill AN MNK komplain. Atas dasar
inilah, kami berencana untuk memperbesar ukuran prill AN menjadi 1,7-2,0 mm dengan
tujuan agar prill AN MNK dapat bersaing di pasaran dan memperkecil tendensi terjadinya
caking. Untuk meningkatkan ukuran prill AN ada beberapa cara, diantaranya:
a) Meningkatkan Kecepatan Udara Ke Prilling
Secara fisik, udara yang kontak secara berlawanan arah menghambat laju jatuhnya
droplet AN, sehingga diharapkan di bottom prilling tower, droplet sudah menjadi prill.
Peningkatan ukuran droplet menjadi 1,7-2,0 mm membutuhkan waktu solidifikasi yang
lebih lama. Dalam hal ini, penambahan tinggi tower tidak dapat dilakukan. Salah satu
langkah yang dapat dilakukan secara teori adalah memperbesar laju udara yang kontak
dengan droplet AN. Hal ini mengakibatkan kecepatan udara yang dikontakkan di prilling
tower semakin tinggi, sehingga mengakibatkan droplet lebih lama jatuh. Dengan kondisi
demikian diharapkan droplet sudah mengalami solidifikasi dengan baik di bottom prilling
tower tanpa perubahan tinggi prilling tower. Berikut adalah hasil percobaan penambahan
laju alir udara ke prilling tower :
Tanggal
Waktu
Bukaan Damper (%)
+ 2.80
mm
+ 2.36
mm
+ 2.00
mm
+ 1.70
mm
+ 1.40
mm
+ 1.00
mm
+ 0.50
mm
pan

%
w
%
w
%
w
%
w
%
w
%
w
%
w
%
w

max 5

min
95

max 1

28-Jun16
Shift
pagi
60

+ 2.36 mm
+ 2.00 mm

30-Jun16
Shift
sore
75

15-Jul-16
Shift pagi
85

0,57

0,82

0,79

0,35

0,76

3,05

1,85

11,21

13,72

13,61

8,94

15,37

17,96

12,46

37,74

36,14

37,16

33,98

39,12

34,6

37,92

48,64

48,50

47,52

54,34

42,89

42,72

46,28

1,82

0,82

0,92

2,38

1,86

1,67

1,49

0,02

0,00

0,01

0,00

0,00

Waktu
Bukaan Damper (%)
+ 2.80 mm

Shift pagi
65

29-Jun16
Shift
sore
70

0,00

Tanggal

%
w
%
w
%
w

29-Jun-16

max 5
min 95

16-Jul16
Shift
pagi
90

18-Jul-16
Shift pagi

Shift sore
95

0,00

0,00

1,17
9,9

1,36
13,70

1,28
9,93

1,23
13,5

1,39
12,51

+ 1.70 mm
+ 1.40 mm
+ 1.00 mm
+ 0.50 mm
pan

%
w
%
w
%
w
%
w
%
w

max 1

30,65

33,89

29,04

34,29

34,22

55,21

49,25

56,08

49,36

50,06

3,04

1,79

3,54

1,62

1,82

0,03

0,01

0,13

0,00

0,00

0,00

0,00

Berdasarkan data diatas, disimpulkan bahwa penambahan laju alir udara ke prilling tower
tidak berpengaruh banyak terhadap ukuran prill AN. Penambahan laju alir udara ke
prilling tower hanya menambah 17% lebih besar persentase massa pada ukuran prill AN
2,0 mm jika dibandingkan pada sebelum dilakukan penambahan laju alir.
b) Memperbesar Diameter Prill Plate
Ukuran droplet merupakan faktor utama yang mempengaruhi ukuran prill. Droplet
AN yang diperbesar secara langsung akan memperbesar ukuran prill yang terbentuk.
Perbesaran ukuran droplet dapat dilakukan dengan cara memperbesar ukuran lubang
distributor plate prilling nozzle. Secara detail, diameter butiran yang dibentuk
pressure nozzle yang merupakan fungsi dari viskositas , densitas , dan
tegangan permukaan

cairan dirumuskan dengan persamaan (1) (Land, 2005).

d , 0i didukung fakta bahwa pada p ukuran prill AN . hagai pemanas adalah sebesar r 97,18 .t ini , disimpulkan
(1)
Ukuran lubang distributor plate prilling nozzle yang dimiliki MNK sekarang adalah
0,8 mm. Berdasarkan hasil pembahasan, untuk mendapatkan droplet ukuran 1,7-2,0
mm maka perlu dilakukan pembesaran ukuran lubang distributor plate prilling nozzle
menjadi 1,0 mm. Berikut tabel spesifikasi distributor plate prilling nozzle:
Tabel . Spesifikasi distributor plate prilling nozzle (1-Z-002A/B/C) MNK
Spesifikasi
Bahan plate
Tebal plate (mm)
Jumlah lubang (buah)
Diameter lubang (mm)

Lama
SUS-304
1,2
913
0,8

Baru
SUS-304
1,2
731
1,0

Pembesaran ukuran prill AN dari 1,0-1,4 menjadi 1,7-2,0 mm dilakukan dengan cara
merubah ukuran lubang distributor plate prilling nozzle. Pembesaran ukuran droplet
yang dihasilkan distributor plate ini akan menambah waktu solidifikasi yang
diperlukan untuk droplet ukuran 1,7-2,0 mm tersolidifikasi dengan baik. Akibat dari
adanya pembesaran diameter distributor prill pale prilling nozle ini adalah temperatur
bottom prill akan tinggi. Akibat temperatur bottom prill yang terlalu tinggi adalah
tendensi terjadinya caking akan meningkat. Hal yang dapat dilakukan untuk

mencegah kondisi tersebut terjadi adalah dengan cara menambah laju alir udara dan
mendinginkan udara pendingin prilling tower. Pada Tabel dibawah ditunjukkan
rekomendasi laju alir udara dan temperatur udara pendingin yang harus dicapai untuk
menyesuaikan perubahan ukuran droplet. Rekomendasi ini dapat ditinjau ulang dan
harus disesuaikan dengan kebutuhan MNK:
Tabel . Rekomendasi kondisi operasi udara pendingin pada prilling tower
Kondisi operasi
Laju udara (kg/jam)
Temperatur udara (oC)
-

Lama
12840,5
31

Rekomendasi
17976,7
22

Meningkatkan Ketahanan Produk AN Terhadap Thermal Cycling


Pada saat pengiriman, suhu yang diterima produk AN naik turun. Hal tersebut
mengakibatkan proses thermal cycling terjadi. Proses thermal cycling merupakan efek
dari turun naiknya suhu yang dialami AN prill melewati batas perubahan kristalnya
(32,3 C). Jika prill mengalami siklus suhu seumpama pada kondisi dingin 25 C
(dibawah 32,3 C) dan pada kondisi panas 35 C (diatas 32,3 C), maka prill ini
mengalami thermal cycle. Prill akan kembang kempis sehingga rapuh.
Untuk mengurangi terjadinya proses thermal cycling, maka injek alumunium sulfat
perlu dilakukan. Injek alumunium sulfat akan menggeser temperature oerubahan
kristal AN, sehingga lebih tahan terhadap perubahan naik-turunnya temperatur. Maka
dilakukan injek alumunium sulfat skala lab untuk mengetahui konsentrasi maksimum
alumunium sulfat dalam AN tersebut. Berikut skema diagramnya:

Gambar. Skema diagram Injek Alumunium Sulfat Skala Lab

Gambar. Head Tank dan Electric Heater Skala Lab


Untuk Percobaan Injek Alumunium Sulfat

Gambar. Prill Plate dan Prilling Tower (skala lab)

B. Improvement Kualitas Produk Asam Nitrat


Secara kualitas, NA-2 plant sudah sesuai dengan designnya, dimana konsentrasi NA yang
dihasilkan telah mencapai 57,5%-wt. Namun, kandungan nitrous dalam produk asam nitrat
masih menjadi masalah. Kandungan nitrous yang boleh terkandung pada produk asam
nitrat MNK-2 maksimal 300 ppm. Secara actual, kandungan nitrous sudah berada di
bawah batasan, namun apabila dibandingkan dengan produk MNK-1 yang kandungan
nitrous maksimalnya sebesar 50 ppm, maka produk MNK-2 sudah sangat jauh melebihi
batasan. Maka dari itu, produk asam nitrat MNK-2 berwarna kuning. Hal tersebut
disebabkan oleh kandungan nitrous yang tinggi. Untuk mengurangi kandungan nitrous
tersebut, dapat dilakukan bubbling menggunakan oksigen sebagaimana reaksi sbb
2HNO2 + O2
2HNO3 + Energi
Maka dari itu, dilakukan uji coba bubbling asam nitrat plant-2 skala lab. Dibawah ini
adalah hasil pengamatan dari percobaan bubbling asam nitrat dalam skala lab.
Unit

Data Awal

Percobaan 1

Percobaan 2

Percobaan 3

Temp
SG
HNO3
HNO2
Vol.Udara

26
1.317
52.3%
114.8 ppm
-

29
1.308
51.4%
3.08 ppm
14.5 l/menit

29
1.308
51.4
3.84 ppm
14.1 l/menit

28
1.313
52.1
3.83
14.2 l/menit

Gambar 1. Larutan Asam Nitrat sebelum bubbling

Gambar 2. Larutan Asam Nitrat setelah proses bubbling


Rencana aplikasi di lapangan, proses pengurangan kontent nitrous adalah dengan
menggunakan stripper. Stripper merupakan pemisah fase gas dari fase cairnya,
contohnya pemisahan nitrous dari asam nitrat, dengan bantuan udara.
Prinsip kerja Stripper yaitu asam nitrat di alirkan dari atas inlet sripper dikontakan
dengan udara secara counter-current.

Anda mungkin juga menyukai