1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Di susun oleh :
Rahmat Adil P.
(P1337420215047)
Nurul Hidayatunnisa (P1337420215049)
Fitria Annisa Rizki (P1337420215052)
Muhammad Rifai
(P1337420215056)
Aprilia Citra Dewi (P1337420215058)
Indri Riadha S.D.
(P1337420215076)
Maruf Hidayat
(P1337420215074)
KELAS 2B
hari semakin berbahaya bagi rakyat dan bangsa. Dia juga kerap
menyakiti hati rakyat, menyakiti sesama pejabat publik, dugaan
melanggar konstitusi dan perundangan.
Rasa nasionalismenya patut dipertanyakan, serta kualitasnya sebagai
negarawan jauh di bawah standar.
Perilaku dan kebijakan Ahok semakin hari semakin berbahayak bisa
dibiarkan. Tak hanya itu, kualitas dia sebagai negarawan jauh di bawah
standar, kata pengamat politik Adhie Massardi dihubungi Harian Terbit,
Rabu (20/7/2016).
Menurut orang dekat Menko Kemaritiman Rizal Ramli ini, perkataan
Ahok juga kerap menyakiti hati rakyat, menyakiti sesama pejabat publik,
dan dugaan melanggar konstitusi dan perundangan. "Sebagai negarawan
memang kualitas dia di bawah standar. Tak heran kalau Pak Rizal Ramli
dia perlakukan seperti itu," kata Adhie Massardi, di Jakarta.
Reklamasi
Tak hanya soal reklamasi, kata Adhie, banyak kebijakan Ahok yang tak
peduli nasib rakyat kecil, dan lebih memihak kepada kepentingan orang
kaya serta para taipan. Akibat kebijakannya, Ahok telah membuat dan
membangun kembali sebuah barier antar masyarakat dan antar etnis yang
ada di Jakarta.
"Kalau soal reklamasi semua tahu itu proyek bukan untuk rakyat kecil,
tapi hanya untuk melayani kepentingan pengembang, orang kaya, dan
kaum taipan. Orang miskin di Jakarta tak boleh ada, harus disingkirkan.
Di ibukota hanya untuk orang-orang kaya, berduit. Ini jelas perilaku
pemimpin yang abdsurd. Tatanan sosial yang ada pun rusak serta tampak
semakin saling berhadapan serta memperbesar jurang kebencian," ujar
mantan juru bicara Presiden KH Abdurrahman Wahid
Sewenang-wenang
Sementara itu seorang penulis yang mengaku bernama Ale Aksa di media
sosial mengemukakan, sikap Ahok yang sewenang-wenang dan kasar itu,
sudah memperuncing keharmonisan antar etnis di Jakarta. Kalau dia
terus berperilaku seperti itu bukan tidak mungkin terjadi kerusuhan antar
etnis di ibukota, dan kemungkinan bisa merembet ke daerah. Ini harus
diwaspadai, kata Ale.
Menurutnya, memang kota Jakarta harus ditata, tapi itu bukan berarti
seenaknya melibas dan menggusur orang miskin. Sebagai pejabat negara
harus memiliki kecerdasan dan kesabaran untuk menertibkan kota, tak
bisa seenaknya main gusur.
Saya paling benci dengan sikap Ahok yang memaki rakyatnya. Ahok
tidak segan-segan menyebut seorang ibu yang mempertanyakan Kartu
Jakarta Pintar (KJP) dengan sebutan maling. Mana mungkin pejabat
yang nasionalis tega memaki-maki rakyatnya, di depan umum pula? ujar
Ale
Kebiasaan memaki rakyat, apalagi rakyat kecil inilah yang membuat
banyak kalangan berang. Silahkan orang memaki elit, bahkan pejabat.
Tapi jangan sekali-kali memaki rakyat. Menghadapai rakyat itu harus
sabar, ikhlas, ujar mahasiswa pasca sarjana ini.
Sumber:
http://megapolitan.harianterbit.com/megapol/2016/07/21/66084/18/18/Pe
rkataan-dan-Perilaku-Ahok-Semakin-Berbahaya
Analisa :
Menurut kami tentang perilaku gubernur Ahok yang tidak konstitusional
ini termasuk bentuk penyimpangan dari UU RI no.5 tahun 2014 pasal 5
tentang Aparatur Sipil Negara. Kami kurang setuju, karena seharusnya
gubernur sebagai salah satu pejabat negara sebaiknya melindungi hakhak rakyatnya, terutama rakyat miskin. Jika gubernur Ahok ingin
mereklamasi, sebaiknya rakyat yang berdomisili dan memiliki pekerjaan
di tempat tersebut harus di alokasikan ke tempat yang layak, misal rumah
susun sedangkan untuk pekerja di daerah tersebut dapat diberikan
lapangan pekerjaan yang layak atau di beri modal untuk berwirausaha.
Sedangkan untuk masalah kesewenang-wenangan oleh gubernur Ahok,
sebagai seorang gubernur tidak sepantasnya berkata kasar atau mencaci
maki rakyatnya. Karena sebagai gubernus seharusnya bersikap sabar dan
memiliki kecerdasan untuk menertibkan kota.
Pentingnya sikap konstitusional seorang gubernur yang harus bersikap
sabar dan memiliki kecerdasan dalam menyikapi segala masalah
yang
9.
Mochtar
berteriak-teriak
memberi
dukungan
kepada
"Hidup Pak Mochtar! Hidup Pak Mochtar! KPK tidak adil!" teriak
pendukung Mochtar.
Meski begitu, Mochtar tak bisa banyak bicara. Mochtar yang mengenakan
kemeja batik merah dan peci hitam hanya menyalami para pendukungnya
tersebut.
Sirra menambahkan bahwa kliennya tidak diperiksa meski berada di
ruang pemeriksaan selama delapan jam.
Analisa:
Kasus yang menyeret walikota bekasi mochtar muhammad merupakan
pencorengan terhadap kota bekasi dan pemerintahannya
hal ini
http://m.timesindonesia.co.id/read/125824/20160523/1725
40/gubernur-ajak-masyarakat-buat-gerakan-kontrolperilaku-remaja/
Di Publish Pada Tanggal : 23-05-2016 - 17:25
Analisa :
Menurut kami, hal yang dilakukan gubernur Jatim sudah
sangat baik untuk mendukung masyarakat ikut serta
yakni
Undang-Undang
(UU).
Sedangkan
landasan
Realitas di lapangan, ada orang miskin sakit, tak punya biaya, dibiarkan
begitu saja oleh tetangganya. Seharusnya, bila ada tetangga yang seperti
itu harus terkena sanksi pidana. Tapi, pada kenyataannya tidak. Sehingga,
kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin semakin jauh.
Kemudian, sila ketiga yakni persatuan Indonesia. Penjabaran dari sila
ketiga ini, yaitu gotong royong. Namun, masyarakat saat ini sudah
melupakan gotong royong.
"Buktinya, untuk kerja bakti saja susahnya minta ampun," jelas Dedi.
Sumber :
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/15/06/01/np9v6dbupati-dedi-daerah-harus-miliki-peradilan-konstitusi-pancasila
Analisa :
pendapat dari kelompok kami yakni apa yang di ungkapkan oleh pejabat
Negara seperti bupati purwakarta sangat benar karna di era z ini banyak
masyarakat yang melanggar aturan atau tidak sesuai dengan landasan
negara karna kebebasan saat yang membuat pemikiran masyarak berubah
menjadi individualise sehingga kebebasan mempunyai arti yang berbeda
tidak sesuai dengan konstitusi Negara.
3. Demi Warga Miskin, Risma Selalu Bawa Beras di Mobil Dinas
VIVA.co.id Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini atau Risma ternyata
memiliki kebiasaan yang unik. Salah satu kebiasaannya itu adalah selalu
membawa beras di dalam mobil dinasnya.
Risma mengaku, ada alasan khusus yang membuat dia selalu menyediakan
beras di dalam mobil dinasnya itu. Menurutnya, beras itu disediakan untuk
dibagikan kepada warga yang kurang mampu.
Aku marah betul karena takut kalau ada wargaku yang nggak bisa makan,
lalu siapa yang akan manggul beras ke seluruh kota? Makanya, sekarang di
mobilku selalu ada beras, kata Risma di Surabaya, Minggu, 14 Agustus
2016.
Kalau misalnya saja aku jadi Gubernur Jawa Timur yang wilayahnya
sampai di pucuk gunung di Pacitan sana, dan aku gak bisa menyentuh
wargaku di sana. Lalu buat apa?
Analisa :
Melihat berita yang dilansir oleh viva.co.id bahwasanya seorang tri risma
mempunyai kebiasaan setiap harinya selalu membawa beras di mobil
dinasnya. Saya melihat dari perspektif sosial dan ekonomi kebijakan atau
kebiasaan walikota surabaya tri risama merupakan kebijakaan yang pro
rakyat yang seharusnya juga ditiru oleh semua pejabat diindonesia. Dan
dari kebijakkan yang di buat oleh tri risma mencerminkan tindakan tri
risma merupakan tindakaan pejabat daerah yang konstitusional hal ini
berdasarkan UUD 1945 pasal 34 ayat 1 yang berbunyi Fakir misikin
dan anak terlantar di plihara oleh negara.