Anda di halaman 1dari 28

POLIOMIELITIS

Kelompok :
Fitria Anisa Rizki
(P1337420215052)
Muhammad Rifai (P1337420215056)
Aprilia Citra Dewi (P1337420215058)
Indri Riadha S.D
(P1337420215076)
Maruf Hidayat (P1337420215074)
Kelas : 2B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG


PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO
2016

PEMBAHASAN

DEFINISI
Poliomielitis merupakan penyakit virus

dengan penularan cepat dan mengenai sel


anterior masa kelabu medulla spinalis dan inti
motorik batang otak dan akibat kerusakkan
tersebut terjadi kelumpuhan dan atrofi otot

KLASIFIKASI
Poliomielitis
Poliomielitis
Poliomielitis
Poliomielitis

asimtomatis
abortif
non paralitik
paralitik

Bentuk Gejala
Bentuk spinal; dapat mengenai otot leher,

toraks abdomen, diafragma, dan


ekstremitasan.
Bentuk bulbar; dapat mengenai satu atau
lebih saraf cranial, gangguan pusat
pernafasan, termoregulator, dan sirkulasi.
Bentuk bulbospinal yang merupakan gejala
campuran antara bentukspinal dan bentuk
bulbur.dan gejalanya berupa : kadang
ensepalitik, di sertai dengan delirium,
kesadaran menurun, tremor dan kejang.

ETIOLOGI
Penyebab polio adalah virus polio.
Virus polio adalah virus kecil dengan diameter 20-

32 nm, berbentuk spheris dengan struktur


utamanya RNA yang terdiri dari 7.433 nukleotida,
tahan pada pH 3-10, sehingga dapat tahan
terhadap asam lambung dan empedu.
Virus tidak akan rusak dalam beberapa hari pada
temperatur 20 80 C, tahan terhadap gliserol, eter,
fenol 1% dan bermacam-macam detergen, tetapi
mati pada suhu 500 550 C selama 30 menit, bahan
oksidator, formalin, klorin dan sinar ultraviolet.

Secara serologi virus polio dibagi menjadi


3 tipe,
yaitu:
Tipe I Brunhilde
Tipe II Lansing dan
Tipe III Leoninya
Tipe I yang paling sering menimbulkan
epidemi yang
luas dan ganas, tipe II kadang-kadang
menyebabkan
wajah yang sporadic sedang tipe III

Penularan virus terjadi melalui :


Secara langsung dari orang ke orang
Melalui tinja penderita
Melalui percikan ludah penderita
Virus masuk melalui mulut dan hidung,
berkembang
biak didalam tenggorokan dan saluran
pencernaan, lalu
diserap dan disebarkan melalui system
pembuluh darah

Resiko terjadinya Poliomelitis:


Belum mendapatkan imunisasi
Berpergian kedaerah yang masih sering
ditemukan polio
Usia sangat muda dan usia lanjut
Stres atay kelehahan fisik yang luar biasa
(karena stress emosi dan fisik dapat
melemahkan system kekebalan tubuh).

PATOFISIOLOGI
Virus polio dapat memasuki aliran darah dan dan

mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan


melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis).
Virus hanya menyerang sel-sel dan daerah susunanan
syaraf tertentu.
Daerah yang biasanya terkena poliomyelitis ialah:
medula spinalis terutama kornu anterior, batang otak
pada nucleus vestibularis dan inti-inti saraf cranial
serta formasio retikularis yang mengandung pusat
vital, sereblum terutama inti-inti vermis, otak tengah
midbrain terutama masa kelabu substansi nigra dan
kadang-kadang nucleus rubra.

PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda vital di nilai pada infeksi virus polio. Gejala dapat
bervariasi dari infeksi yang tidak jelas sampai paralisis.
Pemeriksaan neurologis
Kelemahan otot
Otot-otot tubuh terserang paling akhir.
Sensorik biasanya normal.
Reflek tendon dalam biasanya mulai terlihat 3-5 minggu setelah
paralisis, dan menjadi lengkap dalam waktu 12-15 minggu serta
bersifat permanen.
Gangguan fungsi otonom sesaat, biasanya ditandai denganretensi urin.
Tanda-tanda rangsang mingineal:

Gangguan saraf kranial (poliomielitis bulbar). Dapat mengenai saraf


kranial IX dan X atau III. Bila mengenai retikularis di batang otak maka
terdapat ganguan bernafas, menelan, dan sestem kardiovaskuler.

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan darah.
Cairan serebrospinalis.
Isolasi virus polio
Dapat diperoleh dari asupan tenggorak satu

minggu sebelum dan sesudah paralisis


Dari tinja pada minggu 2-6 minggu bahkan
sampai 12 minggu setelah gejala klinis

Pemeriksaan imunoglobulin.

PENATALAKSANAAN
Tidak ada pengobatan yang spesifik.

Diberikan obat simtomatis dan suportif.


Istirahat total jangan dilakukan terlalu lama,
apabila keadaan berat sudah reda. Istirahat
sangat penting di fase akut, karena terdapat
hubungan antara banyaknya keaktifan tubuh
dengan berat nya penyakit.

PENCEGAHAN
Jangan masuk ke daerah wabah.
Di daerah wabah sebaiknya dihindari faktor

faktor predisposisi seperti tonsilektomi, suntik,


dan lain lain.
Mengurangi aktifitas jasmani yang berlebihan.
Imunisasi aktif

IMUNISASI AKTIF
Terdapat 2 macam Vaksin yang digunakan
dalam
mencegah penyakit poliomyelitis:
Inactivated Virus Vaccine (Salk)
Diberikan secara suntikan

Live Attenuated Virus Vaccine (Sabin)


Diberikan secara oral

KOMPLIKASI
Hiperkalsuria
Melena
Pelebaran lambung akut
Hipertensi ringan
Pneumonia
Ulkus dekubitus dan emboli paru
Psikosis

ASUHAN
KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
Riwayat kesehatan
Riwayat pengobatan penyakit-penyakit dan
riwayat imunitas.
Pemeriksaan fisik :
Nyeri kepala
Paralisis
Refleks tendon berkurang
Kaku kuduk
Brudzinky

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Perubahan nutrisi dari kebutuhan tubuh b/d

anoreksia, mual dan muntah


Hipertermi b/d proses infeksi
Resiko ketidakefektifan pola nafas dan
ketidakefektifan jalan nafas b/d paralysis otot
Nyeri b/d proses infeksi yang menyerang
syaraf
Gangguan mobilitas fisik b/d paralysis
Kecemasan pada anak dan keluarga b/d
kondisi penyakit.

INTERVENSI
Perubahan nutrisi dari kebutuhan tubuh b/d

anoreksia, mual dan muntah.


Kaji pola makan anak.
Berikan makanan secara adekuat.
Berikan nutrisi kalori, protein, vitamin dan

mineral.
Timbang berat badan.
Berikan makanan kesukaan anak.
Berikan makanan tapi sering.

Hipertermi b/d proses infeksi.


Pantau suhu tubuh.
Jangan pernah menggunakan usapan alcohol saat
mandi/kompres.
Hindari mengigil.
Kompres mandi hangat durasi 20-30 menit
Resiko ketidakefektifan pola nafas dan ketidakefektifan

jalan nafas b/d paralysis otot.


Evaluasi frekuensi pernafasan dan kedalaman.
Auskultasi bunyi nafas.
Tinggikan kepala tempat tidur, letakkan pada posisi duduk

tinggi atau semi fowler.


Berikan tambahan oksigen.

Nyeri b/d proses infeksi yang menyerang

syaraf.
Lakukan strategi non farmakologis untuk

membantu anak mengatasi nyeri.


Libatkan orang tua dalam memilih strategi.
Ajarkan anak untuk menggunakan strategi non
farmakologis khusus sebelum nyeri.
Minta orang tua membantu anak dengan
menggunakan srtategi selama nyeri.
Berikan analgesic sesuai indikasi.

Gangguan mobilitas fisik b/d paralysis.


Tentukan aktivitas atau keadaan fisik anak.
Catat dan terima keadaan kelemahan
(kelelahan yang ada).
Indetifikasi factor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan untuk aktif seperti pemasukan
makanan yang tidak adekuat.
Evaluasi kemampuan untuk melakukan
mobilisasi secara aman.

Kecemasan pada anak dan keluarga b/d kondisi

penyakit.
Kaji tingkat realita bahaya bagi anak dan keluarga

tingkat ansietas (mis.renda, sedang, parah).


Nyatakan retalita dan situasi seperti apa yang dilihat
keluarga tanpa menayakan apa yang dipercaya.
Sediakan informasi yang akurat sesuai kebutuhan
jika diminta oleh keluarga.
Hindari harapan harapan kosong mis ; pertanyaan
seperti semua akan berjalan lancar.

IMPLEMENTASI
Memantau pola makan anak untuk mengetahui intake

dan output anak.


Memberikan makanan secara adekuat Untuk mencakupi
masukan sehingga output dan intake seimbang.
Berikan nutrisi kalori, protein, vitamin dan mineral.
Menimbang berat badan mengetahui perkembangan
anak.
Memberikan makanan kesukaan anak menambah
masukan dan merangsang anak untuk makan lebih
banyak.
Memberikan makanan tapi sering mempermudah
proses pencernaan.

EVALUASI
Masalah dikatakan teratasi apabila kebutuhan

nutrisi dari kebutuhan dapat terpenuhi


dengan baik atau terkontrol.

THANK YOU . . .

Anda mungkin juga menyukai