Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nurul Qisthi

Kelas : ICP of Physics Education


Nim : 151441002

TUGAS UNIT 4
1. Resistor
Beban resistif dihasilkan oleh alat-alat listrik yang bersifat murni tahanan
(resistor) seperti pada elemen pemanas dan lampu pijar. Beban resistif ini
memiliki sifat yang "pasif", dimana ia tidak mampu memproduksi energi listrik,
dan justru menjadi konsumen energi listrik. Resistor bersifat menghalangi aliran
elektron yang melewatinya (dengan jalan menurunkan tegangan listrik yang
mengalir), sehingga mengakibatkan terkonversinya energi listrik menjadi panas.
Dengan sifat demikian, resistor tidak akan merubah sifat-sifat listrik AC yang
mengalirinya. Gelombang arus dan tegangan listrik yang melewati resistor akan
selalu bersamaan membentuk bukit dan lembah. Dengan kata lain, beban resistif
tidak akan menggeser posisi gelombang arus maupun tegangan listrik AC.

Gambar 1. Rangkaian resistif gelombang AC.


Nampak pada grafik di atas, karena gelombang tegangan dan arus listrik
berada pada fase yang sama maka nilai dari daya listrik akan selalu positif. Inilah
mengapa beban resistif murni akan selalu ditopang oleh 100% daya nyata.

Gambar 2. Grafik arus dan tegangan pada beban resistif


Pada rangkaian resesif murni arus dan tegangan sefase, artinya dalam waktu
yang sama besar sudut fasenya sama.

Gambar 3. Rangkaian resistif pada AC


Persamaan arus dan tegangan sesaatnya ialah:
V =V m sin t

I=I m sin t
dan hubungan arus antara Vm dan Im adalah:
V m=I m R
2. Induktor
Beban induktif (L) yaitu beban yang terdiri dari kumparat kawat yang
dililitkan pada suatu inti, seperti coil, transformator, dan solenoida. Beban ini
dapat mengakibatkan pergeseran fasa (phase shift) pada arus sehingga bersifat
lagging. Hal ini disebabkan oleh energi yang tersimpan berupa medan magnetis
akan mengakibatkan fasa arus bergeser menjadi tertinggal terhadap tegangan.

Gambar 4. Rangkaian induktif gelombang AC

Gambar 5. Grafik arus dan tegangan pada beban induktif


Pada rangkaian Induktif murni arus terlambat 90o dari tegangan atau tegangan
mendahului 90o dari arusnya.

Gambar 6. Rangkaian induktif pada AC


Jika persamaan arus sesaat:

I =I m sin t
maka persamaan tegangan sesaatnya:
V =V m sin( t+ 90 )
atau, jika persamaan tegangannya sesaat:
V =V m sin t
maka persamaan arus sesaatnya:
I =I m sin (t90 )
dan hubungan antara Vm dan Im:
V m=I m X L
X L= L
untuk menghitung besarnya reaktansi induktif (XL), dapat digunakan rumus:
X L=2 fL
3. Kapasitor
Beban kapasitif (C) yaitu beban yang memiliki kemampuan kapasitansi atau
kemampuan untuk menyimpan energi yang berasal dari pengisian elektrik
(electrical discharge) pada suatu sirkuit. Komponen ini dapat menyebabkan
arus leading terhadap tegangan. Beban jenis ini menyerap daya aktif dan
mengeluarkan daya reaktif.

Gambar 7. Rangkaian kapasitif gelombang AC.

Gambar 8. Grafik arus dan tegangan pada beban kapasitif.


Pada rangkaian Kapasitif murni arus mendahului 90o dari tegangan atau
tegangan terlambat 90o dari arusnya.

Gambar 9. Rangkaian induktif pada AC


Jika persamaan arus sesaat:
I =I m sin t
maka persamaan tegangan sesaatnya:
V =V m sin( t90 )
atau, jika persamaan tegangannya sesaat:
V =V m sin t
maka persamaan arus sesaatnya:
I =I m sin (t +90 )
dan hubungan antara Vm dan Im:
V m=I m X C
XC=

1
C

untuk menghitung besarnya reaktansi induktif (XL), dapat digunakan rumus:


1
XC =
2 fL

Anda mungkin juga menyukai