Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KEWARGANEGARAAN

PERILAKU KONSTITUSIONAL DAN


INKONSTITUSIONAL
PADA GUBERNUR, BUPATI DAN WALIKOTA
Tugas ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Di susun oleh :
Rahmat Adil P.
(P1337420215047)
Nurul Hidayatunnisa (P1337420215049)
Fitria Annisa Rizki (P1337420215052)
Muhammad Rifai
(P1337420215056)
Aprilia Citra Dewi (P1337420215058)
Indri Riadha S.D.
(P1337420215076)
Maruf Hidayat
(P1337420215074)
KELAS 2B

Prodi DIII Keperawatan Purwokerto


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2016
A. Perilaku Pejabat Negara yang Inkontitusional
1. Perkataan dan Perilaku Ahok Semakin Berbahaya
Jakarta, HanTer - Perilaku Gubernur DKI Jakarta terus mendapat
kecaman. Pasalnya, perilaku mantan Bupati Belitung Timur itu semakin

hari semakin berbahaya bagi rakyat dan bangsa. Dia juga kerap
menyakiti hati rakyat, menyakiti sesama pejabat publik, dugaan
melanggar konstitusi dan perundangan.
Rasa nasionalismenya patut dipertanyakan, serta kualitasnya sebagai
negarawan jauh di bawah standar.
Perilaku dan kebijakan Ahok semakin hari semakin berbahayak bisa
dibiarkan. Tak hanya itu, kualitas dia sebagai negarawan jauh di bawah
standar, kata pengamat politik Adhie Massardi dihubungi Harian Terbit,
Rabu (20/7/2016).
Menurut orang dekat Menko Kemaritiman Rizal Ramli ini, perkataan
Ahok juga kerap menyakiti hati rakyat, menyakiti sesama pejabat publik,
dan dugaan melanggar konstitusi dan perundangan. "Sebagai negarawan
memang kualitas dia di bawah standar. Tak heran kalau Pak Rizal Ramli
dia perlakukan seperti itu," kata Adhie Massardi, di Jakarta.
Reklamasi
Tak hanya soal reklamasi, kata Adhie, banyak kebijakan Ahok yang tak
peduli nasib rakyat kecil, dan lebih memihak kepada kepentingan orang
kaya serta para taipan. Akibat kebijakannya, Ahok telah membuat dan
membangun kembali sebuah barier antar masyarakat dan antar etnis yang
ada di Jakarta.
"Kalau soal reklamasi semua tahu itu proyek bukan untuk rakyat kecil,
tapi hanya untuk melayani kepentingan pengembang, orang kaya, dan
kaum taipan. Orang miskin di Jakarta tak boleh ada, harus disingkirkan.
Di ibukota hanya untuk orang-orang kaya, berduit. Ini jelas perilaku
pemimpin yang abdsurd. Tatanan sosial yang ada pun rusak serta tampak
semakin saling berhadapan serta memperbesar jurang kebencian," ujar
mantan juru bicara Presiden KH Abdurrahman Wahid

Sewenang-wenang
Sementara itu seorang penulis yang mengaku bernama Ale Aksa di media
sosial mengemukakan, sikap Ahok yang sewenang-wenang dan kasar itu,
sudah memperuncing keharmonisan antar etnis di Jakarta. Kalau dia
terus berperilaku seperti itu bukan tidak mungkin terjadi kerusuhan antar
etnis di ibukota, dan kemungkinan bisa merembet ke daerah. Ini harus
diwaspadai, kata Ale.
Menurutnya, memang kota Jakarta harus ditata, tapi itu bukan berarti
seenaknya melibas dan menggusur orang miskin. Sebagai pejabat negara
harus memiliki kecerdasan dan kesabaran untuk menertibkan kota, tak
bisa seenaknya main gusur.
Saya paling benci dengan sikap Ahok yang memaki rakyatnya. Ahok
tidak segan-segan menyebut seorang ibu yang mempertanyakan Kartu
Jakarta Pintar (KJP) dengan sebutan maling. Mana mungkin pejabat
yang nasionalis tega memaki-maki rakyatnya, di depan umum pula? ujar
Ale
Kebiasaan memaki rakyat, apalagi rakyat kecil inilah yang membuat
banyak kalangan berang. Silahkan orang memaki elit, bahkan pejabat.
Tapi jangan sekali-kali memaki rakyat. Menghadapai rakyat itu harus
sabar, ikhlas, ujar mahasiswa pasca sarjana ini.
Sumber:
http://megapolitan.harianterbit.com/megapol/2016/07/21/66084/18/18/Pe
rkataan-dan-Perilaku-Ahok-Semakin-Berbahaya
Analisa :
Menurut kami tentang perilaku gubernur Ahok yang tidak konstitusional
ini termasuk bentuk penyimpangan dari UU RI no.5 tahun 2014 pasal 5
tentang Aparatur Sipil Negara. Kami kurang setuju, karena seharusnya

gubernur sebagai salah satu pejabat negara sebaiknya melindungi hakhak rakyatnya, terutama rakyat miskin. Jika gubernur Ahok ingin
mereklamasi, sebaiknya rakyat yang berdomisili dan memiliki pekerjaan
di tempat tersebut harus di alokasikan ke tempat yang layak, misal rumah
susun sedangkan untuk pekerja di daerah tersebut dapat diberikan
lapangan pekerjaan yang layak atau di beri modal untuk berwirausaha.
Sedangkan untuk masalah kesewenang-wenangan oleh gubernur Ahok,
sebagai seorang gubernur tidak sepantasnya berkata kasar atau mencaci
maki rakyatnya. Karena sebagai gubernus seharusnya bersikap sabar dan
memiliki kecerdasan untuk menertibkan kota.
Pentingnya sikap konstitusional seorang gubernur yang harus bersikap
sabar dan memiliki kecerdasan dalam menyikapi segala masalah

yang

terjadi di masyarakat untuk melindungi hak hak rakyatnya karena sudah


menjadi kewajiban dan tanggung jawab seorang gubernur.

2. Bupati Subang Resmi Jadi Tersangka Korupsi BPJS, Ruang Kerja


Disegel Rumah Pribadi Dijaga Ketat
Newsth.com Bupati Subang setelah tertangkap tangan oleh pihak KPK
kini nampaknya telah ditetapkan sebagai tersangka. Penetapan sebagi
tersangka kapada Bupati Subang karena pihaknya telah melakukan
korupsi pada dana BPJS Kesehatan di Subang.Diketahui bahwa Bupati
Subang bernama Ojang Sohandi. Penetapan tersangka kapada Bupati
Subang tak hanya kasus korupsi saja. Melainkan Bupati Subang juga
telah diketahui melakukan suap terhadap salah seorang jaksa.
Selain Bupati Subang yang telah ditetapkan sebagai tersangka saat ini
pihak KPK telah menetapkan sekitar 2 orang selain Bupati Subang.
Kedua orang tersebut berinisial LM dan JAH. Dalam penetapan yang
dilakukan oleh kedua orang ini karena pihak KPK menduga meraka telah
berperan memberi suap.Menuurt penelusuran KPK bahwa JAH yang di

tangkap bersama Bupati Subang ini diketahui bekerja sebagai Negeri


Sipil. Dalam Operasi Tangkap Tangan yang dilakukan KPK meraka juga
menangkap jaksa yang telah menerima suap dari Bupati Subang.Dengan
begitu jumlah dalam penetapan tersangka yang dilakukan oleh pihak
KPK berjumlah 5 orang termasuk dengan Bupati Subang. Penetapan
Bupati Subang dan ke 4 rekannya ini dilakukan pada tanggal 12 April
2016 setelah selesai dilakukan pemeriksaan.Dalam hal ini pihak KPK
telah menyita barang bukti yang berupa uang senilai Rp 528 juta yang
diberikan kepada jaksa oleh Bupati Subang. Jaksa yang saat ini telah
ditangkap oleh KPK adalah jaksa penuntut umum dari kasus korupsi
BPJS yang dilakukan oleh Bupati Subang.
Agus Rahardjo selaku ketua KPK mengemukakan bahwa uang suap dari
LM sebesar Rp528 akan digunakan untuk jaksa penuntut umum yang
saat ini telah mengurusi kasusk YAH. Hal ini dilakukan untuki
meringankan tuntutan yang akan diberikan kepada YAH. Namun asal
uang yang akan diberikan kepada jaksa berasal dari Bupati Subang.Untuk
bisa mendapatkan uang tersebut diketahui bahwa Bupati Subang
melakukan tindakan tak terpuji yakni dengan cara melakukan korupsi.
Sehingga apa yang dilakukan oleh Bupati Subang berbuntut pada
penangkapan yang dilakukan oleh KPK.Setelah ditetapkan sebagai
tersangka kini ruang kerja dari Bupati Subang telah dilakukan
penyegelan. Tak hanya itu rumahnya pun juga dilakukan penjagaan
semakin ketat.
Tanggapan kami terhadap kasus Bupati Subang Ojang Suhandi sesuai
Poin penting UU Nomor 24 Tahun 2011 Tentang BPJS, berikut poin
penting yang harus kita ketahui yaitu dari poin 8-11 yang berbunyi
sebagai berikut :
8. Pemberi kerja wajib memungut iuran yang menjadi beban peserta
dari pekerjanya dan menyetorkannya kepada BPJS.

9.

Pemberi kerja wajib membayar dan menyetor iuran yang menjadi

tanggung jawabnya kepada BPJS.


10. Peserta yang bukan pekerja dan bukan penerima bantuan Iuran wajib
membayar dan menyetor Iuran yang menjadi tanggung jawabnya
kepada BPJS.
11. Pemerintah membayar dan menyetor Iuran untuk Penerima Bantuan
Iuran kepada BPJS.
Sumber : www.newsth.com
Analisa :
Jadi menurut kami perilaku Bupati tersebut sudah menyalahi Undangundang. Selama ini rakyat sudah melakukan kewajibannya menyetorkan
dana BPJS dan para pekerja juga sudah dipotong gajinya untuk menyetor
iuran BPJS. Jadi Bupati tersebut tidak berhak atas dana tersebut
seharusnya Bupati tersebut menyetorkan iuran tersebut kepada BPJS.
3. KPK Tahan Walikota Bekasi
JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam rangka pengembangan penyidikan,
KPK menahan Wali Kota Bekasi Mochtar Muhammad di Rutan Salemba,
Jakarta Pusat, Senin (13/12/2010) petang.
Mochtar diduga melakukan tiga tindak pidana korupsi sekaligus terhadap
APBD Kota Bekasi, yakni dugaan menyuap untuk mendapat Piala
Adipura dengan APBD 2010, penyuapan saat pengesahan APBD 2010,
dan penyalahgunaan APBD 2009 untuk proyek fiktif.
"Ditahan di Rutan Salemba. Dikenakan Pasal 2, Pasal 5, Pasal 11, Pasal
12 ayat 1 (UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi)," kata kuasa
hukum Mochtar, Sirra Prayuna, seusai mendampingi Mochtar di KPK.
Kekisruhan sempat terjadi saat Mochtar digiring penyidik KPK ke mobil
tahanan bernopol 2040 BQ sekitar pukul 17.30 WIB. Sebab, belasan
pendukung

Mochtar

berteriak-teriak

pemimpin kepala daerahnya itu.

memberi

dukungan

kepada

"Hidup Pak Mochtar! Hidup Pak Mochtar! KPK tidak adil!" teriak
pendukung Mochtar.
Meski begitu, Mochtar tak bisa banyak bicara. Mochtar yang mengenakan
kemeja batik merah dan peci hitam hanya menyalami para pendukungnya
tersebut.
Sirra menambahkan bahwa kliennya tidak diperiksa meski berada di
ruang pemeriksaan selama delapan jam.
Analisa:
Kasus yang menyeret walikota bekasi mochtar muhammad merupakan
pencorengan terhadap kota bekasi dan pemerintahannya

hal ini

menunjukan bagaimana lemahnya mental dan profesionalitas seorang


pejabat daerah . Seharusnya beliau sebagai

pemimpin suatu daerah

memberikan contoh perilaku yang baik dan ikut sertan dalam


pemberantasan korupsi bukan malah menjadi pelaku di dalamnya
tindakan yang inkonstitusional ini dapat memberi citra buruk bagi para
pejabat daerah dan para peyelenggara negara . Menrut UU No 28 tahun
1999 TENTANG PENYELENGGARA NEGARA YANG BERSIH
DAN BEBAS DARI KORUPSI, KOLUSI, DAN NEPOTISME
perbuatan mochtar muhammad yang merupakan penyelenggara negara
yang melawan dan menentang hukum merupakan tindakan pidanan dan
tindakan inkostitusional
B. Perilaku Pejabat yang Konstitusional
1. Gubernur Ajak Masyarakat Buat Gerakan Kontrol Perilaku Remaja
TIMESINDONESIA, SURABAYA Maraknya kejahatan seksual di
berbagai daerah membuat Gubernur Jatim, Soekarwo geram. Gubernur
bersama Dinas Pendidikan dan Dinas Sosial Jatim akan membuat gerakan
untuk mengontrol perilaku remaja terutama di sekolah-sekolah.

Kita akan membuat gerakan bersama pak Saiful Rahman (Kepala


Dispendik Jatim) dan Dinsos Jatim untuk mengontrol perilaku anak muda
di sekolah, ujar Soekarwo, di Surabaya, Senin (23/5/2016).
Soekarwo juga mengajak seluruh wartawan di Jatim untuk terlibat ke
dalam gerakan untuk mengetahui tingkah laku anak sekolah.
Kita (pemprov) hanya sebagai fasilitasi untuk kontrol, tingkah laku remaja
iyu seperti apa. Wartawan juga bagian dari masyarakat, katanya.
Ketua DPD Partai Demokrat Jatim itu menilai situasi saat ini sudah tidak
bisa dibiarkan karena sangat berbahaya. Pihaknya menilai moral
masyarakat sudah di titik nadir.
Kasus di Sidoarjo yang mengakibatkan korban hamil 8 bulan adalah salah
satu contoh kejadian kejahatan seksual yang sangat miris. Dimana korban
seksual yang juga anak autis diusir oleh masyarakat sekitar, karena
dianggap aib.Kita sudah ketemu Mensos. Lingkungannya tidak mau
menerimanya lagi dan memina pergi dari kampungnya. Sudah anaknya
idiot (korban seksual,red), disuruh pergi, ungkap Soekarwo.
Masyarakat terkesan streotip (pemikiran keliru) dimana wanita tidak
bebudaya. Maka, gubernur meminta kepada masyarakat agar tidak
menganggap wanita seperti budak.
Tidak semua seperti itu, perempuan dianggap seperti budak. Ada streotip
di masyarakat, wanita dianggap tidak berbudaya, paparnya.
Sumber

http://m.timesindonesia.co.id/read/125824/20160523/1725
40/gubernur-ajak-masyarakat-buat-gerakan-kontrolperilaku-remaja/
Di Publish Pada Tanggal : 23-05-2016 - 17:25
Analisa :
Menurut kami, hal yang dilakukan gubernur Jatim sudah
sangat baik untuk mendukung masyarakat ikut serta

melindungi hak anak dan perempuan yang sesuai UU no.2


tahun 2002. Dan tidak seharusnya korban disingkirkan dari
masyarakat, karna korban dilindungi juga oleh UndangUndang negara. Seharusnya, korban di beri motivasi atau
terapi agar tidak mengalami trauma psikis.

2. Bupati Dedi: Daerah Harus Miliki Peradilan Konstitusi


Pancasila
REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Memeringati Hari Kesaktian
Pancasila yang jatuh setiap 1 Juni, Pemkab Purwakarta, Jabar, mendorong
terciptanya peradilan konstitusi Pancasila. Peradilan konstitusi merupakan
elemen yang mampu menjabarkan mengenai Pancasila itu sendiri.
Mengingat, saat ini dasar negara itu sudah tak sakti lagi.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, mengatakan, setiap daerah harus
memiliki peradilan konstitusi Pancasila. Sebab, saat ini perilaku dan
tindakan bangsa ini sudah tak menjabarkan dari dasar negara itu.
"Saat ini, negara memberikan kebebasan. Tapi, kebebasannya justru
semakin kebablasan," ujar Dedi kepada ROL, Senin (1/6).
Akibat dari kebebasan ini, kata dia, Pancasila sebagai dasar negara tak lagi
memiliki landasan konstitusi dan operasional. Apa itu landasan
konstitusinya

yakni

Undang-Undang

(UU).

Sedangkan

landasan

operasionalnya, yaitu Keppres, Perpres, serta aturan turunannya sampai


Perda.
Sehingga, kata dia, Pancasila tak lagi memiliki penjabaran sampai tingkat
bawah. Dedi menyontohkan, penjabaran dari sila kedua, yakni
kemanusiaan yang adil dan beradab sudah tak ada lagi.

Realitas di lapangan, ada orang miskin sakit, tak punya biaya, dibiarkan
begitu saja oleh tetangganya. Seharusnya, bila ada tetangga yang seperti
itu harus terkena sanksi pidana. Tapi, pada kenyataannya tidak. Sehingga,
kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin semakin jauh.
Kemudian, sila ketiga yakni persatuan Indonesia. Penjabaran dari sila
ketiga ini, yaitu gotong royong. Namun, masyarakat saat ini sudah
melupakan gotong royong.
"Buktinya, untuk kerja bakti saja susahnya minta ampun," jelas Dedi.
Sumber :
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/15/06/01/np9v6dbupati-dedi-daerah-harus-miliki-peradilan-konstitusi-pancasila
Analisa :
pendapat dari kelompok kami yakni apa yang di ungkapkan oleh pejabat
Negara seperti bupati purwakarta sangat benar karna di era z ini banyak
masyarakat yang melanggar aturan atau tidak sesuai dengan landasan
negara karna kebebasan saat yang membuat pemikiran masyarak berubah
menjadi individualise sehingga kebebasan mempunyai arti yang berbeda
tidak sesuai dengan konstitusi Negara.
3. Demi Warga Miskin, Risma Selalu Bawa Beras di Mobil Dinas
VIVA.co.id Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini atau Risma ternyata
memiliki kebiasaan yang unik. Salah satu kebiasaannya itu adalah selalu
membawa beras di dalam mobil dinasnya.

Risma mengaku, ada alasan khusus yang membuat dia selalu menyediakan
beras di dalam mobil dinasnya itu. Menurutnya, beras itu disediakan untuk
dibagikan kepada warga yang kurang mampu.

Aku marah betul karena takut kalau ada wargaku yang nggak bisa makan,
lalu siapa yang akan manggul beras ke seluruh kota? Makanya, sekarang di
mobilku selalu ada beras, kata Risma di Surabaya, Minggu, 14 Agustus
2016.

Hal itu membuat Pemkot Surabaya membuat kebijakan untuk selalu


memberikan makanan kepada warga lanjut usia dan kaum difabel.
Bahkan, Risma juga meminta kepada seluruh lurah, dan camat agar selalu
melaporkan kepada dirinya apabila terdapat warganya yang lansia, mau
pun kaum difabel.

Alasan itu pula yang membuatnya lebih memilih bertahan di Surabaya.


Sebab, Risma mengaku ingin menjangkau, dan bermanfaat bagi seluruh
warganya.

Kalau misalnya saja aku jadi Gubernur Jawa Timur yang wilayahnya
sampai di pucuk gunung di Pacitan sana, dan aku gak bisa menyentuh
wargaku di sana. Lalu buat apa?

Analisa :
Melihat berita yang dilansir oleh viva.co.id bahwasanya seorang tri risma
mempunyai kebiasaan setiap harinya selalu membawa beras di mobil
dinasnya. Saya melihat dari perspektif sosial dan ekonomi kebijakan atau
kebiasaan walikota surabaya tri risama merupakan kebijakaan yang pro
rakyat yang seharusnya juga ditiru oleh semua pejabat diindonesia. Dan

dari kebijakkan yang di buat oleh tri risma mencerminkan tindakan tri
risma merupakan tindakaan pejabat daerah yang konstitusional hal ini
berdasarkan UUD 1945 pasal 34 ayat 1 yang berbunyi Fakir misikin
dan anak terlantar di plihara oleh negara.

Anda mungkin juga menyukai